Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
MATERI :
ACIDI ALKALI-POTENSIOMETRI
OLEH :
NIM : 21030114120097
NIM : 21030114120058
AURORA FITRIANA
NIM : 21030114130192
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I
MATERI :
ACIDI ALKALI-POTENSIOMETRI
OLEH :
NIM : 21030114120097
NIM : 21030114120058
AURORA FITRIANA
NIM : 21030114130192
HALAMAN PENGESAHAN
: Kamis
Tanggal
: 18 Desember 2014
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT berkat rahmat dan
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan resmi Praktikum Dasar
Teknik Kimia 1 dengan lancar dan sesuai dengan harapan kami.
Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada koordinator asisten
laboratorium PDTK 1 Bapak Rustam dan Ibu Dini , asisten Dani Puji Utomo sebagai
asisten laporan praktikum acidi alkali-potensiometri kami, dan semua asisten yang
telah membimbing sehingga tugas laporan resmi ini dapat terselesaikan. Kepada
teman-teman yang telah membantu baik dalam segi waktu maupun motivasi apapun
kami mengucapkan terima kasih.
Laporan resmi praktikum dasar tekinik kimia 1 ini berisi materi tentang acidi
alkalimetri. acidi alkalimetri merupakan salah satu bentuk titrasi berdasarkan reaksi
antara zat titran dan zatbyang akan dititrasi. Tujuan dari percobaan adalah
menganalisa kadar atau konsentrasi Na2CO3, NaHCO3, asam sitrat pada sari jeruk,
dan asam laktat pada susu fermentasi dan menganalisa kadar aciditas, alkalinity dari
Na2CO3, NaHCO3, asam sitrat pada sari jeruk, dan asam laktat pada susu fermentasi.
Laporan resmi ini merupakan laporan resmi terbaik yang saat ini bisa kami
ajukan, namun kami menyadari pasti ada kekurangan yang perlu kami perbaiki.
Maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
HALAMAN JUDUL.........................................................................
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................
PRAKATA.........................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................
DAFTAR TABEL..............................................................................
DAFTAR GAMBAR.........................................................................
INTISARI ..........................................................................................
SUMMARY.......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................
I.1 Latar Belakang..............................................................................
I.2 Tujuan Percobaan..........................................................................
I.3 Manfaat Percobaan........................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................
BAB III METODE PERCOBAAN....................................................
III.1 Bahan dan Alat yang Digunakan................................................
III.2 Gambar Alat................................................................................
III.3 Keterangan Alat..........................................................................
III.4 Cara Kerja...................................................................................
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN...................
IV.1 Hasil Percobaan..........................................................................
IV.2 Pembahasan.................................................................................
BAB V PENUTUP.............................................................................
V.1 Kesimpulan...................................................................................
V.2 Saran.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................
LAMPIRAN........................................................................................
A. Lembar Perhitungan Reagen..........................................................
B. Lembar Perhitungan........................................................................
C. Laporan Sementara..........................................................................
D. Referensi.........................................................................................
LEMBAR ASISTENSI
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
1
1
1
1
2
12
12
12
12
13
15
15
16
18
18
18
19
A-1
B-1
C-1
D - 1.
iv
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Struktur indicator BTB............................................. 6
Gambar 2.2 skema raksi pembentukan Phenolphthalein.......................... 6
Gambar 2.3 struktur methyl orange (yellow) pada keadaan basa............. 7
Gambar 2.4 Struktur methyl orange (red ) pada keadaan asam................ 7
Gambar 3.1 Gambar Alat Rangkaian Titrasi............................................. 14
vi
INTISARI
Asidi-alkalimetri adalah analisa mengenai konsentrasi asam atau basa
dengan titrasi untuk mengetahui kadar suatu zat asam dengan zat basa sebagai
titran atau sebaliknya. Tujuannya adalah untuk mengetahui konsentrasi dan kadar
aciditas serta alakalinity dari Na2CO3, NaHCO3, asam sitrat pada sari jeruk dan
asam laktat pada susu fermentasi. Sedangkan manfaatnya untuk dapat melaksanakan
analisa kuantitatif secara volumetri.
Dalam suatu larutan seringkali Na2CO3 dan NaHCO3 terdapat bersamasama sehingga untuk mengujinya diperlukan indicator PP dan MO, sedangkan hasil
titrasinya dapat dibuat kurva antara pH (pOH) versus millimeter titran. Fungsi
aside-alkalimetri dalam bidang industry adalah proses pulp dan dapat untuk
menguji kandungan asam sitrat dan juga asam laktat.
Proses yang pertama kali dilakukan adalah proses standarisasi HCl dan
NaOH untuk digunakan sebagai titran dalam uji sampel serta asam. Pada proses
standarisasi hanya digunakan indicator MO, sedangkan pada uji sampel digunakan
indicator PP sampai warna berubahpink atau merah orange dan ditambahkan
indicator MO sampai warna merah hamper hilang. Sedangkan pada uji asam 10 ml
sampel ditambah 3 tetes indicator PP sampai warna merah hamper hilang, setelah
melakukan percobaan catat hasil percobaan dan menghitung kadar.
Kadar Na2CO3 dan NaHCO3 yang ditemukan berbeda dengan kadar asli
karena pada reaksi Na2CO3 dengan ion hydrogen menghasilkan air sehingga
Na2CO3 lebih encer, dan pada penentuan TE (titik ekivalen) atau TAT (titik akhir
titrasi) yang kurang tepat pada kurva titrasi yang kurang tajam, serta ada galat
karbonat karena NaOH yang memiliki sifat higroskopis yang mudah menyerap uap
air dan bereaksi dengan CO2 di udara menghasilkan kadar Na2CO3 dan NaHCO3
tidak sesuai dengan kadar aslinya. Kadar asam sitrat pada sari jeruk adalah 0.823%
dan kadar asam laktat pada susu fermentasi adalah 0.573 %.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah cermati dalam melihat perubahan
warna pada titrasi, titrasi dilakukan tetes demi tetes agar perubahan warna jelas
diamati, pengocokkan larutan saat pengenceran harus dilakukan dengan benar, cuci
alat hingga bersih agar tidak menggangu proses titrasi dan pengukuran volume
sampel harus cermat.
SUMMARY
Acidi-alkalimetri is analytical about acid and alkali concentration with
titration to know the content about the acid sample with alkali as titran and the other
way. The objective is to know the concentration and content aciditas and alkalinity
from Na2CO3, NaHCO3, asam sitrat in orange pulpy and asam laktat in fermentation
milk. whereas the benefit is to commit analytical kuantitatif with volumetri
In a certain sampel often Na2CO3, NaHCO3, there together so to examine it,
need indicator PP and MO, where the titration result can be made curve pH (pOH)
versus milimeter titran. The function asidi-alkalimetri in industry is pulp process and
can for examine the content asam sitrat and asam laktat.
The first process that commit is standaritation HCl and NaOH to use as
titran in examine sampel and acid. In standaritation process it just need indicator
MO, whereas in examine sample is need incator PP until the color turn into pink or
red orange and add indicator MO until the color turn red almost vanished. Whereas
in examine the acid 10 ml, the sample add 3 drop indicator PP until the color red
almost vanished, after commit the examine note the result examine and calculate the
content.
The content Na2CO3, NaHCO3, that know different with the real content
because in reaction Na2CO3 with ion hydrogen produce water so Na2CO3more fluid,
and in determining TE (titik ekivalen) or TAT (titik akhir titrasi) who less accurate in
titration curve and less sharp, and theres galat carbonat because the characteristic
NaOH is higroskopis that easy to absorb steam and make a reaction with CO2 in air
produce the Na2CO3 and NaHCO3 content that not appropriate with the real content.
The asam sitat content in orange pulpy is 0,823% and the content of asam laktat in
fermentation milk is 0,573%.
The things that need be watch is look and see the change the color in
titration, titration is do in drop to drop so the change of the color is clear to see, the
shaking sample in dilution must be do it in right step. Wash the tool untile it clean so
it will not distrub the titration process and the sample volume measurement must be
accurate
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Asam basa merupakan parameter lingkungan yang sangat vital dalam
kehidupan sehari-hari kita.Air, tanah, limbah, maupun zat makanan seperti buah dan
sayur mengetahui zat asam maupun basa. Zat-zat tersebut dapat dinyatakan dalam
derajat keasaman (pH) atau derajat kebasaannya (pOH) .analisa mengenai kandungan
atau yang lazim disebut konsentrasi asam maupun basa dalam kimia analisa dapat
dilakukan kadarnya dengan menggunakan zat basa sebagai titrannya maupun
sebaliknya menggunakan zat asam sebagai titran. Hal ini dapat dipelajari dalam
materi asid-alkalimetri.
I.2. Tujuan Percobaan
1. Menganalisa kadar atau konsentrasi Na2CO3, NaHCO3, asam sitrat pada sari
jeruk dan asam laktat pada susu fermentasi.
2. Menganalisa kadar aciditas, alkalinity, dari Na2CO3, NaHCO3, asam sitrat
dan asam laktat.
I.3. Manfaat Percobaan
1. Percobaan analisa kuantitatif secara volumetri berdasarkan reaksi netralisasi
ini bermanfaat untuk mengetahui kadar atau konsentrasi Na2CO3, NaHCO3,
asam sitrat pada sari jeruk dan asam laktat pada susu fermentasi.
2. Percobaan analisa kuantitatif secara volumetri berdasarkan reaksi netralisasi
ini bermanfaat untuk mengetahui kadar aciditas, alkalinity, dari Na2CO3,
NaHCO3, asam sitrat dan asam laktat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Pengertian
Titrasi adalah penentuan kasar suatu zat volumetric menggunakan larutan
yang telah diketahui kadarnya.
Reaksi yang terjadi antara asam dan basa
H+ + OH- H2O
Asidi alkalimetri merupakan salah satu bentuk titrasi berdasarkan reaksi
netralisasi antara zat titran dan zat yang dititrasi.
Asidimetri penentuan kadar basa dalam suatu larutan dengan menggunakan larutan
asam yang telah diketahui konsentrasinya sebagai titran.
Natrium hidroksida lazim tercemar dengan natrium karbonat.Hal ini
disebabkan NaOH dapat menyerap CO2 yang terdapat dalam udara dan bereaksi
sebagai berikut.
CO2 + 2OH- CO32- + H2O
Seringkali natrium karbonat dan natrium bikarbonat terdapat bersamasama.Dimungkinkan untuk menganalis campuran senyawa ini dengan titrasi dengan
asam standar.
Titrasi Karbonat
Ion karbonat dititrasi dengan asam kuat sebagai titran, reaksi yang terjadi
CO32+ H3O+HCO3- + H2O .. 1
HCO3- + H3O+ H2CO3 + H2O . 2
Ka1 = 4,6.10-7 pKa =6,34
Ka2 = 4,4.10-11 pKa = 10,36
PP digunakan sebagai indicator untuk reaksi pertama ( TAT pertama ) dan
MO digunakan sebagai indicator pada reaksi yang kedua ( TAT kedua ).
Hubungan volume dengan titrasi karbonat
Dalam suatu larutan zat NaOH, Na2CO3 maupun NaHCO3 keberadaannya
dapat sebagai zat utnggal. Namun seringkali terda[at bersama-sama misalnya, NaOH
bercampur denga Na2CO3 atau NaHCO3 dan Na2CO3 terdapat bersama-sama. Hal
ini dapat teridentifikasi setelat senyawa tersebut dititrasi dengan HCl.
Tabel
2.1
Identifikasi
Campuran
Bikarbonat
Hubungan untuk
Zat
identifikasi kualitatif
NaOh
y=0
Mxx
Na2CO3
x=y
Mxx
NaHCO3
x=0
Mxy
NaOH + Na2CO3
x>y
Mx (x-y)
NaHCO3 + Na2CO3
x<y
Mx (y-x)
Keterangan:
M
: molaritas
TAT1 menggunakan
indikatorPP
Y
MO
Diagram titrasi Na2CO3 dan NaHCO3
Na2CO3 .. PP ditambahkan x ml
x ml
HCl
NaHCO3 .. PP berubah warna, MO ditambahkan
x ml
HCl
NaCl NaHCO3
HCl
(y x) ml
: dititrasi
: Jumlah volume titran
titrasi dihentikan, sedangkan TE adalah keadaan dimana jumlah mol ekuivalen zat
dititrasi sama denga jumlah mol ekuivalen zat titran.
Pada saat TAT tercapai maka diharapkan jumlah mol equivalen zat dititrasi
sama dengan jumlah mol equivalen zat titran (TAT =TE).
Indicator yang akan digunakan dalam titrasi acidi alkalimetri adalah:
a. BTB ( Bromothymol Blue )
Menurut Chandrashekar dkk (2009) , Bromothymol Biru (Blue) juga dikenal
sebagai dibromothymolsulfonephthalein yang merupakan indicator kimia
asam lemah dan basa. Indicator BTB ini dikenal sebagai penyelidik yang
sangat sensitive terhadap perubahan dalam struktur dan sifat fisik dari
protein, fosfolipid dan biomembran indicator BTB mempunyai trayek pH 6,0
7,6 denga perubah warna kuning (pH rendah) ke biru (pH tinggi)
Fenol
Phtalic anhydride
Phenolphthalein
c. MO ( Methyl Orange )
Menurut Clark (2007), jingga metal adalah salah satu indicator yang banyak
digunakan dalam titrasi. Pada larutan berifat basa, jingga metal berwana
kuning strukturnya adalah :
(pOH)
versus
milliliter
titran.Kurva
semacam
ini
membantu
Fisis
BM
60,05
g/mol
Chemist
Asam asetat bersifat korosif terhadap banyak logam seperti besi,
magnesium, dan seng, membentuk gas hydrogen dan garam-garam asetat
(disebut logam asetat).Aluminium merupakan logam yang tahan terhadap
korosi karena dapat membentuk lapisan aluminium oksida yang
melindungi permukaannya.Karena itu biasanya asam asetat diangkut
dengan tangki aluminium.
2. HCl
Fisis
BM = 36,47 gr/mol
Massa Jenis = 1,268 gr/ml
TD = -85,5 oC
TL = - 111 oC
Tidak berwarna
Kelarutan dalam 100 bagian air (air panas = 82,3 bagian, dalam air dingin
= 56,1 bagian.
Chemist
-
3. NaOH
Fisis
BM : 40 gr/mol
BJ : 2,13 gt/cc
TD : 90o
TL : 318,4 oC
Chemist
-
4. Na2B4O7.10H2O (boraks)
Fisis
BM : 381,43 gr/mol
BJ : 1,73 gr/cc
TD : 200 oC
TL : 75 oC
Kelarutan dalam 100 bagian air dingin (0,5 oC) = 1,3
Chemist
-
5. H2SO4
Fisis
BM : 98,08 gr/mol
10
: 340 oC
BJ : 1,83 gr/cc TD
TL : 10,49 oC
Chemist
-
6. Phenolphtalein ( C20H14O4)
Fisis
BM : 318,31 gr/mol
BJ : 1,299 gr/cc
TD : 261 oC
pH : 8,0 9,6
Chemist
-
11
3. Normalitas ( N )
Normalitas menyatakan jumlah ekicalen zat terlarut dalam tiap liter
larutan.Ekivalen zat dalam larutan bergantung pada jenis reaksi yang dialami
zat itu, karena satuan ini dipakai dalam penyetara zat dalam reaksi.
Normalitas (N) = ekivalen zat terlarut
Liter larutan
Normalitas (N) = molaritas x valensi
4. Fraksi Mol (X)
Bilangan yang menyatakan rasio jumlah mol zat terlarut dan pelarut dalam
sebuah larutan. Secara umum jika terdapat larutan AB dimana A mol zat
terlarut dan B mol zat pelarut, maka A (Xa) adalah : XA = ___mol A____
mol A + mol B
Fraksi mol zat B (Xb) adalah : XB = ___mol B___
mol A + mol B
Untuk jumlah kedua fraksi = Xa + Xb = 1
II. 7 .pembuatan Reagen
M = 10 x e x %
V1 x M1 = V2 x M2
BM
M = _gr_ x 1000
BM
ml
12
adalah senyawa kimia penting dalam bebera[a proses biiokimia. Asam laktat
adalah asam buah yag merupakan salah satu dari Alpha-hidroxy Acid (AHA)
yaitu komponejn yhang mengandung rantai hidroksi di posisi alfa. Asam laktat
sangat direkomendasikan untuk kulit kering dengan tanda-tanda penuaan salah
satunya penurunan produksi kolagen). Asam laktat akan meregenerasi dan
melembabkan kulit. Asam ini sangat mudah diserap dan tidak berbahaya bagi
kulit.
Asam laktat merupakan kelompok AHA yang sering terkandung pada
produk pelembab.Asam laktat dihipotesa menjadi bagian dari pelembab natural
kulit yang berperan pada hidrasi kulit.Pada suatu penelitian dapat juga
menigkatkan ketebalan dan kelebutan kulit, tekstur, dan kelembaban.Efeknya
hanya terbatas pada epidermis tidak sampai dermis.
( anonym b, 2006)
2. Asam Sitrat
Asam sitrat adalah asam organic yang secara alami terdapat pada buahbuahan seperti jeruk, nanas, dan pear.Asam sitrat pertama kali di ekstraksi dan
dikristalisasi dari buah jeruk, sehingga ekstraksi dari buah-buahan ini dikenal
sebagai asam sitrat alami.
Asam sitrat (C6H8O7) banyak dugunakan dalam industry terutama
industry makanan, minuman, dan obat-obatan. Kurang lebih 60% dari total
produksi asam sitrat digunakan dalam industry pemacu rasa, pengawet,
pencegah rusaknya rasa dan aroma, sebagai antosianin, pengatur pH dan
sebagai pemberi kesan rasa dingin.
( jurnal.ipb.ac.id)
13
BAB III
METODE PERCOBAAN
III. 1. Alat dan Bahan
III. 1. 1 Bahan
1. Na2CO3 0,1 N
2. NaOH
3. Asam asetat / asam cuka
4. HCl
5. Phenolphatelein
6. MO
III. 1. 2. Alat
1. Buret,Statif,Klem
7. Beaker Glass
2. Erlenmeyer
8. Pipet Tetes
3. Corong
9. Labu Takar
4. Pipet Volume
5. Pipet Ukur
6. Pengaduk
14
10
10
15
16
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV. 1 . Hasil percobaan
4.1
Sampel
Kadar (N)
Volume (ml)
HCl
0,204
4,9
4.2
Sampel
Kadar (N)
Volume (ml)
NaOH
0,118
5,8
4.3
x (ml)
Y (ml)
Kadar Na2CO3
Kadar NaHCO3
7,5
20043 ppm
984,3 ppm
10,8
21379,2 ppm
5512,08 ppm
7,3
10,7
19508,52 ppm
6693,24 ppm
8,9
13,5
23784,36 ppm
9055,56 ppm
11,5
21379,2 ppm
6890,1 ppm
7,6
11,4
20310,24 ppm
7480,68 ppm
Sampel 1
Sampel 2
4.4
Percobaan
V NaOH (ml)
0,4 ml
0,047328
0,4 ml
0,047328
0,3 ml
0,035496
4.5
Percobaan
V NaOH (ml)
3,6
0,0851904
3,1
0,0733584
3,2
0,070992
17
IV.2. Pembahasan
IV.2.1. Kadar sampel Na2CO3 dan NaHCO3 tidak sesuai denga kadar asli
IV.2.1.1. kadar sampel Na2CO3 pada sampel 1 yang ditemukan lebih besar dari kadar
asli.
Dari data percobaan, kadar sampel Na2CO3 yang ditemukan pada sampel 1
adalah 16434,2 ppm, sedangkan kadar aslinya adalah 15000ppm. Pada sampel 1, titik
akhir titrasi (TAT) terjadi pada penambahan volume ratarata HCl 7,6 ml, padahal
seharusnya TAT terjadi pada penambahan volume rata-rata volume 6,9 ml.
Dengan demikian, volume hcl yang terjadi pada saat TAT lebih besar dari aslinya.
Jika volume penambahan juga besar , maka kadar Na2CO3 yang ditemukan juga lebih
besar. Hal ini dapat terjadi karena Na2CO3 berasar dari naoh yang bereaksi dengan
CO2 di udara.Karena naoh bersifat higroskopis yang mudah menyerap molekul air
dan CO2 sehingga mudah membentuk galat karbonat. Dengan brtambahnya ion
karbonat pada reaksi :
CO2 + 2OH CO32- + H2O
(underwood, 1998 )
Maka jumlah kadar Na2CO3 juga bertambah dan mengakibatkan kadar sampel
na2co3 yang ditemukan pada sampel 1 lebih besar dari kadar asli.
IV.2.1.2. kadar Na2CO3 pada sampel 2 lebih kecil dari kadar asli
Dari data perobaan, kadar sampel Na2CO3 yang ditemukan pada sampel 2
adalah 17659,5 ppm sedangkan kadar aslinya adalah 18500 ppm. Pada sampel 2, titik
akhir titrasi (TAT) terjadi pada penambahan volume HCl 8,1 ml, padahal seharusnya
TAT terjadi pada penambahan volume hcl 8,5 ml.
Na2CO3 merupakan garam yang bersifat basa karena berasal dari basa kuat
naoh yang bereaksi dengan CO32- sehingga pH lebih besar dari 7. Na2CO3 akan
bereaksi dengan ion hydrogen dengan 2 tahap:
CO32- + H3O+HCO3- + H2O
HCO3- + H2O H2CO3 + H2O
Pada reaksi diatas diketahui bahwa menghasilkan air, air yang dihasilkan
menyebabkan Na2CO3 menjadi lebih encer. Jika na2co3 lebih encer, maka kadar
larutan
Na2CO3
tersebut
menjadi
lebih
sedikit
atau
berkurang.
Dengan
18
Hal ini menyebabkan titran yang dibutuhkan hingga akhir titrasi tidak sesuai dengan
volume yang seharusnya saat titik ekivalen.
Oleh karena itu kadar Na2CO3 pada sampel 2 yang ditemukan lebih kecil dari kadar
asli.
(Underwood, 1998)
IV.2.1.3. kadar sampel NaHCO3 yang ditemukan lebih kecil dari kadar asli
Titik ekivalen (TE) atau titik akhir titrasi (TAT) pada percobaan asidealkalimetri dapat ditentukan dengan menggunakan kurva titrasi.TE atau TAT bisa
ditentukan dengan melihat kurva titrasi tersebut yang tajam yaitu pada volume titran
berapa yang paling curam.
Lereng kurva titrasi yang diperoleh kurang tajam sehingga saat menentukan
TE atau TAT kurang tepat, sehingga kadarNaHCO3 tidak sesuai. Oleh karena itu,
kadarNaHCO3 yang ditemukan saat perhitungan kadar lebih kecil dari kadar asli.
(Underwood, 1998)
19
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Dari hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Kadar sampel 1 Na2CO3 yang ditemukan adalah 16434,2 ppm, sedangkan
kadar aslinya 15000 ppm. Kadar sampel 2 Na2CO3 yang ditemukan adalah
17659,5 ppm, sedangkan kadar aslinya 18500 ppm. Kadar sampel 1 NaHCO3
yang ditemukan adalah 4396,5 ppm, sedangkan kadar aslinya adalah 1000
ppm. Kadar sampel 2 NaHCO3 yang ditemukan adalah 7808 ppm sedangkan
kadar aslinya 10500 ppm. Kadar asam sitrat pada sari jeruk yang ditemukan
adalah 0,823 %. Kadar asam laktat pada susu fermentasi yang ditemukan
adalah 0,573%.
2. Kadar sampel 1 Na2CO3 yang ditemukan lebih besar karena Na2CO3 yang
berasal dari NaOH menghasilkan galat karbonat. Kadar sampel 2 Na2CO3
yang ditemukan lebih kecil karena NaOH yang bereaksi dengan CO2mengahsilkan air dan Na2CO3 lebih encer. Kadar NaHCO3 sampel 1 dan
sampel 2 yang ditemukan lebih kecil karena lereng kurva titrasi kurang tajam
sehingga penentuan TE dan TAT kurang tepat.
V.2. Saran
1. Cermati dalam melihat perubahan warna pada titrasi
2. Titrasi dilakukan tetes demi tetes agar perubahan warna jelas diamati
3. Pengocokkan larutan saat pengenceran harus dilakukan dengan benar
4. Cuci alat hingga bersih agar tidak mengganggu proses titrasi
5. Pengukuran volume sampel harus cermat
20
DAFTAR PUSTAKA
Buku Petunjuk Praktikum Teknik Kimia I(2005). Laboratorium Proses. Semarang
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoto.
Chandrashekar dkk. (2009).Elektrochemical Studies of Bromothymol Blue at
Surfactant
Medical
Carbon
Paste
Electrode
By
using
cycle
c,dkk.(2012).ISSN
0216-3128.
Yogyakarta.Pusat
Teknologi
21
1. mol NaOH
= N NaOH x V NaOH
= 0,13 x 250 ml
= 32,5 mmol
m NaOH
= 32,5 x BM NaOH
= 32,5 x 40
= 1300 mg = 1,3 gr
2. mol HCl
= NHCl x V NaOH
= 0,22 x 250 ml
= 55 mmol
m HCl
= 55 x BM HCl
= 55 x 36,5
= 2007,5 = 2 gr
M = % x 10 x l = 37 x 10 x 1,19
BM
36,5
M1 x V1 = M2 x V2
V1 x 12 = 250 x 0,22
V1
= 4,6 ml
A- 1
LEMBAR PERHITUNGAN
A. Standarisasi HCl dengan Na2CO3 0,1 N
V HCl = 4,9 ml
N HCl = (V x N) Na2CO3 = 10 x 0,1 = 0,204
V HCl
4,9
10
C. Sampel 1
1. a. Kadar Na2CO3 = 2X x NHCl xBM Na2CO3x1000 ppm
2
10
10
= 16.218 ppm
b. Kadar NaHCO = (Y X) x N HCl x BM NaHCO3 x 1000 ppm
10
= (8 7,5) x 0,204 x 84 x 100 ppm
= 856,8 ppm
2. a. Kadar Na2CO3 = 2X x N HCl x BM Na2CO3 x 1000 ppm
2
10
10
= 17,299,2 ppm
b. Kadar NaHCO = (Y X) x N HCl x BM NaHCO3 x 1000 ppm
10
= (10,8 8) x 0,204 x 84 x 100 ppm
= 4798,08 ppm
3. a. Kadar Na2CO3 = 2X x N HCl x BM Na2CO3 x 1000 ppm
2
10
B- 1
10
= 15.785,52 ppm
b. Kadar NaHCO = (Y X) x N HCl x BM NaHCO3 x 1000 ppm
10
= (10,7 7,3) x 0,204 x 84 x 100 ppm
= 5826,24 ppm
D. Sampel 2
1. a. Kadar Na2CO3 = 2X x N HCl x BM Na2CO3 x 1000 ppm
2
10
10
= 19.245,36 ppm
b. Kadar NaHCO = (Y X) x N HCl x BM NaHCO3 x 1000 ppm
10
= (13,5 8,9) x 0,204 x 84 x 100 ppm
= 7882,56 ppm
10
10
= 17.299,2 ppm
b. Kadar NaHCO = (Y X) x N HCl x BM NaHCO3 x 1000 ppm
10
= (11,5 8) x 0,204 x 84 x 100 ppm
= 5997,6 ppm
3. a. Kadar Na2CO3 = 2X x N HCl x BM Na2CO3 x 1000 ppm
2
10
10
= 16.434,24 ppm
B- 2
B- 3
3
Rata-tata NaHCO3 pada sampel 1 :
856,8 + 4798,1 + 5826,24 = 3827,1 ppm
3
% Error Na2CO3 pada sampel 1 :
16434,2 15000 x 100% = 9,5%
15000
% Error NaHCO3 pada sampel 1 :
10000 3827,1 x 100% = 61%
10000
b. Rata-rata Na2CO3 pada sampel 1 :
19245,3 + 17299,2 + 16432,2 = 17659,5 ppm
3
Rata-tata NaHCO3 pada sampel 1 :
7882,5 + 5997,6 + 6511,6 = 6797,3 ppm
3
% Error Na2CO3 pada sampel 1 :
18500 17659,5 x 100% = 4,5%
18500
% Error NaHCO3 pada sampel 1 :
10150 6797,3x 100% = 10,15%
10150
J. Volume HCl yang sebenarnya (x) pada Na2CO3:
-
10
10
B- 4
Percobaan 2
B- 5
LAPORAN SEMENTARA
LABORATORIUM DASAR
TEKNIK KIMIA I
UNDIP
Materi
IODO-IODIMETRI PERMANGANOMETRI
Kelompok :
4 / SELASA PAGI
Anggota
1. M. FARID THAHIR
NIM : 21030114120097
2. VIRANTIKA W.P
NIM : 21030114120058
3. AURORA FITRIANA
NIM :
21030114130192
C- 1
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menganalisa kadar atau konsentrasi Na2CO3, NaHCO3, asam sitrat pada sari
jeruk dan asam laktat pada susu fermentasi.
2. Menganalisa kadar aciditas, alkalinity, dari Na2CO3, NaHCO3, asam sitrat
dan asam laktat.
II. PERCOBAAN
2.1 Bahan Yang Digunakan
1. Boraks
2. NaOH
3. Asam Asetat / cuka
4. HCl
5. Phenolphtalen
6. MO
2.2 Alat
1. Buret
2. Erlenmeyer
3. Corong
4. Pipet Volume
5. Pipet Ukur
6. Pengaduk
7. Beaker Glass
8. Pipet Tetes
9. Labu Takar 500 ml
10. Gelas Ukur
2.3 Cara Kerja
a. Standarisasi HCl dengan Na2CO3 0,1 N
1. Mengambil 10 ml Na2CO3 0,1 N masukkan ke dalam erlenmeyer
2. Menambahkan beberapa tetes indikator MO
3. Menitrasi dengan HCl 0,1 N sampai warna berubah menjadi merah
orange
C- 2
10
10
C- 3
4,9
10
x (ml)
y (ml)
N Na2CO3
N NaHCO3
7,5
16.218 ppm
856,8 ppm
10,8
17,299,2 ppm
4798,08 ppm
7,3
10,7
15.785,52 ppm
5826,24 ppm
x (ml)
y (ml)
N Na2CO3
N NaHCO3
8,9
13,5
19.245,36 ppm
7882,56 ppm
11,5
17.299,2 ppm
5997,6 ppm
7,6
11,4
16.434,24 ppm
6511,68 ppm
C- 4
V NaOH
N Asam Sitrat
0,4 ml
0,047328 N
0,4 ml
0,047328 N
0,3 ml
0,035496 N
V NaOH
N Asam Sitrat
3,6 ml
0,0851904 N
3,1 ml
0,0733584 N
3,2 ml
0,070992 N
C- 5
3
% Error Na2CO3 pada sampel 1 :
18500 17659,5 x 100% = 4,5%
18500
% Error NaHCO3 pada sampel 1 :
10150 6797,3x 100% = 10,15%
10150
C- 6
REFERENSI
D- 1
LEMBAR ASISTENSI
DIPERIKSA
NO.
1
KETERANGAN
TANGGAL
P0, 17-12-
2014
Footer Chopinscript, 18
bertuliskan Laboratorium
Dasar Teknik Kimia 1
TANDA
TANGAN