Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Nim : 04011381320014
PSPD B 2013
VisumetRepertum
Diberikanbilakorbansetelahdiperiksaataudiobati,tidakterhalang
menjalankanjabatan/matapencaharian.
VisumetRepertumsementara
Diberikanapabilasetelahdiperiksa,ternyata:
i Korbanperludirawat/diobservasi
ii Korbanterhalangmenjalankanpekerjaanjabatan/matapencaharian
Visumetrepertumsementarainidipergunakansebagaibuktiuntuk
menahanterdakwa.Dankarenabelumsembuh,makavisumet
repertumnyatidakmemuatkualifikasiluka.
VisumetRepertumlanjutan
Diberikanapabilasetelahdirawat/diobservasi,ternyata:
i Korbansembuh
ii Korbanbelumsembuh,pindahrumahsakitataudokterlain
iii Korbanbelumsembuh,kemudianpulangpaksaataumelarikandiri
iv Korbanmeninggaldunia
v Kualifikasilukadalamvisumetrepertumlanjutandibuatsetelah
korbanselesaidirawat.
Visumetrepertummayat
VisumetrepertumpemeriksaanTKP
Visumetrepertumpenggalianmayat
Visumetrepertummengenaiumur
Visumetrepertumpsikiatrik
Visumetrepertummengenaibuktilain
Regio temporal dextra: tampak luka ukuran 6x1 cm, tepi tidak rata, sudut tumpul dengan dasar
fraktur tulang
3. Apa interpretasi dan mekanisme abnormal dari regio temporal dekstra? 2
Pada regio temporal terdapat luka dan fraktur tulang. Menurut penyebabnya
luka pada kasus ini termasuk Vulnus laceratum (Laserasi). Jenis luka ini
disebabkan oleh karena benturan dengan benda tumpul, dengan ciri luka tepi
luka tidak rata dan perdarahan sedikit luka dan meningkatkan resiko infeksi.
Fossa anterior dibentuk oleh os frontal di bagian depan dan samping,
lantainya dibentuk oleh os frontale pars orbitale, pars cribriformis os
ethmoidal, dan bagian depan dari alae minor os sphenoid. Fossa ini
menampung traktus olfaktorius dan permukaan basal dari lobus frontalis, dan
hipofise. Fossa anterior dan media dipisahkan di lateral oleh tepi posterior alae
minor ossphenoidale, dan di medial oleh jugum sphenoidale. Pada fossa cranii
anterior terdapat sinus frontalis di bagian depan, alae minor os sphenoidale
yang dengan bersama-sama pars orbitalis osfrontal membentuk atap orbita
dengan struktur-struktur di midline, diantaranya terdapat crista galli, pars
cribriformis dan pars sphenoidal.
Pada kasus ini, kemungkinan fraktur terjadi pada alae minor os sphenoid,
karena merupakan tulang di regio temporal yang merupakan bagian dari fossa
anterior basis kranii.
Mekanisme: Pukulan benda tumpulfraktur basis kranii dan vulnus laseratum
4. . Bagaimana komplikasi?
i Edemaserebri,merupakankeadaangejalapatologis,radiologis,maupun
tampilan ntraoperatif dimana keadaan ini mempunyai peranan yang
sangat bermakna pada kejadian pergeseran otak (brain shift) dan
peningkatantekananintrakranial.
ii Kompresibatangotakmeninggal
iii Koma
iv Defisitneurologis
A ANATOMI BASIS CRANII
1
a
Kulit Kepala
SCALP
Kulit kepala terdiri atas lima lapis, tiga lapisan yang pertama saling melekat
dan bergerak sebagai sebuah unit. Untuk membantu mengingat nama kelima lapisan
kulit kepala tersebut, gunakan setiap huruf dari SCALP (=kulit kepala) untuk
menunjukkan lapisan kulit kepala
Skin : kulit, tebal dan berambut, dan mengandung banyak kelenjar sebacea
Connective tissue : jaringan ikat di bawah kulit, yang merupakan jaringan lemak
fibrosa. Septa fibrosa menghubungkan kulit dengan aponeurosis m.occipitofrontalis.
Pada lapisan ini terdapat banyak pembuluh arteri dan vena. Arteri merupakan cabangcabang dari a. carotis externa dan interna, dan terdapat anastomosis yang luas di antara
cabang-cabang ini.
Aponeurosis (epicranial), merupakan lembaran tendo yang tipis, yang menghubungkan
venter occipitale dan venter frontale m.occipitofrontalis. Pinggir lateral aponeurosis
melekat pada fascia temporalis.
Spatium subapomeuroticum adalah ruang potensial di bawah
aponeurosis
epicranial. Dibatasi di depan dan belakang oleh origo m.occipitofrontalis dan melah ke
lateral sampai ke tempat perlekatan aponeurosis pada fascia temporalis
Loose areolar tissue : jaringan ikat, yang mengisi spatium subaponeuroticum dan
secara longgar menghubungkan cranium (pericranium). Jaringan areolar ini
mengandung beberapa arteri kecil, dan juga beberapa vv.emissaria yang penting.
Vv.emissaria tidak berkatup dan menghubungkan vena-vena superificial kulit kepala
Truncus utama saraf sensorik terletak pada fascia superficialis. Dari anterior di
garis tengah menuju ke lateral ditemukan saraf-saraf berikut ini :
N.supratrochlearis, cabang dari divisi ophtalmica n.trigeminus, membelok di
sekitar margo superior orbitalis dan berjalan ke depan di atas dahi. Mempersarafi kulit
kepala ke arah belakang sampai ke vertex. N.zygomaticotemporalis, cabang dari
divisi
maxillaris
n.trigeminus,
mempersarafi
kulit
kepala
di
atas
substansi
glandula
parotidea
untuk
membentuk
v.retromandibularis.
tidak berkatup.
Cavum Cranii
Cavum cranii berisi otak dan meningen yang membungkusnya, bagian saraf
Di antara crista galli dan crista ossis frontalis terdapat apertura kecil, yaitu foramen
cecum, untuk tempat lewatnya vena kecil dari mucosa hidung menuju ke sinus
sagittalis superior. Sepanjang crista galli terdapat celah sempit pada lamina
cribriformis untuk tempat lewatnya n.ethmoidalis anterior menuju ke cavum nasi.
Permukaan atas lamina cribriformis menyokong bulbus olfactorius, dan lubanglubang
halus
pada
lamina
cribrosa
dilalui
oleh
n.olfactorius.
terdapat dua alur saraf, alur medial yang lebih besar untuk n.petrosus major, sebuah
cabang n.facialis, dan alur lateral yang lebih kecil untuk n.petrosus minor, sebuah
cabang dari plexus tymphanicus. N. petrosus major ke dalam foramen lacerum
dibawah ganglion trigeminus dan bergabung dengan n.petrosus profundus (serabut
symphatis dari sekitar a.carotis interna), untuk membentuk n.canalis pterygoidei. N.
petrosus minor berjalan ke depan ke foramen ovale.
N.abducens melengkung tajam ke depan, melintasi apeks os petrosus, medial
terhadap ganglion trigeminus. Di sini, saraf ini meninggalkan fossa cranii posterior
dan masuk ke dalam sinus cavernosus. Eminentia arcuata adalah penonjolan bulat
yang terdapat pada permukaan anterior os petrosus dan ditimbulkan oleh canalis
semicircularis superior yang terletak di bawahnya. Tegmen tympani adalah lempeng
tipis tulang, yang merupakan penonjolan ke depan pars petrosa ossis temporalis dan
terletak berdampingan dengan pars squamosa tulang ini. Dari belakang ke depan,
lempeng ini membentuk atap antrum mastoideum, cavum tympani dan tuba auditiva.
Lempeng tipis tulang ini merupakan satu-satunya penyekat utama penyebaran infeksi
dari dalam cavum tympani ke lobus temporalis cerebri.
Bagian medial fossa cranii media dibentuk oleh corpus ossis sphenoidalis. Di
depan terdapat sulcus chiasmatis, yang berhubungan dengan chiasma opticum dan
berhubungan ke lateral dengan canalis opticus. Posterior terhadap sulcus terdapat
peninggian, disebut tuberculum sellae. Di belakang peninggian ini terdapat cekungan
dalam, yaitu sella turcica, yang merupakan tempat glandula hypophisis. Sella turcica
dibatasi di posterior oleh lempeng tulang bersegi empat yang disebut dorsum sellae.
Angulus superior dorsum sellae mempunyai dua tuberculum disebut processus
clinoideus posterior, yang menjadi tempat perlekatan dari pinggir tetap tentorium
3
cerebelli.
Fossa Cranii Posterior
Fossa cranii posterior dalam dan menampung bagian otak belakang, yaitu
cerebellum, pons dan medulla oblongata. Di anterior fossa dibatasi oleh pinggir
superior pars petrosa ossis temporalis dan di posterior dibatasi oleh permukaan dalam
pars squamosa ossis occipitalis. Dasar fossa cranii posterior dibentuk oleh pars
basillaris, condylaris, dan squamosa ossis occipitalis dan pars mastoideus ossis
temporalis. Atap fossa dibentuk oleh lipatan dura, tentorium cerebelli, yang terletak
di antara cerebellum di sebelah bawah dan lobus occipitalis cerebri di sebelah atas.
Foramen magnum menempati daerah pusat dari dasar fossa dan dilalui oleh
medulla oblongata dengan meningen yang meliputinya, pars spinalis ascendens
n.accessories, dan kedua a.vertebralis. Canalis hypoglossi terletak di atas pinggir
anterolateral foramen magnum dan dilalui oleh n.hypoglossus. Foramen jugularis
terletak di antara pinggir bawah pars petrosa ossis temporalis dan pars condylaris ossis
occipitalis. Foramen ini dilalui oleh struktur berikut ini dari depan ke belakang : sinus
petrosus inferior, n.IX, n.X dan n.XI, dan sinus sigmoideus yang besar. Sinus
petrosus inferior berjalan turun di dalam alur pada pinggir bawah pars petrosa ossis
temporalis untuk mencapai foramen. Sinus sigmoideus berbelok ke bawah melalui
foramen dan berlanjut sebagai v.jugularis interna.
Meatus acusticus internus menembus permukaan superior pars petrosa ossis
temporalis. Lubang ini dilalui oleh n.verstibulocochlearis dan radix motorik dan
senorik n.facialis. Crista occipitalis interna berjalan ke atas di garis tengah, posterior
terhadap foramen magnum, menuju ke protuberantia occipitalis interna. Pada crista
ini melekat falx cerebelli yang kecil, yang menutupi sinus occipitalis.
Kanan dan kiri dari protuberantia occipitalis interna terdapat alur lebar untuk
sinus transversus. Alur ini terbentang di kedua sisi, pada permukaan dalam os
occipitale, sampai ke angulus inferior atau sudut os parietale. Kemudian alur berlanjut
ke pars mastoideus ossis temporalis, dan di sini sinus transversus berlanjut sebagai
sinus sigmoideus. Sinus petrosus superior berjalan ke belakang sepanjang pinggir
atas os petrosus di dalam sebuah alur sempit dan bermuara ke dalam sinus sigmoideus.
Sewaktu berjalan turun ke foramen jugulare, sinus sigmoideus membuat alur yang
dalam pada bagian belakang os petrosus dan pars mastoideus ossis temporalis. Di sini,
3
araknoid di bawahnya, maka terdapat suatu ruang potensial (ruang subdural) yang
terletak antara duramater dan araknoid, dimana sering dijumpai perdarahan subdural.
Pada cedera otak, pembuluh-pembuluh vena yang berjalan pada permukaan
otak menuju sinus sagitalis superior di garis tengah atau disebut Bridging Veins,
dapat mengalami robekan dan menyebabkan perdarahan subdural. Sinus sagitalis
superior mengalirkan darah vena ke sinus transversus dan sinus sigmoideus. Laserasi
dari sinus-sinus ini dapat mengakibatkan perdarahan hebat. Arteri-arteri meningea
terletak antara duramater dan permukaan dalam dari kranium (ruang epidural). Adanya
fraktur dari tulang kepala dapat menyebabkan laserasi pada arteri-arteri ini dan dapat
menyebabkan perdarahan epidural. Yang paling sering mengalami cedera adalah arteri
meningea media yang terletak pada fosa temporalis (fosa media).
Dibawah duramater terdapat lapisan kedua dari meningen, yang tipis dan
tembus pandang disebut lapisan araknoid. Lapisan ketiga adalah piamater yang
melekat erat permukaan korteks serebri. Cairan serebrospinal bersirkulasi dalam ruang
4
sub araknoid.
Otak
Otak manusia terdiri dari serebrum, serebelum, dan batang otak. Serebrum
terdiri atas hemisfer kanan dan kiri yang dipisahkan oleh falks serebri yaitu lipatan
duramater dari sisi inferior sinus sagitalis superior. Pada hemisfer serebri kiri terdapat
pusat bicara manusia. Hemisfer otak yang mengandung pusat bicara sering disebut
sebagai hemisfer dominan.
Lobus frontal berkaitan dengan fungsi emosi, fiungsi motorik, dan pada sisi
dominan mengandung pusat ekspresi bicara. Lobus parietal berhubungan dengan
fungsi sensorik dan orientasi ruang. Lobus temporal mengatur fungsi memori. Lobus
oksipital bertanggung jawab dalam proses penglihatan. Batang otak terdiri dari
mesensefalon (mid brain), pons, dan medula oblongata. Mesensefalon dan pons bagian
atas berisi sistem aktivasi retikular yang berfungsi dalam kesadaran dan kewaspadaan.
Pada medula oblongata terdapat pusat kardiorespiratorik, yang terus memanjang
sampai medulla spinalis dibawahnya. Lesi yang kecil saja pada batang otak sudah
dapat menyebabkan defisit neurologis yang berat. Serebelum bertanggung jawab
berhubungan dengan medula spinalis, batang otak, dan juga kedua hemisfer serebri.
Cairan serebrospinal
Cairan serebrospinal (CSS) dihasilkan oleh
pleksus
khoroideus
dengan
kecepatan produksi sebanyak 20 ml/jam. CSS mengalir dari ventrikel lateral melalui
foramen monro menuju ventrikel III kemudian melalui aquaductus sylvii menuju
ventrikel IV. Selanjutnya CSS keluar dari sistem ventrikel dan masuk ke dalam ruang
subaraknoid yang berada di seluruh permukaan otak dan medula spinalis. CSS akan
direabsorbsi ke dalam sirkulasi vena melalui vili araknoid.
6
Tentorium
Tentorium serebelli membagi rongga tengkorak menjadi ruang supra tentorial (terdiri
atas fossa kranii anterior dan fossa kranii media) dan ruang infratentorial (berisi fosa
kranii posterior).
Daftar Pustaka
Budiyanto, A., dkk. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik
FKUI.
Hoediyanto. 2007. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Surabaya: Bagian
IKF dan Medikolegal FAkultas Kedokteran Unair.
Netter FH, Machado CA. 2003. Atlas of Human Anatomy. Version 3. Icon Learning System
LLC.
Snell, Richard S.2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran edisi 6. Jakarta: EGC