Vous êtes sur la page 1sur 10

A.

Latar Belakang

Salah satu cara untuk mengamati perilaku Islam di dunia adalah dengan
bercermin pada Islam di Indonesia. Dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di
dunia, Islam di Indonesia telah memperlihatkan suatu ciri khas tertentu, yang
mungkin berbeda dari tempat asal Islam itu sendiri, Mekkah. Sebagai agama
rahmatan lil alamin, Islam telah membuktikan kebenarannya. Kebenaran Islam telah
terbukti di berbagai belahan dunia. Setidaknya itulah hasil perjuangan Rasulullah
SAW yang menyebarkan Islam mati-matian sampai-sampai harus menghadapi
berbagai cobaan yang datang silih berganti. Ketika beliau masih hidup, setidaknya,
beliau telah melihat orang secara berbondong-bondong masuk Islam pada masa Fathu
Mekah. Jauh setelah itu, Islam kini berada di setiap jengkal negeri di seluruh dunia.
Di Indonesia Islam merupakan agama resmi dan menjadi mayoritas. Oleh karena itu,
umat Islam perlu bangga akan tingginya umat Islam di indonesia. Mengapa Islam di
Indonesia dapat menjadi besar dan terhormat? Itu tidak terlepas dari usaha para
pendahulu kita yang dengan tekun dan gigih menyebarkan dan mempertahankan
Islam di Indonesia. Mereka tidak hanya menyebarluaskan pesan Islam, tetapi juga
mempertahankan agar pesan ini tidak punah. Pada makalah ini, kita akan mempelajari
tentang Islam di Indonesia.

B. Pembahasan
a. Sejarah Sosialisme

Pada permulaan abad 19 keadaan kaum buruh di Eropa Barat


sangatmenyedihkan. Kemajuan industri secara pesat telah menimbulkan
keadaansosial yang sangat merugikan kaum buruh, seperti upah yang rendah,
jamkerja yang panjang, tenaga wanita dan anak-anak yang disalah gunakansebagai
tenaga murah, keadaan pabrik yang membahayakan dan mengganggu kesehatan.
Sosialisme sebagai kekuatan besar baru lahir dalam revolusi industriyang
muncul dalam gerakan protes. Sebagai filsafat politik, ia timbul dengan melepaskan
diri dari sistem ekonomi kapitalisme yang mendukung kredo liberalisme. Kapitalisme
abad 19 adalah ekploitasi kasar dan persaingan tanpa batas. Ketidakpuasan dan
pergolakan sosial yang ditimbulkan tercermin dalam mazhab sosialisme utopis dan
Marxism. Awal kemunculan sosialisme abad ke 19 dinamakan sosialisme utopis
yaitu sosialisme yang didasarkan pandangan kemanusiaan (humanitarianisme) dan
meyakini kesempurnaan watak manusia. Penganut faham ini bercita-cita menciptakan
masyarakat sosialis dengan jalan damai tanpa kekerasan atau revolusi.1
1 Azhar, M. 1997. Filsafat Politik (Perbedaan antara Barat dengan Islam). Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada. Hal 56
1

Kapitalisme berkembang pesat setelah terjadinya revolusi industripada abad


18 di mana dengan revolusi industri produksi barang dilakukan dengan mudah dan
murah. Akibatnya terjadi akumulasi modal pada pihak tertentu sehingga
memungkinkan pengembangan industri lebih lanjut. Perkembangan kapitalisme
menciptakan polarisasi masyarakat yaknigolongan majikan dan buruh, atau golongan
borjuis dan proletar. Keadaan ini menggugah hati setiap orang seperti Robert Owen
di Inggris (1771-1858), Saint Simon (1760-1825), Fourier (1772-1837) di Perancis
untuk memperbaikinya. Mereka terdorong oleh rasa kemanusiaan, akan tetapi tanpa
disertai tindakan dan konsepsi yang nyata mengenai tujuan dan strategi dalam
memperbaiki sehingga teori-teori mereka dikenal dengan angan-angan belaka. Karena
itu mereka disebut sosialisme utopi
Karl Marx banyak mengecam keadaan ekonomi dan sosial disekelilingnya, ia
berpendapat bahwa masyarakat tidak dapat diperbaikisecara tambal sulam tetapi
dengan cara yang radikal melalui pendobrakansendi-sendinya. Untuk itu ia
menyusun teori sosial yang didasari hukum-hukum ilmiah yang dapat dilaksanakan.
Untuk membedakan ajarannyadengan Sosialisme Utopis, maka ajaranya dinamakan
sosialisme ilmiah(Scientific Socialisme). Sosialisme Ilmiah (Socialism Scientific)
merupakanpemikiran yang melawanan segala bentuk utopia idealistik atau
bentukperlawanan terhadap idealisme positif.
Pemahaman Marx terhadap ketimpangan sosial berubah setelah
iamenyaksikan revolusi Inggris dan Perancis yang menghantarkannya
padakesimpulan bahwa perubahan mesti dilakukan dengan cara kekerasan(revolusi).
Sehingga ada pembagian Marx muda (Marx before was a marxist) periode dimana ia
masih berumur 20 tahun sampai pergi ke Jerman (1841-1846) Marx masih dikenal
sebagai seorang filosuf yang terpengaruh Hegel yang mengandalkan akal dan budi
dalam membangun kesadaran manusia. Idealisme Hegel mempengaruhi Marx hingga
ia sadar bahwa ide tersebut tidak hanya membangun kesadaran tetapi untuk merubah
keadaan. Marx sejak 1848 tidak hanya berfilsafat saja tetapi mengkritisi Hegel.2
Marx tua bersifat praktis mengatakan bahwa kesadaran yang merubah realitas.
Arah perhatian Marx adalah penindasan, ekploitasi dan borjuis. Pemikiran Marx
muncul sebagai akibat krisis sosial yang disebabkan revolusi industri Marx melihat
kemelaratan dan keserakahan di masyarakat. Ia melihat nasib pekerja yang nestapa
kontras dengan gaya hidup pemilik modal yang mewah. Dalam menyusun
perkembangan masyarakat ia tertarik padapendapat George Hegel (1770-1831) filsuf
Jerman mengenai dialektik.Dialiektika adalah seni berdebat menurut aturan tertentu,
Marx membalikdialektika Hegel dari yang bersifat subjektif menjadi objektif
Filsafat Hegel dimanfaatkan Marx tidak untuk menjadi filosuf tetapi
merubah masyarakat
secara
radikal.
Katanya:
semua
filsafat
hanya
menganalisa masyarakat, tetapi masalahnya adalah merubahnya.
2 Zainuddin, M. 2001. Agama Rakyat Agama Penguasa (Konstruksi Tentang Realitas
Agama dan Demokrasi). Yogyakarta: Galang Press. Hal 51
2

Hegel adalah seorang guru besar pada universitas Berlin sebagaitokoh mazhab
idealisme. Ia berusaha menangkap kebenaran (truth), iaberpendapat apa yang
dianggap oleh manusia sebagai kebenaran itu hanyasebagian saja dari kebenaran.
Kebenaran hanya dapat ditangkap manusiadengan akal pikiran dialektik (proses dari
tesis, antitesis sampai sintensis,kemudian ia mulai lagi dari permulaan dan begitu
seterusnya) sampaikebenaran yang sempurna tertangkap. Kebenaran yang
menyeluruhdinamakan ide mutlak (Absolute Idea) bila tertangkap maka
berakhirdialektis.
Dialektik berkembang terus menerus berubah, gagasan satu sama lain
mempuyai hubungan. Marx tertarik dengan gagasan Hegel yang mengandung
kemajuan melalui konflik dan pertentangan. Inilah yang diperlukan untuk menyusun
teorinya mengenai perkembangan masyarakat melalui revolusi. Untuk melandasi teori
sosial ia merumuskan materealisme dialektis (dealectical materialism) kemudian
konsep tersebut digunakan untuk menganalisa sejarah perkembangan masyarakat
yang dinamakanyamaterialisme historis (historical materialism). Atas dasar terakhir
sampaipada kesimpulan dunia kapitalis ilmiah akan mengalami revolusi
(revolusiproletar) yang menghancurkan sendi-sendi masyarakat dan meratakan
jalanbagi terbentuknya masyarakat komunis.
Sejarah pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat sebagai proses evolusi
sosial (one way evolution) yang menceritakan harta kepemilikan menuju sosialisme.
Ada empat tahap kemasyarakatan yang dikonsepsikan Marx Pertama, tahap
kebudayaan primitif (primitive culture) yaitu ketika kebudayaan manusia dimulai dari
berburu dan bercocok tanam sebatas memenuhi kebutuhan keluarga. Kedua, tahap
feodalisme fase ini adalah kelanjutan dari budaya primitif pada tahap ini sumber daya
alam mulai terbatas dan populasi meningkat. Ketiga, tahap kapitalisme
sebagaikelanjutan dari feodalisme seorang buruh dengan pemilik tanah
salingbertentangan. Keempat, tahap masyarakat sosialisme dan kapitalisme sebagai
puncak konflik fase sebelumnya.
Masyarakat yang dicita-citakan oleh ideologi komunis adalahmasyarakat
tanpa kelas dan sama rata. Untuk mewujudkan masyarakat yangdicita-citakan itu,
hampir semua faktor produksi dikuasai oleh negara danpemilikan kekayaan oleh
individu sangat dibatasi. Dalam pandangan komunis proses tranformasi sosial
menuju masyarakat komunis dilakukan melalui revolusi dengan kekerasan. Mengapa
demikian, karena ideologi kelas yang berkuasa (borjuis) menganggap bahwa sistem
ekonomi yang berjalan adalah paling adil dan efisien. Mereka berusaha
mempertahankan sistem yang berjalan yang berarti mempertahankan penguasaan
faktor-faktor produksi di tangan mereka. Karena itulah peralihan faktor produksi dari
tangan perseorangan untuk kemudian ditempatkan di bawah penguasaan negara harus
dilakukan melalui sebuah revolusi (kekerasan).
Segala masyarakat yang ada sekarang ini merupakan pertentangankelas
Manifesto Komunis bahkan pertentangan antara kapitalis danproletar sudah jelas.
Pertentangan itu mengakibatkan konflik dengan tujuanperubahan. Marxisme adalah
ilmu sejarah yang terdiri dari konsep-konsep yang baru yang memberi kemungkinan
3

mempelajari sejarah secara ilmiah.Sedang dulu hanya menjadi ideologi atau filsafat
sejarah. Inti sejarah olehMarx dinyatakan dalam komunis. Sejarah manusia adalah
perang kelas yang dipromotori oleh kaum buruh untuk merebut hak sebagai
manusia yang bermartabat. Marx dan Engel mengarahkan sejarah secara
ilmiah sebagai ekspresi gerakan kaum buruh menghapus kelas. Ilmu sejarah
ini sesudah Marx disebut materialisme historis. Pengahancuran negara dan borjuis
menjadi agenda yang tidak terlewatkan dalam rangka menciptakan negara komunis.
Teorinya sejarah Marx mencoba meramalkan nasib manusia. Revolusi proletar
tentang masyarakat tanpa kelas adalah konsekuensi logis yang niscaya dari
kontradiksi yang terkandung dalam sistem ekonomi kapitalis. Kaum sosialis meyakini
terjadinya revolusi sebagai mana Hegel yang menganggap sejarah selalu berkembang
yang akan menumbangkan keserakahan kapitalisme.3
Sosialisme menghendaki campur tangan pemerintah yang luasmungkin dalam
bidang ekonomi dan penguasaan bersama dari alat produksisampai bidang yang
sekecil-kecilnya (kolektivisme) Komunisme merupakansalah satu bentuk sosialisme
sebagai sosialisme revolusioner yangmenghendaki perubahan secara radikal berbeda
dengan sosialismeevolusioner yang melakukan perubahan dengan cara damai.
Beberapa karakter yang dibawa ideologi komunis adalah atheisme.Agama
dianggap sebagai kebuntuan berfikir manusia. Agama dipandangmembawa kekolotan
sehingga menghambat kemajuan. Komunismemembawa dogma berlebihan menolak
demokrasi, hak asasi individu yangada adalah hak kolektif (komunal). Karena itu
pemilikan perseorang dibatasidan hampir semua dikuasai Negara.
b. Pengertian Sosialisme menurut HOS. Tjokroaminoto

Perkataan sosialisme asalnja dari perkataan bahasa latin socius jang


artinya dalam bahasa Belanda makker dalam bahasa Indonesia teman-sahabat
dalam bahasa Djawa kantja dan dalam bahasa arab sahabat atau asjrat. Djadi
didalam faham sosialisme adalah berakar tjita-tjita jang nikmat, jaitu tjita-tjita: het
kameraadschappelijke (de kameraadschap) pertemanan-persahabatan, musaha-bah
atau muasjarah, kekantjan.4
Sosialisme mengutamakan faham pertemanan atau persahabatan sebagai
unsur pengikat didalam pergaulan masjarakat. Djadi faham sosialisme itu
bertentangan sama sekali dengan faham Individualisme, jang hanya mengutamakan
kepentingan Individu (kepentingan diri sendiri). Sosialisme menghendaki tjara hidup
satu buat semua, dan semua buat satu, jaitu suatu tjara hidup jang memperlihatkan
kepada kita, bahwa kita sekalian memikul pertanggung djawab atas perbuatan kita

3 Aiken, H. 2002. Abad Ideologi Terj. Ali Noer Zaman. Yogyakarta: Bentang. Hal
232
4 Tjokroaminoto, O.S. 1963. Islam dan Sosialisme. Djakarta: Lembaga Penggali Dan
Penghimpun Sedjarah Revolusi Indonesia Endang dan Pemuda. Hal 69
4

bersama, satu sama lain. Sedang Individualisme mengutamakan faham tiap-tiap orang
buat dirinja sendiri.
Dalam menuangkan buah pikirannya tentang sosialisme, HOS. Tjokroaminoto banyak membaca tulisan pengarang-pengarang bangsa barat, terutama sekali
karangan Prof. Quack (bangsa Belanda). Dari dalam kitab itu dikenal dengan kaum
sosialis dari segala abad dan belajar mengenal dengan aturan-aturan (stelsel) yang
dibuatnya. Berdasar penelaah beliau tentang pengertian sosialisme ternyata besar
perbedaannya antara satu dengan lainnya.5
Meskipun pergerakan-pergerakan sosialistis zaman dahulu itu, pertama kali
timbulnja adalah disebabkan karena kerusakan masjarakat pada tiap-tiap zaman jang
bersangkutan, bukan sadja benih pergerakan tersebut mendapat siraman dari tjita-tjita
hikmah (wijsgeerige idealen), tetapi terutama sekali mendapat siraman djuga dari
perasaan-perasaan keagamaan jang mendalam.6
Untuk memudahkan orang memahami dan membedakan antara sosialisme
dan komunisme maka berdasar pendapat umum bahwa komunisme itu satu nama
penghimpun (verzamelnaam) dan sosialisme itu nama macam (soortnaam).
HOS. Tjokroamonoto mengatakan bahwa komunisme itu ialah segala
peraturan (stelsel) yang menyerang, sifatnya kepunyaan seseorang dan buat
mengganti dia hendaknya dilakukan semacam aturan communion bonorum, yaitu
barang-barang itu hendak dimiliki bersama. Angan-angan atau pikiran communion
komunisme dan pengaturan communion (memiliki, mempunyai bersama), itulah yang
menjadi ukuran bagi rupa-rupa baginya komunis. Adapun sosialisme ialah satu bagian
dari komunisme, sosialisme atau kolektivisme menurut pengertian ini ialah tiap-tiap
peraturan tentang urusan harta benda (economisch stelsel).
Untuk mendapatkan pengertian yang benar tentang ketetapan arti kata tersebut
Tjokroaminoto memperingatkan adanya dua perkara yaitu sebagai berikut. jikalau
kita menyebutkan sosilaisme itu satu peraturan tentang urusan harta benda
(economisch stelsel). Maka tidaklah kita maksudkan bahwa sosialisme itu juga tidak
mempelajari ajaran-ajaran dan falsafah. Sebaliknya tiap-tiap macam sosialisme
adalah berdasar kepada azas-azas falsafah atau azas-azas agama, sedang sosialisme
yang wajib dituntut dan dilakukan oleh umat Islam itu bukannya sosialisme yang lain,
melainkan sosialisme yang berdasar azas-azas Islam belaka. Sosialisme yang kita tuju
bermaksud mencari keselamatan dunia dan juga keselamatan akhirat
c. Islam dan Sosialisme

5 Tashadi dkk. 1993. Tokoh-Tokoh Pemikir Paham Kebangsaan. Jakarta: Proyek


Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. Hal 103
6 Tjokroaminoto, O.S. 1963. Islam dan Sosialisme. Djakarta: Lembaga Penggali Dan
Penghimpun Sedjarah Revolusi Indonesia Endang dan Pemuda. Hal 9
5

Dalam perjalanan Sarekat Islam (SI) timbul sebuah pertentangan diantara


pendukung paham Islam dan Marx. Debat yang seru terjadi antara H. Agus SalimAbdul Muis di satu pihak dengan Semaun-Tan Malaka dilain pihak, tatkala tahun
1921 golongan kiri dalam tubuh SI dapat disingkirkan yang kemudian menamakan
dirinya Sarekat Rakyat (SR). SI dan SR berusaha untuk mendapatkan sokongan
massa dan dalam hal ini keduanya cukup berhasil. Keadaan didalam tubuh SI
demikian yang menyebabkan pemimpin SI, HOS. Tjokroaminoto mengadakan studi
banding ajaran Islam dan Marxisme. Bukunya terbit pada tahun 1924 berjudul Islam
dan Sosialisme.7 Berdasarkan realita diatas ini sedikit mempunyai andil penyebab
HOS Tjokroaminoto membuat sebuah pemikiran tentang sosialisme dan Islam yang
berbeda jauh dengan ideologi marxisme.
Sosialisme haruslah berdasar atau bersama-sama dengan kepertjajaan agama,
kalau perbuatan dan fikiran manusia tidak terpimpin atau tidak diamat-amati oleh
kepertjajaan Agama, maka sosialisme akan tersesat membawa kerusakan kepada
manusia. Sosialisme hanjalah bisa mendjadi sempurna, apabila tiap-tiap manusia
tidak hidup hanja untuk dirinja sendiri sadja sebagai binatang atau burung, tetapi
hidup untuk keperluan masjarakat bersama, karena segala apa sadja jang ada hanjalah
berasal atau didjadikan oleh satu kekuatan atau satu kekuasaan, ialah Allah jang Maha
Kuasa
Sosialisme bisa mendjadi sempurna, apabila tudjuan hidup dari tiap-tiap
manusia tidak hanja untuk mengedjar keperluan dan kesenangan biasa, ialah
keperluan dan kesenangan jang ada didalam dunia ini, tetapi tiap-tiap manusia
hendaklah djuga mengedjar tudjuan hidup yang lebih tinggi, seperti jang
diperintahkan oleh Tuhan di dalam Quran (Surat Adz-Dzariat LI-56) jang maksudja
kurang lebih begini: kami tidak mendjadikan djin dan manusia, melainkan untuk
mengenal dan berbakti kepada kami.8
Dalam dunia jang hanja dikuasai oleh akal dan materialism sadja, segala
keradjinan dan kepandaian itu tak boleh tidak hanja untuk keperluan si kuat guna
menindas si lemah. Hanja Agama sadjalah, hanja kemajuan rochman sadjalah, jang
mampu membawa manusia kepada tjita-tjita yang mulia dan memperlengkapi
manusia untuk hidup, tidak sadja dalam dunia jang kasar dan berobah-robah serta
gampang rusak ini, tetapi terutama sekali untuk hidup didalam dunia jang baka dan
kekal. Hanja agama sadjalah jang mampu menggerakkan manusia untuk
mengusahakan segala kekuatan rochani dan kekuatan budi pekerti jang terkandung
didalamnya, untuk memperlengkapinja buat menudju kehidupan jang lebih mulia itu.
7 Poesponegoro, M. D. 2010. Sejarah Nasional Indonesia V-Edisi Pemutakhiran.
Jakarta: Balai Pustaka. Hal 345
8 Tjokroaminoto, O.S. 1963. Islam dan Sosialisme. Djakarta: Lembaga Penggali Dan
Penghimpun Sedjarah Revolusi Indonesia Endang dan Pemuda. Hal 72

Sosialisme Islam menurut HOS. Tjokroaminoto adalah sosialisme yang wajib


dituntut dan dilakukan oleh umat Islam, dan bukan sosialisme yang lain, melainkan
sosialime yang berdasar kepada azaz-azaz Islam belaka. Baginya, cita-cita sosialisme
dalam Islam tidak kurang dari 13 abad umurnya dan tidak ada hubungannya dengan
pengaruh bangsa Eropa. Azaz-azaz sosialisme Islam telah dikenal dalam pergaulan
hidup Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW.
Azaz penting menurut Tjokro mengapa Nabi Muhammad gigih memperjuangkan Sosialisme Islam karena Islam mengajarkan sebesar-besarnya keselama-tan
hendaknya menjadi bahagiannya sebanyak-banyaknya manusia, dan keperlu-annya
seseorang hendaknya bertakluk kepada keperluannya orang banyak. Termasuk
pencapaian rahmatan lil alamien yang menjadi misi kerosulan Nabi Muhammad
adalah ingin meletakkan semangat keadilan dan kemanusiaan yang meniscayakan
hadirnya sistem yang mensejahterakan.
Oleh karena itu HOS. Tjokroaminoto meperkenalkan apa itu Kedermawanan cara Islam yaitu menciptakan peri-keadaan sosialisme peri-keadaan sama
rata sama rasa, segenap manusia harus menurut Islam tentang zakat dan sedekah.
Nabi Muhamad SAW memerintahkan kita untuk berlaku dermawan dengan asas-asas
yang bersifat sosialis. Sedang AL-Quran berulang-ulang menyatakan bahwa memberi
sedekah itu bukannya kebijakan, tetapi bersifat satu kewajiban yang tidak boleh
dilalaikan.
Sabda Nabi Muhamad SAW tentang aturan pemberian sedakah atau zakat
menunjukan sifat sosialis. Sabda tersebut seperti memberi sedekah adalah satu
wajib bagi kaum. Sedekah hendaklah diberikan oleh orang kaya kepada orang
miskin, dan siapakah yang sangat dikasihi oleh tuhan? Yaitu barang siapa yang
mendatangkan sebesar-besarnya kebaikan bagi mahluk tuhan. Zakat diberikan
kepada delapan golongan yang berhak menerimnya. Kedelapan golongan tersebut
diantaranya: fakir, Miskin, Amil, Muallaf, Gharim, Sabilillah, dan Musafir.
Tjokroaminoto memandang bahwa ada tiga hal perintah tentang kedermawanan dalam Islam, yang ketiganya ini masing-masing mempunyai dasar sosialis:
1.
Akan membangun rasa ridha mengorbankan diri dan rasa melebihkan keperluan
diri sendiri
2.
Akan membagi kekayakan sama rata di dalam dunia Islam, dengan lantaran
menjadikan pemberian zakat sebagai salah satu rukun Islam.
3.
Akan menuntun perasaan orang, supaya tidak menganggap kemiskinan itu satu
kehinaan, tetapi menganggap kemiskinan itu lebih baik daripada kejahatan. Sekalian
orang suci dalam Islam sukalah menjadi miskin, sedang kita punya Nabi yang mulia
itu sendiri telah berkata: kemiskinan itu menjadikan besar hati saya (Al Fakir
Fakhri).
d. Kesulitan Pengaplikasian Sosialisme ke dalam suatu Negara

Memerintah sesuatu Negara besar menurut garis-garis sosialistis tiadalah akan


bisa selamat dan sempurna, apabila segenap rakjat dalam Negara tersebut tidak
7

diperlengkapi lebih dahulu untuk keperluan tersebut dan andai kata walaupun sudah
diperlengkapi lebih dahulu untuk keperluan tersebut, pun djalanja pemerintahan
masih akan berdjalan tidak mudah begitu sadja.
Mendjalankan sosialisme dalam sesuatu masjarakat jang sama sekali belum
matang deradjatnja, akan berarti merusak Negara dan masjarakatnja. Bukanja rakjat
akan mendjadi merdeka, tetapi dlaam keadaan jang demikian itu nistjaja segala usaha,
tjita-tjita dan kekajaan masing-masing orang akan bertambah tertindas oleh
karenanja. Dan akibatnja perikemanusiaan akan mendjadi rusak adanja.9
Sesuatu Negara jang rakjatnja terdiri daripada orang-orang jang tidak beradab,
tidak mempunjai keutamaan batin dan tidak mempunjai dasar kesutjian, tetapi penuh
dengan nafsu ingin menipu, dan penuh dengan keinginan jang kasar, baik orang jang
kajanja, maupun orang jang miskinnja, maka Negara jang demikian itu selamalamanja tidak akan menjadi Negara yang baik dan sempurna, walaupun diatur dengan
setjara sosialistis sekalipun.
Di zaman sekarang ini, kaum aristokrat (bangsawan) dan kaum kapitalis,
ataupun kaum kromo dan kaum miskin (proletar) tiadalah bersiap akan
membangunkan suatu Negara sosialistis jang sebenar-benarnja. Tiap-tiap orang hanja
mementingkan dirinja sendiri. Inilah lumrahnja jang sekarang mendjadi sembojan
hidup bagi kebanjakan orang, sedang kalau terus menerus demikian, nistjaja anak
tjutju mereka akan bertambah-tambah mendarah daging sifat loba dan ketamaannja.10
Sosialisme akan dapat berkuasa memerintah segenap dunia, apabila
pergerakan Pan Islamisme dapat menjampaikan maksudnja. Saat jang demikian itu
akan datang, apabila Islam dapat memulihkan kembali kekuatan dan kekuasaannja
jang pernah dimilikinja pada zaman dahulu itu. Sosialisme jang sedjati memerlukan
budi pekerti jang utama dan membutuhkan pula adanja ikatan persatuan lahir batin
jang kokoh, bagaikan mata rantai besi jang meghubungkan dan mempersatukan
segenap rakjat jang tidak bisa terdapat dimana-manapun djuga ikatan jang kokoh kuat
sematjam itu, melainkan hanja bisa terdapat dalam Islam belaka.
C. Penutup

Bagi HOS. Tjokroaminoto, Islam adalah sesuatu yang harus di perjuangkan dan di
persatukan, sebagai dasar kebangsaan yang hendak di proses menuju Indonesia.
Tipikal HOS. Tjokroaminoto identik dengan AI-Afghani yang juga merupakan tokoh
politik Pan-Islamisme (kebangkitan Islam). HOS. Tjokroaminoto dan Afghani juga
9 Tjokroaminoto, O.S. 1963. Islam dan Sosialisme. Djakarta: Lembaga Penggali Dan
Penghimpun Sedjarah Revolusi Indonesia Endang dan Pemuda. Hal 83
10 Tjokroaminoto, O.S. 1963. Islam dan Sosialisme. Djakarta: Lembaga Penggali
Dan Penghimpun Sedjarah Revolusi Indonesia Endang dan Pemuda. Hal 85-86
8

sama-sama mengalami kegagalan dalam perjuangan Pan-Islamismenya. Namun, arti


penting keduanya bukan pada kemenangan atau kekalahan. Keduanya menjadi
penting karena menggulirkan momentum perubahan pemikiran dalam Islam.
Keduanya juga menjadi ruh perjuangan bagi kepentingan politik Islam.
Pemikiran HOS. Tjokroaminoto dengan Karl Marx tentang sosialisme
memiliki sebuah perbedaan dimana Karl Marx mengatakan bahwa agama itu ialah
kebingungan otak, yang dibuat-buat oleh manusia akan meringankan hidup yang
sukar ini, agama ini dikatakan sebagai candunya rakyat. Sedangkan HOS.
Tjokroaminoto secara tegas mengatakan sebagai orang yang berTuhan, yakin bahwa
segala sesuatu itu asalnya dari Allah, oleh Allah dan kembali kepada Allah. HOS.
Tjokroaminoto menambahkan bahwa bagi orang Islam tidak ada sosialisme yang
lebih mulia kecuali sosialisme yang berdasarkan Islam saja.

DAFTAR PUSTAKA
9

Aiken, H. 2002. Abad Ideologi Terj. Ali Noer Zaman. Yogyakarta: Bentang.
Azhar, M. 1997. Filsafat Politik (Perbedaan antara Barat dengan Islam). Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Poesponegoro, M. D. 2010. Sejarah Nasional Indonesia V-Edisi Pemutakhiran.
Jakarta: Balai Pustaka
Tashadi dkk. 1993. Tokoh-Tokoh Pemikir Paham Kebangsaan. Jakarta: Proyek
Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.
Tjokroaminoto, O.S. 1963. Islam dan Sosialisme. Djakarta: Lembaga Penggali Dan
Penghimpun Sedjarah Revolusi Indonesia Endang dan Pemuda.
Zainuddin, M. 2001. Agama Rakyat Agama Penguasa (Konstruksi Tentang Realitas
Agama dan Demokrasi). Yogyakarta: Galang Press.

10

Vous aimerez peut-être aussi