Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. Definisi
yang
tiba-tiba
bisa menyebabkan
ukuran area yang perfusinya tidak adekuat, dan jumlah aliran darah
kolateral (sekunder atau aksesori). Gejala tersebut antara lain :
a. Umumnya terjadi mendadak, ada nyeri kepala
b. Parasthesia, paresis, Plegia sebagian badan
c. Stroke adalah penyakit motor neuron atas dan mengakibatkan
kehilangan control volunter terhadap gerakan motorik. Di awal
tahapan stroke, gambaran klinis yang muncul biasanya adalah
d.
e.
f.
g.
h.
D. Patofisiologi
Infark serebral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di
otak. Luasnya infark hergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan
besarnya pembuluh daralidan adekdatnya sirkulasi kolateral terhadap
area yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah
ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan lokal
(trombus, emboli, perdarahan, dan spasme vaskular) atau karena
gangguan umum (hipoksia karena gangguan pant dan jantung).
Aterosklerosis sering sebagai faktor penyebab infark pad-a otak.
Trombus dapat berasal dari plak arterosklerotik, atau darah dapat beku
pada area yang stenosis, tempat aliran darah mengalami pelambatan
atau terjadi turbulensi (Muttaqin, 2008).
Trombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai
emboli dalam aliran darah. Trombus mengakihatkan iskemia jaringan
otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan dan edema
dan kongesti di sekitar area. Area edema ini menyebabkan disfungsi
yang lebih besar daripada area infark itu sendiri. Edema dapat
berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang sesudah beberapa
hari. Dengan berkurangnya edema klien mulai menunjukkan
perbaikan. Oleh karena trombosis biasanya tidak fatal jika tidak
E. Pathway
F. Komplikasi
Komplikasi pada stroke non hemoragik adalah:
1. Berhubungan dengan imobilisasi: infeksi pernafasan, nyeri pada
daerah tertekan, konstipasi.
2. Berhubungan dengan paralise: nyeri punggung, dislokasi sendi,
deformitas, terjatuh.
3. Berhubungan dengan kerusakan otak: epilepsy, sakit kepala.
4. Hidrosefalus
G. Penatalaksanaan
Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) penatalaksanaan stroke
dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Phase Akut :
1) Pertahankan fungsi vital seperti : jalan nafas, pernafasan,
oksigenisasi dan sirkulasi.
2) Reperfusi dengan trombolityk atau vasodilation : Nimotop.
Pemberian ini diharapkan mencegah peristiwa trombolitik /
emobolik.
3) Pencegahan peningkatan TIK. Dengan meninggikan kepala 15-30
menghindari flexi dan rotasi kepala yang berlebihan, pemberian
dexamethason.
4) Mengurangi edema cerebral dengan diuretik
MRI
MRI (Magnetic Imaging Resonance) menggunakan
gelombang magnetik untuk menentukan posisi dan besar/luas
Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhankeluhan klien, pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung
data dari pengkajian anamnesis. Pemeriksaan fisik sebaiknya
dilakukan secara per sistem (B1-B6) dengan fokus pemeriksaan fisik
pada pemeriksaan B3 (Brain) yang terarah dan dihubungkan dengan
keluhan-keluhan dari klien.
1) B1 (Breathing)
Pada inspeksi didapatkan klien batuk, peningkatan produksi
sputum, sesak napas, penggunaan otot bantu napas, dan
peningkatan frekuensi pernapasan. Auskultasi bunyi napas
tambahan seperti ronkhi pada klien dengan peningkatan produksi
sekret dan kemampuan batuk yang menurun yang sering
didapatkan pada klien stroke dengan penurunan tingkat kesadaran
koma.
Pada klien dengan tingkat kesadaran compos mends,
pengkajian inspeksi pernapasannya tidak ada kelainan. Palpasi
toraks didapatkan taktil premitus seimbang kanan dan kiri.
Auskultasi tidak didapatkan bunyi napas tambahan.
2) B2 (Blood)
Pengkajian pada sistem kardiovaskular didapatkan renjatan
(syok hipovolemik) yang sering terjadi pada klien stroke. Tekanan
darah biasanya terjadi peningkatan dan dapat terjadi hipertensi
masif (tekanan darah >200 mmHg).
3) B3 (Brain)
Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologis,
bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang
tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat, dan aliran
6.
N
o
11. 1
7.
Diagnosa
Keperawatan
8.
13.
Tujuan (NOC)
9.
Tujuan (NOC) :
19.
14.
Gangguan perfusi jaringan
dapat tercapai secara optimal
15.
16.
Kriteria hasil :
20.
17.
Mampu mempertahankan
tingkat kesadaran
Fungsi sensori dan motorik
membaik
1.
Intervensi (NIC)
Intervensi (NIC)
18.
24.
2.
3.
4.
5.
26. 2
Tujuan (NOC) :
35.
Status gizi
Asupan makanan
Cairan dan zat gizi
Intevensi (NIC) :
1.
2.
3.
Pengelolaan gangguan
makanan
Pengelulaan nutrisi
Bantuan menaikkan BB
Kritria evaluasi:
36.
Aktivitas keperawatan :
Menjelaskan komponen
kedekatan diet
Nilai laboratorium
30. (mis,trnsferin,albumin,da
n eletrolit)
31. 3. Melaporkan
keadekuatan tingkat giji
40.
41.
42.
4.
43.
5.
56. 3
57. Hambatan
mobilitas fisik b.d
penurunan
kekuatan otot
58.
Tujuan (NOC):
59.
Klien diminta menunjukkan
tingkat mobilitas, ditandai dengan
indikator berikut (sebutkan nilainya 1
- 5 : ketergantungan (tidak
berpartisipasi) membutuhkan bantuan
orang lain atau alat membutuhkan
bantuan orang lain, mandiri dengan
pertolongan alat bantu atau mandiri
penuh).
60. Kriteria Evaluasi :
1.
2.
3.
4.
73. 4
75.
78. Kriteria Hasil :
62.
1.
2.
3.
4.
5.
Aktivitas Keperawatan :
Ajarkan klien tentang dan pantau
penggunaan alat
63.
64. bantu mobilitas.
Ajarkan dan bantu klien dalam
proses perpindahan.
Berikan penguatan positif selama
beraktivitas.
65.
Dukung teknik latihan ROM
66.
Kolaborasi dengan tim medis
tentang mobilitas klien
79. 5
80. Gangguan
komunikasi
verbal b.d.
kerusakan
neuromuscular,
kerusakan sentral
bicara
81.
Tujuan (NOC):
82.
Komunikasi dapat berjalan
dengan baik
83.
Kriteria hasil :
84. a. Klien dapat
mengekspresikan perasaan
85. b. Memahami maksud dan
pembicaraan orang lain
86. c. Pembicaraan pasien dapat
dipahami
87.
88.
Intervensi (NIC) :
1.
2.
89.
3.
4.
5.
6.
91.
92.
DAFTAR PUSTAKA
93.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
LAPORAN PENDAHULUAN
122.
123.
124.
125. Disusun Oleh:
126. NAMA : FIRDAYANTI
127. NIM : 712003S12017
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
YAYASAN ABDI KALIMANTAN
135.
AKADEMI KEPERAWATAAN PANDAN HARUM
136.
BANJARMASIN
137.
2014
138.
139.