Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Awi Metalisa/141710101090
THP-C
CHAPTER 9
1. Apa yang dimaksud dengan soil berhubungan dalam kebersihan pada fasilitas
makanan?
Soil merupakan material organik ataupun anorganik yang tidak dikehendaki
pada tempat tertentu, misalnya makanan. Dapat berupa debu, kotoran, tanah, sisa
bahan makanan, dan lain sebagainya. Kotoran dapat terdapat pada makanan,
bahan-bahan yang digunakan, alat pengolahan, maupun pekerja pengolahan.
Misalnya, timbunan lemak pada talenan, tumpukan pelumas pada mesin
penggerak, dan bahan organik lainya yang menumpuk pada peralatan pengolahan.
Kotoran tidak dikehendaki pada bahan makanan karena dapat menimbulkan
kontaminasi mikroba yang tidak diinginkan sehingga kotoran perlu dihilangkan
baik pada alat maupun pekerja.
2. Bagaimana fungsi dari cleaning compound?
Cleaning compound berfungsi untuk memudahkan kotoran tidak terlalu
melekat kuat pada media sebelum dilakukan pembilasan. Cleaning compond dapat
menurunkan tegangan permukaan air sehingga kotoran tidak melekat kuat. Untuk
menghilangkan kotoran tersebut dapat menggunakan sanitaizer pada proses
pembersihan atau pembilasan selanjutnya. Syarat cleaning compound yang
digunakan adalah ekonomis, tidak beracun, tidak korosif, tidak menggumpal dan
tidak berdebu, mudah diukur, stabil selama penyimpanan, dan mudah larut dengan
sempurna.
3. Apa yang dimaksud dengan emulsification?
Emulsification atau emulsifikasi adalah sebuah tindakan pada minyak atau
lemak dengan menjadikan partikel lemak atau minyak berukuran kecil dengan
jalan memberi gangguan secara fisik, misalnya menggunakan sabun. Pada
emulsifikasi bahan yang tidak larut air, seperti minyak atau lemak tersuspensi
dengan adanya sabun sebagai bahan penyatu. Bahan yang tidak larut atau tidak
menyatu dengan air kemudian dapat menyatu karena interaksi sabun sebagai
bahan penyatu. Contoh bahan emulsifikasi adalah sabun dan detergen.
4. Apa yang dimaksud dengan chelating agent?
Chelating agent atau yang biasa disebut sekuestran adalah sebuah zat
anorganik yang biasanya ditambahkan pada cleaning compund (senyawa
pembersih) untuk mencegah pengendapan garam yang tidak stabil yang
menyebabkan kesadahan air. Chelating agent dapat mencegah pengendapan
garam (seperti kalsium dan magnesium) dengan mengikat garam-garam tersebut
pada struktur molekul atau mengikat ion lain. Contoh chelating agent adalah
asam fosfat, natrium pirofosfat dll.
5. Apa yang dimaksud dengan suspension dalam kebersihan fasilitas makanan?
Suspension atau suspensi dalam kebersihan fasilitas makanan adalah sebuah
proses dimana bahan pembersih mengangkat, melepas dan menarik-narik kotoran
yang ada pada larutan.
6. Apa yang dimaksud dengan surfactan?
Surfactan atau surface active agents adalah salah satu komponen detergen
berupa molekul kompleks yang saat dicampur dengan cleaning compond
(senyawa pembersih) dapat mengurangi tegangan permukaan air sehingga terjadi
kontak lebih dekat antara kotoran dengan media pembersih. Surfactan mempunyai
gugus polar (suka air) dan gugus non polar (suka minyak) sehingga dapat
menyatukan campuan yang terdiri dari minyak dan air.
Surfactan dapat berfungsi sebagai pembersih medium, untuk sanitasi, dan
membersihkan senyawa yang terdapat di atas permukaan yang akan dibersihkan,
meningkatkan daya pembasahan air sehingga kotoran yang berlemak dapat
dibasahi, mengendeorkan, dan mengangkut kotoran dari kain dan mensuspensikan
kotorsn yang telah terlepas sehingga kotoran tidak menempel kembali pada bahan
yang dicuci. Macam surfaktan yang digunakan pada detergen meliputi:
a) Linear alkil benzena sulfanat (LAS), etoksisulfat, alkil sulfat, memiliki daya
bersih yang sangat baik, dengan busa yang sangat banyak, biasanya digunakan
untuk pencuci kain dan pencuci piring.
b) Etoksilat, dapat mencuci dengan baik hampir semua jenis kotoran dan dapat
bekerja di air sadah (air yang kandungan mineralnya tinggi)
c) Amonium kuarterner digunakan pada pelembut (softener)
d) Imidazolin dan betain, digunakan untuk pencuci alat-alat rumah tangga.
7. Apa yang dimaksud dengan sequestrant?
Sequestrant atau biasa disebut chelating agent merupakan bahan atau zat
anorganik yang dapat mengikat ion logam (magnesium dan kalium). Sekuestran
efektif mengurangi reaktivitas dari konstituen kesadahan air. Sequestrant terdiri
atas polifosfat atau turunan amina organik.
8. Apa yang dimaksud dengan builder?
Builder atau penguat merupakan salah satu komponen yang terdapat pada
detergen yang dapat meningkatkan efektivitas pembersih dengan cara
mengendelaikan sifat larutan pembersih, meningkatkan efesiensi surfaktan dengan
melunakkan air sadah dengan cara mengikat mineral-minineral yang telarut
sehingga surfaktan dapat berkonsentrasi pada fungsinya, membantu menciptakan
kondisi keasaman yang tepat agar proses pembersihan dapat berlangsung lebih
baik serta membantu mendispersikan dan mensuspensikan kotoran yang telah
lepas. Contoh buidler adalah senyawa kompleks fosfat, natrium sitrat, natrium
karbonat, dan natrium silikat atau zeolet.
9. Apa yang dimaksud dengan cleaning auxiliaries?
Cleaning auxiliaries atau perlengkapan kebersihan adalah bahan tambahan
yang dapat membantu melindungi permukaan yang sensitif atau untuk
meningkatkan sifat pembersih. Cleaning auxilaries berasal dari pengomplekan
magnesium dan ion kalsium. Contoh dari cleaning auxiliaries adalah
sequestrants, surfactants, dan lain sebaginya.
10. Dua senyawa asam apakah yang dianggap paling aman digunakan?
Senyawa asam yang paling aman digunakan adalah asam organik seperti
asam sulfamat dan asam sitrat. Kedua asam ini aman karena bahaya dekomposisi
dapat diminimalkan, melunakkan air dengan baik, mudah dibilas, dan tidak
korosif atau menimbulkan iritasi pada kulit. Asam sitrat berbentuk kristal dan
dapat disimpan dengan mudah sedangkan asam sulfamat lebih aman karena alergi
dari kontak yang terlalu lama dapat diantisipasi. Selain kedua asam tersebut, asam
organik yang aman digunakan adalah asam tartarat dan glukonat.
11. Perlakuan apakah yang seharusnya diberikan kepada karyawan yang terkena
senyawa pembersih kimia?
Karyawan yang terkena senyawa pembersih kimia dapat dilakukan
melakukan pencucian dengan sabun bila terkena tidak terlalu banyak. Dapat pula
dengan menyiram pekerja tersebut dengan air bila yang terkena tidak hanya
bagian yang mudah dibersihkan. Namun apabila terkena dalam jumlah banyak
karyawan tersebut dapat segera dilarika ke rumah sakit untuk melakukan
penanganan dan perawatan secara intensif.
12. Tiga kata apakah yang menyatakan aturan praktis senyawa larutan
pembersih?
Tiga kata yang menyatakan aturan praktis senyawa larutan pembersih adalah
like cleans like yaitu dalam membersihkan kotoran harus dipilih pembersih
yang sesuai dengan jenis kotoran agar senyawa pembersih dapat bekerja secara
efektif. Misalnya kotoran yang mengandung asam dibersihkan dengan bahan
pembersih asam atau kotoran yang mengandung alkali atau basa dibersihkan
dengan senyawa alkali atau pembersih basa. Contoh pembersih basa seperti
natrium metasilikat dan natrium ortosilikat sedangkan pembersih asam seperti
asam sitrat atau asam tartarat.
13. Tiga langkah apakah yang terjadi selama penghilangan kotoran selama
pembersihan?
CHAPTER 10
1. Apa keuntungan dan kerugian dari air panas sebagai sanitaizer?
Air panas dapat digunakan sebagai sanitaizer bila dilakukan perendaman
terhadap alat-alat yang di sterilisasi pada suhu 80C atau lebih tinggi. Hal ini
disebabkan karena denaturasi molekul protein pada sel mikroorganisme.
Keuntungan dari penggunaan air sebagai sanitaizer adalah air panas
merupakan metode yang sederhana dan murah karena perlakuannya dengan
merendam alat-alat kecil seperti pisau, peralatan makan, dan lain-lain. Selain itu,
dengan semakin tinggi suhu air panas yang digunakan dapat mengurangi sejumlah
bakteri karena sebagian besar mikroba dapat mati pada suhu yang tinggi.
Kerugian dari penggunaan air panas sebagai sanitaizer adalah air panas sulit
dalam mempertahankan suhu tinggi untuk memastikan sterilisasi yang memadai,
spora dapat mungkin bertahan lebih dari satu jam pada suhu 100C sehingga
apabila menggunakan air panas memungkinkan panas dapat turun dan spora
mikroba masih ada.
2. Faktor apa yang berkontribusi terhadap efektivitas sanitaizer?
Berikut merupakan faktor yang berkontribusi dalam efektivitas sanitaizer
adalah:
a. Jenis mikroba yang dihilangkan. Sebuah satiaizer harus melewati uji chamber
agar standar dalam membersihan mikroba teroenuhi, misalnya pada
sanitaizerer yang berupa bahan kimia.
b. Waktu yaitu dengan mempertimbangkan waktu suatu populasi mikroba
terbunuh dalam satu unit waktu. Populasi mikroba dan populasi sel mempunyai
kepekaan yang bervariasi terhadap sanitaiser, yang disebabkan oleh umur sel,
pembentukan spora, faktor-faktor fisiologis lain yang menentukan waktu yang
dibutuhkan untuk sanitaiser agar efektif.
c. Suhu yaitu semakin meningkatnya suhu umumnya dapat menurunkan tegangan
permukaan meningkatkan pH dan viskositas serta dapat menimpulkan
perubahan lain yang mungkin dapat memperkuat tindakan bakterisidal.
Kecepatan sanitasi akan melebihi laju pertumbuhan bakteri sehingga semakin
meningkatnya suhu maka destruksi bakteri semakin cepat pula. Suhu optimul
untuk sanitasi adalah 21,1-37,C dengan kenaikkan suhu 18C maka
meningkatkan efektivitas menjadi dua kali lipat.
d. Konsentrasi yaitu dengan semakin tingginya konsentrasi sanitaizer yang
digunakan maka dapat meningkatkan kecepatan destruksi bakteri
e. pH yaitu aktivitas mikroba dipengaruhi oleh kisaran pH yang berbeda sehingga
dalam pembuatan sanitaizer harus mempertimbangan kisaran pH mikroba
dapat bertahan dan mati
f. kebersihan alat yaitu semakin bersih alat maka kontak alat dengan sanitaizer
semkain baik.
g. Kesadahan air yaitu bila air yang digunakan terlalu sadah (> 200 ppm kalsium)
maka tidak diperkenankan menggunakan senyawa quant, kecuali bila
penggunaan quant bersamaan dengan senyawa chelating atau sequestering.
h. Incompatible agents, misalnya pada komponasi klorin atau yodium dengan
detergen alkali maka dapat menurunkan efektivitas dengan cepat karena pH
naik. Sehingga penggunaan senyawa atau bahan lain diperhatikan.
3. Bagaimana klorin dioksida yang dihasilkan dapat digunakan dalam fasilitas
makanan?
Klorin dioksida yang dapat digunakan dalam fasilitas makanan diproduksi
melalui generasi busa yaitu dengan penggabungan garam klorin atau hipoklorit
dan asam, serta diikuti dengan penambahan klorit. Busa biodegradable yang
mengandung 1 sampai 5 ppm-ClO2 dapat diproduksi dan digunakan secara efektif
dengan waktu kontak lebih pendek dari quats atau hipoklorit. Berikut merupakan
reaksi pembentukan klorin dioksida:
Cl2 + H2O HOCl +H+ + ClNaOCl + H2O NaOH + HOCl
HOCl H+ + OClKlorin dioksida efektif terhadap spektrum yang luas dari mikroprganisme
termasuk virus, bakteri dan sporeformers. Klorin dioksida kurang dipengaruhi
oleh kondisi alkali dan bahan organik karena klorin dioksida ini mempunyai daya
mengoksidasi 2,5 kali dari klorin sehingga senyawa ini tidak pada pH 6,5. Tetapi
pada pH 8.5 klorin dioksida paling efektif. Klorin dioksida cocok untuk
penanganan air buangan.
4. Apa keuntungan dan kerugian klorin sebagai sanitizer?
Klorin merupakan salah satu sanitizer kimia. Apabila digunakan secara
tepat maka klorin paling cocok untuk digunakan pada pengolahan maupun
pengangkutan makanan.
Berikut merupakan keuntungan klorin adalah dapat diperoleh dalam bentuk
cair atau butiran, murah, efektif terhadap berbagai bakteri, jamur, dan virus,
termasuk senyawa yang bertindak cepat sehingga akan lulus uji chamber pada
konsentrasi 50 ppm dalam waktu 30 detik, tidak harus dilakukan pembilasan bila
yang digunakan kurang dari 200 ppm, dan tidak dipengaruhi oleh air garam.
Kerugian klorin sebagai sanitaizer adalah tidak stabil, mudah hilang cepat
dengan panas atau kontaminasi dengan bahan organik, efektivitasnya dapat
berkurang dengan meningkatnya pH, korosif terhadap stainless steel dan logam
lain, dapat rusak selama penyimpanan pada suhu lebih dari 60C, pada pH rendah
dapat membentuk racun dan gas klor yang korosif, dalam bentuk cair
dimungkinkan dapat eksplosif, dapat menyebabkan iritasi kulit dan membran
mukosa, dan berdampak terhadap lingkungan karena berpotensi membentuk
racun.
Senyawa-senyawa khlorin yang brefungsi sebagai sanitaiser dapat
dikelompokkan menjadi (1) khlorin cair, (2) hipokhlorit, (3) khloramin anorganik,
dan (4) khloramin organik dan khlorin dioksida.
5. Apa keuntungan dan kerugian yodium sebagai sanitizer?
Keuntungan yodium sebagai sanitizer adalah yodium tidak menyebabkan
iritasi, dapat digunakan sebagai hand sanitaizer, stabil, waktu simpan panjang,
dapat memastikan semua sel bakteri.
Kelebihan