Vous êtes sur la page 1sur 15

KELOMPOK 3 KEPERAWATAN ANAK

ASKEP TUMBANG B.D KURANG GIZI

DISUSUN OLEH :
INDRIYANI
INTAN AYU SAFITRI
KENDATI SAMPURNA
LAUWANA
M.ARIFIN RIVAI
MEIDIAN JAYA EKA PUTRA
MUHAMMAD IKHSAN
NADIA ULFA TARADISA
NI MADE TENDY
NURUL QOMMARIYAH

DINAS KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG
JURUSAN DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2014/2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gizi merupakan unsur yang sangat penting di dalam tubuh. Dengan gizi yang baik,
tubuh akan segar dan kita dapat melakukan aktivitas dengan baik. Gizi harus dipenuhi justru
sejak masih anak-anak, karena gizi selain penting untuk pertumbuhan badan, juga penting
untuk perkembangan otak. Untuk itu, orang tua harus mengerti dengan baik kebutuhan gizi si
anak agar anak tidak mengalami kurang gizi. Selain itu, orang tua juga harus mengetahui apa
dan bagaimana kurang gizi itu.
Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak
dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi
disamping merupakan sindroma kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan
pangan ditingkat rumah tangga juga menyangkut aspek pengetahuan dan perilaku yang
kurang mendukung pola hidup sehat.
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memahami tentang gizi kurang.
1. Tujuan Khusus
a.

untuk mengetahui pengaruh kurang gizi terhadap tumbuh kembang .

b.

untuk mengetahui cara mencegah dan mengatasi gizi kurang .

B. Manfaat
1. Dapat memahami tentang pengaruh kurang gizi tentang gizi kurang
2. Dapat memahami cara mencegah dan mengatasi kurang gizi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan
dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Tidak ada satu jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu
membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu,
setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang
cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya
makanan tunggal yang penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat.
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan
yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan
tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna
makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila
terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan
dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka
ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar,
kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga dapat
menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah
kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam,
daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang.
Makanan

sumber

zat

pengatur

adalah

semua

sayur-sayuran

dan

buah-

buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk
melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.
Gizi

kurang

adalah

gangguan

kesehatan

akibat

kekurangan

atau

ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berfikir


dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan.
Defisiensi gizi terjadi pada anak yang kurang mendapatkan makanan cukup
bergizi dalam waktu lama.

B.

Etiologi

1.

Jumlah makanan yang di makan kurang.


Asupan makanan yang kurang diantara lain disebabkan oleh :

a.

Tidak tersedianya makanan secara adekuat

b.

Anak tidak cukup mendapat gizi seimbang

c.

Pola makan yang salah

2.

Penyakit.
Menjadi penyebab terpenting kedua kekurangan gizi, apalagi di negara negara
terbelakang dan yang sedang berkembang seperti Indonesia, dimana kesadaran
akan kebersihan / personal hygine yang masih kurang, serta ancaman endemisitas
penyakit tertentu.

C. Patofisiologi
Gizi kurang biasanya terjadi pada anak balita dibawah usia 5 tahun. Gizi
kurang umumnya terjadi pada balita dengan keadaan lahir BBLR (bayi berat lahir
rendah) atau dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Tidak tercukupinya
makanan dengan gizi seimbang serta kondisi kesehatan yang kurang baik dengan
kebersihan yang buruk mengakibatkan balita atau anak-anak menderita gizi kurang
yang dapat bertambah menjadi gizi buruk atau kurang energi kalori. Pada akhirnya
anak tersebut akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
D. Manifestasi Klinis
Kekurangan gizi ini secara umum mengakibatkan gangguan diantaranya:
1.

Pertumbuhan
Pertumbuhan anak menjadi terganggu karena protein yang ada digunakan sebagai
zat pembakar sehingga otot-otot menjadi lunak dan rambut menjadi rontok

2.

Produksi tenaga
Kekurangan energi yang berasal dari makanan mengakibatkan anak kekurangan
tenaga untuk bergerak dan melakukan aktivitas. Anak menjadi malas, dan merasa
lemas

3.

Pertahanan tubuh
Sistem imunitas dan antibodi menurun sehingga anak mudah terserang infeksi
seperti batuk, pilek dan diare

4.

Struktur dan fungsi otak

Kurang gizi pada anak adapt berpengaruh terhadap perkembangan mental.


Kekurangan gizi dapat berakibat terganggunya fungsi otak secara permanen seperti
perkembangan IQ dan motorik yang terhambat
5.

Perilaku
Anak yang mengalami gizi kurang menunjukkan perilaku yang tidak tenang,
cengeng dan apatis.

6.

Perubahan rambut dan kulit


Rambut kepala mudah dicabut dan tampak kusam, kering, halur, jarang dan
berubah warna. Sedangkan pada kulit terapat garis-garis kulit yang lebih dalam dan
lebar, hiperpigmentasi serta bersisik.

7.

Pembesaran hati

8.

Anemia

9.

Kelainan kimia darah


Kadar albumin serum rendah, kadar globulin normal atau sedikit meninggi, dan
kadar kolesterol serum rendah.

E.

Komplikasi
Malnutrisi Energi Protein (MEP) berat yang dikenal dengan:

1.

Kwashiorkor

2.

Marasmus

3.

Marasmik-kwashiorkor

F.

Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan keperawatan klien dengan gizi kurang :

1.

Pemberian makanan yang mengandung protein, tinggi kalori, cairan, vitamin dan
mineral.

2.

Penanganan segera penyakit penyerta (misalnya diare)

3.

Berikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya gizi untuk pertumbuhan dan


perkembangan anak pada orang tua dan anggota keluarga

4.

Sebaiknya tidak memberikan makanan kecil seperti permen, cokelat dan susu
menjelang waktu makan

5.

Pada permulaan, makanan jangan diberikan sekaligus banyak, tetapi dinaikkan


bertahap setiap hari (makan dalam porsi kecil tetapi sering)

6.

Anjurkan keluarga untuk memberikan makanan yang beraneka ragam untuk


meningkatkan selera makan

7.

Anjurkan keluarga untuk membawa anak ke Posyandu atau fasilitas kesehatan


secara teratur untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.

G. Kasus
No.

Data
DS
o Ny. N mengatakan bahwa An. R sewaktu sakit sulit makannya.

o Ny. N mengatakan bahwa saat ini an. R sedang sakit panas dan terdapat bengka

o Ny. N tidak membawa ke puskesmas namun ke dokter terdekat dan di kasih bo


o Ny. N tidak tahu penyebab sakit anaknya.
o Ny. N mengatakan bahwa pipi an. R kemaren bengkak sehingga di salonpas.
DO
o Rewel
o Suhu badan 38O C
o Terdapat bengkak berwarna merah pada langit-langit mulut
1.
2.

o Pada pipi tertempel salonpas


DS:
o Ny. N mengatakan BB anaknya 9,5 kg.

o Ny. N mengatakan An. R sejak kecil sudah sakit-sakitan dan badannya selalu k

o Ny. N sudah berusaha dengan datang ke posyandu setiap bulannya untuk meng

o Ny. N tidak nanpu membawa beobat ke bidan karena tersangkut masalah biaya

o Ny. N mengatakan bahwa An. D tidak pernah sakit, jika sakit hanya di kerok da

o Ny. N setelah tidak terdaftar dalam posyandu jarang dan hampir tidak pernah m
o Ny. N tidak tahu BB an. D
DO:
Anak R
o BB 10kg
o LLA 13 cm
o LK 46 cm
o LD 46 cm
o Berada pad BGM di KMS
Anak D

o BB 12 Kg
o LLA 14 cm
o LK 47 cm
o LD 47 cm
o Z-score BB/U di bawah garis normal: -3,3
DS

o Ny. N menngatakan masih menyusui an. R karena masih iba terhadap anaknya.
o Ny. N mengatakan ankanya sekarang berumur 3 tahun 5 bulan.
o Ny. N akan menyapihnya apabila anaknya sudah sehat.
o Ny. N belum melakukan upaya untuk menyapih anaknya.
o Ny. N mengatakan bahwa anaknya juga minum susu dan juga air putih.
DO
3.

o An. R masih menyusu ASI

o Ny. N mengatakan An. R Imunisasinya tidak lengkap cuma sewaktu lahir saja y
o Ny. N sekarang mnyesal tidak mengimunisasi An. R sewaktu kecil
4

o Ny. N berusaha mengimunisasi sesudah anak R besar.


o Ny. Mengatakan bahwa An. D sakit gigi sampai bengkak pipinya.
o Ny. N sudah membelikan obat ponstan untuk anaknya

o Ny. N tidak memeriksakan ke pelayanan kesehatan karena di anggap wajar dan


o Ny. N mengatakan bahwa sudah membersihkan gigi anaknya dengan di sikat.
DO
o Bengakak pada pipi An D
5

o Gigi berlubang
H. Diagnosa
Diagnosa I
Ketidak efektifan manajemen keluarga berhubungan dengan Ketidakmampuan mengenal
masalah
Ketidakmampuan keluarga untuk merawat keluarga yang sakit
No
1.

Kriteria
Sifat Masalah : actual

Hitungan
3/3 X 1

Skor

Pembenaran

Ny. N mengatakan bahwa saat ini


anak. R sedang sakit panas dan

terdapat bengkak pada langitlangit

mulutnya

sudah

berlangsung 1 minggu suhu badan


anak R 38o.
Tehnologi

kesehatan

yang

berkembang pesat, sumber daya


dan

dana

pemahaman

yang

terbatas,

keluarga

tentang

penyakit terbatas , waktu dan


tenaga yang hamper tidak ada
Kemungkinan
2.

masalah

dapat diubah: Sebagian

serta
X2

ketidakmauan

keluarga

dalam hal transportasi


Masalah ini belum lama terjadi
dan keluarga sudah berupaya
merawat dan mengobati sendiri
anggota

Potensial masalah untuk


3.

4.

dicegah: tinggi

yang

memeriksakan
3/3 X 1

sakit
diri

ke

dengan
dokter

terdekat

Menonjolnya

Keluarga merasa masalah harus

masalah:masalah perlu

segera ditangani agar An. R cepat

segera ditangani

2/2 X 1

Jumlah

sembuh

Diagnosa 2:
o Resiko ketidakseimbangan pertumbuhan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah, Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
No

Kriteria

Hitungan

Skor

Pembenaran
Ny N mengatakanbawa anaknya
dari kecil nerat badannya kurang (
dalam usia 3 tahun BBnya 9,5
Kg). dan anak D dengan BB 12

1.

Sifat Masalah : resiko

2.

Kemungkinan

2/3 X 1

masalah X 2

2/3
1

kg.
Sumber daya keluarga segian ada,

fasilitas kesehatan dekat, dana


keluarga
tenaga

kurang,
hampir

waktu

dan

tidak

ada,

ketidakmampuan
dapat diubah: Sebagian

dalam

transportasi
Masalah

ini

sudah

lama,

memanfaatkan fasilitas kesehatan


Potensial masalah untuk
3.

dicegah: Tinggi

(posyandu), berusaha memenuhi


3/3 X 1

kecukupan gizi keluarga.

Menonjolnya
masalah:masalah perlu
4.

segera ditangani

Keluarga menginkan agar An. R


2/2 X 1

Jumlah

segera normal badannya.

3 2/3

Diagnosa 3:
o Manajemen terapeutik keluarga tidak efektif behubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga mengambil keputusan
No

Kriteria

Hitungan

Skor

Pembenaran
Ny. N mengatakan An. R masih
menyusu ASI walupun umurnya
sudah 3 thaun 5 bulan dan belum

1.

Sifat Masalah : resiko


Kemungkinan

2.

2/3 X 1

2/3

2/2 X 2

di sapih.

masalah

dapat diubah: mudah

Waktu dan tenaga ada,


Masalah

ini

sudah

lama,

memanfaatkan fasilitas kesehatan


Potensial masalah untuk
3.

dicegah: Tinggi

(posyandu), sumber daya tenaga


3/3 X 1

dan waktu ada.


Keluarga

Menonjolnya

segera tidak menyusui lagi An. R

tidak

namun masih iba melihatr kondisi

segera ditangani
Jumlah

agar

masalah:

adamasalah
4.

menginginkan

1/2 X 1

1/2
4 1/6

an. R sehinga masih di susui.

Diagnosa 4
Nyeri akut berhubungan dengan Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah,
ketidakmampuan

keluarga

mengambil

keputusan,

ketidakmampuan

keluarga

menggunkan fasilitas kesehatan


No

Kriteria

Hitungan

Skor

Pembenaran
An. D sedang sakit gigi dan

1.

Sifat Masalah : Actual

3/3 X 1

pipinya bengkak.
Tehnologi

kesehatan

yang

berkembang pesat, sumber daya


dan

dana

pemahaman

yang

terbatas,

keluarga

tentang

penyakit terbatas , waktu dan


tenaga yang hamper tidak ada
Kemungkinan
2.

masalah

dapat diubah: Sebagian

serta
X2

ketidakmauan

keluarga

dalam hal transportasi


Masalah ini belum lama terjadi
dan keluarga sudah berupaya
merawat dan mengobati sendiri
anggota

Potensial masalah untuk


3.

4.

dicegah: tinggi

yang

memeriksakan
3/3 X 1

sakit
diri

ke

dengan
dokter

terdekat

Menonjolnya

Keluarga merasa masalah harus

masalah:masalah perlu

segera ditangani agar An. D cepat

segera ditangani

2/2 X 1

Jumlah

sembuh

Diagnosa 5
Ketidakefektifan

penatalaksanaan

Ketidakmampuan

mengenal

terapeutik

masalah,

keluarga

ketidakmampuan

berhubungan
mengambil

dengan
keputusan,

ketidakmampuan menggunkan fasilitas kesehatan


No

Kriteria

Hitungan

Skor

Pembenaran
An. R hanya di imunisasi saat

1.

Sifat Masalah : actual

33 X 1

lahir saja.

sumber daya dan dana yang


terbatas, waktu dan tenaga yang
hamper
Kemungkinan
dapat
2.

tidak

ada

serta

masalah

ketidakmauan keluarga dalam hal

diubah: tidak

transportasi, Anak sudah berusia 3

dapat

0/2 X 2

tahaun.
Masalah sudah lama terjadi dan
keluarga sudah berupaya merawat

Potensial masalah untuk


3.

dicegah: rendah

dan mengobati anggota keluarga,


1/3 X 1

1/3

ana rusah berumur 3 tahun.


Keluarga sudah mencari jalan

Menonjolnya

masalah:

keluar agar anaknya di imunisasi

tidak

dengan usianya yang lebih dari 3

adamasalah
4.

segera di tangani

1/2 X 1

1/2

tahun ini.

1 5/6
Diagnosa prioritas:
1. Manajemen terapeutik keluarga tidak efektif behubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
mengambil keputusan
2. Ketidak efektifan manajemen keluarga berhubungan dengan Ketidakmampuan mengenal
masalah, ketidakmampuan keluarga untuk merawat keluarga yang sakit
3. Nyeri akut berhubungan dengan Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah,
ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, ketidakmampuan keluarga menggunkan
fasilitas kesehatan
4. Resiko ketidakseimbangan pertumbuhan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah, Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
5. Ketidakefektifan penatalaksanaan terapeutik keluarga berhubungan dengan Ketidakmampuan
mengenal masalah, ketidakmampuan mengambil keputusan, ketidakmampuan menggunkan
fasilitas kesehatan

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Gizi

kurang

adalah

gangguan

kesehatan

akibat

kekurangan

atau

ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berfikir


dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan.
Etiologi gizi kurang yaitu:
1.

Jumlah makanan yang di makan kurang.

2.

Penyakit.
Tidak tercukupinya makanan dengan gizi seimbang serta kondisi kesehatan
yang kurang baik dengan kebersihan yang buruk mengakibatkan balita atau anakanak menderita gizi kurang yang dapat bertambah menjadi gizi buruk atau kurang
energi kalori.

B. Saran
Perlu keseimbangan gizi untuk tumbuh kembang dan perlu dilakukan edukasi pada
keluarga penderita agar memperhatikan gizi serta diberikan penyuluhan untuk mengurangi
kasus serupa

DAFTAR PUSTAKA
http://anakbahari.blogspot.com/2012/04/keramba-jaring-apung-ikan-kerapu-bebek.html.
diakses tanggal 19 September 2012.
http://www.iyaa.com/berita/nasional/umum/1322416_1124.html.
September 2012.

diakses

tanggal

19

Vous aimerez peut-être aussi