Vous êtes sur la page 1sur 6

Perancangan Sistem Komunikasi dengan SMS Tersandi dan

Pelacakan Posisi Berbasis Web untuk Mendukung Sistem Monitor Laju


Paparan Radiasi pada Transportasi Zat Radioaktif
I Wayan Mustika1, Litasari1, Adi Abimanyu2, dan Ferzha Putra Utama1
1

Universitas Gadjah Mada, Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Yogyakarta 55281, Indonesia
2
Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), Yogyakarta

Abstract
Nowadays, radioactive substance is one of the potential energy resources that could benefit for human life.
Despite of its benefit, radioactive substance is extremely dangerous substance if it exposes to human being since
its radiation cannot be directly sensed by human sensor. Thus, the safe transshipment of radioactive substance
should be guaranteed by monitoring the radioactive exposure level periodically. The purposes of this research
are to build and design the secure communication system using encrypted short message (SMS) and to develop
web-based location tracking to monitor the radioactive exposure level during the transportation of radioactive
subtances. Hybrid Vigenere and Vernam algorithm is used for encription and decryption process, establishing
secure communication between transmitter and receiver. After decryption process is performed, data is stored ito
database. The web-based information system shows the current position and information of radioactive exposure
level in form of digital map, tabular, and chart. Moreover, early warning system is also developed to detect the
leakage of radioactive substances and thus, a necessary action could be taken immediately. The field experiment
result shows the average receive SMS in Control Room Module (CRM) is 80.341 seconds. The average time
required for decryption process is 0.4 seconds longer when 2 In Vehicles Modules (IVMs) are used.
Keywords radioactive, Vernam and Vigenere algorithm, geographical information system (GIS), in vehicle module (IVM),
control room module (CRM)

1. Pendahuluan
Tenaga nuklir merupakan salah satu energi
alternatif yang potensial. Pemanfaatan teknologi
nuklir saat ini telah berkembang di berbagai negara
termasuk di Indonesia. Teknologi nuklir tidak hanya
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik saja,
namun juga dimanfaatkan di bidang kesehatan dan
pertanian [1]. Banyak manfaat yang didapat dari
energi nuklir apabila digunakan secara tepat, dari
pembenihan tumbuhan sampai terapi kanker [2]. Di
bidang pertanian, pemanfaatan nuklir digunakan
untuk menghasilkan varietas unggul dengan cara
menggunakan teknik radiasi dan pemuliaan
tanaman.
Pemanfaatan tenaga nuklir harus dilakukan
dengan baik agar tidak menimbulkan kecelakaan dan
bahaya bagi manusia. Salah satu langkah untuk
menjaga pemanfaatan tenaga nuklir agar tetap aman
digunakan adalah dengan memantau radiasi agar
memberikan jaminan rasa aman bagi pihak yang
berkepentingan dan orang disekitarnya. Dalam
proses pemanfaatan zat radioaktif, ada kalanya zat
radioaktif perlu didistribusikan dari suatu tempat ke
tempat lain. Keselamatan pengangkutan zat
radioaktif harus dipantau atau diawasi secara berkala
dengan cara memberikan informasi tingkat radiasi
zat radioaktif tersebut. Dalam transportasinya, zat
radioaktif tentu memiliki risiko kebocoran sehingga
segala informasi terkait dengan transportasi zat
radioaktif tersebut perlu diketahui oleh pihak yang

berkepentingan agar dapat diambil tindakan


pengamanan sehingga paparan zat radioaktif tidak
menyebar luas dan membahayakan masyarakat.
Selain itu, komunikasi yang terjadi dalam
memonitor zat radioaktif haruslah cukup aman dari
sadapan orang yang tidak berhak.
Pada tahun 2013 Adi Abimanyu dkk
mengembangkan sistem pemantauan pengangkutan
zat radioaktif dengan output berupa SMS yang
dienkripsi menggunakan algoritme Vigenere [3].
Selanjutnya Adi Abimanyu dkk mengembangkan
kembali sistem tersebut namun dengan output SMS
yang terenkripsi dengan algoritme enkripsi yang
berbeda, yaitu Vernam [4]. Pada tahun 2014, Adi
Abimanyu
membuat
penelitian
yang
menggabungkan kedua metode penyandian SMS
tersebut pada pemantauan pengangkutan zat
radioaktif yang disebut dengan metode Hybrid
Vigenere and Vernam (HV2). Pada penelitian
tersebut, IVM mengirimkan pesan terenkripsi ke
modul dekriptor untuk mendekripsi SMS dan
ditampilkan pada komputer, namun belum dapat
menampilkan dalam bentuk peta dan belum dapat
memberikan peringatan saat terjadi kebocoran zat
radioaktif [5]. Pengembangan yang dilakukan oleh
Purwantoro pada tahun 2013 adalah sebuah sistem
informasi berbasis Google Maps [6]. Namun data
input yang digunakan pada penelitian tersebut
adalah data SMS plaintext dan sistem belum dapat
memantau beberapa titik pantau.

Pada penelitian ini, akan dilakukan pemantauan


transportasi dengan menggunakan seperangkat
sistem pemantau yang diletakkan pada kendaraan
pembawa zat radioaktif yang dinamakan In Vehicles
Module (IVM). IVM akan memberikan data
pantauan berupa SMS terenkripsi algoritme hybrid
Vigenere dan Vernam ke sistem informasi geografis
pemantau yang terletak pada ruang kontrol yang
disebut dengan Control Room Module (CRM).
Selain itu, data SMS terenkripsi yang dikirim oleh
IVM perlu didekripsi dan kemudian disimpan pada
suatu database agar dapat diproses menjadi infomasi
yang dapat mudah dipahami. Dengan adanya sistem
informasi pemantau transportasi zat radioaktif ini
diharapkan dapat mengakomodasi pemantauan
beberapa titik transportasi dalam waktu bersamaan.

dan memperbaharui informasi transportasi secara


periodis berdasarkan SMS yang dikirimkan IVM.
Untuk menjelaskan skenario sistem pemantau
pemantau transportasi zat radioaktif yang terdiri dari
IVM dan CRM digambarkan dengan blok diagram
pada Gambar 2.
Mulai

Menerima data SMS


terenkripsi dari IVM
Pre-Processing
Dekripsi SMS

Ekstraksi data (data radiasi, data


posisi dan waktu)

Processing

2. Tinjauan Sistem
Sistem informasi yang dirancang pada CRM
menggunakan algoritme hybrid, yaitu penggunaan
dua algoritme kriptografi dalam melakukan dekripsi
SMS. Data yang dikirimkan dari IVM ke CRM
adalah berupa SMS yang telah dienkripsi dengan
algoritme Vigenere dan Vernam [5]. Algoritme
Vigenere yang digunakan telah dimodifikasi dari
Vigenere karakter alfabetis menjadi karakter
numeris, hal ini dikarenakan data laju paparan
radiasi, posisi, dan waktu berkarakter numeris.
Untuk mendapatkan kunci publik yang unik pada
setiap SMS yang diterima, sistem menggunakan
algoritme Vernam yang mengadopsi algoritme OneTime Pad (OTP) yang membangkitkan deretan
karakter kunci (pad) secara acak. Setiap kunci hanya
digunakan satu kali, kemudian dihancurkan agar
tidak digunakan kembali untuk pesan yang lain [8].
Dengan kata lain setiap SMS akan dienkripsi dan
didekripsi dengan kunci yang berbeda dengan SMS
lainnya.
Fokus dari penelitian ini adalah untuk
mengembangkan sistem komunikasi dengan SMS
tersandi dan sistem informasi geografis untuk
memantau transportasi zat radioaktif. Proses kerja
sistem yang akan dirancang digambarkan dengan
flowchart pada Gambar 1. Proses dimulai dari
penerimaan SMS terenkripsi yang dikirimkan dari
IVM ke CRM. Selanjutnya data tersebut akan
didekripsi menjadi plaintext (pesan asli) pada sistem
dan disimpan ke dalam database. Selanjutnya data
pada database akan diekstrak atau diidentifikasi
untuk memisahkan data waktu, posisi (koordinat),
dan data paparan. Kemudian pengguna sistem dapat
menampilkan data transportasi dalam bentuk peta,
tabel dan grafik. Apabila pada saat transportasi
berlangsung terjadi paparan zat radioaktif di atas
ambang batas (kebocoran) yang ditentukan, sistem
akan memberikan peringatan berupa alarm pada
peta dan pihak pengambil keputusan dapat
melakukan tindakan pengamanan pada lokasi
kebocoran. Sistem informasi ini akan menampilkan

Database updating

Penampilan data pantauan


pada peta, tabel dan grafik

Tidak

Terjadi kebocoran zat


radioaktif?
Ya
- Tampilkan peringatan pada peta
- Aktifkan alarm

Tidak
Pemantauan selesai?
Ya
Selesai

Gambar 1. Flowchart sistem kerja CRM

Google Maps

CRM
PC
IVM

Sistem
Informasi

IVM

MySQL
Modem
GSM

Modem
GSM

XAMPP
Modul
Enkriptor
Modul
Dekriptor

SMS
Gateway

Gbr. 2 Blok diagram IVM-CRM

3. Desain Perangkat Lunak


Data yang diterima CRM dari IVM merupakan
SMS terenkripsi yang perlu didekripsi terlebih
dahulu kemudian diidentifikasi dengan memisahkan
informasi-informasi yang dibawa oleh pesan
terdekripsi (pesan asli). Berikut ini adalah penjelasan

mengenai proses penerimaan pesan, dekripsi dan


identifikasi SMS.
3.1 Penerimaan Data SMS Terenkripsi
Sebagai bahan dasar dari informasi yang
ditampilkan pada sistem informasi pemantau
transportasi zat radioaktif, SMS terenkripsi dari IVM
merupakan data utama yang digunakan. Data
tersebut akan diterima oleh CRM dengan
menggunakan modem GSM sebagai alat penerima
data. Untuk menghubungkan IVM dengan CRM
dalam proses penerimaan data, sistem pada CRM
membutuhkan SMS Gateway [9]. Setelah data
diterima oleh CRM, data tersebut akan masuk ke
dalam database pada tabel inbox sebelum dilakukan
proses dekripsi.
3.2 Proses Dekripsi Data SMS
IVM dirancang untuk melakukan enkripsi pesan
sedemikian rupa agar pesan yang dikirimkan ke
CRM aman. Proses dekripsi SMS terenkripsi akan
dilakukan apabila data tersebut telah masuk ke
dalam tabel inbox, setelah dilakukan dekripsi maka
data terdekripsi tersebut akan disimpan ke dalam
tabel pesan pada database. Pada proses dekripsi
data, langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu
dengan mengenali nomor GSM pengirim pesan yang
telah didaftarkan pada sistem, apabila nomor GSM
tidak dikenali (tidak terdaftar), maka pesan hanya
dapat masuk ke database (tabel inbox) namun tidak
diproses lebih lanjut, misalnya seperti SMS promo
dari operator GSM. Format SMS yang dapat
didekripsi juga telah ditentukan sebelumnya, yaitu
pesan yang berbentuk angka yang diawali dengan
karakter header (*) dan diakhiri dengan karakter end
(#).
Konten SMS yang dikirim IVM berjumlah 72
atau 74 karakter angka tergantung dengan informasi
yang dibawanya, ditambah lagi dengan dua karakter
* dan # sebagai penanda. Pada dasarnya, pesan yang
telah dipisahkan dari header dan end terdiri dari dua
bagian, yaitu bagian setengah awal adalah angka
yang mengandung kunci publik (public cipher) dan
bagian setengah akhir adalah pesan terenkripsi (data
serial cipher) yang berisi informasi zat radioaktif
yang terdiri dari waktu, tanggal, koordinat dan nilai
paparan radiasi.
Untuk langkah mendekripsi pesan terenkripsi
yang diterima, proses yang pertama dilakukan
adalah memisahkan penanda kemudian menghitung
panjang pesan atau banyaknya karakter angka lalu
dibagi menjadi dua bagian. Dalam mendekripsi
pesan terenkripsi tersebut, CRM membutuhkan
private key yang sama persis dengan private key
digunakan oleh IVM dalam mengenkripsi pesan asli.
Private key kemudian digunakan untuk mendekripsi
public cipher atau bagian setengah awal pesan
terenkripsi untuk mendapatkan kunci publik. Kunci
publik yang telah didapatkan akan berbeda-beda
karena dienkripsi dengan algoritme penyandian

Vernam yang hanya akan menghasilkan kunci sekali


pakai [8]. Kunci publik tersebut kemudian akan
digunakan sebagai kunci untuk mendapatkan pesan
asli yang terenkripsi pada bagian setengan akhir
(data serial cipher). Proses penerimaan dan dekripsi
SMS terenkripsi dapat ditunjukkan dengan flowchart
pada Gambar 3.
Mulai

Mulai

Data SMS
Private Key

Cari SMS yang masuk dan belum


terbaca di database Sistem Informasi

Periksa No. GSM


pengirim SMS

Tidak

Pisahkan Header * dan End


# dari data SMS

No. telah
terdaftar?

Hitung panjang data SMS


Bagi 2 data sms

Ya
Baca SMS
Operasikan setengah data SMS pertama (Public
Chiper) dengan Privete Key = Kunci Publik
Dekripsi pesan
Operasikan setengah data SMS kedua (Data
Serial) dengan Kunci Publik = Pesan Terdekripsi
Selesai

Selesai

(a)

(b)

Gambar 3. (a) Flowchart penerimaan SMS terenkripsi


(b) Flowchart proses dekripsi SMS

3.3 Identifikasi Data SMS


Data SMS terenkripsi yang telah diterima oleh
CRM dari IVM akan didekripsi hingga didapat
pesan asli. Pesan asli memiliki informasi waktu,
tanggal, koordinat, dan nilai paparan radiasi zat
radioaktif. Agar informasi yang dibawa pesan asli
dapat terlihat lebih jelas fungsinya, maka perlu
dilakukan identifikasi dengan memisahkan setiap
informasi. Sebuah pesan asli memiliki format
hhmmssddbbttLLLLLLLLBBBBBBBBBlljj, untuk
lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1.
TABEL I
IDENTIFIKASI PESAN ASLI

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Data
Jam
Menit
Detik
Tanggal
Bulan
Tahun
Koordinat
Lintang

8.

Koordinat Bujur

9.

Posisi Lintang

Panjang Data
hh (2 digit)
mm (2 digit)
ss (2 digit)
dd (2 digit)
bb (2 digit)
tt (2 digit)
LLLLLLLL (8 digit)
BBBBBBBBB (9
digit)
ll (2 digit)

10.

Posisi Bujur

11.

Nilai Paparan

jj (2 digit)
pppp (3 sampai 4
digit)

Koordinat yang dibawa oleh pesan asli


merupakan koordinat dalam format derajat (degree)
dan menit (minutes) atau disebut juga dengan
koordinat MinDec. Format koordinat ini adalah
derajat menit koma menit (dd mm.mmmm). Tanda
minus (-) pada koordinat lintang menunjukkan
Selatan (South) dan tanda (+) menunjukkan Utara
(North). Koordinat dengan format derajat menit
(MinDec) yang ada pada pesan asli perlu diubah lagi
menjadi format derajat desimal (DegDec). Hal ini
perlu dilakukan agar koordinat dapat ditunjukkan
dengan benar pada peta Google Maps, karena
Google Maps menggunakan koordinat berformat
derajat desimal [9].
3.4 Perancangan Database
Terdapat lima tabel pada database yang
dirancang untuk sistem informasi geografis
pemantau transportasi zat radioaktif yang terdiri dari
tabel user, tabel IVM, tabel pesan, tabel perjalanan,
dan tabel inbox. Dalam pemodelan struktur data dan
hubungan antara tabel pada database sistem
informasi geografis pemantau zat radioaktif
digunakan Entity Relationship Diagram (ERD) pada
Gambar 4.
tbuser
PK

nip

INTEGER

pswd
nama
hak_akses
jabatan
unit
email
status

VARCHAR(50)
TEXT(10)
VARCHAR(15)
VARCHAR(15)
TEXT(10)
VARCHAR(20)
VARCHAR(12)

1
tbivm

id_ivm

VARCHAR(15)

nama_ivm
private_key
nilai_awas
nilai_bahaya
status_ivm
gsm_ivm
status_aktif

TEXT(10)
VARCHAR(50)
DOUBLE
DOUBLE
VARCHAR(15)
VARCHAR(15)
VARCHAR(10)

TABEL 2
RATA-RATA JARAK WAKTU PENERIMAAN SMS PEGUJIAN 1
HINGGA 4

Rata Jarak Waktu Terima SMS


Waktu

Provider A
(detik)

Provider B
(detik)

Siang

69,071

79,384

Malam

95,636

77,272

Jumlah Per
Provider

164,707

156,656

PK

beradiasi rendah, dalam pengujian ini menggunakan


kaos lampu petromaks sebagai zat radioaktif.
Pengujian sistem dilakukan sebanyak enam kali,
dengan IVM yang diatur untuk mengirimkan SMS
secara periodik 1 menit sekali. Pengujian 1 sampai 4
dilakukan untuk menguji waktu terima SMS dari
IVM menggunakan 2 provider GSM IVM dengan
waktu yang berbeda. Pengujian kelima dan keenam
dilakukan untuk melihat waktu proses dekripsi saat
memantau lebih dari 1 IVM, pengujian kelima
menggunakan 1 IVM dan keenam menggunakan 2
IVM (terenkripsi dan tanpa enkripsi). Statistik ratarata jarak waktu penerimaan SMS pada pengujian 1
hingga 4 ditunjukkan pada Tabel 2 dan
perbandingan standar deviasi keempat pengujian
tersebut ditunjukkan pada Tabel 3. Jumlah waktu
dan rata-rata proses terima SMS serta waktu proses
dekripsi pada CRM ditunjukkan pada Tabel 4.

Jumlah
Keseluruhan

321,363

Rata-rata

80,341

tbperjalanan
PK

M
tbpesan

PK

id_pesan

INTEGER

id_perjalanan
jam
tgl
lat
lot
paparan

VARCHAR(10)
DATETIME
DATETIME
DOUBLE
DOUBLE
DOUBLE

id_perjalanan

VARCHAR(10)

id_ivm
nip
zra
asal
tujuan
waktu_berangkat
id_kend
petugas
gsm_petugas
status_perjalanan

VARCHAR(15)
INTEGER
TEXT(10)
TEXT(10)
TEXT(10)
DATETIME
VARCHAR(10)
TEXT(10)
VARCHAR(15)
VARCHAR(10)

TABEL 3
PERBANDINGAN STANDAR DEVIASI PENGUJIAN 1 HINGGA 4

Standar Deviasi Data Pengujian


Waktu

Provider A
(detik)

Provider B
(detik)

Siang

0,9972

33,5448

Malam

35,1376

1,1908

1
M
inbox
PK

ID

INTEGER

UpdatedInDB
ReceiveingDateTime
Text
SenderNumber
Coding
UDH
SMSCNumber
Class
TextDecoded
RecipientID
Processed

DATETIME
DATETIME
TEXT(10)
VARCHAR(20)
CHAR(10)
TEXT(10)
VARCHAR(20)
INTEGER
VARCHAR(160)
TEXT(10)
CHAR(10)

Gambar 4. Entity Relationship Diagram CRM


4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Pengujian
Pengujian dilakukan dengan membawa IVM
dengan kendaraan beserta dengan zat radioaktif

TABEL 4
WAKTU PROSES SMS PADA PENGUJIAN KELIMA

Jumlah

Waktu Proses
Terima

Waktu Proses
Dekripsi

Dalam Menit

00:10:46

00:05:25

Dalam Detik

646

325

Rata-rata
(detik)

21,533

10,833

Pada pengujian keenam dilakukan 2 transportasi


secara bersamaan dengan menggunakan 1 IVM
terenkripsi dan 1 IVM tanpa enkripsi. Kedua
transportasi menghasilkan masing-masing 30 data.
Untuk IVM tanpa enkripsi tidak terdapat proses
dekripsi namun hanya proses identifikasi untuk
memisahkan data waktu, koordinat, dan nilai
paparan zat radioaktif yang terkandung dalam data
SMS. Data jumlah waktu proses terima SMS
terdekripsi dan waktu proses identifikasi pada CRM
untuk IVM tanpa enkripsi ditunjukkan pada Tabel 5.
TABEL 5
WAKTU PROSES SMS TANPA ENKRIPSI PENGUJIAN KEENAM

Jumlah

Waktu Proses
Terima

Waktu Proses
Identifikasi

Dalam Menit

00:10:49

00:05:30

Dalam Detik

649

330

Rata-rata
(detik)

21,633

11

4.2 Hasil
Setelah dilakukan analisis dan perancangan,
maka sistem informasi dapat diaplikasikan menjadi
sebuah sistem informasi pemantau transportasi zat
radioaktif berbasis web. Berikut ini akan
ditampilkan beberapa fitur yang dapat dilakukan
oleh CRM.
4.2.1 Halaman Peta Perjalanan
Halaman Peta Perjalanan akan menampilkan
jalur transportasi zat radio aktif secara realtime.
Pada halaman ini juga terdapat tabel yang
menampilkan data update perjalanan yang sedang
berlangsung, serta memberikan informasi kepada
pengambil keputusan apabila terjadi kebocoran zat
radioaktif. Informasi kebocoran pada peta
disimbolkan dengan icon berwarna kuning untuk
status awas, merah untuk status bahaya, sedangkan
jika berwarna hijau zat radioaktif dalam keadaan
aman. Pada tabel, informasi tersebut ditandai dengan
warna kolom hijau, kuning dan merah. Tampilan
halaman Peta Perjalanan ditunjukkan pada Gambar
5.

Sedangkan data pengujian keenam dengan


menggunakan IVM terenkripsi ditunjukkan Tabel 6.
TABEL 6
WAKTU PROSES SMS TERENKRIPSI PENGUJIAN KEENAM

Jumlah

Waktu Proses
Terima

Waktu Proses
Dekripsi

Dalam Menit

00:14:42

00:05:37

Dalam Detik

882

337

Rata-rata
(detik)

29,4

11,233

Untuk mengetahui perbedaan waktu proses


terima dan proses dekripsi pada pengujian kelima
dan keenam, dilakukan perbandingan data yang
dihasilkan oleh IVM terenkripsi pada pengujian
kelima dan keenam yang ditunjukkan pada Tabel 7.

Gambar 5. Tampilan halaman peta perjalanan

4.2.2 Halaman Tabel Perjalanan


Halaman Tabel Perjalanan menampilkan data
perjalanan secara keseluruhan yang dikelompokkan
berdasarkan ID Perjalanan yang dipilih. Tampilan
halaman Tabel Perjalanan ditunjukkan pada Gambar
6.

TABEL 7
PERBANDINGAN WAKTU PROSES DATA PENGUJIAN KELIMA
DAN KEENAM

Rata-rata
waktu proses
terima (detik)

Rata-rata waktu
proses dekripsi
(detik)

Kelima

21,533

10,833

Keenam

29,4

11,233

Selisih

7,867

0,4

Transportasi

Gambar 6. Tampilan halaman tabel perjalanan

4.2.3. Halaman Grafik Perjalanan


Halaman Grafik Perjalanan berguna bagi pihak
pengambil keputusan untuk memprediksi perubahan
zat radioaktif berdasarkan pola yang ditunjukkan
oleh grafik ini. Grafik ini dilengkapi dengan nilai

batas yang merupakan perubahan nilai paparan yang


masih dalam kondisi aman. Tampilan halaman
Grafik Perjalanan ditunjukkan pada Gambar 7.

1. Sistem informasi pemantauan transportasi zat


radioaktif secara visual (peta dan tabel) dan realtime telah berhasil dibuat serta mampu menerima
dan menyimpan data yang telah terenkripsi
algoritme hybrid Vigenere dan Vernam dari titiktitik pemantauan (IVM) ke dalam database.
2. Terdapat perbedaan waktu penerimaan data oleh
CRM dari IVM dengan provider GSM yang
berbeda dan waktu pengujian yang berbeda.
3. Pada pengujian dengan menggunakan lebih dari
1 IVM, CRM mampu mendekripsi SMS dengan
waktu dekripsi rata-rata lebih lama 0,4 detik
dibanding saat pengujian menggunakan 1 IVM.

Gambar 7. Tampilan halaman grafik perjalanan

DAFTAR PUSTAKA

4.2.4 Halaman Arsip Perjalanan

[1]

Halaman Arsip Perjalanan berguna bagi


Administrator dan Supervisor untuk mengetahui
perjalanan yang telah selesai dilakukan Halaman
arsip perjalanan dapat menampilkan arsip perjalanan
dalam bentuk peta, tabel, dan data dalam format pdf.
Gambar 8 menunjukkan tampilan halaman Arsip
Perjalanan.

[2]

[3]

[4]

Gambar 8. Tampilan halaman arsip perjalanan

4.2.5 Statistik Pengujian


Berdasarkan statistik pengujian yang dilakukan,
IVM diatur untuk mengirimkan SMS secara periodik
setiap 1 menit sekali. Pada pengujian 1 hingga 4
menghasilkan waktu terima rata-rata data 80,341
detik atau tidak tepat 1 menit sekali. Hal ini dapat
dikarenakan oleh beberapa faktor, seperti waktu
komputasi
yang
diperlukan
IVM
untuk
mengenkripsi SMS dan proses pengiriman SMS
yang dapat dipengaruhi oleh kepadatan lalu lintas
operator GSM yang terdapat pada IVM. Pengujian
kelima dan keenam menunjukkan bahwa terdapat
selisih waktu pada kedua pengujian. Pengujian
keenam dengan menggunakan 2 IVM rata-rata lebih
lama 7,867 detik untuk menerima data dan rata-rata
lebih lama 0,4 detik untuk melakukan proses
dekripsi dibandingkan dengan pengujian kelima.
4. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian ini antara lain:

[5]

[6]

[7]

[8]

[9]

Humasristek. (2010, 23 September 2013). 1001


Manfaat
Nuklir.
Available
at:
http://www.ristek.go.id/index.php/module/News+
News/id/12465
Y. Ikawati. (2013, 6 Maret 2014). Manfaat
Teknologi Nuklir: Benih Kedelai, Vaksin Malaria,
hingga
Terapi
Kanker.
Available
at:
http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/12/tek
nologi-nuklir-benih-kedelai-vaksin-malariahingga-terapi-kanker
J. Prajitno, A. Abimanyu, J. B. Setiawan,
Nurhidayat, 2011, "Rancang Bangun Digital
Survey Meter Dengan Global Positioning System
Untuk
Radiasi
Beta-Gamma,"
Prosiding
Pertemuan dan Presentasi Ilmiah.
A. Abimanyu, D. Yuliansari, W. Mustika, and
Litasari, 2014, "Implementation of Modified
Vernam
Algorithm
for
Radioactive
Transportation Monitoring System," EECCIS.
A. Abimanyu, 2014, "Rancang Bangun Sistem
Pemantau
Pengangkutan
Zat
Radioaktif
Menggunakan SMS Tersandi," Thesis S2 Jurusan
Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas
Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Purwantoro, 2013, "Sistem Informasi Pemantau
Pengangkutan Zat Radioaktif Berbasis Google
Maps," Elektronika Instrumentasi, STTN
Yogyakarta, Yogyakarta.
A. Abimanyu dan Jumari, 2013, "Implementasi
Algoritma
Vigenere
Menggunakan
Mikrokontroler Untuk Pengiriman SMS Pada
Sistem Pemantau Pengangkutan Zat Radioaktif,"
Prosiding Seminar.
R. Munir, 2011, "Algoritma Enkripsi Citra
dengan
Pseudo
One-Time
Pad
yang
Menggunakan Sistem Chaos," KNIF.
R. R. I. R. Hanifah, Y. Christyono, 2010,
"Simulasi Sistem Informasi Geografis (SIG)
Pemantauan Posisi Kendaraan Via SMS
Gateway," Online Jurnal TRANSMISI, pp. 45-49.

Vous aimerez peut-être aussi