Vous êtes sur la page 1sur 20

NAMA

NIM

: LISA AMALIA
: 01113107

Program audit adalah Suatu rencana audit yang terdiri atas prosedurprosedur yang didisain untuk mencapai tujuan audit (audit objective) yang
dikembangkan selama fase perencanaan audit
Audit program biasanya diklasifikasikan menurut siklus
transaksi :
1

PENGELUARAN KAS

HUTANG DAGANG

OBSERVASI PERSEDIAAN FISIK

Program Audit Penjualan

Program Audit Penerimaan Kas

Audit untuk Transaksi akuisisi (audit of transaction for acquisition)

Program Audit Penetapan Harga Persediaan dan Kompilasi


(Inventory Pricing dan Kompilasi
ogram Audit Upah (Payroll)

8
9
10

1.

11

Program Audit Pemambahan Peralatan Manufakturing


Audit Program Untuk Akun Pendapatan (Income) Daan Biaya
(Expenses)
Audit Program Untuk Kas Umum di Bank (General Cash In The Bank)

12

AUDIT TRANSAKSI INVESTASI

13

PROGRAM AUDIT HUTANG JANGKA PANJANG

14

Program Audit Ekuitas

15

Program Audit untuk Aktiva Tak Berwujud

16

Program Audit Aktiva Tetap

17

Program Audit Hutang Lancar

PENGELUARAN KAS
Tujuan audit pengeluaran kas :
1. Pengeluaran kas yang tercatat adalah untuk barang dan jasa yang benar-benar diterima
(existence)
2. Transaksi-transaksi pengeluaran kas yang ada telah tercatat (completeness)
3. Transaksi-transaksi pengeluaran kas yang dicatat adalah akurat (accuracy)

4. Transaksi-transaksi pengeluaran kas sudah secara tepat diklasifikasikan


(classification)
5. Transaksi-transaksi pengeluaran kas dicatat pada tanggal yang tepat (timing)
6. Transaksi-transaksi pengeluaran kas secara tepat dimasukkan ke dalam master file
hutang dagang dan secara tepat dipindahkan dan diringkaskan (posting and
summarization)
Prosedur Audit Pengeluaran Kas
1. Membandingkan cek yang dibatalkan dengan Buku Harian Pembelian yang berkaitan
dan ayat-ayat Buku Pengeluaran Kas.
2. Menghitung ulang diskon kas.
3. Membandingkan klasifikasi dengan bagan perkiraan dengan mengacu pada faktur
pembelian dan Buku Pembelian.
4. Membandingkan tanggal-tanggal dalam cek yang dibatalkan dengan Buku
Pengeluaran Kas.
5. Membandingkan tanggal-tanggal cek yang dibatalkan dengan tanggal pembatalan
bank.
6. Menguji akurasi klerikal dengan melakukan footing Buku Harian dan menelusuri
pemindahan (posting) ke master file buku besar dan hutang dagang.
7. Menelaah Buku Harian Pengeluaran Kas, buku besar, master file hutang dagang,
untuk jumlah yang besar dan tidak biasa.
8. Menelusuri cek yang dibatalkan (cancelled check) ke ayat jurnal Buku Harian
Pembelian dan memeriksa nama pihak yang dibayar (payee) dan jumlahnya.
9. Memeriksa cek yang dibatalkan untuk tanda tangan yang berwenang, endorcement
yang tepat, dan pembatalan oleh bank.
10. Memeriksa dokumen pendukung sebagai bagian dari pengujian akuisisi (test of
acquisition)
11. Melakukan rekonsiliasi antara buku pengeluaran kas dengan pengeluaran kas dalam
rekening koran (proof o cash disbursement)
2. HUTANG DAGANG
Tujuan audit hutang dagang :
1. Hutang dagang dalam daftar hutang dagang secara benar digolongkan (classification)

2. Transaksi-transaksi dalam siklus akuisisi dam pembayaran dicatat pada periode yang
tepat (cut off)
3. Perusahaan mempunyai kewajiban untuk membayar hutang yang termasuk dalam
daftar hutang dagang (obligation)
4. Hutang dagang dalam siklus akuisisi dan pembayaran disajikan dan diungkapkan
(presentation and disclosure)
PROSEDUR AUDIT HUTANG DAGANG
1. Menjumlahkan kembali atau menggunakan komputer untuk melakukan penjumlahan
daftar hutang dagang
2. Menelusuri total daftar hutang dagang ke buku besar
3. Menelusuri faktur pemasok individual ke master file untuk meneliti nama dan
jumlahnya
4. Menelusuri dari daftar hutang dagang ke faktur pembelian dan surat pernyataan
(statement) pemasok
5. Melakukan konfirmasi hutang dagang, menekankan jumlah yang besar dan tidak biasa
6. Melakukan out-of-period liability test atau search for unrecorded accounts payable
7. Menelaah daftar dan master file untuk pihak-pihak yang yang mempunyai hubungan
istimewa, wesel atau hutang lain yang dibebani bunga, hutang jangka panjang dan
saldo-saldo debet
8. Melakukan pengujian detil sebagai bagian dari observasi fisik persediaan
9. Menguji persediaan dalam transit
10. Menguji pernyataan pemasok (vendors statement)

3. OBSERVASI PERSEDIAAN FISIK


Tujuan Observasi Persediaan Fisik :
1. Persediaan yang dicatat dalam kartu/etiket (tag) benar-benar ada (existence)
2. Persediaan yang ada dihitung dan dibubuhi etiket (tagged) dan etiket (tag) tersebut
dipertanggungjawabkan untuk meyakinkan tidak ada yang hilang (completeness)
3. Persediaan dihitung secara akurat (accuracy)
4. Persediaan diklasifikasikan secara benar dalam tag (classification)

5. Informasi diperoleh untuk meyakinkan penjualan dan pembelian persediaan dicatat


pada periode yang tepat (cut off)
6. Item persediaan yang usang obsolete dan tidak dapat digunakan (unusable)
dikeluarkan atau dicatat berdasarkan nilai yang dapat direalisasi (redizable value)
7. Klien memiliki hak atas persediaan yang dicatat dalam tag (rights)
PROSEDUR OBSERVASI PERSEDIAAN FISIK
1. Memilih secara acak (random sample) nomor-nomor tag dan mengidentifikasikan tag
tersebut dengan nomor yang dilihat pada persediaan aktual
2. Mengamati apakah terjadi pergerakan persediaan dalam penghitungan
3. Memeriksa persediaan untuk meyakinkan persediaan tersebut dibubuhi etiket (tagged)
4. Menanyakan apakah terdapat persediaan di lokasi lain
5. Mempertanggungjawabkan seluruh tag yang digunakan dan tidak digunakan untuk
meyakinkan tidak ada tag yang hilang atau sengaja dihilangkan
6. Mencatat nomor-nomor tag untuk tag yang digunakan dan tidak digunakan untul
tindak lanjut kemudian
7. Menghitung kembali penghitungan klien untuk meyakinkan penghitungan yang
dicatat adalah akurat pada tag (juga memeriksa deskripsi dan unit penghitungan
seperti lusin atau gross)
8. Membandingkan penghitungan fisik dengan master file persediaan perpectual
9. Mencatat penghitungan klien untuk pengujian kemudian

4. Program Audit Penjualan


Tujuan Audit Penjualan :
1. Penjualan yang dicatat untuk pengiriman yang benar-benar dilakukan kepada
pelanggan (eksistensi ).
2. Transaksi penjualan yang ada seluruhnya tercatat (kelengkapan).

3. Penjualan yang tercatat untuk barang yang dikirim dan secara tepat ditagih dan dicatat
(akurasi).
4. Transaksi penjualan diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi).
5. Penjualan dicatat pada tanggal yang benar (timing).
6. Transaksi penjualan secara tepat dibukukan dalam buku piutang ( Account Receivable
master file) dan secara tepat dipindahkan dan diikhtisarkan ( posting dan
summarization).
Prosedur Audit Penjualan :
1. Menelaah sales journal (buku harian penjualan) dan master file atas transaksi dan
jumlah yang tidak biasa.
2. Menelusuri ayat-ayat sales journal ke dokumen pendukung, mencakup salinan faktur
penjualan, bill of lading, pesanan penjualan, dan pesanan pelanggan (custumer Order).
3. Menelusuri dokumen pengiriman ke sales journal untuk menyakinkan bahwa setiap
dokumen tersebut dicatat.
4. Menelusuri ayat-ayat dalam sales journal ke faktur penjualan.
5. Menghitung kembali harga dan perkalian atas faktur penjualan.
6. Menelusuri detail dalam faktur penjualan ke dokumen pengiriman pesanan penjualan,
pesanan pelanggan.
7. Memeriksa salin faktur penjualan untuk klasifikasi akun yang tepat.
8. Membandingkan tanggal pencatatan penjualan dalam sales journal dengan salinan
faktur penjualan dan bill of lading.
9. Menelusuri faktur penjualan yang dipilih dari sales journal ke account receivable
master file dan menguji jumlah tanggal, dan nomor faktur.
10. Menggunakan audit sofware untuk melakukan footing dan cross footing sales journal
dan menelusuri total ke buku besar ( general ledger ).
5. Program Audit Penerimaan Kas
Tujuan audit penerimaan kas :
1. Penerimaan kas yang tercatat merupakan dana yang benar-benar diterima oleh
perusahaan (eksistensi).
2. Kas yang diterima tercatat didalam buku penerimaan kas/ cash receipts journal
(kelengkapan).
3. Penerimaan kas didepositokan dan dicatat pada jumlah yang diterima (akurasi).

4. Transaksi penerimaan kas secara tepat diklasifikasikan (classification).


5. Penerimaan kas dicatat pada tanggal yang tepat (timing).
6. Penerimaan kas secara tepat dimasukan dalam accounts receivable master file dan
secara benar dipindahkan dan diikhtisarkan (posting and summarization).

Prosedur audit Penerimaan Kas :


1. Menelaah buku penerimaan kas dan master file untuk transaksi transaksi dan jumlah
yang tidak biasa.
2. Menelusuri ayat-ayat penerimaan kas dari ayat-ayat buku penerimaan kas ke rekening
koran (bank statement).
3. Menyiapkan suatu bukti penerimaan kas (a proof of cash receipts).
4. Memperoleh daftar penerimaan kas dan menelusuri jurnalnya ke buku harian
penerimaan kas, menguji nama, jumlah dan tanggalnya.
5. Membandingkan daftar (prelesting) penerimaan kas dengan salinan bukti setoran
(deposit slip).
6. Menguji daftar penerimaan kas untuk klasifikasi akun yang tepat.
7. Membandingkan tanggal penyetoran berdasarkan rekening koran ke tanggal-tanggal
dalam buku penerimaan kas dan daftar penerimaan kas.
8. Menelusuri ayat-ayat jurnal yang dipilih dari buku penerimaan kas ke accounts
reseivable master file dan menguji tanggal dan jumlahnya.
9. Menelusuri saldo-saldo kredit yang dipilih dari accounts receivable master file ke
buku harian penerimaan kas dan menguji tanggal dan jumlahnya.
10. Menggunakan audit sofware untuk melakukan footing dan crossting buku penjualan
dan menelusuri totalnya ke buku besar.
6. Audit untuk Transaksi akuisisi (audit of transaction for acquisition)
Tujuan audit transaksi akuisisi :
1. Akuisisi yang tercatat untuk barang dan jasa yang diterima konsisten dengan
kepentingan terbaik (best interest) dari klien (existence).
2. Transaksi-transaksi akuisisi yang ada semuanya tercatat (completeness).
3. Transaksi akuisisi yang tercatat adalah akurat (accuracy).

4. Transaksi akuisisi secara tepat diklasifikasikan (classification).


5. Transaksi akuisisi dicatat pada tanggal yang tepat (timing).
6. Transaksi akuisisi yang dicatat dimasukan ke dalam master file hutang dagang dan
persediaan dan secara tepat dipindahkan dan diringkaskan.
Prosedur Audit Transaksi Akuisisi :
1. Menelaah buku pembelian (Acquisition Journal), buku besar, dan accounts payable
master file untuk jumlah yang besar dan tidak biasa.
2. Memeriksa dokumen yang mendasari untuk keterandalan/ reasonabless dan
otentisitas/authenticity (faktur pembelian, laporan penerimaan barang, pesanan
pembelian, dan permintaan pembelian).
3. Memeriksa vendor master file untuk pemasok yang telah biasa.
4. Menelusuri akuisisi persediaan ke inventory master file.
5. Memeriksa aktiva yang telah diperoleh.
6. Menelusuri dari arsip laporan penerimaan barang ke buku pembelian (Acquisition
journal).
7. Membandingkan transaksi yang dicatat dalam buku pembelian dengan faktur
pembelian, laporan penerimaan barang, dan dokumentasi pendukung yang lain.
8. Menghitung ulang akurasi klerikal pada faktur pembelian, termasuk diskon dan biaya
angkut.
9. Membandingkan klasifikasi dengan bagan perkiraan (chart of account) dengan
mengacu pada faktur pembelian.
10. Membandingkan tanggal laporan penerimaan barang dengan faktur pembelian dan
tanggal dalam buku pembelian.
11. Menguji akurasi klerikal dengan melakukan footing buku harian dan menelusuri
pemindahan (posting) ke buku besar dan master file hutang dagang dan persediaan.

7. Program Audit Penetapan Harga Persediaan dan Kompilasi


(Inventory Pricing dan Kompilasi)
Tujuan audit penetapan harga persediaan & kompilasi :
1. Persediaan dalam daftar persediaan sesuai dengan peerhitungan persediaan fisik,
perkaliannya benar, dan totalnya secara benar ditambahkan dan sesuai dengan buku
besar.

2. Item-item dalam daftar persediaan benar-benar ada (exictence).


3. Item-item pesediaan yang ada termasuk dalam daftar persediaan (completeness).
4. Item-item pesediaan dalam daftar persediaan adalah akurat (accuracy).
5. Item-item pesediaan dalam daftar persediaan secara tepat
diklasifikasikan (classification).
6. Item-item pesediaan dalam daftar persediaan dinyatakan berdasarkan nilai yang dapat
direalisasi (realizable value).
7. Klien mempunyai hak atas item-item persediaan dalam daftar persediaan (rights).
8. Persediaaan dan akun yang berhubungan dan siklus persediaan da pergudangan secara
tepat disajikan dan diungkapkan (penyajian dan pengungkapan).
Prosedur Audit Penetapan Harga Persediaan dan Kompilasi
1. Melakukan compilation test. Inventory compilation test mencakup seluruh
pengujian tentang penjumlahan kualitas fisik, perkalian harga terhadap kuantitas,
footing ikhtisar persediaan, dan penelusuran total ke buku besar.
2. Melakukan footing daftar persediaan untuk bahan baku, barang setengah jadi, dan
barang jadi.
3. Menelusuri total ke buku besar.
4. Mengalikan kuantitas terhadap harga pada item-item yang dipilih.
5. Menelusuri persediaan yang dimuat dalam skedul ke tag perediaan dan hasil
perhitungan dicatat auditor untuk eksistensi dan deskripsi.
6. Mempertanggungjawabkan nomor-nomor tag yang telah digunakan dan disajikan
dalam dokumentasi auditor untuk meyakinkan tidak ada tag telah ditambahkan.
7. Menelusuri tag persediaan ke daftar persediaan untuk meyakinkan persediaan
dalam tag tellah dimasukan
8. Mempertanggungjawabkan nomor-nomor tag untuk meyakinkan tidak ada tag yang
dihilangkan.
9. Melakukan pengujian harga (price test) persediaan.
10. Menverifikasi klasifikasi bahan baku, barang setengah jadi dengan membandingkan
deskripsii dalam tag persediaan dan auditors recorded test count dengan daftar
persediaan.
11. Melakukan pengujian cost or market, harga jual, dan keusangan (obsolescence).

12. Menelusuri tag persediaan yang diidentifikasi bukan nilai sendiri selama observasi
fisik ke daftar persediaan untuk meyakinkan persediaan tersebut tidak dimasukan ke
dalam daftar persediaan.
13. Menelaah kontrak dengan pemasok dan pelanggan serta menanyakan kepada
manajemen tentang kemungkinan termasuknya persediaan konsinyasi dan persediaan
bukan milik sendiri, atau tidak termasuknya persediaan milik sendiri.
14. Memeriksa laporan keuangan untuk penyajian yang tepat dan pengungkapan,
mencakup :

Pengungkapan terpisah tentang bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi.

Deskripsi yang tepat untuk metode kalkulasi biaya persediaan.

Deskripsi tentang persediaan yang digunakan, termasuk penjualan yang signifikan dan
komitmen pembelian.

8.
Program Audit Upah (Payroll)
Tujuan Audit Upah :
1. Pembayaran upah yang tercatat adalah untuk pekerjaan yang benar-benar
dilaksanakan oleh karyawan yang ada (existence).
2. Transaksi upah yang ada tercatat (complementeness).
3. Transaksi upah yang tercatac adalah untuk jumlah waktu pekerjaan yang benar-benar
dilakukan dan dengan tingkat upah (pay rate) yang tepat. Pph pasal 21 sudah secara
benar dikalkulasikan (accuracy).
4. Transaksi-transaksi upah secara benar diklasifikasikan (classification).
5. Transaksi upah dicatat pada tanggal-tanggal yang tepat (timing).
6. Transaksi-transaksi upah sudah secara tepat dimasukkan dalam payroll master dan
secara tepat dipindahkan dan diringkaskan (posting and summarization).
Prosedur Audit Upah
1. Menelaah payroll journal, buku besar dan catatan pendapatan upah (payroll earnings
records) untuk jumlah yang besar dan tidak biasa.
2. Membandingkan cek yang batal (cancelled checks) dengan payroll journal untuk
nama, jumlah dan tanggal.
3. Memeriksa cak yang untuk endorcement yang tepat.
4. Membandingkan cek yang batal dengan catatan personal.

5. Melakukan rekonsiliasi pengeluaran dalam payroll journal dengan pengeluaran dalam


rekening kran upah (payroll bank statement).
6. Menguji rekonsiliasi bank.
7. Menghitung ulang jam kerja dari kartu waktu (time cards).
8. Membandingkan tingkat upah dengan kontrak serikat pekerja, persetujuan oleh dewan
direksi, atau sumber lain.
9. Menghitung ulang pembayaran kotor (grosss pay).
10. Mengecek PPh pasal 21 dengan mengacu pada tabel pajak (tax tables) dan formulir
otorisasi dalam arsip personel.
11. Menghitung ulang pembayaran bersih (net pay).
12. Membandingkan nilai cek yang batal dengan payroll journal.
13. Membandingkan klasifikasi edngan bagan perkiraan atau manual prosedur.
14. Menelaah time cards untuk departement karyawan dan job ticket untuk penugasan
kerja dan menelusuri ke distribusi tenaga kerja (labour distribution).
15. Membandingkan tanggal dari cek yang dicatat dalam payroll journal dengan tanggal
pada cek yang batal dan time cards.
16. Membandingkan tanggal pada cek dengan tanggal pencairan cek oleh bank.
17. Menguji akurasi klerikal dengan melakukan footing payroll journal dan menelusuri
pemindahan (posting) ke buku besar dan payroll master file.

9.

Program Audit Pemambahan Peralatan Manufakturing

Tujuan audit pemanbahan peralatan manufakturing :


1. Akuisisi tahun berjalan dalam skedul akuisi sesuai dengan jumlah master file yang
berkaitan, dan jumahnya sesuai dengan buku besar (detil tie-in).
2. Akuisisi tahun berjalan yang disajikan benar-benar ada (exictence).
3. Akuisisi yang ada tercatat (completeness).
4. Akuisisi yang disajikan dalam tahun berjalan adalah secara tepat
diklasifikasikan (classification)
5. Akuisisi tahun berjalan dicatat pada periode yang tepat (cut off).

6. Klien memiliki hak terhadap akuisisi tahun berjalan (rights).


Prosedur Audit Penambahan Peralatan Manufakturing
1. Melakukan penjumlahan ke bawah (footing) skedul akuisisi.
2. Menelusuri total ke buku besar.
3. Menelusuri akuisisi individual ke master file untuk jumlah dan deskripsi .
4. Memeriksa faktur pembelian dan laporan penerimaan barang.
5. Memeriksa aset secara fisik.
6. Memeriksa faktur pembelian dan akun peralatan manufakturing untuk
mengungkapkan item-item yang merupakan peralatan manufakturing.
7. Memeriksa faktur pembelian dan akun peralatan manufakturing untuk
mengungkapkan item-item yang harus digolongkan sebagai peralatan kantor, bagian
bangunan atau reparasi.
8. Menelaah perjanjian lease dan sewa.
9. Memeriksa biaya sewa lease untuk capitalizable lease.
10. Menelaah transaksi yang mendekati tanggal neraca untuk periode yang tepat

10.Audit Program Untuk Akun Pendapatan (Income) Daan Biaya (Expenses)


Tujuan Audit Pendapatan Dan Biaya :
1. Penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya berkala telah tepat untuk tujuan
penentuan hasil operasi.
2. Aplikasi prinsip-prinsip akuntansi yang konsisten untuk periode yang berbeda untuk
tujuan perbandingan (comparability).
Prosedur Audit Pendapatan Dan Biaya
1. Membandingkan biaya individual dengan tahun-tahun sebelumnya.
2. Membandingkan saldo aset dan hutang-hutang individual dengan tahun-tahun
sebelumnya.

3. Membandingkan biaya individual dengan anggaran.


4. Membandingkan persentase laba kotor dengan tahun-tahun sebelumnya.
5. Membandingkan rasio perputaran persediaan dengan tahun-tahun sebelumnya.
6. Membandingkan biaya asuransi dibayar dimuka dengan tahun-tahun sebelumnya.
7. Membandingkan rasio biaya komisi terhadap penjualan dengan tahun-tahun
sebelumnya.
8. Membandingkan rasio biaya manufakturing individual terhadap total biaya
manufakturing dengan tahun-tahun sebelumnya.
11.Audit Program Untuk Kas Umum di Bank (General Cash In The Bank)
Tujuan Audit Kas di Bank :
Kas di bank seperti yang dinyatakan dalam rekonsiliasi penjumlahan ke bawah (footing)-nya
benar dan sesuai dengan buku besar (detail tie in).
Kas di bank seperti yang dinyatakan dalam rekonsiliasi benar-benar ada (existence).
Kas di bank yang ada tercatat (completeness).
Kas di bank yang dinyatakan dalam rekonsiliasi adalah akurat (accuracy).
Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dicatat pada periode yang tepat (cut off).
Kas di bank secara tepat disajikan dan diungkapkan (presentation and disclosure).
Prosedur Audit Kas di Bank
1. Melakukan footing daftar cek yang beredar (deposits in transit).
2. Menguji rekonsiliasi bank mengenai penjumlahan dan pengurangan, termasuk semua
item rekonsiliasi.
3. Menelusuri saldo buku dalam rekonsiliasi ke buku besar.
4. Melakukan konfirmasi bank
5. Menghitunbg kas di tangan pada tanggal terakhir tahun yang bersangkutan dan
kemudian menelusuri ke deposits in transit dan buku penerimaan kas.
6. Menelusuri deposits in transit ke rekening koran periode berikutnya (cut off bank
statement).
7. Mencatat nomor cek yang terakhir digunakan pada tanggal terakhir pada tahun yang
bersangkutan dan kemudian menelusuri ke cek yang beredar dan buku pengeluaran
kas.
8. Menelusuri cek yang beredar ke rekening koran periode berikut.

9. Memeriksa notulen rapat, perjanjian pinjaman, dan memperoleh konfirmasi untuk


pembatasan penggunaan kas dan saldo-saldo kompensasi.
10. Menelan laporan keuangan untuk meyakinkan :

Akun tabungan yang material dan sertifikat deposito diungkapkan secara terpisah dari
kas di bank.

Kas yang dibatasi untuk penggunaan tertentu dan saldo-saldo kompensasi secara tepat
diungkapkan, dan

Cerukan bank (bank of overdraft) dimasukkan sebagai hutang lancar.

12.AUDIT TRANSAKSI INVESTASI


Tujuan audit transaksi investasi :
1. Semua sekuritas atau surat surat berharga yang disajikan dalam catatan investasi
klien benar benar ada (existence).
2. Catatan investasi klien mencakup seluruh sekuritas yang diperiksa.
3. Sekuritas yang disajikan dalam catatan investasi adalah untuk klien ( right).
4. Apabila sekuritas telah dijaminkan,fakta tersebut harus diungkapkan dalam laporan
keuangan (obligation).
5. Penilaian sekuritas adalah tepa.
6. Klasifikasi investasi sekuritas telah tepat dalam neraca
Prosedur Audit
1. Membandingkan bunga dan deviden dengan tahun sebelumnya dan menyelidiki
perubahan perubahan yang signifikan.
2. Mencocokan buku tambahan investasi dengan akun buku besar yang berkaitan.
3. Memriksa sekuritas dan nomor seri,catatan kemudian dipoerbandingkan dengan buku
tambahan investasi unutk tujuan akuntabilitas.
4. Memeriksa wesel tagih (notes receivable)dengan test basis.
5. Melakukan konfirmasi sekuritas yang disimpan di pihak lain.
6. Menelusuri dari lembar perhitungan (count sheet) atau konfirmasi yang dikirim balik
kebuku tambahan investasi (melakukan pencatatan nomor serinya untuk mendeteksi
substitusi).

7. Menelusuri dari buku besar investasi ke count sheet atau returned confirmation untuk
bukti sekuritas yang hilang.
8. Melakukan konfirmasi kepada pembuat (maker) dengan dasar pengujian.
9. Melakukannouching tambahan dan penjualan dengan mengacu pada dokumen yang
mendasari berikut : brokers advice: remittance adnice: catatan penerimaan kas dan
rekening Koran,dan cek yang dibatalkan.
10. Melakuakan vouching transaksi peminjaman dengan mengacu pada voucher,cek yang
dibatalkan,dan rekening Koran.
11. Melakukan vouching penagihan weseldan bunga dengan mengacu pada catatan
penerimaan kas remittance advice,deposite ticket,dan rekening Koran.
12. Memeriksa notulen untuk otoritas yang tepat dari transaksi peminjaman yang utama
dan pembelian serta penjualan investasi.
13. Menghitung ulang bunga yang diterima dan yang akan diterima.
14. Menghitung ulang keuntungan atau kerugian penjualan investasi.
15. Melakukan pengujian cost or market untuk surat surat berharga.
16. Menanyakan kepada manajemen sifat investasi dan wesel tagih dan alasan melakukan
investasi.
17. Menanyakan apakah terdapat transaksi yang mempunyai hubungan istimewa.

13. PROGRAM AUDIT HUTANG JANGKA PANJANG


Tujuan audit hutang jangka panjang
1. Untuk meminimalisasiresiko bahwa klien tidak gagal mencatat jumlah hutang jangka
panjang yang material (exetence and completeness )/
2. Pencairan (valuation) dalam neraca sudah tepat.hutang jangka panjang pada umumnya
dicatat dalam neraca berdasarkan net present value.
3. Klasifikasi hutang sebagai lancer dan non lancer sudah benar dineraca.
4.
Prosedur audit hutang jangka panjang
1. Membandingkan hutang dan biaya yang berkaitan dengan tahun tahun yang laludan
melakukan investigasi perubahan yang signifikan.

2. Melakukan konfirmasi hutang obligasi (bond payable) dan pension plan liability
dengan trustee yang bersangkutan.
3. Memeriksa perjanjian sewa guna usaha (lease-agreement)mengenai sewa kontigen
(contigens rentals).
4. Memeriksa perjanjian pension.
5. Memeriksa loan agreement.
6. Melakukan vouching dengan dasar perjanjian : pembayaran bunga, pembayaran ,
sewa guna usaha,dan pension plan contributions.
7. Menghitung ulang yang berikut dengan dasar pengujian : amortisasi agio dan
disagio .amortisasi sewa guna usaha .dan lain- lain.
14. Program Audit Ekuitas
Tujuan audit ekuitas pemegang saham ;
1. Penilaian (valuation) dalam neraca sudah tepat.
2. Penyajian dan penungkapan dalam neraca sudah tepat.
3. Contribused capita dan laba ditahan (retained earnings) harus dipisahkan
Prosedur Audit Ekuitas
1. Membandingkan dividen dengan tahun sebelumnya dan melakukan investigasi
iliktuasi yang signifikan.
2. Membandingkan akun modal saham dengan tahun sebelumnya dan meneliti seluruh
perubahan.
3. Melakukan konfirmasi pengeluaran saham dan dividen dengan registrar dan transfer
agent.
4. Memeriksa notulen rapat direksi untuk pengumuman saham
5. Memeriksa notulen rapat direksi untuk otoritas yang tepat untuk hal-hal berikut :
Pengeluaran saham, pembelian kembali saham (stock raquisition), penarikan kembali
saham (stock retirements), opsi saham stuck splits.
6. Melakukan vouching pengumuman pembayaran dividen.
7. Melakukan vouching transaksi teasury stock.
8. Memeriksa bukti penilaian apabila saham diterbitkan untuk penilaian aset non kas.

9. Menghitung ulang laba per saham (EPS) Earning pershare), kredit dan omortisasi
saham, dan dividen.
10. Memriksa agreement dan notulen direksi untuk kemungkinan pembatasan atas laba
ditahan, dan menentukan bahwa pengungkapan yang tepat telah dilakukan dalam
laporan keuangan.
11. Memeriksa penyajian opsi saham dan menentukan bahwa pengungkapan yang tepat
telah dilakukan berkaitan dengan partisipasi karyawan, saham yang terlibat, harga
opsi dan tanggal eksekusi.
12. Memeriksa anggaran dasar perseroan (corporate charter) untuk gambaran berbagai
kelompok saham, dan menentukan bahwa pengungkapan dalam laporan keuangan
telah secara tepat dilakukan.
15. Program Audit untuk Aktiva Tak Berwujud
Tujuan audit aktiva tak berwujud:
1. Tidak ada jumlah aktiva tak berwujud (paten, hak cipta, merek dagang, goodwill,
waralaba/franchies) yang signifikan, mempunyai manfaat ekonomi dimasa yang akan
datang (future economic benefit) yang dibeli dibiayakan (exixtensi dan completeness).
2. Kepemilikan aktiva tak berwujud yang dibeli, hutang rill dan besyarat yang timbul
dari aktiva tak berwujud perlu diidentifikasi (rights and obligations).
3. Penilaian aktiva tak berwujud dalam neraca sudah benar. Aktiva yang ta berwujud
yang dibeli harus dinilai dengan harga perolehan (acquisition cost) dikurangi
akumulasi amortisasi (valuation and amortisation).
4. Penyajian dan pengungkapan tentang sifat, metode penilaian dan amortisasi, hutang
bersyarat telah dilakukan dengan tepat
Prosedur Audit Aktiva tak Berwujud Dan Pengeluaran Riset Dan Pengembangan.
1. Membandingkan biaya amortisasi dengan sebelumnya dan menyelidiki perubahanperubahan yang material.
2. Membandingkan biaya riset dan pengembangan dengan tahun sebelumnya, baik
dalam arti absolut dan sebagai persentase dari penjualan dan meneliti perubahanperubahan yang material.
3. Membandingkan biaya riset dan pengembangan dengan jumlah angganran dan
menyelidiki varian signifikan sebagai penyebabnya.
4. Menilai manfaat ekonomi di masa yang akan datang (future economic benefit) dari
aktiva tak berwujud yang dicatat dengan mengaitkan aktiva terhadap pendapatan yang
dihasilkan aktiva tersebut.

5. Menentukan eksistensi aktiva tak berwujud yang dicatat dengan memeriksa


dokumentasi yang mendasari (paten, hak cipta, merek, dagang, perjanjian waralaba,
perjanjian, merger, dan lain-lain).
6. Melakukan vouching penambahan dan pelepasan aktiva tak berwujud dengan basis
pengujian (test basis).
7. Memeriksa dokumen legal, cek yang batal, dan lain-lain.
8. Menghitung kembali keuntungan dan kerugian pelepasan (dispoisais)
9. Menilai ketepatan periode amortisasi untuk aktiva untuk aktiva tak berwujud yang
dicatat dan menghitung ulang amortisasi dengan basis pengujian.
10. Memeriksa notulen rapat direksi untuk otorisasi yang tepat mengenai ekuisisi dan
pelepasan aktiva tak berwujud.
11. Melakukan vouching pengeluaran riset dan pengembangan dengan basis pengujian
dan menentukan ketepatan klasifikasi.
12. Menanyakan manajemen dan konsultan hukum tentang kemungkinan adanya
kontigensi mengenai aktiva tak berwujud.
16. Program Audit Aktiva Tetap
Tujuan audit aktiva tetap :
1. Aktiva tetap yang disajikan dalam neraca benar-benar ada dan tidak ada yang salah
atau tidak dimasukkan (Existence and completeness)
2. Aktiva tetap adalah milik klien dan semua hipotek yang berkaitan dengan aktiva
dimasukan dalam neraca (Rights and obligations)
3. Penilaian dan alokasi telah benar.Aktiva tetap harus disajikan dalam neraca
berdasarkan harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
4. Penyajian dan pengungkapan telah tepat
5. Kelompok aktiva tetap,akumulasi penyusutan yang berkaitan dengan setiap aktiva
tetap tersebut,dan metode penyusutan harus diungkapkan secara jelas.
Prosedur Audit Aktiva Tetap
1. Membandingkan biaya penyusutan dengan tahun sebelumnya dan meneliti perubahanperubahan yang besar.
2. Membandingkan biaya pemeliharaan dan reparasi dengan tahun sebelumnya,baik
dalam total ataupun sebagai persentase dari penjualan,dan meneliti perubahanperubahan yang besar.

3. Membandingkan biaya pemeliharaan dan reparasi dengan jumlah anggaran dan


menyelidikan varian yang signifikan sebagai penyebabnya.
4. Pertimbangan melakukan inspeksi penambahan yang signifikan untuk verifikasi
eksistensi.
5. Menyusun suatu daftar utama (lead schedule) aktiva tetap dan akumulasi penyusutan
berdasarkan kelompokan aktiva utama.
6. Melakukan rekonsiliasi buku tambahan aktiva tetap dengan buku besar mencocokkan
dengan saldo akhir yang mucul pada daftar utama akttiva tetap.
7. Memeriksa notulen rapat direksi dan perjanjian pembelian dan penjualan utama
otoritas yang tepat dan mempertanggungjawabkan akuisisi dana pelepasan yang
utama.
8. Melakukan vouching penambahan dan pelepasan aktiva tetap dengan dasar
pengujian,khususnya mewaspadai kemungkian kapitalisasi reparasi yang biasa.
9. Melakukan vouching pengeluaran reparasi dan pemeliharaan dengan dasar
pengujian,khususnya mewaspadai kemungkinan membiayakan penambahan aktiva
tetap.
10. Menilai ketetapan dan konsistensi metode penyusutan.
11. Menghitung ulanh penyusutan da keutungan dan kerugian pelepasan dengan dasar
pengujian.
12. Untuk aktiva yang dibangun sendiri,kalkulasi kembali alokasi overhead dan bunga
selama kontruksi,apabila memungkinkan.
13. Memeriksa buku tambahan aktiva tetap untuk aktiva tetap yang telah disusutkan
penuh dan menanyakan statusnya.Pindahan dari akun apabila tetal dilepas atau tidak
lagi digunakan.
14. Memeriksa seluruh perjanjian sewa guna usaha dan menentukan klasifikasi yang tetap
sebagai financing atau oprating lease.
15. Untuk financing lease :

Menilai ketetapan tingkat diskonto (discount rate) dalam menghitung net present
value of minimum lease payment.

Menghitung ulang minimum lease payment dan

Menghitung ulang contingent rentais,bila perlu dengan dasar penguji

17. Program Audit Hutang Lancar


Tujuan audit hutang lancar :
1. Semua hutang yang signifikan telah dicacat dalam neraca ( Existence and
completeness)
2. Penilaian telah benar ( valuation).
3. Apakah estimasi manajemen telah wajar ?
4. Penyajian dan pengungkapan telah tepat
5. Apakah kontingensi yang signifikan telah secara tepat disajikan
Prosedur audit hutang lancar
1. Mendapatkan surat pengacara untuk mengindentifikasi kontigensi yang memerlukan
penyesuaian atau pengungkapan catatan kaki ( tootnote disclosure)
2. Memeriksa konformasi bank untuk pinjaman ( loans)
3. Menemukan / mencari hutang yang tidak tercatat :

Memeriksa faktur yang telah dibayar dan belum dibayar untuk periode yang pendek
sekitar tanggal neraca,dan menentukan bahwa pencatatan dilakukan pada periode
yang tepat.

Menelusuri penyesuaian klien pada akhir tahun untuk hutang yang belum dicatat

Memeriksa perjanjian pinjaman untuk kemungkinan adanya imputed interest.

1. Membandingkan akrual akhir tahun dengan tahun sebelumnya dan meneliti perubahan
yang signifikan atau menghilangkan ( ommission )
2. Menanyakan hal-hal tentang kontigensi
3. Memperoleh surat representasi klien (client representation letter )

4. Menghitung ulang yang berikut,bila aplikabel dengan basis pengujian :

Biaya yang masih harus dibayar

Akrual pajak

Hutang untuk product warranty

Pension cost and liability

Pembayaran cuti dan

Pembagian laba dan bonus

1. Menenukan bahwa hutang bersyarat ( contingent liabilities) secara tepat dapat


diungkapkan.
2. Memeriksa laporan tahun sebelumnya untuk kemungkinan pengungkapan catatan kaki
yang diperlukan dalam laporan tahun berjalan.

REFERENSI
Harahap Sofyan, 2002, Auditing Program. PT Pustaka Quantum, Jakarta
Ikatan Akuntansi Indonesia, Kompartemen Akuntan Publik . Standar Profesional Akuntan
Publik per 1 januari 2001. Jakarta : PT. Salemba Empat,2001
Mulyadi. Auditing. Edisi ke-6, Jakarta : PT. Salemba Empat, 2002.

Vous aimerez peut-être aussi