Vous êtes sur la page 1sur 1

BAMBU GILA

(BARA MASUWEN)
Pertunjukan Rakyat Khas Maluku Utara
Bara Masuwen, begitulah nama bambu gila. Juga nama pertunjukkan rakyat, khas Maluku Utara,
yang merupakan bentuk pertunjukan tertua rakyat yang bersifat ritual. Mencerminkan sifat kegotong
royongan dan ciri keseharian rakyat di Maluku Utara.
Awal sejarahnya berasal dari hutan bambu terletak di kaki Gunung Berapi Gamalama, Ternate,
Maluku Utara. Sejumlah pemuda semula mencari bambu di kawasan ini untuk mengadakan
permainan bambu gila.
Sengatan matahari dan tajamnya sisi batu yang menghitam, bukan penghalang langkah mereka.
Tetap bersemangat mencari sebatang bambu, yang bisa memberi hiburan bagi rakyat sekampung.
Sesampai di rumpun bambu, mereka tak lupa meminta izin dari sang pemilik, agar merelakan
sebatang bambunya.
Setelah dipilih, bambu pun ditebas. Dibersihkan dan diperiksa kelayakannya untuk menjadi bahan
pertunjukan bambu gila. Penghitungan ruas harus dilakukan dengan cermat.
Dalam pertunjukan bambu gila (bara masuwen) ini biasanya dipimpin oleh seorang pawang.
Dulunya kepiawaian seorang pawang dalam pertunjukan Bara Masuwen, digunakan untuk
menghadapi musuh dalam peperangan.
Para penguasa Kesultanan Ternate sebelumnya juga sering memanfaatkan pawang Bara Masuwen
untuk membawa perahu yang sudah dibuat di gunung, ke pinggir pantai. Zaman sekarang, selain
untuk pertunjukan, ilmu Bara Masuwen ini sering digunakan untuk membantu memindahkan kapal
yang kandas.
Sebelum permainan dimulai, doa pun dipanjatkan, memohon izin dari Sang Pencipta. Aroma
kemenyan atau pun dupa dibawa asap pada ujung suluh, mulai membuat bambu bergoncang. Tak
pelak lagi, para pemegang bambu gila ini, mulai mengerahkan tenaganya mempertahankan posisi,
agar tak mudah dikalahkan tujuh ruas bambu. Disaat bambu bergoncang, biasanya diselingi dengan
teriakan Bara masuwen, dadi gou gou berulang-ulang oleh si pawang.
Bara Masuwen adalah bagian pertunjukan hiburan ala kampung yang masih mendapat perhatian
di Ternate. Sebuah keahlian dari dunia ghaib, yang dijadikan hiburan bagi masyarakat negeri pulau
ini.
Kekuatan tarian bambu gila ini bukan main. Kalau tidak dijaga oleh beberapa pembantu pawang
para pembawa bambu gila ini bisa dibuat puyeng. Selama hampir tiga puluh menit, enam pembawa
bambu gila ini diajak mengitari lapangan. Ayunan yang mengikuti irama tifa dan gong, awalnya pelan.
Tetapi kemudian menjadi kian keras sehingga membuat mereka yang memegangnya kewalahan
mempertahankan posisi pegangannya.
Di akhir pertunjukan bambu yang tadinya dibawa seorang saja kuat, ketika dilepaskan bagai besi
berton-ton beratnya, sehingga sang pawang tak kuasa membawanya, sehingga terlihat sempoyongan
untuk menahan bambu yang telah diletakkan di tanah. Dan uniknya meski sudah selesai daya ghaib
dari bambu itu tidak mau lepas kalau tidak diberi makan api. Oleh karena itu dibuatlah api dari kertas
yang dibakar. Dan sang pawang pun melahap api dengan telapak tangannya tanpa dilambari
pengaman. Dan sirnalah isi bambu itu dan kemudian sang pawang lemas kelelahan.

Vous aimerez peut-être aussi