Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Dalam audit atas kas, auditor harus membedakan antara verifikasi rekonsiliasi saldo
laporan bank oleh klien dengan saldo buku besar, dan verifikasi bahwa pencatatan
kas dalam buku besar merefleksikan dengan benar seluruh transaksi kas yang
terjadi sepanjang tahun. Verifikasi rekonsiliasi klien ke akun saldo bank dan buku
besar lebih mudah, tetapi bagian terpenting dalam total audit dalam perusahaan
adalah adanya verifikasi bahwa pencatatan transaksi kas dilakukan dengan benar.
Misalnya, setiap salah saji berikut ini menghasilkan kesalahan dalam pembayaran
atau menyebabkan kesalahan dalam penerimaan kas, tetapi tak satupun dapat
ditemukan dalam audit atas rekonsiliasi bank :
Kesalahan dalam memasukkan cek yang tidak dicairkan didalam daftar cek beredar,
meskipun telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas
Kas yang diterima dari klien masih dalam perjalanan pada tanggal neraca, tetapi
sudah dicatat dalam penerimaan kas pada tahun berjalan
Setoran dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan pada
bank dibulan yang sama, dan dimasukan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran
dalam perjalanan
Pembayaran atas weswl bayar didebet langsung dari saldo bank oleh bank, tetapi
tidak dimasukkan dalam catatan klien.
2. JENIS-JENIS AKUN KAS UMUM
Sebelum membahas mengenai pengujian klien atas rekonsiliasi bank klien, akan
dibahas terlebih dahulu tentang jenis akun kas yang digunakan oleh banyak
perusahaan karena pendekatan yang digunakan akan berbeda pada setiap
akunnya. Berikut adalah jenis-jenis dari akun kas :
Akun kas umum adalah titik fokus bagi banyak perusahaan karena semestinya
seluruh penerimaan kas dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini. Misalnya,
pengeluaran dalam siklus akusisi dan pembayaran biasanya dibayar melalui akun
kas umum, dan penerimaan kas dalam siklus penjualan dan penagihan juga
disetorkan ke dalam akun tersebut.
Akun Impres
Terdapat jenis akun impres lain yang terdiri atas satu akun bank untuk penerimaan
dan pengeluaran. Perusahaan bisa saja memilikin akun ini untuk setiap divisi
berbeda. Seluruh penerimaan disetorkan ke dalam akun impres dan totalnya
dipindahkan ke akun umum secara periodik. Akun pengeluaran dibentuk berbasis
impres, tetapi dengan cara yang berbeda dengan akun pengajian impres.
Akun bank cabang berguna untuk membangun relasi dengan bank dalam komunitas
lokal dan memungkinkan sentralisasi operasional pada tingkat cabang. Dalam
beberapa perusahaan, penyetoran dan pengeluaran untuk setiap cabang dibuat
dalam akun yang berbeda, dan kelebihan kas secara periodik dikirimkan ke akun
bank umum pada kantor pusat. Akun cabang dalam ini seperti akun umum, tetapi
pada tingkat cabang.
Dana kas kecil impres bukan merupakan akun bank, tetapi hampir sama dengan kas
pada bank. Kun kas kecil biasanya merupakan akun kas yang simpel untuk
keperluan biaya yang mendadak. Akun ini digunakan untuk pengeluaran kas
berjumlah kecil yang lebih mudah dibayarkan jika menggunakan uang tunai
dibandingkan dengan cek atau untuk memudahkan karyawan dalam mencairkan
cek gaji atau pribadi.
Setara Kas
Pada pengujian saldo akhir tahun dalam akun kas umum, auditor harus
mengakumulasikan bukti yang cukup memadai untuk mengevaluasi apakah kas,
sebagaimana dinyatakan dalam neraca, dinyatakan dan diungkapkan dengan wajar
sesuai lima dari keenam tujuan audit-terkait saldo untuk seluruh pengujian
perincian saldo (keberadaan, kelengkapan, akurasi , pisah batas, dan kecocokan
perincian). Hak atas kas umum, klasifikasinya dalam neraca, dan nilai realisasi kas
tidak dapat diaplikasikan. Metodologi untuk kas pada akhir tahun sama dengan
saldo akun neraca lainya.
Banyak perusahaan yang tidak memiliki risiko bisnis yang cukup signifikan dalam
memengaruhi saldo kas. Risiko bisnis klien dapat muncul dari kebijakan menajemen
kas yang tidak memadai atau penanganan dana yang dilakukan pihak luar.
Risiko bisnis klien lebih banyak muncul dari setara kas dan jenis investasi lainya.
Beberapa perusahaan yang menyediakan jasa keuangan mengalami kerugian besar
akibat aktivitas perdagangan oleh perorangan yang disembunyikan dengan salah
menyajikan saldo investasi dan kas. Auditor harus memahami risiko dari kebijakan
dan strategi investasi klien, sama halnya dengan pengendalian manajemen yang
dapat memperburuk risiko tersebut.
Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan (Tahap I)
Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi kas yang
memengaruhi saldo ini sifatnya hampir selalu sangat material. Oleh karena itu,
sering muncul potensi salah saji material dalam kas.
Oleh karena kas lebih mudah dicuri dibandingkan aset lainya, terdapat risiko
bawaan cukup tinggi untuk tujuan keberadaan, kelengkapan dan akurasi. Tujuan ini
biasanya akan berfokus pada audit saldo kas. Risiko bawaan relatif kecil untuk
tujuan lainya.
Pengendalian internal atas saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi
menjadi dua kategori, yaitu:
Pengendalian yang penting atas saldo akhir kas adalah rekonsiliasi bank secara
bulanan dari akun bank umum berbasis waktu oleh personel yang independen dari
pihak yang menangani atau mencatat transaksi kas. Jika suatu perusahaan
melakukan rekonsiliasi bank dengan memakan waktu lama, maka nilai
pengendalian akan turun dan memengaruhi penilaian auditor atau risiko
pengendalian kas. Rekonsiliasi membantu mencatat akuntansi agar mencerminkan
saldo kas yang lama antar saldo kas aktual di bank setelah mempertimbangkan
transaksi-transaksi yang memerlukan rekonsiliasi. Lebih penting lagi, verifikasi atas
transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dapat dilakukan dalam rekonsiliasi yang
independen. Jika laporan bank diterima dalam keadaan tertutup oleh pihak yang
merekonsiliasi dan pengendalian fisik dilakukan atas laporan bank tersebut sampai
rekonsiliasi diselesaikan, maka cek dibatalkan, duplikat slip setoran, dokumen lain
yang termasuk dalam laporan bank dapat diperiksa tanpa perlu khawatir akan
Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan pengeluaran kas atas tanggal,
dibayarkan kepada siapa, dan berapa jumlahnya.
Memeriksa tanda tangan, personel otorisasi, dan pembatalan atas cek dibatalkan.
Membandingkan setoran ke bank dengan tanggal, pembeli, dan jumlah pada
pencatatan setoran kas.
Memeriksa urutan nomer pada cek dan memeriksa jika ada yang hilang.
Merekonsiliasi seluruh bagian yang menyebabkan perbedaan antara saldo buku
dengan saldo bank dan memeriksa kewajaranya dalam bisnis klien.
Merekonsiliasi total debet pada laporan bank dengan total catatan pengeluaran kas.
Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank dengan total catatan penerimaan kas.
Menindaklanjuti cek beredar dan peringatan penghentian pembayaran.
Banyak paket peranti lunak akuntansi yang menyediakan rekonsiliasi bank sebagai
bagian dari prosedur bulanan. Meskipun peranti lunak mengurangi tindakan klerikal
dalam melakukan rekonsiliasi bank, pihak yang menyiapkan harus tetap melakukan
banyak prosedur pada daftar di atas. Pengendalian atas rekonsiliasi bank dilakukan
pada saat personel yang kompoten menelaah rekonsiliasi bank sesegera mungkin
setelah selesai.
Oleh karena saldo kas dipengaruhi oleh seluruh siklus, kecuali persediaan dan
pergudangan, maka sejumlah besar transaksi akun memengaruhi kas. Dalam babbab sebelumnya, telah membahas secara terperinci mengenai pengujian
pengendalian dan pegujian substansif yang memadai untuk audit setiap siklus.
Misalnya, pengendalian atas penerimaan kas. Transaksi kas diaudit melalui
pengujian siklus transaksi tersebut.
Dalam audit, rekonsiliasi bank pada akhir tahun di audit secara luas. Dengan
menggunakan prosedur analitis, pengujian atas kewajaran saldo kas tidak terlalu
penting dibandingkan area audit lainya.
Auditor biasanya membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi bank, setoran dalam
perjalanan, cek beredar, dan jenis rekonsiliasi lainya dengan rekonsiliasi yang
dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Auditor juga membandingkan saldo akhir
kas dengan saldo bulan-bulan sebelumnya. Prosedur analtis ini dapat ditemukan
salah saji pada kas.
Titik awal verifikasi saldo dalam akun bank umum adalah dengan mendapatkan
rekonsiliasi bank dari klien dengan memasukkan dokumentasi auditor. Untuk
mengaudit kas dibank, auditor melakukan verifikasi apakah rekonsiliasi bank yang
diterima klien sudah benar. Tujuan audit-terkait saldo dan pengujian perincian saldo
dalam audit kas yang paling penting adalah keberadaan, kelengkapan, dan akurasi,
oleh karena itu harus diperhatikan. Auditor juga melakukan pengujian yang
berhubungan dengan keempat tujuan penyajian dan pengungkapan, seperti
menelaah hasil pertemuan dewan direksi dan penyajian utang untuk menentukan
apakah ada restriksi atas kas yang harus diugkapkan. Dalam area audit lainya,
prosedur audit aktual bergantung pada materialitas dan risiko dalam kas yang
sudah diidentifikasi auditor pada audit di bagian lainya.
kedua atau meminta klien berkomunikasi dengan bank untuk meminta mereka
melengkapi dan mengembalikan konfirmasi kepada auditor, agar memudahkan
auditor maupun pihak bank yang diminta mengisi konfirmasi, di Amerika Serikat,
AICPA menyetujui penggunaan formulir bank standar.
Pentingnya konfirmasi bank dalam audit lebih dari sekedar verifikasi saldo kas
aktual. Bank mengonfirmasi informasi pinjaman dan saldo bank dalm formulir yang
sama. Infromasi pada wesel bayar pada bank, hipotek, dan utang lainnya biasanya
memasukkan jumlah dan tanggal pinjaman, tanggal jatuh tempo pinjaman, tingkat
bunga, dan adanya jaminan.
Bank tidak bertanggung jawab untuk mencari untuk mencari pencatatan atas saldo
bank atau pinjaman selain yang dimasukkan dalam formulir dari klien KAP. Laporan
di bagian bawah formulir meminta bank menginformasikan kepada KAP semua
pinjaman yang tidak dimasukkan dalam konfirmasi dari bank yang memiliki
informasi tersebut. Dampak dari tanggung jawab yang terbatas ini dalah untuk
mensyaratkan auditor agar memenuhi tujuan kelngkapan atas saldo dan utang
bank yang tidak tercatat dengan cara lain. Sama halnya, bank tidak perlu
menginformasikan kepada auditor mengenai persyaratan kredit, persyaratan saldo
kompensasi, atau kewajiban kontinjen ketika kewajiban dijaminkan. Jika auditor
menginginkan konfirmasi tas jenis informasi ini, maka mereka harus mendapatkan
konfirmasi yang terpisah dari institusi keuangan yang dapat menjawab pertanyaan
tersebut.
Setelah auditor menerima konfirmasi bank secara lengkap, saldo dalam akun bank
yang dikonfirmasi oleh bank garus ditelusuri ke saldo yang disebutkan dalam
konfirmasi bank. Sama halnya dengan informasi lain, dalam konfirmasi, juga garus
ditelusuri ke skedul audit lainnya. Jika konfirmasi bank tidak sesuai dengan skedul
audit, maka auditor harus memeriksa selisihnya.
Laporan bank atas pisah batas adalah laporan bank pada periode tertentu dan
pembatalan cek terkait, duplikan slip setoran, dan dokumen lain yang termasuk
dalam laporan bank, dikirimkan oleh bank ke kantor KAP. Tujuan dari laporan bank
atas pisah batas adalah untuk memberikan verifikasi bagian yang direkonsiliasi
pada rekonsiliasi bank klien di akhir tahun dengan bukti yang tidak dapat diakses ke
klien. Untuk memenuhi tujuan ini, auditor meminta klien agar bank mengirimkan
laporan langsung kepada auditor dalam waktu 7 samoai 10 hari setelah tanggal
neraca.
Banyak auditor melakukan verifikasi periode laporan bank jika laporan pisah batas
tidak diterima langsung dari pihak bank. Tujuan adalah untuk menguji apakah
karyawan klien tidak memasukkan, menambahkan, atau menggantikan dokumen
sesuai dengan laporan. Pengujian ini jelas dilakukan untuk salah saji yang
disengaja. Auditor melakukan verifikasi berikut ini dalam bulan setelah tanggal
neraca:
Memeriksa saldo seluruh cek yang dibatalkan, memo debet, setoran, dan memo
kredit.
Melakukan verifikasi saldo laporan bank saat penjumlahan dilakukan.
Menelaah bagian dari penjumlahan untuk memastikan sudah dibatalkan oleh bank
pada periode yang tepat dan tidak ada penghapusan atau penggantian.
Pengujian Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi bank yang dilakukan dengan benar oleh pihak independen merupakan
pengendalian internal penting atas kas. Auditor menguji rekonsiliasi bank untuk
menentukan apakah pihak klien sudah menyiapkan rekonsiliasi denga gati-hati dan
melakukan verifikasi apakah saldo bank yang dicatat klien sama jumlahnya dengan
kas di bank, kecuali bila ada setoran dalam perjalanan, cek beredar, dan jenis
rekonsiliasi lainnya.
jurnal pengeluaran kas dalam periode neraca atau periode sebelumnya. Seluruh cek
yang dikliring bank setelah tanggal neraca dan dimasukkan dalam jurnal
pengeluaran kas harus dimasukkan dalam daftar cek beredar. Jika cek dimasukkan
dalam jurnal pengeluaran kas, maka seharusanya dianggap cek beredar karena
tidak dikliring di bank sebelum tanggal neraca, maka tidak boleh dimasukkan dalam
rekonsiliasi bank.
Memeriksa seluruh cek yang jumlahnya besar dan termasuk dalam daftar cek
beredar yang belum dikliring oleh bank pada laporan pisah batas. Langkah pertama
dalam pemeriksaan ini harus dilakukan dengan menelusuri jumlah yang belum
dikliring dalam jurnal pengeluaran kas. Alasan mengapa cek belum diuangkan,
harus dibahas dengan klien, dan jika auditor khawatir telah terjadi kecurangan,
maka vendor yang termasuk dalam saldo utang dagang harus dikonfirmasi untuk
menentukan apakah vendor tersebut sudah mengakui penerimaan kas dalam
pecatatannya. Ditambah lagi, cek yang dibatalkan perlu diperiksa sebelum tanggal
terakhir audit jika memang ada.
Menerima kas yang tidak disetorkan ke bank di akhir tahun harus ditelusuri ke
laporan pisah batas untuk memastikan bahwa kas tersebut disetorkan segera di
awal tahun berikutnya.
Memperhatikan jenis rekonsiliasi lain ke laporan bank dan rekonsiliasi bank. Hal ini
meliputi biaya jasa bank, kesalahan dan pembetulan bank, dan transaksi tak
tercatat yang didebet atau dikredit langsung ke akun bank oleh pihak bank. Jenis
rekonsiliasi ini perlu di investigasi untuk memastikan sudah diperlukan dengan
benar oleh klien.
4. PROSEDUR BERORIENTASI KECURANGAN
Kecurangan atas saldo kas umum ini terjadi karena tidak memadainya pemisahan
tugas antara pemegang kas dan pencatatn transaksi kas dalam pencatatan
akuntansi dan kurangnya rekonsiliasi bank bulanan yang independen. Prosedur
yang harus dilakukan auditor untuk menemukan kecurangan atas penerimaan kas
meliputi, mempertimbangkan sifat dari kurangnya pengendalian internal, jenis
kecurangan yang dapat terjadi dari kekurangan tersebut, potensi materialitas
kecurangan, konfirmasi piutang dagang, pengujian yang dilakukan untuk
menemukan pencurian uang, penelaahan aktivitas akun kas atas transaksi yang
tidak lazim, pemeriksaan persetujuan dan dokumen pendukung untuk piutang tidak
tertagih dan retur dan cadangan penjualan, serta prosedur audit yang palin efektif
untuk menemukan kecurangan. Prosedur untuk menemukan kecurangan berikut
langsung terkait dengan saldo kas akhir tahun;
Jika rekonsiliasi bank dapat dengan sengaja salah saji, maka perlu dilakukan
perluasan pengujian atas rekonsiliasi bank akhir tahun. Prosedur yang dilakukan
auditor :
2. Membandingkan sisa cek yang dibatalkan dan slip setoran dalam laporan bank
tertanggal dengan jurnal pengeluaran dan penerimaan kas bulan/tahun tertanggal.
3. Menelusuri seluruh bagian yang tidak jelas dalam rekonsiliasi bank dan jurnal
penerimaan dan pengeluaran kas ke rekonsiliasi bank klien untuk memastikan
semua sudah dimasukkan.
Pembuktian Kas
1. Rekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo buku besar pada awal
periodepembuktian kas.
3. Rekonsiliasi cek yang dibatalkan di kliring bank dengan yang dicatatdalam jurnal
pengeluaran kas untuk periode tertentu.
4. Rekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada akhir periode
pembuktian kas.
Ada beberapa hal yang perlu diaudit atas jadwal transfer antarbank, yaitu sebagai
berikut :
berjalan dan pengeluaran kas dicatat setelah tanggal neraca, maka hal tersebut
bisa saja dilakukan untuk menutupi berkurangnya kas.
Pengeluaran pada skedul transfer antarbank harus dimasukkan atau
dikeluarkandengan benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai cek beredar.
Dalam akun kas umum harus dimasukkan sebagai cek beredar pada transfer
rekonsiliasi bank. Kurang saji cek beredar pada rekonsiliasi bank mengindikasikan
adanya kemungkinan kiting.
Skedul tranfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan dengan benar dari
rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai setoran dalam perjalanan. Untuk akun
tabungan dan penggajian harus mengindikasikan setoran dalam perjalanan untuk
transfer rekonsiliasi bank. Lebih saji atas setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi
bank mengindikasikan adanya kemungkinan kiting.
Meskipun pengujian audit atas transfer antarbank biasanya dimaksudkan untuk
menemukan kecurangan, tindakan ini juga bisa dilakukan banyak transfer
antarbank tanpa memerhatikan pengendalian internal. Bila ada kemungkinan kiting,
maka dapat mengakibatkan salah perhitungan antara kas dan utang dagang.
Pengujian atas rekonsiliasi bank untuk penggajian tidak akan memakan waktu jika
terdapat akun impres untuk penggajian dan rekonsiliasi independen atas akun bank,
seperti yang dijelaskan pada akun umum. Biasanya, bagian yang direkonsiliasi
adalah cek beredar. Cek beredar tersebut akan langsung jelas ketika cek
diterbitkan. Dalam pengujian saldo akun bank untuk penggajian, auditor harus
mendapatkan rekonsiliasi bank, konfirmasi bank, dan laporan bank atas pisah batas.
Prosedur rekonsiliasi sama dengan kas umum, kecuali pengujian pada cek beredar
yang biasanya terbatas untuk pengujian kewajarannya. Biasanya, diperlukan
perluasan prosedur bila pengendalian tidak memadai atau jika akun bank tidak
direkonsiliasi dengan saldo kas impres pada buku besar.
Kas kecil adalah akun yang unik. Meskipun jumlahnya tidak material, banyak auditor
melakukan verifikasi kas kecil karena terdapat potensi kecurangan dan klien
mengharapkan auditor memeriksa akun tersebut meski jumlahnya tidak material.
Pengendalian internal yang paling penting dalam kas kecil adalah penggunaan dan
impres yang merupakan tanggung jawab perorangan. Dana untuk kas kecil tidak
dapat digabungkan dengan penerimaan lainnya, dan dana harus disimpan terpisah
dari aktivitas lainnya. Pembatasan juga harus dilakukan atas pengeluaran dari kas
kecil, sama halnya dengan jumlah total dana. Jenis pengeluaran yang dilakukan dari
transaksi kas kecil harus jelas didefinisikan sesuai kebijakan perusahaan.
Saat pengeluaran kas dilakukan dari kas kecil, pengendalian internal yang memadai
mensyaratkan adanya tanda tangan personel yang berwenang pada formulir kas
kecil yang bernomor urut. Total dari kas aktual dan cek dananya, ditambah total
formulir kas kecil yang disebut dalam buku besar. Perhitungan mendadak secara
periodik dan rekonsiliasi dana kas kecil harus dilakukan oleh auditor internal atau
personel lain yang berwenang.
Saat saldo kas kecil tinggal sedikit, cek dari akun kas umum harus dibuat untuk
mengisi kas kecil. Cek harus ditulis dengan jumlah yang sama dengan voucher
bernomor urut yang dijadikan bukti pengeluaran aktual sebelumnya. Voucher ini
harus diverifikasi oleh petugas utang dagang dan dibatalkan agar tidak digunakan
kembali.
Penekanan dilakukan pada verifikasi kas kecil atas pengujian transaksi kas kecil
dibandingkan saldi akhir tahun. Bahkan jika dana kas kecil jumlahnya kecil, terdapat
potensi kecurangan transaksi jika dana sering dikeluarkan atau digunakan.
Dalam pengujian kas kecil, auditor pertama kali harus menentukan prosedur klien
dalam menangani dana. Hal ini dilakukan dengan mendiskusikan pengendalian
internal bersama pemegang kas kecil dan memeriksa dokumen atas beberapa
transaksi. Saat hasil penilaian risiko pengendalian adalah rendah dan hanya sedikit
pengeluaran dilakukan selama tahun berjalan, biasanya auditor tidak melakukan
pengujian lebih lanjut karena tidak material. Ketika auditor menguji kas kecil, dua
prosedur utamanya adalah menghitung saldo kas kecil dan melanjutkan dengan
pengujian terperinci atas satu atau dua transaksi pengeluaran. Prosedur utama
harus meliputi:
pengolahan data.
Dengan sistem EDP pengkombinasian seluruh unsur pengolahan data yang
berkaitan secara logis ke dalam sistem tunggal yang terpadu atau database.
Misalnya
pengolahan pesanan pelanggan yaitu analisis kredit, jadwal produksi, pengendalian
sediaan, pembuatan billing, analisis penjualan, piutang dan daftar komisi.
C. Perubahan-perubahan dalam pengelolaan data
Dalam sistem EDP perubahan besar terjadi dalam pengolahan transaksi
akuntansi dan keuangan. Aplikasi-aplikasi yang telah dikomputerisasi telah
menimbulkan perubahan-perubahan dalam audit trail, yang terdiri dari dokumen,
ledger, dan trial balan sheet yang memungkinkan auditor menelusuri suatu
transaksi
dari awal sampai akhir. Penggunaan komputer mengakibatkan timbulnya beberapa
perubahan dalam audit trail yaitu :
1. Perkembangan dalam peralatan pengumpulan data, fasilitas komunikasi serta
memori akses acak (random acces memories) yang memungkinkan
perusahaan mengganti atau mengurangi dokumen sumber yang biasa
digunakan dalam sistem manual.
2. Lebih banyak data yang disimpan dalam berkas yang terbaca mesin seperti
pita magnetik atau disk yang dapat mengganti atau mengurangi kebutuhan
adanya record dan register historis tertentu.
3. Pengoalahan data berubah karena adanya integrasi data akuntansi dengan
data operasional dengan berkas yang dapat dibaca mesin dari suatu
perubahan.
Peranan auditor untuk mengevaluasi efektivitas dan monitoring ketaatan sistem
pengendalian internal organisasi. Tahap-tahap dalam melaksanakan audit EDP
meliputi
Dalam menyelesaikan audit, auditor sering kali menghadapi kendala waktu yang
ketat, terutama ketika klien berusaha mendapatkan tanggal yang cepat untuk
menerbitkan laporan audit. Meskipun waktu bukan merupakan mitra bagi auditor,
namun auditor harus memanfaatkan waktu tersebut untuk membuat pertimbangan
professional yang baik dan menyatakan pendapat yang tepat dalam situasi
bersangkutan. Untuk tujuan pembahasan, tanggung jawab auditor dalam
menyelesaikan audit dibagi menjadi tiga kategori yaitu (1) menyelesaikan pekerjaan
lapangan (2) mengefaluasi temuan, dan (3) berkomunikasi dengan klien.
Setelah menjelaskan aktifitas-aktifitas yang terlibat dalam penyelesaian audit,
kemudian harus diberikan pertimbangan pada tanggung jawab auditor sesudah
audit. Tanggung jawab ini bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi sesudah
tanggal laporan auditor.
3.1
Subsequent Events adalah peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal
neraca tetapi sebelum diterbitkannya laporan audit yang mempunyai akibat yang
material terhadap laporan keuangan dan memerlukan penyesuaian atau
pengungkapan dalam laporan tersebut.Terdapat 2 jenis subsequent eventmerujuk
pada PSAK no. 46, yakni:
3)
Memastikan bahwa barang dalam perjalanan yang tercantum di neraca per
tanggal neraca, masih di perjalanan
4)
Untuk memastikan kewajiban dan beban yang masih harus dibayar yang
tercantum di neraca per tanggal neraca, merupakan kewajiban perusahaan yang
akan dilunasi pada saat jatuh temponya (sesudah tanggal neraca)
5)
Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per
tanggal neraca
B. Prosedur Pemeriksaan Subsequent Event
Prosedur pemeriksaan subsequent event terdiri dari beberapa langkah, yakni:
1.
Periksa pengeluaran dan penerimaan kas sesudah tanggal neraca, sampai
mendekati tanggal selesainya audit field work,
2.
Periksa bukti pengeluaran dan penerimaan barang sesudah tanggal neraca,
sampai mendekati tanggal selesainya audit field work,
3.
4.
5.
Minta copy notulen rapat direksi, dewan komisaris, pemegang saham, periksa
apakah ada commitment dari perusahaan yang baru dipenuhi pada periode
sesudah tanggal neraca,
6.
Lakukan tanya jawab dengan pejabat perusahaan yang berwenang,
mengenai:
1.
2.
Ada/tidaknya perubahan dalam modal saham, kewajiban jangka panjang atau
kredit modal kerja dalam periode sesudah tanggal neraca
3.
Ada/tidaknya kejadian penting sesudah tanggal neraca yang memerlukan
adjustment terhadap laporan keuangan atau penjelasan catatan laporan keuangan
7.
8.
9.
5.
Draft report disusun oleh auditor in-charge (pimpinan tim audit), direview oleh
audit manager dan audit partner
6.
Sebelum kertas kerja pemeriksaan dan draft report di review oleh audit
manager dan audit partner, maka audit supervisor harus menyusun notes to PPM
(catatan untuk Partner, Principal dan Manager)
7.
Setelah draft report direview dan disetujui PPM, diskusikan dengan klien. Jika
klien setuju, buat final audit report.
8.
Sebelum laporan audit diserahkan kepada klien, auditor harus meminta Surat
Pernyataan Langganan dari klien. Tanggal surat harus sama dengan tanggal
selesainya audit field work dan tanggal laporan audit.
9.
Auditor membuat draft management letter, setelah direview dan disetujui
PPM, diskusikan dengan klien. Klien setuju, buat management letter final untuk klien
10. tahap akhir, selesaikan urusan pelunasan audit fee
11. Dalam audit working papers, cantumkan catatan untuk audit tahun
berikutnya.
12. Opini yang diberikan, tergantung hasil pemeriksaan
13. Dalam mereview kertas kerja pemeriksaan, KAP sebaiknya mempunyai daftar
Audit Working Papers Review Guide
3.2
A. Pertimbangan Audit
SAS 12, Inquiry of a Clients Lawyer Concerning Litigation, Claims, and Assessments
(AU 337.04), menyatakan bahwa auditor harus mendapatkan bukti-bukti tentang:
v Eksistensi kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang menunjukkan
ketidakpastian mengenai kemungkinan terjadinya kerugian pada suatu entitas dari
litigasi, klaim, dan penilaian (litigation, claims, and assessments LCA).
v Periode di mana penyebab yang mendasari tindakan hukum terjadi.
v Tingkat probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.
v Jumlah atau rentang kerugian yang potensial.
B. Surat Pertanyaan Audit
Harus diakui bahwa biasanya auditor tidak memiliki keahlian hukum yang
mencukupi untuk membuat pertimbangan yang jelas mengenai semua LCA. Jadi, AU
337.08 menunjukkan bahwa surat pertanyaan audit (letter of audit inquiry) kepada
ahli hukum klien merupakan sarana audit utama bagi auditor untuk mendapatkan
informasi pendukung tentang LCA yang diserahkan oleh manajemen.
C. Pengaruh Jawaban terhadap Laporan Auditor
Jawaban ahli hukum mungkin tidak mempunyai pengaruh terhadap laporan auditor.
Yaitu, auditor dapat mengeluarkan suatu laporan standar dengan pendapat wajar
tanpa pengecualian. Ini dapat terjadi apabila jawabannya menunjukkan bahwa,
berdasarkan penyelidikan yang layak atas masalah yang dihadapi, terdapat (1)
probabilitas yang tinggi atas hasil yang menguntungkan atau (2) masalah yang
dihadapi adalah tidak material
Penolakan seorang ahli hukum untuk menjawab surat pertanyaan audit
merupakan pembatasan atas ruang lingkup audit. Tergantung pada materialitas dari
pos-pos yang ada, auditor harus menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian
atau menolak memberikan pendapat atas laporan keuangan. Auditor juga dapat
memperoleh bantuan tentang LCA dan departemen hukum klien.
3.4
Client representation letter adalah Surat yang dibuat klien yang ditujukan kepada
KAP, yang berisi pernyataan dari manajemen perusahaan, mengenai :
1) Tanggungjawab manajemen terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan
perusahaan sesuai dengan PSAK/PABU
3.
4.
Tidak ada kesalahan dalam laporan keuangan dan transaksi yang tidak
tercatat
5.
Informasi transaksi dan utang piutang antar pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
6.
Ketidakpatuhan dengan pasal perjanjian/kontrak yang berdampak terhadap
laporan keuangan
7.
8.
9.
Komunikasi instansi pemerintah mengenai ketidakpatuhan/ kelemahan
praktek pelaporan keuangan
10.
14.
Hak atas aktiva, hak gadai atas aktiva, dan aktiva yang dijaminkan
15.
16. Rugi komitmen pembelian untuk jumlah persediaan yang melebihi kebutuhan
atau pada harga diatas harga pasar
17. Pelanggaran atau kemungkinan pelanggaran hukum/ peraturan, dampaknya
harus diungkapkan dalam laporan keuangan atau sebagai dasar mencatat rugi
bersyarat
18.
19.
20. Hak/parjanjian pembelian kembali saham perusahaan atau modal saham yang
disisihkan untuk hak pembelian saham, warrant, konversi atau persyaratan lainnya
Mengevaluasi Temuan
o Proyeksi salah saji yang belum dikoreksi yang diestimasi melalui teknik sampling
audit.
o Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis dan dikuantifikasi oleh
prosedur audit lainnya.
B. Mengevaluasi Kelanjutan Usaha
AU 341, The Auditors Consideration of an Entity Ability to Continue as a Going
Concern, menetapkan tanggung jawab auditor untuk mengevaluasi tanggung jawab
apakah ada keraguan yang substansial tentang kemampuan klien untuk
mempertahankan kelanjutan usahanya selama suatu periode waktu yang layak,
yaitu tidak melebihi satu tahun di luar tanggal laporan keuangan yang sedang
diaudit (biasanya satu tahun dari tanggal neraca). Biasanya, informasi yang akan
menimbulkan keraguan yang substansial tentang asumsi kelanjutan usaha (going
concern) berkaitan dengan ketidakmampuan entitas untuk terus memenuhi
kewajibannya ketika jatuh tempo tanpa disposisi aktiva yang besar di luar arah
bisnis yang biasa, merestrukturisasi hutang, merevisi operasinya yang dipaksa dari
luar, atau melakukan tindakan yang serupa. Beberapa informasi yang mungkin
diungkapkan mencakup:
o Kondisi dan peristiwa bersangkutan yang menimbulkan penilaian atas keraguan
yang substansial mengenai kemampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan
usahanya selama periode waktu yang layak.
o Kemungkinan pengaruh kondisi dan peristiwa tersebut.
o Evaluasi manajemen atas signifikansi dan kondisi-kondisi dan penstiwa itu serta
setiap faktor yang dapat mengurangi.
o Kemungkinan penghentian operasi.
o Rencana manajemen (termasuk informasi keuangan prospektif yang relevan)
o Informasi tentang pemulihan atau klasifikasi jumlah aktiva yang tercatat atau
jumlah atau klasifikasi kewajiban.
C. Melakukan Review Teknis Atas Laporan Keuangan
Banyak kantor akuntan publik mempunyai daftar periksa laporan keuangan terinci
yang diselesaikan oleh auditor yang melaksanakan review awal atas laporan
keuangan bersangkutan. Daftar periksa yang lengkap itu kemudian direview oleh
manajer dan partner yang bertanggung jawab atas penugasan tersebut. Sebelum
mengeluarkan laporan audit atas klien yang merupakan perusahaan terbuka, review
teknis juga harus dilakukan atas laporan itu oleh partner yang bukan anggota tim
audit.
Mereview kertas kerja yang disiapkan oleh manajer dan mereview kertas kerja
lainnya atas dasar selektif.
Review yang dilakukan partner atas kertas kerja dirancang untuk mendapatkan
kepastian bahwa :
Pertimbangan yang dilakukan oleh bawahan adalah layak dan tepat pada
situasi bersangkutan.
Penugasan audit telah diselesaikan sesuai dengan kondisi dan syarat yang
ditetapkan dalam surat penugasan.
GAAS dan kebijakan serta prosedur pengendalian mutu kantor akuntan telah
dipenuhi.
3.7
Karena potensi misinterpretasi dari tingkat kepastian yang sangat
terbatas
yang diberikan oleh laporan itu, maka auditor sebaiknya tidak menyatakan dalam
laporan bahwa tidak ada kondisi yang dapat dilaporkan yang dicatat.
Dengan persetujuan klien, laporan itu mungkin (1) tidak memasukkan kondisi
yang dapat dilaporkan yang sudah diketahui oleh komite audit dan (2) memasukkan
hal-hal yang tidak memenuhi syarat sebagai kondisi yang dapat dilaporkan.
Suatu kondisi yang dapat dilaporkan bisa begitu besar sehingga merupakan
kelemahan yang material. AU 325.15 mendefinisikan kelemahan yang material
sebagai:
suatu kondisi yang dapat dilaoprkan dimana rancangan atau operasi dari satu
atau lebih komponen pengendalianinternal tidak mengurangi risiko hingga tingkat
yang relative rendah, sehingga salah saji yang disebabkan oleh kekeliruan atau
kecurangan dalam jumlah yang material dalam kaitannya dengan laporan keuangan
yang sedang diaudit mungkin terjadi dan tidak terdeteksi pada periode yang tepat
waktu oleh karyawan ketika melaksanakan kegiatan normal dari fungsi yang telah
dibebankan kepadanya.
B. Mengkomunikasikan Hal-hal yang Berkenaan dengan Pelaksanaan Audit
AU 380.06-,14 menyatakan bahwa komunikasi dengan komite audit dapat
mencakup:
Tanggung jawab auditor menurut GAAS termasuk kepastian yang diberikan oleh
suatu audit bahwa laporan keuangan telah bebas dan salah saji yang material,
konsep materialitas yang digunakan dalam audit, dan jenis pengujian audit yang
dilaksanakan.
Penyesuaian audit yang signifikan yang secara tersendiri, atau secara agregat,
mempunyai pengaruh penting terhadap proses pelaporan keuangan entitas itu.
Interval waktu antara satu sampai tiga minggu biasanya berlalu antara akhir
pekerjaan lapangan dan penerbitan laporan audit. SAS 1, Dating of the Independent
Auditors Report (AU 530), menyatakan bahwa auditor tidak mempunyai tanggung
jawab untuk mengajukan pertanyaan atau melaksanakan suatu prosedur audit
apapun selama periode waktu ini guna menemukan peristiwa kemudian yang
material. Akan tetapi, jika pengetahuan tentang peristiwa semacam itu menarik
perhatian auditor, maka ia harus mempertimbangkan apakah perlu melakukan
pengungkapan atau penyesuaian atas laporan keuangan untuk peristiwa itu.
Apabila penyesuaian diperlukan dan manajemen secara layak mengubah laporan
tersebut, maka auditor dapat mengeluar laporan audit standar. Apabila
pengungkapan yang diperlukan dibuat oleh manajemen, auditor juga dapat
mengeluarkan laporan standar asalkan laporan itu diberi tanggal agar sesuai
dengan tanggal peristiwa kemudian. Tanggal ganda adalah praktik yang paling
umum karena memberi tanggal kembali atas keseluruhan laporan akan memperluas
tanggung jawab auditor secara keseluruhan di luar penyelesaian pekerjaan
lapangan. Ketika memberi tanggal kembali, auditor harus memperpanjang prosedur
review atas peristiwa kemudian sampai tanggal terakhir.
B.
Penyelesaian
Komunikasi
Evaluasi
Pekerjaan Lapangan
Klien
Temuan
Dengan
C.
Auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk menemukan fakta yang ada
setelah audit (tetapi tidak diketahui) pada tanggal laporan audit. Namun, SAS 1,
Subsequent Discovery of Facts Existing at the Date of the Auditors Report (AU 561),
menunjukkan dalam AU 561.04 bahwa jika (1) auditor menyadari adanya fakta
tersebut dan (2) fakta itu mungkin mempengaruhi laporan yang telah dikeluarkan,
maka auditor diwajibkan untuk memastikan reliabilitas informasi itu. Apabila
penyelidikan lebih lanjut menguatkan eksistensi fakta itu dan auditor merasa yakin
bahwa informasi itu penting bagi mereka yang mengandalkan atau cenderung
mengandalkan pada laporan keuangan, maka auditor harus mengambil langkahIangkah untuk mencegah ketergantungan pada laporan audit itu di masa depan