Vous êtes sur la page 1sur 7

Percobaan 1

Pada percobaan pertama bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat kasium dan


senyawanya. Pada percobaan ini, yang pertama dilakukan adalah memasukkan
sepotong kecil batu kapur (CaCO3) yang berupa padatan berwarna putih ke dalam
tabung reaksi. Setelah itu menambahkan HCl 0,1 M berupa larutan tidak berwarna
sebanyak 1 mL sehingga terjadu reaksi menghasilkan gelembung gas yang muncul di
pemukaan baru kapur. Hal ini menunjukkan bahwa sifat kalsium yaitu jika bereaksi
dengan asam akan menghasilkan gas CO2. Persamaan reaksi yang terjadi adalah
CaCO3(s) + HCl(aq) CaCl2(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Percobaan 2
Pada percobaan kedua bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kalsium dan
senyawanya melalui warna nyala kalsium. Pada percobaan ini sepotong kayu dibasahi
dengan larutan CaCl2 yang berupa larutan tidak berwarna hasil dari percobaan 1.
Setelah itu memanaskan kayu diatas nyala bunsen dan menghasilkan warna nyala api
berwarna kuning kemerahan. Warna nyala tersebut ditimbulkan oleh terurarainnya
unsur - unsur penyusunnya dalam bentuk gas. Atom-atom dari unsur tersebut mampu
menyerap sejumlah energi tinggi dengan mengalami eksitasi. Sehingga atom logam
tersebut menjadi tidak stabil, maka bisa kembali ke tingkat dasar yaitu keadaan stabil
dengan memancarkan energi dalam bentuk cahaya. Besarnya energi yang dipancarkan
oleh setiap atom jumlahnya tertentu yaitu terkuantisasi dalam bentuk spektrum emisi.
Sebagian anggota spektrum terletak di daerah sinar tampak, sehingga akan
memberikan warna-warna yang jelas dan khas seperti pada kalsium menghasilkan
warna khas yaitu berwarna kuning kemerahan. Persamaan reaksi yang terjadi adalah
CaCl2(aq)

Ca2+ + 2Cl-

Percobaan 3
Pada percobaan ketiga bertujuan untuk mengetahui sifat kalsium dan senyawanya
dengan cara mengetahui pengaruh reaksi senyawa kalsium apabila dipanaskan dari
senyawa batu kapur (CaCO3). Yang pertama dilakukan yaitu melilitkan batu kapur
berupa padatan putih diatas kawat. Setelah itu memanaskan batu kapur selama 20
menit sehingga batu kapur menjadi berwarna putih keabu-abuan. Saat memanaskan
batu kapur (CaCO3) maka akan membebaskan gas CO 2 dan menghasilkan kalsium
oksida (CaO) yang berwarna putih keabu-abuan, hal ini dikarenakan lapisan terluar

batu kapur (CaCO3) yang terbakar akan teroksidasi dengan udara. Persamaan reaksi
yang terjadi adalah
CaCO3(s) + O2 (g)

kalor

CaO(s)+ CO2(g)

Pada reaksi CaCO3(s) yang dipanaskan, batu kapur ini berubah menjadi CaO. Hal
ini terjadi karena setiap molekul dari kalsium karbonat semula pecah menjadi dua
molekul kecil. Salah satu dari molekul ini terdiri dari atas atom kalsium bergabung
dengan satu atom oksigen, menghasilkan CaO. Molekul lainnya terdiri dari atas atom
karbon bergabung dengan dua atom oksigen, menghasilkan CO2 yang lepas ke udara.
Percobaan 4
Pada percobaan keempat bertujuan untuk mengetahui sifat dari senyawa kalsium
yang bereaksi dengan air. Hasil percobaan ketiga berupa CaO padatan putih keabuabuan

dibiarkan

pada

suhu

kamar

selama

beberapa

menit

agar

proses

pembentukannya cepat bereaksi. Kemudian memasukkan ke dalam tabung reaksi dan


diteteskan air dingin sampai semua CaO tercelup. Dari reaksi tersebut menghasilkan
panas yang dibuktikan dengan dinding tabung reaksi terasa hangat saat dipegang. Hal
ini dikarenakan reaksi antara CaO dengan air merupakan reaksi eksoterm. Dimana
harga H teori yaitu -986,17 kJ yang menunjukkan bahwa reaksi tersebut melepaskan
panas ke lingkungan. Dari proses ini menghasilkan produk berupan Ca(OH)2(aq),
yaitu larutan tidak berwarna. Persamaan reaksi yang terjadi adalah:
CaO (s) + H O (l) Ca(OH) (aq)
2

Percobaan 5
Pada percobaan kelima bertujuan untuk membentuk senyawa kalsium dari
proses pemanasan. Logam kalsium yang berupa serbuk berwarna putih dilelatakkan
dalam cawan porselen. Kemudian dipanaskan dalam cawan tersebut. Dari proses
pemanasan serbuk kalsium menjadi berwarna lebih putih dan lebih halus (lebih kesat)
dari pada sebelum dipanaskan. Perubahan warna serbuk kalsium dikarenakan kalsium
bereaksi dengan oksigen membentuk kalsium oksida (CaO) yang berwarna lebih putih
dari pada sebelum dipanaskan. Persamaan reaksi yang terjadi adalah
2Ca(s) + O2(g) 2CaO(s)
Pada reaksi kalsium yang direaksikan dengan oksigen membentuk senyawa
kalsium oksida.
Percobaan 6

Pada percobaan keenam bertujuan untuk mengetahui sifat senyawa kalsium


yang direaksikan dengan air. Serbuk CaO hasil percobaan kelima yang berwarna lebih
putih dari pada sebelum dipanaskan, dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian
serbuk CaO ditambahkan dengan aquades sampai separuh tabung reaksi. Kemudian
dikocok dan menghasilkan larutan sedikit keruh yang berupa Ca(OH) 2(aq). Persamaan
reaksi yang terjadi adalah
CaO(s) + H2O(l) Ca(OH)2(aq)
Kemudian hasil larutan tersebut diuji dengan kertas lakmus dan indikator PP.
kertas lakmus merah yang dimasukkan ke dalam larutan Ca(OH) 2 berubah menjadi
biru yang menunjukkan bahwa larutan Ca(OH)2 bersifat basa. Dan ketika diuji dengan
indikator PP larutan Ca(OH)2 yang semula berwarna sedikit keruh berubah warna
menjadi merah muda keunguan dan terdapat endapan putih yang menunjukkan bahwa
larutan Ca(OH)2 bersifat basa. Sehingga dari percobaan keenam didapatkan serbuk
CaO larut dalam air dan larutan yang dihasilkan bersifat basa.
Percobaan 7
Pada percobaan ketujuh bertujuan untuk mengatahui pembentukan endapan atau
kelarutan dari senyawa kalsium. Pada percobaan ini tahap pertama yaitu meyiapkan
dua tabung reaksi. Pada tabung reaksi 1 ditambahkan dengan 1 mL larutan larutan
gips (CaSO4) yang berwarna kuing (-). Kemudian ditambahkan dengan 4 tetes larutan
BaCl2 0,5M yang tidak berwarna sehingga terbentuk larutan berwarna putih keruh.
Hal tersebut dikarenakan terbentuknya BaSO4 yang sukar larut dalam air. Persamaan
reaksi yang terjadi adalah
CaSO4(aq) + BaCl2(aq) BaSO4(s) + CaCl2(aq)
Pada tabung reaksi 2 ditambahkan dengan 1 mL larutan gips (CaSO4) yang
berwarna kuning (-). Kemudian ditambahkan dengan larutan ammonium oksalat 0,5M
yang tidak berwarna sehingga terbentuk larutan putih keruh (+). Hal tersebut
dikarenakan terbentuknya CaC2O4 yang sedikit larut dalam air. persamaan reaksi yang
terjadi adalah
CaSO4(aq) + (NH4)2C2O4(aq) CaC2O4(s) + (NH4)2SO4(aq)
Dengan nilai Ksp teoritis yaitu
Ksp BaSO4 = 1,1 10-10
Ksp CaC2O4 =2,27 10-9
Pada tabung 1 dan 2 keduanya menghasilkan endapan yang ditandai dengan
keruhnya larutan. Namun tingkat kekeruhan pada tabung 1 dan 2 berbeda. Pada
tabung reaksi 2 lebih keruh dibandingkan dengan tabung reaksi 1 yang menunjukkan

bahwa CaSO4 lebih mudah larut dalam BaCl2 daripada dalam (NH4)2C2O4 . Apabila
dilihat dari nilai Ksp, nilai Ksp CaC2O4 nilainya lebih besar dari Ksp BaSO4, jika nilai
Ksp besar maka kelarutannya akan besar yang berarti bahwa dengan Ksp yang lebih
besar, zat tersebut lebih mudah larut dalam pelarutnya. Hasil yang diperoleh tidak
sesuai dengan teori kelarutan. Hal ini terjadi dikarenakan dalam BaCl 2 suasana basa
lebih besar daripada pada (NH4)2C2O4, sehingga zat lebih cepat larut dalam suasana
basa. Hal inilah yang menyebabkan terbentuknya kekeruhan pada tabung 1 lebih kecil
daripada tabung 2.
Percobaan 8
Pada percobaan ke-delapan bertujuan untuk mengidentifikasi kelarutan kalsium
dan senyawanya dalam suasana asam. Pada percobaan ini, tahap pertama yang
dilakukan yaitu menyiapkan 2 tabung reaksi. Pada tabung reaksi 1 ditambahkan
dengan 1 mL air sumur. Kemudian ditambahkan dengan 1 mL ammonium oksalat
yang berupa larutan tidak berwarna. Penambahan (NH4)2C2O4 pada air sumur
menyebabkan terbentuk larutan putih keruh. Larutan berwarna keruh menunjukkan
bahwa pada larutan tersebut terdapat endapan CaC2O4 yang sukar larut dalam air.
Persamaan reaksi yang terjadi adalah :
CaCO3(aq) + (NH4)2C2O4(aq) CaC2O4(s) + NH4(CO3)2(aq)
Pada tabung reaksi 2 ditambahkan dengan 1 mL air sumur. Kemudian
ditambahkan dengan 3 tetes HCl yang berupa larutan tidak berwarna dan
menghasilkan larutan tetap tidak berwarna. Penambahan HCl bertujuan untuk
memberikan suasana asam pada air sumur. Setelah itu ditambahkan dengan 1 mL
barium klorida berupa larutan tidak berwarna dan penambahan tersebut menghasilkan
larutan sedikit keruh (-). Larutan berwarna keruh menunjukkan bahwa pada larutan
tersebut terdapat endapan BaCO3 yang sukar larut. Persamaan reaksi yang terjadi
adalah
CaCO3(aq) + HCl(aq) + BaCl2(aq) BaCO3(s) + CaCl2(aq) + 2HCl(aq)
Dengan nilai Ksp teoritis yaitu
Ksp CaC2O4 = 2,27 10-9
Ksp BaCO3 = 5 10-9
Dari percobaan tersebut pada tabung reaksi 1 menghasilkan larutan yang lebih
keruh daripada pada tabung reaksi 2. Hal ini dikarenakan pada tabung 2 ditambahkan
dengan HCl yang memberi suasana asam. Larutan yang memberi suasana asam akan

meningkatkan kelarutan dan menurunkan terbentuknya endapan. Selain itu apabila


dilihat dari nilai Ksp, BaCO3 memiliki nilai Ksp yang besar sehingga kelarutannya
juga besar, maka terbentuknya endapan juga menurun. Dari percobaan ini
menunjukkan bahwa ion-ion Ca2+ akan memiliki tingkat kelarutan yang tinggi dengan
senyawanya jika berada dalam suasana asam.
Percobaan 9
Pada percobaan kesembilan bertujuan untuk mengetahui kesadahan air suling, air
sumur + Na2CO3, air sumur, air gibs. Pada percobaan ini tahap pertama yaitu
menyiapkan 4 tabung reaksi. urutan kesadahan air ditentukan berdasarkan jumlah
busa yang dihasilkan setelah reaksi, semakin banyak busa yang dihasilkan maka
kesadahan air semakin kecil dan semakin sedikit busa yang dihasilkan semakin sadah
larutan tersebut.
Pada tabung reaksi 1 dimasukkan 10 mL air suling kedalam tabung reaksi.
kemudian ditambahkan 10 tetes larutan sabun alkohol yang berwarna hijau (-) dan
dikocok menghasilkan busa dengan tinggi 1,4 cm. Persamaan reaksi yang terjadi
adalah
Ca2+(aq) + OH-(aq) Ca(OH)2(aq)
Pada tabung reaksi 2 dimasukkan 10 mL air sumur ke dalam tabung reaksi.
kemudian ditambahkan 10 tetes larutan sabun alkohol yang berwarna hijau (-) dan
dikocok menghasilkan busa dengan tinggi 2,8 cm. Persamaan reaksi yang terjadi
adalah
Ca2+(aq) + OH-(aq) Ca(OH)2(aq)
Pada tabung reaksi 3 dimasukkan 10 mL air sumur kedalam tabung reaksi.
kemudian ditambahkan Na2CO3 10 tetes yang telah dipanaskan yang berupa larutan
tidak berwarna. Penambahan larutan Na2CO3 bertujuan untuk menurunkan tingkat
kesadahan air. Lalu ditambahkan 10 tetes larutan sabun alkohol yang berwarna hijau
(-) dan dikocok menghasilak busa setinggi 1 cm. Persamaan reaksi yang terjadi adalah
CaCO3(aq) + 2Na+(aq) + 2OH-(aq) Ca(OH)2(aq) + Na2CO3(aq)
Pada tabung reaksi 4 dimasukkan 10 mL air gibs kedalam tabung reaksi.
kemudian ditambahkan 10 tetes larutan sabun alkohol yang berwarna hijau (-) dan
dikocok menghasilkan busa 1,7 cm. Persamaan reaksi yang terjadi adalah
CaSO4 (aq) + OH-(aq) Ca(OH)2(aq) + H2 SO4 (aq)
Dari percobaan tersebut pada aquades, air sumur, air sumur + Na2CO3, air gibs
dihasilkan busa dengan tinggi berturut-turut yaitu 1,4 cm; 2,8 cm; 1 cm; dan 1,7 cm.
Menurut teori, air suling memiliki tingkat kesadahan yang rendah karena air suing
tidak mengandung ion-ion dalam larutannya atau telah berupa cairan murni. Sedangka

air sumur masih mengandung ion-ion termasuk ion pemicu kesadahan yaiu Ca2+.
Pada air sumur yang telah dirambahkan Na2CO3, kesadahan akan berkurang.
Sedangkan pada air gibs, yaitu CaSO4 merupakan larutan dengan kesaahan yang tetap
karena ion sulfat yang terikat pada ion kalsium. Kesadahan yang semakin besar akan
menurunkan kemampuan pembentukan busa. Sehingga menurut teori, urutan busa
yang dihasilkan oleh masing-masing larutan seharusnya, air gibs < air sumur < air
sumur + Na2CO3 < aquades. Namun hasil percobaan kami menunjukkan busa yang
dihasilkan air sumur + Na2CO3 < aquades < air gibs < air sumur. Hal ini dapat terjadi
karena kekuatan mengocok larutan yang tidak sama pada masing-masing tabung,
sehingga menghasilkan busa yang tidak sesuai dengan semestinya.
Percobaan 10
Pada percobaan kesepuluh bertujuan untuk mengidentifikasi kalsium dan
senyawanya. Langkah pertama yaitu serbuk Ca(OH)2 kering berwarna putih
dimasukkan ke dalam cawan porselen. Kemudian dicampur dengan pasir halus berupa
butiran berwarna abu-abu dan ditetesi air sampai terbentuk pasta yang kental yang
disebut dengan mortar. Mortar yang dihasilkan dibentuk kubus dan dikeringkan
dengan dibiarkan pada suhu ruangan. Campuran tersebut akan mengeras melalui
proses pengikatan dengan CO2 diudara dan mengubah Ca(OH)2 menjadi padatan keras
kalsium karbonat yang berbentuk padatan berwarna abu-abu. Setelah dikeringkan
mortar ditetesi dengan HCl larutan tidak berwarna 130 tetes. Penambahan HCl
menjadikan mortar hancur. Persamaan reaksi yang terjadi adalah
2Ca(OH)2(s) + SiO2(s) + H2O(l) Ca2SiO2(s) + 3H2O(l)
Penambahan HCl pada mortar akan menyebabkan terurainya Ca2+ yang berikatan
dengan SiO2 membentuk Ca2SiO2 dan Ca2+ tersebut akan berikatan dengan Cl- dari
HCl membentuk CaCl2 serta gas hidrogen. Hal tersebut karena HCl dapat bereaksi
cepat dengan logam Ca. Persamaan reaksi yang terjadi adalah
CaSiO2(s) + 2HCl(aq) CaCl2(aq) + H2(g) + SiO2(s)

Diskusi

Pada percobaan ke-sembilan, menurut teori sesuai dengan tingkat kesadahannya


urutan busa yang dihasilkan oleh masing-masing larutan seharusnya, air gibs < air sumur <
air sumur + Na2CO3 < aquades. Namun hasil percobaan kami menunjukkan busa yang
dihasilkan air sumur + Na2CO3 < aquades < air gibs < air sumur. Hal ini dapat terjadi karena
kekuatan mengocok larutan yang tidak sama pada masing-masing tabung, sehingga
menghasilkan busa yang tidak sesuai dengan semestinya.
Kesimpulan
1. Kalsium yang bereaksi dengan asam klorida menghasilkan gelembung gas CO2
2. Kayu yang dibasahi dengan larutan CaCl2 menghasilkan warna nyala kuning
kemerahan. Hal ini menunjukkan bahwa logam kalsium memiliki warna nyala
kuning kemerahan.
3. CaCO3 yang dipanaskan membebaskan gas CO2 dan menghasilkan CaO.
4. Kalsium oksida (CaO) bereaksi dengan air membentuk Ca(OH) 2 dengan
melepaskan kalor (reaksi eksoterm).
5. Logam kalsium bereaksi dengan gas O2 membentuk kalsium oksida (CaO).
6. Kalsium oksida (CaO) larut dalam air menghasilkan Ca(OH)2 yang bersifat basa.
7. Sifat kalsium dan senyawanya yaitu larutan gips (CaSO 4.2H2O) akan lebih mudah
mengendap jika bereaksi dengan senyawa yang bersifat basa lebih kuat.
8. Air sumur dalam larutan yang membentuk endapan memiliki kelarutan yang
tinggi jika berada pada suasana asam.
9. Busa yang dihasilkan air sumur + Na2CO3 < aquades < air gibs < air sumur.
10. Senyawa kalsium dapat membentuk mortar bila bereaksi dengan pasir dan mortar
menjadi rapuh atau hancur dengan penambahan asam.

Vous aimerez peut-être aussi