Vous êtes sur la page 1sur 46

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu aspek terpenting dari keperawatan keluarga adalah
pemberian asuhan pada unit keluarga. Keluarga bersama dengan individu,
kelompok, dan komunitas adalah klien atau resipien keperawatan. Secara
empiris disadari bahwa kesehatan pada anggota keluarga sudah
ditanggulangi secara insidental, tetapi keluarga belum dilihat sebgai klien
dari keperawatan. Sebenarnya, keluarga sebagai unit asuhan keperawatan
sangat besar pengaruhnya terhadap individu dan kelompok.1
Guna mendukung Pembangunan Nasional bidang kesehatan ini,
keperawatan sebagai salah satu profesi di bidang kesehatan berkontribusi
melalui pengembangan pelayanan keperawatan keluarga. Pelayanan
keperawatan keluarga merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan
yang diharapkan dapat mendukung terciptanya kemandirian keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatannya. Keluarga dapat dipandang
sebagai satu unit terkecil dari masyarakat dan keluarga juga sebagai unsur
yang dapat mempengaruhi status kesehatan individu anggota keluarga,
oleh karena itu pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu
strategi yang efektif untuk mewujudkan pelaksanaan upaya kesehatan
perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat secara terintegrasi. Hal
ini sesuai dengan pasal 53 ayat (1) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang kesehatan yang menyatakan bahwa pelayanan kesehatan
perseorangan ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan
kesehatan perseorangan dan keluarga, kemudian pada Undang-Undang
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dinyatakan bahwa tugas dan
fungsi rumah sakit adalah memberikan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna. Berkaitan dengan hal tersebut pelaksanaan pelayanan
keperawatan

keluarga

merupakan

strategi

yang

efektif

untuk

melaksanakan upaya promotif dan preventif di tingkat keluarga dan


sekaligus melakukan upaya kuratif dan pemulihan bagi anggota keluarga.2

Dilihat dari kondisi kesehatan masyarakat Indonesia saat ini


memperlihatkan rata-rata Peningkatan Umur Harapan Hidup dari 67 tahun
pada tahun 2003 menjadi 70,1 tahun pada tahun 2007 (Riskesdas 2007),
angka ini diharapkan meningkat pada tahun 2015 menjadi 72 tahun. Hal
ini akan berdampak terhadap meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut,
yaitu terjadinya peningkatan masalah kesehatan usia lanjut, yaitu
degeneratif, penyakit kronik, maupun penyakit terminal. Masalah ini akan
memerlukan pelayanan kesehatan jangka panjang yang berkelanjutan, oleh
karena itu pelayanan keperawatan keluarga sangat diperlukan.2
Berbagai masalah kesehatan di Indonesia masih memerlukan
perhatian serius dari berbagai pihak, berdasarkan data SKDI, 2007
memperlihatkan Angka Kematian Ibu (AKI 228/100.000 kelahiran hidup),
Angka Kematian Bayi (AKB 34/1000 kelahiran hidup). Penyebab
kematian bayi adalah diare (31,4%) dan pneumonia (15,5%), sedangkan
penyebab kematian semua umur (Riskesdas 2007), antara lain stroke
(15,4%); TB (7,5%); hipertensi (6,8%); cedera (6,5%); DM (5,7%); tumor
ganas (5,7%); malaria (1,3%).2
Masalah penyakit menular diperoleh gambaran bahwa kasus HIV
berjumlah 5094 kasus dan kasus AIDS berjumlah 10384 kasus (Depkes
2007), sedangkan prevalensi nasional TB Paru 0,99% (Riskesdas, 2007).
Masalah

penyakit

tidak

menular

yang

memerlukan

perawatan

berkelanjutan terus bertambah. Data Riskesdas, 2007 Prevalensi nasional


untuk penyakit tumor / kanker adalah 0,4%, penyakit jantung adalah 7,2%,
hipertensi pada penduduk umur > 18 tahun adalah sebesar 29,8%, stroke
adalah 0,8% dan penyakit Diabetes Melitus adalah 1,1%. Data dari Pusat
Kanker Nasional, 2007 memperlihatkan lebih dari 60% klien kanker yang
berobat sudah dalam kondisi terminal yang pada akhirnya masuk dalam
kondisi paliatif. Selanjutnya Prevalensi beberapa faktor risiko penyakit
tidak menular di Indonesia antara lain: faktor risiko penduduk > 10 tahun:
sering makan makanan asin (24,5%); sering makan makanan berlemak
(12,8%); kurang mengonsumsi sayur atau buah (93,6%); kurang aktivitas

fisik (48,2%); merokok setiap hari (23,7%); mengonsumsi alkohol 12


bulan terakhir (4,6%).2
Masalah-masalah kesehatan terutama penyakit kronis menyebabkan
lamanya masa penyembuhan dan tingginya biaya perawatan di rumah
sakit. Hal ini akan menjadi beban berat bagi pendertia dan keluarganya,
produktivitas dan pendapatan keluarga, yang pada akhirnya menyebabkan
kemiskinan.2
Pelayanan kesehatan pada masyarakat miskin, berisiko tinggi atau
rentan, penanganan masalah kesehatan akibat bencana, masalah kesehatan
masyarakat di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, kepulauan dan
daerah pengembangan masih belum memadai dan perlu ditingkatkan.
Selain itu, pelayanan keseahtan secara berkelanjutan khususnya dari
Rumah Sakit ke Puskesmas untuk ditindaklanjuti dengan pelayanan
keperawatan keluarga di rumah, juga belum berjalan secara optimal.2
Di sisi lain pembangunan kesehatan yang telah diselenggarakan
dalam beberapa dekade ini telah berhasil menyediakan sarana kesehatan di
seluruh pelosok tanah air, tetapi upaya pemerataan dan peningkatan
jangkauan pelayanan keseahtan yang bermutu dirasakan masih amat
diperlukan.2
Dalam rangka mengatasi permasalahan kesehatan yang cukup
kompleks, pelayanan keperawatan keluarga mempunyai peran strategis
dan daya ungkit yang tinggi dalam upaya mengatasi masalah kesehatan
masyarakat melalui pemberdayaan keluarga ke arah kemandirian dalam
bidang kesehatan sehingga terbentuk keluarga yang sehat.2
Pelayanan keperawatan keluarga dapat dilakukan oleh suatu unit
pelayanan yang berafiliasi dengan Rumah Sakit, Puskesmas dan praktek
mandiri keperawatan berupa pelayanan berkelanjutan (follow up care) dan
atau pelayanan keperawatan kesehatan keluarga di rumah. Kegiatan ini
dapat dilakukan melalui pembinaan perawatan keluarga yang mempunyai
masalah keseahtan (sakit, rawan atau risiko tinggi). Upaya tersebut
diharapkan akan meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
keperawatan yang berkualitas serta mendekatkan pelayanan kepada
masyarakat.2

Kegiatan ini akan memberikan hasil yang optimal jika pelayanan


tersebut mempertimbangkan kesetaraan dan keadilan gender. Pelayanan
keperawatan keluarga yang responsif gender diidentifikasikan bahwa lakilaki dan perempuan dapat memperoleh akses yang sama dalam proses
pelayanan, memiliki kontrol yang sama atas sumber pelayanan, dan
memperoleh manfaat yang sama dari hasil pelayanan keperawatan
keluarga.2
B. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
- Mahasiswa mengetahui konsep keperawatan keluarga pasangan baru
menikah.
Tujuan Khusus
-

Mahasiswa mengetahui pengkajian asuhan keperawatan pasangan baru

menikah
Mahasiswa mengetahui diagnosa asuhan keperawatan pasangan baru

menikah
Mahasiswa mengetahui rencana asuhan keperawatan pasangan baru

menikah
Mahasiswa mengetahui intervensi asuhan keperawatan pasangan baru
menikah
Mahasiswa mengetahui evaluasi asuhan keperawatan pasangan baru
menikah

BAB II
KONSEP KELUARGA
A Pengertian
Pengertian keluarga akan berbeda. Hal ini bergantung pada orientasi
yang digunakan dan orang yang didefinisikan. 3
G Friedman ( 1998 ) mendifinisikan bahwa keluarga adalah kumpulan
dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan

emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan


bagian dari keluarga . 3
Pakar konseling keluarga Yogyakarta , sayekti ( 1994 ), menulis
bahwa keluarga adalah suatu ikatan / persekutuan

hidup atas dasar

perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama
atau seseorang lali-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan
atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah
rumah tangga. 3
Menurut

UU

No

10

tahun

1992

tentang

Perkembangan

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera , keluarga adalah unit


terkecil dari masyarakat yang terdiri suami-istri , atau suami-istri dan
anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya .3
Ketiga pengertian tersebut mempunyai persamaan bahwa dalam
keluarga terdapat ikatan perkawinan dan hubungan darah yang tinggal
bersama dalam satu atap ( serumah ) dengan peran masing-masing serta
keterikatan emosional.3

B Tipe Keluarga
Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuan dan orang
yang mengelompokkan . Secara tradisional keluarag dikelompokkan menjadi
dua yaitu :3
1 Keluarga inti ( nuclear family ) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah,
ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau
2

keduanya.
Keluarga besar ( extended family ) adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah ( kakeknenek, paman-bibi )

Namun dengan berkembangannya peran individu dan meningkatnya


rasa individualism , pengelompokkan tipe keluarga selain kedua di atas
berkembangan menjadi :3
1

Keluarga bentukan kembali ( dyadic family ) keluarga baru yang terbentuk


dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya. Keadaan ini
di Indonesia juga menjadi tren karena adanya pengaruh gaya hidup barat
pada zaman dahulu jarang sekali ditemui sehingga yang telah cerai atau
ditinggal pasangannya cenderung hidup sendiiri untuk membesarkan

anaknya.
Orang tua tunggal ( single parent family ) adalah keluarga yang terdiri
dari slah satu orang tua dengan anak-abak akibat ceraian atau ditinggal

3
4

pasangannya
Ibu dengan anak tanpa perkawinan ( the unmarried teenage mother )
Orang dewasa ( laki-laki atau perempuan ) yang tinggal sendiri tanpa
pernah menikah ( the single adult living alone

) Kecenderungan di

Indonesia juga meningkat dengan daih tidak mau direpotkan oleh


5

pasangan atau anaknya kelak jika telah menikah .


Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya , biasanya dapat
dijumpai pada daerah kumuh perkotaan, tetapi pada akhirnya mereka
dinikahkan oleh pemerintah daerha meskipun usia pasangan tersebut telah

tua demi status anak-anaknya.


Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin yang sama.

C Tahap Perkembangan
Tahap Perkembangan Keluarga Keluarga Baru
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak.

Tugas

perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah:3


1 Membina hubungan intim yang memuaskan
2 Menetapkan tujuan bersama
3 Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial
4 Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB
5 Persiapan menjadi orang tua
6 Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi
orang tua)
Bukan hanya individu saja yang mempunyai tahap perkembangan ,
perkembangah yang harus keluarga pun memiliki tahap peerkembangan

dengan berbagai tugas perkembangan tahap perkembangan menurut Carter


dan McGoldrick ( 1989 ) dan Duval (1985 ) 3
Tabel 1-1 Perbedaan tahap perkembangan
Carter dan McGoldrick
( family therapy perspective, 1989 )
1

Keluarga antara : masa bebas ( pacaran )

Duval
( sociological perspective, 1985 )
Tidak diidentifikasi karena period waktu
antara dewasa dan menikah tak dapat

dewasa muda
2

ditentukan

Terbentuknya keluarga baru melalui suatu

Keluarga baru menikah

perkawinan
3

Keluarga yang memiliki anak usia muda


( anak usia bayi sampai usia sekolah )

keluarga yang memiliki anak dewasa

1 keluarga dengan anak baru lahir


2 keluarga dengan anak pra sekolah ( usia anak

tertua 2-5 tahun )


3 keluarga dengan anak usia sekolah ( usia anak
tertua 6-12 )
4. keluarga dengan anak remaja ( usia anak
tertua 13-20 tahun )
5. keluarga mulai melepas anak sebagai
dewasa ( anak-anaknya mulai meninggalkan

keluarga yang mulai melepas anaknya


untuk keluar rumah

rumah )
6. keluarga yang hanya terdiri dari orang tua
saja / keluarga usia pertengahan ( semua anak

keluarga lansia

meninggalkan rumah )
7. Keluarga lansia

Berubahnya tahap perkembangan keluarga diikuti dengan perubahan


tugas perkembangan keluarga dengan berpedoman pada fungsi yang dimiliki
keluarga . Gambaran Maka ada beberapa tugas perkembangan yang harus
dijalani oleh pasangan pada fase pemantapan ini agar bisa menjalani tahap ini
dengan baik, antara lain : 3
1
2
3

Memantapkan tempat tinggal


Memantapkan sistem mendapatkan dan membelanjakan uang
Memantapkan pola siapa mengerjakan apa, siapa bertanggung jawab

kepada siapa (pembagian peran & tanggung jawab)


Memantapkan kepuasan hubungan seksual

5
6
7
8
9

Memantapkan sistem komunikasi secara intelektual dan emosional


Memantapkan hubungan dengan keluarga besar.
Memantapkan cara berinteraksi dengan teman; kolega dan organisasi
Menghadapi kemungkinan kehadiran anak dan perencanaannya
Memantapkan filosofi hidup sebagai pasangan suami isteri

Tugas perkembangan keluarga baru menikah (Rodgers cit Friedman) :3


1

Membina hubungan intim yang memuaskan.


a. Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru
b. Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan.
c. Peran berubah.
d. Fungsi baru diterima.
e. Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang
mendasar.
Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas
Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua
pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan

minat pasangan.
Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis atau membina
hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social
Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal
dan mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga
besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan

perkawinannya.
Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB
Hak Pasangan Baru :
a. Membuat keputusan personal tentang kapan akan memilik anak
b. Penggunaan kontrasepsi efektif
c. Konseling perkawinan

D Fungsi dan Peran Keluarga


1 Peran Keluarga
Peran adalah seperangkat perilaku interpersonal, sifat, dan kegiatan
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan satuan tertentu.
Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing. Ayah sebagai
pemimpin keluarga, pencari nafkah, pendidik, pelindung/ pengayom, dan
pemberi rasa aman kepada anggota keluarga. Selain itu, sebagai anggota
masyarakat/ kelompok sosial tertentu. Ibu sebagai pengurus rumah

tangga, pengasuh, pendidik anak-anak, pelindung keluarga, dan juga


sebagai pencari nafkah tambahan keluarga, Selain itu, sebagai anggota
masyarakat. Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan
2

perkembangan fisik, mental, sosial, dan spiritual.1


Fungsi Keluarga
Fungsi Keluarga menurut Undang-Undang No. 10 Thun 1992
membagi fungsi keluarga menjadi 8, yaitu:1
a Fungsi keagamaan adalah (1) membina norma/ ajaran agama sebagai
dasar dan tujuan hidup seluruh anggota keluarga, (2) menerjemahkan
ajaran dan norma agama ke dalam tingkah laku hidup sehari-hari
bagi seluruh anggota keluarga, (3) memberi contoh konkret dalam
kehidupan sehari-hari dalam pengalaman ajaran agama, (4)
melengkapi dan menambah proses belajar anak tentang keagamaan
yang tidak/kurang diperoleh di sekolah atau masyarakat, (5)
b

membina rasa, sikap, dan praktik kehidupan beragama.


Fungsi budaya adalah (1) membina tugas keluarga sebagai sarana
untuk meneruskan norma budaya masyarakat dan bangsa yang ingin
dipertahankan, (2) membina tugas keluarga untuk menyaring norma
dan budaya asing yang tidak sesuai, (3) membina tugas keluarga
sebagai sarana anggotanya untuk mencari pemecahan masalah dari
berbagai pengaruh negatif globalisasi dunia, (4) membina tugas
keluarga sebagai sarana bagi anggotanya untuk mengadakan
kompromi/ adaptasi dan praktik (positif) serta kehidupan globalisasi
dunia, (5) membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, dan
seimbang dengan budaya masyarakat/bangsa untuk menunjang

terwujudnya norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera.


Fungsi cinta kasih adalah (1) menumbuhkembangkan potensi simbol
cinta kasih sayang yang telah ada di antara anggota keluarga dalam
simbol nyata, seperti ucapan dan tingkah laku secara optimal dan
terus menerus, (2) membina tingkah laku, saling menyayangi di
antara anggota keluarga maupun antara keluarga yang satu dan yang
lainnya secara kuantitatif dan kualitatif, (3) membina praktik
kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan uhkrawi dalam keluarga

secara serasi, selaras, dan seimbangan, (4) membina rasa, sikap, dan
praktik hidup keluarga yang mampu memberikan dan menerima
kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju Keluarga Kecil
d

Bahagia dan Sejahtera.


Fungsi perlindungan adalah (1) memenuhi kebutuhan akan rasa
aman di antara anggota keluarga. Bebas dari rasa tidak aman yang
tumbuh dari dalam maupun dari luar keluarga, (2) membina
keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk
ancaman dan tantangan yang datang dari luar maupun dalam, (3)
membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai

modal menuju keluarga kecil bahagia dan sejahterah.


Fungsi reproduksi adalah (1) membina kehidupan keluarga sebagai
wahana pendidikan reproduksi sehat baik bagi anggota keluarga
maupun keluarga sekitarnya, (2) memberikan contoh pengalaman
kaidah-kaidah pembentukan keluarga dalam hal usia, kedewasaan
fisik dan mental. (3) mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat
baik yang berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak antara kelahiran
dua anak, dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga, (4)
mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang

kondusif menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.


Fungsi sosialisasi adalah (1) menyadari, merencanakan dan
menciptakan lingkungan keluarga sebagai wahana pendidikan dan
sosialisasi

anak

yang

pertama

dan

utama,

(2)

menydari,

merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai pusat


tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai konflik dan
permasalahan yang dijumpainya baik di lingkungan masyarakat
mauoun sekolahnya. Membina proses pendidikan dan sosialisasi
anak tentang hal yang perlu dilakukannya untuk meningkatkan
kematangan dan kedewasaan baik fisik maupun mental, yang tidak/
kurang diberikan lingkungan pendidikan dan sosialisasi yang terjadi
dalam keluarga sehingga tidak saja bermanfaat positif bagi anak,

tetapi juga bagi orang tua untuk perkembangan dan kematangan


g

hidup bersama menuju keluarga kecil behagia dan sejahtera.


Fungsi ekonomi adalah melakukan kegiatan ekonomi baik di luar
maupun di dalam kehidupan keluarga dalam rangka menopang
perkembangan hidup keluarga; mengelola ekonomi keluarga
sehingga terjadi keserasian, keselamatan, dan keseimbangan antara
pemasukan dan pengeluaran keluarga; mengatur waktu sehingga
kegiatan orang tua di luar rumah dna perhatiannya terhadap anggota
rumah tangga berjalan secara serasi, selaras, dan seimbang; membina
kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk

mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.


Fungsi pelestarian lingkungan adalah membina kesadaran dan
praktik

pelestarian

lingkungan

internal

keluarga;

membina

kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan hidup eksternal


keluarga; membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian
lingkungan hidup yang serasi, selaras dan seimbang antara
lingkungan keluarga dan lingkungan hidup sekitarnya.
Secara umum fungsi keluarga ( Friedman , 1998) adalah sebagai
berikut: 3
1 Fungsi afektif
2 Fungsi Sosialisasi dan rempat bersosialisasi
3 Fungsi reproduksi
4 Fungsi ekonomi
5 Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan

E Peran Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Keluarga


Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, ada
beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain adalah:4
1 Pengenal kesehatan (Health monitor)
Perawat membantu keluarga untuk mengenal penyimpangan dari keadaan
normal tentang kesehatannya dengan menganalisa data secara objektif
serta membuat keluarga sadar akan akibat masalah tersebut dalam
perkembangan keluarga

Pemberi pelayanan pada anggota keluarga yang sakit, dengan


memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit.
Seringkali kontak pertama kali dengan keluarga dimulai dengan adanya
angggota keluarga yang sakit baik melalui penemuan langsung maupun

rujukan
Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga,
yaitu berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan keluarga baik

secara berkelompok maupun individu.


Fasilitator, yaitu dengan cara menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah

dijangkau oleh keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya


Pendidik kesehatan, yaitu untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku

tidak sehat menjadi perilaku sehat


Penyuluh dan konsultan, yang berperan dalam memberikan petunjuk
tentang asuhan keperawatan dasar dalam keluarga
Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga, perawat

tidak dapat bekerja sendiri, melainkan bekerja sama secara tim dan bekerja
sama dengan profesi lain untuk mencapai asuhan keperawatan keluarga
dengan baik. 4

BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga dengan tujuan
menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan keluarga.4
A. Pengertian
Salvacion G. Bailon dan Araceles Maglaya (1978) mendefinisikan
perawatan kesehatan keluarga sebagai

tingkat perawatan kesehatan

masyarakat yang dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang
dirawat dengan sehat sebagai tujuannya dan perawatan sebagai sasarannya.4
Dalam perawatan kesehatan, masyarakat yang menerima asuhan
keperawatan dibagi dalam 3 tingkat. Pertama, tingkat individu. Perawat
memberi asuhan keperawatan kepada individu kasus tertentu misalnya pasien
tuberkulosis, diabetes, dan ibu hamil, yang dijumpai di klini yang kadangkadang ditindaklanjuti perawatannya di rumah (lingkungan keluarga).
Perhatian utama pada tingkat ini adalah individu yang bersangkutan.4
Kedua, tingkat keluarga. Pada tingkat ini sasaran asuhan adalah
keluarga. Perhatian utamanya adalah masalah keluarga. Perawat akan
menghadapi pasien, yaitu keluarga dengan anggotanya yang menderita
penyakit TBC, keluarga dengan ibu hamil, keluarga dengan anak retardasi, an
lain-lain.4
Ketiga, tingkat masyarakat. Asuhan keperawatan masih tetap ditujukan
pada individu atau keluarga, tetapi klien tersebut dilihat dalam satu kesatuan
dalam

masyarakat.

Contoh

penanggulangan

yang

direncanakan

dan

dilaksanakan dalam tingkat masyarakat pada kondisi endemik malaria,


epidemik kolera, dan lain-lain adalah perbaikan sanitasi, penyuluhan
kesehatan, dan lain-lain.4

B. Prinsip Perawatan Kesehatan Keluarga


Ada beberapa prinsip utama yang harus dipegang oleh perawat keluarga
yaitu:4
1 Keluarga dijadikan sebagai unit dalam pelayanan kesehatan.

Dalam

konteks ini keluarga dipandang sebagai klien atau sebagai fokus utama
pengkajian keperawatan.

Keluarga dipandang sebagai sistem yang

berinteraksi, dimana fokusnya adalah dinamika dan hubungan internal


keluarga, struktur dan fungsi keluarga serta saling ketergantungan
subsistem keluarga dengan kesehatan dan keluarga dengan lingkungan
luarnya.

Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga sehat dalah sebagai


tujuan utamanya dengan cara meningkatkan status kesehatan keluarga
agar keluarga dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan

keluarga
Asuhan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan

kesehatan keluarga
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat harus
melibatkan peran serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan

masalah dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya


Diusahakan lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
Ada 3 tingkatan pencegahan terhadap kesehatan keluarga yaitu:4
a Pencegahan primer, yang meliputi peningkatan kesehatan dan
tindakan preventif khusus yang dirancang untuk mencegah orang
b

bebas dari penyakit dan cedera


Pencegahan sekunder, yang terdiri dari deteksi dini, diagnosis dan

pengobatan
Pencegahan tersier, yang mencakup tahap penyembuhan dan
rehabilitasi, dirancang untuk meminimalkan ketidakmampuan klien

dan memaksimalkan tingkat fungsinya


Dalam memberikan asuhan keperawatan agar memanfaatkan sumber

daya keluarga semaksimal mungkin


Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara

keseluruhan
Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan keperawatan
adalah dengan pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan

proses keperawatan
Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan adalah
penyuluhan

kesehatan

dan

asuhan

keperawatan

kesehatan

dasar/perawatan dirumah
10 Diutamakan terhadap keluarga yang beresiko tinggi
11 Partisipasi keluarga aktif dilakukan
Dasar pemikiran yang ditetapkan adalah bahwa keluarga memiliki hak
dan tanggung jawab untuk membuat keputusan-keputusan menyangkut
kesehatan mereka sendiri, partisipasi aktif dari keluarga adalah suatu

pendekatan esensial yang dimaksudkan dalam strategi intervensi keperawatan


keluarga.4
C. Tujuan Keperawatan Keluarga
Tujuan umum keperawatan keluarga adalah meningkatkan kesadaran,
keinginan, dan kemampuan keluarga dalam meningkatkan, mencegah,
memelihara kesehatan mereka sampai pada tahap yang optimal dan mampu
melaksanakan tugas-tugas mereka secara produktif.1
Tujuan khususnya adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan
kemampuan keluarga dalam hal (1) mengidentifikasi masalah kesehatan yang
mereka hadapi, (2) mengambil keputusan tentang siapa/ ke mana dan
bagaimana pemecahan masalah tersebut, misalnya dipecahkan sendiri dengan
pergi ke rumah sakit, puskesmas, praktik keperawatan/ kedokteran, dll, (3)
meningkatkan mutu kesehatan keluarga (promosi kesehatan), (4) mencegah
terjadinya penyakit/ timbulnya masalah kesehatan pada keluarga, (5)
melaksanakan usaha rehabilitasi penderita melalui asuhan keperawatan di
rumah, (7) membantu tenaga profesional kesehatan/ keperawatan dalam
penanggulangan penyakit/ masalah kesehatan mereka di rumah, rujukan
kesehatan, dan rujukan medik.1
Proses keperawatan mempunyai banyak tujuan. Tujuan utamanya
adalah memberikan metode sistematis bagi praktik keperawatan: proses
keperawatan menyatukan, menstandarisasi, dan mengarahkan praktik
keperawatan. Peran dan fungsi perawat ditentukan, dan komunikasi,
kolaborasi, dan sinkronisasi anggota tim kesehatan ditingkatkan leh proses
keperawatan. Penekanan diletakkan baik pada promosi, pemeliharaan dan
pemulihan atau peningkatan kematian dengan tenang, yang bergantung pada
situasi klien. Tujuan lain dari proses keperawatan adalah:5
1

Memudahkan pendokumentasian data,diagnosis, rencana, respons klien,

2
3
4

dan evaluasi.
Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi asuhan.
Memberikan arahan, pedoman, dan makna untuk asuhan keperawatan.
Memberikan kemungkinan asuhan yang berkesinambungan dan
mengurangi kalalaian.

5
6

Mengindividualisasikan keikutsertaan klien dalam keperawatan


Meningkatkan kreativitas dan fleksibilitas dalam praktik keperawatan.

D. Proses Keperawatan Keluarga


Proses keperawatan keluarga mengikuti pola keperawatan secara umum
yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, intervensi dan implementasi serta
evaluasi. Dasar dari proses keperawatan adalah penggunaan cara-cara ilmiah
dalam menyelidiki dan menganalisa data-data sehingga mencapai kesimpulan
yang logis dalam penyelesaian masalah secara rasional.3
Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang diberikan melalui praktek keperawatan dengan sasaran keluarga.
Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami
keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.3
Proses keperawatan keluarga disesuaikan dengan fokus perawatan. Jika
ia melihat keluarga sebagai latar belakang atau konteks dari keluarga maka
keluarga merupakan fokus utama tetapi jika ia melihat di dalam keluarga ada
individu yang rawat, maka anggota keluarga secara individu merupakan fokus
utama.3
Dalam praktiknya perawat biasanya bekerja sekaligus dengan keluarga
dan sekaligus dengan anggota keluarga secara individu. Ini berarti perawat
keluarga akan menggunakan proses keperawatan keluarga dalam beberapa
tingkat yaitu tingkat keluarga dan tingkat individu.3
Proses keperawatan keluarga secara khusus

mengikuti

pola

keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, intervensi dan


implementasi serta evaluasi. 3
1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dimana
seorang perawat mulai mengumpulkan informasi tentang keluarga yang
dibinanya. Tahap pengkajian ini merupakan proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan keluarga.
Dasar pemikiran dari pengkajian adalah suatu perbandingan, ukuran
atau penilaian mengenai keadaan keluarga dengan menggunakan norma,
nilai, prinsip, aturan, harapan, teori dan konsep yang berkaitan dengan
permasalahan.

Cara pengumpulan data tentang keluarga dapat dilakukan antara lain


dengan:
1 Wawancara
Yaitu menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan dengan
masalah yang dihadapi keluarga dan merupakan suatu komunikasi yang
direncanakan.
Tujuan wawancara disini adalah:
a. Mendapatkan informasi yang diperlukan
b. Meningkatkan hubungan perawat-keluarga dalam komunikasi
c. Membantu keluarga untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
Wawancara dengan keluarga dikaitkan dalam hubungannya
dengan kejadian-kejadian pada waktu lalu dan sekarang
2

Pengamatan
Pengamatan dilakukan yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak
perlu ditanyakan (ventilasi, penerangan, kebersihan)
Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yang biasa dijadikan acuan oleh perawat
antara lain adalah KMS, kartu keluarga dan catatan kesehatan lainnya
misalnya informasi-informasi tertulis maupun lisan dari rujukan dari
berbagai lembaga yang menangani keluarga dan dari anggota tim

kesehatan lainnya
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan hanya pada anggota keluarga yang

mempunyai masalah kesehatan


2

Diagnosa Keperawatan Keluarga


Diagnosa keperawatan adalah keputusan tentang respon keluarga
tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi
intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan
keluarga sesuai dengan kewenangan perawat.3
Tahap dalam diagnosa keperawatan keluarga antara lain:3
a Analisa Data
Setelah data terkumpul (dalam format pengkajian) maka
selanjutnya dilakukan analisa data yiatu mengkaitkan data dan
menghubungkan dengan konsep teori dan prinsip yang relevan untuk
membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga.

Cara analisa data adalah:


1

Validasi data yaitu meneliti kembali data yang terkumpul dalam

format pengkajian
Mengelompokkan data berdasarkan kebutuhan biopsiko-sosial

dan spiritual
3 Membandingkan dengan standart
4 Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang diketemukan
b Perumusan Masalah
Langkah berikutnya setelah analisa data adalah perumusan
masalah. Perumusan masalah keperawatan keluarga dapat diarahkan
kepada sasaran individu dan atau keluarga.3
Komponen diagnosis keperawatan keluarga meliputi problem,
etiologi dan sign/simptom.3
1) Masalah (problem)
Adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan
masalah (tidak terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga atau
anggota keluarga) yang diidentifikasi oleh perawat melalui
pengkajian.

Tujuan penulisan pernyataan masalah adalah

menjelaskan status kesehatan atau masalah kesehatan secara


jelas dan sesingkat mungkin.
2) Penyebab (etiologi)
Faktor yang berhubungan yang dapat dicerminkan dalam
respon fisiologi yang dipengaruhi oleh unsur psikososial,
spiritual

dan

faktor-faktor

lingkungan

yang

dipercaya

berhubungan dengan masalah baik sebagai penyebab ataupun


faktor resiko.
3) Tanda (sign)
Tanda dan gejala adalah sekumpulan data subyektif dan
objektif yang diperoleh perawat dari keluarga yang mendukung
masalah

dan

penyebab.

Perawat

hanya

boleh

mendokumentasikan tanda dan gejala yang paling signifikan


untuk menghindari diagnosis keperawatan yang panjang. Tanda
dan

gejala

dihubungkan

dimanifestasikan dengan.
4) Prioritas Masalah

dengan

kata-kata

yang

Tahap berikutnya setelah ditetapkan rumusan masalahnya


adalah memprioritaskan masalah sesuai dengan keadaan
keluarga
c

karena

dalam

suatu

keluarga

perawat

dapat

menemukan lebih dari satu diagnosa keperawatan.


Perencanaan Keperawatan Keluarga
Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam
proses keperawatan keluarga, meliputi penentuan tujuan perawatan
yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah diagnosa keperawatan

keluarga.3
d Tindakan Keperawatan Keluarga
Implementasi atau tindakan

adalah

pengelolaan

dan

perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap


perencanaan.

Pada tahap ini, perawat yang mengasuh keluarga

sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan secara


integrasi semua profesi kesehatan yang menjadi tim perawatan
e

kesehatan dirumah.3
Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang
sistematis dan terencana tentang kesehatan keluarga dengan tujuan
yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan
dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.

Tujuan

evaluasi adalah untuk melihat kemampuan keluarga dalam mencapai


tujuan.3
Tahap evaluasi
Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional
dengan tahapan dengan sumatif (dilakukan selama proses asuhan
keperawatan) dan formatif yaitu dengan proses dan evaluasi akhir.3
Evaluasi dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu:3
1) Evaluasi berjalan (sumatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format
catatan perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang
dialami oleh keluarga.
SOAP.
2) Evaluasi akhir (formatif)

Format yang dipakai adalah format

Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara


tujuan yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara
keduanya, mungkin semua tahap dalam proses keperawatan perlu
ditinjau kembali, agar didapat data-data, masalah atau rencana

1
2
3
4

yang perlu dimodifikasi.


Metode Evaluasi
Metode yang dipakai dalam evaluasi antara lain adalah:
Observasi langsung
Wawancara
Memeriksa laporan
Latihan simulasi

BAB IV
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Mahasiswa

Pengkajian diambil tanggal

Jam

A. Identitas Umum3
1
Identitas Kepala Keluarga

Nama
:
Umur
:
Agama
:
Suku
:
Pendidikan
:
Pekerjaan
:
Alamat
Nomor Telepon
:
Komposisi Keluarga :

No

Nama

L/P

Hub.
Kel

Umur

Pend.

Imunisas

KB

1
2
3
4
5
6
7
8

Genogram
Adalah simbol- simbol yang di pakai dalam pembuatan genogram
untuk menggambarkan susunan keluarga. Aturan pembuatan genogram
a
b
c

adalah sebagai berikut :


Anggota keluarga yang lebih tua berada disebelah kiri
Umur anggota keluarga di tulis pada simbol laki- laki atau perempuan
Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah simbol laki- laki atau

perempuan
d
Paling sedikit disusun tiga generasi
e
Aturan simbol seperti contoh
4
Tipe Keluarga
a Jenis tipe keluarga:........................
b
Masalah yang sedang terjadi dengan tipe tersebut :........................
5
Suku Bangsa (etnis)
a Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga
b
Tempat tinggal keluarga
c Kegiatan- kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi, pendidikan
( Apakah kegiatan- kegiatan ini berada dalam kelompok kultur/
d

budaya keluarga )
Kebiasan- kebiasaan diet dan berbusana ( tradisional atau modern )

e Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau modern


f
Bahasa yang di gunkan di rumah
g
Penggunaan jasa- jasa perawatan keluarga dan praktisi.
Agama dan Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
a Apakah anggota keluarga berbeda dalam praktik

keyakinan

beragamaan mereka
Seberapa aktif keluarga tersebut terlibat dalam kegiatan agama atau

c
d

organisasi keagamaan
Agama yang dianut oleh keluarga
Kepercayaan-kepercayaan dan nila- nilai keagamaan yang di anut

7
8

dalam kehidupan keluaraterutama dalam hal kesehatan


Status Sosial Ekonnomi Keluarga
Aktivitas Rekreasi keluarga

B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga3


1
Tahap perkembangan keluarga saat ini
Mengkaji keluarga berdasarkan Duvall, di tentukan dengan anak tertua
dari keluarga inti dan mengkaji sejauh mana keluarga melaksanakan tugas
sesuai tahapan perkembangan
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap ini di tentukan sampai dimana perkembangan keluarga saat ini dan

2
3

tahap apa yang belum dilakukan oleh keluarga serta kendalanya.


C. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti3
1
Riwayat keluarga sebelumnya
2
Riwayat kesehatan masing- masing anggota keluarga
No

Nama

Umur

BB

Keadaan
kesehatan

Imunisasi
(BCG/polio/
DPT/HB/campak )

Masalah

Tindakan

kesehatan

yang telah
di lakukan

Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan

D. Pengkajian Lingkungan3
1
Karakteristik rumah
a Gambaran tipe tempat tinggal
b
Denah Rumah
c Gambaran kondisi rumah

2
3
4
5

d
Dapur
e Kamar mandi
f
Mengkaji pengaturan tidur di dlam rumah
g
Mengkaji keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah
h
Mengkaji perasaan- perasaan subjektif keluarga terhadap rumah
i Evaluasi adekuasi pembuangan sampah
j Pengaturan/ penataan rumah
Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Mobilitas geografis keluarga
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Sistem pendukung keluarga

E. Struktur Keluarga3
1
Pola komunikasi keluarga
2
Struktur kekuatan keluarga
3
Struktur peran
4
Nilai atau norma keluarga
F. Fungsi keluarga3
1
Fungsi afektif
Mengkaji gambaran diri keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki
keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
kehangatan kepada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap saling
2

menghargai
Fungsi sosialisasi
Bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga dan sejah mana

anggota keluarga belajar disipin, norma, tahu budaya, dan perilaku.


Fungsi perawatan kesehatan
Sejauh mana keluarga menyiapkan makanan, pakaian, dan perlindungan
terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit,

kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga.


Fungsi reproduksi
Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota keluarga,
metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah

anggota keluarga.
Fungsi ekonomi
Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan,
papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya
meningkatkan status kesehatan keluarga.

G. Stress dan Koping Keluarga3

Stressor jangka pendek dan panjang


Stressor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan dan jangka panjang yaitu

2
3

yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan


Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Strategi koping yang di gunakan
Strategi koping apa yang di gunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan
Strategi adaptasi fungsional

H. Pemeriksaan Fisik3
1
Identitas
Nama
:
Umur
:
Pendidikan :
Pekerjaan
:
2
Keluhan/ riwayat penyakit saat ini
3
Riwayat penyakit sebelumnya
4
Tanda- tanda vital
5
Sistem kardiovaskular
6
Sistem respirasi
7
Sistem gastrointestinal
8
Sistem persyarafan
9
Sistem muskuloskeletal
10
System genitalia
I. Harapan Keluarga3
1
Terhadap masalah kkesehatannya
2
Terhadap petugas yang ada
Analisa Data
No
Data
1
Ds
Do
2
Ds
Do

Penyebab

Masalah

Prioritas Masalah............
Diagnosa :...........................................................................................
No

Kriteria

S B Skoring
k o

Pembenaran

a b
l o
a t
1

Sifat masalah
-Tidak/ kurang sehat
-Ancaman kesehatan
-Keadaan Sejahtera
Kemungkinan
masalah
dapat diubah
-Mudah
-Sebagian
-Tidak Dapat
Potensi masalah untuk di
cegah
-tinggi
-cukup
-rendah
Menonjolnya masalah
-Masalah
berat
harus
segera ditangani
-Masalah tidak dirasakan

Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas :


1
2
3
4

...............
................
...............
Dan seterusnya...

Rencana Keperawatan
No Diagnosa

Tujuan

Tujuan

Umum

Khusus

Kriteria

Standar

Intervensi

Tindakan dan evaluasi


No
dx

Tgl. Jam

Tindakan TT
Perawat

Tgl.Jam

Catatan

TT

Perkembangan
S
O

Perawat

A
P

BAB V
CONTOH KASUS

ASUHAN KEPERWATAN KELUARGA TN. A DAN NY. F (PASANGAN


BARU MENIKAH) RT 04 DUSUN SENDARI TIRTOADI MLATI SLEMAN
YOGYAKARTA
A. Pengkajian Keluarga6
Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga
2. Umur
3. Alamat
4. Pekerjaan Kepala Keluarga
5. Pendidikan Kepala Keluarga
6. Agama
7. Suku Bangsa
8. Komposisi Keluarga
No.
1

Nama
Ny. F

Tanggal pengkajian: 25 November 2004


: Tn. A
: 22 Tahun
: RT 04 Dusun Sendari Tirtoadi
:Perajin Bambu
: SMK
: Islam
: Jawa
:

JK

Hub dengan Umur

Pendidikan

Agama

Pekerjaan

KK
Istri

SMA

Islam

Swasta

20
tahun

Genogram

Tipe keluarga

: Keluarga inti

Status sosial ekonomi keluarga


Aktifitas rekreasi keluarga

: Cukup
: Keluarga tidak pernah rekreasi secara

khusus atau rutin hanya kadang kadang saja jika ada acara
B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga6
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini: Keluarga dengan pasangan baru
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi: Saat ini keluarga Ny
F dan Tn. A sebagai keluarga baru belum memiliki anak dan rencana untuk
memiliki anak menurut Ny. F setelah satu tahun menikah, berapa jumlah
anak yang diinginkan belum pernah dibicarakan dengan suaminya.
Menurut Ny. F saat ini dia dengan suaminya berusaha untuk membina
hubungan intim yang memuaskan dan membina hubungan dengan
keluarga lain, teman dan masyarakat sekitar. Menurut Ny. F pula bahwa
dirinya dan suaminya mau bekerja mencari uang dulu baru merencanakan
punya anak. Saat ini keluarga Ny. F dan Tn. A masih menumpang di rumah
orang tuanya Tn. A dan belum ada rencana untuk memiliki rumah sendiri
dan rencananya akan tinggal dengan keluarga Ny. F.
2. Riwayat Keluarga Inti
a. Ny. F
: menurut Ny. F pernah mengalami sakit ISK dan sudah
beberapa kali berobat ke dokter. Sekarang dinyatakan sudah sembuh.
b. Tn. A
: menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya
batuk pilek biasa saja.
3. Riwayat keluarga sebelumnya:
Menurut pengakuan keluarga, tidak pernah mengalami sakit berat yang
memerlukan perawatan di Rumah Sakit ataupun perawatan di rumah yang

lama. Dari riwayat kesehatan keluarga Tn. A tidak ada yang memiliki
penyakit kronis maupun penyakit keturunan.

C. Lingkungan6
1. Karakteristik rumah
Denah rumah:

Keterangan:
a. Teras
b. Ruang tamu
c. Kamar tidur
d. Ruang makan
e. Dapur
f. Km/wc
Keadaan lingkungan dalam rumah
Rumah keluarga Ny. F dan Tn. A masih menumpang di rumah orang
tua Tn. A . Rumah merupakan rumah permanen dengan status kepemilikan
milik pribadi orang tua Tn A. Luas rumah kurang lebih 80 m2. Lantai
rumah menggunakan plester kecuali dapur yang masih menggunakan
tanah. Rumah memiliki ventilasi tetapi jarang dibuka, pada ruangan dalam

rumah seperti kamar, dapur, ruang tamu cukup gelap karena jendelajendelanya tidak dibuka setiap hari, hanya waktu-waktu tertentu saja jika
ada orang di rumah . Menurut Ny. F. Karena mereka sering keluar kerja
sampe sore jadi jendela jarang dibuka.
Penerangan di malam hari menggunakan listrik dan kadang
dipergunakan juga untuk siang hari karena dalam ruangan tampak gelap.
Secara umum ventilasi dan pencahayaan di dalam rumah kurang akibat
yang tidak dimanfaatkan secara optimal. Secara umum kebersihan rumah
baik, hanya penataan perabotan rumah yang kurang teratur terutama untuk
bagian dalam rumah dan dapur.
Keadaan lingkungan di luar rumah
Rumah memiliki pekarangan yang cukup luas dan ditanami pohon
mangga dan rambutan. Kebersihan pekarangan secara umum baik.
Keluarga memanfaatkan sumur gali dengan pompa listrik untuk sumber
air bersih dan air minum. Keluarga memiliki kamar mandi dengan saluran
pembuangan ke kebun di sebelah rumahnya dan hanya dialirkan begitu
saja, karena jaraknya cukup jauh dari kamar mandi dialirkan menggunakan
pipa mlewati jalan kearah kebun. Keluarga juga telah memiliki jamban
jenis leher angsa yang dipergunakan setiap hari dengan septic tank di
ujung rumah dengan jarak lebih dari 10 meter dari sumur gali. Kebersihan
kamar mandi dan jamban cukup. Dalam pengelolaan sampah rumah tangga
keluarganya memiliki tempat penampungan berupa lubang yang terdapat
di pekarangan samping rumah dan jika sudah penuh biasanya di bakar.
Lubang dakam keadaan terbuka. Secara umum kebersihan rumah cukup.
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas
Di wilayah sekitar rumah keluarga Tn. A dan Ny. F jarak antara satu
rumah dengan rumah lainnya cukup dekat. Menurut Ny. F di wilayah RT
04 ini juga memiliki kegiatan seperti arisan RT, pengajian, dan kegiatan
lain seperti PKK, Ny. F dan Tn. A sebagai pasangan baru menurutnya
belum mengikuti arisan RT. Ny. F dan Tn. A belum mengikuti kegiatan
lain di masyarakat karena kesibukannya bekerja. Apalagi menurut Ny. F

dirinya termasuk orang baru di lingkungan RTnya sehingga kadang Cuma


ke tetangga saja.
3. Mobilitas geografis keluarga
Menurut Ny. F selama keluarganya sejak menikah (8 bulan menikah) sering
ke tempat ibunya saja.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menurut Ny. F dalam keluarganya ataupun keluarga suaminya tidak
terdapat perkumpulan atau pertemuan-pertemuan khusus dan biasanya
berkumpul hanya di waktu-waktu tertentu seperti lebaran atau seperti acara
pernikahannya kemarin semua keluarga berkumpul. Interaksi keluarga
besarnya

dengan

masyarakat

sekitar

cukup

baik

sehingga

saat

pernikahannya banyak tetangga yang membantu dan di wilayahnya sudah


menjadi kebiasaan untuk saling membantu. Keluarga Ny. F dan Tn. A
sendiri belum banyak bersosialisasi dengan masyarakat hanya tetanggatetangga yang dekat rumah saja.
5. Sistem pendukung keluarga
Saat ini dalam keluarga tidak terdapat anggota keluarga yang sakit,
hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan sudah
terbiasa saling tolong menolong.
D. Struktur Keluarga6
1. Pada komunikasi keluarga:
Menurut Ny. F dalam keluarganya berkomunikasi biasa menggunakan
bahasa jawa, menurut Ny. F dirinya juga cepat akrab dengan keluarga
suaminya.
2. Struktur kekuatan keluarga:
Sampai saat ini dalam keluarganya suaminya yang berperan sebagai kepala
rumah tangga.
3. Struktur peran (formal dan informal):
Dalam keluarga Ny. F, Tn A sebagai kepala keluarga berkewajiban mencari
nafkah untuk keluarga dan dibantu oleh Ny. F yang turut bekerja membantu
suaminya tetapi dirinya juga tetap melakukan perannya sebagai istri yang
harus menyiapkan semua keperluan suaminya di rumah. Menurutnya di
rumah jarang masak karena Cuma berdua sehingga sering membeli yang
sudah jadi saja.
4. Nilai dan norma keluarga:

Sebagai bagian dari masyarakat jawa dan beragama islam keluarga memiliki
nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap orang tua,
suami terhadap istri. Selama ini dirinya dan suaminya makan bersama kalau
malam hari, karena siang hari suaminya kerja sampai sore.
E. Fungsi Keluarga6
1. Fungsi biologis keluarga:
a. Kebersihan perorangan:
Keluarga memiliki kebiasaan mandi dua kali sehari, gosok gigi dua kali
sehari, keramas setiap dua hari sekali. Keluarga tidak memiliki
kebiasaan memanjangkan kuku dan kuku dalam keadaan pendek dan
bersih.
b. Pola makan:
Menurut Ny. F dalam keluarganya biasa makan 3 kali sehari dengan
makanan beragam dan berganti-ganti. Menurutnya dalam setiap kali
makan

nasi, lauk, dan sayur selalu ada tetapi buah hanya kadang-

kadang saja, sedangkan susu sangat jarang sekali kecuali jika keadaan
bada kurang sehat biasanya minum susu.
c. Pola istirahat:
Menurut Ny. F secara umum keluarga biasa istirahat dari jam 9 atau 10
sampai jam 5 pagi, tetapi biasanya bangun lebih pagi karena mereka
sering berangkat berdua untuk bekerja
2. Fungsi psikologis keluarga:
a. Keadaan emosi:
Menurut Ny F karena mereka merupakan pasangan baru sampai sejauh
ini belum pernah menemukan masalah dan selama mereka pacaranpun
jarang sekali mengalami keributan-keributan.
b. Pengambilan Keputusan:
Sampai sejauh ini masih selalu dirembukan bersama.
c. Mencari pelayanan kesehatan:
Menurut Ny. F jika dirinya sakit biasanya berobat di puskesmas atau ke
bidan terdekat.
3. Fungsi sosial keluarga:
a. Hubungan antar keluarga:
Hubungan antara dirinya dengan suaminya sampai sejauh ini baik dan
hubungan dengan keluarga besarnyapun baik.
b. Hubungan dengan orang lain:

Hubungan keluarga dengan orang lain baik terutama tetangga-tetangga


terdekat.
c. Kegiatan organisasi sosial:
Belum ada kegiatan organisasi sosial kemasyarakatan yang diikuti oleh
Ny. F dab Tn. A.
4. Fungsi Spiritual:
Menurutnya selama ini dirinya dan suaminya selalu berusaha menepati
shalat 5 waktu tetapi belum mengikuti pengajian yang ada di wilayahnya
setempat.
5. Fungsi Kultural:
Menurut Ny. F saat ini keluarganya memiliki tabu-tabu terutama untuk
membicarakan masalah seksual. Sebagai

pasangan baru masih merasa

malu dan mereka menurutnya tidak pernah membicarakannya ataupun


mendiskusikan aktivitas seksual yang selama ini mereka lakukan.
6. Fungsi reproduksi:
Saat ini Ny. F tidak menggunakan alat kontrasepsi, mereka sering
menggunakan cara interuptus, perencanaan kapan akan memiliki anak dan
berapa jumlah anak yang diinginkan belum ada. Aktivitas seksual cukup
aktif dan menurut Ny. F kadang-kadang merasa takut terjadi kehamilan
karena merasa belum siap, menunggu sampai usia pernikahan 1 tahun,
tetapi kalau memang terjadi kehamilan kami siap menerima saja. Menurut
Ny. F, selama ini dia belum pernah membaca atau mencoba mempelajari
tentang hubungan seksual dan bagaimana seharusnya menjadi seorang
wanita dirinya belum tahu, bagaimana menyiapkan kehamilan juga dirinya
belum tahu dan menurut Ny. F dirinya juga belum tahu apa yang dimaksud
dengan kesehatan reproduksi.
7. Fungsi Perawatan Kesehatan:
a. Menurut keluarga, masalah kesehatan apa yang sedang dihadapi
keluarga (pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, persepsi
keluarga terhadap masalah): Menurut Ny F sebenarnya dalam
keluarganya belum mengetahui tentang bagaimana mempersiapkan
kehamilan dan bagaimana membina keintiman dengan suami.

b. Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan


yang sedang dialami: Sejauh ini dirinya hanya bertanya pada temantemannya.
c. Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan: ke puskesmas atau bidan setempat.
d. Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya
masalah kesehatan: Menurut keluarga makan teratur dan istirahat yang
cukup banyak membantu dalam menjaga kesehatan dan mencegah
penyakit.
F. Stres Dan Koping Keluarga6
1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang:
Menurut Ny. F dirinya tidak tahu dari pihak suaminya apakah sedang
mengalami beban pikiran atau tidak, tetapi dari dirinya yang jadi stresor
adalah adaptasi dengan rumah tangganya yang masih baru dan dirinya nanti
berencana tinggal di rumah ibunya karena ibunya sering sakit-sakitan.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stresor:
Baik, menurut Ny F dirinya yakin perlakuan dari keluarga suaminya
tergantung dari dirinya dan sekarang dirinya sedang berusaha belajar
menjadi ibu rumah tangga yang baik dengan belajar memasak, mengurus
suami dan rumah.
3. Strategi koping yang digunakan:
Untuk menghadapi stresor Ny. F lebih banyak belajar pada orang
tuanya tentang cara mengurus rumah tangga.
G. Pemeriksaan Fisik6
1. Tinggi badan : 155 cm
2. Berat badan
: 42 kg
3. Tekanan darah : 110/ 70 mmHg
4. Nadi
: 80 X/m
5. Respirasi
: 14 X/m
H. Harapan Keluarga6
Dengan adanya petugas kesehatan yang datang ke rumahnya menurutnya
mengharapkan supaya petugas kesehatan bisa memberikan pengetahuan
kepada masyarakat dengan penyuluhan-penyuluhan, seperti saat ini diharapkan

dapat membantu dirinya mempersiapkan bagaimana sebenarnya kesehatan


dalam rumah tangga yang baru dibangunnya.
I. Analisa Data
DATA

TIPOLOGI

KEMUNGKINAN

MASALAH PENYEBAB
Data Subjektif:
Aktual
Ketidakmampuan
- Ny.
F
keluarga mengenal
mengatakan
masalah
tugas
belum
perkembangan
merencanakan
keluarga
baru
kapan
akan
menikah.
punya
anak
dan

berapa

jumlah

anak

yang
diinginkan.
- Ny.
F
mengatakan
belum

tahu

tentang apa itu


kesehatan
reproduksi.
- Ny.
F
mengatakan
belum

tahu

tentang

sex

yang sehat
- Ny.

mengatakan
belum

tahu

apa

yang

MASALAH/DIAG
NOSIS
Kurang
pengetahuan
tentang

tugas

perkembangan
keluarga
menikah.

baru

harus
dipersiapkan
untuk hamil.
- Ny.
F
mengatakan
rencana punya
anak

nanti

setelah

usia

pernikahan 1
tahun.
Data Objektif:
-

Usia
pernikahan 8

bulan
Usia Ny. F
20 tahun dan
Tn.

22

tahun.
Data Subyektif
Aktual
- Ny.
F
mengatakan
malas untuk
membuka
jendela
karena

di

rumah sering
tinggal
sendiri
Data Obyektif
-

Ruangan

Ketidakmampuan

Kerusakan

keluarga melakukan pemeliharaan


perawatan
yang sehat

rumah rumah

dalam rumah
tampak
-

gelap
Jendela
sebagian
besar
tertutup
hanya pintu
depan yang

terbuka
Penataan
perabotan
kurang
teratur
terutama
bagian
dalam rumah
dan dapur

Skoring Prioritas Diagnosa Masalah


1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas
perkembangan keluarga baru menikah
KRITERIA
SKORE
Sifat masalah (Bobot 3/3 x 1 = 1
1)
Skala:
3:Aktual
2:Resiko
1:Sejahtera

PEMBENARAN
- Ny. F mengatakan
belum
merencanakan
kapan akan punya
anak

dan

berapa

jumlah anak yang


diinginkan.
- Ny. F mengatakan
belum tahu tentang

apa itu kesehatan


reproduksi.
- Ny. F mengatakan
belum tahu tentang
sex yang sehat
- Ny. F mengatakan
belum tahu apa yang
harus

dipersiapkan

untuk hamil.
- Ny. F mengatakan
rencana punya anak
nanti setelah usia
pernikahan 1 tahun.

Kemungkinan masalah 2/2 x 2 = 2

Keluarga

dapat diubah (bobot 2)


2: Mudah
1: Sebagian
0: tidak dapat

pertolongan

meminta
apabila

ada anggota keluarga


yang

mengalami

masalah kesehatan ke
puskesmas atau bidan
setempat
Tindakan

yang

untuk dicegah (bobot

dilkaukan

keluarga

1)
3:Tinggi
2:cukup
1: rendah

untuk

Potensial

masalah 3/3 x 1 = 1

mencegah

timbulnya

masalah

kesehatan yaitu makan


teratur dan istirahat
yang

Menonjolnya masalah 2/2 x 1 = 1

cukup

dalam

menjaga

kesehatan

dan

mencegah

penyakit
Keluarga

(bobot 1)
2:
Berat,

mengharapkan
segera

membantu

ditangani
1: tidak perlu segera
0: tidak dirasakan

dirinya

mempersiapkan
bagaimana sebenarnya
kesehatan
rumah

dalam

tangga

yang

baru dibangunnya.
Total skor

2. Kerusakan pemeliharaan rumah berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga melakukan perawatan rumah yang sehat.
KRITERIA
SKORE
Sifat masalah (Bobot 2/3 x 1 = 2/3

PEMBENARAN
Ny. F mengatakan

1)
Skala:
3:Aktual
2:Resiko
1:Sejahtera

malas untuk membuka

Kemungkinan masalah 1/2 x 2 = 1

Keluarga mengatakan

dapat diubah (bobot 2)


2: Mudah
1: Sebagian
0: tidak dapat
Potensial
masalah 3/3 x 1 = 1

jendela tertutup karena


kerja.
Tindakan

yang

untuk dicegah (bobot

dilkaukan

keluarga

1)
3:Tinggi
2:cukup
1: rendah

untuk

jendela

karena

di

rumah sering tinggal


sendiri

rumah sering ditinggal

mencegah

timbulnya

masalah

kesehatan yaitu makan


teratur dan istirahat
yang

cukup

dalam

menjaga

kesehatan

dan

mencegah

penyakit
Keluarga

Menonjolnya masalah 0/2 x 1 = 0


(bobot 1)
2:
Berat,

mengharapkan
segera

mendapatkan

ditangani
1: tidak perlu segera
0: tidak dirasakan

penyuluhanpenyuluhan

seputar

kesehatan.
Total skor
J.

2 2/3

Diagnosis Keperawatan Berdasarkan Prioritas6


1 Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas
2

perkembangan keluarga baru menikah


Kerusakan pemeliharaan rumah berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga melakukan perawatan rumah yang sehat.

K. Perencanaan6
No.
1

Dx. Keperawatan
Tujuan
Perencanaan
Kurang pengetahuan Tupan:
Keluarga
memahami
tentang
tugas
tentang
tugas
perkembangan
perkembangan
keluarga
keluarga
baru
baru menikah.
menikah berhubungan
dengan

Tupen:
Setelah dilakukan Asuhan

ketidakmampuan
keluarga

mengenal

masalah

tugas

perkembangan
keluarga
menikah

Keperawatan

selama

minggu keluarga dapat:


1. Mengenal masalah tugas
perkembangan keluarga

baru

baru menikah dengan


kriteria:
a. Menyebutkan

1. Jelaskan tentang tugas


tugas

perkembangan
keluarga

perkembangan
keluarga

baru

menikah.

baru

menikah
b. Menjelaskan
menjaga

cara 2. Jelaskan

kesehatan

reproduksi wanita
c. Menjelaskan macam
alat kontrasepsi yang
dapat

digunakan

untuk

menunda

kehamilan

kesehatan, membina
hubungan

intim

dengan pasangan.

dalam

kesehatan reproduksi
3. Jelaskan tentang alat
kontrasepsi

yang

sesuai untuk pasangan


muda.

jika

diinginkan.
d. Menjelskan sex dan

2. Membuat

tentang

keputusan

4. Jelaskan tentang sex


yang

sehat

membina

dan

hubungan

intim

dengan

pasangan.

perencanaan

keluarga: kapan dan


jumlah

anak

yang 1. Diskusikan

diinginkan

dengan

keluarga perencanaan
keluarganya.
2. Bantu
keluarga
membuat
kapan

keputusan

dan

jumlah

anak yang diinginkan.


3. Berikan reinforcement
positif jika keluarga
mampu

membuat

keputusan yang baik


sesuai dengan sumber
daya

yang

keluarga.
2

Kerusakan
pemeliharaan

rumah

Tupan:
Pemeliharaan

rumah

dimiliki

berhubungan dengan menunjang


ketidakmampuan
keluarga
perawatan
yang sehat.

kesehatan

keluarga

melakukan

Tupen:
rumah Setelah dilakukan asuhan
selama 2 minggu keluarga
dapat:
1. Mengenal

masalah

perawatan rumah yang


menunjang

kesehatan
rumah

sehat.
b. Menjelaskan

efek

yang

rumah

kurang

terhadap

tentang

rumah sehat

dengan kriteria:
a. Menjelaskan

perawatan

1. Jelaskan

baik

2. Jelaskan tentang efek


rumah

tidak

terhadap

sehat

kesehatan

keluarga.

kesehatan
3. Jelaskan

penyakit-

penyakit

akibat

penyakit-penyakit

lingkungan

rumah

yang dapat muncul

yang kurang sehat.

keluarga.
c. Menjelaskan

akibat
rumah

lingkungan
yang

tidak

mendukung
kesehatan.
2. Memutuskan

untuk

pemeliharaan

rumah

yang lebih baik

4. Motivasi

keluarga

untuk

membuat

keputusan perawatan
rumah

yang

baik.
5. Identifikasi

lebih
sumber

daya keluarga untuk


meningkatkan
perawatan rumah.
L. Pelaksanaan6

Diagnosa
1. Kurang

pengetahuan

tentang

tugas

Jam:

perkembangan keluarga

WIB

baru
berhubungan

Tanggal
2-12-2004

Implementasi
- Diskusi tentang tugas

15.30

untuk

ketidakmampuan
mengenal

masalah

tugas

nanti

membuat

dia

akan

membicarakanny
a

akan memiliki anak

dengan

suaminya

dan jumlah anak

untuk

perencanaan

yang diinginkan

baru menikah

telah

didiskusikan dan

perencanaan kapan

perkembangan keluarga

apa

yang

baru

menikah.
- Memotivasi keluarga

dengan

keluarga

mengerti

perkembangan
keluarga

menikah

Evaluasi
S: Ny. F mengatakan

keluarga

ke

depannya.
O : Ny. F aktif dalam
diskusi,

dapat

menjawab
pertanyaan
evaluasi.
A: Masalah teratasi
sebagian
P:Evaluasi

pada

pertemuan
berikutnya.
10-12-2004
Jam:

16.00

WIB
-

Penyuluhan

tentang kesehatan -

Ny.

reproduksi
Penyuluhan

mengatakan

tentang
-

S:

pengetahuannya
alat

kontrasepsi
Evaluasi

bertambah,

tentang

waktu dan jumlah


anak
diinginkan

tentang kesehatan
wanita

perencanaan
keluarga

yang

selama ini hanya


berjalan

begitu

saja tidak pernah


mengeti
kesehatan

kalau

reproduksi

itu

harus dijaga dan


dapat
mempengaruhi
keberhasilah
dalam

proses

kehamilan

dan

persalinan.
Ny.

mengatakan
setelah berdiskusi
dengan suaminya
mereka

akan

punya cukup dua


anak saja.
O : Ny. F aktif dalam
diskusi.
Ny.

dapat

menyebutkan

macam
kontrasepsi yaitu
pil, suntik, dan
IUD
Diagnosa

Tanggal
2-12-2004

2. Kerusakan

pemeliharaan rumah Jam:

15.30

Implementasi
- Penyuluhan

A : Masalah teratasi
Evaluasi
S
:
Ny.
F

tentang

mengatakan

berhubungan dengan WIB

sehat,

ketidakmampuan

penyakit

keluarga
perawatan
yang sehat.

melakukan
rumah

rumah
penyakit
yang

mengerti
suka

tapi
malas

dapat

untuk

ditimbulkan

melakukannya

akibat lingkungan

nanti

rumah

dicoba

yang

kurang sehat.

akan
dan

dikomunikasika
n

dengan

suaminya.
O : Ny. F tampak
dapat menerima
konsep dengan
baik

dengan

menjawab
pertanyaan
evaluasi dengan
benar.
A : Masalah teratasi
P

Motivasi

keluarga
intensif

BAB VI
PENUTUP
a. Kesimpulan

lebih

Proses keperawatan keluarga mengikuti pola keperawatan secara


umum yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, intervensi dan
implementasi serta evaluasi.

Dasar dari proses keperawatan adalah

penggunaan cara-cara ilmiah dalam menyelidiki dan menganalisa datadata sehingga mencapai kesimpulan yang logis dalam penyelesaian
masalah secara rasional.3
Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang diberikan melalui praktek keperawatan dengan sasaran keluarga.
Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang
dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.3
Proses keperawatan keluarga disesuaikan dengan fokus perawatan.
Jika ia melihat keluarga sebagai latar belakang atau konteks dari keluarga
maka keluarga merupakan fokus utama tetapi jika ia melihat di dalam
keluarga ada individu yang rawat, maka anggota keluarga secara individu
merupakan fokus utama.3
Dalam praktiknya perawat biasanya bekerja sekaligus dengan
keluarga dan sekaligus dengan anggota keluarga secara individu.

Ini

berarti perawat keluarga akan menggunakan proses keperawatan keluarga


dalam beberapa tingkat yaitu tingkat keluarga dan tingkat individu.3
b. Saran
Asuhan

keperawatan

keluarga

dapat

diaplikasikan

secara

komprehensif dalam dunia keperawatan dengan melakukan pendekatan


secara terpadu kepada masyarakat yaitu keluarga dan dapat menganalisa
dengan baik diagnosa keperawatan dengan metode skoring sehingga
didapatkan dengan tepat akar permasalahan.

DAFTAR PUSTAKA
1

Zaidin Ali, Pengantar Keperawatan Keluarga, (2009, Jakarta), Hlm: 1-25.

Keputusan

Menteri

Kesehatan

908/MENKES/SK/VII/2010,

Pedoman

Republik

Indonesia,

Penyelenggaraan

Nomor
Pelayanan

Keperawatan Keluarga, 13 Juli 2010


3

Suprajitno, Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Praktik, (2004,


Jakarta), Hlm: 1-10

Setiadi, Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga, ( 2008, Jakarta), Hlm: 15-20

Paula J Christenses, Proses Keperawatan Aplikasi Model Konseptual Edisi 4 ,


(Jakarta, 2009), Hlm: 19.

Jhonson R Leny R, Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga,


(Jakarta, 2010), Hlm: 65

Vous aimerez peut-être aussi