Vous êtes sur la page 1sur 3

Arif Saripudin

240310140022

BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Serabut Kelapa


Serabut kelapa setelah dibersihkan dari kotoran gabusnya kemudian dicuci
menggunakan sabun menghasilkan air cucian yang sedikit keruh dan bening. Hal
ini dikarenakan serabut kelapa yang masih tertempel oleh gabus kecil dapat tertuci
sehingga air cucian pada serabut kelapa menjadi sedikit keruh.
Pada pewarnaan menggunakan kunyit, warna dapat melekat namun luntur.
Sedangkan pada pewarnaan menggunakan pewarna tekstil yaitu wanteks warna
dapat melekat dan tidak luntur. Hal ini disebabkan pada cairan kunyit pewarnanya
yaitu kandungan zat organik yang mudah didegradasi atau dihancurkan sehingga
jika ditambahkan larutan basa (air kapur) akan melarut dan luntur serta waktu
pencucian sebentar yang sedikit menyisakan larutan basa pada serabut kelapa.
Sedangkan pewarna buatan umumnya dibuat dari zat-zat anorganik yang sulit
didegradasi. Zat-zat warna buatan ini memiliki sifat mampu melekat kuat sehingga
tidak mudah luntur.

5.2 Serat Pisang


Serat pisang setelah dicuci menggunakan sabun menghasilkan air cucian
yang keruh. Hal ini dikarenakan dari sifat serat pisang yang tidak cukup kuat
sehingga saat pencucian bagian dari serat pisang tergerus saat pencucian.
Pada pewarnaan menggunakan kunyit, warna dapat melekat namun luntur.
Sedangkan pada pewarnaan menggunakan pewarna tekstil yaitu wanteks warna
dapat melekat dan tidak luntur. Hal ini disebabkan pada serat pisang daya serap
airnya cukup rendah sehingga pewarnaan tekstil mampu bertahan lama pada serat.
Sedangkan pewarna buatan umumnya dibuat dari zat-zat anorganik yang sulit
didegradasi. Zat-zat warna buatan ini memiliki sifat mampu melekat kuat sehingga
tidak mudah luntur.

Arif Saripudin
240310140022

5.3 Faktor Pewarnaan Tiap Serat


Dari hasil pengamatan praktikum kali ini, terdapat juga faktor penyebab pewarnaan
untuk serat, misalnya :
a. Pengaruh elektrolit
Pada intinya penambahan elektrolit kedalam larutan celup adalah memperbesar
jumlah zat warna yang terserap oleh serat, meskipun beraneka zat warna akan
mempunyai kesepakatan yang berbeda.
b. Pengaruh Suhu
Pada umumnya peristiwa pencelupan adalah eksotermis. Maka dalam keadaan
setimbang penyerapan zat warna pada suhu yang tinggi akan lebih sedikit bila
dibandingkan penyerapan pada suhu yang rendah. Akan tetapi dalam praktek
keadaan setimbang tersebut sukar dapat dicapai hingga pada umumnya dalam
pencelupan memerlukan pemanasan untuk mempercepat reaksi
c. Pengaruh perbandingan larutan
Perbandingan larutan celup artinya perbandingan antara besarnya larutan terhadap
berat bahan tekstil yang diproses. Dalam kurva isotherm terlihat bahwa kenaikan
konsentrasi zat warna dalam larutan akan menambah besarnya penyerapan.
Maka untuk mencelup warna-warna tua diusahakan untuk memakai perbandingan
larutan celup yang kecil, sehingga zat warna yang terbuang atau hilang hanya
sedikit. Untuk mengurangi pemborosan dalam pemakian zat warna dapat
mempergunakan larutan simpan bekas (standing bath) celupan. Dengan
menambahkan zat warna baru pada larutan bekas tadi maka dapat diperoleh larutan
celup dengan konsentrasi seperti semula.
d. Pengaruh pH
Penambahan alkali mempunyai pengaruh menambah penyerapan. Meskipun
demikian kerap kali dipergunakan soda abu untuk mengurangi kesadahan air yang
dipakai atau untuk memperbaiki ke larutan zat warna.

Arif Saripudin
240310140022

BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Pada pengamatan kali ini dapat disimpulkan, bahwa :
1. Serat serabut kelapa memiliki sifat pewarnaan serat yang mudah luntur.
2. Serat pisang memiliki sifat pewarnaan serat yang cukup kuat.
3. Detergensi berpengaruh pada proses pewarnaan serat, terutama untuk
pewarna alami.

6.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum kali ini :
1. Jenis serat pisang yang digunakan yaitu berasal dari jenis serat pisang abaka
(Musa textilis). Karena terkenal dengan sifat unggul serat pisangnya.
2. Menggunakan beberapa kali percobaan dengan waktu bersamaan untuk
setiap serat.

Vous aimerez peut-être aussi