Vous êtes sur la page 1sur 118

PENGARUH KARAKTERISTIK DAN PERILAKU PASANGAN

USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMERIKSAAN PAP


SMEAR DI RSUZA BANDA ACEH TAHUN 2008

TESIS

Oleh

CUT NURHASANAH
067012005/AKK

SEKOLAH PASCA SARJANA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

PENGARUH KARAKTERISTIK DAN PERILAKU PASANGAN


USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMERIKSAAN PAP
SMEAR DI RSUZA BANDA ACEH TAHUN 2008

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)


dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

CUT NURHASANAH
067012005/AKK

SEKOLAH PASCA SARJANA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Judul Tesis

PENGARUH KARAKTERISTIK DAN PERILAKU


PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP
PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI RSUZA BANDA
ACEH TAHUN 2008

Nama Mahasiswa :

Cut Nurhasanah

Nomor Pokok

067012005

Program Studi

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Konsentrasi

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Menyetujui
Komisi Pembimbing

(Prof.dr.Azhar Tanjung, Sp.PD-KP-KAI, Sp.MK)

(drh.Hiswani, M.Kes.)

Ketua

Anggota

Ketua Program Studi

Direktur

(Dr.Drs.Surya Utama, MS)

(Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B., MSc)

Tanggal Lulus : 3 September 2008

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

ABSTRACT

Cervical cancer is a malignant tumour which grows in the cervix. In


Indonesia, the rate of cervical cancer incident is about 50 in 100,000 population. To
detect the existence of cervical cancer earlier is through Pap smear examination. This
test is a cytological examination with medium sensitivity level (good enough) and
relatively economical.
The purpose of this survey study with cross-sectional design is to find out the
influence of characteristics and behavior of productive-age couples on Pap smear
examination in the Zainoel Abidin General Hospital, Banda Aceh. Selected through
purposive sampling technique, the sample for this study are 88 productive age
couples who came to the delivery polyclinic from May to June 2008.
The result of regression logistic test shows that variables of characteristic
which have a significant influence on Pap smear examination are education
(p = 0.012) RP=1,48, socio-economy (p = 0.020) RP=0,33, while age (p = 0.639)
RP==1,48 and occupation (p = 0.045) RP=0,70 do not have any influence on Pap
smear examination. In terms of variables of behavior, knowledge (p = 0.021)
RP=0,38 has a significant influence and attitude (p = 0.070) RP=2,37 does not have
any influence on Pap smear examination. Only 40.9% of productive-age couples have
done Pap smear examination while the other 59.15 do not do Pap smear examination.
It is suggested that the Zainoel Abidin General Hospital management improve
the knowledge about Pap smear examination more through health promotion.

Key words: Pap smear Examination, Characteristics, Behavior

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

ABSTRAK

Kanker leher rahim (kanker serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh
didalam leher rahim/serviks. Di Indonesia, angka kejadian kanker leher rahim
diperkirakan sekitar 50 Per 100.000 pendudduk. Untuk mengetahui secara dini kanker
serviks adalah melalui pemeriksaan Pap Smear, test ini merupakan pemeriksaan
sitologi dengan tingkat sensitivitas menengah (cukup baik) dan relatif murah.
Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan desain cross sectional study
untuk mengetahui pengaruh karakteristik dan perilaku Pasangan Usia Subur (PUS)
Terhadap Pemeriksaan Pap Smear di RSUZA Banda Aceh, sampel ditetapkan secara
purposive sampling pada PUS yang datang ke poliklinik kebidanan bulan Mai-Juni
2008 sebesar 88 PUS. Analisis data menggunakan Chi-Square dan Regresi Logistik.
Hasil uji regresi logistik bahwa variabel karakteristik yang berpengaruh secara
signifikan terhadap pemeriksaan Pap Smear adalah pendidikan (p=0,012) RP=1,48
sosial ekonomi (p=0,020) RP=0,33, yang tidak berpengaruh adalah umur (p=0,685)
RP=1,48, pekerjaan (p=0,445) RP=0,70, sedangkan variabel perilaku yang
berpengaruh secara signifikan adalah pengetahuan (p=0,021) RP=0,38 yang tidak
berpengaruh adalah sikap (p=0,070) RP=2,37. PUS yang melakukan Pap Smear yaitu
40,9% yang tidak melakukan Pap Smear 59,1%.
Disarankan kepada pihak RS supaya pengetahuan tentang pemeriksaan Pap
Smear lebih ditingkatkan yang dapat dilakukan melalui upaya promosi kesehatan.

Kata Kunci : Pemeriksaan Pap Smear, Karakteristik, Perilaku.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis telah dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) terhadap
Pemeriksaan Pap Smear di RSUZA Banda Aceh tahun 2008.
Penulisan tesis ini juga dapat terlaksana berkat dukungan, bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak yang pada kesempatan ini izinkanlah penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggitingginya kepada yang terhormat :
Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H,
Sp. A (K) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada kami untuk mengikuti
dan menyelesaikan pendidikan Sekolah Pascasarjana. Direktur Sekolah Pasca Sarjana
(SPs) Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang dijabat oleh Prof. Dr. Ir. T.
Chairun Nisa B, MSc, atas kesempatan yang diberikan menjadi mahasisiwa Program
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Ketua Program Studi Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan yang dijabat oleh Dr. Drs.Surya Utama, MS, atas kesempatan
yang diberikan menjadi mahasisiwa Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara.
Terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kami ucapkan kepada Prof. Dr. Azhar Tanjung,Sp, PD-KP-KAI, Sp.MK selaku Ketua
Komisi pembimbing dalam penulisan tesis ini dan drh. Hiswani M,Kes, sebagai

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

anggota komisi pembimbing, yang telah meluangkan waktu dan pikiran dengan
penuh perhatian dan kesabaran dalam memberikan bimbingan sehingga tesis ini dapat
diselesaikan. dr.Halinda Sari Lubis, M.KKK dan Asfriyati,SKM, M,Kes, selaku
dosen pembanding tesis ini, dan para dosen di lingkungan Sekolah Pasca Sarjana,
khususnya pada program studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan konsentrasi
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Terima kasih juga disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit Umum Zainoel
Abidin yang dijabat oleh dr. Taufik Mahdi, SpOG, dan dr. Rindang Indriani sebagai
Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan RSU dr. Zainoel Abidin yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian ini. Serta teman sejawat dan rekanrekan mahasiswa di lingkungan SPs USU khususnya pada program studi
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan.
Ucapan terima kasih kepada keluarga tercinta Ayahanda (Alm) T.Daud,SH
dan Ibunda tercinta Cut Khairan, yang telah mendidik penulis sejak kecil, dengan
diiringi doa restunya sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini.
Teristimewa buat suami tercinta Irwandasyah Putra, SKM dan putri tersayang Dian
Qatrunnada dan Risa Putroe Dalila dengan penuh kesabaran memberikan motivasi
serta doanya sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Semoga Allah SWT membalas
semua kebaikan dan mengampuni segala kesalahan yang pernah dilakukan selama ini,
Amin.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Akhirnya penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan tesis


ini, oleh karenanya kritik dan saran semua pihak sangat penulis harapkan sehingga
tesis ini dapat bermanfaat bagi Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin Banda Aceh.

Medan, Juni 2008

Penulis

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

RIWAYAT HIDUP

Cut Nurhasanah, lahir pada tanggal 20 Nopember 1970 di Aceh Besar, Anak
kelima dari enam bersaudara dari Bapak (Alm) T. Daud, SH dan Ibu Cut Khairan.
Menikah dengan Irwandasyah Putra, SKM, dikaruniai dua putri : Dian Qatrunnada
dan Risa Putroe Dalilah.
Pada tahun 1977-1983, sekolah di SD Simpang tiga Aceh Besar dengan status
berijazah. Tahun 1983-1986 SMP Negeri 1 Banda Aceh dengan status berijazah.
Tahun 1986-1989 SMA Negeri 2 Banda Aceh dengan status berijazah. Tahun 19891992 Akademi Keperawatan Dep Kes RI Banda Aceh dengan status berijazah, tahun
2000-2001 Akademi Kebidanan Dep Kes Padang dengan status berijazah, tahun
2002-2003 D-IV Bidan Pendidik USU Medan dengan Status berijazah.
Pada tahun 2006-2008 melanjutkan pendidikan di Sekolah Pasca Sarjana
Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan di Universita Sumatera Utara.
Bekerja sejak tahun 1996-sekarang sebagai staf pengajar di Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Nanggroe Aceh Darussalam.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................
ABSTRACT.......................................................................................................
KATA PENGANTAR ......................................................................................
RIWAYAT HIDUP ..........................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
DAFTAR TABEL .............................................................................................
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
BAB 1
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.

i
ii
iii
vi
vii
ix
xi
xii

PENDAHULUAN .........................................................................
Latar Belakang ............................................................................... .
Permasalahan ..................................................................................
Tujuan Penelitian ............................................................................
Hipotesis
...................................................................................
Manfaat Penelitian ..........................................................................

1
1
8
8
8
9

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................
2.1 Definisi kanker leher rahim dan pemeriksaan Pap Smear...............
2.2 Karakteristik ...................................................................................
2.3 Perilaku
..................................................................................
2.4 Pemeriksaan Pap Smear .................................................................
2.5 Gambaran Umum Penyakit Kanker Serviks ...................................
2.6 Landasan Teori ................................................................................
2.7 Model Kerangka Teori ...................................................................
2.8 Kerangka Konsep ............................................................................

10
10
11
15
21
29
33
35
36

BAB 3
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7

37
37
37
37
38
39
41
43

METODE PENELITIAN .............................................................


Jenis Penelitian................................................................................
Lokasi dan Waktu Penelitian...........................................................
Populasi dan Sampel .......................................................................
Metode Pengumpulan Data .............................................................
Variabel dan Definisi Operasianal ..................................................
Metode Pengukuran.........................................................................
Metode Analisis Data .....................................................................

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

BAB 4
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5

HASIL PENELITIAN...................................................................
Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...............................................
Hasil Penelitian................................................................................
Hasil Analisis ..................................................................................
Analisis Multivariat ........................................................................
Keterbatasan Penelitian ...................................................................

45
45
48
54
59
60

BAB 5
5.1.
5.2.
5.3.

PEMBAHASAN.............................................................................
Pengaruh Karakteristik PUS terhadap pemeriksaan Pap Smear .....
Pengaruh Perilaku PUS terhadap pemeriksaan Pap Smear .............
Variabel yang paling dominan mempengaruhi Pemeriksaan
Pap Smear ...................................................................................

61
61
65

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................
6.1. Kesimpulan ...................................................................................
6.2. Saran
...................................................................................

69
69
70

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

71

68

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

DAFTAR TABEL

Nomor

Judul

Halaman

2.1.

Stadium Secara Klinik.........................................................................

27

4.1

Distribusi PUS Terhadap Pemeriksaan Pap Smear di RSUZA


Banda Aceh Tahun 2008 Berdasarkan Umur.....................................

49

Distribusi PUS Terhadap Pemeriksaan Pap Smear di RSUZA


Banda Aceh Tahun 2008 Berdasarkan Pendidikan............................

50

Distribusi PUS Terhadap Pemeriksaan Pap Smear di RSUZA


Banda Aceh Tahun 2008 Berdasarkan pekerjaan ..............................

50

Distribusi PUS Terhadap Pemeriksaan Pap Smear di RSUZA


Banda Aceh Tahun 2008 Berdasarkan Sosial Ekonomi ....................

51

Distribusi PUS Terhadap Pemeriksaan Pap Smear di RSUZA


Banda Aceh Tahun 2008 Berdasarkan Pengetahuan .........................

51

Distribusi PUS Terhadap Pemeriksaan Pap Smear di RSUZA


Banda Aceh Tahun 2008 Berdasarkan Kategori Pengetahuan ..........

52

Distribusi PUS Terhadap Pemeriksaan Pap Smear di RSUZA


Banda Aceh Tahun 2008 Berdasarkan Sikap.....................................

53

Distribusi PUS Terhadap Pemeriksaan Pap Smear di RSUZA


Banda Aceh Tahun 2008 Berdasarkan Kategori Sikap......................

54

Distribusi PUS Terhadap Pemeriksaan Pap Smear di RSUZA


Banda Aceh Tahun 2008 Berdasarkan Tindakan...............................

54

Hubungan Karateristik Umur dengan tindakan pemeriksaan


Pap Smear di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008. ..............................

55

Hubungan Karateristik Pendidikan dengan Tindakan


Pemeriksaan Pap Smear di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008 ...........

56

Hubungan Karateristik pekerjaan dengan tindakan pemeriksaan Pap


Smear di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008. ......................................

57

4.2.

4.3.

4.4.

4.5.

4.6.

4.7.

4.8.

4.9.

4.10.

4.11.

4.12.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

4.13.

4.14.

4.15.

4.16.

Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi dengan tindakan pemeriksaan


Pap Smear di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008 ................................

58

Hubungan Pengetahuan dengan tindakan pemeriksaan Pap Smear


di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008...................................................

59

Hubungan Sikap dengan tindakan pemeriksaan Pap Smear


di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008...................................................

60

Hasil Uji Regresi Logistik Pengaruh Karateristik dan Perilaku PUS


Terhadap Pemeriksaan Pap Smear di RSUZA Banda Aceh
Tahun 2008 .........................................................................................

61

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Judul

Halaman

2.1

Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku.......................................

36

2.2

Kerangka Konsep ..............................................................................

37

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1.

Kuesioner Penelitian Pengaruh Karakteristik Perilaku Pasangan Usia


Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear di RSUZA Banda
Aceh Tahun 2008......................................................................................

74

Master Data Pengaruh Karakteristik Perilaku Pasangan Usia Subur


(PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear di RSUZA Banda Aceh
Tahun 2008 ...............................................................................................

80

Hasil Pengolahan Data Penelitian Pengaruh Karakteristik Perilaku


Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear di
RSUZA Banda Aceh Tahun 2008 ............................................................

83

4.

Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................................

101

5.

Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ................................................

102

2.

3.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

penghasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan


kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan dengan meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Depkes, 2004).
Dalam visi Indonesia sehat 2010 terdapat tiga pilar yaitu lingkungan sehat,
perilaku sehat, dan pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata. Pelayanan
kesehatan yang ideal mengandung arti bahwa pelayanan sesuai dengan kondisi
penyakit yang diderita dan keberadaan pasien, tanpa melihat dari segi apapun serta
terjangkau semua lapisan masyarakat diseluruh wilayah indonesia, (BPS, 2004 ).
Salah satu target yang akan dicapai pada tahun 2010 adalah program
kesehatan reproduksi, pelayanan kesehatan reproduksi merupakan pelayanan yang
diharapkan untuk dapat memenuhi kebutuhan klien dan hak reproduksi perorangan
secara efektif dan efisien, (Depkes, 2001). Kesehatan reproduksi adalah keadaan
sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari
penyakit atau kecatatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan sistim reproduksi,
serta fungsi dan prosesnya. Masalah yang terdapat dalam kesehatan reproduksi salah
satunya kanker sistim reproduksi, (Depkes, 2002).
1
Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Kanker sistim reproduksi meliputi kanker serviks, payudara, indung telur,


rahim dan alat kelamin perempuan. Kanker leher rahim merupakan kanker yang
paling banyak diderita oleh wanita di negara berkembang dan menempati urutan
kedua setelah kanker payudara. Di Indonesia, angka kejadian kanker leher rahim
diperkirakan sekitar 50 Per 100.000 pendudduk, ( Depkes, 2001 ).
Untuk mengetahui secara dini kanker serviks adalah melalui pemeriksaan Pap
Smear, Test ini merupakan pemeriksaan sitologi dengan tingkat sensitivitas
menengah (cukup baik) dan relatif murah. Pap smear ditemukan pertama sekali oleh
George Papanicolou, sehingga dinamakan Pap Smear test (uji pulasan papanicolou),
(Price,2006).
Kanker leher rahim (kanker serviks) mempunyai insidens yang tertinggi di
negara berkembang dan di Indonesia khususnya. Frekuensi relativedi Indonesia
adalah 27% berdasarkan data patologik dan 16% berdasarkan data rumah
sakit.Menurut Penelitian Tjokronegoro (2002) kanker ginekologik di RSCM adalah
kanker serviks, 62% diantaranya dengan stadium lanjut (stadium II-III), dan
merupakan penyebab kematian tertinggi karena kanker ginekologik dengan CFR
66%.
Berdasarkan data dari 13 pusat patologi di Indtonesia menunjukkan penyakit
kanker serviks pada urutan pertama tumor ganas pada perempuan dengan frekuensi
28.7%, sebagian besar penderita

(62% ) datang berobat dalam stadium lanjut

(stadium II B sampai IV A), dan pengobatan yang dilakukan dengan radiasi


merupakan pengobatan utama, (POGI ,2003 ).

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Menurut data BKKBN (2006), jumlah penderita kanker serviks di Indonesia


sekitar 200 ribu setiap tahunnya dan menduduki peringkat kedua setelah kanker
payudara, kanker serviks merupakan penyakit keganasan yang dapat menyebabkan
kematian, namun demikian kesadaran wanita untuk memeriksakan diri masih sangat
rendah, karena kurangnya pengetahuan mengenai kanker serviks dan lebih dari 70
% penderita yang datang ke Rumah Sakit sudah stadium lanjut.
Di Sumatera Utara jumlah penderita kanker serviks pada tahun 1999 tercatat
475 kasus, tahun 2000 sebanyak 548 kasus dan tahun 2001 sebanyak 681 kasus. Dari
data ini menunjukkan ada peningkatan kasus dari tahun ke tahun. Dan data dari
laboratorium patologi USU tahun 2002 terdapat 21 kasus, dari jumlah tersebut,17
kasus sudah berada pada tingkat displasia (Sel-sel ganas). (Rahmi, 2004).
Data dari Rumah Sakit Umum Dr.Zainal Abidin (RSUZA) Banda Aceh, pada
tahun 2005 terdapat kasus kanker serviks 8 orang, sedangkan wanita yang melakukan
pemeriksaan Pap Smear 19 orang, pada tahun 2006 kanker serviks meningkat
menjadi 31 orang, yang melakukan pemeriksaan Pap Smear 15 orang, tahun 2007
terdapat kanker serviks 20 orang dan yang melakukan pemeriksaan Pap Smear 18
orang, (RSUZA, 2007) .
Data Register dari bagian patologi anatomi Fakultas Kedokteran Unsyiah
pada tahun 2005 terdapat kanker servik 2 orang, yang melakukan Pap Smear
sebanyak 17 orang, tahun 2006 terdapat kanker serviks 13 orang, yang melakukan
Pap Smear 26 orang dan tahun 2007 terdapat 26 orang kanker serviks serta terdapat
23 orang yang melakukan pemeriksaan Pap Smear,(FK Unsyiah, 2007).

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Sampai sekarang belum diketahui penyebab kanker serviks, hanya saja diduga
akibat Human Papilloma Virus (HPV) melalui penyakit menular hubungan seksual
(PMS), dimana 90% kanker serviks terkait dengan HPV (Sianturi, 1996). Tetapi ada
beberapa faktor resiko yang telah diketahui yaitu umur muda pada koitus pertama,
(dibawah 20 tahun ), banyak pasangan seksual, kawin muda, umur muda pada
kehamilan pertama, paritas yang tinggi, perceraian, status sosial ekonomi rendah,
merokok, dan banyak pasangan seksual (Hacker,2001).
Deteksi dini kanker serviks adalah upaya yang dilakukan untuk memeriksa
keadaan leher rahim sedini mungkin sehingga keadaan serviks dapat diketahui lebih
awal dan apabila terdapat kelainan maka cepat teratasi.
Pap Smear merupakan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari
serviks dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat perubahanperubahan yang terjadi dari sel. Perubahan sel rahim yang terdeteksi secara dini akan
memungkinkan

tindakan pengobatan diambil sebelum sel-sel tersebut dapat

berkembang menjadi sel kanker. Hasil Pap Smear dikatakan abnormal jika sel-sel
yang berasal dari leher rahim setelah diperiksa ada perbedaan dengan sel-sel normal,
(Hacker,2001).
Pap Smear dapat mendeteksi sampai 90 % kasus kanker servik secara akurat
dan biaya tidak terlalu mahal. Pap Smear dapat menurunkan angka kematian karena
kanker serviks menurun sampai lebih dari 50%. Bagi wanita yang sudah pernah
berhubungan seksual disarankan untuk segera melakukan Pap Smear secara teratur
yaitu 1 kali selama 2-3 tahun, (Price,2006).

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Pada pemeriksaan Pap Smear, sel servik diperoleh dengan bantuan sebuah
spatula yang terbuat dari kayu atau plastik (yang diolesi bagian luar servik) dan
sebuah sikat kecil (yang dimasukkan ke dalam saluran servika). Sel-sel servik lalu
dioleskan pada kaca obyek kemudian dikirimkan kelaboratorium untuk diperiksa. 24
jam sebelum menjalani Pap Smear, sebaiknya tidak melakukan pencucian atau
pembilasan vagina, tidak melakukan hubungan seksual, tidak berendam dan tidak
menggunakan tampon, (Argon Medika,2007).
Pap Smear sangat efektif dalam mendeteksi perubahan prakanker pada
serviks, jika hasil Pap Smear menunjukkan displasia atau serviks tampak abnormal,
biasanya dilakukan kolposkopi dan biopsi. Anjuran untuk melakukan Pap Smear
secara teratur adalah setiap tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun, setiap
tahun bagi wanita yang bergati-ganti pasangan seksual atau pernah menderita infeksi
HPV (human papilloma virus ) atau kutil kelamin dan setiap tahun untuk wanita yang
memakai pil KB, sesering mungkin jika hasil pap smear menunjukkan abnormal dan
sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan prakanker maupun kanker
servik. (Hacker,2001).
Adanya kesadaran masyarakat cara untuk mencegah penyakit sedini mungkin,
dapat dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan atau medical check up, yang saat ini
mulai membudaya di kalangan sebagian masyarakat. Pemeriksaan Pap Smear sangat
bermanfaat untuk mendeteksi dini kanker dinding rahim tetapi masih banyak
masyarakat yang belum pernah memeriksakannya.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Penelitian terdahulu yang dilakukan di Fakultas Kesehatan masyarakat


Universitas Sumatra Utara tahun 2004, dari 47 Mahasiswa yang sudah menikah maka
terdapat 17 mahasiswa yang pernah melakukan pemeriksaan Pap Smear dan
30 mahasiswa lainnya belum pernah melakukan pemeriksaan Pap Smear,
(Rachmi,2005).
Data ini menunjukkan bahwa masih rendahnya kesadaran wanita dalam
melakukan pemeriksaan Pap Smear, hal ini disebabkan karena berbagai alasan yang
berbeda, antara lain tidak merasakan adanya gejala dari penyakit kanker leher rahim
seperti keputihan dan perdarahan diluar siklus haid, takut menjadi tahu tentang
penyakitnya, malu melakukan pemeriksaan dan tidak tahu tentang pentingnya
pemeriksaan Pap Smear, karena masyarakat

tidak pernah

mendapat informasi

tentang pentingnya pemeriksaan Pap Smear bagi wanita yang telah menikah
(Medicastore,2007).
Menurut Notoadmojo (2003), perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu
organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Faktor yang
mempengaruhi terbentuknya perilaku adalah faktor internal yaitu pengetahuan,
kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi dan faktor eksternal adalah lingkungan
sekitarnya, baik fisik maupun non fisik seperti iklim, manusia, sosial ekonomi, serta
kebudayaan. Sedangkan menurut Notoadmojo (1997), perilaku kesehatan dipengaruhi
oleh faktor pendidikan, sosial ekonomi, pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan
fasilitas kesehatan.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Perilaku Sehat adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan


kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman
penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat
Menurut Notoadmojo (2003), strategi untuk memperoleh perubahan perilaku
dikelompokkan menjadi 3 yaitu pertama, menggunakan kekuatan/kekuasaan atau
dorongan yaitu perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran atau masyarakat
sehingga dapat melakukannya (berperilaku) seperti yang diharapkan. Kedua pemberi
informasi, dengan memberikan informasi tentang cara mencapai hidup sehat,
pemeliharaan kesehatan, serta cara menghindari penyakit, sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat. Ketiga diskusi dan partisipasi, cara ini
sebagai peningkatan dalam memberikan informasi tentang kesehatan. yang bersifat
dua arah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan Pap Smear adalah umur,
pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi, pengetahuan, sikap dan tindakan. dan faktor
tersebut merupakan karakteristik dan perilaku masyarakat.
Secara umum kebijakan penanggulangan kanker di indonesia belum ada,
koordinasi dalam penanggulangan kanker masih kurang, sistim pencatatan atau
registrasi belum memadai, penderita datang pada stadium lanjut, jumlah penderita
kanker stadium lanjut masih cukup tinggi, penyebaran dan jumlah fasilitas pelayanan
belum memadai, sistim rujukan belum berjalan dengan semestinya, pengetahuan
tentang faktor resiko dan cara hidup yang sehat belum diketahui secara merata,
jumlah penduduk berusia lanjut makin meningkat sehingga penyakit degeneratif dan

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

neoplasma makin meningkat, serta tatalaksana dalam penanggulangan penyakit


kanker di Rumah Sakit masih kurang sempurna, (Bustan, 2000).
Dari permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai Pengaruh Karakteristik Dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS)
Terhadap Pemeriksaan Pap Smear di RSUZA Banda Aceh, 2008.

1.2

Permasalahan
Berdasarkan

latar

belakang

penelitian

dalam

uraian

diatas,

maka

permasalahan penelitian yaitu bagaimana pengaruh karakteristik dan perilaku


Pasangan Usia Subur (PUS) terhadap Pemeriksaan Pap Smear di RSUZA Banda
Aceh 2008.

1.3.

Tujuan penelitian
Menganalisis pengaruh karakteristik (umur, pendidikan, pekerjaan,sosial

ekonomi) dan perilaku (pengetahuan, sikap) PUS terhadap pemeriksaan Pap Smear di
RSUZA Banda Aceh 2008.

1.4. Hipotesis
Ada pengaruh karakteristik (umur, pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi) dan
perilaku (pengetahuan, sikap) PUS terhadap pemeriksaan Pap Smear di RSUZA
Banda Aceh tahun 2008.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

1.5. Manfaat Penelitian


1. Sebagai bahan masukan bagi Rumah sakit untuk meningkatkan sosialisasi
pada pasangan usia subur yang berumur diatas 30 untuk melaksanakan
deteksi dini secara intensif terhadap kanker alat reprodusi.
2. Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan agar melakukan sosialisasi
dan promosi tentang perlunya pemeriksaan deteksi dini kanker alat
reproduksi pada pasangan usia subur.
3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi kanker leher rahim dan pemeriksaan Pap Smear


Kanker Leher rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh
didalam leher rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak
vagina (Medicastore, 2007). Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada servik
uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk
kearah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina),
(Sarjadi,1995).
Kanker serviks adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim.
Kanker serviks merupakan kanker yang tersering dijumpai di Indonesia baik diantara
kanker pada perempuan dan pada semua jenis kanker (Tapan, 2005).
Pemeriksaan papanicolau (Pap Smear) adalah pemeriksaan yang dilakukan
dengan mengambil usapan sel dan lendir leher rahim untuk mengetahui adanya
perubahan pada sel secara mikroskopis, (Depkes, 2001). Tes Pap merupakan alat
skrining kanker serviks uteri yang dipergunakan untuk memantau perubahan sel
epitel serviks uteri mulai dari perubahan displasia ringan, sedang, berat dan
karsinoma in situ, (Tambunan, 1991).
Menurut BKKBN (2006), Tes Pap Smear merupakan suatu pemeriksaan yang
dianjurkan sebagai skrining terhadap kanker serviks dan merupakan pemeriksaan
sitologi dengan tingkat sensitivitas menengah (cukup baik) dan relative murah.
10
Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Pemeriksaan Pap Smear adalah pengamatan sel-sel yang dieksfoliasi dari genetalia
wanita, (Tjokronegoro, 2002).

2.2 Karakteristik
Karakteristik adalah ciri-ciri khusus atau mempunyai sifat khas sesuai dengan
perwatakan tertentu (Daryanto,1997).
Faktor yang termasuk ke dalam karakteristik adalah umur, pendidikan,
pekerjaan, sosial ekonomi.
2.2.1

Umur
Umur adalah lamanya hidup yang telah dilalui, umur reproduksi sehat adalah

20-35 tahun, Menurut Verralls (2003) wanita umur 35-55 tahun mempunyai risiko
tinggi untuk timbulnya kanker serviks, tetapi sekarang telah terjadi peningkatan
jumlah wanita muda yang sel-sel abnormalnya, bahkan dapat di diagnosis pada
sitologis cervik.
Menurut Yatim, (2005) di RSCM kanker serviks terjadi pada usia 25-34 tahun
dan umur 35-54 tahun. Secara umum, stadium IA lebih sering ditemukan pada
kelompok umur 40-49 tahun, sedangkan untuk stadium IB dan II sering ditemukan
pada kelompok umur 40-49 tahun, stadium III dan IV sering ditemukan pada
kelompok umur 60-69. Di RSCM ditemukan pada stadium IB, IIA, dan IIB sering
terdapat pada kelompok umur 35-44 tahun, sedangkan stadium IIB sering pada
kelompok umur 45-54.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Kejadian kanker diusia muda disebabkan karena melakukan aktivitas seksual


pada usia muda, menurut Price (2006), Puncak insiden karsinoma adalah usia 20-30
tahun. Pemeriksaan pelvis dan penapisan pulasan Pap Smear setiap tahun

bagi

wanita yang telah aktif melakukan hubungan seksual. Semakin muda wanita
melakukan hubungan seksual semakin besar resiko mendapatkan karsinoma servik
uteri dan menikah pada usia 20 tahun dianggap usia muda, (Tambunan, 1991).
2.2.2

Pendidikan
Pendidikan

adalah

segala

usaha

untuk

membina

kepribadian

dan

mengembangkan kemampuan manusia Indonesia, jasmani dan rohaniah yang


berlangsung seumur hidup, baik didalam maupun diluar sekolah dalam rangka
pembangunan persatuan Indonesia dan masyarakat adil dan makmur berdasarkan
pancasila, (Hasibuan,2005).
Pendidikan merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai subjek
sekalian objek dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Menurut Mj.Langveld,
pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan
kepada anak yang tertujukan pada kedewasaan. Sedangkan pendidikan dalam arti
formal adalah suatu proses penyampaian materi guna mencapai perubahan dan
tingkah laku (Notoatmojo, 1997).
Menurut Daryanto (1997), pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia
muda. Peningkatan manusia ketaraf insani itulah yang disebut mendidik, sedangkan
menurut Dictionary of Education tahun (1984), pendidikan adalah proses dimana
seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk tingkah laku lainnya
didalam lingkungan masyarakat.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Menurut Notoatmojo (1996), konsep dasar dari pendidikan adalah suatu


proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan,
perkembangan, perubahan kearah yang lebih baik, lebih dewasa dan lebih matang
sehingga dapat menghasilkan perubahan perilaku pada diri individu, kelompok atau
masyarakat.
Koentjoroningrat (1997), mengatakan pendidikan adalah kemahiran menyerap
pengetahuan akan meningkatkan sesuai dengan pendidikan seseorang dan
kemampuan ini berhubungan erat dengan sikap seseorang terhadap pengetahuan yang
diserapnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin mudah untuk dapat menyerap
pengetahuan.
2.2.3

Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktivitas rutin yang dilakukan subjek penelitian diluar

maupun di dalam rumah yang menghasilkan imbalan materi maupun uang


(Daryanto,1997). Pekerjaan lebih banyak dilihat dari kemungkinan keterpaparan
khusus dan derajat keterpaparan tersebut serta besarnya risk menurut sifat pekerjaan
juga akan berpengaruh pada lingkungan kerja dan sifat sosial ekonomi karyawan pada
pekerjaan tertentu, (Notoatmodjo, 2003).
2.2.4

Sosial ekonomi
Status sosiol ekonomi adalah tingkat pendapatan penduduk, semakin tinggi

pendapatan penduduk semakin tinggi pula pengeluaran yang dibelanjakan untuk


barang makanan, semakin tinggi pendapatan keluarga semakin baik juga status gizi
masyarakat (BPS, 2006).

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Tingkat ekonomi yang baik memungkinkan anggota keluarga untuk


memperoleh kebutuhan yang lebih misalnya di bidang pendidikan, kesehatan,
pengembangan karir dan sebagainya. Demikian juga sebaliknya jika ekonomi lemah
maka menjadi hambatan dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Keadaan
sosial ekonomi (kemiskinan, orang tua yang bekerja atau penghasilan rendah) yang
memegang peranan penting dalam meningkatkan status kesehatan keluarga. Jenis
pekerjaan orang tua erat kaitannya dengan tingkat penghasilan dan lingkungan kerja,
dimana bila penghasilan tinggi maka pemanfaatan pelayanan kesehatan dan
pencegahan penyakit juga meningkat, dibandingkan dengan penghasilan rendah akan
berdampak

pada

kurangnya

pemanfaatan

pelayanan

kesehatan

dalam

hal

pemeliharaan kesehatan karena daya beli obat maupun biaya transportasi dalam
mengunjungi pusat pelayanan kesehatan (Zacler, dalam Notoatmodjo, 1997).
Pendapatan merupakan ukuran yang sering digunakan untuk melihat kondisi
status sosial ekonomi pada suatu kelompok masyarakat. Semakin baik kondisi
ekonomi masyarakat semakin tinggi persentase yang menggunakan jasa kesehatan.
Data Survey Kesehatan Nasional tahun (1992), memperlihatkan rata-rata penggunaan
pelayanan kesehatan berhubungan dengan meningkatnya pendapatan, baik pada pria
maupun wanita, oleh karena itu status sosial ekonomi berhubungan dengan kondisi
seseorang, keluarga dan masyarakat Depkes RI,(2000).
Menurut Verralls (2003) wanita pada kelompok sosial ekonomi rendah
cenderung memulai aktivitas seksualnya pada umur yang lebih muda dan terdapat
pengurangan insidens kanker serviks pada para wanita yang suaminya disirkumsisi.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Kanker serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah yang
berkaitan dengan gizi dan imunitas, pada sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas
dan kualitas makanan kurang, hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.

2.3 Perilaku
Perilaku manusia merupakan hasil dari pada segala macam pengalaman serta
interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,
sikap dan tindakan. Perilaku merupakan respons/reaksi seorang individu terhadap
stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya, (Sarwono, 2007). Respons
seseorang dapat bersifat pasif (berfikir, berpendapat, bersikap) maupun aktif
(melakukan tindakan).
2.3.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui atau segala sesuatu yang
diketahui berkenaan dengan hal, (Daryanto, 1997). Pengetahuan adalah isi dari tahu
dan isi, ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra penglihatan, pandangan,
penciuman, perasaan dan perabaan. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui
mata dan telinga, (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan lebih bersifat pengenalan suatu
benda/hal secara obyektif, yang bersifat positif atau negatif.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang :

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

1.

Proses adopsi perilaku


Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik dari pada perilaku

yang tidak didasari oleh pengetahuan. Menurut Rogers, dalam Notoatmodjo (2003),
dari hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku
baru (berperilaku baru), dalam dirinya orang tersebut terjadi proses berurutan, yaitu :
a). Awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek), b). Interest dimana orang mulai tertarik
kepada stimulus, c). Evaluation, orang sudah mulai menimbang-nimbang terhadap
baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, d). Trial, dimana orang telah mulai
mencoba perilaku baru, e). Adoption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai
dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus.
2. Tingkat pengetahuan didalam domain kognitif
a. Tahu (know), bila seseorang hanya mampu menjelaskan secara garis besar
yang dipelajari dan mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang telah diterima.
b. Memahami

(comprehension),

bila

seseorang

berada

dalam

tingkat

pengetahuan dasar, yang dapat menerangkan kembali cara mendasar ilmu


pengetahuan yang dipelajari dan dapat dijelaskan secara benar objek yang
diketahui.
c. Aplikasi (Aplication), bila telah ada pengetahuan untuk menggunakan apa
yang telah dipelajari dari situasi ke situasi yang lain atau kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi yang sebenarnya.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

d. Analisis (Analysis), bila pengetahuan telah lebih meningkat dan telah mampu
untuk menerangkan bagian-bagian yang menyusun suatu bentuk pengetahuan
tertentu bentuk keseluruhan yang baru.
e. Sintesis (Synthesis), bila mampu untuk menyusun kembali kebentuk yang
lain, sintesis menunjukkan suatu bentuk kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation), merupakan tingkat pengetahuan yang tinggi telah ada
kemampuan untuk mengetahui secara menyeluruh semua bahan yang telah
dipelajari, evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek berdasarkan
kriteria, (Notoatmodjo, 2003).

2.3.2. Sikap
Sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran
(kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di
lingkungan

sekitarnya

(Azwar,

2007).

Sikap

dapat

dirumuskan

sebagai

kecenderungan untuk berespons (secara positif maupun negatif) terhadap orang,


obyek atau situasi tertentu. Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya
tambahan informasi tentang obyek, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok
sosialnya, (Sarwono, 2007).
Menurut H.L. Bloom, dalam Notoatmodjo (2003) Sikap merupakan reaksi
atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek.
Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya
kesesuian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari
merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum
merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan
suatu perilaku.
sikap adalah penilaian (bias berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus
atau objek (masalah kesehatan, termasuk penyakit). Setelah seseorang mengetahui
stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus
atau objek kesehatan.
1. Komponen pokok sikap
Menurut Allport dalam Notoatmodjo (2003), sikap mempunyai tiga
komponen pokok, yaitu : kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu
objek, dan kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek, serta
kecenderungan untuk bertindak. Ketiga komponen ini secara bersama-sama
membentuk sikap yang utuh (total attitude).
2. Berbagai tingkatan sikap
a. Menerima (Receiving), diartikan

bahwa orang

(subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diperhatikan (objek).


b. Merespon (responding), memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan
dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
Karena suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang
diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah berarti orang menerima
ide tersebut.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

c. Menghargai (Valuing), bahwa mengajak orang lain untuk mengerjakan atau


mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
Misalnya seorang ibu yang mengajak ibu-ibu lain pergi melakukan Pap
Smear, atau mendiskusikan tentang Pap Smear adalah suatu bukti bahwa ibu
tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap Pap Smear.
d. Bertanggung jawab (responsible), yaitu

tanggung

jawab

atas

segala

sesuatu yang telah dipilih dengan segala risikonya yang merupakan sikap
yang paling tinggi, misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB, mesti
mendapat tantangan dari mertua atau pihak lainnya.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau secara tidak langsung.
Secara langsung, dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden
terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataanpernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden (Notoatmodjo,2003).
3. Pembentukan dan perubahan sikap
Menurut Sarwono (2007), pembentukan dan perubahan sikap melalui
beberapa cara yaitu :
a. Adaptasi yaitu kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang
dan terus menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap kedalam diri individu
dan mempengaruhi terbentuknya suatu sikap.
b. Diperensiasi

yaitu

dengan

berkembangnya

intelegensi,

bertambahnya

pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia maka ada hal yang tadinya
dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

c. Integrasi yaitu pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan
berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu.
d. Trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan, yang meninggalkan
kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan.

2.3.3. Tindakan atau Praktek


Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu
terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain, yaitu
adanya fasilitas atau sarana dan prasarana.
Praktek atau tindakan dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut
kualitasnya, yaitu :
a. Praktek terpimpin (guided response), apabila subjek atau seseorang telah
melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntunan atau menggunakan
panduan. Misalnya, seorang ibu memeriksakan kehamilannya tetapi masih
menunggu diingatkan oleh bidan atau tetangganya.
b. Praktek secara mekanisme (mechanism), apabila subjek atau seseorang telah
melakukan atau mempraktekkan sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktek
atau tindakan mekanis.
c. Adopsi (adaption) adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang,
artinya apa yang dilakukan tidak sekadar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi
sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

2.4 Pemeriksaan Pap Smear


Pap Smear test adalah suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari
leher rahim dan kemudian diperiksa dibawah mikroskop untuk melihat perubahanperubahan yang terjadi dari sel, (Riano, 2006).
Pap Smear sering juga disebut dengan Pap Test, ditemukan pertama sekali
oleh dokter yang bernama George N papanicolau pada tahun 1928, sehingga
dinamakan Pap Smear test (BKKBN, 2006). Sitologi ginekologik Pap Smear adalah
ilmu yang mempelajari sel-sel yang lepas atau dekuamasi dari alat kandungan wanita,
meliputi sel-sel yang lepas dari vagina, servik, endoservik, dan endometrium,
(Lestadi, 1997).
Suatu pemeriksaan ginekologik harus dilengkapi dengan pemeriksaan sitologi
apusan Pap Smear karena dari pemeriksaan sitologi ini dapat diketahui ada tidaknya
proses infeksi, kelainan pra kanker dan kanker didalam vagina dan serviks.Kanker
serviks di Indonesia masih menduduki peringkat pertama sebagai kanker yang
terbanyak dijumpai pada wanita, maka dengan melakukan pemeriksaan apusan pap
berarti telah melakukan usaha pencegahan dan deteksi dini kanker serviks.
Deteksi dini kanker serviks adalah upaya yang dilakukan untuk pemeriksaan
keadaan leher rahim sedini mungkin sehingga keadaan leher rahim dapat diketahui
lebih awal dan apabila terdapat kelainan dapat diatasi segera mungkin (Price, 2006).
2.4.1

Klasifikasi Pemeriksaan Pap Smear


Klasifikasi pemeriksaan Pap Smear, sistim Bethesda (Pemakaian terbaru)

menurut Price.2006 adalah :

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

a. ASCUS (Sel Skuomosa atipikal yang tidak dapat ditentukan secara signifikan) sel
skuomosal adalah sel datar, tipis yang membentuk permukaan serviks.
b. LSIL (Lesi Skuamosa Intraepitelial), yaitu tingkat rendah berarti perubahan dini
dalam ukuran dan bentuk sel. Lesi mengaju pada daerah jaringan abnormal,
intraepithelial beraati sel abnormal hanya terdapat pada permukaan lapisan selsel.
c. HSIL (Lesi Skuomosa Intraepitel Tingkat-Tinggi), yaitu tingkat tinggi berarti
berarti bahwa terdapat perubahan yang lebih jelas dalam ukuran dan bentuk
abnormal sel-sel (pra kanker) yang terlihat berbeda dengan sel-sel normal.
Rekomendasi terbaru dari American college of obstetricions and gynecologist
dan the Amerika cancer society adalah untuk melakukan pemeriksaan pelvis dan
penapisan pulasan Pap setiap tahun bagi semua perempuan yang telah aktif secara
seksual atau telah mencapai usia 18 tahun. Setelah tiga kali atau lebih secara berturutturut hasil pemeriksaan tahunan ternyata normal, uji Pap dapat dilakukan dengan
frekuensi yang lebih jarang atas kebijakan dokter (Price, 2006).
Menurut Tjokronegoro (2002), Skrining Pap Smear pada setiap wanita sekali
dalam hidupnya pada wanita berumur 35-40 tahun, kalau fasilitas tersedia lakukan
setiap 10 tahun pada wanita berumur 35-55 tahun, bila fasilitas tersedia lebih maka
lakukan setiap 5 tahun pada wanita berumur 35-55 tahun. Ideal atau jadwal yang
optimal setiap 3 tahun pada wanita yang berumur 25-60 tahun.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

2.4.2

Manfaat Pemeriksaan Pap Smear


Pap Smear dilakukan untuk mendeteksi dini kanker serviks dan sebagai uji

penapisan untuk mendeteksi perubahan neoplastik. Pulasan yang abnormal dapat


dilakukan biopsy untuk mendapatkan jaringan untuk pemeriksaan sitologis.
Menurut Sumaryati (2003), manfaat dari pemeriksaan Pap Smear adalah :
Untuk mendeteksi dini tentang adanya radang pada rahim dan tingkat radangnya,
adanya kelainan degeneratif pada rahim, ada/tidaknya tanda-tanda

keganasan

(kanker) pada rahim.


a. Mengetahui penyebab radang (penyakit, bakteri, jamur).
b. Untuk menyelidiki infeksi-infeksi tertentu dan penyakit yang disebarkan secara
seksual.
c. Untuk menentukan penanganan dan pengobatan.

2.4.3

Kegunaan dari pada Pap Smear


Kegunaan dari pada Pap Smear menurut Lestadi, (1997) adalah :

a. Evaluasi sitohormonal, untuk menentukan adanya penyakit-penyakit gangguan


hormonal, menentukan ada tidaknya ovulasi pada kasus infertibilitas.
b. Mendiagnosis peradangan, akan memberikan gambaran perubahan sel yang khas,
yang sesuai dengan organisme penyebabnya.
c. Identifikasi organisme penyebab peradangan, dengan pulasan papanicolaou,
beberapa macam infeksi oleh kuman tertentu akan menimbulkan perubahan sel
yang khas.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

d. Mendiagnosis kelainan pra kanker (displasia) serviks dan kanker serviks dini atau
lanjut (karsinoma in situ/invasif).
Kini telah diakui bahwa Pap Smear merupakan alat diagnostik pra kanker dan
kanker serviks yang ampuh dengan ketepatan diagnostik yang tinggi. Walaupun
ketepatan diagnostik sitologi ginekologik Pap Smear sangat tinggi yaitu sebesar
96%, tetapi diagnostik histopatologik sebagai alat pemasti diagnosis. Hal itu
berarti setiap diagnostik sitologi kanker serviks harus dikonfirmasi dengan
pemeriksaan histopatologik jaringan biopsi serviks sebelum dilakukan tindakan
berikutnya.
e. Memantau hasil terapi,misalnya pada kasus invertibilitas atau gangguan endokrin.
Memantau hasil terapi radiasi pada kasus-kasus kanker serviks yang telah diobati
dengan elektrokauter, kriosurgeri atau konisasi.

2.4.4

Wanita yang perlu melakukan Pemeriksaan Pap Smear


Wanita yang perlu melakukan pemeriksaan Pap Smear, (BKKBN, 2006)

adalah a) wanita menikah atau melakukan hubungan seksual pada usia muda < 20
tahun, b) wanita muda memiliki mulut rahim yang belum matang, ketika hubungan
seksual terjadi gesekan yang dapat menimbulkan luka kecil, yang dapat mengundang
masuknya virus, c) wanita sering berganti-ganti pasangan seks, akan menderita
infeksi didaerah kelamin, sehingga dapat mengundang virus HPV dan herves
genetalis, d) wanita yang sering melahirkan, kanker serviks banyak dijumpai pada
wanita yang sering melahirkan yang disebabkan oleh truma persalinan, perubahan

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

hormonal dan nutrisi selama kehamilan, e) wanita perokok, memiliki resiko


dibandingkan dengan wanita tidak merokok, karena rokok akan menghasilkan zat
karsinogen yang menyebabkan turunnya daya tahan didaerah serviks
Menurut Tjokronegoro (2002), tembakau menggandung bahan-bahan
karsinogen baik yang dihisap sebagai rokok/sigaret atau dikunyah. Asap rokok
menghasilkan polycyclic aromatic hydrocarbons heterocyclic aminemyang sangat
karsinogen dan mutagen, sedang bila dikunyah dapat menghasiklan nitrosamine.
a. Wanita menopause dan mengeluarkan darah pervaginam, harus menjalani
pemeriksaan Pap smear karena kemungkinan adanya suatu keganasan.
b. Peserta KB yang sudah >5 tahun (terutama dengan kontrasepsi hormonal atau
IUD), tali IUD akan menyebabkan trauma pada serviks yang menyebabkan
mudah timbul infeksi, dan dikhawatirkan akan terjadi proses metaplasia.
Sedangkan pada kontrasepsi hormonal dapat terjadi perdarahan yang tidak teratur,
(BKKBN, 1995).

2.4.5

Bahan Pemeriksaan Sitologi Pap Smear


Bahan pemeriksaan terdiri atas sekret vagina,sekret servikal (eksoserviks),

sekret endo servika, sekret endometrial, sekret fornik posterior, (lestadi, 1997).
Jangan melakukan pemeriksaan Pap Smear pada saat menstruasi karena sel-sel darah
merah mengaburkan sel-sel epitel pada pemeriksaan mikroskop.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

2.4.6

Alat dan tindakan yang dilakukan pada pemeriksaan Pap Smear


Alat yang digunakan untuk pemeriksaan Pap Smear adalah formulir

konsultasi sitologi, spatula ayre, kaca objek, spikulum cocor bebek kering dan tabung
berisi larutan fiksasi alkohol 95%, kapas lidipensil gelas atau pensil intan, sapu
endometrium dan lampu sorot, (Lestadi,1997).
Tindakan yang dilakukan oleh pasien sebelum pemeriksaan Pap Smear adalah
tidak bersenggama selama 3 hari sebelum pemeriksaan Pap Smear, tidak
menggunakan obat peroral/pervagina dalam waktu 3 hari sebelum pemeriksaan dan
bila menggunakan pil KB tidak perlu berhenti, hanya diberitahukan kepada petugas
yang akan melakukan Pap Smear serta pasien tidak dalam keadaan haid.Tindakan ini
dilakukan agar tidak meragukan hasil penilaian pemeriksaan Pap Smear (PKBI,
2004). Sedangkan tindakan yang dilakukan oleh petugas adalah pasien terlentang.
Spekulum dimasukkan kedalam vagina untuk membuka dan menahan dinding vagina
supaya tetap terbuka, sehingga leher rahim terlihat dengan jelas. Sel-sel serviks
kemudian diambil dengan cara menggusap leher rahim dengan spatula kemudian
diolesi pada objek glass dan dikirim ke laboratorium patologi untuk pemeriksaan
lebih lanjut (Riono, 2006).

2.4.7

Cara pelaporan dan klasifikasi sitologi ginekologik


Hasil pemeriksaan sitologi ginekologik Pap Smear biasanya dilaporkan

dengan suatu cara tertentu yang disebut klasifikasi atau terminologi. Ada beberapa
jenis klasifikasi hasil pemeriksaan sitologi Pap Smear yang pada dasarnya kurang
lebih sama, yaitu :

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

a. Klasifikasi menurut Papanicolou


Klas I

Terdapat sel-sel normal

Klas II

Sel-sel tidak normal yang tidak dicurigai ganas

Klas III

Sel epitel diskariotik atau displasia ringan, sedang dan berat.

Klas IV

Terdapat sel-sel yang dicurigai ganas

Klas V

Sel-sel ganas.

b. Klasifikasi menurut WHO


Negatif

Tidak ada sel maligna

Displasia

Kecurigaan maligna

Positif

Terdapat sel maligna

Inkonklusif

Sediaan tidak dapat diinterpretasikan, (Hacker,2001).

c. Stadium secara klinik


Tabel 2.1. Stasium Secara Klinik
Stadium 0
Stadium I

Sel kanker masih di selaputi lender serviks (karsinoma insitu)


Kanker masih terbatas di dalam jaringan serviks dan belum
menyebar ke badan rahim

Stadium IA

Karsinoma yang di diognosa baru hanya secara mikroskop dan


belum menunjukkan kelainan/ keluhan klinik.

Stadium IAI

Kanker sudah mulai menyebar ke jaringan otot dengan dalam


< 3 mm, serta ukuran besar tumor < 7 mm.

Stadium IA2

Kanker sudah menyebar lebih dalam (>3 mm-5 mm) dengan


lebar = 7 mm.

Stadium IB

Ukuran kanker sudah > dari IA2

Stadium IBI

Ukuran tumor = 4 cm.

Stadium IB2

Ukuran tumor > 4cm.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Lanjutan Tabel 2.1. Stasium Secara Klinik


Stadium 0
Stadium II

Sel kanker masih di selaputi lender serviks (karsinoma insitu)


Kanker sudah menyebar keluar jaringan serviks tetapi belum
mengenai dinding rongga panggul. Meskipun sudah menyebar ke
vagina tetapi masih terbatas pada 1/3 atas vagina.

Stadium IIA

Tumor jelas belum menyebar ke sekitar uterus.

Stadium IIB

Tumor jelas sudah menyebar ke sekitar uterus.

Stadium III

Kanker sudah menyebar ke dinding panggul dan sudah mengenai


jaringan vagina lebih rendah dari 1/3 bawah. Bias juga penderita
sudah mengalai ginjal bengkak karena bendungan air seni
(hidroneprosis) dan mengalami gangguan fungsi ginjal.

Stadium IIIA

Kanker sudah menginfasi dinding panggul.

Stadium IIIB

Kanker menyerang dinding panggul disertai gangguan fungsi ginjal


dan /atau hidronephrosis.

Stadium IV

Kanker sudah menyebar keluar rongga panggul, dan secara klinik


sudah terlihat tanda-tanda infeksi kanker keselaput lender kandung
kencing dan/atau rectum.

Stadium IVA

Sel kanker menyebar pada alat/organ yang dekat dengan serviks.

Stadium IVB

Kanker sudah menyebar pada alat/organ yang jauh dari serviks.

Sumber : Penyakit kandungan,(Yatim, 2005).

2.4.8

Kelebihan dan kelemahan screening serviks pada wanita perorangan

a. Kelebihan
1). Menenangkan hati bagi sebagian besar orang yang mengalami perubahan
sebelum ganas. 2). Menenangkan hati bagi orang-orang yang mengalami perubahan
sebelum keganasan ditemukan pada setiap stadium awal. 3). Menghindari perawatan
radikal jika kondisi ditangai lebih dini. 4). Menghasilkan peningkatan harapan hidup.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

b. Kelemahan
1). Rasa takut menemukan kanker, 2.) Kecemasan terjadi saat menuggu hasil.
3). Rasa takut yang berasal dari hasil positif salah.

2.5 Gambaran Umum Penyakit Kanker Serviks


2.5.1

Kanker serviks
Kanker serviks merupakan penyakit keganasan yang menimbulkan masalah

dalam keganasan dalam kesehatan wanita terutama dinegara sedang berkembang


termasuk Indonesia. Frekuensi kesakitan dan kematian karena neoplasma ini
merupakan yang terbanyak dari penyakit keganasan ginekologik. Menurut laporan
berbagai sentral patologi di Indonesia, kanker serviks menempati urutan pertama dari
penyakit keganasan yang ada, di negara maju kanker serviks berada pada urutan
kelima setelah karsinoma payudara, kolorektal, paru dan kulit. Perbedaan ini
disebabkan adanya program test Pap Smear di negara maju yang dilakukan periodik
dalam upaya deteksi dini kanker serviks (Tambunan,1991).
Menurut Rachmi (2004), yang mengutip pendapat Tobing (1985), kanker
serviks adalah penyakit neoplasia ganas pada serviks yang sel-sel epitelnya
memperlihatkan tanda-tanda keganasan berupa diferensiasi sel-sel epitel permukaan
menghilang, susunan sel-sel basal yang berbentuk palisade juga tidak dijumpai lagi,
bentuk dan inti sel bervariasi serta sangat kuat menarik zat warna dan jumlah
sitoplasma sangat berkurang sehingga selnya seolah-olah tersusun padat.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

2.5.2

Serviks
Serviks adalah bagian dari rahim (uterus), tetapi struktur dan fungsinya

berbeda dengan corpus uteri. Serviks membentuk sepertiga bagian bawah uterus dan
merupakan daerah di bawah isthmus yang meliputi ostium internum dan ostium
externum. Serviks masuk ke dalam vagina dengan sudut tegak lurus dan serviks juga
sering disebut sebagai collum uteri. Serviks secara keseluruhan berbentuk barrel dan
panjangnya 2,5 cm dan membentuk sepertiga panjang seluruh uterus, (Verralls,
2003).
2.5.3

Epidemiologi
Kanker serviks merupakan jenis keganasan yang paling sering ditemukan

pada kalangan wanita Indonesia, kasus ini terjadi pada wanita berusia 35-55 tahun.
90% dari kanker serviks berasal dari sel skuomosa yang melapisi serviks yang
menuju ke dalam rahim. Insiden kanker servik seluruh Indonesia menunjukkan
puncaknya pada kelompok umur 45-54 tahun sebesar (32,40) dan disusul kelompok
35-43 tahun sebanyak 8,216 (31,40%) dari 26.169 penderita kanker serviks pada
semua kelompok umur (PKBI, 2000). Pada perempuan usia 25-55 tahun dan masih
aktif berhubungan seksual berisiko terkena kanker serviks 5-10% (Rahmad, 2001).
Di Amerika Serikat sebagian besar kasus (lebih dari 50.000 kasus/tahun) di
temukan pada stadium dini dan 12.900 kasus invasive dengan angka kematian sekitar
7.000 perempuan (CFR = 54,26%) (Tapan, 2005). Berdasarkan penelitian pada 13
Patologi Anatomi di Indonesia tahun 1998 menempatkan kanker serviks di urutan
pertama dengan prevalensi 18,26% dan pada tahun 2001 sekitar 41 kasus baru
ditemukan setiap hari dengan Angkat kematian rata-rata 20 orang perhari.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Kanker serviks merupakan kanker yang mempengaruhi perempuan dengan


latar belakang dan umur yang berbeda diseluruh dunia. Dierkirakan 50-80%
perempuan mendapatkan infeksi Human Papilloma Virus (HPV) melalui kontak
kelamin, 50% infeksi HPV berpotensi menyebabkan kanker. Risiko dimulai dari
kontak seksual pertama kali.(Rahmad, 2001).
2.5.4

Faktor Risiko Kanker Serviks


Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah

secara tak terkendali. Jika sel serviks terus membelah maka akan terbentuk suatu
massa jaringan yang disebut tumor yang bersifat jinak atau ganas.
Faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks adalah 1).
HPV (Human papilloma virus), adalah virus penyebab kutil genitalis (kondiloma
akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual, 2). Merokok, 3). Hubungan
seksual pertama dilakukan pada usia dini, 4). Berganti-ganti pasangan seksual, 5).
melakukan hubungan seksual pertama pada usia di bawah 18 tahun, berganti-ganti
pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks, 6).
Pemakaian DES (dietiisbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran, 7).
gangguan sistim kekebalan, 8). Pemakaian pil KB, 9). Infeksi herpes genitalis atau
infeksi klamidia menahun, 10). Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu
melakukan Pap Smear secara rutin) (Medicastore, 2007).
2.5.5

Gejala Kanker Serviks


Menurut Hacker (2001) gejala yang terbanyak ditemukan pada karsinoma

serviks invasif adalah :

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

1. Perdarahan dan secret vagina yang abnormal, berupa perdarahan setelah


melakukan hubungan seksual, menstruasi yang abnormal, atau muncul bercakbercak antar-haid dan setelah menopause.
2. Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer, berwarna pink, coklat,
mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
3. Gejala dari kanker serviks stadium lanjut menurut Hacker, (2001) adalah : 1).
Nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, 2). Nyeri panggul, punggung
atau tungkai, 3). Dari vagina keluar air kemih atau tinja, 4). Patah tulang (fraktur).

2.5.6

Deteksi dini
Deteksi dengan screening dapat dilakukan dengan pemeriksaan Pap Smear

dan kolkoskopi, jarang dilakukan karena biaya lebih mahal, kurang praktis dan
memerlukan biopsi. Bentuk pemeriksaan yang paling utama dan dianjurkan untuk
deteksi dini kanker serviks adalah pemeriksaan Pap Smear. Pemeriksaan ini
sederhana, cepat dan tidak sakit. Pap Smear tidak hanya perlu dilakukan seumur
hidup tetapi perlu dilakukan secara berkala pada wanita berusia 40 tahun (Bustan,
1997).
Hampir 50% penderita kanker serviks ternyata tidak melakukan Pap Smear
dalam 10 tahun belakangan. Maka seorang perempuan beresiko sebaiknya diperiksa
Pap Smear secara teratur.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

2.5.7

Upaya pencegahan kanker serviks


Menutut Bustan (1997), upaya untuk memberikan pengobatan secara khusus

telah dilakukan dengan segala upaya namun hasil yang diperoleh belum sesuai
dengan harapan. Karena itu upaya pengobatan secara mandirii tidak dapat menjamin
untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat. Upaya pencegahan yang
menyeluruh, mulai dari upaya pendidikan kesehatah masyarak sampai upaya
rehabilitasi.
Upaya pencegahan kanker serviks meliputi : 1). Pencegahan tingkat I Primer
yaitu host belum sakit sakit (masih sehat) maka perlu diberi promosi kesehatan. 2).
Pencegahan tingkat II Sekunder yaitu host dalam tahap penyakit dini perlu
kemoterapi. 3). Pencegahan tingkat III Tersier yaitu host dalam tahap penyakit lanjut
perlu dilakukan usaha Rehabilitasi : fisik, mental, sosial.(Bustan, 2000).
Menurut Yatim,(2005) kanker serviks dapat dicegah dengan : 1). Penggunaan
kondom bila berhubungan seks dapat mencegah penularan penyakit infeksi menular
seperti Gonorrhoe, Chlamydia, Sipilis dan HIV/AIDS. 2). Menghindari merokok,
meningkatkan derajat kesehatan secara umum, dan mencegah CIN (Cervikal
Intraepitelial Neoplasia = pertumbuhan sel epitel kearah ganas) dan kanker leher
rahim.

2.6 Landasan Teori


Menurut Green dalam Notoatmodjo (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku ada tiga faktor utama, yaitu :

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

2.6.1

Faktor-faktor predisposisi (Predisposing Factor)


Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap

kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan


dengan kesehatan, sistim nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat
sosial ekonomi, dan sebagainya. Untuk berperilaku kesehatan, misalnya :
pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu
tentang manfaat periksa hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri dan janinnya.
Disamping itu kepercayaan, tradisi dan sistim nilai masyarakat juga dapat
mendorong atau menghambat ibu untuk periksa hamil. Misalnya, orang hamil tidak
boleh disuntik (periksa hamil termasuk memperoleh suntikan anti tetanus), karena
suntikan bias menyebabjan anak cacat. Faktor-faktor ini terutama yang positif
mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut faktor pemudah.
2.6.2

Faktor-faktor pemungkin (enabling factor)


Faktor-faktor ini mencakup ketersedian sarana dan prasarana atau fasilitas

kesehatan bagi masyarakat, misalnya : air besih, tempat pembuangan sampah, tempat
pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi dan sebainya. Termasuk juga
fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu,
polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta, dan sebagainya.
Untuk berperilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana
pendukung, misalnya perilaku pemeriksaan kehamilan, ibu hamil yang mau periksa
hamil tidak hanya karena tahu dan sadar manfaat periksa hamil saja, melainkan ibu
tersebut dengan mudah harus dapat memperoleh fasilitas atau tempat periksa hamil.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Fasilitas ini biasanya mendukung

atau memungkinkan terwujudnya perilaku

kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung, atau faktor pemungkin.
2.6.3

Faktor-faktor penguat (reinforcing factor)


Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma),

tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan.
Termasuk juga undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun
pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat,
masyarakat biasanya bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positf dan dukungan
fasilitas saja, melaikan diperlukan perilaku

2.7 Model Kerangka Teori

Proses
Perubahan

Predisposising Faktor
(Pengetahuan,sikap,ke
percayaan, tradisi,
nilai, dsb
Komunikasi
Penyuluhan

Enabling Faktors
(Ketersediaan sumbersumber /fasilitas)

Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan sosial

Reinforcing Faktor
(Sikap dan perilaku
petugas)

Training

Pendidikan kesehatan
(Promosi kesehatan)

Gambar 2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku, (Green dalam


Notoatmodjo, 2003)

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

2.8 Kerangka Konsep


Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori yang dikemukakan oleh
Green dalam Notoatmodjo (2003), maka kerangka konsep dapat digambarkan seperti
berikut :
Varibel Independen

Variabel Dependen

Karakteristik PUS :
-

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

Sosial Ekonomi

Tindakan
pemeriksaan
Pap Smear

Perilaku :
-

Pengetahuan

Sikap

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian analitik menggunakan desain sekat
silang (Cross Sectional Study) dengan penggukuran sesaat, dimana subyek yang
diamati hanya sesaat atau satu kali. Untuk memperoleh informasi tentang variabel
independent dan variabel dependen, pengukuran dilakukan bersama-sama pada saat
penelitian, (Sastroasmoro,1995).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.2.1

Lokasi penelitian
Penelitian dilakukan di Poli klinik kebidanan RSUZA Banda Aceh, dengan

alasan: belum pernah dilakukan penelitian sejenis, banyak PUS yang memeriksakan
penyakitnya dan tempat pemeriksaan Pap Smear, serta merupakan RSU rujukan.
3.2.2

Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai Nopember 2007- September 2008.

3.3 Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah PUS yang berkunjung ke poliklinik
kebidanan RSUZA Banda Aceh. Jumlah kunjungan yang tercatat di lokasi penelitian
mulai bulan Mai Juni 2008 sebanyak 88 orang.
37

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Dilakukan secara purposive sampling yaitu harus didasarkan atas ciri-ciri,


sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi
(Arikunto, 2006), yang memenuhi kriteria inklusi yaitu wanita, Pasangan Usia Subur
(PUS) bersedia menjadi responden.

3.4 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data penelitian ini adalah observasi dan wawancara
langsung terhadap responden yang akan diteliti dengan menggunakan alat
pengumpulan data. Setelah data terkumpul, selanjutnya data tersebut diolah sesuai
dengan tahapannya. Jenis penelitian menggunakan data primer yaitu wawancara
menggunakan kuesioner yang telah disusun dan data sekunder diperoleh dari
Poliklinik kebidanan RSUZA.
Uji Validitas dan Reliabilitas instrument dalam penelitian ini dilakukan
kepada 30 orang responden di RS Ibu dan Anak. Uji validitas bertujuan untuk
mengetahui sejauhmana suatu ukuran atau nilai yang menunjukkan tingkat
kehandalan atau kesalihan suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi antara
variabel atau item dengan skore total variabel yang ditunjukkan dengan nilai item
correct correlation pada analisis reability statictics. Jika nilai r hitung > r tabel, maka
dinyatakan valid dan jika nilai r hitung <r tabel, maka dinyatakan tidak valid,
(Riduwan, 2005). Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dalam penelitian ini
teknik untuk menghitung indek reliabilitas yaitu menggunakan metode Cronbachs

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, dengan
ketentuan, jika nilai r Alpha > r tabel, maka dinyatakan reliabel dan jika nilai r Alpha
<r tabel, maka dinyatakan tidak reliabel (Riduwan, 2005).
Hasil pengujian instrumen yang dilakukan terhadap 30 responden diperoleh
bahwa : Untuk instrumen pengetahuan terdiri dari 12 item pertanyaan didapatkan
nilai r minimum 0,0498 dan maksimum 0,5830, maka dinyatakan valid, dan nilai
alpha cronbach = 0,7205. Untuk instrumen sikap terdiri dari 12 item pertanyaan
didapatkan nilai r minimum 0,0586 dan r maksimum 0,8525, maka dinyatakan valid,
dan nilai alpha cronbach = 0,8791, maka dinyatakan reliabel.

3.5 Variabel dan Definisi Operasianal


1. Umur adalah lamanya waktu perjalanan hidup PUS yang dihitung sejak lahir
sampai

batas waktu penelitian, cara ukur dengan wawancara, alat ukur

menggunakan kuesioner, skala Ordinal, hasil ukur dikelompokkan dalam


kategori:
a. Beresiko (<20 tahun dan >35 tahun)
b. Tidak beresiko (20-35 tahun)
2

Pendidikan adalah pendidikan formal yang ditamatkan oleh PUS, cara ukur
dengan wawancara, alat ukur menggunakan kuesioner, menggunakan skala
ordinal, hasil ukur dapat dikelompokkan dalam kategori :
a. Tidak tamat/tamat SD s/d SLTP kategori dasar
b. Tamat SLTA kategori menengah
c. Akademi/Perguruan Tinggi kategori tinggi

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

3. Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh PUS dengan imbalan
ekonomi, cara ukur dengan wawancara, alat ukur menggunakan kuesioner, hasil
ukur dapat dikelompokkan dalam kategori :
a. Tidak bekerja
b. bekerja
3. Sosial ekonomi adalah Tingkat pendapatan keluarga setiap bulan dilihat dari gaji
pokok (dalam rupiah) sesuai dengan Peraturan Daerah NAD No. 67 Tahun 2007,
cara ukur dengan wawancara, alat ukur menggunakan kuesioner, skala ordinal,
hasil ukur dapat dikelompokkan dalam kategori :
a. <Rp 1.000.000,b. Rp 1.000.000,4. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh PUS yang berhubungan
dengan pemeriksaan Pap Smear, cara ukur dengan wawancara, alat ukur
menggunakan kuesioner, skala ordinal, hasil ukur dapat dikelompokkan dalam
kategori :
a. Rendah
b. Tinggi
5. Sikap adalah pendapat atau pandangan PUS terhadap pemeriksaan Pap Smear,
cara ukur dengan wawancara, alat ukur menggunakan kuesioner, skala ordinal,
hasil ukur dapat dikelompokkan dalam kategori :
a. Kurang
b. Baik

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

6. Tindakan adalah bentuk nyata responden untuk melakukan Pap Smear,cara ukur
dengan wawancara, alat ukur menggunakan kuesioner, skala ordinal, hasil ukur
dapat dikelompokkan dalam kategori :
a. Tidak dilakukan
b. Dilakukan

3.6 Metode Pengukuran


Metode pengukuran tentang umur, pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi,
pengetahuan dan sikap menggunakan sistim pembobotan dan mengkategorikan hasil
ukur.
1. Umur
Untuk mengetahui umur responden menanyakan langsung tahun kelahiran dengan
menggunakan kuesioner dengan kriteria :
a. Risiko (<20 tahun dan > 35 tahun)
b. Tidak berisiko (20-35 tahun)
2. Pendidikan
Pengukuran tingkat pendidikan diukur dengan mengkategorikan jenjang
pendidikan formal responden ke dalam 3 tingkatan yaitu rendah, sedang,
menengah dan tinggi yang terdiri dari :
a. Dasar, jika tidak tamat/tamat SD s/d tamat SLTP
b. Menengah, jika tamat SLTA
c. Tinggi, jika tamat Akademi/Perguruan Tinggi.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

3. Pekerjaan
Untuk mengetahui pekerjaan di ukur dengan mengkategorikan bekerja dan tidak
bekerja,maka diperoleh kategori tingkatan pekerjaan terdiri dari:
a. Bekerja, jika responden melakukan kegiatan rutin yang menghasilkan uang
b. Tidak bekerja, jika responden tidak melakukan suatu kegiatan yang
menghasilkan uang.
4. Sosial ekonomi
Untuk mengetahui status sosial ekonomi responden diukur berdasarkan upah
minimum Kabupaten/Provinsi NAD. Sosial ekonomi responden dikategorikan
rendah apabila penghasilan dibawah upah minimum dan dikategorikan tinggi jika
penghasilan diatas nilai upah minimum Kabupaten/Propinsi NAD. Kategori
tingkat status sosial ekonomi yang terdiri dari :
a. Rendah jika, <Rp 1.000.000,-perbulan
b. Tinggi jika, Rp 1.000.000,-. perbulan.
5. Pengetahuan
Variabel pengetahuan diukur berdasarkan skala ordinal dari 12 (dua belas)
pertanyaan, masing-masing dengan alternatif jawaban ab dan c, dengan
ketentuan jika responden menjawab a dikatakan Benar diberi nilai 2 (dua), dan
jika responden menjawab b dan c dikatakan Salah diberi nilai 1 (satu).
Kemudian variabel pengetahuan dikategorikan menjadi:
a. Tinggi, jika memperoleh nilai mean (nilai 18)
b. Rendah, jika memperoleh nilai <mean (nilai <18), (Azwar, 2004)

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

6. Sikap
Variabel pengetahuan diukur berdasarkan skala ordinal dari 12 (dua belas)
pertanyaan, masing-masing dengan alternatif jawaban Setuju dan Tidak Setuju,
dengan ketentuan jika responden menjawab Setuju diberi nilai 2 (dua), dan jika
responden menjawab Tidak Setuju diberi nilai 1 (satu). Kemudian variabel
sikap dikategorikan menjadi:
a. Baik, jika memperoleh nilai mean (nilai 18)
b. Kurang, jika memperoleh nilai <mean (nilai <18), (Azwar, 2004).
7. Tindakan pemeriksaan Pap Smear
Untuk mengetahui tindakan pemeriksaan Pap Smear responden didasarkan pada
jawaban yang diberikan atas pernyataan yaitu : melakukan dan tidak melakukan.

3.7 Metode Analisis Data


Pengolahan data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1) Editing, yaitu
penyuntingan data dilakukan untuk menghindari kesalahan atau kemungkinan adanya
kuesioner yang belum terisi, 2) Coding, yaitu untuk memudahkan proses entri data
tiap jawaban diberi kode dan skor, 3) Entry, setelah diberi kode data dimasukkan
kecomputer pada program SPSS, 4) Cleaning, sebelum dilakukan analisa data, maka
dilakukan pengecekan dan perbaikan.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

3.7.1

Analisis univariat
Analisis Univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang distribusi

frekuensi responden. Analisa ini digunakan untuk memperoleh gambaran pada


masing-masing variabel independen yang meliputi karakteristik dan perilaku
pasangan usia subur.

3.7.2

Analisis bivariat
Analisis data yang digunakan adalah, statistik Chi-Square yaitu merupakan

analisis untuk mengetahui hubungan semua variable independent (variabel bebas)


terhadap variable dependent (variabel terikat) yang dapat dilakukan sekaligus,
dengan menggunakan derajat kemaknaan alpa = 0,05 (derajat kepercayaan 95%). Bila
nilai p<0,05 maka hasil statistik dikatakan bermakna/berpengaruh.

3.7.3

Analisis multivariat
Analisis Multivariat dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh variabel

independen (karakteristik dan perilaku PUS). Bila hasil uji mempunyai nilai p <0,05
maka variabel tersebut dapat masuk dalam model multivariat dengan menggunakan
Uji Regresi Logistik Berganda (Multiple Logistic Regression).

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

BAB 4
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


RSU Dr.Zainoel Abidin Banda Aceh beralamat di Jl.Tgk.H.M.Daud Beureueh
No.118 Banda Aceh, memiliki luas area 196.480 m2. Secara geografis letak sangat
strategis sebelah utara berbatasan dengan Kec. Kuta Alam, sebelah barat berbataan
dengan Kec. Darussalam, sebelah utara berbatasan dengan Kec. Syiah Kuala dan
sebelah selatan berbatasan dengan Kec. Ulee Kareeng. Jumlah penduduk Aceh
4.031.589 jiwa (SENSUS BPS 2005) dengan tingkat pertumbuhan penduduk hanya
0,47% dibandingkan tahun 2004. Kepadatan penduduk 70 jiwa/km2. Luas wilayah
57.365,57 Km2, terletak pada 26 lintang utara dan 95-98 bujur timur dengan
ketinggian daerah 125 di atas permukaan laut.
RSUZA Banda Aceh berada di ibukota provinsi. Luas wilayah kota Banda
Aceh 12.084,9 Km2 dengan jumlah penduduk 177.881 jiwa (sensus BPS, 2005).
RSUZA Banda Aceh selain melayani masyarakat kota Banda Aceh secara langsung
juga melayani seluruh masyarakat dari daerah Tk.II yang ada di Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam melalui sistim pelayanan rujukan kesehatan. Dengan wilayah
cakupan yang luas dan status rumah sakit rujukan maka RSUZA mampu memberikan
pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat.

45
Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Dengan keputusan Menteri Kesehatan No 551/Menkes/SK/2F/1979, tanggal


22 Pebruari 1979 RSUZA ditetapkan menjadi Rumah Sakit kelas C,. Pada tanggal 7
Mei 1976 sesuai dengan SK Gubernur Daerah Istimewa Aceh No. 445/173/1979,
menjadi Rumah Sakit Umum Dr.Zainoel Abidin. Kemudian dengan adanya Fakultas
Kedokteran Universitas Syiah Kuala, maka RSUZA menjadi Rumah Sakit KELAS B
(RS Pendidikan) dan Rumah Sakit rujukan untuk Propinsi Daerah Istimewa Aceh
sesuai dengan SK Menkes RI No.233/Menkes/SK/IVI/1983 tanggal 11 Juni 1983.
Selanjutnya berdasarkan SK Menkes RI No. 153/Menkes/SK/II/1998 tentang
Persetujuan Rumah Sakit Umum Daerah yang salah satunya RSUZA yang digunakan
sebagai tempat pendidikan calon dokter dan dokter spesialis.
Sesuai dengan qanun Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam No.10 tahun 2003,
BPK-RSUZA mempunyai tugas dan fungsi memberikan pelayanan kesehatan yang
paripurna dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat propinsi NAD,
memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan bermutu kepada masyarakat di
provinsi NAD, memberikan pelayanan rujukan dari Puskesmas, Rumah Sakit Daerah,
mendidik tenaga kesehatan yang profesional, memberikan penyuluhan kesehatan
masyarakat, memberikan pelayanan pemulihan kesehatan secara terpadu dan
menyeluruh. Gambaran kinerja Rumah Sakit dapat di lihat dalam suatu laporan
tahunan, yang bersumber dari data recam medis dan satuan kerja dilingkungan rumah
sakit.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Kegiatan pelayanan di BPK-RSU dr. Zainoel Abidin meliputi kegiatan


pelayanan instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap bedah dan non bedah, instalasi
gawat darurat, instalasi rawat intensif, instalasi rawat khusus, instalasi bedah sentral,
instalasi gigi dan mulut, instalasi rawat jantung dan instalasi haemodialisa. Jenis
pelayanan rawat jalan adalah bedah ortopedi, kardiologi, prnyakit dalam, bedah,
kesehatan anak, obstetri, ginekologi, keluarga berencana, saraf, THT, mata kulit dan
kelamin, gigi dan mulut, paru, umum, gawat darurat, endokrin. Dan pelayanan rawat
inap meliputi pelayanan : penyakit dalam, bedah orthopedi dan bedah urologi,
kebidanan dan gynekologi, penyakit anak, mata,THT, jantung, saraf, penyakit kulit
dan kelamin, darurat medis, rehabilitasi medis dan penyakit paru.
Untuk melayani pasien dengan optimal, RSUZA juga melakukan pelayanan
penunjang medis yang terdiri atas : Pelayanan radiologi, patologi klinik, patologi
antomi, pelayanan gizi, pelayanan pemulasaran jenazah, pelayanan KB, penyuluhan
kesehatan, konsultasi psikologi, pelayanan hemodialisa.
Pemeriksaan laboratorium patologi anatomi di RSUZA terdiri dari
histopatologi melakukan pemeriksaan bibir/mulut, buli-buli, ginjal, payudara, mata,
ovarium, prostat, servik, scrotum, tiroid, tulang, tonsil, usus, uterus, dan sitologi
melakukan pemeriksaan cairan asites, cairan pleura, FNA Biopsi, Pap Smear, urine.
Peningkatan mutu pelayanan sangat diperlukan sumber daya manusia dengan
kuantitas dan kualitas yang cukup bagi sebuah Rumah Sakit tipe B (Rumah Sakit
Pendidikan) dan Rujukan di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Untuk itu
diperlukan tenaga kesehatan yang memadai yaitu jumlah tenaga kesehatan 945 orang

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

yang terdiri dari dokter umum termasuk dokter gigi 90 orang, dokter spesialis 64
orang, tenaga paramedis non perawat berjumlah 193 orang, tenaga paramedis
perawatan 401 orang dan tenaga non medis 197 orang.

4.2 Hasil Penelitian


4.2.1

Karakteristik dan perilaku PUS


Hasil penelitian terhadap 88 orang

PUS yang berobat ke Poliklinik

Kebidanan RSUZA Banda Aceh, berdasarkan karakteristik dan perilaku seperti pada
tabel berikut :
Tabel 4.1.

No
1
2

Distribusi PUS terhadap pemeriksaan Pap Smear di RSUZA


Banda Aceh Tahun 2008 berdasarkan umur
Kelompok Umur

Berisiko (<20 tahun dan > 35 tahun)


Tidak Berisiko (20-35 tahun)

Jumlah

6
82

6.8
93.2

88

100

Pada tabel 4.1 dapat di lihat bahwa kelompok umur PUS adalah Tidak
berisiko 82 orang (93,2%) dan berisiko 6 orang (6.8%)

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Tabel 4.2.

Distribusi PUS terhadap pemeriksaan Pap Smear di RSUZA


Banda Aceh Tahun 2008 berdasarkan pendidikan

No Pendidikan

1 Dasar (Tamat SDs/d SLTP)


2 Menengah (Tamat SLTA)
3 Tinggi (Tamat DIII/SI)
Jumlah

35
35
18
88

39.8
39.8
20.5
100

Berdasarkan tabel 4.2. tingkat pendidikan PUS yang terbanyak adalah tingkat
pendidikan dasar dan menengah 35 orang (39,8%) sedangkan paling sedikit pada
pendidikan tinggi 18 orang (20,5%).

Tabel 4.3.

Distribusi PUS terhadap pemeriksaan Pap Smear di RSUZA


Banda Aceh Tahun 2008 berdasarkan pekerjaan

No Pekerjaan
1
2

Bekerja
Tidak Bekerja

Jumlah

31
57

35.2
64.8

88

100

Dilihat dari tabel 4.3. tingkat pekerjaan PUS, yang terbanyak adalah tidak
bekerja yaitu 57 orang (64,8%), dan PUS yang tidak bekerja 31 orang (35,2%).

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Tabel 4.4. Distribusi PUS terhadap pemeriksaan Pap Smear di RSUZA Banda
Aceh Tahun 2008 berdasarkan sosial ekonomi
No Sosial ekonomi

1 Ekonomi Rendah (<Rp. 1 Juta)


2 Ekonomi Tinggi (Rp.1 Juta)
Jumlah

32
56
88

36.4
63.6
100

Dilihat dari sosial ekonomi PUS sebanyak 56 orang (63,6) Sosial Ekonomi
Tinggi dan 32 orang (36,4) Sosial Ekonomi rendah

Tabel 4.5.

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Distribusi PUS terhadap pemeriksaan Pap Smear di RSUZA


Banda Aceh Tahun 2008 berdasarkan pengetahuan

Indikator pengetahuan pemeriksaan Pap's Smear


Pengertian Pap Smear
Usia wajib Pap Smear
Waktu yang tepat melakukan Pap Smear
Syarat penting sebelum melakukan Pap Smear
Wanita yang pernah hubungan seksual wajib Pap Smear
Wanita yang pernah menggunakan IUD wajib Pap Smear
Frekuensi wajib melakukan Pap Smear
Perolehan Informasi tentang pemeriksaan Pap Smear
Tenaga kesehatan yang melakukan Pap Smear
Manfaat Pap Smear
Biaya Pemeriksaan Pap Smear
Tempat Memeriksakan Pap Smear

Benar
n
%
30
34.1
38
43.2
45
51.1
47
53.4
51
58.0
50
56.8
50
56.8
43
48.9
54
61.4
43
48.9
42
47.7
48
54.5

Salah
n
%
58
65.9
50
56.8
43
48.9
41
46.6
37
42.0
38
43.2
38
43.2
45
51.1
34
38.6
45
51.1
46
52.3
40
45.5

Dilihat dari tabel pengetahuan menunjukkan bahwa 65,9% menjawab salah


tentang pengertian Pap Smear, demikian juga 56,8% menjawab salah tentang usia
wajib Pap smear, 51,1% menjawab benar tentang waktu yang tepat melakukan Pap
Smear, 53,4% menjawab benar tentang syarat penting sebelum melakukan Pap

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Smear, dimana 58,0% menjawab benar tentang wanita yang pernah kawin wajib
melakukan Pap Smear, 56,8% menjawab benar tentang wanita yang pernah
menggunakan kontrasepsi IUD wajib Pap Smear, 56,8% menjawab benar tentang
frekuensi wajib melakukan Pap Smear, dimana 51,1% menjawab salah

tentang

memperoleh informasi tentang kesehatan,61,4% benar menjawab tentang

tenaga

kesehatan yang sesuia melakukan Pap Smear, sedangkan 51,1% benar menjawab
tentang manfaat dari pada Pap Smear, 52,3% menjawab salah tentang mahal biaya
pemeriksaan Pap Smear dan 54,5% mengetahui tempat memeriksakan Pap Smear.

Tabel 4.6.

No

Distribusi PUS terhadap pemeriksaan Pap Smear di RSUZA


Banda Aceh Tahun 2008 berdasarkan kategori pengetahuan
Pengetahuan

Tinggi

51

58.0

Rendah

37

42.0

88

100

Jumlah

Pada tabel diatas dapat dilihat berdasarkan kategori pengetahuan 51 orang


(58,0%) berpengetahuan tinggi dan 37 orang (42.0%) pengetahuan rendah.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Tabel 4.7.

Distribusi PUS terhadap pemeriksaan Pap Smear di RSUZA


Banda Aceh Tahun 2008 berdasarkan sikap

No

Indikator Sikap terhadap Pemeriksaan Pap's Smear

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Pengertian Pap Smear


Usia wajib Pap Smear
Waktu yang tepat melakukan Pap Smear
Syarat penting sebelum melakukan Pap Smear
Wanita yang pernah berhubungan seksual wajib Pap Smear
Wanita yang pernah menggunakan IUD wajib Pap Smear
Frekuensi wajib melakukan Pap Smear
Perolehan Informasi tentang pemeriksaan Pap Smear
Tenaga kesehatan yang melakukan Pap Smear
Manfaat Pap Smear
Biaya Pemeriksaan Pap Smear
Tempat Memeriksakan Pap Smear

Setuju
n
36
58
65
70
54
64
65
58
39
21
17
18

%
40.9
65.9
73.9
79.5
61.4
72.7
73.9
65.9
44.3
23.9
19.3
20.5

Tidak
Setuju
n
%
52
59.1
30
34.1
23
26.1
18
20.5
34
38.6
24
27.3
23
26.1
30
34.1
49
55.7
67
76.1
71
80.7
70
79.5

Tabel diatas menunjukkan bahwa berdasarkan sikap PUS terhadap


pemeriksaan Pap Smear diketahiu 59,1% tidak setuju tentang pengertian Pap smear,
65,9% menyatakan setuju terhadap usia harus Pap Smear, 73,9% setuju tentang waktu
yang tepat melakukan Pap Smear. Mayoritas PUS 79,5% setuju tentang syarat
penting sebelum melakukan Pap Smear, dimana 61,4% setuju bahwa wanita yang
sudah pernah berhubungan seksual harus melakukan Pap Smear, 72,7% menyatakan
setuju wanita yang pernah menggunakan IUD wajib Pap Smear, 73,9% menyatakan
setuju frekuensi wajib melakukan Pap Smear, 65,9% menyatakan setuju memperoleh
informasi tentang pemeriksaan Pap Smear, sedangkan 55,7% menyatakan tidak setuju
tentang tenaga kesehatan yang melakukan Pap Smear, 76,7% tidak setuju tentang
manfaat pap smear, 80,7% menyatakan tidak setuju tentang biaya pemeriksaan Pap
smear, dan 79,5% menyatakan tidak setuju tentang tempat pemeriksaan Pap Smear.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Tabel 4.8.

Distribusi PUS terhadap pemeriksaan Pap Smear di RSUZA


Banda Aceh Tahun 2008 berdasarkan kategori sikap

No Sikap

1 Baik
2 Kurang
Jumlah

63
25
88

71.6
28.4
100

Pada tabel di atas dapat dilihat berdasarkan kategori sikap baik sebanyak 63
orang (71.6%) dan sikap kurang sebanyak 25 orang (28.4%).

Tabel 4.9.

No

Distribusi PUS terhadap pemeriksaan Pap Smear di RSUZA Banda


Aceh Tahun 2008 berdasarkan tindakan

Pemeriksaan Pap Smear

Melakukan

36

40.9

Tidak Melakukan

52

59.1

88

100

Jumlah

Pada tabel 4.7. dapat terlihat bahwa PUS yang tidak melakukan pemeriksaan
Pap Smear adalah 52 orang (59,1%), sedangkan PUS yang melakukan pemeriksaan
Pap Smear adalah 36 orang (40,9%).

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

4.3 Hasil Analisis


4.3.1

Hubungan karateristik umur dengan tindakan pemeriksaan Pap Smear di


RSUZA Banda Aceh Tahun 2008

Tabel 4.10 Hubungan karateristik umur dengan tindakan pemeriksaan Pap


Smear di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008

No

Kelompok
Umur
Berisiko
(<20 thn>35 thn)
Tidak
Berisiko
(20-35 thn)

Pemeriksaan
Pap's Smear
Tidak
Total
Melakukan
Melakukan
n
%
n
%

p-Value

0,685

50.0

50.0 6

100

33

40.2

49

59.8 82

100

RP

1,485

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa proporsi yang tertinggi melakukan
Pap Smear pada PUS dengan umur tidak berisiko 33 orang (40,2%) sedangkan yang
terendah melakukan Pap Smear pada PUS yang berisiko 3 orang (50%). Hasil uji
Chi-square menunjukkan bahwa variabel

umur tidak mempunyai hubungan

signifikan dengan pemeriksaan Pap Smear dengan p=0,685(p<0,050); RP= 1,485,


artinya pemeriksaan Pap Smear 1,48 kali kemungkinan besar tidak terjadi pada PUS
umur berisiko di bandingkan dengan PUS umur tidak berisiko.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Tabel 4.11 Hubungan karateristik pendidikan dengan tindakan pemeriksaan


Pap Smear di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008

No

1
2
3

Pendidikan

Dasar
Menengah
Tinggi

Pemeriksaan
Pap's Smear
Tidak
Total %
Melakukan
Melakukan
n
%
n
%
20
57.1 15
42.9
35 100
12
34.3 23
65.7
35 100
4
22.2 14
77.8
18 100

p-Value

RP

0,029

0,446

Dari hasil analisis proporsi yang tertnggi melakukan Pap Smear Pada PUS
dengan tingkat pendidikan dasar 20 orang (57,1%) sedangkan yang terendah
melakukan Pap Smear pada PUS dengan tingkat pendidikan tinngi 4 orang (22,2%).
Hari uji chi square menunjukkan bahwa variabel pendidikan mempunyai hubungan
signifikan dengan pemeriksaan Pap Smear dengan nilai p=0.029 nilai ini lebih kecil
dari level of significance () sebesar 0,05; RP= 0,446 artinya pemerksaan Pap Smear
0,44 kali kemungkinan besar terjadi pada PUS pendidikan dasar dibandingkan
dengan pendidikan tinggi.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

4.3.3. Hubungan karateristik pekerjaan dengan tindakan pemeriksaan Pap Smear di


RSUZA Banda Aceh Tahun 2008
Tabel 4.12 Hubungan karateristik pekerjaan dengan tindakan pemeriksaan
Pap Smear di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008
Pemeriksaan
Pap's Smear
Pekerjaan
Tidak
No
Total %
Melakukan
Melakukan
n
%
n
%
1 Bekerja
25
55.6 20
44.4
45 100
2

Tidak Bekerja

11

25.6

32

74.4

43 100

p-Value

RP

0,445

0,704

Dari hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa Proporsi yang tertinggi melakukan
Pap Smear pada PUS yang bekerja 25 orang (55,6%) sedangkan proporsi terendah
melakukan Pap Smear pada PUS yang tidak bekerja 11 orang (25,6%).
Dari hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa variabel pekerjaan tidak
mempunyai hubungan signifikan

dengan pemeriksaan Pap Smear dengan nilai

p=0,445 (p<0,05); RP= 0,704, artinya pemeriksaan Pap Smear 0,7 kali kemungkinan
besar tidak terjadi pada PUS yang tidak bekerja dibandingkan dengan PUS yang
bekerja.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

4.3.5

Hubungan karateristik sosial ekonomi dengan tindakan pemeriksaan Pap


Smear di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008

Tabel 4.13 Hubungan karateristik sosial ekonomi dengan tindakan


pemeriksaan Pap Smear di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008
Pemeriksaan
Pap's Smear
Tidak
No Sosial Ekonomi
Total %
Melakukan
Melakukan
n
%
n
%
Ekonomi
1 Rendah (<Rp. 1
8
25.0 24
75.0
32 100
Juta)
Ekonomi Tinggi
2
28
50.0 28
50.0
56 100
(Rp.1 Juta)

p-Value

RP

0,022*

0,333

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Proporsi yang tertinggi melakukan Pap
Smear pada PUS dengan sosial ekonomi tinggi 28 orang (50%) sedangkan proporsi
terendah melakukan Pap Smear pada PUS dengan sosioal ekonomi rendah 8 orang
(25%).
Dari hasil uji chi square menunjukkan bahwa variabel sosial ekonomi
mempunyai hubungan signifikan dengan pemeriksaan Pap Smear dengan nilai
p=0,022 (p<0,05); RP=0,333, artinya pemeriksaan Pap Smear 0,3 kali kemungkinan
besar terjadi pada tingkat sosial ekonomi tinggi dibandingkan dengan ekonomi
rendah.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

4.3.6

Hubungan pengetahuan dengan tindakan pemeriksaan Pap Smear di RSUZA


Banda Aceh Tahun 2008

Tabel 4.14

Hubungan pengetahuan dengan tindakan pemeriksaan Pap Smear


di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008

Pemeriksaan
Pap's Smear
Tidak
Pengetahuan
Total %
Melakukan
Melakukan
n
%
n
%
Tinggi
20
54.1 17
45.9
37 100

Rendah

No

16

31.4

35

68.6

51 100

p-Value

RP

0,033*

0,389

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Proporsi yang tertinggi melakukan Pap
Smear pada PUS dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 20 orang (54,1%)
sedangkan terendah melakukan Pap Smear pada PUS dengan pengetahuan rendah
sebanyak 16 orang (31,4%).
Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa variabel pengetahuan mempunyai
hubungan signifikan dengan pemeriksaan Pap Smear dengan nilai P=0,033*, nilai ini
lebih kecil dari level of significance () sebesar 0,05; RP=0,389, artinya pemeriksaan
pap Smear 0,38 kali kemungkinan besar terjadi pada PUS dengan pengetahuan tinggi
dibandingkan dengan pengetahuan rendah.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

4.3.7

Hubungan sikap terhadap dengan tindakan pemeriksaan Pap Smear di


RSUZA Banda Aceh Tahun 2008

Tabel 4.15

No Sikap

Hubungan Sikap Dengan Tindakan Pemeriksaan Pap Smear di


RSUZA Banda Aceh Tahun 2008
Pemeriksaan Pap's Smear
Melakukan
Tidak Melakukan

Baik

n
22

Kurang

14

%
34.9
56,0

Total

41

%
65.1

63 100

11

44.0

25 100

p-Value

RP

0, 070

2,372

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Proporsi yang melakukan Pap Smear
pada sikap baik sebanyak 22 orang (34.9%) sedangkan kurang sebanyak 14 orang
(56%). Dari uji Chi-Square menunjukkan bahwa variabel sikap menunjukkan tidak
ada hubungan secara signifikan dengan pemeriksaan Pap Smear dengan nilai p=
0.070 nilai ini lebih besar dari level of significance () sebesar 0,05; RP=2,372,
artinya pemeriksaan Pap Smear 2,37 kali kemungkinan besar tidak terjadi pada PUS
dengan sikap kurang, dibandingkan dengan PUS sikap baik.
4.4 Analisis Multivariat
Untuk melihat pengaruh karakteristik (umur, pekerjaan, pendidikan, sosial
ekonomi) dan perilaku (pengetahuan dan sikap) PUS terhadap pemeriksaan Pap
Smear di dilakukan dengan uji Regresi Logistik.
Hasil uji Regresi variabel independen karakteristik (umur, pekerjaan,
pendidikan, sosial ekonomi) dan perilaku (pengetahuan, sikap) terhadap variabel
dependen (pemeriksaan Pap Smear) di RSUZA Banda Aceh dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Tabel 4.16 Hasil Uji Regresi Logistik Pengaruh Karateristik dan Perilaku PUS
Terhadap Pemeriksaan Pap Smear di RSUZA Banda Aceh Tahun
2008
Variabel
1. Pendidikan
2. Sosial Ekonomi
3. Pengetahuan
Konstanta
Overall Percentage

Beta
2,331
0,287
0,318
2,325
64,8%

p-value
0,012
0,020
0,021

Dari hasil uji Regresi Logistik menunjukkan bahwa dari 3 (tiga) variabel
independen mempunyai pengaruh signifikan dengan variabel dependen yaitu variabel
pendidikan dengan nilai p=0,012, sosial ekonomi nilai p=0,020, dan pengetahuan
dengan nilai p=0,021.
Berdasarkan nilai Beta (), diketahui nilai tertinggi terdapat pada variabel
pendidikan yaitu sebesar 2,331, dengan nilai p=0,012. oleh karenanya variabel
pendidikan dinyatakan sebagai variabel dominan yang paling berpengaruh terhadap
pemeriksaan Pap Smear.
4.5 Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan penelitian ini adalah peneliti terbatas untuk
membandingkan hasil penelitian ini, karena penelitian tentang pemeriksaan Pap
Smear sangat sedikit yang sama dengan variabel yang peneliti lakukan.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

BAB 5
PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Karakteristik PUS terhadap pemeriksaan Pap Smear


5.1.1. Umur
Umur adalah lamanya hidup yang telah dilalui, umur tidak berisiko adalah 2035 tahun. Dari hasil tabulasi silang (Tabel 4.10) dapat diketahui bahwa proporsi yang
tertinggi melakukan Pap Smear pada PUS dengan umur tidak berisiko 33 orang
(40,2%) sedangkan yang sedikit melakukan Pap Smear pada PUS yang berisiko 3
orang (50%). Hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa variabel

umur tidak

mempunyai hubungan signifikan dengan pemeriksaan Pap Smear dengan p=0,685


(p<0,05; RP= 1,485, artinya pemeriksaan Pap Smear 1,48 kali kemungkinan besar
tidak terjadi pada umur berisiko di bandingkan dengan PUS umur tidak berisiko.
Umur bukan suatu patokan untuk melakukan Pap Smear kalau tidak didasari oleh
kesadaran sendiri untuk melakukan Pap Smear.
Hasil analisis statistik dengan uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa
variabel umur tidak berpengaruh terhadap pemeriksaan Pap Smear, dimana p=0,639.
Hal ini disebabkan karena tidak mau melakukan pemeriksaan Pap smear merasa tidak
ada keluhan, takut mengetahui adanya kelainan, malu untuk melakukannya dan
menganggap Pap Smear tidak terlalu penting. Hasil ini sama dengan penelitian
Bakheit dan Haroon (2001), yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara kelompok umur dengan pemeriksaan Pap Smear (P= 0,92).

61
Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

5.1.2. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai subjek
sekalian objek dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Menurut Notoatmojo.
1997, pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang
diberikan kepada anak yang tertujukan pada kedewasaan. Sedangkan pendidikan
dalam arti formal adalah

suatu proses penyampaian materi guna mencapai

perubahan dan tingkah laku.


Dari hasil tabulasi silang (Tabel 4.11) proporsi yang tertinggi melakukan Pap
Smear Pada PUS dengan tingkat pendidikan rendah 20 orang (57,1%%) sedangkan
yang sedikit melakukan Pap Smear pada PUS dengan tingkat pendidikan tinggi 4
orang (22,2%). Keadaan tersebut disebabkan karena mereka yang berpendidikan
rendah banyak terdapat keluhan dan sering berkunjung ke Rumah Sakit sehingga
informasi tentang pemeriksaan Pap Smear mudah diperoleh.
Hari uji chi square menunjukkan bahwa variabel pendidikan mempunyai
hubungan signifikan dengan pemeriksaan Pap Smear dengan nilai p=0.029 nilai ini
lebih kecil dari level of significance () sebesar 0,05; RP= 1,48, artinya pemerksaan
Pap Smear 1,48 kali kemunkinan besar terjadi pada PUS dengan pendidikan rendah
dibandingkan dengan pendidikan tinggi.
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji regresi logistik ganda
menunjukkan bahwa variabel pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap
pemeriksaan Pap Smear dimana p=0,029 (p<0,05). Hal ini sama dengan penelitian
yang dilakukan oleh Gamarra dkk (2004) pendidikan berpengaruh secara signifikan

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

terhadap pemeriksaan Pap Smear (P=0.01). Penelitian di RSU Adam Malik yang
dilakukan oleh Subakti (2004), ada hubungan yang bermakna antara pendidikan
dengan kejadian kanker serviks.
5.1.3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktivitas rutin yang dilakukan subjek penelitian diluar
maupun di dalam rumah yang menghasilkan imbalan materi atau uang.
(Daryanto,1997).
Dari hasil analisis tabulasi silang (Tabel 4.12) dapat dilihat bahwa proporsi
yang tertinggi melakukan Pap Smear pada PUS yang bekerja 25 orang (55,6%)
sedangkan proporsi terendah melakukan Pap Smear pada PUS yang tidak bekerja 11
orang (25,6%). Hal ini dapat dipahami bahwa meskipun sibuk dengan pekerjaannya
tetapi informasi tentang Pemeriksaan Pap Smear bisa didapatkan melalui teman
sekerja, seminar, Telivisi, Radio dan sebagainya.
Dari hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa variabel pekerjaan tidak
mempunyai hubungan signifikan

dengan pemeriksaan Pap Smear dengan nilai

p=0,445 (p<0,05); RP= 0,704, artinya pemeriksaan Pap Smear 0,7 kali kemungkinan
besar tidak terjadi pada PUS yang tidak bekerja dibandingkan dengan PUS yang
bekerja.
Hasil analisis statistik dengan uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa
variabel pekerjaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemeriksaan Pap
Smear dimana p=0,445 (p>0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa pekerjaan tidak ada kaitannya dengan pemeriksaan Pap Smear bila tidak ada
keinginan dan kesadaran untuk menjaga kesehatan kearah yang lebih baik.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

5.1.4. Sosial ekonomi


Status sosial ekonomi adalah tingkat pendapatan penduduk, semakin tinggi
pendapatan, semakin tinggi pula pengeluaran yang dibelanjakan untuk barang
makanan, semakin tinggi pendapatan keluarga semakin baik juga status gizi
masyarakat (BPS, 2006).
Dari tabulasi silang (tabel 4.13) menunjukkan bahwa Proporsi yang tertinggi
melakukan Pap Smear pada PUS dengan sosial ekonomi tinggi 28 orang (50%)
sedangkan proporsi terendah melakukan Pap Smear pada PUS dengan sosioal
ekonomi rendah 8 orang (25%)., artinya semakin baik tingkat sosial ekonomi
semakin baik dalam melakukan pemeriksaan Pap Smear. Hasil analisis statistik
dengan uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa variabel sosial ekonomi
berpengaruh secara signifikan terhadap pemeriksaan Pap Smear, dimana p= 0,022
(p<0,05) RP=0,333, artinya pemeriksaan Pap Smear 0,3 kali kemungkinan besar
terjadi pada tingkat sosial ekonomi tinggi dibandingkan dengan ekonomi rendah.
Tingkat ekonomi yang baik memungkinkan anggota keluarga untuk
memperoleh kebutuhan yang lebih misalnya di bidang pendidikan, kesehatan,
pengembangan karir dan sebagainya. Demikian juga sebaliknya jika ekonomi lemah
maka menjadi hambatan dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Keadaan
sosial ekonomi (kemiskinan, orang yang bekerja atau penghasilan rendah) yang
memegang peranan penting dalam meningkatkan status kesehatan keluarga. Jenis
pekerjaan erat kaitannya dengan tingkat penghasilan dan lingkungan kerja, dimana
bila penghasilan tinggi maka pemanfaatan pelayanan kesehatan dan pencegahan

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

penyakit juga meningkat, dibandingkan dengan penghasilan rendah akan berdampak


pada kurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam hal pemeliharaan kesehatan
karena daya beli obat maupun biaya transportasi dalam mengunjungi pusat pelayanan
kesehatan (Zacler, dalam Notoatmodjo, 1997). Maka dapat disimpulkan bahwa
tingkat ekonomi sangat menentukan seseorang untuk lebih meningkatkan
kesehatannya kearah yang lebih baik terutama untuk melakukan pemeriksaan Pap
Smear .

5.2. Pengaruh Perilaku PUS terhadap pemeriksaan Pap Smear


5.2.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah isi dari tahu dan isi, ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra
penglihatan, pandangan, penciuman, perasaan dan perabaan. Sebagian besar
pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).
Dari hasil tabulasi silang (Tabel 4.14) dapat dilihat bahwa proporsi yang
terbanyak melakukan Pap Smear pada PUS dengan tingkat pengetahuan tinggi
sebanyak 20 orang (54,1%) sedangkan yang paling sedikit melakukan Pap Smear
pada PUS dengan pengetahuan rendah sebanyak 16 orang (31,4%). Pengetahuan
tentang pemeriksaan Pap Smear dapat diperoleh melalui TV, Radio, brosur, teman
dan penyuluhan.
Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa variabel pengetahuan mempunyai
hubungan signifikan dengan pemeriksaan Pap Smear dengan nilai P=0,033, nilai ini

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

lebih kecil dari level of significance () sebesar 0,05; RP=0,389, artinya pemeriksaan
pap Smear 0,38 kali kemungkinan besar terjadi pada PUS dengan pengetahuan tinggi
dibandingkan dengan pengetahuan rendah. Pengetahuan yang didapatkan oleh PUS
berkenaan dengan Pap smear, manfaatnya, waktu pemeriksaan Pap Smear dan tempat
melakukan Pap smear.
Hasil analisis statistik dengan uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa
variabel pengetahuan berpengaruh secara signifikan terhadap pemeriksaan pap
Smear, dimana p=0,021 p<0,05). Dengan adanya pengetahuan yang baik maka
seseorang akan mencari informasi tentang kesehatannya, terutama dalam hal
pemeriksaan Pap Smear. Penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh
Gamarra dkk (2005) menyatakan bahwa pengetahuan berhubungan secara signifikan
dengan pemeriksaan Pap Smear (P=0,01), dan 92,5% wanita melaporkan telah
mendengar tentang pemeriksaan Pap Smear, 49,5% diantaranya dikategorikan dalam
pengetahuan baik dan sumber utama informasi tentang Pap Smear didapatkan melalui
radio/televisi, teman/keluarga dan tenaga kesehatan. Pengetahuan menurut peneliti
tidak hanya diperoleh dari pendidikan formal, tetapi juga diperoleh dari pelatihan,
penyuluhan, teman, brosur, dan semakin banyak memperoleh pengetahuan tentang
Pap Smear maka semakin besar kemungkinan untuk melakukan Pap Smear.

5.2.2. Sikap
Sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran
(kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di
lingkungan sekitarnya (Azwar, 2007).

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Dari hasil tabulasi silang (Tabel 4.15) dapat dilihat bahwa proporsi yang
melakukan Pap Smear pada sikap baik sebanyak 22 orang (34.9%) sedangkan sikap
kurang sebanyak 14 orang (56%). Dari uji Chi-Square menunjukkan bahwa variabel
sikap menunjukkan tidak ada hubungan secara signifikan dengan pemeriksaan Pap
Smear dengan nilai p= 0.070 nilai ini lebih besar dari level of significance () sebesar
0,05; RP=2,372, artinya pemeriksaan Pap Smear 2,37 kali kemungkinan besar tidak
terjadi pada PUS dengan sikap kurang, dibandingkan dengan PUS sikap baik.
Hasil analisis statistik dengan uji regresi logistik dapat dilihat bahwa variabel
sikap menunjukkan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemeriksaan Pap
Smear p= 0,070 (p>0,05). Hal tersebut dapat dipahami bahwa meskipun sikap mereka
lebih baik namun belum tentu mengambil keputusan untuk melakukan pemeriksaan
Pap Smear, keadaan ini kemungkinan disebabkan oleh faktor lain seperti adanya
perasaan malu atau tabu, meskipun sikap mereka baik. Penelitian ini sama dengan
yang dilakukan oleh Bakheit dan haroon (2001) yang menyatakan bahwa tidak ada
hubungan antara sikap dengan pemeriksaan Pap Smear (P=0,92).
Menurut H.L.Bloom, dalam Notoatmodjo (2005), Sikap merupakan reaksi
atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek.
Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih
dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya
kesesuian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari - hari
merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum
merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan
suatu perilaku.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Dapat disimpulkan bahwa sikap sangat menentukan seseorang kearah lebih


baik. Upaya yang dapat dilakukan untuk membentuk sikap tersebut dapat
diwujudkan melalui pemberdayaan tenaga kesehatan untuk memberikan pemahaman
tentang akan pentingginya pemeriksaan Pap smear kepada masyarakat secara berkala.
Sikap positif akan memunculkan perilaku PUS yang baik untuk melakukan
pemeriksaan Pap Smear.

5.3. Variabel yang paling dominan mempengaruhi Pemeriksaan Pap Smear


Hasil yang didapatkan dari analisa multivariat memperlihatkan bahwa faktor
yang paling dominan dalam pemeriksaan Pap Smear adalah tingkat pendidikan
p=0.012. Tetapi dalam penelitian ini yang pernah melakukan Pap Smear sedikit di
sebabkan oleh faktor sosial budaya masih malu melakukan pemeriksaan dan merasa
belum perlu melakukan pemeriksaan Pap Smear karena tidak ada tanda-tanda yang
menjurus ke kanker servik. Pemeriksaan Pap Smear sangat penting bagi wanita yang
sudah aktif melakukan hubungan seksual. Untuk itu diperlukan kerja sama
menyeluruh antara pihak pengambilan keputusan dan pelaksana serta dukungan dari
masyarakat. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Bakheit dan Haron
(2001) bahwa alasan wanita menolak dilakukan Pap Smear karena rasa malu dan
tidak diizinkan oleh suaminya.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada PUS 88 orang yang datang ke RSUZA
maka dapat disimpulkan, sebagai berikut :
1. PUS melakukan Pemeriksaan Pap Smear dari Proporsi 40,9%, di RSUZA Banda
Aceh.
2. Hasil tabulasi silang menunjukkan proporsi responden yang melakukan Pap
Smear dilihat dari segi Karakteristik adalah umur mayoritas tidak berisiko
(40,2%), pada pendidikan PUS yang melakukan Pap Smear pada pendidikan
rendah (57,1%), pada pekerjaan PUS yang melakukan Pap Smear pada bekerja
55,6%, sosial ekonomi PUS yang melakukan Pap Smear pada sosial ekonomi
tinggi (50,0%).
3. Hasil tabulasi silang menunjukkan proporsi responden yang melakukan Pap
Smear dilihat dari segi Perilaku adalah pengetahuan, PUS yang melakukan Pap
Smear pada pengetahuan tinggi (54,1%) dan pada sikap PUS yang melakukan Pap
Smear pada sikap baik (34,9%).
4. Hasil uji regresi logistik bahwa variabel karakteristik yang berpengaruh secara
signifikan terhadap pemeriksaan Pap Smear adalah pendidikan (p=0,012)
RP=1,48, sosial ekonomi (p=0,020) RP=0,33, yang tidak berpengaruh adalah
umur (p=0,685) RP=1,48, pekerjaan (p=0,445) RP=0,70, sedangkan variabel
perilaku yang berpengaruh secara signifikan adalah pengetahuan (p=0,021)
RP=0,38, yang tidak berpengaruh adalah sikap (p=0,070) RP=2,37.
69
Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

5. Hasil uji Regresi logistik ganda, faktor karakteristik dan perilaku yang paling
domonan berpengaruh adalah faktor pendidikan B=2,331 (p=0,012).

6.2.Saran
Pemeriksaan Pap smear sangat penting untuk mendeteksi dini kanker serviks,
maka disarankan kepada :
1. Kepada pihak Rumah Sakit hendaknya melakukan pelatihan dan seminar kepada
petugas kesehatan tentang pentingnya pemeriksaan Pap Smear untuk mendeteksi
dini kanker serviks.
2. Kepada pihak Rumah Sakit untuk meningkatkan sosialisasi pada setiap wanita
yang sudah menikah agar melakukan pemeriksaan Pap smear untuk mendeteksi
dini kanker serviks.
3. Kepada setiap perempuan yang telah menikah disarankan agar selalu
memperhatikan kesehatan reproduksi, salah satu diantaranya dengan melakukan
Pap smear minimal setahun sekali.
4. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi maka PUS diharapkan lebih meningkatkan
Pemeriksaan Pap Smear.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S., 2004. Penyusunan Skala Psikologi, Pustaka Belajar, Yogyakarta.


Azwar, S., 2007. Sikap Manusia, tiori dan pengukurannya, Pustaka Belajar,
Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik., 2004. Indikator Kesejahteraan Rakyat, Badan Pusat Statistik
Nanggro Aceh Darussalam
Bakheit dan Haroon., 2001. The Knowledge, Attitude and Practice of Pap Smear
Among Local School Teachers in The Sharjah District, United Arab Emirates
Ministry of Health, Middle East Journal of Family Medicine, Vol. 4.
Bustan M.N., 2000. Epidemiolgi Penyakit Tidak Menular, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Daryanto,S., 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Apollo, Surabaya.
Departemen Kesehatan RI., 2002. Pelayanan Terpadu Kesehatan Reproduksi di
Puskesmas, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI., 2001. Kesehatan Reproduksi, Jakarta
Departemen kesehatan RI., 1999. Indonesia sehat 2010, Jakarta
Evennett, K.,2004. Pap S,mear, Apa yang perlu anda ketahui, Arcan, Jakarta.
Gamarra C.D dkk., 2004. knowledge, attitudes and practice related to papanicolaou
smear test among Argentina,s, journal, Universidade Federal de Rio de
Janeiro, Brasil.
Gaspersz V., 1991. Tehnik Penarikan Contoh Untuk Penelitian Survey, Tarsito,
Bandung.
Hacker/Moore.,2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi, edisi 2, Jakarta
Hasibuan, M., 2005.Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi revisi,Jakarta.
http://Medicastore., 2007. Kanker Leher Rahim, com, Jakarta.
http://BKKBN., 2007. Gema Pria Artikel,htm,com, Jakarta.
71
Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Koentjoroningrat., 1997. Metode-metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta.


Lestadi, J., 1997. Penuntun Diagnostik Praktis Sitologi Ginekologik Apusan Pap.
Widya Medika, Jakarta.
Notoatmodjo,S, 2005, Metodelogi Penelitian Kesehatan, PT. Rineke Cipta, Jakarta.
Notoatmodjo, S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT Rineke, Rineke Cipta,
Jakarta.
Notoatmodjo, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, PT. Rineke Cipta,
Jakarta.
Notoatmodjo, S., 2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, FKMUI, Jakarta.
PKBI, 2000. Pap Smear Cegah Kanker serviks. http//www.PKBI @ idola. Net.id.
PKBI, E., 2004. Pap Smear Test, Medan.
Price, L, dkk., 2006. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, edisi 6,
Jakarta.
Rahmad., 2001, Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker serviks, http;//www.Farmacia.
com. Racmad Poltektk93 at yahoo. Com.
Rachmi, E., 2004. Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mahasiswa Terhadap
Pemeriksaan Pap Smear, Pustaka FKM USU, Medan.
Riano, Y., 2007. Kanker Leher Rahim, Dept of Surgeri Holywood Hospital,
Australia; 1-4
Riduwan, M., 2005. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Alphabet, Bandung
Sarwono,S., 2007. Sosiologi Kesehatan, UGM Press, Yogyakarta.
Sarjadi., 1995. Patologi Ginekologik, Penerbit Hipokrates, Jakarta.
Sastroasmoro S,. dan Ismael S., 1995. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis,
Binarupa Aksara, Jakarta.
Singarinbun, M., Efendi, S., 1989. Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Tapan, E., 2005. Kanker, Antioksidan dan Terapi Komplementer, P.T. elex Media
Komputindo, Jakarta.
Tambunan G., 1991. Sepuluh Jenis Kanker Terbanyak di Indonesia, ECG, Jakarta.
Tjokronegoro A., 2002. Deteksi Dini Kanker, FKUI, Jakarta.
Universitas Sumatra Utara., 2007. Panduan Penelitian Proposal dan Tesis, AKK
Sekolah Pascasarjana USU, Medan.
Verralls, S., 2003. Anatomi dan Fisologi Terapan dalam kebidanan, edisi 3, Jakarta.
Yatim., 2005. Ilmu Penyakit Kandungan, Jakarta.
Yayasan Bina Pustaka Sawono Prawiroharjdo (YBPSP)., 2003. Indonesia Journal of
Obstetrics and Gynecology, Edisi 4, Jakarta.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH KARAKTERISTIK DAN PERILAKU PASANGAN USIA SUBUR (PUS)
TERHADAP PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI BADAN PELAYANAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH
Nomor Responden :
Nama Responden

Tanggal Wawancara :

____,___________, 2008

Petunjuk :
1. Berilah tanda lingkar pada setiap jawaban yang disediakan.
2. Pertanyaan ini hanya untuk kepentingan penelitian.
I.

KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBUR


a. Umur
:______ Tahun
b. Pendidikan
: 1. Tamat Sekolah Dasar/sederajat
2. Tamat SLTP/sederajat
3. Tamat SLTA/sederajat
4. Tamat D-III/S-1
c. Pekerjaan

: 1. PNS/POLWAN
2. Wiraswasta/Pegawai Swasta
3. Petani/Buruh
4. Ibu Rumah Tangga
d. Sosial Ekonomi
:
Jumlah Pendapatan Keluarga sebulan : Rp______________________

II. PERILAKU PASANGAN USIA SUBUR


a. Pengetahuan
1. Menurut saudari apa yang dimaksud dengan Paps Smear
a. Suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambl dari leher
rahim dengan menggunakan mikroskop
b. Suatu pemeriksaan kesehatan wanita sebelum menikah
c. Tidak tahu
2. Menurut saudari berapa usia seorang wanita wajib melakukan
pemeriksaan Paps Smear
a. Usia dibawah 25 tahun
b. Usia 25-40 tahun
c. Tidak tahu

74
Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

3. Menurut saudari kapan seorang wanita harus melakukan Paps


Smear
a. Jika sudah pernah melakukan hubungan intim
b. Jika sudah dewasa dan hendak menikah
c. Tidak tahu
4. Menurut saudari apa syarat penting sebelum seorang wanita
melakukan pemeriksaan Paps Smear
a. Dua hari sebelum pemeriksaan Paps Smear seorang
wanita tidak boleh atau tidak sedang mengkonsumsi obatobatan
b. Sebelum pemeriksaan seorang wanita harus sehat fisik
c. Tidak tahu
5. Menurut saudari apakah wanita yang sering melahirkan wajib
melakukan pemeriksaan Paps Smear juga?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
6. Menurut saudari apakah wanita yang menggunakan
kontrasepsi jenis IUD lebih dari 5 tahun wajib melakukan
pemeriksaan Paps Smear juga?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
7. Menurut saudari berapa kali seorang wanita wajib melakukan
pemeriksaan Paps Smear
a. Minimal satu kali seumur hidup
b. Lebih dari dua kali
c. Tidak tahu
8. Darimana saudari sebaiknya memperoleh informasi tentang
pemeriksaan Paps Smear
a. Petugas Kesehatan atau dokter kandungan
b. Dari leaflet dan informasi lainnya
c. Tidak tahu
9. Menurut saudari tenaga kesehatan apa yang layak/sesuai
melakukan pemeriksaan Paps Smear
a. Dokter kandungan dan bidan saja
b. Dokter umum dan perawat
c. Tidak tahu
10. Menurut saudari apa manfaat dari pemeriksaan Paps Smear
a. Dapat mendeteksi secara dini kanker rahim
b. Menjaga kesehatan seorang wanita
c. Tidak tahu

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

11. Menurut saudari apakah bagaimana biaya pemeriksaan Paps


Smear
a. Murah dan sangat mudah dilakukan memperoleh tindakan
pemeriksaan Paps Smear
b. Mahal dan sulit dilakukan memperoleh tindakan
pemeriksaan Paps Smear
c. Tidak tahu
12. Menurut saudari dimana sebaiknya pemeriksaan Paps Smear
dilakukan
a. Rumah sakit, puskesmas, klinik dan praktek bidan
b. Praktek dokter umum dan dirumah
c. Tidak tahu
b. Sikap
1. Paps Smear adalah suatu metode metode pemeriksaan sel-sel
yang diambl dari leher rahim dengan menggunakan mikroskop
a. Setuju
b. Tidak Tidak Setuju
2. Usia seorang wanita wajib melakukan pemeriksaan Paps
Smear adalah dibawah 25 tahun
a. Setuju
b. Tidak Tidak Setuju
3. Seorang wanita harus melakukan Paps Smear jika sudah
pernah melakukan hubungan intim
a. Setuju
b. Tidak Setuju
4. Sebelum seorang wanita dua hari sebelum melakukan
pemeriksaan Paps Smear tidak boleh mengkonsumsi obatobatan
a. Setuju
b. Tidak Setuju
5. Wwanita yang sering
pemeriksaan Paps Smear.
a. Setuju
b. Tidak Setuju

melahirkan

wajib

melakukan

6. Seorang wanita yang menggunakan kontrasepsi jenis IUD lebih


dari 5 tahun wajib melakukan pemeriksaan Paps Smear juga
a. Setuju
b. Tidak Setuju

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

7. Seorang wanita wajib melakukan pemeriksaan Paps Smear


minimal satu kali seumur hidup
a. Setuju
b. Tidak Setuju
8. Sebaiknya memperoleh informasi tentang pemeriksaan Paps
Smear langsung dari Petugas Kesehatan atau dokter
kandungan
a. Setuju
b. Tidak Setuju
9. Tenaga kesehatan apa yang layak/sesuai melakukan
pemeriksaan Paps Smear adalah dokter kandungan dan bidan
saja
a. Setuju
b. Tidak Setuju
10. Manfaat dari pemeriksaan Paps
mendeteksi secara dini kanker rahim
a. Setuju
b. Tidak Setuju

Smear

adalah

sapat

11. Biaya apa manfaat dari pemeriksaan Paps Smear Murah dan
sangat mudah dilakukan memperoleh tindakan pemeriksaan
Paps Smear
a. Setuju
b. Tidak Setuju
12. pemeriksaan Paps Smear sebaiknya dilakukan di rumah
sakit, puskesmas, atau praktek bidan saja
a. Setuju
b. Tidak Setuju

III. PEMERIKSAAN PAPS SMEAR


1. Apakah saudari pernah melakukan pemeriksaan Paps Smear?
a. Pernah
b. Tidak Pernah
2. Jika pernah berapa kali melakukan pemeriksaan Paps Smear? :____kali
3. Jika saudari melakukan lebih dari satu kali, berapa lama jarak antara
pemeriksaan pertama dengan pemeriksaan selanjutnya? ________ tahun
Catatan:

Pertanyaan nomor 2 dan 3 hanya digunakan untuk membantu


pembahasan dan tidak dimasukkan dalam analisis kuantatif atau uji
statistik

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Reliability Pengetahuan
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******_
R E L I A B I L I T Y
A)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12

Statistics for
SCALE

Mean
16,6667

A N A L Y S I S

S C A L E

(A L P H

Mean

Std Dev

Cases

1,4000
1,3667
1,3667
1,4333
1,3667
1,4000
1,4000
1,4000
1,3667
1,3667
1,4000
1,4000

,4983
,4901
,4901
,5040
,4901
,4983
,4983
,4983
,4901
,4901
,4983
,4983

30,0
30,0
30,0
30,0
30,0
30,0
30,0
30,0
30,0
30,0
30,0
30,0
N of
Variables
12

Variance
23,4713

Std Dev
4,8447

Scale
Mean
if Item
Deleted

Scale
Variance
if Item
Deleted

Corrected
ItemTotal
Correlation

15,2667
15,3000
15,3000
15,2333
15,3000
15,2667
15,2667
15,2667
15,3000
15,3000
15,2667
15,2667

19,2368
19,6655
20,3552
20,0471
19,6655
20,4782
20,4782
19,2368
20,0103
20,0103
19,2368
19,2368

Item-total Statistics

P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12

,9120
,8202
,6503
,7024
,8202
,6087
,6087
,9120
,7345
,7345
,9120
,9120

Alpha
if Item
Deleted
,9458
,9487
,9538
,9524
,9487
,9552
,9552
,9458
,9513
,9513
,9458
,9458

Reliability Coefficients
N of Cases =
Alpha =

30,0

N of Items = 12

,9540

84
Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Reliability Sikap
_
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

A N A L Y S I S
Mean

S1
S2
S3
S4
S5
S6
S7
S8
S9
S10
S11
S12

1,7000
1,7333
1,7000
1,7667
1,6667
1,7667
1,7333
1,7667
1,7667
1,8000
1,7000
1,8000

Statistics for
SCALE

Mean
20,9000

S C A L E
(A L P HA)
Std Dev
Cases
,4661
,4498
,4661
,4302
,4795
,4302
,4498
,4302
,4302
,4068
,4661
,4068

30,0
30,0
30,0
30,0
30,0
30,0
30,0
30,0
30,0
30,0
30,0
30,0
N of
Variables
12

Variance
17,6103

Std Dev
4,1965

Scale
Mean
if Item
Deleted

Scale
Variance
if Item
Deleted

Corrected
ItemTotal
Correlation

19,2000
19,1667
19,2000
19,1333
19,2333
19,1333
19,1667
19,1333
19,1333
19,1000
19,2000
19,1000

14,3724
14,9023
14,9241
14,8092
14,8057
15,0851
14,4195
15,0161
15,0851
15,1966
14,6483
15,1966

Item-total Statistics

S1
S2
S3
S4
S5
S6
S7
S8
S9
S10
S11
S12

,8548
,7216
,6856
,7901
,6978
,7003
,8749
,7226
,7003
,7088
,7693
,7088

Alpha
if Item
Deleted
,9362
,9409
,9423
,9386
,9419
,9416
,9356
,9409
,9416
,9413
,9393
,9413

Reliability Coefficients
N of Cases =
Alpha =

30,0

N of Items = 12

,9449

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

80

MASTER TABEL (3 LEMBAR)

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Frequency Table
Umur Responden

Valid

Frequency
6
82
88

Beresiko
Tidak Berisiko
Total

Percent
6.8
93.2
100.0

Valid Percent
6.8
93.2
100.0

Cumulative
Percent
6.8
100.0

Pendidikan Responden

Valid

Pendidikan Rendah
Pendidikan Menengah
Pendidikan Tinggi
Total

Frequency
35
35
18
88

Percent
39.8
39.8
20.5
100.0

Valid Percent
39.8
39.8
20.5
100.0

Cumulative
Percent
39.8
79.5
100.0

Pekerjaan Responden

Valid

Tidak Bekerja
Bekerja
Total

Frequency
31
57
88

Percent
35.2
64.8
100.0

Valid Percent
35.2
64.8
100.0

Cumulative
Percent
35.2
100.0

Sosial Ekonomi Responden


Frequency
Valid

Ekonomi rendah
< Rp. 1000.000,Ekonomi Tinggi
> Rp.1000.000,Total

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

32

36.4

36.4

36.4

56

63.6

63.6

100.0

88

100.0

100.0

Pertanyaan Pengetahuan 1

Valid

Salah
Benar
Total

Frequency
58
30
88

Percent
65.9
34.1
100.0

Valid Percent
65.9
34.1
100.0

Cumulative
Percent
65.9
100.0

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Pertanyaan Pengetahuan 2

Valid

Salah
Benar
Total

Frequency
50
38
88

Percent
56.8
43.2
100.0

Valid Percent
56.8
43.2
100.0

Cumulative
Percent
56.8
100.0

Pertanyaan Pengetahuan 3

Valid

Salah
Benar
Total

Frequency
43
45
88

Percent
48.9
51.1
100.0

Valid Percent
48.9
51.1
100.0

Cumulative
Percent
48.9
100.0

Pertanyaan Pengetahuan 4

Valid

Salah
Benar
Total

Frequency
41
47
88

Percent
46.6
53.4
100.0

Valid Percent
46.6
53.4
100.0

Cumulative
Percent
46.6
100.0

Pertanyaan Pengetahuan 5

Valid

Salah
Benar
Total

Frequency
37
51
88

Percent
42.0
58.0
100.0

Valid Percent
42.0
58.0
100.0

Cumulative
Percent
42.0
100.0

Pertanyaan Pengetahuan 6

Valid

Salah
Benar
Total

Frequency
38
50
88

Percent
43.2
56.8
100.0

Valid Percent
43.2
56.8
100.0

Cumulative
Percent
43.2
100.0

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Pertanyaan Pengetahuan 7

Valid

Salah
Benar
Total

Frequency
38
50
88

Percent
43.2
56.8
100.0

Valid Percent
43.2
56.8
100.0

Cumulative
Percent
43.2
100.0

Pertanyaan Pengetahuan 8

Valid

Salah
Benar
Total

Frequency
45
43
88

Percent
51.1
48.9
100.0

Valid Percent
51.1
48.9
100.0

Cumulative
Percent
51.1
100.0

Pertanyaan Pengetahuan 9

Valid

Salah
Benar
Total

Frequency
34
54
88

Percent
38.6
61.4
100.0

Valid Percent
38.6
61.4
100.0

Cumulative
Percent
38.6
100.0

Pertanyaan Pengetahuan 10

Valid

Salah
Benar
Total

Frequency
45
43
88

Percent
51.1
48.9
100.0

Valid Percent
51.1
48.9
100.0

Cumulative
Percent
51.1
100.0

Pertanyaan Pengetahuan 11

Valid

Salah
Benar
Total

Frequency
46
42
88

Percent
52.3
47.7
100.0

Valid Percent
52.3
47.7
100.0

Cumulative
Percent
52.3
100.0

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Pertanyaan Pengetahuan 12

Valid

Salah
Benar
Total

Frequency
40
48
88

Percent
45.5
54.5
100.0

Valid Percent
45.5
54.5
100.0

Cumulative
Percent
45.5
100.0

Pengetahuan Responden

Valid

Rendah
Tinggi
Total

Frequency
51
37
88

Percent
58.0
42.0
100.0

Valid Percent
58.0
42.0
100.0

Cumulative
Percent
58.0
100.0

Pertanyaan Sikap 1

Valid

Tidak Setuju
Setuju
Total

Frequency
36
52
88

Percent
40.9
59.1
100.0

Valid Percent
40.9
59.1
100.0

Cumulative
Percent
40.9
100.0

Pertanyaan Sikap 2

Valid

Tidak Setuju
Setuju
Total

Frequency
30
58
88

Percent
34.1
65.9
100.0

Valid Percent
34.1
65.9
100.0

Cumulative
Percent
34.1
100.0

Pertanyaan Sikap 3

Valid

Tidak Setuju
Setuju
Total

Frequency
23
65
88

Percent
26.1
73.9
100.0

Valid Percent
26.1
73.9
100.0

Cumulative
Percent
26.1
100.0

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Pertanyaan Sikap 4

Valid

Tidak Setuju
Setuju
Total

Frequency
18
70
88

Percent
20.5
79.5
100.0

Valid Percent
20.5
79.5
100.0

Cumulative
Percent
20.5
100.0

Pertanyaan Sikap 5

Valid

Tidak Setuju
Setuju
Total

Frequency
34
54
88

Percent
38.6
61.4
100.0

Valid Percent
38.6
61.4
100.0

Cumulative
Percent
38.6
100.0

Pertanyaan Sikap 6

Valid

Tidak Setuju
Setuju
Total

Frequency
24
64
88

Percent
27.3
72.7
100.0

Valid Percent
27.3
72.7
100.0

Cumulative
Percent
27.3
100.0

Pertanyaan Sikap 7

Valid

Tidak Setuju
Setuju
Total

Frequency
23
65
88

Percent
26.1
73.9
100.0

Valid Percent
26.1
73.9
100.0

Cumulative
Percent
26.1
100.0

Pertanyaan Sikap 8

Valid

Tidak Setuju
Setuju
Total

Frequency
30
58
88

Percent
34.1
65.9
100.0

Valid Percent
34.1
65.9
100.0

Cumulative
Percent
34.1
100.0

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Pertanyaan Sikap 9

Valid

Tidak Setuju
Setuju
Total

Frequency
39
49
88

Percent
44.3
55.7
100.0

Valid Percent
44.3
55.7
100.0

Cumulative
Percent
44.3
100.0

Pertanyaan Sikap 10

Valid

Tidak Setuju
Setuju
Total

Frequency
21
67
88

Percent
23.9
76.1
100.0

Valid Percent
23.9
76.1
100.0

Cumulative
Percent
23.9
100.0

Pertanyaan Sikap 11

Valid

Tidak Setuju
Setuju
Total

Frequency
17
71
88

Percent
19.3
80.7
100.0

Valid Percent
19.3
80.7
100.0

Cumulative
Percent
19.3
100.0

Pertanyaan Sikap 12

Valid

Tidak Setuju
Setuju
Total

Frequency
18
70
88

Percent
20.5
79.5
100.0

Valid Percent
20.5
79.5
100.0

Cumulative
Percent
20.5
100.0

Sikap Responden

Valid

Tidak Setuju
Setuju
Total

Frequency
25
63
88

Percent
28.4
71.6
100.0

Valid Percent
28.4
71.6
100.0

Cumulative
Percent
28.4
100.0

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Pemeriksaan Pap's Smear


Frequency
Valid

Melakukan tindakan
Pap's mear
Tidak Melakukan
tindakan pap's mear
Total

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

36

40.9

40.9

40.9

52

59.1

59.1

100.0

88

100.0

100.0

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Crosstabs
Umur Responden * Pemeriksaan Pap's Smear
Crosstab

Umur Responden

Beresiko

Tidak Berisiko

Total

Count
% within Umur
Responden
Count
% within Umur
Responden
Count
% within Umur
Responden

Pemeriksaan Pap's Smear


Tidak
Melakukan
Melakukan
tindakan
tindakan
pap's mear
Pap's mear
3
3

Total
6

50,0%

50,0%

100,0%

33

49

82

40,2%

59,8%

100,0%

36

52

88

40,9%

59,1%

100,0%

Chi-Square Tests

Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases

Value
,220b
,002
,217

,218

df
1
1
1

Asymp. Sig.
(2-sided)
,639
,969
,642

Exact Sig.
(2-sided)

Exact Sig.
(1-sided)

,685

,475

,641

88

a. Computed only for a 2x2 table


b. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
2,45.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Risk Estimate

Value
Odds Ratio for Umur
Responden (Beresiko /
Tidak Berisiko)
For cohort Pemeriksaan
Pap's Smear =
Melakukan tindakan
Pap's mear
For cohort Pemeriksaan
Pap's Smear = Tidak
Melakukan tindakan
pap's mear
N of Valid Cases

95% Confidence
Interval
Lower
Upper

1,485

,282

7,810

1,242

,535

2,885

,837

,369

1,899

88

Pendidikan Responden * Pemeriksaan Pap's Smear


Crosstab
Pemeriksaan Pap's Smear
Tidak
Melakukan Melakukan
tindakan
tindakan
Pap's mear pap's mear
Pendidikan Pendidikan Rendah Count
20
15
Responden
% within Pendidikan
57,1%
42,9%
Responden
Pendidikan Menenga Count
12
23
% within Pendidikan
34,3%
65,7%
Responden
Pendidikan Tinggi
Count
4
14
% within Pendidikan
22,2%
77,8%
Responden
Total
Count
36
52
% within Pendidikan
40,9%
59,1%
Responden

Total
35
100,0%
35
100,0%
18
100,0%
88
100,0%

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Chi-Square Tests

Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases

Value
7,051a
7,192
6,731

2
2

Asymp. Sig.
(2-sided)
,029
,027

,009

df

88

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The


minimum expected count is 7,36.

Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
Pendidikan Responden
(Pendidikan Rendah /
Pendidikan Menengah)

a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They


are only computed for a 2*2 table without empty cells.

Pekerjaan Responden * Pemeriksaan Pap's Smear


Crosstab

Pekerjaan Responden Tidak Bekerja Count


% within Pekerjaan
Responden
Bekerja
Count
% within Pekerjaan
Responden
Total
Count
% within Pekerjaan
Responden

Pemeriksaan Pap's Smear


Tidak
Melakukan
Melakukan
tindakan
tindakan
Pap's mear pap's mear
11
20

Total
31

35,5%

64,5%

100,0%

25

32

57

43,9%

56,1%

100,0%

36

52

88

40,9%

59,1%

100,0%

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Chi-Square Tests

Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases

Value
,583b
,288
,587

,576

Asymp. Sig.
(2-sided)
,445
,592
,443

df
1
1
1

Exact Sig.
(2-sided)

Exact Sig.
(1-sided)

,501

,297

,448

88

a. Computed only for a 2x2 table


b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
12,68.

Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Lower
Upper

Value
Odds Ratio for Pekerjaan
Responden (Tidak
Bekerja / Bekerja)
For cohort Pemeriksaan
Pap's Smear =
Melakukan tindakan
Pap's mear
For cohort Pemeriksaan
Pap's Smear = Tidak
Melakukan tindakan
pap's mear
N of Valid Cases

,704

,285

1,736

,809

,463

1,414

1,149

,812

1,627

88

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Sosial Ekonomi Responden * Pemeriksaan Pap's Smear


Crosstab

Sosial Ekonomi
Responden

Total

Ekonomi rendah Count


< Rp. 1000.000,- % within Sosial
Ekonomi Responden
Ekonomi Tinggi Count
> Rp.1000.000,- % within Sosial
Ekonomi Responden
Count
% within Sosial
Ekonomi Responden

Pemeriksaan Pap's Smear


Tidak
Melakukan
Melakukan
tindakan
tindakan
pap's mear
Pap's mear
8
24

Total
32

25,0%

75,0%

100,0%

28

28

56

50,0%

50,0%

100,0%

36

52

88

40,9%

59,1%

100,0%

Chi-Square Tests

Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases

Value
5,265b
4,282
5,447

5,205

df
1
1
1

Asymp. Sig.
(2-sided)
,022
,039
,020

Exact Sig.
(2-sided)

Exact Sig.
(1-sided)

,026

,018

,023

88

a. Computed only for a 2x2 table


b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
13,09.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Lower
Upper

Value
Odds Ratio for Sosial
Ekonomi Responden
(Ekonomi rendah < Rp.
1000.000,- / Ekonomi
Tinggi > Rp.1000.000,-)
For cohort Pemeriksaan
Pap's Smear =
Melakukan tindakan
Pap's mear
For cohort Pemeriksaan
Pap's Smear = Tidak
Melakukan tindakan
pap's mear
N of Valid Cases

,333

,128

,867

,500

,260

,962

1,500

1,079

2,086

88

Pengetahuan Responden * Pemeriksaan Pap's Smear


Crosstab

Pengetahuan
Responden

Rendah

Tinggi

Total

Count
% within Pengetahuan
Responden
Count
% within Pengetahuan
Responden
Count
% within Pengetahuan
Responden

Pemeriksaan Pap's Smear


Tidak
Melakukan
Melakukan
tindakan
tindakan
pap's mear
Pap's mear
16
35

Total
51

31,4%

68,6%

100,0%

20

17

37

54,1%

45,9%

100,0%

36

52

88

40,9%

59,1%

100,0%

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Chi-Square Tests

Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases

Value
4,563b
3,673
4,570

df
1
1
1

4,512

Asymp. Sig.
(2-sided)
,033
,055
,033

Exact Sig.
(2-sided)

Exact Sig.
(1-sided)

,048

,028

,034

88

a. Computed only for a 2x2 table


b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
15,14.

Risk Estimate

Value
Odds Ratio for
Pengetahuan Responden
(Rendah / Tinggi)
For cohort Pemeriksaan
Pap's Smear = Melakukan
tindakan Pap's mear
For cohort Pemeriksaan
Pap's Smear = Tidak
Melakukan tindakan pap's
mear
N of Valid Cases

95% Confidence
Interval
Lower
Upper

,389

,162

,933

,580

,351

,960

1,494

1,006

2,219

88

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Sikap Responden * Pemeriksaan Pap's Smear


Crosstab

Sikap Responden

Tidak Setuju

Setuju

Total

Count
% within Sikap
Responden
Count
% within Sikap
Responden
Count
% within Sikap
Responden

Pemeriksaan Pap's Smear


Tidak
Melakukan
Melakukan
tindakan
tindakan
pap's mear
Pap's mear
14
11

Total
25

56,0%

44,0%

100,0%

22

41

63

34,9%

65,1%

100,0%

36

52

88

40,9%

59,1%

100,0%

Chi-Square Tests

Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases

Value
3,290b
2,476
3,256

3,252

df
1
1
1

Asymp. Sig.
(2-sided)
,070
,116
,071

Exact Sig.
(2-sided)

Exact Sig.
(1-sided)

,093

,058

,071

88

a. Computed only for a 2x2 table


b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
10,23.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Lower
Upper

Value
Odds Ratio for Sikap
Responden (Tidak
Setuju / Setuju)
For cohort Pemeriksaan
Pap's Smear =
Melakukan tindakan
Pap's mear
For cohort Pemeriksaan
Pap's Smear = Tidak
Melakukan tindakan
pap's mear
N of Valid Cases

2,372

,922

6,099

1,604

,988

2,602

,676

,419

1,090

88

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Cases
Selected Cases

N
Included in Analysis
Missing Cases
Total

Percent
100.0
.0
100.0
.0
100.0

88
0
88
0
88

Unselected Cases
Total

a. If weight is in effect, see classification table for the total


number of cases.

Dependent Variable Encoding


Original Value
Melakukan tindakan
Pap's mear
Tidak Melakukan
tindakan pap's mear

Internal Value
0
1

Block 0: Beginning Block


Classification Tablea,b
Predicted

Step 0

Pemeriksaan Pap's Smear


Tidak
Melakukan
Melakukan
tindakan
tindakan
pap's mear
Pap's mear

Observed
Pemeriksaan
Pap's Smear

Melakukan tindakan
Pap's mear
Tidak Melakukan
tindakan pap's mear

Percentage
Correct

36

.0

52

100.0

Overall Percentage

59.1

a. Constant is included in the model.


b. The cut value is .500

Variables in the Equation


Step 0

Constant

B
.368

S.E.
.217

Wald
2.877

df
1

Sig.
.090

Exp(B)
1.444

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Variables not in the Equation


Step
0

Variables

Score
6.808
5.265
4.563
15.838

Pendi
Sosek
TAHU

Overall Statistics

df

Sig.
.009
.022
.033
.001

1
1
1
3

Block 1: Method = Enter


Omnibus Tests of Model Coefficients
Step 1

Chi-square
17.581
17.581
17.581

Step
Block
Model

df
3
3
3

Sig.
.001
.001
.001

Model Summary
Step
1

-2 Log
Cox & Snell
likelihood
R Square
101.488a
.181

Nagelkerke
R Square
.244

a. Estimation terminated at iteration number 4 because


parameter estimates changed by less than .001.
Classification Table a
Predicted

Step 1

Pemeriksaan Pap's Smear


Tidak
Melakukan
Melakukan
tindakan
tindakan
Pap's mear
pap's mear

Observed
Pemeriksaan
Pap's Smear

Melakukan tindakan
Pap's mear
Tidak Melakukan
tindakan pap's mear

Percentage
Correct

21

15

58.3

16

36

69.2

Overall Percentage

64.8

a. The cut value is .500

Variables in the Equation


B
Step
a
1

Pendi
Sosek
TAHU
Constant

.846
-1.247
-1.145
2.609

S.E.
.335
.537
.497
1.338

Wald
6.380
5.395
5.300
3.804

df
1
1
1
1

Sig.
.012
.020
.021
.051

Exp(B)
2.331
.287
.318
13.589

a. Variable(s) entered on step 1: Pendi, Sosek, TAHU.

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

LAMPIRAN

MASTER TABEL
NO. RESP

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

UMUR

PENDIDIKAN PEKERJAAN SOSEK

PENGETAHUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 JUMLAH

SKORE

2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2

23

2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1

21

1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1

19

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2

15

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1

23

1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

13

1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1

21

1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1

14

1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2

16

1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1

18

2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1

20

2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1

19

1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2

20

2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2

20

1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1

18

1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1

15

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

24

1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1

15

1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1

17

1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1

17

1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1

16

1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1

20

1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2

15

1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2

19

1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1

15

1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1

14

1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2

19

1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2

18

SIKAP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 JUMLAH

SKORE

PAP SMEAR

2 2 1 2 1 2 1
2 2 1 2 2 2 2
2 2 1 2 2 1 2
1 1 1 1 1 1 1

2 1 1 2 2

19

2 1 2 2 2

22

2 2 1 2 1

20

1 2 2 1 2

15

2 2 2 2 2 2 2
1 1 2 2 1 1 2
2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 1 2 2 1

2 1 2 2 2

23

2 1 1 1 2

17

2 2 2 2 2

24

1 1 2 2 1

16

1 1 2 2 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2

1 2 2 2 1

17

2 1 2 2 2

23

2 1 2 2 2

23

1 2 1 2 2

22

2 2 2 1 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2

23

2 2 2 2 2

24

1 1 2 1 2

14

2 1 2 2 2

23

2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 2 1

2 1 2 2 2

23

2 2 2 2 2

24

2 1 2 2 2

23

1 2 1 2 1

15

2 2 2 2 1 2 2
1 2 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2

23

1 1 2 1 2

15

2 1 2 1 1

21

2 2 2 2 2

24

2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 1 2 2

2 2 2 2 2

24

2 2 1 2 2

23

2 2 2 2 2

24

2 1 1 2 2

21

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

NO. RESP

29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60

UMUR

PENDIDIKAN PEKERJAAN SOSEK

PENGETAHUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 JUMLAH

SKORE

1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1

14

1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1

15

1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1

13

2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2

18

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

12

1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2

15

1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2

18

1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1

16

2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2

20

1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1

15

1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1

17

2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2

22

2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2

21

1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2

15

2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2

18

2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2

20

1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2

16

2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2

20

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

24

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

16

1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2

18

1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1

15

1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2

17

2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2

23

1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1

17

1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2

17

1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2

20

1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2

17

1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2

20

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

24

1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2

18

1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1

17

SIKAP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 JUMLAH

1 1 1 1 1 1 1
1 1 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2
1 1 2 2 2 1 2
1 1 2 2 2 2 1
1 2 2 2 1 2 2
2 1 2 2 2 2 2
1 2 1 2 2 1 2

2 1 2 1 1

SKORE

PAP SMEAR

14

2 2 2 2 2

22

1 2 2 2 2

23

1 1 2 2 2

19

2 1 2 2 2

20

2 1 1 2 1

19

2 2 2 2 2

23

1 1 2 1 1

17

2 2 2 2 1 1 1
2 1 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2

1 1 2 2 2

19

2 2 2 2 2

23

2 2 2 2 2

24

1 2 2 2 2

23

2 1 2 2 1 2 2
1 1 1 2 1 2 1
1 2 1 1 2 1 2
2 2 2 2 1 2 1

1 1 2 2 2

20

2 1 2 1 1

16

1 1 1 2 1

16

1 2 2 2 2

21

2 1 2 1 2 1 1
2 2 2 2 2 2 2
1 2 2 2 2 1 2
1 2 2 2 2 2 2

2 1 1 2 1

17

2 2 2 2 2

24

2 1 1 2 2

20

2 2 2 2 2

23

2 1 2 2 1 2 2
2 1 1 1 1 2 1
1 1 2 2 2 2 2
2 2 1 2 1 1 1

1 2 1 2 1

19

1 1 2 2 2

17

1 1 2 2 2

20

2 1 2 1 2

18

2 2 1 2 2 1 2
1 2 2 2 1 2 2
1 2 2 2 1 2 2
1 1 2 2 2 2 2

2 1 2 2 1

20

2 1 1 2 2

20

2 1 2 2 2

21

2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1
1 1 2 2 1 1

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

2 2 2 2 2

22

2 2 2 2 2 2

24

2 2 1 2 2 2

23

2 2 1 2 1 2

16

2 2 2 2 2 2

20

NO. RESP

61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88

UMUR

PENDIDIKAN PEKERJAAN SOSEK

PENGETAHUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 JUMLAH

SKORE

1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2

18

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1

23

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

24

2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2

23

1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2

17

1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1

17

1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1

17

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

24

1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2

17

2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2

22

1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2

19

1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2

17

1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2

17

2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1

17

2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2

20

1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2

22

1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1

17

2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1

17

1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2

17

2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1

17

2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2

19

1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2

17

1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1

17

1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1

13

1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1

18

1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2

20

2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1

17

1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1

17

SIKAP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 JUMLAH

SKORE

PAP SMEAR

2 1 2 2 1 2 2
2 2 1 2 2 2 2
2 2 1 2 1 1 1
2 2 2 2 2 1 2

2 2 2 2 2

22

2 2 2 2 2

23

1 2 1 2 1

17

2 2 2 2 2

23

2 2 1 2 2 2 1
2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2

22

2 2 2 2 2

24

2 2 2 2 2

24

1 2 2 2 2

23

2 2 2 2 2 2 2
2 1 2 2 2 2 2
1 1 2 2 1 2 1
1 1 2 2 2 2 2

1 2 1 2 2

22

2 1 2 2 2

22

2 1 1 2 1

17

2 2 2 1 2

21

1 2 2 2 2 2 2
1 1 2 2 1 1 1
1 2 2 1 1 1 1
1 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2

23

1 2 1 1 2

16

1 2 1 1 1

15

2 2 2 2 2

23

1 1 1 1 1 2 1
1 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2

1 1 2 2 2

16

2 2 2 2 2

23

2 2 2 2 2

24

2 2 1 2 2

23

2 2 2 2 1 2 2
1 2 2 1 1 2 1
1 1 1 1 1 1 2
2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2

23

1 1 1 2 2

17

1 1 2 1 2

15

2 2 1 2 2

23

1 1 2 2 2 2 2
1 2 2 1 1 1 2
1 2 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 2 2

1 2 2 2 2

21

1 1 2 1 1

16

1 2 2 1 2

16

1 2 2 1 1

17

Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA
Banda Aceh Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008

Vous aimerez peut-être aussi