Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penyakit Asma Bronkial dapat menyerang semua golongan usia, baik
laki-laki maupun perempuan, dewasa maupun anak-anak. Dari waktu ke
waktu baik di negara maju maupun negara berkembang prevalensi asma
meningkat. Asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian
di Indonesia, hal ini tergambar dari data studi survey kesehatan rumah tangga
(SKRT) di berbagai provinsi di Indonesia.
Asma dapat timbul pada berbagai usia, gejalanya bervariasi dari
ringan sampai berat dan dapat dikontrol dengan berbagai cara. Gejala asma
dapat ditimbulkan oleh berbagai rangsangan antara lain infeksi, alergi, obatobatan, polusi udara, bahan kimia, beban kerja atau latihan fisik, bau-bauan
yang merangsang dan emosi.
Prevalensi asma di seluruh dunia adalah sebsar 80% pada anak dan 35% pada dewasa, dan dalam 10 tahun terakhir ini meningkat sebesar 50%.
Selain di Indonesia prevalensi asama di Jepang dilaporkan meningkat 3 kali
disbanding di tahun 1960 yaitu dari 1,2 % menjadi 3,14 %.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan umum
Mampu menjelaskan dan membuat asuhan keperawatan pada klien
dengan Asma bronkial
1.2.2
Tujuan Khusus
Asma
Bronkila
Mengetahui bagaimana penatalaksanaan Asma Bronkial
1
BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. Defenisi
2
dengan musim,seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini
berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.
stres
stres/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu
juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala
asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami
stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah
pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum
bisa diobati.
Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan
asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang
bekerja di
laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas.
Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.
Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika
melakukan
E. Potofisiologi
Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus
yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah
hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi
yang timbul pada asmatipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut
seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah
6
plug.
Pemeriksaan Darah (Analisa Gas Darah/AGD/astrub)
Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi
hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.
Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.
Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm 3
c.
2. pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada
waktu serangan menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni
pada paru
Scanning paru
10
Memberikan penyuluhan.
Menghindari faktor pencetus.
Pemberian cairan.
Fisiotherapy.
Beri O2 bila perlu.
2. Pengobtan farmakologik
Penatalaksanaan medis pada penderita asma bisa dilakukan dengan
pengguaan obat-obatan asma dengan tujuan penyakit asma dapat
dikontrol dan dikendalikan..
Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi
dalam
golongan:
obat
:Orsiprenalin
(Alupent),Fenoterol
(berotec),Terbutalin
kerjanya
berbeda.
Sehingga
bila
kedua
obat
ini
11
BAB 3
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian 11 Pola Gordon
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluhan utama : batuk berdahak,sesak napas,demam pilek
12
2. Diagnosa keperawatan
a. Ketidak efektifan jalan napas berhubungan dengan obstruksi jalan napas.
b. Gangguan pertukan gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi
ventilasi.
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
hilangnya nafsu makan .
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
e.
3. Intervensi keperawatan
a. Ketidak efektifan jalan napas berhubungan dengan obstruksi njalan napas
NOC: Mempertahankan jalan napas pasien dengan dengan bunyi dan jelas
NIC:
kaji frekuensi ,kedalaman dan upaya pernapasan .
13
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien
penyakitnya
NIC:
Kaji tingkat kecemasan pasien .
Observasi tanda- tanda vital.
Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaannya.
Dengarkan keluhan pasien dengan empati.
Berikan waktu secukupnya kepada pasien untuk berbicara dengan orang
terdekat (keluarga/teman).
Beri penjelasan kepada pasien tentang proses penyakit dan terapi yang
diberikan .
15
16
BAB 5
17
DISCHARGE PLANNING
a. Instruksikan kepada keluarga dan pasien untuk menghabiskan pesanan
obat pulang yang diberikan sesuai resep dokter secara teratur .
b. Anjurkan untuk menghindari kontak dengan alergen yang sudah
diketahui .
c. Menganjurkan pada keluarga untuk segera membawa atau menyuruh
pasien ke rumah sakitbila terjadi keadaan yang tidak memungkinkan pada
pasien .
d. Menganjurkan pada pasien dan keluarga agar selalu mengontrol kesehatan
pasien dirumah sakit.
18