Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Patofisiologi
Zat besi diperlukan untuk hemopoesis (pembentukan darah) dan juga
diperlukan oleh berbagai enzim sebagai faktor penggiat. Zat besi yang
terdapat dalam enzim juga diperlukan untuk mengangkut elektro (sitokrom),
untuk mengaktifkan oksigen (oksidase dan oksigenase). Defisiensi zat besi
tidak menunjukkan gejala yang khas (asymptomatik) sehingga anemia pada
balita sukar untuk dideteksi. Tanda-tanda dari anemia gizi dimulai dengan
menipisnya simpanan zat besi (feritin) dan bertambahnya absorbsi zat besi
yang digambarkan dengan meningkatnya kapasitas pengikatan besi.
Pada tahap yang lebih lanjut berupa habisnya simpanan zat besi,
berkurangnya kejenuhan transferin, berkurangnya jumlah protoporpirin yang
diubah menjadi heme, dan akan diikuti dengan menurunnya kadar feritin
serum. Akhirnya terjadi anemia dengan cirinya yang khas yaitu rendahnya
kadar Rb (Gutrie, 186:303) Bila sebagian dari feritin jaringan meninggalkan
sel akan mengakibatkan konsentrasi feritin serum rendah. Kadar feritin
serum dapat menggambarkan keadaan simpanan zat besi dalam jaringan.
Dengan demikian kadar feritin serum yang rendah akan menunjukkan orang
tersebut dalam keadaan anemia gizi bila kadar feritin serumnya <12 ng/ml.
Hal yang perlu diperhatikan adalah bila kadar feritin serum normal tidak
selalu menunjukkan status besi dalam keadaan normal. Karena status besi
yang berkurang lebih dahulu baru diikuti dengan kadar feritin.
Perdarahan menahun menyebabkan kehilangan zat besi sehingga
cadangan zat besi makin menurun. Jika cadangan kosong maka keadaan ini
disebut iron depleted state. Apabila kekurangan zat besi berlanjut terus
maka penyediaan zat besi untuk eritropoesis berkurang sehingga
menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit, tetapi anemia secara klinis
belum terjadi, keadaan ini disebut iron deficient erythropoiesis.Selanjutnya
timbul anemia hipokromik mikrositer sehingga disebut iron deficiency
anemia.
Manifestasi Klinis
Gejala Umum
Gejala Khas
Pica: ingin memakan bahan tidak lazim, seperti tanah liat, es, lem,dll
Pemeriksaan Laboratorium
1. Kadar Hb dan Indeks Eritrosit
Poikilositosis
Diagnosis
1. Tentukan ada anemia atau tidak dengan mengukur Hb dan hematocrit
2. Tentukan anemia defisiensi besi atau tidak
Anemia hipokromik mikrositik, MCV <80 fL, MCHC <31% dengan salah
satu dari
Dua dari :
o Fe serum <50 mg/dl
o TIBC >350 mg/dl
o Saturasi ranseferin <15%
Pengecatan sumsum tulang dengan biru prusia menunjukkan
cadangan Fe negative
Pemberian sulfas ferrosus 3x200 mg per hari selama 4 minggu
disertai kenaikan Hb >2g/dl
3. Tentukan penyebab anemia
Terapi
1. Terapi kausal : tergantung penyebabnya, misalnya : pengobatan cacing
tambang. Pengobatan hemoroid, pengobatan menoragia. Terapi kausal
harus dilakukan, kalau tidak maka anemia akan kambuh kembali .
2. Pemberian preparat besi untuk mengganti kekuranagan besi dalam
tubuh
Besi per oral : merupakan obat pilihan pertama karena efektif,
murah, dan aman. Preparat yang tersedia, yaitu :
Ferrous sulphat (sulfas ferrous) : preparat pilihan pertama ( murah
dan efektif ). Dosis : 3x 200 mg atau 4-6 mg besi