Vous êtes sur la page 1sur 148

Indonesia Australia Partnership for Skills Development

Batam Institutional Development Project

Paket Pembelajaran dan Penilaian


Kode Unit : BSDC-0161

MEMPERBAIKI KERUSAKAN
PADA SISTEM PLC SIEMENS
(Repair Faults in Specific Brand PLC Systems Siemens)

(13 May 2002 )

Daftar Isi
BAB 1

PENGANTAR.........................................................................................................1
Selamat Berjumpa di Buku Pedoman ini !..................................................................1
Persyaratan Minimal Kemampuan Membaca, Menulis & Berhitung...........................1
Definisi.......................................................................................................................1
Berapa Lama Mencapai Kompetensi ?.......................................................................2
Simbol........................................................................................................................2
Terminologi.................................................................................................................2

BAB 2

ARAHAN BAGI PELATIH .....................................................................................5


Peran Pelatih..............................................................................................................5
Strategi Penyajian......................................................................................................5
Alat Bantu yang Dibutuhkan untuk Menyajikan Kompetensi Ini..................................6
Peraturan....................................................................................................................6
Sumber-sumber untuk Mendapatkan Informasi Tambahan........................................6

BAB 3

STANDAR KOMPETENSI.....................................................................................7
Judul Unit...................................................................................................................7
Deskripsi Unit ............................................................................................................7
Kemampuan Awal .....................................................................................................7
Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja ............................................................8
Variabel......................................................................................................................9
Pengetahuan dan Keterampilan Pokok....................................................................10
Konteks Penilaian.....................................................................................................10
Aspek Penting Penilaian...........................................................................................10
Keterkaitan dengan Unit Lain...................................................................................11
Kompetensi Kunci yang akan Didemonstrasikan dalam Unit Ini...............................11
Tingkat Kemampuan yang Harus Ditunjukkan dalam Menguasai Kompetensi ini....11

BAB 4

BAB 5

STRATEGI PENYAJIAN .....................................................................................12


A

Rencana Materi.................................................................................................12

Cara Mengajarkan Standar Kompetensi ..........................................................14

Materi Pendukung untuk Pelatih ......................................................................19


Lembar Informasi.........................................................................................20
Tugas...........................................................................................................88
Transparansi..............................................................................................107
CARA MENILAI UNIT INI....................................................................................134

Apa yang Dimaksud dengan Penilaian ?................................................................134


Apa yang Dimaksud dengan Kompeten?...............................................................134
Pengakuan Kompetensi yang Dimiliki.....................................................................134
Kualifikasi Penilai....................................................................................................134
Ujian yang Disarankan...........................................................................................135
Checklist yang Disarankan Bagi Penilai.................................................................145
Lembar Penilaian ...................................................................................................146
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Bab 1

Pengantar

BAB 1

PENGANTAR

Selamat Berjumpa di Buku Pedoman ini !


Buku Paket Pembelajaran dan Penilaian ini menggunakan sistem pelatihan berdasarkan
kompetensi untuk mengajarkan keterampilan ditempat kerja, yakni suatu cara yang secara
nasional sudah disepakati untuk penyampaian keterampilan, sikap dan pengetahuan yang
dibutuhkan dalam suatu proses pembelajaran. Penekanan utamanya adalah tentang apa
yang dapat dilakukan seseorang setelah mengikuti pelatihan. Salah satu karakteristik yang
paling penting dari pelatihan yang berdasarkan kompetensi adalah penguasaan individu
secara aktual di tempat kerja.
Pelatih harus menyusun sesi-sesi kegiatannya sesuai dengan :

kebutuhan peserta pelatihan

persyaratan-persyaratan organisasi

waktu yang tersedia untuk pelatihan

situasi pelatihan.

Strategi penyampaian dan perencanaan sudah dipersiapkan oleh pelatih untuk peserta
pelatihan. Masalah yang disarankan akan memberikan suatu indikasi tentang apa yang
harus dicantumkan dalam program tersebut untuk memenuhi/mencapai
standar
kompetensi.
Strategi pembelajaran dan penilaian yang dipersiapkan dalam unit ini tidaklah bersifat wajib
namun digunakan sebagai pedoman. Peserta pelatihan didorong untuk memanfaatkan
pengetahuan dan pengalaman industri mereka. Contoh-contoh produk industri lokal atau
hasil pengembangan sumber-sumber yang mereka miliki, dapat membantu dalam
menyesuaikan materi dan memastikan relevansi pelatihan.

Persyaratan Minimal Kemampuan Membaca, Menulis & Berhitung


Untuk melaksanakan pelatihan secara efektif dan agar dapat mencapai standar kompetensi
diperlukan tingkat kemampuan minimal dalam membaca, menulis dan menghitung berikut:
Kemampuan
membaca
dan menulis

Kemampuan baca, interpretasi dan membuat teks.

Kemampuan
menghitung

Kemampuan minimal untuk menggunakan matematika dan simbol


teknik, diagram dan terminologi dalam konteks umum dan yang
dapat diprediksi serta dimungkinkan untuk mengkomunikasikan
keduanya yaitu antara matematik dan teknik.

Kemampuan menggabungkan informasi untuk dapat menafsirkan


suatu pengertian

Definisi
Seseorang yang berkeinginan untuk memperoleh kompetensi seharusnya berkenan
menamakan dirinya sebagai peserta latih. Dalam situasi pelatihan, anda dapat ditempatkan
sebagai siswa, pelajar atau sebagai peserta, sehingga seorang pengajar kompetensi ini
adalah sebagai pelatih. Sebaliknya, dalam situasi pelatihan anda juga dapat ditempatkan
sebagai guru, mentor, fasilitator atau sebagai supervisor.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 1

Bab 1

Pengantar

Berapa Lama Mencapai Kompetensi ?


Dalam sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya harus tertuju kepada
pencapaian suatu kompeterisi/keahlian, bukan pencapaian pada pemenuhan waktu tertentu;
dengan demikian dimungkinkan peserta pelatihan yang berbeda memerlukan waktu yang
berbeda pula untuk mencapai suatu kompetensi tertentu.

Simbol
Dalam keseluruhan paket pelatihan akan kita lihat beberapa simbol. Berikut penjelasan
tentang simbol :
Simbol

Keterangan

HO

Handout ( Pegangan Peserta )

OHT

Overhead Transparansi yang dapat digunakan


dalam penyampaian materi pelatihan

Penilaian

Penilaian kompetensi yang harus dikuasai

Tugas

Tugas / kegiatan atau aktivitas yang harus


diselesaikan.

Terminologi
Akses dan Keadilan
Mengacu kepada fakta bahwa pelatihan harus dapat diakses oleh setiap orang tanpa
memandang umur, jenis kelamin, sosial, kultur, agama atau latar belakang pendidikan.
Penilaian
Proses formal yang memastikan pelatihan memenuhi standar-standar yang dibutuhkan oleh
industri. Proses ini dilaksanakan oleh seorang penilai yang memenuhi syarat (cakap dan
berkualitas) dalam kerangka kerja yang sudah disetujui secara Nasional.
Penilai
Seseorang yang telah diakui/ditunjuk oleh industri untuk menilai/menguji para tenaga kerja
di suatu area tertentu.
Kompeten
Mampu melakukan pekerjaan dan memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif ditempat kerja serta sesuai dengan
standar yang sudah ditetapkan.
Pelatihan Berdasarkan Kompetensi
Pelatihan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menguasai suatu
kompetensi/ keahlian secara terukur dan mengacu pada standar yang sudah ditetapkan.
Aspek Penting Penilaian
Menerangkan fokus penilaian dan poin-poin utama yang mendasari suatu penilaian.
Konteks Penilaian
Menetapkan dimana, bagaimana dan dengan metode apa penilaian akan dilaksanakan.
Elemen Kompetensi
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 2

Bab 1

Pengantar

Elemen atau Sub-Kompetensi adalah keterampilan-keterampilan yang membangun suatu


unit kompetensi.
Acuan Penilaian
Acuan penilaian adalah garis pedoman tentang bagaimana sebuah unit kompetensi harus
dinilai.
Adil
Tidak merugikan para peserta tertentu.
Fleksibel
Tidak ada pendekatan tunggal terhadap penyampaian dan penilaian unjuk kerja dalam
sistem pelatihan berdasarkan kompetensi.
Penilaian Formatif
Kegiatan penilaian berskala kecil yang dilakukan selama pelatihan, yaitu untuk membantu
dalam memastikan bahwa pelajaran dilaksanakan secara baik dan adanya umpan balik
kepada peserta tentang kemajuan yang mereka capai.
Kompetensi Kunci
Kompetensi yang menopang seluruh unjuk kerja dalam suatu pekerjaan. Ini meliputi:
mengumpulkan, menganalisis, mengorganisasikan dan mengkomunikasikan ide-ide dan
informasi, merencanakan dan mengorganisasikan aktifitas, bekerja dengan orang lain dalam
sebuah tim, memecahkan masalah penggunaan teknologi, menggunakan ide-ide teknikmatematis .
Kompetensi-kompetensi ini digolongkan ke dalam tingkat yang berbeda sebagai berikut:
Tingkat

Karakteristik

Melakukan tugas-tugas rutin berdasarkan prosedur yang baku dan tunduk pada
pemeriksaan kemajuannya oleh supervisor.

Melakukan tugas-tugas yang Iebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan
kemampuan untuk pekeijaan yang dilakukan secara otonom. Supervisor melakukan
pengecekan-pengecekan atas penyelesaian pekerjaan.

Melakukan aktifitas-aktifitas yang kompleks dan non-rutin, yang diatur sendiri dan
bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.

Strategi Penyajian
Strategi panyajian adalah dengan menyediakan informasi yang diperlukan tentang
bagaimana melaksanakan pelatihan berdasarkan program yang dilaksanakan di tempat
kerja dan/atau di tempat pelatihan/ organisasi yang bersangkutan.
Keterkaitan dengan Unit Lain
Menerangkan peran suatu unit dan tempatnya dalam susunan kompetensi yang ditetapkan
oleh industri. Hal ini juga memberikan pedoman tentang unit lain yang dapat dinilai bersama.
Standar Kompetensi Nasional
Kompetensi-kompetensi yang sudah disepakati secara nasional dan standar-standar
penampilan kerja yang dijadikan acuan oleh segala fihak dalam melakukan suatu pekerjaan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 3

Bab 1

Pengantar

Kriteria Unjuk kerja


Kriteria-kriteria atau patokan yang digunakan untuk menilai apakah seseorang sudah
mencapai suatu kompetensi dalam suatu unit kompetensi.
Variabel
Penjelasan tentang rincian tempat pelatihan dengan perbedaan konteks yang mungkin
dapat diterapkan pada suatu unit kompetensi tertentu.
Reliabel
Menggunakan metode-rnetode dan prosedur-prosedur yang menguatkan terhadap standar
kompetensi dan tingkatannya diinterpretasikan serta diterapkan secara konsisten kepada
seluruh konteks dan seluruh peserta pelatihan.
Valid
Penilian terhadap fakta-fakta dan kriteria unjuk kerja yang sama akan menghasilkan hasil
akhir penilaian yang sama dari penilai yang berbeda.
Pengakuan Kemampuan yang Dimiliki (RCC- Recognition of Current Competence)
Pengakuan akan keterampilan, pengetahuan dan kemampuan sesseorang yang telah
dicapainya. (lihat RPL)
Pengakuan Terhadap Pengalaman Belajar (RPL- Recognition of Prior Learning)
Pengakuan terhadap hasil belajar sebelum mempelajari suatu unit kompetensi untuk
mendukung pencapaian unit kompetensi tersebut. Hal tersebut biasanya adalah kompetensi
yang berkaitan dengan standar kompetensi industi dan juga berkaitan dengan pembelajaran
dan pelatihan sebelumnya. (lihat RCC)
Penilaian Sumatif
Penilaian ini dilakukan setetah pelatihan unit kompetensi selesai, yakni untuk memastikan
bahwa peserta pelatihan sudah mencapai kriteria unjuk kerja.
Peserta
Orang yang menerima / mengikuti pelatihan.
Pelatih
Orang yang memberikan pelatihan.
Pengetahuan dan Keterampilan Pokok
Definisi atau uraian tentang keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk
mencapai suatu keahlian/keterampilan pada tingkat yang telah ditetapkan
Deskripsi Unit
Gambaran umum tentang program pembelajaran/ kompetensi yang hendak dicapai.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 4

Bab 2

Arahan Bagi Pelatih

BAB 2

ARAHAN BAGI PELATIH

Peran Pelatih
Salah satu peran anda sebagai pelatih atau guru adalah memastikan standar pelayanan
yang tinggi melalui pelatihan yang efektif. Untuk memastikan bahwa anda siap bekerja pada
kompetensi ini dengan peserta pelatihan, pertimbangkanlah pertanyaan-pertanyaan berikut
ini:

Seberapa yakin anda tentang pengetahuan dan ketrampilah anda sendiri


yang dibutuhkan untuk menyampaikan setiap elemen?

Apakah ada informasi atau peraturan baru yang mungkin anda butuhkan
untuk diakses sebelum anda memulai pelatihan?

Apakah anda merasa yakin untuk mendemonstrasikan tugas-tugas praktik?

Apakah anda akan sanggup menerangkan secara jelas tentang pengetahuan


pendukung yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan untuk melakukan
pekerjaan mereka secara tepat?

Apakah anda menyadari ruang Iingkupan situasi industri dimana kompetensi


ini mungkin diterapkan?

Apakah anda menyadari tentang bahasa, kemampuan membaca dan menulis


serta keterampilan memahami dan menggunakan matematika peserta
pelatihan yang dibutuhkan untuk mendemonstrasikan kompetensi dalam
standar kompetensi ini ?

Apakah anda menyadari tentang kemampuan membaca gambar peserta


pelatihan yang dibutuhkan untuk mendemonstrasikan kompetensi dalam
standar kompetensi ini ?

Sudahkah anda pertimbangkan isu-isu yang wajar dan dapat diterima dalam
merencanakan penyampaian program pelatihan ini?

Strategi Penyajian
Variasi kegiatan pelatihan yang disarankan untuk penyampaian kompetensi ini meliputi :

pengajaran ( tatap muka )

tugas-tugas praktik

tugas-tugas proyek

studi kasus

melalui media (video, digital projector, referensi, dll )

kerja kelompok

bermain peran dan simulasi.

kunjungan/ kerja industri

Pelatih harus memilih strategi pelatihan yang Iayak untuk kompetensi yang sedang
diberikan, baik situasi maupun kebutuhan pesertanya. Contohnya, jika praktik industri atau
magang tidak memungkinkan, beragam simulasi, demonstrasi dan penggunaan multi media
mungkin cukup memadai.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 5

Bab 2

Arahan Bagi Pelatih

Alat Bantu yang Dibutuhkan untuk Menyajikan Kompetensi Ini


Ruang kelas atau ruang belajar memenuhi syarat minimum untuk penyampaian teori kepada
peserta pelatihan, papan tulis, OHP dan kelengkapannya, flip chart dan kelengkapannya,
dan alat-alat lain yang diperlukan.

Peraturan
Perhatikan peraturan-peraturan atau hukum yang relevan serta panduan yang dapat
mempengaruhi kegiatan anda, dan yakinkan bahwa peserta pelatihan anda mengikutinya.

Sumber-sumber untuk Mendapatkan Informasi Tambahan


Sumber-sumber informasi meliputi beberapa kategori berikut ini :
Sumber bacaan yang dapat digunakan :
Judul:

Programmable Logic ControllerWelding

Pengarang:

Frank D. Petruzella

Penerbit:

Glencoe

Tahun Terbit:

1993

Judul:

Industrial Electronic and robotics

Pengarang:

Schuler, Mc Namee

Penerbit:

McGraw Hill Book Company.

Tahun Terbit

1986

Judul:

S7-200 Programmable manual

Pengarang:

Siemens

Penerbit:

Siemens

Tahun Terbit

2000

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 6

Bab 3

Standar Kompetensi

BAB 3

STANDAR KOMPETENSI

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi
peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :

mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan

mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan

memeriksa kemajuan peserta pelatihan

meyakinkan bahwa semua elemen ( Sub-Kompetensi ) dan kriteria unjuk


kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

Judul Unit
Memperbaiki Kerusakan pada Sistem PLC Model Tertentu

Deskripsi Unit
Unit kompetensi ini bertujuan untuk melatih ketrampilan didalm memperbaiki kerusakan
pada suatu jenis PLC tertentu. Untuk itu diperlukan pemahaman dari perangkat keras dan
perangkat lunak dari PLC itu sendiri. Disamping itu unit ini juga melatih siswa agar dapat
menggunakan system manual dari PLC itu sendiri sebagai sumber pokok informasi yang
bisa didapatkan dilapangan.
Setiap PLC disertai dengan suatu buku manual/petunjuk yang berisi informasi detail dari
berbagai aspek untuk menggunakan PLC tersebut pada aplikasi-aplikasi sesuai dengan
kebutuhan dari pemakai. Buku manual tersebut akan merupakan sumber utama dari
informasi yang bisa didapatkan pada pemakaian di industri. Seorang engineer atau
technician harus mempunyai kemampuan untuk menterjemahkan isi dari manual tersebut
dan menganalisa sistem yang yang mengalami kerusakan berdasarkan isi dari manual
tersebut sebagai dasar/pijakan pertama didalam proses pencarian kerusakan.
Unit ini berorientasi pada analisa cara kerja dari aplikasi-aplikasi pada PLC. Teori yang
dijelaskan hanya merupakan kesimpulan atau garis besar dari fungsi-fungsi dan fasilitas
yang ada pada PLC. Penjelasan detailnya dapat dipelajari dari manual PLC itu sendiri.

Kemampuan Awal
Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal berikut :

Pengertian tentang PLC tingkat lanjut

Pengetahuan tentang elektronika digital

Pengetahuan tentang penggunaan komputer.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 7

Bab 3

Standar Kompetensi

Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja


Sub Kompetensi / Elemen
1.0 Mendalami perangkat
keras pada PLC jenis
tertentu

Kriteria Unjuk Kerja


Mendalami perangkat keras PLC jenis tertentu yang
berhubungan dengan :
1.1

Panduan dasar pembuatan suatu sistem PLC dan


aplikasinya

1.2 Metoda Program Pengendalian


1.3

Metoda Pemrosesan I/O

1.4

Konsep pemrograman, bahasa pemrograman dan editor

1.5

Waktu telusuran (Scan cycle) dan Waktu Eksekusi

1.6

Memori, tipe data dan model pengalamatan.

1.7 Perangkat keras untuk komunikasi dan jaringan


2.0 Penggunaan perangkat
lunak dan kumpulan
instruksi pada PLC

2.1 Perangkat lunak yang berisi program untuk pengoperasian


PLC tersebut diinstalasi pada komputer dan dicoba untuk
menjalankan beberapa program sederhana sebagai
pengenalan penggunaan perankat lunak tersebut. Instruksiinstruksi yang ada dibandingkan dengan instruksi PLC
secara umum

3.0 Membuat program


untuk applikasi praktis
dengan menggunakan
PLC jenis tertentu.

3.1 Beberapa contoh pemorograman untuk aplikasi praktis


dijalankan untuk memastikan siswa mengerti tentang
penggunaan perangkat keras dan metoda pemrograman
untuk menjalankan perangkat keras tersebut.

4.0 Mencari kerusakan pada


aplikasi praktis.

4.1 Prosedur pencarian kerusakan dijelaskan.


4.2 Pencarian kerusakan untuk aplikasi praktis dipraktekan dan
dicoba.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 8

Bab 3

Standar Kompetensi

Variabel
Unit ini dipakai pada semua lingkup pekerjaan sektor dari bidang elektronika, kelistrikan
dan mekatronika. Unit ini sesuai dengan aplikasi pada industri manufaktur dan bidang
perbaikan dan perawatan.
(a) Tingkat kesulitan pemograman sesuai dengan taraf kelompok yang ditentukan
(b) Kerusakan yang terjadi berada pada tingkat sementara (hilang timbul) atau
keseluruhan (selalu).
(c) PLC yang digunakan dari jenis (merek) tertentu yang banyak dipakai pada
industri.
(d) Keselamatan kerja dan kesehatan dibahas tetapi tidak terbatas pada :
-

Pemakaian pakaian kerja

Pengetahuan tentang bahaya tersengat arus listrik

Pengetahuan prosedur praktis dalam bekerja dengan komponen


kelistrikan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 9

Bab 3

Standar Kompetensi

Pengetahuan dan Keterampilan Pokok


Keahlian dan pengetahuan dasar
Untuk meraih kompetensi, bukti dari keterampilan dan pengetahuan di bidang-bidang
berikut ini dibutuhkan:
Pemahaman Spesifikasi perangkat keras PLC

Spesifikasi perangkat keras PLC yang berhubungan dengan :


-

Panduan dasar pembuatan suatu sistem PLC dan aplikasinya

Metoda Program Pengendalian

Metoda Pemrosesan I/O

Konsep pemrograman, bahasa pemrograman dan editor

Waktu telusuran (Scan cycle) dan Waktu Eksekusi

Memori, tipe data dan model pengalamatan

Menggunakan Alokasi memori pada PLC

Perangkat keras untuk komunikasi dan jaringan

Menguasai Penggunaan Perangkat lunak dan kumpulan instruksi pada PLC.

Kumpulan instruksi pada PLC

Perangakat lunak.

Pembuatan
tertentu.

program untuk applikasi praktis dengan menggunakan PLC jenis


Menganalisa program dan mencari kerusakan secara sistematis.

Konteks Penilaian
Unit ini harus dinilai pada waktu kerja atau pada pelatihan. Penilaian harus mencakup
demonstrasi praktis ditambah bermacam metode untuk menilai pengetahuan dasar.

Aspek Penting Penilaian


Fokus khusus dari unit ini akan bergantung pada sektor industri. Program pelatihan prakejuruan dapat mengandung cakupan dari seluruh sektor industri.
Lihat pada:
1.
2.
3.
4.

Subjek ini idealnya diajarkan menggunakan sebuah lingkunngan


teori/praktik terintegrasi.
Penekanan pada aplikasi praktis penggunaan PLC
Aplikasi tersebut harus berhubungan dengan analisa, perbaikan dan
perawatan sistem PLC pada lingkungan industri elektronika
Peralatan yang dibutuhkan termasuk :
Model PLC tertentu (Siemens S7-200, CPU 221 atau 222)
Manual PLC S7-200
Step 7 Micro/Win32 programming Software

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 10

Bab 3

Standar Kompetensi

1 Set Personal Komputer


Beberapa Tombol tekan NO dan NC yang bisa dihubungkan pada
Input PLC
4 buah Magnetik Kontaktor 3 phase, 24VDC coil,
Lampu 24VDC yang bisa dihubungkan pada output PLC dengan
komponen-komponen pendukung lainnya agar dapat digunakan
dalam praktek.
PLC Trainer (Jika tersedia)
1 buah tool set

Keterkaitan dengan Unit Lain


Ini adalah unit tingkat lanjut yang mendasari kinerja efektif dalam unit-unit perawatan lanjut
secara keseluruhan. Dianjurkan unit ini dinilai/dilatih dalam hubungan dengan unit
operasional dan jasa lainnya.
Kecermatan harus dilakukan dalam pengembangan pelatihan untuk mencapai kebutuhan
unit ini, Sebagai pelatihan pra kejuruan umum, organisasi harus melengkapi pelatihan,
dengan konteks rentang industri yang umum tanpa ada bias pada sektor tertentu.
Perubahan rentang akan membantu dalam hal ini, Untuk industri tertentu, pelatihan harus
disesuaikan agar memenuhi kebutuhan sektor tersebut.

Kompetensi Kunci yang akan Didemonstrasikan dalam Unit Ini


Kompetensi Umum dalam Unit Ini

Tingkat

Kompetensi Umum dalam Unit Ini

Tingkat

Mengumpulkan, Mengelola dan


Menganalisa Informasi

Menggunakan Ide-ide dan Teknik


Matematika

Mengkomunikasikan Ide-ide dan


Inforrnasi

Memecahkan Masalah

Merencanakan dan Mengorganisir


Aktifitas-aktifitas

Menggunakan Teknologi

Bekerja dengan Orang Lain dan


Kelompok

Tingkat Kemampuan yang Harus Ditunjukkan dalam Menguasai


Kompetensi ini
Tingkat

Karakteristik

Melakukan tugas-tugas rutin berdasarkan prosedur yang baku dan tunduk pada
pemeriksaan kemajuannya oleh supervisor.

Melakukan tugas-tugas yang Iebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan
kemampuan untuk pekeijaan yang dilakukan secara otonom. Supervisor melakukan
pengecekan-pengecekan atas penyelesaian pekerjaan.

Melakukan aktifitas-aktifitas yang kompleks dan non-rutin, yang diatur sendiri dan
bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 11

Bab 4

Strategi Penyajian

BAB 4
A

Rencana Materi

STRATEGI PENYAJIAN

Rencana Materi

Catatan: 1.
2.

Penyajian bahan, pengajar, peserta dan penilai harus yakin dapat memenuhi seluruh rincian yang tertuang dalam standar
kompetensi.
Isi perencanaan merupakan kaitan antara kriteria unjuk kerja dengan pokok-pokok keterampilan dan pengetahuan .
Elemen

1 Mendalami perangkat keras


pada PLC jenis tertentu.

Kriteria Unjuk Kerja


Pengujian, analisa, dan
pemeriksaan perangkat keras
PLC yang berhubungan dengan :

1.1 Panduan dasar pembuatan suatu


sistem PLC dan aplikasinya
1.2 Metoda Program Pengendalian
1.3 Metoda Pemrosesan I/O

Topik Pelatihan
Perangkat Keras PLC

Penyajian

- Perancangan sistem PLC

Tanya-jawab

Diskusi

Perangkat Lunak PLC:

Penyajian

- Pengenalan pemrograman dengan

Tanya-jawab

Diskusi

- Membuat konsep sistem


pengendalian

Tampilan

ut

Hando

OHT

ut

Hando

OHT

- Memeriksa spesifikasi I/O dan


menentukan konsep penggunaan
I/O tersebut

1.4 Konsep pemrograman, bahasa


pemrograman dan editor

- Memahami bahasa pemrograman


pada PLC jenis tertentu dengan
bantuan manual PLC.

1.5 Siklus telusuran (Scan cycle) dan


Waktu Eksekusi

- Memahami Siklus telusuran


scanning dari CPU

1.6 Memori, tipe data dan model


pengalamatan.

- Mengenal tipe data dan model


pengalamatan pada PLC jenis
tertentu

1.7 Perangkat keras untuk komunikasi


dan jaringan

Kegiatan

- Memilih Konfigurasi yang cocok


untuk Input dan output sesuai
dengan aplikasi.
- Mengenal cara penggunaan
perangkat keras untuk komunikasi

Pengenalan perangkat lunak


dan kumpulan instruksi pada
PLC.

2.1 Perangkat lunak yang berisi


program untuk pengoperasian
PLC tersebut diinstalasi pada
komputer dan dicoba untuk
menjalankan beberapa program

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

perangkat lunak Step 7 micro /


win32 programming software

Page 12

Bab 4

Strategi Penyajian

Elemen

Kriteria Unjuk Kerja


sederhana sebagai pengenalan
penggunaan perankat lunak
tersebut. Instruksi-instruksi yang
ada dibandingkan dengan
instruksi PLC secara umum

Membuat program untuk


applikasi praktis dengan
menggunakan PLC jenis
tertentu.

3.1 Beberapa contoh pemorograman


untuk aplikasi praktis dijalankan
untuk memastikan siswa mengerti
tentang penggunaan perangkat
keras dan metoda pemrograman
untuk menjalankan perangkat
keras tersebut..

Topik Pelatihan

Kegiatan

Rencana Materi

Tampilan

- Menggunakan Instruksi Simatic


- Membandingkan Instruksi Simatic
dengan Instruksi IEC 1131-3

Pembuatan
program
aplikasi praktis

untuk

- Pemrograman Timer
- Pemrograman pencacah (Counter)

Penyajian
Tanya jawab
Diskusi

ut

Hando

OHT

ut

Hando

OHT

- Instruksi pengendalian program


- Instruksi data processing
- Instruksi matematis

4.0 Mencari kerusakan pada


aplikasi praktis

4.1 Menganalisa program aplikasi


dan mencari kerusakan pada
sistem aplikasi.

Pencarian kerusakan pada aplikasi


praktis
- Konsep pencarian kerusakan
- Proses pencarian kerusakan

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Penyajian
Tanya jawab
Diskusi

Page 13

Bab 4

Strategi Penyajian

Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

Sesi ini menunjukkan hand-out, tugas / praktik dan transparansi yang cocok/sesuai dengan standar kompetensi.
Keterampilan, pengetahuan dan sikap
seperti apakah yang saya inginkan untuk
dimiliki siswa.?

Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada


siswa?

1.1 Panduan dasar pembuatan suatu sistem


PLC dan aplikasinya.

Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang sistem perangkat keras pada PLC secara umum
dan secara khusus pada pembuatan suatu sistem PLC model tertentu.

Siswa diharapkan dapat menerapkan cara


perancangan suatu sistem PLC secara
sitematis

Siswa diberi tugas untuk membuat perancangan sistem PLC setelah diberikan panduan
tentang fungsi dari sistem yang akan dirancang.
Beberapa pertanyaan untuk menguji dan memperdalam pengertian siswa tentang topik
ini diberikan untuk tanya jawab.
HO 2- 6
OHT 1
Tugas 1

1.2 Metoda Program Pengendalian


Siswa diharapkan dapat memahami sitem
pengendalian secara umum dan secara khusus
yang dilaksanakan dengan menggunakan PLC

Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang sistem metoda program pengendalian secara


umum untuk memberikan/mengingatkan siswa tentang konsep sistem pengendalian.
Kemudian siswa diberikan tugas untuk membuat beberapa konsep sistem pengendalian
dengan PLC dan menjelaskan cara kerja sistem tersebut.
Beberapa pertanyaan untuk menguji dan memperdalam pengertian siswa tentang topik
ini diberikan untuk tanya jawab.
HO 2- 6
OHT 2
Tugas 2,3

1.3 Metoda Pemrosesan I/O


Siswa diharapkan dapat memahami metoda
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang sistem metoda pemrosesan I/O pada PLC jenis
tertentu dan membandingkan dengan sistem I/O secara umum.
Page 14

Bab 4

Strategi Penyajian

Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

Keterampilan, pengetahuan dan sikap


seperti apakah yang saya inginkan untuk
dimiliki siswa.?

Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada


siswa?

pemrosesan titik-titik I/O secara umum dan secara


khusus yang dilaksanakan pada PLC jenis
tertentu

Kemudian siswa diberikan tugas untuk mempelajari spesifikasi I/O dari PLC tersebut
berdasarkan hardware manual PLC kemudian mempelajari dan mengamati titik-titik I/O
tersebut pada PLC sesungguhnya serta melihat jenis koneksi yang harus digunakan.
Beberapa pertanyaan untuk menguji dan memperdalam pengertian siswa tentang topik
ini diberikan untuk tanya jawab.
HO 4 9
OHT 3-6
Tugas 4, 5, 6, 7

1.4 Konsep pemrograman, bahasa


pemrograman dan editor
Siswa diharapkan dapat memahami konsep
pemrograman pada PLC jenis tertentu.
Siswa diharapkan dapat memahami penggunaan
editor pemrograman pada PLC jenis tertentu.
Siswa diharapkan dapat memahami penggunaan
jenis-jenis instruksi STL,LAD,FBD serta IEC 11313 pada PLC jenis tertentu.

Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang konsep pemrograman pada PLC jenis tertentu,
menjelaskan editor yang digunakan untuk PLC tersebut, menjelaskan instruksi standar
yang dipakai (IEC 1131-3)
Kemudian siswa diberikan tugas untuk mempelajari perbedaan setiap jenis instruksi STL,
LAD, FBD serta IEC 1131-3 dan menulis suatu instruksi dalam keempat jenis instruksi
tersebut.
Beberapa pertanyaan untuk menguji dan memperdalam pengertian siswa tentang topik
ini diberikan untuk tanya jawab.
HO 4 9
OHT 7-9
Tugas 8

1.5 Siklus telusuran (Scan cycle) dan Waktu


Eksekusi
Siswa diharapkan dapat memahami bagaimana
menentukan lamanya suatu siklus telusuran CPU
dalam menjalankan suatu program.

Instruktor / pelatih menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan Siklus telusuran
(scan cycle) dan apa saja yang dijalankan CPU selama proses scan cycle tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya scan cycle tersebut dijelaskan.
Kemudian siswa diberikan tugas untuk mencari lamanya waktu eksekusi untuk beberapa
instruksi, serta menentukan lamanya scan cycle untuk suatu program yang diberikan
Beberapa pertanyaan untuk menguji dan memperdalam pengertian siswa tentang topik

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 15

Bab 4

Strategi Penyajian

Keterampilan, pengetahuan dan sikap


seperti apakah yang saya inginkan untuk
dimiliki siswa.?

Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada


siswa?
ini diberikan untuk tanya jawab.
HO 4 9
OHT 10
Tugas 9

1.6 Memori, tipe data dan model


pengalamatan.
Siswa diharapkan dapat memahami jenis-jenis
memori dan fungsinya pada PLC jenis tertentu.
Siswa diharapkan dapat memahami cara
mengakses memori-memori tersebu..

Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan Memori, tipe data dan
model pengalamatan yang ada pada CPU jenis tertentu. Jenis-jenis moemori dan fungsifungsinya dijelaskan. Tipe-tipe data pada operand instruksi dijelaskan. Sistem
pengecekan tipe data yang dapat dilakukan CPU jenis tertentu dijelaskan. Model
pengalamatan langsung dan tidak langsung dijelaskan.
Kemudian siswa diberikan tugas untuk mempelajari spesifikasi hardware dari CPU
tertentu yang berhubungan dengan alamat dan jenis-jenis memori yang tersedia pada
CPU tersebut. Siswa diajak untuk membuat contoh program yang dapat mengakses
memori-memori tersebut sesuai dengan fungsinya. Membuat contoh program untuk
mengakses memori dengan metoda langsung dan tak langsung.
Beberapa pertanyaan untuk menguji dan memperdalam pengertian siswa tentang topik
ini diberikan untuk tanya jawab.
HO 4 9
OHT 7,8,9,13,14
Tugas 10

1.7 Perangkat keras untuk komunikasi dan


jaringan
Siswa diharapkan dapat memahami penggunaan
perangkat keras untuk membentuk sistem
komunikasi jaringan pada PLC jenis tertentu.

Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang jenis-jenis komunikasi dan jaringan yang dapat
dilakukan oleh PLC jenis tertentu. Komponen-komponen yang diperlukan dalam
membentuk sistem komunikasi dan jaringan tersebut disebutkan dan dijelaskan.
Kemudian siswa diberikan tugas untuk mempelajari spesifikasi hardware dari komponenkomponen yang dibutuhkan untuk membuat suatu sistem komunikasi dan jaringan.
Sistem komunikasi sederhana antar personal komputer dan CPU dicoba.
Beberapa pertanyaan untuk menguji dan memperdalam pengertian siswa tentang topik

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 16

Bab 4

Strategi Penyajian

Keterampilan, pengetahuan dan sikap


seperti apakah yang saya inginkan untuk
dimiliki siswa.?

Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada


siswa?
ini diberikan untuk tanya jawab.
HO 4 9
OHT 12-13
Tugas 11

2.1 Perangakat lunak yang berisi program


untuk pengoperasian PLC tersebut
diinstalasi pada komputer dan dicoba
untuk menjalankan beberapa program
sederhana sebagai pengenalan
penggunaan perangkat lunak tersebut.
Siswa diharapkan dapat menggunakan editor
pemrograman dalam PLC jenis tertentu.

Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang instalasi perangkat lunak Step 7 micro/ WIN 32
programming software dan menerangkan pembuatan beberapa proggram sederhana
sebagai langkah pengenalan terhadap perangkat lunak tersebut.
Instruktor/ pelatih menerangkan tentang jenis-jenis instruksi pemrograman pada PLC
model tertentu secara lebih mendetail disertai dengan contoh-contoh penggunaanya.
Instruksi tersebut dibandingkan dengan instruksi pada PLC secara umum.
Kemudian siswa diberikan tugas untuk merubah penulisan program sederhana dalam
bentuk instruksi STL, LAD, FBD jika diberikan suatu instruksi standar.
Siswa diberikan tugas untuk membuat beberapa program sederhana dan menjalankan
program tersebut pada PLC.
Beberapa pertanyaan untuk menguji dan memperdalam pengertian siswa tentang topik
ini diberikan untuk tanya jawab.
HO 15-17
OHT 16-17
Tugas 12,13

3.1 Beberapa contoh pemrograman untuk

aplikasi praktis dijalankan untuk


memastikan siswa mengerti tentang
penggunaan perangkat keras dan metoda
pemrograman untuk menjalankan
perangkat keras tersebut..
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang pembuatan pemrograman untuk aplikasi praktis


yang mencakup instruksi Timer, instruksi Counter, Instruksi pengendalian program,
Instruksi data processing, dan instruksi matematis.
Siswa diberikan tugas untuk menulis program beberapa aplikasi PLC setelah diberikan
Flowchartnya.
Beberapa pertanyaan untuk menguji dan memperdalam pengertian siswa tentang topik
Page 17

Bab 4

Strategi Penyajian

Keterampilan, pengetahuan dan sikap


seperti apakah yang saya inginkan untuk
dimiliki siswa.?
Siswa diharapkan dapat membuat suatu program
aplikasi dan menjalankannya dengan
menggunakan PLC jenis tertentu

Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada


siswa?
ini diberikan untuk tanya jawab.
HO 18 - 28
OHT18-20
Tugas 14,15

4.1 Menganalisa program aplikasi dan

mencari kerusakan pada sistem aplikasi.


Siswa diharapkan dapat menganalisa suatu
program aplikasi dan mengerti jalanya program
tersbut, sehingga apabila terjadi
kesalahan/kerusakan pada sistem aplikasi, siswa
tersebut dapat menganalisa cara kerja sistem dan
menemukan sumber masalah atau kerusakan
yang terjadi.

Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang prosedur pencarian kerusakan dan metoda


analisa dari sistem aplikasi.
Siswa diberi tugas untuk membuat flowchart dari program aplikasi yang sudah jadi serta
menuliskan cara kerja dari sistem tersebut. Instruktur kemudian memasukan suatu
kerusakan pada sistem tersebut dan siswa diharap untuk menemukan dan memperbaiki
kerusakan tersebut sehingga sistem bisa bekerja kembali.
Beberapa pertanyaan untuk menguji dan memperdalam pengertian siswa tentang topik
ini diberikan untuk tanya jawab.
HO 38 - 46
Tugas 16

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 18

Bab 4

Strategi Penyajian

Materi Pendukung untuk Pelatih

Materi Pendukung untuk Pelatih

Materi pendukung bagi guru dibagi dalam tiga hal, yaitu:


1.

Lembar Informasi (Handout) : Merupakan pegangan peserta pelatihan yang


berisi materi/teori penunjang dan informasi yang sesuai dengan kriteria unjuk
kerja yang melingkupinya.

2.

Tugas : Merupakan latihan keterampilan praktik yang harus dicapai


berkenaan dengan kemampuan yang sesuai dengan rincian kompetensi pada
deskripsi unit.

3.

Transparansi (Overhead Transparancy /OHT) : Isinya melingkupi setiap


kriteria unjuk kerja yang dilengkapi dengan pokok-pokok sajian dan/ atau
gambar-gambar yang diperlukan untuk penyampaian materi.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 19

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO 1

Lembar Informasi

Memperbaiki Kerusakan pada


Sistem PLC Model Tertentu

Kode Unit : BSDC-0161

Nama Peserta

No. Identitas

: ..

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 20

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO 2
1. Perangkat keras pada PLC
1.1 Panduan dasar pembuatan suatu sistem PLC dan aplikasinya.
Ada banyak metoda dalam merancang suatu sistem PLC. Dibawah ini diberikan beberapa
panduan yang dapat digunakan dalam merancang berbagai sistem. Tentu saja anda harus
mengikuti prosedur yang ada pada perusahaan saudara dan juga Prosedur Kerja Standar
yang ada pada perusahaan saudara.
Langkah dibawah ini hanya merupakan salah satu contoh praktis
1.

Bagilah proses-proses yang terlibat dalam sistem yang anda rancang


Bagilah proses anda menjadi bagian-bagian yang mempunyai tingkat ketergantungan
yang berbeda-beda. Pembagian ini menjadi batasan diantra kontroler dan pengaruh dari
fungsi-fungsi lainya sesuai dengan spesifikasi dan sumber yang ada.

2.

Buatlah spesifikasi dari fungsi-fungsi setiap bagian pada sistem.


Tulislah gambaran dari operasi tiap bagian pada keseluruhan proses yang mencakup

3.

Input/Output

Gambaran fungsi dari tiap operasi

Status yang diijinkan (menunjukan apa yang harus dicapai sebelum ada tindakan
lebih lanjut) untuk aktuator, solenoid, motor dsb.

Gambaran dari antarmuka (interface) operator

Antarmuka dengan bagian proses lainnya

Rancanglah fasilitas keselamatan/proteksi pada sistem yang anda rancang


Identifikasi peralatan-peralatan yang memerlukan proteksi secara Hardwire untuk
keselamatan baik peralatan maupun operator. Komponen-komponen dapat gagal
melakukan fungsinya dan menyebabkan kondisi yang berbahaya. Kondisi berbahaya ini
dapat menyebabkan kecelakaan pada orang atau barang dilokasi, hal yang penting
disini adalah membuat suatu sistem safety dengan menggunakan komponen elektro
mekanikal pengganti/safety yang akan bekerja diluar dari sistem CPU untuk mencegah
kondisi yang tidak diinginkan.
Hal berikut ini harus diperhatikan dalam merancang sistem keselamatan :

Identifikasi operasi yang tidak benar dan berbahaya dari aktuator.

Identifikasi kondisi yang dapat memastkan bahwa operasi tersebut tidak lagi
berbahaya, dan tentukan bagaimana untuk mendeteksi kondisi tersebut tanpa
melalui CPU.

Identifikasi bagaimana CPU dan I/O mempengaruhi proses pada waktu terdapat
power, tidak terdapat power, dan kesalahan yang dapat dideteksi. Informasi ini hanya
digunkan untuk merancang operasi normal dan tidak normal dan tidak bisa
diandalkan untuk tujuan safety.

Rancanglah komponen manual atau elektro mekanikal yang dapat mengambil alih
kontrol dari blok yang berbahaya dari CPU.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 21

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO 3

4.

Buatlah informasi status dari rangkaian independen tersebut agar diketahui oleh CPU
sehingga program dan antarmuka operator dapat mengetahui informasi yang
diperlukan.

Identifikasi kebutuhan safety yang lain untuk keselamatan dari keseluruhan proses.

Tentukanlah lokasi-lokasi dari operator

Berdasarkan keperluan dari fungsi yang dibutuhkan, gambarlah lokasi operator temasuk hal
berikut ini :

5.

Gambaran dasar yang menunjukan lokasi dari tiap operator dalam hubungannya
dengan proses mesin.

Lay out mekanikal dari komponen-komponen( display, sakelar, lampu dsb) untuk
lokasi operator

Gambar elektrikal dari hubungan I/O dan CPU atau Modul tambahan.

Buatlah gambar dari konfigurasi PLC


Berdasarkan kebutuhan spesifikasi fungsional, gambarlah konfigurasi dari komponen
pengendali yang termasuk hal dibawah ini:

6.

Gambar yang menunjukan lokasi tiap CPU dalam hubungannya dengan proses
mesin

Lay out mekanikal dari CPU dan modul I/O tambahan (ternasuk lemari, box,dan
peralatan lainnya)

Gambar elektrikal untuk CPU dan modul I/O tambahan (termasuk model dari
komponen, alamat komunikasi, dan alamat I/O.

Buatlah daftar dari simbol-simbol dari sinyal yang digunakan sebagai referensi.

Jika anda menggunakan simbol-simbol untuk menunjukan alamat-alamat, maka buatlah


simbol untuk alamat absolut. Sertakanlah sinyal I/O dan elemen-elemen lain yang
digunakan dalam program anda.
Gambar berikut menunjukan contoh dari diagram yang menggambarkan hubungan program
aplikasi dengan input dan output

Gambar 1.1 : Hubungan program aplikasi dengan input dan output

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 22

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO 4
1.2 Metoda Program Pengendalian
1.2.1 Sistem Pengendalian secara umum
Suatu proses pengendalian membutuhkan adanya input dan output. Dalam hal ini fungsi
Input adalah suatu besaran yang akan menjadi dasar/masukan bagi suatu proses lebih
lanjut yang akan menganalisa input tersebut dan membandingkannya dengan suatu kriteria
yang sudah dibuat sesuai dengan spesifikasi dari proses terebut. Kemudian setelah input
tersebut diproses maka akan ada suatu hasil akhir yang akan dikeluarkan. Hasil akhir ini
disebut Output.
Dalam suatu proses pengendalian dikenal dua macam sistem dasar yang disebut
Pengendalian Ikal Terbuka (Open Loop Control) dan Pengendalian Ikal Tertutup (Closed
Loop Control). Pada Pengendalian Ikal Terbuka (Open Loop Control )ini hasil akhir yang
dikeluarkan hanya bergantung kepada masukannya dan hasil akhir itu sendiri tidak
mempunyai pengaruh apapun terhadap proses ini. Contohnya : seorang guru menyuruh
murid mengerjakan sesuatu (input) kemudian meninggalakan ruangan (output).
Sistem Ikal Terbuka ini dapat digambarkan dalam blok diagram sebagai berikut :

R(s)

Gco(s)

Gp(s)

Y = Gco Gp R

Y(s)

Y/R = Geo Gp

Suatu proses otomatis akan merupakan jenis pengendalian ikal tertutup, karena proses
yang dijalan kan akan bergantung kepada hasil akhirnya juga. Contoh : dalam kelas yang
sama guru menyuruh murid mengerjakan sesuatu, kemudian mengawasi hasil pekerjaan
mereka untuk memastikan perkerjaan tersebut diselesaikan dengan baik. Jika murid
tersebut berhenti mengerjakan dan bertindak yang tidak seharusnya, maka guru akan
mengambil aksi. Dalam hal ini guru mengadakan pengamatan, mendapatkan umpan balik
(feedback) dan mengambil aksi yang sesuai jika target tidak tercapai. Jadi dalam sistem
pengendalian ikal tertutup akan melibatkan umpan balik untuk memastikan kondisi yang
diinginkan tercapai.
Sistem Ikal tertutup ini dapat digambarkan dalam blok diagram sebagai berikut :
R(s)

E
+

Gcc(s)

Gp(s)

_
HY

Y = E Gcc Gp

Feedback

E = R HY

H(s)

Y/R = (Gcc Gp)/( 1 + Gcc Gp H)

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 23

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO 5
Suatu proses otomatis akan merupakan jenis pengendalian ikal tertutup, karena proses
yang dijalankan akan bergantung kepada hasil akhirnya juga. Contoh : dalam kelas yang
sama guru menyuruh murid mengerjakan sesuatu, kemudian mengawasi hasil pekerjaan
mereka untuk memastikan perkerjaan tersebut diselesaikan dengan baik. Jika murid
tersebut berhenti mengerjakan dan bertindak yang tidak seharusnya, maka guru akan
mengambil aksi. Dalam hal ini guru mengadakan pengamatan, mendapatkan umpan balik
(feedback) dan mengambil aksi yang sesuai jika target tidak tercapai. Jadi dalam sistem
pengendalian ikal tertutup akan melibatkan umpan balik untuk memastikan kondisi yang
diinginkan tercapai.
Y = E Gcc Gp

E = R HY

Y/R = (Gcc Gp)/( 1 + Gcc Gp H)

Contoh contoh lain dari sistem pengendalian ikal terbuka:


- Sebuah microwawe yang diset untuk menjalankan proses defrost selama 2 menit.
Piringan akan berputar selama 2 menit tanpa memperdulikan apakah makanan
sudah terdefrost secara keseluruhan atau belum.
- Sebuah robot mainan yang diprogram untuk berjalan lurus. Robot akan berjalan lurus
tanpa memperdulikan apakan ada halangan didepannya atau tidak.
- Sistem penyiraman taman yang diset untuk memancarkan air pada waktu tertentu.
Sistem ini akan memancarkan air pada waktu yang sudah ditetapkan tanpa
memperdulikan apakah hari sedang hujan atau tidak.
Contoh contoh lain dari sistem pengendalian ikal tertutup:
Ingatlah bahwa sistem ini selalu melibatkan umpan balik. Umpan balik berarti sensor akan
mengambil data secara konstan dan mengirimkan data tersebut keprosesor untuk
mengambil keputusan akan proses selanjutnya.
Setiap sistem yang berusaha untuk menjaga suhu pada temperatur yang tetap akan
melibatkan umpan balik. Contohnya
- Sistem pemanas sentral
- Oven
- Tanki pemeliharan ikan tropis
Semua sistem diatas mempunyai sensor untuk mengukur temperature dan memberikan
hasil pengukuran pada prosesor. Pengambilan keputusan diambil secara teratur untuk
menambahkan panas atau tidak.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 24

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO 6
1.2.2 Sistem Pengendalian dengan PLC
Untuk membuat sistem pengendalian dengan PLC membutuhkan beberapa langkah
sistematis yang dapat disimpulkan sebagai berikut :
(a)

Menentukan urutan proses-proses yang terjadi dalam sistem pengendalian tersebut dengan
menyebutkan bagian input (sensor, sakelar dsb) yang memonitor kondisi keluaran dari proses
yang dikendalikan, proses (pada CPU PLC) kriteria/tujuan yang akan diterapkan pada porses
yang dikendalikan, dan output (relay, solenoid, motor dsb) yang akan menendalikan
pergerakan atau aktivitas dari proses yang dikendalikan. Blok diagram atau diagram alir
dapat digunakan sebagai alat bantu.

(b)

Menentukan jenis dan spesifikasi dari komponen input dan output. Penentuan komponen
input dan output ini berhubungan dengan spesifikasi dari input dan output terminal pada PLC
sehingga dapat ditentukan jenis PLC yang diperlukan untuk aplikasi tersebut. Pada tahap ini
penomoran input dan output harus ditentukan sebagai referensi/acuan dalam pembuatan
program pada PLC.

(c)

Penulisan program untuk mewujudkan sistem pengendalian seperti yang disebutkan pada
bagian (a). Untuk instruksi SIMATIC dari Siemens Penulisan program ini dapat dilaksanakan
dalam Statement List Editor (STL), Ladder logic (LAD), atau function Block Diagram (FBD).

(d)

Memasukan program dalam memory. Dalam langkah ini program yang telah kita tulis
dimasukan kedalam memory PLC dengan menggunakan bantuan komputer atau hand held
programmer yang tersedia. Untuk beberapa jenis PLC tertentu, anda harus melakukan
deklarasi nomor-nomor input dan output yang tersedia pada PLC tersebut sebelum
digunakan. Setelah program dimasukan kedalam memori kemudian dilakukan pengecekan
untuk memastikan program yang dibuat tidak mengandung kesalahan kode. Pengecekan ini
bisa dilakukan melalui fungsi diagnosa atau dengan proses simulasi.

Menjalankan sistem. Sebelum sistem dijalankan, lakukan pengecekan terhadap semua


pengabelan dari komponen-komponen input dan output sesuai dengan konfigurasi dari I/O
yang telah ditentukan sebelumnya pada bagian (b).
Sebagai contoh dibawah ini adalah rancangan sistem pengendalian stepper motor dengan
PLC.

Gambar 1.2 : Sistem pengendalian Stepper motor dengan PLC

HO-7
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 25

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

Struktur Program dari proses pengendalian yang dirancang.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 26

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-8
1.3 Metoda pemrosesan I/O
PLC berhubungan dengan bagian /komponen lain melalui terminal I/O. Input akan
memonitor sinyal dari komponen-komponen seperti sensor dan sakelar (switch). Output
akan mengendalikan operasi dari pompa, motor, relay dll. Spesifikasi dari I/O ini sangat
penting dan bervariasi bergantung kepada jenis PLC yang digunakan. Pemahaman tentang
karakteristik dan spesifikasi I/O ini sangat penting didalam merancang dan menganalisa
suatu sistem rangkaian PLC.
Spesifikasi I/O ini dapat dibaca detailnya pada manual dari PLC itu sendiri. Biasanya manual
PLC akan memberikan contoh dari pemakaian I/O tersebut berserta cara pemakaian/ hal-hal
penting yang harus diingat dalam menggunakan I/O tersebut.
Dalam unit ini akan dibahas beberapa hal penting yang perlu diketahui tentang I/O dari PLC
secara umum, PLC Siemens S7-200 CPU dan PLC Omron C200HX pada khususnya.

1.3.1 Local I/O dan Expansion I/O


Input dan Output adalah titik-titik dimana sinyal-sinyal yang diperlukan untuk proses
pengendalian didapatkan. Pada sistem PLC umum jumlah I/O dapat ditambah dengan
menambahkan suatu modul I/O tambahan (expansion I/O module).

S7-200 CPU mempunyai jumlah digital I/O yang dapat dilihat pada bagian spesifikasi
pada appendix A pada manual S7-200 Programmable Controller.

S7-200 CPU 222, CPU 224 dan CPU 226 dapat menerima tambahan module digital dan
analog I/O. Lihat spesifikasi pada appendix A.

Alamat dari modul I/O lokal dan tambahan


I/O lokal yang diberikan oleh CPU mempunyai alamat (address) yang tetap. Anda dapat
menambah jumlah I/O dengan menghubungkan module tambahan kearah kanan dari CPU
sehingga membentuk rantai I/O. Alamat dari I/O tambahan tersebut ditentukan oleh
tipe/jenis I/O dan posisi dari modul dalam rantai tadi dengan urutan sesuai dengan input
atau jenis modul sebelumnya yang sama. Sebagai contoh sebuah modul output tidak
mempengaruhi alamat dari modul input, dan sebaliknya. Demikian juga alamat modul
analog tidak akan mempengaruhi alamat modul digital dan sebaliknya.
Module tambahan digital selalu menyediakan prosses image register yang merupakan
increment dari 8 bit (1 byte). Jika sebuah module tidak mempunyai cukup I/O untuk setiap
Byte yang disediakan tersebut, maka bit yang tidak terpakai didak dapat dialokasikan untuk
modul I/O berikutnya didalam rantai tadi. Untuk modul input, bit yang tidak terpakai di set ke
nol pada tiap siklus perubahan input.
Modul analog selalu dialokasikan dalam increment dari dua titik (2 bit). Jika sebuah module
tidak mempunyai I/O untuk titik tersebut, titik I/O tersebut akan hilang dan tidak dapat
digunakan untuk module selanjutnya.
Lihat Gambar dibawah sebagai contoh dari pemakaian konfigurasi perangkat keras yang
berbeda mengakibatkan penomoran alamat yang berbeda.

HO-9
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 27

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

Gambar 1.3: Penomoran I/O untuk CPU 221 dan CPU 224 dengan modul tambahan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 28

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-10
1.3.2 Menggunakan Input Filter untuk menghilangkan derau (noise)
Pada input digital sering terjadi gangguan sinyal digital yang masuk yang disebabkan karena
adanya noise (sinyal tidak ideal karena terdapat noise frekwensi tinggi, tegangan transient,
loncatan tegangan (voltages spike)dsb. Untuk mengatasi hal tersebut CPU S7-200
mempunyai kemampuan untuk memfilter masukan pada terminal input sesuai dengan
beberapa pilihan yang tersedia. Lihat gambar berikut

Gambar : Mengatur konfigurasi Input Filters untuk menghilangkan derau (noise)

1.3.3 Menggunakan Pendeteksi pulsa (Pulse Catch) (pada Siemens


S7-200)
Pada suatu saat diperlukan input yang dapat mendeteksi pulsa digital yang mempunyai
durasi sangat pendek atau lebih kecil dari waktu telusuran (scan cycle) dari CPU. Untuk itu
diperlukan suatu fungsi khusus yang dapat mendeteksi transisi naik (positive going) atau
transisi turun (negative going) dan mempertahankan nilai akhirnya sampai input yang
bersangkutan dibaca oleh CPU. Fungsi ini disebut pulse catch dan dapat diaktifkan secara
individual untuk tiap digital input.
Perbandingan proses pengambilan input dengan dan tanpa fungsi pendeteksi pulsa ini
dapat dilihat pada gambar berikut.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 29

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-11
Gambar 1.4 : Kondisi kerja dengan dan tanpa pendeteksi pulsa (pulse catch).

Sebagai catatan anda harus memperhatikan fungsi filter pada input yang sama. Pengaturan
input filter ini tidak boleh menghilangkan pulsa yang akan dideteksi atau dengan kata lain
pengaturan waktu input filter harus lebih kecil dari lebar pulsa minimum yang akan dideteksi.
Dalam blok diagram dibawah terlihat bahwa input filter akan memproses sinyal digital
sebelum pendeteksi pulsa.
Contoh praktis dari pemakaian pendeteksi pulsa ini dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 1.5 : Contoh pemakaian pendeteksi pulsa.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 30

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-12
Gambar 1.6 : Menu konfigurasi dari pendeteksi pulsa

Untuk mengaktifkan fungsi pendeteksi pulsa ini dapat dilakukan pada menu command View
> System Block dan klik pada menu Pulse Catch Bits. Lihat gambar berikut.

1.3.4 Menggunakan tabel output untuk mengatur konfigurasi status


dari output.
Siemens S7-200 mempunyai kemampuan untuk mengatur status dari digital output setelah
transisi CPU dari Run ke Stop. Status dari digital output akan tetap setelah CPU berhenti
sesuai dengan konfigurasi yang ditentukan pada output table. Status output ini dapat dipilih
untuk mengikuti status sebelumnya atau mengikuti tabel output (lihat gambar berikut).

Gambar 1.7 : Menu konfigurasi status output

HO-13
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 31

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

1.3.5 Menggunakan filter sinyal analog input


Siemens S7-200 CPU 222, CPU 224 dan CPU 226 mempunyai kemampuan
untuk memfilter sinyal analog pada analog input. Nilai setelah proses
penapisan (filtering) akan merupakan nilai rata-rata dari sejumlah cuplikan
(sampling) pada sinyal analog tersebut. Jumlah cuplikan ini dapat diatur dari
16 4080 cuplikan. Nilai cuplikan atau sampling ini disebut Deadband.
Deadband ini sering juga disebut perubahan dari nilai rata-rata yang terjadi
setelah cuplikan nilai analog yang terakhir diambil. Deadband ini akan
berpengaruh terhadap tanggapan (response) dari sinyal analog tersebut.
Semakin besar deadband maka tanggapan sinyal akan semakin lambat.
Untuk mengaktifkan konfigurasi analog filter ini, perhatikan gambar berikut.

Gambar 1.8 : Menu konfigurasi dari analog input filter

1.3.6 Menggunakan High Speed I/O


Pencacah Kecepatan Tinggi (High Speed Counter)
Siemens S7-200 CPU mempunyai pencacah berkecepatan tinggi yang dapat mencacah
kejadian (events) yang terjadi pada input sampai dengan frekwensi 20kHz tanpa
mengurangi unjuk kerja CPU.
CPU S7-200 mempunyai lima pencacah kecepatan tinggi yang dinamai HSC0, HSC1,
HSC2, HSC3, HSC4, dan HSC5. Kelima pencacah tersebut mempunyai karakteristik yang
berbeda dan masing-masing terhubung pada Input yang sudah ditentukan.
Input yang sama tidak dapat digunakan untuk dua macam pencacah yang berbeda, tetapi
jika ada input yang tidak dipakai oleh pencacah kecapatan tinggi ini, input tersebut bisa
digunakan untuk tujuan yang lain.
Karakteristik dari pencacah kecepatan tinggi ini diberikan pada tabel berikut. Untuk
penjelasan yang lebih mendetail dapat dilihat pada manual CPU PLC itu sendiri.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 32

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-14

Tabel 1.1 karakteristik dari pencacah kecepatan tinggi HSC0, HSC3, HSC4, dan HSC5

Tabel 1.2 karakteristik dari pencacah kecepatan tinggi HSC1 dan HSC2

Setiap pencacah mempunyai input yang dialokasikan untuk clok, direction control, reset
dan start
Pulsa Output Kecepatan Tinggi (High Speed Pulse Output)
CPU S7-200 mempunyai fasilitas untuk mengeluarkan pulsa kecepatan tinggi pada output
Q0.0 dan Q0.1 yang dapat menghasilkan keluaran PWM atau Deretan pulsa PTO (Pulse
Train Output). PTO akan mengeluarkan pulsa sejumlah yang diinginkan dengan duty cycle
50% dan perioda dari 2ms 65535ms. PWM akan mengeluarkan pulsa dengan dutycycle
yang dapat diatur dari 0% sampai 100%. Untuk spesifikasi lebih detail lihat manual dari
CPU.

HO-15
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 33

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

1.3.7 Menggunakan Pengaturan Analog (Analog Adjustment)


Fasilitas pengaturan analog ini berupa dua buah potensiometer yang dapat diatur harganya
sesuai dengan kebutuhan. Perubahan resistansi potensiometer ini akan merubah isi dari
Special Memori (SMB28 dan SMB29). Isi dari SMB28 dan SMB29 hanya dapat dirubah
melalui analog adjustment 1 dan analog adjustment 2. Nilai dari perubahan ini berkisar dari
0 255 dengan repeatability = 2 . Pengaturan analog ini sangat berguna untuk mengganti
nilai timer,counter atau memasukan nilai setting yang baru.
Gambar dibawah menunjukan contoh dari penggunaan analog adjustment ini.

Gambar 1.9 : Contoh penggunaan analog adjustment.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 34

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-16
1.4 Konsep Pemrograman, Bahasa Pemrograman dan Editor
1.4.1 Instruksi Simatic dan IEC 1131-3 pada CPU S7-200
S7-200 CPU mempunyai kemampuan untuk menjalankan program dalam dua format
instruksi yaitu instruksi Simatec dan instruksi IEC 1131-3.
Instruksi Simatec dibuat secara khusus untuk dijalankan pada CPU PLC jenis Siemens S7200. Instruksi Simatec ini tidak dapat dijalankan pada CPU dari jenis lain misalnya C200HX
dari Omron
Instruksi IEC merupakan instruksi yang dikembangkan oleh International Electrotechnical
Commission dan instruksi ini mempunyai format standar yang dikenal oleh beragam jenis
PLC.
Kedua instruksi tersebut masing masing mempunyai keunggulan. Pilihan yang dibuat mutlak
tergantung kepada pembuat program. Meskipun demikian, dibawah ini disebutkan hal-hal
yang patut dijadikan pertimbangan untuk memilih jenis instruksi diatas.
Simatic

Instruksi Simatic biasanya mempunyai waktu eksekusi yang tersingkat

Ada tiga jenis editor yang bisa digunakan dalam instruksi Simatec yaitu (LAD, STL,dan
FBD)

IEC 1131-3

Biasanya lebih mudah belajar membuat program untuk berbagai jenis PLC.

Instruksi yang dipakai lebih sedikit sehingga lebih mudah mempelajarinya.

Beberapa instruksi bekerja berlainan dengan instruksi yang sama pada Simatec.

Instruksinya kemungkinan mempunyai waktu eksekusi yang lebih lama.

Instruksi ini hanya bisa digunakan dengan editor LAD dan FBD

IEC 1131-3 memberikan spesifikasi bahwa variabel-variabel harus dideklarasikan


dengan jenis dan sistem pengecekan dari tipe datanya.

1.4.2 Tipe Data Variabel pada Simatic dan IEC 1131-3


Setiap instruksi Simatic dan IEC 1131-3 atau parameter subrutin diidentifikasi oleh definisi
yang baku yang disebut signature. Untuk semua instruksi standar, jenis data yang
diijinkan untuk setiap operand instruksi diambil dari signature. Untuk parameter subrutin,
subrutin signature-nya dibuat oleh pemakai melalui tabel variabel lokal. Lihat contoh tipe
data elementary dan complex pada tabel : berikut ini.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 35

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-17

Tabel 1.3 : Tipe data elementary

Tabel 1.4 : Tipe data complex


Step 7-Micro/Win32 yang merupakan editor bagi CPU S7-200 melakukan pengecekan data
yang disebut simple data checking dan no data cheking untuk instruksi simatic, dan
menerapkan strong data cheking untuk instruksi IEC 1131-3
Keunggulan dari data type checking adalah ia akan mengihindarkan terjadinya kesalahan
tipe data pada waktu pembuatan program. Sebagai contoh hubungan matematis
perbandingan < 1 adalah suatu instruksi bertanda (signed). 1 adalah lebih kecil dari 0
untuk tipe data bertanda. Tetapi jika instruksi <1 digunakan dalam tipe data tak-bertanda
(unsigned) maka 40000 bisa menjadi lebih kecil dari 0 untuk sebuah instruksi a < 1. Kita

HO-18

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 36

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

harus memastikan penggunaan nomor unsigned untuk instruksi signed tidak melebihi
batasan positif
tif adau negatif. Kesalahan penggunaan tipe data ini bisa berakitbat terjadinya hasil
yang tdak diharapkan pada sistem kerja PLC atau mengakibatkan terjadinya
kecelakaan kerja. Sistem kerja dari PLC yang tidak dapat diperkirkarakan dapat
menimbulkan kematian atau luka yang serius pada operator, dan/atau kerusakan
peralatan yang berat.
Kesimpulannya, dalam mode editor untuk instruksi IEC 1131-3, strong data checking
menolong anda untuk mengidentifikasi kesalahan-kesalahan tersebut selama proses
kompilasi, yaitu dengan menghasilkan kode-kode kesalahan untuk tipe-tipe data yang tidak
diijinkan untuk instruksi tersebut. Kemampuan untuk melakukan pendeteksian atau
pemeriksaan kesalahan jenis ini tidak terdapat pada editor untuk instruksi SIMATIC.
Karena mode pemrograman IEC 1131-3 adalah strongly data type dan SIMATIC adalah
bukan strongly data type, maka tidak diijinkan untuk melakukan pemindahan pogram antar
kedua bahasa ini.

1.4.3 Instruksi Overloaded


Instruksi-instruksi overloaded dapat digunakan untuk berberapa tipe data. strong data
type masih berlaku disini karena semua operand harus sesuai sebelum semua instruksi
dapat dikompilasi dengan sempurna. Tabel dibawah ini menunjukan contoh dari instuksi IEC
overloaded ADD

Tabel 1.5 : Contoh dari instruksi overloaded ADD

Semua operand harus mempunyai tipe data yang sama. Misalnya :


ADD IN1 = INT, IN2 = WORD, IN3 = INT
Pada mode pemeriksaan strong data type proses kompilasi akan menghasilkan kode
kesalahan karena penggunaan tipe data yang tidak sama pada IN1 (integer 16 bit) dan IN2
(word 16 bit). Proses kompilasi akan menghasilkan : ADD_I (Add Integer).
Pada mode pemeriksaan simple data type proses kompilasi tidak menghasilkan
kesalahan, sehingga instruksi ADD 40000,1 akan menghasilkan angka negatif bukannya
40001.

1.4.4 Penggunaan pengalamatan langsung (Direct Addressing)


pada instruksi overloaded IEC
Pemrograman pada mode IEC 1131-3 mengijinkan anda untuk menggunakan lokasi memori
secara langsung sebagai bagian dari instruksi tersebut. Kedua variabel memori dan lokasi
memori dapat digunakan dalam parameter ini. Tipe data dari parameter-parameter ini
didapat dari pemeriksaan prameter lain yang tertulis pada instruksi tersebut. Jika sebuah
parameter instruksi dikonfigurasikan untuk menggunakan variabel data jenis tertentu, maka

HO-19
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 37

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

parameter-parameter yang lain secara otomatis mengikuti. Berikut ini contoh dari
penggunaan model pengalamatan langsung pada instruksi overloaded.
Tabel 1.6 : Contoh tipe data untuk pengalamatan langsung

Tabel 1.7 : Contoh penggunaan instruksi IEC overloaded

HO-20
1.4.5 Penggunaan instruksi konversi tipe data
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 38

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

Instruksi konversi tipe data ini digunakan untuk merubah suatu tipe data tertentu kedalam
bentuk tipa data yang lain. Lihat tabel berikut untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas
tentang instruksi ini

Tabel 1.8 : Instruksi-instruksi konversi

Pada mode editor untuk IEC 1131-3, anda dapat menggunakan instruksi overloaded MOVE
untuk mengkonversikan diantara tipe INT dan WORD, dan DINT dan DWORD. Instruksi ini
dapat mengkonversi tipe-tipe data yang besarnya sama (INT dan WORD sama-sama 16
bit). Tabel berikut menunjukan contoh penggunaan instruksi MOVE pada mode IEC 1131-3

Tabel 1.9 : penggunaan instruksi MOVE

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 39

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-21
1.4.6 Elemen-elemen dasar pemrograman dengan instruksiinstruksi SIMATIC dan IEC
CPU akan secara terus menerus mengeksekusi program untuk menjalankan
proses yang dikehendaki. Program ini dapat anda buat dengan menggunakan
program STEP-7Micro/Win32 dari Siemens yang mampu untuk membuat
program dalam bentuk instruksi SIMATIC atau IEC.
Dalam suatu program sebaiknya dibuat suatu organisasi yang terdiri dari tiga
bagian pokok berikut :

Program utama: Bagian ini merupakan inti dari program dimana anda menempatkan
instruksi-instruksi yang mengendalikan aplikasi/sistem anda. Instruksi-instruksi ini akan
ditelusuri dan dijalankan satu persatu secara berurut sebanyak satu kali setiap 1 siklus
telusuran (scan cycle).

Rutin Interupt : Elemen ini bisa digunakan dan bisa tidak. Jika digunakan elemen ini
akan dijalankan jika terjadi suatu kejadian(event) untuk suatu interupt.

Subrutin: bagian ini juga merupakan elemen yang dapat dipilih untuk digunakan atau
tidak, tergantung kepada pembuat program. Elemen subrutin ini hanya akan dieksekusi
jika dipanggil dari bagian program utama.
Berikut ini adalah contoh dari penggunaan interupt dan subrutin dalam suatu
program yang akan membaca nilai analog dari input dengan kecepatan
pencuplikan sebesar 100ms per data.

Gambar 1.9 : Contoh pembuatan program dengan elemen-elemen dasarnya.

HO-22
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 40

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

1.5 Siklus Telusuran Scan Cycle dan Waktu Eksekusi


CPU dirancang untuk mengeksekusi sederetan instruksi yang terkandung dalam program
secara berulang ulang. Proses eksekusi program yang berulang ini disebut siklus telusuran
atau scan cycle. Selama proses siklus telusuran tersebut CPU melaksanakan beberapa
tugas berikut :

Membaca input

Mengeksekusi program

Memproses jika ada permintaan komunikasi

Mengeksekusi self diagnostic CPU

Menulis pada terminal output

Berikut ini adalah gambar dari satu siklus telusuran pada CPU

Gambar 1.10 : satu siklus telusuran CPU

Tugas-tugas yang akan dilaksanakan CPU bergantung pada mode dari CPU tersebut. Pada
mode RUN , CPU akan mengeksekusi program anda dan pada mode STOP program anda
tidak dieksekusi.
Membaca Input Digital
Setiap silklus telusuran dimulai dengan membaca nilai yang ada pada input digital dan
kemudian menuliskan nilai tersebut pada lokasi meori yang dinamai dengan process
image-input register
CPU akan menyediakan memori untuk process image register ini dalam format delapan bit
(satu byte) per lokasi. Jika CPU tersebut tidak mengalokasikan memori untuk input tertentu,
maka lokasi memori tersebut tidak dapat digunakan lagi untuk modul CPU tambahan. Untuk
Input yang tidak digunakan CPU akan mereset ke nol pada tiap proses siklus telusuran.
Untuk penjelasan lebih lanjut tentang proses pengambilan nilai input analog bisa dibaca
pada CPU manual.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 41

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-23
Mengeksekusi Program
Selama fasa eksekusi dari proses telusuran, CPU menjalankan program anda yang dimulai
dari instruksi pertama dan berlanjut ke instruksi-instruksi selanjutnya sampai instruksi
terakhir. Instruksi I/O immediate akan mengakses input dan output pada waktu eksekusi
program atau rutin interupt.
Jika anda menggunakan interupt pada program anda, interupt rutin yang berhubungan
dengan terjadinya interupt tidak dijalankan pada siklus telusuran normal, tetapi akan
dieksekusi sewaktu interupt terjadi.
Menjalankan permintaan komunikasi
Selama masa pemrosesan permintaan komunikasi dalam siklus telusuran, CPU memproses
semua pesan yang diterima dari terminal komunikasi.
Menjalankan proses CPU diagnostic
Selama fasa ini, CPU memeriksa kondisi dan kesiapannya serta memeriksa memori
program. Ia juga memeriksa status dari tiap modul I/O
Menulis pada digital output
Pada setiap akhir siklus telusuran, CPU akan menulis nilai yang tersimpan dalam processimage output register ke digital output
CPU akan menyediakan memori untuk process image output register dalam format delapan
bit (satu byte) per lokasi. Jika CPU tersebut tidak mengalokasikan memori untuk output
tertentu, maka lokasi memori tersebut tidak dapat digunakan lagi untuk modul CPU
tambahan.
Pada waktu mode operasi CPU diubah dari mode RUN ke STOP, digital output akan terset
sesuai dengan kondisi pada output table atau tetap pada kondisi sebelumnya. Defaultnya
adalah digital output akan dimatikan. Nilai analog output akan tetap seperti sebelumnya.
Process image Input dan Process image Output Register
Ada beberapa keuntungan untuk menggunakan process image register dibandingkan
dengan mengakses input dan output secara langsung sebagai berikut:

Pencuplikan nilai input pada permulaan siklus telusuran akan tersinkronisasi dan nilainya
akan tetap selama eksekusi program dijalankan. Output akan diperbaharui nilainya pada
akhir siklus telusuran yaitu setelah proses eksekusi program selesai. Kedua hal ini akan
membuat sistem menjadi lebih stabil.

Program anda dapat mengakses image register secara lebih cepat dari pada mengakses
titik I/O secara langsung sehingga proses eksekusi program menjadi lebih cepat.

titik I/O merupakan besaran bit yang harus diakses sebagai bit, tetapi anda dapat
mengakses image register sebagai bit, byte, word, atau double word. Hal ini
menyebabkan image register lebih fleksibel.

Immediate I/O
Instruksi immediate I/O mengijinkan anda untuk mengakses secara langsung pada titik-titik
I/O tersebut, meskipun biasanya image register lebih banyak digunakan. Pricess image
input register tidak berubah pada waktu anda menggunakan sebuah instruksi immediare
untuk mengakses input. Proses image output register akan berubah isinya secara
berbarengan pada waktu anda membuat suatu instruksi immediate untuk mengakses
output.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 42

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-24
1.6 Memori, tipe data dan model pengalamatan
CPU menyimpan informasi pada berbagai lokasi pada jangkauan memori dari sistem. Tiap
lokasi memori ini mempunyai alamat yang unik sesuai dengan fungsinya. Anda dapat
mengakses memori secara langsung dengan memberikan alamat memori tersebut pada
instruksi. Untuk itu didalam format data yang akan diakses terkandung informasi dari jenis
register yang digunakan dan besar dari register tersebut misalnya IB, QB, LB, DW dsb.
Jenis-jenis data tersebut dibahas dalam bagian 1.6 ini. Sistem pengalamatan bisa
digolongkan dalam Absolute Addressing dan Symbolic Addressing. Sistem absolute
addressing akan mengacu pada memori map dari CPU yang bersangkutan dan
pemakaianya bergantung pada panjang/besar instruksi-instruksi yang dijelaskan. Sistem
Symbolic Addressing menggunakan symbol-simbol untuk menggambarkan fungsi dan
absolute address dari lokasi memori. Sistem Symbolic Addressing ini banyak dipakai
oleh manufaktur PLC karena mudah dalam penggunaan dan analisa pemrograman. Dalam
unit ini akan dijelaskan pemakaian symbolic addressing pada CPU S7-200 dari Siemens
yang akan dibagi menjadi system Direct Addressing dan system Indirect Addressing.

1.6.1 Menggunakan alamat memori untuk mengakses barbagai


macam data.
Untuk mengakses sebuah bit pada daerah memori, anda harus mempunyai alamat yang
mengandung identitas daerah memori, alamat byte dan nomor bit. Sebagai contoh gambar
dibawah menunjukan proses mengakses sebuah bit pada memori dengan pengalamatan
yang disebut byte bit addressing. Dalam hal ini identitas memory = I (input), byte = 3 dan
diikuti dengan titik (.) sebagai pemisah dengan alamat bit (bit 4)

Gambar 1.11 : mengakses sebuah bit data pada momori CPU

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 43

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-25
Ada berbagai macam data pada memori CPU yang dapat diakses. CPU area ini antara lain
disebut V, I, Q ,M, S, L dan SM. Untuk mengakses sebuah byte, word atau double word
pada memori CPU, anda harus mengetahui alamat spesifik dari memori tersebut. Alamat
spesifik ini mengandung informasi indentifikasi daerah, ukuran data, dan alamat awal dari
data tersebut lihat gambar berikut sebagai contoh :

Membandingkan pengaksesan Byte, Word, dan double Word pada alamat yang sama.

1.6.2 Jangkauan dari nilai integer


Tabel dibawah ini menunjukan nilai integer dari beberapa tipe data.

Tabel 1.10 : Jangkauan nilai Integer

HO-26
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 44

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

1.6.3 Pemberian alamat pada Process Image Input Register


Seperti telah dijelaskan sebelumnya CPU akan mencuplik dari dari titik input pada
permulaan dari siklus telusuran, dan menuliskan nilainya psda process image input register.
Untuk mengakses process image input register ini dalam bit, byte, word atau double word
ikuti format berikut :
Bit

I [byte adress].[bit adress]

I0.1

Byte, Word, Double Word

I [size].[starting byte address]

IB.4

1.6.4 Pemberian alamat pada Process Image Output Register


Seperti telah dijelaskan sebelumnya pada akhir dari siklus telusuran CPU akan mengkopi
nilai yang ada dalam process image output register kepada titik-titik output yang
berhubungan. Untuk mengakses menuliskan isi process image output register ini dalam bit,
byte, word atau double word ikuti format berikut :
Bit

Q [byte adress].[bit adress]

Q0.1

Byte, Word, Double Word

Q [size].[starting byte address]

QB.4

1.6.5 Pemberian alamat pada daerah memori Variabel (V)


Anda dapat menggunakan memori V untuk menyimpan hasil sementara dari operasi yang
sedang dijalankan oleh kontorl logika pada program anda. Memory V juga dapat digunakan
untuk menyimpan data-data lain yang diperlukan dalam proses. Untuk mengakses memori V
ini dalam bit, byte, word atau double word ikuti format berikut :
Bit

V [byte adress].[bit adress]

V0.1

Byte, Word, Double Word

V [size].[starting byte address]

VB.4

1.6.6 Pemberian alamat pada daerah memori Bit (M)


Anda dapat menggunakan memori M sebagai control relay untuk menyimpan hasil
sementara dari operasi yang sedang dijalankan atau informasi kontrol lainnya. Meskipun
namanya bit memory area yang menunjukan bahwa informasi yang disimpan adalah
berbentuk bit, tetapi anda dapat mengakses memori bit ini dalam byte, word atau double
word ikuti format berikut :
Bit

M [byte adress].[bit adress]

M0.1

Byte, Word, Double Word

M [size].[starting byte address]

MB.4

1.6.7 Pemberian alamat pada daerah memori Sequence Control


Relay (S)
Sequence Control Relay Bit digunakan untuk mengorganisasikan operasi atau langkah dari
mesin kedalam suatu segmen program yang setara. SCR mengijinkan penggunaan logical
segmentation pada program kontrol. anda dapat mengakses memori bit ini dalam byte,
word atau double word ikuti format berikut :
Bit

S [byte adress].[bit adress]

S0.1

Byte, Word, Double Word

S [size].[starting byte address]

SB.4

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 45

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-27
1.6.8 Pemberian alamat pada daerah Special Memory (SM)Bit
Bit SM ini digunakan sebagai media komunikasi atau pertukaran informasi diantara CPU dan
program. Bit ini dapat digunakan untuk memilih dan mengendalikan beberapa fungsi khusus
dari CPU S7-200 seperti :

Bit yang dapat digunakan untuk menjalankan siklus telusuran yang pertama

Bit yang akan togel pada kecepatan tertentu

Bit yang akan menunjukan status dari instruksi operasi matematika

Untuk keterngan lebih lanjut tentang SM bit ini dapat dilihat pada lampiran C manual S7-200.
Akses ke lokasi SM ini dapat dilakukan dalam Bit, Byte, Word atau Double Word.
Format :
Bit

SM [byte adress].[bit adress]

SM0.1

Byte, Word, Double Word

SM [size].[starting byte address]

SMB.86

1.6.9 Pemberian alamat pada daerah memori lokal (L)


CPU S7-200 mempunyai 64 byte lokal memori (L) yang dapat digunakan sebagai memori
pencatat atau untuk menyampaikan parameter-parameter pada subrutin. Jika anda
menggunakan LAD atau FBD, maka Step-7Micro/Win32 akan menyisakan 4 byte memory
dari 64 byte yang tersedia untuk kepentingannya sendiri. Jika anda menggunakan STL
maka 64 byte seluruhnya dapat digunakan, meskipun tetap dianjurkan untuk menyisakan 4
byte memori tersebut.
L memori ini hampir sama dengan V memori dengan satu perkecualian, yaitu V memori
mempunyai lingkup Global dan L memori mempunyai lingkup lokal. Global disini berarti
dapat dikenal atau diakses dari semua bagian program (program utama, subrutin, dan
interupt rutin). Lokal disini berarti hanya bisa diakses dari satu bagian program saja dan nilai
pada memori ini tidak dapat diakses oleh bagian program yang lain. L memori yang
dialokasikan untuk program utama tidak dapat diakses oleh subrutin atau interupt rutin dan
sebaliknya.
Pengalokasian L memori ini dilakukan oleh CPU berdasarkan keperluan. Ini berarti pada
saat program utama dijalankan L memori untuk subrutin dan interupt rutin belum
dialokasikan. Pada waktu subrutin atau interupt rutin tersebut dijalankan, L memori yang
diperlukan baru dialokasikan sesuai kebutuhan. Alamat L memori yang baru dapat
menggunakan alamat L memori dari subrutin atau interup rutin yang berlainan atau dengan
kata lain program utama, subrutin, dan interupt rutin dapat menggunakan alamat L memori
yang sama.
L memori ini tidak diinisialisasi pada waktu dialokasikan dan bisa berisi nilai apa saja. Pada
waktu suatu subrutin dijalankan dan nilai parameter disimpan maka nilai ini akan disimpan
pada L memori. L memori yang tidak menerima nilai apapun dapat berisi data apapun.
L memori dapat diakses sebagai Bit, Byte, Word atau Double Word. L memori dapat
digunakan untuk menyimpan pointer bagi sistem pengalamatan tidak langsung indirect
addressing, tetapi L memori ini tidak dapat dilamati dengan sistem indirect addressing.
Format :
Bit

L [byte adress].[bit adress]

L0.0

Byte, Word, Double Word

L [size].[starting byte address]

LB.33

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 46

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-28
1.6.10 Pemberian alamat pada daerah Timer memori (T)
CPU S7-200 mempunyai timer yang berfungsi untuk menghitung pertambahan waktu.
Resolusi dari timer ini adalah : 1ms, 10ms atau 100ms. Dalam timer ini ada 2 variabel
sebagai berikut :

Current Value : yaitu suatu 16 bit signed integer yang berisi informasi banyaknya waktu
yang dihitung oleh timer

Timer bit : bit ini dapat di set atau clear sebagai hasil dari perbandingan nilai dari
Current value dan preset value. Preset value dimasukan sebagai bagian dari instruksi
timer.

Kedua variabel diatas dapat diakses dengan menggunakan alamat (T + nomor timer). Akses
terhadap timer bit atau current value akan bergantung pada instruksi yang digunakan.
Instruksi dengan Bit operand akan mengakses timer bit, dan instruksi dengan word operand
akan mengakses current value. Lihat gambar berikut untuk lebih jelasnya.
Gambar 1.12 : akses dari instruksi timer

1.6.11 Pemberian alamat pada daerah Counter memori (C)


CPU S7-200 mempunyai counter yang berfungsi untuk menghitung transisi dari Lo ke Hi
pada input counter. CPU mempunyai tiga macam counter yang menghitung naik,
menghitung turun, dan menghitung naik turun. Ada dua buah variabel yang berhubungan
dengan counter ini:

Counter Value : yaitu suatu 16 bit signed integer yang berisi informasi banyaknya transisi
yang dihitung oleh counter

Counter bit : bit ini dapat di set atau clear sebagai hasil dari perbandingan nilai dari
Current value dan preset value. Preset value dimasukan sebagai bagian dari instruksi
counter.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 47

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-29
Kedua variabel diatas dapat diakses dengan menggunakan alamat (C + nomor counter).
Akses terhadap counter bit atau counter value akan bergantung pada instruksi yang
digunakan. Instruksi dengan Bit operand akan mengakses counter bit, dan instruksi dengan
word operand akan mengakses counter value. Lihat gambar berikut untuk lebih jelasnya.

Gambar 1.13 : Akses dari counter memori

1.6.12 Pemberian alamat pada Analog Input (AI)


CPU S7-200 akan mengkonversikan nilai analog (seperti suhu atau tegangan) kedalam
suatu nilai digital 16 bit. Pengakasesan nilai ini dilakukan dengan memberikan identifikasi
area (AI), ukuran data (W), dan alamat byte permulaan. Karena nilai analog ini tersimpan
dalam Word dan selalu dimulai dengan bye genap (seperti 0, 2, 4 dst), maka
pengaksesannya juga dilakukan pada byte genap (seperti AIW0, AIW2, atau AIW4).
Gambar dibawah ini menunjukan cara mengakses analog input.

Gambar 1.14 : Pengaksesan Analog Input

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 48

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-30
1.6.13 Pemberian alamat pada Analog Output (AQ)
CPU S7-200 akan mengkonversikan nilai digital 16 bit kedalam suatu tegangan atau arus
yang sebanding dengan nilai digital tadi. Penulisan nilai digital ini dilakukan dengan
memberikan identifikasi area (AQ), ukuran data (W), dan alamat byte permulaan. Karena
nilai analog output ini tersimpan dalam Word dan selalu dimulai dengan bye genap (seperti
0, 2, 4 dst), maka pengaksesannya juga dilakukan pada byte genap (seperti AQW0, AQW2,
atau AQW4). Analog output ini merupakan nilai yang hanya dapat ditulis dan tidak dapat
dibaca (Write only)

Gambar 1.15 :mengakses Analog Output

1.6.14 Pemberian alamat pada Accumulator (AC)


Accumulator merupakan suatu piranti yang dapat digunakan seperti memori. Sebagai
contoh anda dapat menggunakan accumulator untuk menyampaikan parameter-parameter
ke / dari subrutin dan untuk menyimpan nilai sementara yang digunakan dalam perhitungan.
CPU menyediakan 4 buah accumulator 32 bit (AC0, AC1, AC2, dan AC3) yang dapat
diakses sebagai byte, word atau double word. Untuk mengakses accumulator sebagai byte
atau word gunakanlah 8 atau 16 bit LSB dari nilai yang tersimpan pada accumulator.

Gambar 1.16 : instuksi-instruksi untuk mengakses accumulator

HO-31
1.6.15 Pemberian alamat pada High Speed Counter (HC)
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 49

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

Pencacah kecepatan tinggi atau High Speed Counter ini dirancang untuk mencacah
kejadian yang sangat cepat tanpa tergantung pada siklus telusuran CPU. High Speed
Counter ini mempunyai current value dalam signed integer 32bit. Untuk mengakses nilai
current value ini digunakan alamat dari memori jenis (HC) dan nomor counter (misalnya
HC0). Nilai pada memori HC ini bersifat read only dan hanya dapat diakses sebagai
double word.

Gambar 1.17 : Pengaksesan High Speed Counter

1.6.16 Penggunaan Nilai Konstanta


S7-200 CPU mengijinkan penggunaan berbagai tipe konstanta dalam instruksi program.
Konstanta ini bisa berupa byte, word, atau double word. CPU akan menyimpan semua
konstanta tersebut dalam bentuk biner yang kemudian dapat ditampilkan dalam bentuk
desimal, heksa desimal, ASCII, atau format floating point
Desimal format:

[nilai desimal]

Heksa desimal format:

16#[nilai heksadesimal]

ASCII format:

[ASCII text]

Real atau Floating point:

ANSI/IEEE 754-1985

Binary

2#1010_0101_1010_0101

Pada konstanta ini CPU tidak melakukan data checking sehingga bisa terjadi perbedaan
interpretasi untuk tiap instruksi, misalnya instruksi Add akan mengambil nilai pada VW100
sebagai signed integer sedangkan instruksi Or menganggap nilai yang sama sebagai nilai
biner unsigned.

1.6.17 Sistem pengalamatan tidak langsung pada instruksi SIMATIC


Sistem pengalamatan tidak langsung atau indirect addressing ini menggunakan pointer
sebagai penunjuk lokasi memori yang akan diakses. Tipe memori yang dapat diakses
dengan pointer pada CPU S7-200 adalah : I, Q, V, M, S, (hanya current value)T dan C
(hanya current value).
Untuk sistem pengalamatan tidak langsung ini sebuah pointer harus dibuat terlebih dahulu.
Pointer ini sebenarnya adalah memori yang berisi data dalam double word. Memori yang
dapat digunakan sebagai pointer adalah V, L dan Accumulator. Untuk membuat pointer ini
digunakan instruksi MOVD untuk memindahkan alamat dari memori kelokasi pointer.

HO-32
Operand dari instruksi MOVD ini harus didahului oleh tanda & untuk menandakan bahwa
nilai tersebut merupakan alamat memori.
Contoh :

MOVD

&VB100 , VD204

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 50

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

MOVD

&MB4 , AC2

MOVD

&C4 , LD6

Gambar 1.18 : Penggunaan pointer untuk mengakses data

Dalam gambar diatas ditunjukan bagaimana pointer digunakan untuk memindahkan data
pada alamat dari VB200 ke ACO. Penggunaan tanda asterisk * untuk menunjukan bahwa
operand tersebut adalah suatu pointer.
Nilai dari suatu pointer dapat dirubah dengan instruksi double word (32 bit) dengan instruksi
matematika sederhana seperti ADD atau INC.

Untuk mengakses byte nilai pointer ditambah dengan 1

Untuk mengakses word nilai pointer ditambah dengan 2

Untuk mengakses doubel word nilai pointer ditambah dengan 4

Gambar 1.19 : Mengubah nilai pointer untuk mengakses sebuah data tipe word

HO-33
1.7 Perangkat keras untuk komunikasi dan jaringan
Jenis Komunikasi
S7-200 CPU dapat dikonfigurasikan untuk bekerja dalam komunikasi jaringan. Sebuah
personal komputer dengan program Step7-Micro/Win32 atau sebuah piranti pemrogram
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 51

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

SIMATIC PG740 dapat digunakan sebagai master device. Jenis-jenis komunikasi jaringan
yang dapat dilaksananakan adalah sebagai berikut :

Single Master : Sebuah piranti master tunggal dihubungkan pada satu atau beberapa
piranti slave seperti yang ditunjukan pada gambar dibawah.

Multiple Master : Sebuah piranti master tunggal dihubungkan pada satu atau lebih piranti
slave atau piranti master yang lain seperti yang ditunjukan gambar berikut.

HO-34

Menggunakan modem 10 bit: Sebuah piranti master tunggal dihubungkan pada satu
atau lebih piranti slave atau piranti master yang lain dengan menggunakan modem 10
bit. Contoh 10 bit modem ini adalah Hayes-compatible. Hanya satu hubungan dengan
CPU S7-200 yang dapat dibuat dengan menggunakan modem 10 bit ini. Untuk itu
diperlukan beberapa komponen berikut :

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 52

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

Satu CPU S7-200 yang kompatibel dengan modem 10 bit yaitu model : CPU221,
CPU222, CPU224 dan CPU226. CPU lainnya tidak mendukung penggunaan
format 10 bit.

Kabel RS232 standar untuk menghubungakan Personal Computer ke modem


lokal full-duplex 10 bit

Kabel PC/PPI (5-switch) untuk menghubungkan remote modem ke CPU.

Adapto 9 pin ke 25 pin jika diperlukan.

Gambar berikut menunjukan penggunaan modem 10 bit dalam jaringan dengan kabel PPI 5switch (Kabel PPI 4-switch tidak dapat digunakan dalam format 10 bit)
Gambar 1.20 : Penggunaan 10 Bit modem dalam jaringan komunikasi

Menggunakan modem 11 bit: Sebuah piranti master tunggal dihubungkan pada satu
atau lebih piranti slave atau piranti master yang lain dengan menggunakan modem 11
bit. Modem yang banyak dipasaran kebanyakan tidak mendukung penggunaan format
11 Bit. Bergantung kepada hubungan dari personal komputer ke satu atau lebih CPU
S7-200 dan atau hubungan ke jaringan maka diperlukan beberapa komponen berikut :
o

Kabel RS232 standar untuk menghubungakan Personal Computer ke Modem


full-duplex 11 bit

Kabel PC/PPI (4 atau 5-switch) untuk menghubungkan remote modem ke CPU.


Jika digunakan PC/PPI kabel 4-switch maka dibutuhkan null modem adaptor.

Jika diperlukan hubungan dengan beberapa CPU dalam jaringan maka


diperlukan network adaptor (PROFIBUS dari siemens)

Gambar berikut menunjukan penggunaan modem 11 bit dalam jaringan dengan kabel PPI 4switch

HO-35
Gambar 1.21 : Penggunaan Modem 11 Bit dalam jaringan

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 53

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

Jaringan Master
Gambar berikut menunjukan suatu konfigurasi dari personal computer yang dihubungkan
pada beberapa CPU S7-200. Step7-Micro/Win32 dirancang untuk berkomunikasi dengan
satu CPU pada waktu tertentu, tetapi komputer dapat mengakses CPU yang mana saja
pada jaringan secara bergantian. Dalam gambari ini CPU dapat menjadi master atau slave
sedangkan TD200 adalah sebuah master.

Gambar 1.22 : Penggunaan kabel PC/PPI untuk berkomunikasi dengan beberapa CPU pada
konfigurasi Multiple Master Option Enabled.

HO-36
Repeater Jaringan
Repeater jaringan ini diperlukan jika jarak antar CPU saling berjauhan, jika diinginkan
penambahan CPU, atau untuk mengisolasi suatu jaringan dari jaringan yang lain.
PROFIBUS bisa menghubungkan 32 komponen dalam network dalam jarak sampai 1200m.
Sebuah repeater akan mengijinkan penambahan 32 komponen lagi dan penambahan jarak
1200m pada rate 9600 Baud. Dalam jaringan dapat digunakan 9 buah repeater dengan
panjan jaringan tidak lebih dari 9600m. Setiap repeater akan memberikan Bias dan
Terminasi untuk tiap segmen jaringan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 54

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

Gambar 1,.23 : Penggunaan repeater dalam jaringan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 55

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-37
2.0 Pengenalan perangkat lunak dan kumpulan instruksi pada PLC
jenis tertentu.
2.1 Editor dan Bahasa Pemrograman
Bahasa pemrograman pada berbagai jenis PLC sangat beragam, oleh karena itu seperti
telah disinggung sebelumnya telah dibentuk suatu standar pemrograman yang disebut IEC
1131-3. Bahasa pemrograman ini sudah diikuti oleh menufaktur dari berbagai jenis PLC.
Pada bagian ini kita akan membahas bahasa pemrograman yang dapat digunakan pada
PLC Siemens khususnya jenis S7-200 CPU. Pada CPU S7-200 ini pemrograman yang
dibahas dilakukan dengan program Step 7 Micro/win32 yang merupakan bahasa
pemrograman berbasis Window. Dalam Step 7 Micro/win32 ini dapat dilakukan
pemrograman dalam 2 macam set instruksi yaitu instruksi SIMATIC (dari Siemens) dan
Instruksi IEC 1131-3 (berlaku umum).
Pada penggunaan Instruksi SIMATIC terdapat 3 macam editor pemrograman yang dapat
digunakan yaitu : LAD (Ladder ladder), STL (statement list editor), dan FBD (Function Block
Diagram editor)
Untuk penggunaan instruksi IEC 1131-3 hanya terdapat 2 macam editor yang dapat
digunakan dengan program Step 7 Micro/win32 ini yaitu: LAD (Ladder ladder) dan FBD
(Function Block Diagram editor).

2.1.1 Statement List Editor.


Statement List Editor memungkinkan anda untuk memasukan program dalam bentuk
instruksi mnemonic. Secara umum STL ini lebih cocok digunakan oleh progamer yang
berpengalaman dalam penggunaan PLC dan Logic programming. Penggunaan STL ini
memungkinkan untuk menjalankan suatu instruksi yang tidak mungkin dilaksanakan pada
editor LAD atau FBD. Hal ini disebabakan karena pemrograman dilakukan pada bahasa
dasar dari CPU tersebut sedangkan pada LAD dan FBD ada aturan-aturan khusus yang
harus diikuti sehubungan dengan penggunaan grafik dalam editor tersebut sehingga
diagram akhirnya tidak mengandung kesalahan.
Gambar 2.1 : contoh penggunaan STL editor

Seperti anda lihat pada gambar diatas instruksi yang digunakan oleh STL hampir
menyerupai instruksi pada pemrograman dengan Assembly Language. CPU akan
mengeksekusi instruksi dari atas ke bawah dan kemudian mulai kembali dari atas.
S7-200 CPU menggunakan sebuah logic stack untuk menyelesaikan persamaan logika (lihat
gambar berikut). Dalam editor LAD dan FBD secara otomatis akan dihasilkan instruksi-

HO-38
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 56

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

instruksi yang diperlukan untuk mengendalikan pekerjaan/operasi pada stack, akan tetapi
pada editor STL instruksi-instruksi tersebut harus dimasukan untuk mengendalikan
pekerjaan/operasi pada stack

Gambar 2.2 : Stack Logika pada CPU S7-200

Secara umum ada hal-hal yang harus diperhatikan jika anda memilih untuk menggunakan
editor STL sebagai berikut :

STL merupakan editor yang paling sesuai bagi programer yang sudah berpengalaman.

STL kadang-kadang mampu melaksanakan fungsi-fungsi yang tidak dapat dilakukan


pada LAD dan FBD.

Anda hanya dapat menggunakan editor STL untuk instuksi dari SIMATIC

Anda selalu dapat menggunakan STL editor untuk melihat atau mengedit programprogram yang dibuat dengan menggunakan LAD atau FBD. Tetapi sebaliknya anda tidak
selalu dapat melihat atau merubah program yang dibuat dengan STL pada editor LAD
atau FBD.

HO-39
2.1.2 Ladder Editor.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 57

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

Pemrograman dengan menggunakan editor Ladder ini mengijinkan anda untuk membuat
program yang menyerupai diagram pengabelan kelistrikan (electrical wiring diagram).
Diagram Ladder ini mungkin merupakan pilihan yang paling banyak dipakai dan disukai oleh
banyak progamer PLC dan bagian perawatan karena menamplikan program dalam bentuk
yang sudah dikenal dan mudah dianalisa. Diagram Ladder ini secara umum akan
menggambarkan aliran daya dari arus listrik yang melalui sederetan kondisi logika input
yang pada akhirnya akan mengaktifkan suatu output. Kumpulan Logika ini biasanya dibagibagi dalam beberapa baigian yang disebut rung atau network untuk lebih memudahkan
pemahaman dan analisa. CPU akan mengeksekusi rung atau network ini satu demi satu
dimulai dengan dari kiri-ke-kanan dan kemudian dari atas-ke-bawah. Setelah CPU
mengeksekusi network yang terakhir ia akan kembali kenetwork yang pertama. Gambar
berikut menunjukan suatu contoh penggunaan diagram ladder.

Gambar 2.3 : Diagram Ladder

Ada tiga bentuk utama dalam diagram Ladder sebagai berikut :

Kontak : gambar simbol kontak ini menggambarkan kondisi logika pada input yang dapat
dianalogikan dengan sakelar togel, kondisi internal, sakelar tekan dsb.

Koil : gambar simbol koil ini mewakili output yang dianalogikan pada lampu, motor,
starter, solenoid, relay, kondisi output internal dsb

Kotak : gambar simbol kotak ini mewakili instruksi-instruksi tambahan seperti instruksi
timer, counter atau instruksi matematika.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih editor Ladder ini adalah :

Ladder ini mudah digunakan untuk programer pemula yang belum berpengalaman.

Gambar grafik yang ada sangat mudah dimengerti dan dikenal penggunaannya
diseluruh dunia.

Editor Ladder ini dapat digunakan untuk kedua set intruksi SIMATIC dan IEC 1311-3

Anda selalu dapat menggunakan editor STL untuk melihat program-program yang dibuat
dengan editor Ladder ini

HO-40
2.1.2 Function Block Diagram (FBD) Editor.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 58

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

Function Block Diagram editor ini juga menggunakan bantuan grafik untuk menggambarkan
alur pemorgraman. Didalam editor FBD ini tidak ditemukan kontak atau koil, tetapi
digantikan oleh kotak kotak yang mewakili fungsi-fungsi logika dan instruksi-instruksi
lainnya. Kotak instruksi ini dilengkapi dengan input dan output serta parameter-parameter
yang terlibat pada instruksi tersebut. Aliran atau logika program ditentukan oleh hubungan
antar kotak-kotak instruksi tersebut. Jenis pemrograman ini mengijinkan anda untuk
menyelesaiakan jenis-jenis aliran program yang sangat bervariasi. Gambar dibawah
menunjukan contoh penggunaan editor FBD ini

Gambar 2.4 : Digram FBD

Berikut ini adalah hal-hal penting yang harus diperhatikan jika anda memilih menggunakan
editor FBD :

Representasi grafiknya sangat cocok untuk digunakan untuk mengikuti aliran program

Editor FBD ini dapat digunakan pada instruksi SIMATIC dan IEC 1131-3

Anda selalu dapat menggunakan STL editor untuk melihat dan mengedit program yang
dibuat dengan editor FBD ini

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 59

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-41
2.1.3 Contoh instruksi dan program dalam editor STL, LAD dan FBD
Sebagai contoh dari instruksi SIMATIC mari kita bahas instruksi logika Bit dasar berikut :

Kontak Standar

Kontak Normally Open akan tertutup (on) jika Bit sama dengan 1
Kontak Normally Closed akan tertutup (on) jika Bit sama dengan 0
Tiap jenis PLC mempunyai kekhususan tersendiri pada instruksi-instruksi yang digunakan.
Untuk mempelajari instruksi ini anda dapat melihat manual dari PLC itu sendiri yang akan
menerangkan secara mendetail tentang fungsi dan cara menjalankan instruksi tersebut
pada PLC yang bersangkutan. Pada unit kompetensi ini tidak dibahas fungsi dan cara kerja
dari tiap instruksi dengan asumsi bahwa siswa telah dapat menggunakan pengetahuan yang
telah didapat sebelumnya sebagai dasar pengetahuan dalam mempelajari buku manual
PLC dan mengambil hal-hal yang dibutuhkan saja.

HO-42

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 60

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

Kontak Not akan merubah status dari aliran daya pada input. Jika aliran daya mencapai
kontak Not maka aliran daya akan terputus. Jika aliran daya tidak mencapai kontak Not
maka aliran daya tetap ada.
Kontak transisi positif akan mengijinkan aliran daya untuk satu siklus telusuran untuk
setiap transisi dari OFF ke ON
Kontak transisi negatif akan mengijinkan aliran daya untuk satu siklus telusuran untuk
setiap transisi dari ON ke OFF
:

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 61

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-43
Gambar berikut menunjukan pembuatan program dalam bentuk Statement List, Ladder
Diagram dan Function Block Diagram

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 62

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-44
2.1.4 Contoh program aplikasi dan cara pembuatan programnya.
Mengendalikan kuat cahaya lampu dengan keluaran pulsa DC pada PLC
Contoh aplikasi ini akan menunjukan bagaimana mengontrol kuat cahaya dari sebuah lampu
(24V/ 1W) dengan operasi output dari CPU S7-200. Analog adjustment potentiometer akan
digunakan untuk merubah lebar pulsa dari gelombang kotak pada output Q 0.0 sehingga
akan mempengaruhi kuat cahaya pada lampu.

HO-45
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 63

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

//***PROGRAM DESCRIPTION***
//
// During each execution cycle, the program uses special memory byte
// SMB28 to copy the value of analog potentiometer 0 into the least
// significant byte (MB1) of memory word MW0. Dividing the value of the
// POT by 8 yields the pulse width, which, when compared as a ratio
// to the pulse period, gives an approximation of the brightness of
// the bulb relative to its maximum brightness. This division provides
// the additional benefit of throwing out the three least significant
// bits of SMB28, allowing for greater stability in the program. If
// the value changes, the pulse width modulation is reinitialized at
// output Q0.0, and the new value is transferred as a pulse width in
// milliseconds.
//
// Example:

SMB28 = 80

(value for POT0)

//

80 / 8 = 10

//

10 / 25 (=pulse width / period) -> 40% (voltage time ratio)

//

-> 40% of maximum brightness

//
// The S7-200 System Manual provides additional information about pulse
// sequences and more detailed data about the use of the analog
// potentiometers (analog adjustments).
//
//***MAIN PROGRAM***
//
NETWORK 1

// Clear Memory Word MW0

// Load special memory bit SM0.1 to process this network in the first
// scan cycle only.
// Move the constant 0 to memory word MW0 to clear MW0 (set value to 0).
LD

First_Scan_On

MOVW

+0, Store_POT0

NETWORK 2

// First Scan Bit


// clear flag word MW0

// Save Old POT Value, Store New Value and Divide by 8

HO-46
// To save the current value of the potentiometer (stored in memory
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 64

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

// word MW0), move it to memory word MW2 before adjusting the POT and
// changing the value. Special memory byte SMB28 stores the value
// entered with analog adjustment 0 (POT0). This value is updated
// once per scan cycle. After adjusting POT0, move the value stored in
// SMB28 to the least significant byte (MB1) of memory word MW0.
// Divide that value by 8 to determine the pulse width, which, when
// compared as a ratio to the pulse period, gives an approximation
// of the brightness of the bulb relative to its maximum brightness.
// This division provides the additional benefit of throwing out the
// three least significant bits of SMB28, allowing for greater stability
// in the program.
// Load special memory bit SM0.0 to process this network every scan
// cycle.
// Move the value in memory word MW0 to memory word MW2.
// Move the value in special memory byte SMB28 (POT0 value) to memory
// byte MB1.
// Shift memory word MW0 right by 3 bits to divide the POT0 value by
// 8 and remove the three least significant bits of SMB28.
LD

Always_On

// Load SM0.0.

MOVW

Store_POT0, Old_POT0

// Move memory word MW0 to


// memory word MW2.

MOVB

POT0_Value, MB1

// Move special memory byte SMB28


// to memory byte MB1.

SRW

Store_POT0, 3

// Shift memory word MW0 right


// by 3 (divide value by 8).

NETWORK 3

// Set Up PWM and Set PTO/PWM Control for Output Q0.0.

// If the value at analog adjustment 0 (POT0) changes, change the


// pulse width modulation at output Q0.0.
// Specal memory byte SMB67 initializes the pulse width modulation of
// output Q0.0. The individual bits are:
// SM67.0: This bit indicates whether to update the cycle time value of output Q0.0.
// Set to 1 = write new cycle time.

HO-47
// SM67.1: This bit indicates whether to update the pulse width value of output Q0.0.
// Set to 1 = write new pulse width.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 65

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

// SM67.3: This bit enables you to set the time base for output Q0.0.
// Set to 1 = time base is 1 ms/tick (0 = time base 1 s/tick).
// SM67.6: This bit enables you to select the PTO or PWM function for output Q0.0.
// Set to 1 = select PWM mode (0 = PTO mode).
// SM67.7: You can use this bit to enable output Q0.0. Set to 1 = enable.
// Compare the values in special memory words MW0 and MW2.
// If the values in memory words MW0 and MW2 are not equal, the
// lack of power flow from the compare enables the power flow for the network.
// To set the PTO/PWM control for output Q0.0, move the hexadecimal
// value CB (binary 11001011) to special memory byte SMB67. These
// bit settings enable the update of the cycle time and the update of
// the pulse width value, set the time base to 1 ms/tick, select PWM
// mode, and enable output Q0.0.
// Move the constant 25 to special memory word SMW68 to specify a
// cycle time at output Q0.0 of 25 ms.
// Move the value in memory word MW0 to special memory word SMW70
// to specify the value at POT0 as the starting pulse width.
// Examine the special memory bits for pulse output Q0.0 and enable
// the pulse function as defined by those bits.
LDW = Store_POT0, Old_POT0

// Compare MW0 and MW2.

NOT

// If MW0 and MW2 are not equal,

MOVB 16#CB, PLS0_Ctrl

// load control bits for pulse


// width modulation at output
// Q0.0.

MOVW +25, PLS0_Cycle

// Specify cycle time of 25 ms.

MOVW Store_POT0, PWM0_PW

// Set starting pulse width to


// value at POT0.

PLS

// Enable pulse function at output


// Q0.0.

NETWORK 4

// Main Program End

// MEND

// End main program.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 66

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-48
3.1 Pemrograman PLC Jenis Tertentu
Dalam penggunaannya PLC memerlukan pemrograman yang sangat bervariasi yang
bergantung pada aplikasi yang dijalankan. Beberapa jenis program-program yang sering
digunakan tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:

Pemrograman Timer

Pemrograman pencacah (Counter)

Instruksi program pengendalian

Instruksi pemrosesan data

Instruksi matematis

Cara penulisan program tersebut akan sangat bergantung kepada sipembuat program.
Sebuah program akan berjalan dengan baik dan tepat jika digunakan instruksi-instruksi yang
tepat pula. Untuk itu penulis program sangat disarankan untuk membaca buku manual dari
PLC tersebut khususnya yang berisi tentang informasi instruksi-instruksi yang bisa
dijalankan oleh PLC tersebut. Pada unit ini digunakan contoh pemrograman pada CPU
Siemens S7-200. Pada manual CPU S7-200 ini dijelaskan dengan mendetail tentang fungsi
dan pemakaian instruksi-instruksi yang tersedia. Unit kompetensi ini akan membahas
penggunaan sebagian instruksi-instruksi tersebut sebagai pengenalan akan jenis-jenis
instruksi seperti yang telah disebutkan diatas.

3.1.1 Pemrograman Timer


Instruksi On-Delay Timer dan Retentive On-Delay Timer akan menghitung waktu pada
waktu input enabelnya ON. Jika nilai sekarang current value (Txxx) lebih besar atau
samadengan preset time (PT), makan timer bit akan ON. Nilai sekarang dari On-Delay
timer ini di-nol-kan kembali dengan memberi sinyal OFF pada input enable-nya.
Sementara itu nilai sekarang (current value) dari Retentive On-Delay Timer akan tetap
selama inputnya OFF. Anda dapat menggunakan Retentive On-Delay Timer untuk
mengakumulasikan waktu untuk berbagai perioda selama kondisi input ON. Sebuah
instruksi Reset (R) dgunakan untuk mengenolkan nilai sekarang dari Retentive On-Delay
Timer. Kedua timer On-Delay Timer dan the Retentive On-Delay Timer melanjutkan
hitungannya sampai nilai preset tercapai dan timer tersebut akan berhentimenghitung pada
hitungan 32767.
Off-Delay Timer digunakan untuk menunda kondisi OFF pada output untuk suatu perioda
waktu tertentu setelah inputnya berada dalam kondisi OFF. Pada waktu input menjadi ON
kembali, timer Bit segera ON dan dan nilai sekarang tereset ke 0. Pada waktu input berubah
kekondisi OFF maka timer tetap menghitung sampai hitungan timer mencapai nilai waktu
preset. Pada waktu nilai preset tercapai, timer bit berubah kondisi ke OFF dan nilai
sekarang akan berhenti menghitung. Jika masukan input berada pada kondisi OFF untuk
waktu yang lebih lama dari untuk waktu yang terdapat pada preset value, timer bit akan
tetap ON. Instruksi TOF harus mendapat perubahan transisi dari ON ke OFF agar
penghitungan waktu dapat dimulai.
Resolusi instruksi Timer mempunyai tiga resolusi yaitu 1ms, 10ms, dn 100ms. Pemilihan
ketiga jenis timer ini akan bergantung pada alamat atau address dari timer tersebut. Lihat
tabel berikut untuk lebih jelasnya :

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 67

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-49
Berikut adalah ini contoh-contoh penggunaan instruksi-instruksi Timer :

Gambar 3.1 : Penggunaan instruksi On-Delay Timer dalam bentuk LAD,FBD dan STL

Terlihat bahwa timer akan ON setelah current valuenya (T33current) mencapai nilai preset
(3) dan kondisi input (I2.0) juga dalam kondisi ON. Lamanya Bit T33 dalam kondisi ON
ditentukan oleh nilai PT dan input I2.0.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 68

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-50
Gambar 3.2 : Penggunaan instruksi Retentive On-Delay Timer dalam bentuk LAD,FBD dan STL

Terlihat bahwa timer akan ON (Bit T2) setelah current valuenya mencapai nilai preset (10)
dan kondisi input (I2.0) juga dalam kondisi ON. Nilai T2 current akan bertambah selama
kondisi input I2.1 ON dan nilainya akan tetap selama kondisi I2.1 OFF. Instruksi ini sangat
berguna untuk menghitung akumulasi waktu yang telah digunakan dalam suatu proses.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 69

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-51

Gambar 3.3 : Penggunaan instruksi Off-Delay Timer dalam bentuk LAD,FBD dan STL

Terlihat bahwa timer akan OFF (Bit T33) setelah current valuenya mencapai nilai preset
(PT=3) dan kondisi input (I0.0) juga dalam kondisi OFF.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 70

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-52
3.1.2 Pemrograman Pencacah (Counter)
Instruksi Count Up akan mencacah naik sampai pada nilai maksimum untuk setiap transisi
dari OFF ke ON pada input Count Up. Nilai counter bit (Cxxx) akan On pada waktu nilai
current value (Cxxx) lebih besar atau samadengan nilai Preset Value (PV). Counter akan
direset jika input (R) dalam kondisi ON. Counter akan berhenti mencacah jika nilai current
value mencapai nilai PV.
Instruksi Count Up/Down akan mencacah naik untuk setiap transisi dari OFF ke ON pada
input Count Up dan mencacah turun untuk setiap transisi OFF ke ON pada input Count
Down (CD). Nilai counter bit (Cxxx) akan On pada waktu nilai current value (Cxxx) lebih
besar atau sama dengan nilai Preset Value (PV). Counter akan direset jika input (R) dalam
kondisi ON.
Instruksi Count Down akan mencacah turun dari nilai PV untuk setiap transisi OFF ke ON
pada input Count Down. Nilai counter bit (Cxxx) akan On pada waktu nilai current value
(Cxxx) sama dengan nol. Counter akan direset dan mengisi nilai current value dengan nilai
preset value (PV) jika input (LD) dalam kondisi ON. Down Counter ini akan berhenti
menghitung jika nilai current valuenya mencapai nol.
Pada editor STL, untuk instruksi CTU, nilai pada stack teratas adalah nilai Reset Input dan
nilai pada lokasi stack kedua adalah merupakan nilai pada input Count Up.
Pada editor STL, untuk instruksi CTUD, nilai pada stack teratas adalah nilai Reset Input,
nilai pada lokasi stack kedua adalah merupakan nilai pada input Count Down dan nilai pada
stack ketiga adalah nilai Count Up.
Pada editor STL, untuk instruksi CTD, nilai pada stack teratas adalah nilai Reset Input dan
nilai pada lokasi stack kedua adalah merupakan nilai pada input Count Down.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 71

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-53
Berikut ini adalah contoh penggunaan Down Counter yang ditulis dengan editor LAD, FBD
dan STL. Terlihat dalam gambar tersebut nilai PV = 3 dan Input CD dikendalikan oleh I3.0
dan input LD oleh I1.0.
Timing diagram menunjukan bahwa Down Counter ini akan mencacah turun dari nilai PV
setiap terjadi perubahan OFF ke ON pada input CD. Counter ini akan berhenti menghitung
jika telah mencapai nilai 0, pada saat itu kondisi Bit dari counter C50 akan menjadi ON
sampai input LD menjadi ON. Pada saat ini nilai PV dipindahkan menjadi nilai Current dari
C50. Counter ini akan menghitung kembali apabila kondisi input LD sudah kembali ke OFF
dan input CD mendapatkan perubahan kondisi OFF ke ON.

Gambar 3.4 : Contoh penggunaan Down Counter.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 72

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-54
Berikut ini adalah contoh penggunaan Up/Down Counter yang ditulis dengan editor LAD,
FBD dan STL. Terlihat dalam gambar tersebut nilai PV = 4 dan Input CU dikendalikan oleh
I4.0 , input CD oleh input I3.0, dan input R oleh I2.0.
Dalam timing diagram tersebut terlihat Up/Down counter akan mencacah naik jika pada
input CU mendapatkan transisi OFF ke ON yang dikendalikan oleh kondisi input I4.0.
Counter akan mencacah turun jika pada input CD mendapatkan transisi OFF ke ON yang
dikendalikan oleh kondisi input I3.0. Pada timing diagram terlihat counter mencacah naik
dari 0 sampai ke 5 kemudian mencacah turun sampai nilai current = 3, dan mencacah naik
kembali sampai ke nilai 5 dan akhirnya tereset ke nilai 0. Kondisi Reset ini dikendalikan oleh
kondisi input R, yaitu nilai current akan kembali ke 0 apabila input R mendapatkan suatu
transisi OFF ke ON. Pada timing diagram juga terlihat bahwa nilai Bit C48 tersebut akan ON
untuk nilai current C48 yang lebih besar atau sama dengan nilai PVnya.
Gambar 3.5 : contoh penggunaan Up/Down Counter

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 73

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-55
3.1.3 Instruksi Pengendalian Program (Program Control Instruction)
STOP, END, dan WDR
Instruksi-instruksi pengendalian program digunakan untuk mengatur alur atau jalannya
program yang menentukan bagaimana urutan atau step dari pengeksekusian kolompok
instruksi tertentu. Instruksi-instruksi yang termasuka dalam kelompok pengendalian program
(Program Control Instruction) ini antara lain adalah : STOP, END, WDR, JMP, LBL, SBR,
RET, FOR, NEXT, SCR dsb. Untuk penjelasan detail tentang instruksi tersebut dapat
melihat manual CPU S7-200 sebagai referensi.
Gambar dibawah ini merupakan contoh penggunaan instruksi STOP, END, dan WDR pada
suatu program.
Pada network 1, instruksi STOP akan dieksekusi jika terdapat I/O Error
Pada network 2 atau rung 2, timer Watchdog akan direset jika kondisi M5.6 adalah ON
Pada network 3, program utama akan selesai jika kondisi I0.0 adalh ON

Gambar 3.6 : Penggunaan instruksi STOP, END, dan WDR

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 74

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-56
JMP dan LBL
Gambar dibawah ini merupakan contoh penggunaan instruksi JMP dan LBL pada suatu
program.
Pada network 14, instruksi JMP akan dieksekusi jika retentive data masih tersimpan yang
akan dilihat dari kondisi pada special memory SM0.2. Instruksi JMP to LBL 4 ini akan
membuat program meloncat ke LBL 4 (terdapat pada network 33). Penggunaan instruksi
JMP to LBL ini harus dilakukan pada suatu bagian program yang sama misalnya berada
dalam : Program utama, dalam Subrutin atau dalam Interupt Rutin.
Gambar 3.7 : Penggunaan instruksi JMP to LBL

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 75

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-57
SBR dan RET
Berikut ini adalah contoh pemakaian instruksi SBR dan RET. Instruksi SBR ini akan
menyebabkan program meloncat kelokasi subrutin yang dituju. Pada instruksi ini akan terjadi
penggunaan parameter-parameter tertentu. Parameter tersebut harus dideklarasikan
terlebih dahulu tipenya sebelum dapat digunakan pada subrutin. Penggunaan parameter ini
dalam subrutin dilaksanakan dengan instruksi CALL yang didahului dengan nama subrutin
kemudian diikuti dengan parameter-parameter lainnya. Lihat manual sebagai referensi.
Pada gambar dibawah instruksi SBR akan dilaksanakan pada scan yang pertama
(dikendalikan oleh kondisi pada SM0.1). Setelan program meloncat ke subrutin 10, maka
instruksi conditional return (RET) dapat diberikan untuk keluar dari program subrutin. Dalam
gambar dibawah instruksi RET ini akan dilaksanakan jika kondisi M14.3 adalah ON.

Gambar 3.8 : Penggunaan Instruksi SBR dan RET

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 76

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-58
Instruksi FOR dan NEXT digunakan untuk melakukan looping atau pengulangan suatu
instruksi yang terletak diantara instruksi FOR dan NEXT beberapa kali yang ditentukan oleh
nilai input INDX, INIT dan FINAL.
Dalam gambar dibawah pada waktu I2,0 dalam kondisi ON maka instruksi dari Network 1
sampai network 20 (ditunjukan oleh anak panah 1) dieksekusi sebanyak 100 kali. Nilai
seratus ini didapat dari nilai : (FINAL INIT) + 1, Setiap kali pengulangan maka nilai pada
INDX akan bertambah 1. Jika nilai pada INDX lebih besar dari nilai FINAL maka proses
pengulangan ini berakhir.
Pada pengulangan yang ditunjukan oleh anak panah 2 dapat dilihat jumlah pengulangan
adalah (2-1)+1 = 2 kali. Akan tetapi pengulangan pada network 10 network 15 hanya akan
dilaksanankan jika kondisi I2.1 adalah ON.

Gambar 3.9 : Contoh penggunaan instruksi FOR dan NEXT pada editor LAD dan STL

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 77

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-59
Instruksi Sequence Control Relay (SCR) ini digunakan untuk mengorganisasi operasi dari
mesin atau membagi kedalam segmen-segmen yang serupa. Instruksi SCR ini mengijinkan
pembagaian control program dalam segmen-segmen yang logis.
Instruksi LSCR akan memanggil SCR dan mengisi stack dengan logika yang terdapat pada
Bit S. Segmen SCR ini akan diaktifkan dan dinonaktifkan oleh kondisi logika SCR pada
stack memory. Bagian teratas dari stack diisi oleh nilai yang ada pada S bit sehingga output
box dan coil dapat dihubungkan pada garis power tanpa melalui kontak penghubung.
Instruksi SCRE akan mengakhiri segmen SCR.
Semua logika diantara instruksi LSCR dan SCRE akan membentuk segmen SCR dan tidak
bergantung nilainya pada nilai S dalam stack untuk proses eksekusinya. Demikian juga
dengan logika diantra SCRE dan instruksi LSCR berikutnya tidak bergantung pada nilai dari
S pada stack memory.
Instruksi SCRT akan menset S bit untuk mengaktifkan SCR berikutnya dan juga mereset S
bit yang sudah terlebih dahulu dipanggil untuk mengaktifkan segmen SCR yang sekarang.
Berikut ini contoh pemakaian instruksi LSCR, SCRT dan SCRE

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 78

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-60

Gambar 3.10 : Contoh penggunaan instruksi SCR untuk membagi program dalam segmensegmen logic.

Pada contoh diatas, bit SM0.1 pada scan pertama digunakan untuk men-set S0.1, yang
akan menjadi bit aktif(True) dan segmen SCR yang pertama dijalankan.
Setelah delay selama 2 detik yang disebabkan oleh T37, instruksi SCRT akan
menonaktifkan SCR(S0.1) dan mengaktifkan SCR(S0.2).
Instruksi SCRE pada Network 5 akan mengakhiri segmen SCR(S0.1 ini)
Network 6 sampai network 9 yang merupakan segmen SCR(S0.2) dijalankan.
Instruksi SCRE pada Network 9 akan mengakhiri segmen SCR(S0.2 ini)

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 79

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-61
3.1.4 Instruksi Pemrosesan Data
Instruksi data ini digunakan untuk memproses data-data dengan tujuan untuk mendapatkan
hasil yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam memproses data ini berbagai instruksi dapat
dilakukan untuk menghasilkan perubahan atau hasil akhir yang diinginkan. Instruksi-instruksi
dibawah ini adalah instruksi yang umum digunakan untuk data processing:

Instruksi Data Comparison

Instruksi Data Movement

Instruksi Data Shifting and Rotate

Instruksi Data Convertion

Data Compare
Instruksi ini akan membandingkan nilai kedua operand dari instruksi tersebut. Tipe data
yang dibandingkan bisa berupa : Byte, Integer, Double Word, dan real. Sedangkan jenis
operasi perbandingannya bisa berupa : IN1 = IN2, IN1 >= IN2, IN1 <= IN2, IN1 > IN2, IN1 <
IN2, atau IN1 <> IN2.
Berikut ini adalah contoh dari penggunaan instruksi compare ini :
Nilai pada lokasi VW4 dibandingkan dengan nilai pada lokasi VW8, jika VW4>=VW8 maka
kondisi keluaran Q0.3 akan ON

Gambar 3.11 : contoh penggunaan instruksi Compare.

HO-62
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 80

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

Data Movement
Data movement ini bisa dilaksanakan dengan berbagai cara sesuai dengan tipe data dan
kebutuhan. Instruksi yang digunakan untuk memindahkan data ini adalah MOVE.
Instruksi MOVE yang digunakan untuk memindahkan data dari satu lokasi kelokasi yang lain
adalah :

Move Byte, Move Word, Move Double Word, Move Real


Instruksi MOVE yang digunakan untuk memindahkan satu blok data dari satu lokasi kelokasi
yang lain adalah :

Block Move Byte, Block Move Word, Block Move Double Word
Instruksi yang digunakan untuk menukar byte data MSB ke Byte LSB pada suatu data Word
adalah :

Swap Bytes
Berikut ini adalah contoh dari penggunaan instruksi Block Move untuk melakukan
pemindahan suatu blok data. Dalam contoh tersebut kondisi pada I2.1 akan memicu
pemindahan data dari lokasi VB20 s/d VB23 ke lokasi VB100 s/d VB103. Terminal N
menunjukan banyaknya Byte data yang akan dipidahkan (dalam contoh ini 1blok = 4 byte):

Gambar 3.12 : Contoh penggunaan instruksi Block Move dalam LAD, FBD dan STL

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 81

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-63
Berikut ini adalah contoh dari penggunaan instruksi Move dan Swap untuk melakukan
pemindahan dan penukaran byte data. Dalam contoh tersebut kondisi pada I2.1 akan
memicu pemindahan data dari lokasi VB50 ke lokasi AC0 dan menukar MSB byte ke LSB
byte pada Word di - AC0.
Gambar 3.13: Contoh penggunaan instruksi Move dan Swap

Data Shifting and Rotate


Jenis Instruksi ini akan menggeser dan memutar bit-bit data kekiri dan kekanan sesuai
dengan instruksinya.
Instruksi yang digunakan untuk mengeser data adalah Shift Right dan Shift Left serta tipe
data yang dapat digeser adalah :

Byte dengan jumlah pergesaran maksimum 8 kali.

Word dengan jumlah pergeseran maksimum 16 kali

Double Word dengan jumlah pergeseran maksimum 32 kali

Instruksi yang digunakan untuk memutar data adalah Rotate Right dan Rotate Left
Tipe data yang dapat diputar adalah :

Byte dengan jumlah perputaran maksimum 8 kali.

Word dengan jumlah pergeseran maksimum 16 kali

Double Word dengan jumlah pergeseran maksimum 32 kali

HO-64
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 82

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

Berikut ini adalah contoh pemakaian instruksi Shift dan Rotate. Dapat dilihat bahwa
program ini akan menggeser data kekanan pada AC0 sebanyak 2 kali dan memutar data
kekiri pada VW200 sebanyak tiga kali

Gambar 3.14 : Contoh pemakaian instruksi Shift dan Rotate

Data Conversion
Jenis Instruksi ini akan mengkonversi data dari satu tipe data ke tipe data lainnya. Jenis
instruksi konversi data yang umum adalah

BCD to Integer.
Integer to BCD
Double Integer to Real
Round
Truncate
Double Integer to Integer
Integer to Double Integer
Byte to Integer
Integer to Byte

HO-65

Berikut ini adalah contoh dari instruksi Convert dalam LAD , STL dan FBD
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 83

Bab 4

Strategi Penyajian

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Lembar Informasi

Page 84

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-66
3.1.5 Instruksi matematis
Instruksi matematis ini digunakan untuk melaksanakan fungsi matematis seperti
penambahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian.
Tipe data yang dapat digunakan pada instruksi matematis ini adalah : Integer, Double
Integer, Real
Instruksi Increment dan Decrement merupakan instruksi yang digunakan untuk penambahan
dan pengurangan secara bertahap pada suatu data Byte, Word atau Doube Word

Gambar 3.15 : Contoh dari pengguaan instruksi matematis


Selain matematis instruksi instruksi diatas, biasanya suatu PLC mempunyai instruksi
numeris yang khusus seperti : Square Root, Logarithmic, Exponential, Sine, Cosine,
Tangent dan PID function. Penggunaan instruksi-instruksi tersebut dapat dilihat pada
manual CPU S7-200 dari Siemens. Khususnya topik mengenai PID tidak dibahas disini
karena menyangkut aspek lain yang berada diluar jangkauan dari criteria untuk unit
kompetensi ini.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 85

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

HO-67
4.1 Menganalisa program aplikasi dan mencari kerusakan pada
sistem aplikasi
Ada beberapa metoda dalam mencari kerusakan pada suatu sistem. Sistem disini bisa
berupa rangkaian elektronika, hubungan antar komponen, dan program yang menjalankan
sistem tersebut. Cara/metoda ini dapat digunakan bergantung pada situasi yang dihadapi.
Kata situasi disini dapat berarti instrumentasi yang tesedia, lokasi kerja, dan kemampuan
dari teknisi sendiri.
Dibawah ini adalah langkah-langkah umum yang biasanya digunakan dalam pencarian
kerusakan pada suatu sistem .
(a) Analisa gejala kerusakan dan temukan letak permasalahannya.
(b) Lokalisasi bagian yang bermasalah pada komponen tertentu.
(c) Pisahkanlah bagian yang bermasalah pada satu tingkat.
(d) Temukan lokasi terjadinya kerusakan.
Untuk melaksanakan proses (a) diatas, seorang troubleshooter harus dapat menganalisa
cara kerja sistem tersebut dan mengetahui hasil atau output yang diharapkan. Dalam suatu
sistem aplikasi PLC, analisa ini akan menyangkut banyak hal yang mencakup
sensor/transducer, rangkaian signal conditioning, CPU itu sendiri, program yang dijalankan,
komponen output seperti relay , solenoid, motor dsb.
Untuk itu didalam mencari sumber kerusakan yang paling utama adalah mengetahui cara
kerja program pada CPU sehingga dapat memastikan urutan-urutan logis dari cara kerja tiap
komponen.
Pembahasan disini akan dibatasi pada pemahaman program pada CPU dan mendeteksi
kondisi-kondisi input dan output yang sesuai. Pemahaman tentang komponen-komponen
lain seperti transducer, sensor, rangkaian signal conditioning, motor, actuator dsb akan
dibahas pada unit yang lain.
Pada kebanyakan situasi dan kondisi yang sering terjadi, dilokasi kerusakan tidak selalu
tersedia referensi dari system yang rusak. Untuk itu hal-hal praktis yang harus dilakukan
dalam melakukan pengujian terhadap sistem PLC adalah :
1. Mendapatkan laporan tentang kerusakan yang terjadi. (lisan maupun tertulis). Buat
dokumentasi yang jelas sebagai referensi pada waktu anda melakukan pengujian
terhadap system tersebut.
2. Mencari referensi/spesifikasi komponen sebanyak mungkin. Tiap komponen pasti
mempunyai spesifikasi dari manufakturnya. Jika spesifikasi tersebut tidak bisa didapatkan
dilokasi, usakan mendapatkannya dari sumber lain mis: Internet, Hubungi manufakturnya,
Buku-buku lain yang berhubungan. Dokumentasikan semua referensi tersebut dengan
baik sebagai sumbar informasi anda didalam menganalisa gejala kerusakan dan cara
kerja sistem tersebut. Referensi ini akan berguna pada kesempatan lain jika anda
menemukan kerusakan pada system yang menggunakan komponen yang sama.
3. Mempelajari spesifikasi tersebut terutama yang berhubungan dengan gejala-gejala
kerusakan. Perhatikan spesifikasi terutama mengenai Input dan Output, dan bandingkan
spesifikasi tersebut dengan spesifikasi komponen-komponen yang berhubungan dengan
terminal Input dan Output tersebut.

HO-68
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 86

Bab 4

Strategi Penyajian

Lembar Informasi

4. Mempelajari jalannya program dari printout atau flowchart. Jika source atau sumber
program tersebut tidak tersedia, anda dapat mengusahakan untuk meload program pada
CPU tersebut ke-komputer dan mencetak program tersebut sebagai referensi.
Berdasarkan hasil cetakan program tersebut anda dapat membuat flowchart dari cara
kerja system tersebut untuk memudahkan analisa dilapangan. Untuk itu dalam unit ini
disertakan software yang digunakan oleh CPU S7-200 yang berisi Step 7 Micro/Win32,
beberapa hardware manual dan contoh-contoh program. Siswa diharapkan dapat
menggunakan software yang tersedia ini sebagai sumber informasi utama dalam
menganalisa suatu system PLC. Didalam menganalisa program ini sangat dibutuhkan
pengetahuan tentang instruksi-instruksi umum yang digunakan pada PLC dan CPU
manual dari PLC jenis tersebut sangat diperlukan untuk membantu pemahaman program
tersebut. Apabila system tersebut telah bekerja dengan baik sebelumnya dan kemudian
terjadi kerusakan, sangat mungkin kerusakan tersebut tidak disebabkan oleh program
yang salah. Pemahaman tentang cara kerja ini lebih dimaksudkan untuk logika pencarian
kerusakan yang akan dilakukan.
5. Mencoba sistem tersebut dengan terlebih dahulu mengisolasi bagian-bagian yang
membahayakan (terutama yang berhubungan dengan bagian output yang berhubungan
dengan komponen terakhir, mis motor, actuator dsb.). Setelah anda memahami cara
kerja system, anda harus mencoba system tersebut untuk membandingkan gejala
kerusakan yang anda dapatkan dengan data kerusakan sebelumnya. Dengan berbekal
pemahaman tentang cara kerja system tersebut, buatlah suatu hipotesa/kesimpulan
sementara tentang bagian-bagian yang dicurigai menimbulkan masalah. Apabila tersedia
peralatan yang cukup, ada baiknya anda mensimulasikan proses tersebut dengan
menggunakan sakelar atau logic data sebagai simulasi input dan logic indicator sebagai
simulasi output. Proses simulasi ini akan memastikan apakah masalah/kerusakan terletak
pada CPU itu sendiri atau pada komponen-komponen diluar CPU.
6. Pada kebanyakan PLC tidak direkomendasikan untuk membuka/memperbaiki rangkaian
elektronik yang terdapat didalamnya. Masalah/kerusakan yang diijinkan untuk diperbaiki
biasanya hanya yang berhubungan dengan pengabelan, rangkaian power supply, beban
maksimum yang diijinkan, jenis input yang tidak sesuai, gangguan pada sinyal input, dan
kesalahan programming. Jika semua hal diatas berfungsi dengan baik berarti kerusakan
terdapat pada CPU dan solusinya adalah mengganti dengan backup CPU (jika ada) dan
mengirimkan CPU tersebut ke service center yang terdekat. Jika keadaan sangat
mendesak dan anda mempunyai pengetahuan yang cukup tentang komponen-komponen
elektronik terutama system microcontroller dan interfacenya maka anda dapat membuka
PLC tersebut dan mengadakan pemeriksaan terhadap komponen-komponen tertentu
saja seperti transistor, relay, optocoupler, resistor, kapasitor, rangkaian power supply dan
fuse, varistor (voltage spike protection). Jangan lakukan pengujian pada IC control dan
microcontroller terutama dalam kondisi power ON kecuali anda mempunyai service
manual dari CPU tersebut yang menjelaskan checking prosedures. Jika anda dapat
melokalisasi kerusakan pada komponen tertentu anda dapat mencoba untuk mengganti
komponen tersebut dengan komponen yang sama atau persamaannya. Sekali lagi hal
ini tidak dianjurkan kecuali telah disetujui oleh pihak yang berwewenang.
7. Jika sampai langkah ke 6 ini semua masih berfungsi dengan normal kemungkinan besar
system tersebut tidak bekerja karena kerusakan pada satu atau lebih komponenkomponen eksternal yang terhubung pada CPU tersebut. Jika anda mengetahui
spesifikasi dan cara kerja komponen-komponen tersebut, periksalah kondisi komponen
tersebut berdasarkan spesifikasinya. Jika komponen tersebut terbukti masih bekerja
dengan baik maka komponen tersebut dapat dihubungkan kembali ke CPU.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 87

Bab 4

Strategi Penyajian

Tugas

Tugas

Bagian Satu
Tugas 1
1. Rancanglah suatu system PLC yang berfungsi untuk mengatur isi suatu tanki air
secara otomatis. Level air pada tangki tersebut harus selalu berada pada jangkauan
tertentu dan tidak bergantung kepada banyaknya pemakaian air.
2. Sebutan komponen-komponen mana saja yang merupakan Input dan sebutkan
fungsi tiap komponen tersebut.
3. Sebutkan komponen-komponen apa saja yang merupakan output dan sebutkan
fungsi tiap komponen tersebut.
4. Faktor keselamatan apakah yang harus diperhatikan?. Bagaimana kalau terjadi
kerusakan pada CPU, apakah system mempunyai system pencegahan (safety
feature)?
5. Apakah pada system yang anda rancang diperlukan adanya operator untuk
menjalankan system tersebut?

Tugas 2
1. Misalkan anda mempunyai suatu system pengendalian tertutup (closed loop
system) dengan PLC yang berfungsi untuk mengatur posisi relatif dengan
menggunakan stepper motor. Posisi ini disensor dengan menggunakan
incremental encoder yang akan dihubungkan pada counter kecepatan tinggi
pada CPU 214. Perhatikan gambar berikut yang menggambarkan proses
pengendalian tertutup ini.

2. Gambarkan blok diagram yang menggambarkan proses closed loop control ini.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 88

Bab 4

Strategi Penyajian

Tugas

3. Komponen manakah yang merupakan feedback bagi CPU?


4. Komponen manakah yang merupakan input bagi CPU?
5. Komponen manakah yang merupakan output bagi CPU?
6. Apakah output dari system ini bergantung kepada kondisi output itu sendiri?

Tugas 3
1.

Perhatikan flowchart yang menggambarkan proses pada tugas No.2 diatas.

2. Apakah tujuan bagian proses yang bertanda Did faulty position occur?
3. Keluaran dari proses pada langkah 2 merupakan pengambilan keputusan Yes atau No,
terangkan apa yang terjadi apabila terjadi Yes dan apabila terjadi No

4. Apakah gunanya reference point dalam system ini?

Tugas 4
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 89

Bab 4

Strategi Penyajian

Tugas

Dengan menggunakan manual CPU S7-200 isilah spesifikasi untuk CPU 221 dibawah ini :
Dimensions (W x H x D)
Weight
Power loss (dissipation)

= _______________________
= _______________________
= _______________________

Input Features
Number of integrated inputs = _______________________
Input type
= _______________________
Input Voltage
Maximum continuous permissible
Surge
Rated value
Logic 1 signal (minimum)
Logic 0 signal (maximum)

= _______________________
= _______________________
= _______________________
= _______________________
= _______________________

Isolation
Optical isolation (galvanic)
Isolation groups of

= _______________________
= _______________________

Input Delay Times


Maximum

= _______________________

Connection of 2-Wire Proximity Sensor (Bero)


Permissible leakage current
= _______________________
Cable Length
Unshielded
= _______________________
Shielded
= _______________________
Number of Inputs ON Simultaneously
40 C
= _______________________
55 C
= _______________________
Power Consumption
From +5 VDC (from I/O bus)

= _______________________

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 90

Bab 4

Strategi Penyajian

Tugas

Tugas 5
1. Pada CPU 221 berapakah jumlah input yang dapat digunakan secara bersama-sama
pada suhu 55 C?
2. Perhatikan gambar berikut.

3. Berdasarkan spesifikasi berapakah tegangan yang diijinkan untuk titik no.2 pada
gambar?
4. Berdasarkan gambar diatas berapakah kira-kira arus yang akan mengalir pada tiap
input?
5. Berapakah batas tegangan untuk logika 1 (High) pada input?
6. Berapakah batas tegangan untuk logika 0 (Low) pada input?
7. Jenis isolasi apakah yang diberikan pada tiap input?
8. Jika anda menggunakan kabel Shielded untuk hubungan input berapakah jarak
maksimum yang diijinkan?

Tugas 6
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 91

Bab 4

Strategi Penyajian

Tugas

1. Perhatikan gambar terminal output untuk CPU EM 222 24VDC Output Module

2. Berapakah jumlah output pada gambar diatas?


3. Berapakah jangkauan tegangan pada output?
4. Jika terdapat logika 1 pada output, berapakah arus maksimal yang diijinkan pada
output tersebut?
5. Berapakah lonjakan arus (surge current) yang diijinkan pada output tersebut?
6. Apakah terdapat optical isolation pada termninal output tersebut?
7. Komponen diriver apakah yang digunakan pada output?

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 92

Bab 4

Strategi Penyajian

Tugas

Tugas 7
1. Isilah table berikut untuk CPU 221 DC/DC/DC
On-board digital inputs
On-board digital output

= ____________________
= ____________________

High-speed counters (32-bit value)


No. of single phase counters
No. of two phase counters
Pulse outputs
Analog adjustments
Timed interrupts
Edge interrupts
Selectable input filter times
Pulse catch
Program size (stored permanently)

= ____________________
= ____________________
= ____________________
= ____________________
= ____________________
= ____________________
= ____________________
= ____________________
= ____________________

Data block size:


Stored permanently
Backed by super capacitor or battery
Maximum digital I/O

= ____________________
= ____________________
= ____________________

Internal memory bits


Stored permanently on power down
Backed by super capacitor or battery

= ____________________
= ____________________

Timers total
Backed by super capacitor or battery
1 ms
10 ms
100 ms

= ____________________
= ____________________
= ____________________
= ____________________
= ____________________

Counters total
Backed by super capacitor or battery

= ____________________
= ____________________

Boolean execution speed


Move Word execution speed
Timer/Counter execution speed
Single precision math execution speed
Real math execution speed
Super capacitor data retention time

= ____________________
= ____________________
= ____________________
= ____________________
= ____________________
= ____________________

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Apakah fungsi input filter?


Apakah fungsi pulse catch?
Apakah fungsi High Speed Counter?
Berapakah ukuran program yang dapat disimpan dalam memori?
Berpakah Bit memori internal yang tersedia?
Apakah fungsi dari Analog Adjustment?

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 93

Bab 4

Strategi Penyajian

Tugas

Tugas 8
1. Jika anda diberi suatu instruksi dalam bentuk STL seperti berikut :
NETWORK 1

// Start First Step

LD

// Load input I0.1.

Start_Button

// If input I0.1 is set


AN

Reset

// and input I0.0 is not set

AN

Enable_One

// and memory bit M0.0 is not set

AN

Enable_Two

// and memory bit M0.1 is not set

AN

Enable_Three

// and memory bit M0.2 is not set

AN

Enable_Four

// and memory bit M0.3 is not set

AN

Enable_Five

// and memory bit M0.4 is not set,

Enable_One, 1

// set memory bit M0.0.

NETWORK 2

// Run First Step

LD

// Load memory bit M0.0.

Enable_One

// If memory bit M0.0 is set,


S
TON

Q0.2, 2
T37, +50

// set outputs Q0.2 and Q0.3.


// Start timer T37 with PT of
// 50 (5 s).

2. Buatlah program yang sama dalam bentuk Ladder diagram


3. Buatlah program yang sama dalam bentuk FBD
4. Buatlah program yang sama dalam instruksi IEC 1131-3
5. Apakah keuntungan dari penggunaan IEC 1131-3
6. Jika anda seorang programmer yang berpengalaman dalam menggunakan bahasa
Assembly language, jenis editor manakah lebih cocok anda gunakan?
7. Dalam menggunakan CPU S7-200 editor manakah yang dapat melaksanakan paling
banyak fungsi?

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 94

Bab 4

Strategi Penyajian

Tugas

Tugas 9
1. Apakah yang dimaksud dengan siklus telusuran scan cycle pada CPU?
2. Berapa kali scan cycle ini akan dijalankan pada CPU jika sebuah program di RUN?
3. Apakah yang mempengaruhi lamanya scan cycle ini?
4. Apakah yang dimaksud dengan waktu eksekusi ?
5. Jika anda mempunyai program dalam STL seperti dibawah ini berapakah waktu
eksekusi yang dibutuhkan dalam satu scan cycle? (Lihat lampiran untuk waktu
eksekusi pada manual S7-200)

6. Dengan menggunakan table waktu eksekusi yang terdapat pada manual S7-200,
instruksi apakah yang membutuhkan waktu eksekusi paling lama?

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 95

Bab 4

Strategi Penyajian

Tugas

Tugas 10
1. Apakah yang dimaksud dengan pengalamata langsung (direct addressing) dan
pengalamatan tidak langsung (indirect addressing)?
2. Tulislah format untuk mengalamati Process-Image Output Register (Q).
3. Tulislah format untuk mengalamati Variable Memory Area (V).
4. Sebutkan jenis-jenis memor1 yang ada pada CPU 221
5. Sebutkan jenis memori yang ditunjukan oleh alamat :
SMB86

M26.7

LB33

I0.4

6. Pada pengalamatan tidak langsung dikenal suatu data yang disebut pointer. Apakah
kegunaan pointer ini.
7. Jenis/tipe memori apa saja yang bisa dipakai sebagai pointer?
8. Jika alamat V100 berisi 45 ,V101 berisi 67, dan alamat V102 berisi 89, maka pada
akhir instruksi nilai pada AC0 adalah : _____________
MOVD

&VB100,AC1

MOVW

*AC1,AC0

INCD

AC1

MOVW

*AC1,AC0

9. Buatlah suatu program yang akan menyimpan 4 bit data BCD pada input CPU pada
VB100, kemudian keluarkan data tersebut pada Outputnya setelah data tersebut
ditambah dengan 3.
10. Sebutkan fungsi dari spesial memori berkut ini :
SM0.0
SM0.1
SM0.7
SM1.0
SM1.4
SM1.6

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 96

Bab 4

Strategi Penyajian

Tugas

Tugas 11
1. Apakah yang dimaksud dengan komunikasi pada system PLC?
2. Untuk melaksanakan komunikasi tersebut suatu PLC terhubung dengan PLC lain
atau dengan komponen lain melalui suatu media dan protocol. CPU S7-200
berkomunikasi dengan menggunakan protocol apa saja?
3. Jika satu CPU dihubungkan dengan sebuah komputer sebagai programming device,
maka komunikasi dan protocol manakah yang sebaiknya dipilih?
4. Communication port pada CPU S7-200 berupa apa?
5. Untuk berkomunikasi dengan komponen lain yang mempunyai standar komunikasi
RS 232, CPU membutuhkan kabel penghubung yang disebut apa?
6. Apakah yang dimaksud dengan Freeport communications pada CPU S7-200?
7. Apakah yang dimaksud dengan Baudrate?
8. Apakah yang dimaksud dengan network repeater?
9. Berapakah jangkauan terjauh suatu network yang terdiri dari beberapa CPU S7-200
dengan mengunakan repeater?
10. Hubungkan CPU yang tersedia dengan personal komputer melalui komunikasi serial
RS232. Cobalah untuk membuat program sederhana untuk menyalakan sebuah pilot
lamp 24VDC dengan suatu sakelar. Up-load program anda ke PLC dan jalankan
program tersebut.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 97

Bab 4

Strategi Penyajian

Tugas

Tugas 12
1. Buatlah program dibawah ini dengan menggunakan Step7 Micro/Win32. Program ini
akan menjalankan motor dalam pilihan putaran forward dan reverse.

Alat yang dibutuhkan :


PLC Siemens, Step 7 Micro/Win32 Programming Software, Push button sesuai gambar
diatas, Magnetic contactor 3 phase , 24VDC (2pcs), dan 3 phase Induction motor

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 98

Bab 4

Strategi Penyajian

Tugas

Tugas 13
1. Buatlah program pada tugas no 13 dengan menggunakan dua editor lainnya.
Misalnya anda mengerjakan tugas 13 dalam bentuk ladder diagram, maka buatlah
program yang sama dengan menggunakan STL dan FBD.

Tugas 14
1. Buatlah program dibawah ini dengan menggunakan Step7 Micro/Win32. Program ini
akan menjalankan motor induksi dengan star-delta start.

Tugas 15

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 99

Bab 4

Strategi Penyajian

Tugas

1. Buatlah program dibawah ini dengan menggunakan Ladder Diagram. Program ini
akan menghitung level tegangan analog yang telah dikonversikan menjadi
gelombang kotak dengan frekwensi yang sebanding dengan level tegangan analog
tersebut. Gelombang kotak akan dihitung menggunakan High Speed Counter selama
waktu tertentu, hasil penghitungan tadi kemudian diproses dan tegangan analagnya
dapat dihitung.

Program ini telah dibuat dalam bentuk STL, anda dapat menganalisa program tersebut dan
menuliskannya kembali dengan menggunakan Ladder diagram.

Alat yang dibutuhkan:


-

a CPU with DC power

supply, DC inputs, and DC outputs (DC/DC/DC)

One voltage-to-frequency converter


Technical Data :
o

Supply Voltage:

24 VDC

Input:

Output:

Square Wave Pulse, GND-24 V

Measuring Range:

0 V to 10 V -> 0 Hz to 2000 Hz

Ratio:

0 VDC to 10 VDC

200 Hz/V (linear)

Tugas 15 - Lanjutan
//***MAIN PROGRAM***
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 100

Bab 4

Strategi Penyajian

Tugas

NETWORK 1
// Call Subroutine SBR0
// Load special memory SM0.1 bit to process this network in the first scan cycle only.
// Call SBR0 to initialize the high-speed counter and enable a timed interrupt.
LD First_Scan_On
// Load SM0.1.
CALL SBR_0
// Call SBR0.
NETWORK 2
// Main Program End
// End the main program.
// MEND

// End the main program.

//***SUBROUTINE***
NETWORK 1
// Subroutine SBR0
// SBR 0
// Start SBR0.
LD Always_On
// Load SM0.0.
MOVB 16#FC, HSC1_Ctrl
// Load control bits for HSC1.
HDEF 1, 0
// Assign mode 0 to HSC1.
MOVD +0, HSC1_CV
// Set the new current value of HSC1.
MOVD 16#0000FFFF, HSC1_PV
// Set the new preset value of
// HSC1 (not used in this example).
MOVB 100, Time_0_Intrvl
// Set the time interval for timed INT0 = 100 ms.
ATCH INT_0, 10
// Attach interrupt event 10 to INT0.
ENI
// Enable all interrupt events.
HSC 1
// Start HSC1.
NETWORK 3
// End of Subroutine SBR0
//***INTERRUPT ROUTINE***
NETWORK 1
// Interrupt Routine INT0
// Start INT0.
// INT 0
// Start INT0.
NETWORK 2
// Evaluate High-Speed Counter HSC1
LD Always_On
// Load SM0.0.
MOVD HC1, VD100
// Move the value in HSC1 to
// VD100 to store the current count.
MOVD +0, HSC1_CV
// Reset the current value (CV) of HSC1 = 0.
MOVB 16#C0, HSC1_Ctrl
// Enable HSC1 and update currentvalue (CV).
HSC 1
// Start HSC1.
SRD VD100, 1
// Divide the count stored in VD100 in half.
MOVB VB103, Display_Voltage
// Display the result at QB0. (10 times the voltage).
NETWORK 3
// End INT0.
// RETI

// End of Interrupt Routine INT0


// End INT0.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 101

Bab 4

Strategi Penyajian

Tugas

Tugas 16
1. Analisalah system dibawah ini. Anda diberikan program dalam STL.

//***MAIN PROGRAM***
NETWORK 1
// Call Subroutine SBR1
LD Always_On
// Load SM0.0.
CALL SBR_1
// Call SBR1.
NETWORK 2
// Switch On Slow Clockwise Rotation
LD ClockwiseSlow
// Load input I0.0 If I0.0 is set,
R
StartClockwFast, 1
// reset output Q0.1.
NETWORK 3
// Switch On Fast Clockwise Rotation
LD ClockwiseFast
// Load input I0.1. If I0.1 is set,
R
StartClockwSlow, 1
// reset output Q0.0.
NETWORK 4
// Switch On Slow Counterclockwise Rotation
LD CntrClockwSlow
// Load input I0.2 If I0.2 is set,
R
StartCntrClockwFast, 1
// reset output Q0.3.
NETWORK 5
// Switch On Fast Counterclockwise Rotation
LD CntrClockwFast
// Load input I0.3. If I0.3 is set,
R
StartCntrClockwSlow, 1
// reset output Q0.2.
NETWORK 6
// Turn On "Off" Lamp
LDN StartClockwSlow
// Load output Q0.0 as a Normally Closed contact.
// If output Q0.0 is not set

Tugas 16-lanjutan
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 102

Bab 4

Strategi Penyajian

AN StartClockwFast
AN StartCntrClockwSlow
AN StartCntrClockwFast
=
Off_Lamp

Tugas

// and output Q0.1 is not set


// and output Q0.2 is not set
// and output Q0.3 is not set,
// turn on output Q0.4.

NETWORK 7
// Flash Signal Lamp during Waiting Period
LD Wait_Time
// Load memory bit M2.3. If memory bit M2.3 is set
A
Clock_1s
// and special memory bit SM0.5 is set,
=
Wait_Lamp
// turn on output Q0.5.
NETWORK 8
// End the Main Program
// End the main program.
// MEND
// End the main program.

//***SUBROUTINE***
NETWORK 1

// Subroutine SBR1

NETWORK 2

// Set the Interlock

LD ClockwiseSlow
O
ClockwiseFast
O
CntrClockwSlow
O
CntrClockwFast
AN Motor_Off
LD ClockwiseFast
O
CntrClockwSlow
O
CntrClockwFast
A
ClockwiseSlow
OLD
LD CntrClockwSlow
O
CntrClockwFast
A
ClockwiseFast
OLD
LD CntrClockwSlow
A
CntrClockwFast
OLD
LD Wait_Time
OLD
S
Interlock, 1
NETWORK 3
LD
AN
AN

// Load input I0.0 If input I0.0 is set


// or input I0.1 is set
// or input I0.2 is set
// or input I0.3 is set
// and input I0.4 is not set
// or input I0.1 is set
// or input I0.2 is set
// or input I0.3 is set
// and input I0.0 is set
// or
// input I0.2 is set
// or input I0.3 is set
// and input I0.1 is set
// or
// input I0.2 is set
// and input I0.3 is set
// or
// memory bit M1.1 is set,
// then
// set memory bit M1.0.

// Reset the Interlock

Motor_Off
ClockwiseSlow
ClockwiseFast

// Load input I0.4. If input I0.4 is set


// and input I0.0 is not set
// and input I0.1 is not set

Tugas 16-lanjutan
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 103

Bab 4

AN
AN
AN
R

Strategi Penyajian

CntrClockwSlow
CntrClockwFast
Wait_Time
Interlock, 1

NETWORK 4
LDN

A
Motor_Off
A
Circuit_Break
AN StartCntrClockwSlow
AN StartCntrClockwFast
=
Enable_ClockwSlow

LDN

A
Motor_Off
A
Circuit_Break
AN StartCntrClockwSlow
AN StartCntrClockwFast
=
Enable_ClockwFast

LDN

A
Motor_Off
A
Circuit_Break
AN StartClockwSlow
AN StartClockwFast
=
Enable_CntrClockwSlow

LDN

// Load input I0.0 as a Normally Closed contact.


// If input I0.0 is not set
// and input I0.4 is set
// and input I0.5 is set
// and output Q0.2 is not set
// and output Q0.3 is not set,
// set memory bit M2.1.

// Enable Slow Counterclockwise Rotation

CntrClockwFast

NETWORK 7

// Load input I0.1 as a Normally Closed contact.


// If input I0.1 is not set
// and input I0.4 is set
// and input I0.5 is set
// and output Q0.2 is not set
// and output Q0.3 is not set,
// set memory bit M2.0.

// Enable Fast Clockwise Rotation

ClockwiseSlow

NETWORK 6

// and input I0.2 is not set


// and input I0.3 is not set
// and memory bit M1.1 is not set,
// reset memory bit M1.0.

// Enable Slow Clockwise Rotation

ClockwiseFast

NETWORK 5

Tugas

// Load input I0.3 as a Normally


// Closed contact.
// If input I0.3 is not set
// and input I0.4 is set
// and input I0.5 is set
// and output Q0.0 is not set
// and output Q0.1 is not set,
// set memory bit M2.2.

// Enable Fast Counterclockwise Rotation

CntrClockwSlow

A
Motor_Off
A
Circuit_Break
AN StartClockwSlow
AN StartClockwFast
=
Enable_CntrClockwFast

// Load input I0.2 as a Normally


// Closed contact.
// If input I0.2 is not set
// and input I0.4 is set
// and input I0.5 is set
// and output Q0.0 is not set
// and output Q0.1 is not set,
// set memory bit M2.3.

NETWORK 8

// Run Clockwise Slow

LD
O

// Load input I0.0. If input I0.0 is set


// or output Q0.0 is set

ClockwiseSlow
StartClockwSlow

Tugas 16-lanjutan
AN

Interlock

// and memory bit M1.0 is not set

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 104

Bab 4

A
=

Strategi Penyajian

Enable_ClockwSlow
StartClockwSlow

NETWORK 9

LD
EU
S

// Load input I0.2. If input I0.2 is set


// or output Q0.2 is set
// and memory bit M1.0 is not set
// and memory bit M2.2 is set,
// set motor starter output Q0.2.

// Run Counterclockwise Fast

LD CntrClockwFast
O
StartCntrClockwFast
AN Interlock
A
Enable_CntrClockwFast
=
StartCntrClockwFast
NETWORK 12

// Load input I0.1. If input I0.1 is set


// or output Q0.1 is set
// and memory bit M1.0 is not set
// and memory bit M2.1 is set,
// set motor starter output Q0.1.

// Run Counterclockwise Slow

LD CntrClockwSlow
O
StartCntrClockwSlow
AN Interlock
A
Enable_CntrClockwSlow
=
StartCntrClockwSlow
NETWORK 11

// and memory bit M2.0 is set,


// set motor starter output Q0.0.

// Run Clockwise Fast

LD ClockwiseFast
O
StartClockwFast
AN Interlock
A
Enable_ClockwFast
=
StartClockwFast
NETWORK 10

Tugas

// Load input I0.3. If input I0.3 is set


// or output Q0.3 is set
// and memory bit M1.0 is not set
// and memory bit M2.3 is set,
// set motor starter output Q0.3.

// Set Waiting Period Timer Bit

Off_Lamp

Wait_Time, 1

// Load output Q0.4.


// When there is a Positive
// Transition (Edge Up) at
// output Q0.4,
// set memory bit M1.1.

NETWORK 13

// Set Waiting Period and Start Timer

LD Wait_Time
MOVW +500, VW20
TON T33, VW20
A
T33
R
Wait_Time, 1

// Load memory bit M1.1.


// Store the value to be used with timer T33.
// Enable timer T33 with PT from VW20.
// When current timer value = Preset Time,
// reset memory bit M1.1.

NETWORK 14
// End SBR1.
// RET

// End SBR1.

// End of Subroutine SBR1

Tugas 16-lanjutan
2. Buatlah flowchart dari program tersebut
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 105

Bab 4

Strategi Penyajian

Tugas

3. Rangkailah komponen-komponen yang diperlukan untuk membentuk system diatas.


4. Jalankan program tersebut. Amati semua cara kerja dari system tersebut dengan
seksama.
5. Mintalah instruktur anda untuk memasukan satu jenis kerusakan pada system
tersebut.
6. Gunakanlah cara-cara yang logis untuk mencari kerusakan tersebut.
7. Catatlah gejala kerusakan dan perbaiki system tersebut sehingga dapat kembali
bekerja.
8. Tuliskan kerusakan yang terjadi, lokasi kerusakan, dan langkah untuk memperbaiki
kerusakan tersebut.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 106

Bab 4

Strategi Penyajian

Transparansi

OHT 1
Transparansi

1. Bagilah proses-proses yang terlibat dalam sistem yang anda


rancang
2. Buatlah spesifikasi dari fungsi-fungsi setiap bagian pada
sistem.
3. Rancanglah fasilitas keselamatan/proteksi pada sistem yang
anda rancang
4. Buatlah informasi status dari rangkaian independen tersebut
agar diketahui oleh CPU sehingga program dan antarmuka
operator dapat mengetahui informasi yang diperlukan.
5. Tentukanlah lokasi-lokasi dari operator
6. Buatlah gambar dari konfigurasi PLC.
7. Buatlah daftar dari simbol-simbol dari sinyal yang digunakan
sebagai referensi.
Gambar 1.1 : Hubungan program aplikasi dengan input dan output

OHT 2
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 107

Bab 4

Strategi Penyajian

Transparansi

Y(s)

R(s)

Gco(s)

Gp(s)

OPEN LOOP SYSTEM

R(s)

E
+

Gcc(s)

Gp(s)

_
HY

Feedback
H(s)

CLOSED LOOP SYSTEM

CONTOH OPEN LOOP SYSTEM

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 108

Bab 4

Strategi Penyajian

Transparansi

OHT 3

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 109

Bab 4

Strategi Penyajian

Transparansi

OHT 4

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 110

Bab 4

Strategi Penyajian

Transparansi

OHT 5

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 111

Bab 4

Strategi Penyajian

Transparansi

OHT 6

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 112

Bab 4

Strategi Penyajian

Transparansi

OHT 7

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 113

Bab 4

Strategi Penyajian

Transparansi

OHT 9

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 114

Bab 4

Strategi Penyajian

Transparansi

OHT 10

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 115

Bab 4

Strategi Penyajian

Transparansi

OHT 11

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 116

Bab 4

Strategi Penyajian

Transparansi

OHT 12

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 117

Bab 4

Strategi Penyajian

Transparansi

OHT 13

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 118

Bab 4

Strategi Penyajian

Transparansi

OHT 14

OHT 15

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 119

Bab 4

Strategi Penyajian

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Transparansi

Page 120

Bab 4

Strategi Penyajian

Transparansi

OHT 16

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 121

Bab 4

Strategi Penyajian

Transparansi

OHT 17

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 122

Bab 4

Strategi Penyajian

Transparansi

OHT 18

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 123

Bab 4

Strategi Penyajian

Transparansi

OHT 19

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 124

Bab 4

Strategi Penyajian

Transparansi

OHT 20

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 125

Bab 4

Strategi Penyajian

Transparansi

OHT 21

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 126

Bab 4

Strategi Penyajian

Transparansi

OHT 22

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 127

Bab 4

Strategi Penyajian

Transparansi

OHT 23

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 128

Bab 4

Strategi Penyajian

Transparansi

OHT 24

CONTOH PENGGUNAAN DOWN COUNTER

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 129

Bab 4

Strategi Penyajian

Transparansi

OHT 25

CONTOH PENGGUNAAN INSTRUKSI SCR UNTUK MEMBAGI


PROGRAM DALAM SEGMEN-SEGMEN LOGIC.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 130

Bab 4

Strategi Penyajian

Transparansi

OHT 26

CONTOH PENGGUNAAN INSTRUKSI SCR UNTUK MEMBAGI


PROGRAM DALAM SEGMEN-SEGMEN LOGIC.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 131

Bab 4

Strategi Penyajian

Transparansi

OHT 27

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 132

Bab 4

Strategi Penyajian

Transparansi

OHT 28

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 133

Bab 5

Cara Menilai Unit Ini

BAB 5

CARA MENILAI UNIT INI

Apa yang Dimaksud dengan Penilaian ?


Penilaian adalah proses pengumpulan bukti-bukti hasil ujian/pekerjaan dan pemberian nilai
atas kemajuan peserta pelatihan dalam mencapai kriteria unjuk kerja seperti yang
dimaksud dalam Standar Kompetensi. Bila pada nilai yang ditetapkan telah tercapai ( sesuai
dengan kriteria ), maka dinyatakan bahwa kompetensi sudah dicapai . Penilaian lebih untuk
mengidentifikasi pencapaian dan penguasaan kompetensi peserta pelatihan dari pada
hanya untuk membandingkan prestasi peserta terhadap peserta lain.

Apa yang Dimaksud dengan Kompeten?


Tanyakan pada diri Anda sendiri : Kemampuan kerja apa yang benar-benar dibutuhkan
oleh peserta pelatihan?
Jawaban terhadap pertanyaan ini akan mengatakan kepada Anda tentang apa yang kita
maksud dengan kata kompeten. Untuk menjadi kompeten dalam suatu pekerjaan yang
berkaitan dengan keterampilan berarti bahwa orang tersebut harus mampu untuk :

menampilkan keterampitan pada level (tingkat) yang dapat diterima

mengorganisikan tugas-tugas yang dibutuhkan.

merespon dan bereaksi secara layak bila sesuatu salah

memenuhi suatu peranan dalam sesuatu rangkaian tugas-tugas pada


pekerjaan

mentransfer/mengimplementasikan keterampilan dan pengetahuan pada


situasi baru.

Bila Anda menilai kompetensi ini Anda harus mempertimbangkan seluruh issue-issue di atas
untuk mencerminkan sifat kerja yang nyata .

Pengakuan Kompetensi yang Dimiliki


Prinsip penilaian terpadu memberikan pengakuan terhadap kompetensi yang ada tanpa
memandang dari mana kompetensi tersebut diperoleh. Penilai mengakui bahwa individuindividu dapat mencapai kompetensi dalam berbagai cara:

kualifikasi terdahulu

belajar secara informal.

Pengakuan terhadap kompetensi yang ada dengan mengumpulkan bukti-bukti kemampuan


untuk dinilai apakah seseorang telah memenuhi standar kompetensi, baik memenuhi
standar kompetensi untuk suatu pekerjaan maupun untuk kualifikasi formal.

Kualifikasi Penilai
Dalam kondisi Iingkungan kerja, seorang peniIai industri yang diakui akan menentukan
apakah seorang pekerja mampu melakukan tugas yang terdapat dalam unit kompetensi ini .
Untuk menilai unit ini mungkin Anda akan memilih metode yang ditawarkan dalam pedoman
ini, atau mengembangkan metode Anda sendiri untuk melakukan penilaian. Para penilai
harus memperhatikan petunjuk penilaian dalam standar kompetensi sebelum memutuskan
metode penilaian yang akan dipakai.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 134

Bab 5

Cara Menilai Unit Ini

Ujian yang Disarankan


Umum
Unit Kompetensi ini, secara umum mengikuti format berikut:
(a)

Menampilkan pokok keterampilan dan pengetahuan untuk setiap subkompetensi/kriteria unjuk kerja.

(b)

Berhubungan dengan sesi praktik atau tugas untuk memperkuat teori atau
mempersiapkan praktik dalam suatu keterampilan.

Hal ini penting sekali, di mana peserta dinilai (penilaian formatif) pada setiap elemen
kompetensi. Mereka tidak boleh melanjutkan unit berikutnya sebelum mereka benar-benar
menguasai (kompeten) pada materi yang sedang dilatihkan .
Sebagai patokan disini seharusnya paling sedikit satu penilaian tugas untuk pengetahuan
pokok pada setiap elemen kompetensi. Setiap sesi praktik atau tugas seharusnya dinilai
secara individu untuk tiap Sub-Kompetensi. Sesi praktik seharusnya diulang sampai tingkat
penguasaan yang disyaratkan dari sub kompetansi dicapai.
Tes pengetahuan pokok biasanya digunakan tes obyektif. Sebagai contoh, pilihan ganda,
komparasi, mengisi/melengkapi kalimat. Tes essay dapat juga digunakan dengan soal-soal
atau pertanyaan yang relevan dengan unit ini.
Penilaian untuk unit ini, berdasar pada dua hal yaitu:

pengetahuan dan keterampilan pokok

hubungan dengan keterampilan praktik.

Untuk penilaian unit Memperbaiki Kerusakan Pada PLC jenis Tertentu disarankan hal-hal
sebagai berikut :

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 135

Bab 5

Cara Menilai Unit Ini

Penilaian Pengetahuan Pokok


Penilaian Teori
Test teori ini dilaksanakan dengan pemberian soal-soal yang dapat dikembangkan oleh
instrukstur. Bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatan soal diambil dari manual PLC jenis
tertentu yaitu PLC siemens CPU S7-200. (Manual tersebut tersedia dalam bentuk CD, Siswa
disarankan untuk memiliki CD tersebut sebagai referensi)

Bagian

Penilaian
Penilaian Satu

Perangkat Keras Pada


PLC Jenis Tertentu

Diberikan contoh soal test teori yang dapat


dikembangkan oleh instruktur
Penilaian Dua

Perangkat Lunak PLC


Jenis Tertentu

Diberikan contoh soal test teori yang dapat


dikembangkan oleh instruktur
Penilaian Tiga

Pemrograman PLC Jenis


Tertentu

Analisa dan Pencarian


Kerusakan PLC Jenis
Tertentu

Diberikan contoh soal test teori yang dapat


dikembangkan oleh instruktur
Penilaian Empat
Diberikan contoh soal test teori yang dapat
dikembangkan oleh instruktur
Penilaian Lima

Keselurahan Sistem PLC


Jenis Tertentu

Hasil penilaian dari pinilaian satu sampai empat


dievaluasi dan dirata-rata untuk mendapatkan ratarata penilaian keseluruhan

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 136

Bab 5

Cara Menilai Unit Ini

Penilaian Satu
Perangkat Keras PLC Jenis Tertentu
Soal Teori :
1. Berapakah jumlah I/O pada CPU 222?
2. Apakah yang dimaksud dengan Digital I/O
3. Berapakah tegangan yang diijinkan bagai level Digital Input I/O pada CPU 221?
4. Berapakah rating arus maksimum untuk tiap Digital Input?
5. Berapakah arus maksimum yang dapat dihasilkan oleh digital output pada CPU 221?
6. Gangguan noise/derau pada input biasanya menyebabkan kerusakan/kesalahan
fungsi permanen pada PLC. (Benar atau salah)
7. Modul I/O biasanya dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian ____________ dan bagian
____________
8. Apakah gunanya fungsi Input Delay pada Input PLC?
9. Apakah gunanya Pulse Catch pada input PLC?
10. Prosesor atau CPU biasanya berinteraksi dengan _________________ untuk
menginterpretasikan dan mengeksekusi program.
11. Berapakah besar program maksimum yang dapat disimpan pada memori CPU 221?
12. Untuk mengakses data pada suatu lokasi memori kita harus mengetahui
____________ memori tersebut.
13. Apakah yang dimaksud dengan sistem pengalamatan memori secra tidak langsung
(indirect Addess)?
14. Pada pengalamatan tidak langsung tersebut diperlukan suatu penunjuk lokasi
memori yang disebut _________________
15. Jenis memori atau register apa saja yang dapat digunakan untuk keperluan pada
pertanyaan No13?
16. Pada CPU 221 data tipe Doubel Word mempunyai _________ Bit data. Satu lokasi
alamat pada CPU 221 mempunyai panjang data _________ Bit. Data Doubel word
memerlukan _________ lokasi memori.
17. Berapakah jangkauan dari tipe data Integer dan Real?
18. Apakah yang dimaksud dengan Accumulator?
19. Berapa accumulator yang tersedia pada CPU 221?
20. Jika kita akan menghitung pulsa dengan frekwensi yang jauh tinggi dari pada scan
cycle, kita harus menggunakan pencacah ________________.
21. Sebutkan komponen apa saja yang diperlukan untuk memprogram CPU 221 melalui
suatu personal komputer.
22. Berapa lama yang diperlukan CPU untuk mengeksekusi instruksi : LD I0.1 ?
23. Bagaimanakah caranya agar CPU berhenti melakukan scan cycle?
24. Dalam hubungan jaringan dikenal komponen yang bernama repeater. Sebutkan
guna repeater ini.
25. Dapatkah CPU 221 dikendalikan dari jarak jauh oleh suatu personal komputer
melalui modem dengan medial line telepon?
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 137

Bab 5

Cara Menilai Unit Ini

Penilaian Dua
Perangkat Lunak PLC Jenis Tertentu
Soal Teori :
1. Agar dapat bekerja suatu PLC memerlukan _______________
2. Dalam CPU 221 dari Siemens, editor program apa saja yang dapat digunakan?
3. Programming software apakah yang digunakan untuk membuat program bagi CPU
S7-200?
4. Bahasa pemrograman apakah yang paling umum dan mudah digunakan pada PLC?
5. Dalam bahasa pemrograman STL, apakah yang dimaksud dengan operand?
6. Apabila anda menghendaki program yang dapat dianalisa secara logic seperti dalam
sistem digital, jenis program manakah yang anda pakai?
7. Dalam pemrograman Ladder editor, Input suatu PLC direpresentasikan oleh suatu
____________ yang juga digunakan dalam diagram kelistrikan.
8. Apakah yang dimaksud dengan network atau rung pada Ladder diagram?
9. Garis vertikal lurus dibagian paling kiri dari ladder diagram disebut ______________
10. Apakah yang dimaksud dengan Instruksi IEC 1131-3?
11. Jika anda mempunyai instruksi berikut dalam STL
LD

I0.0

I0.1

Q0.0

Kapankah kondisi Q0.0 akan ON?


12. Jika anda mempunyai ekpresi logika digital berikut : Y = (A B) + (C D). Tulislah
program tersebut dalam Digram Ladder
13. Tulislah program pada soal no 12 dengan editor FBD.
14. Tulislah program pada soal no 12 dengan instruksi IEC 1131-3.
15. Sebutkan bagian bagian pada suatu Program.
16. Apakah yang dimaksud dengan Subrutin? Bagaimana kita menjalankan Subrutin
tersebut?
17. Apakah yang dimaksud dengan interupt?
18. Jelaskan tentang Interupt event No. 2
19. Kapankah Interupt rutin ini akan dieksekusi oleh CPU?
20. Apakah yang dimaksud dengan stack? Apa hubungannya dengan pengeksekusian
interupt rutin?

Penilaian Tiga
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 138

Bab 5

Cara Menilai Unit Ini

Pemrograman PLC Jenis Tertentu


Soal Teori :
1. Timer pada PLC adalah instruksi yang menghasilkan hasil yang sama dengan
fungsi dari timer relay mekanikal. (benar atau salah)
2. Dalam ladder diagram Instruksi timer dilaksanakan jika kondisi input IN adalah
__________
3. Input PT pada block
_________________

timer

dalam

editor

ladder

berfungsi

untuk

4. Timer yang tersedia pada CPU 221 mempunyai resolusi _________, ________,
dan __________
5. Berapakah jumlah timer yang tersedia pada CPU 221.
6. Apakah yang dimaksud dengan On-delay timer?
7. Apakah yang dimaksud dengan Retentive On-delay timer?
8. Suatu
pencacah
(counter)
___________________

dapat

menghitung

naik,

turun,

dan

9. Ada berapa parameter input pada instruksi UpCount Up/Down?


10. Guna
input
R
pada
________________________

instruksi

Count

Up/Down

adalah

11. Output dari counter akan berubah setelah mendeteksi perubahan kondisi input
dari _______ ke ________
12. Jelaskan cara kerja instruksi CTU, CTUD, dan CTD pada pemrograman STL.
13. Jelaskan cara kerja instruksi HSC pada pemrograman STL.
14. Jelaskan fungsi instruksi END dan STOP
15. Pada intruksi JMP

n, dan LBL

n. Nilai n adalah ____________

16. Dapatkah anda melaksanakan instruksi JMP untuk berpindah dari bagian main
program ke subrutin?
17. Jelaskan fungsi dari instruksi SBR dan CRET .
18. Jelaskan fungsi dari instruksi FOR dan NEXT.
19. Jelaskan fungsi dari instruksi SCR
20. Instruksi apakah yang digunakan untuk memindahkan suatu blok data dari satu
lokasi kelokasi yang lain?
21. Berikan contoh penggunaan instruksi SWAP
22. Misalkan anda mempunyai program :
LD

I1.0

RRW AC0,3
SLW

VW200,4

Isi dari accumulator AC0 sebelum instruksi RRW adalah 0110 0000 0000 0001
Berapakah isi VW200 setelah instruksi SLW dilaksanakan?
23. Apakah fungsi instruksi ROUND dan TRUNC?
24. Apakah fungsi instruksi-instruksi matematis?
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 139

Bab 5

Cara Menilai Unit Ini

Penilaian Empat
Analisa dan pencarian kerusakan pada PLC Jenis Tertentu
1. Didalam suatu sistem PLC jika salah satu input tidak bekerja dengan benar maka
A. Program tidak akan bekerja
B. Output yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi
C. Input yang lain terpengaruh
D. Output yang berhubungan dengan fungsi dari input tersebut terganggu
fungsinya.
2. Electical noise bisa masuk dalam sistem PLC melalui
A. Medan elektrostatik
B. Induksi elektromagnetik
C. Sistem fiber optik
D. Jawaban A dan B benar
3. Didalam suatu sistem PLC jika salah satu input tidak bekerja dengan benar maka
A. Program tidak akan bekerja
B. Output yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi
C. Input yang lain terpengaruh
D. Output yang berhubungan dengan fungsi dari input tersebut terganggu
fungsinya.
4. Komponen-komponen manakah dibawah ini yang paling memerlukan proteksi noise
atau voltage .
A. Lampu
B. Heater
C. Solenoid
D. LED display
5. Tegangan jala-jala berlebih yang sering terjadi pada pemasangan PLC dapat diatasi
dengan :
A. Constant Voltage Transformer
B. Step-Down transformer
C. Step-up Transformer
D. Current Transformer
6. Sebuah lonjakan tegangan akan terjadi pada waktu:
A. Arus pada beban induktif dimatikan
B. Arus pada beban induktif dinyalakan
C. Arus pada beban resistif dimatikan
D. Arus pada beban resistif dinyalakan
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 140

Bab 5

Cara Menilai Unit Ini

7. Jika pada modul output fuse-nya putus berulang-ulang, problem yang mungkin
terjadi adalah:
A. Arus maksimum pada beban terlampaui
B. Beban terhubung singkat
C. Ada pengabelan pada output yang terhubung singkat
D. Semua benar
8. Watchdog timer digunakan untuk memonitor
A. Proses Scan pada sistem
B. Tegangan baterai
C. Rangkaian memori
D. Tegangan logika DC
9. Misalkan terjadi OPEN pada hubungan pengabelan diantara modul output dan
beban. Kondisi ini akan dikonfirmasikan jika:
A. Tegangan penuh terdapat pada output module, tetapi tidak ada tegangan
pada beban
B. Tegangan penuh terdapat pada beban, tetapi tidak ada tegangan pada output
module
C. Tidak ada tegangan pada output module maupun beban
D. Ketiganya benar
10. Misalkan terjadi salah satu sensor pada input tidak menghasilkan sinyal atau
hubungan pengabelannya terganggu, kondisi ini akan dikonfirmasikan jika:
A. Tegangan pada terminal input selalu 0 volt
B. Tegangan pada terminal input selalu 24 volt
C. Setelah input disimulasikan dengan tegangan ternyata input tersebut masih
bisa dideteksi oleh CPU
D. Setelah input disimulasikan dengan tegangan ternyata input tersebut tidak
bisa dideteksi oleh CPU
11. Apabila CPU dalam kondisi mati dan anda mengukur hubungan suatu input dengan
common, berapakah resistansi yang didapat?
12. Dalam keadaan tidak ada power, apabila anda mengukur salah satu output dengan
common dan anda mendapatkan resistansi 0, bagaimanakah kondisi output
tersebut?
13. Jika anda telah menyalakan power CPU tetapi lampu indikator tidak menyala maka ,
problem apakah yang mungkin terjadi?
14. Jika pada suatu saat anda mendapatkan bahwa program yang berada pada CPU
telah hilang sebagian atau seluruhnya, apakah yang harus anda kerjakan?
15. Jika anda telah selesai mengerjakan suatu program dan ingin mengup-loada
program anda pada CPU, tetapi setelah anda mencoba anda tidak berhasil mengupload program anda. Langkah-lankah apakah yang harus anda lakukan untuk
mencari letak masalah?

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 141

Bab 5

Cara Menilai Unit Ini

Penilaian Praktik
Kerjakan dengan baik tugas-tugas berikut ini.
Bagian

Penilaian Praktik
Tugas 1-11

Bagian Satu

Tugas ini dinilai sebagai nilai praktek.


Persentasi (3 x 11 = 33%)
Tugas 12,13

Bagian Dua

Tugas ini dinilai sebagai nilai praktek.


Persentasi (2 x 7 = 14%)
Tugas 14,15

Bagian Tiga

Tugas ini dinilai sebagai nilai praktek.


Persentasi (13 x 2 = 26%)
Tugas 16

Bagian Empat

Tugas ini dinilai sebagai nilai praktek.


Persentasi (37%)

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 142

Bab 5

Cara Menilai Unit Ini

Ringkasan Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan


Gunakan tugas-tugas ini untuk menetapkan apakah peserta pelatihan telah menguasai
pokok-pokok pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
Pokok-pokok
Pengetahuan dan
Keterampilan
1.0 Perangkat keras
pada PLC jenis
tertentu

Tugas-tugas Penilaian

Ya

Tidak

Perlu
Latihan
Lanjutan

1.1 Panduan dasar pembuatan suatu


sistem PLC dan Aplikasinya
Apakah siswa telah dapat
menggunakan cara / metoda
perancangan suatu system PLC yang
sistematis?
1.2 Metoda program penendalian
Apakah siswa mengerti tentang konsep
system pengendalian secara umum dan
system pengendalian dengan PLC

1.3 Metoda pemrosesan


I/Opembentukan
Apakah siswa telah dapat memahami
spesifikasi I/O pada CPU S7-200 dan
mengetahui cara penggunaannya?

1.4 Konsep pemrograman, bahasa


pemrograman dan editor
Apakah siswa telah dapat memahami
penggunaan perangkat lunak dan
bahasa pemrograman yang dapat
digunakan pada CPU S7-200, dan
siswa dapat menuls program dalam
semua editornya?

1.5 Siklus telusuran (scan cycle)


dan waktu eksekusi
Apakah siswa telah dapat memahami
arti scan cycle pada CPU dan siswa
telah dapat menghitung waktu eksekusi
total yang dibutuhkan pada suatu
program

1.6 Memori, tipe data dan model


pengalamatan
Apakah siswa telah dapat memahami
tipe-tipe data yang dikenal oleh CPU
S7-200, dan dapat menggunakan datadata tersebut dengan metode
pengalamatan Direct address dan
Indirect address?

1.7 Perangkat keras untuk


komunikasi dan jaringan
Apakah siswa telah dapat memahami
system komunikasi CPU S7-200 dan
Indonesia Australia Partnership for Skills Development
Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 143

Bab 5

Cara Menilai Unit Ini

menggunakan personal komputer untuk


berkomunikasi dengan CPU tersebut?
2.0 Perangkat lunak
pada PLC jenis
tertentu.

2.1 Penggunaan perangkat lunak

3.0 Pemrograman PLC


jenis tertentu

3.1 Pemrograman untuk aplikasi


praktis pada PLC jenis S7-200

dan pemrograman sederhana.


Apakah siswa telah dapat memahami
penggunaan perangkat lunak pada CPU
S7-200 dan melakukan pemrograman
sederhana dalam bahas Ladder, STL,
FBD dan IEC 1131-3?

Apakah siswa telah dapat memahami


penggunaan instruksi-instruksi pada
CPU S7-200 dan dapat membuat
program-program aplikasi yang
berhubungan dengan penggunaan
instruksi timer, counter, pengendalian
program, konversi, dan matematis?
.
4.0 Analisa dan
mencari kerusakan
pada PLC jenis
tertentu

3.2 Menganalisa program aplikasi


dan mencari kerusakan pada
system aplikasi
Apakah siswa telah dapat memahami
cara menganalisa jalannya program dan
memahami cara-cara/metoda pencarian
kerusakan dalam suatu system PLC?

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 144

Bab 5

Cara Menilai Unit Ini

Checklist yang Disarankan Bagi Penilai


Modul : Memperbaiki kerusakan pada PLC jenis tertentu
Nama Peserta :

Nama Penilai :

Apakah telah memberikan bukti-bukti yang cukup yang


menunjukkan bahwa peserta dapat :
Menggunakan cara / metoda perancangan suatu system PLC yang
sistematis
Mengerti tentang konsep system pengendalian secara umum dan
system pengendalian dengan PLC

.
.

Memahami spesifikasi I/O pada CPU S7-200 dan mengetahui cara


penggunaannya

Memahami penggunaan perangkat lunak dan bahasa pemrograman


yang dapat digunakan pada CPU S7-200, dan siswa dapat menuls
program dalam semua editornya

Memahami arti scan cycle pada CPU dan siswa telah dapat
menghitung waktu eksekusi total yang dibutuhkan pada suatu program

Memahami tipe-tipe data yang dikenal oleh CPU S7-200, dan dapat
menggunakan data-data tersebut dengan metode pengalamatan Direct
address dan Indirect address

memahami system komunikasi CPU S7-200 dan menggunakan


personal komputer untuk berkomunikasi dengan CPU tersebut

Memahami penggunaan perangkat lunak pada CPU S7-200 dan


melakukan pemrograman sederhana dalam bahas Ladder, STL, FBD
dan IEC 1131-3

Memahami penggunaan instruksi-instruksi pada CPU S7-200 dan


dapat membuat program-program aplikasi yang berhubungan dengan
penggunaan instruksi timer, counter, pengendalian program, konversi,
dan matematis

Memahami cara menganalisa jalannya program dan memahami caracara/metoda pencarian kerusakan dalam suatu system PLC

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Catatan

Page 145

Bab 5

Cara Menilai Unit Ini

Lembar Penilaian
Unit : BSDC-0161: Memperbaiki keruskan pada PLC jenis tertentu
Nama Perserta Pelatihan

Nama Penilai

: ....

Peserta yang Dinilai :

Kompeten

Kompetensi yang Dicapai


Umpan balik untuk Peserta:

Tanda tangan
Peserta sudah diberitahu tentang hasil Tanda tangan Penilai:
penilaian dan alasan-ala
san mengambil keputusan

Tanggal:
SAYA SUDAH DIBERITAHU TENTANG
HASIL PENILAIAN DAN ALASAN
MENGAMBIL KEPUTUSAN TERSEBUT.

Tanda tangan Peserta Pelatihan:

Tanggal:

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
125280610.doc

Page 146

Vous aimerez peut-être aussi