Vous êtes sur la page 1sur 15

MAKALAH KIMIA DASAR

ASAM BASA

Disusun Oleh:
Samsul Anwar
Andreas Sahat
Febri Harianto
Indah Zuliarti
Nadira Safitri
Sri Hidayanti
Yohana Siregar

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2010

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asam Basa
tepat pada waktunya. Makalah ini berisi tentang asam basa, indikator derajat
keasaman, larutan penyangga, hidrolisis garam, dan hasil kali kelarutan.
Begitu banyak bahan bahan yang memiliki kandungan asam maupun basa,
seperti garam, jeruk, sabun, dll. Namun terkadang kita kurang mengerti apa yang
dimaksud dengan asam dan basa. Sehingga kita kurang bisa mengembangkan inovasi
terbaru yang berkaitan dengan penggunaan asam basa dalam lingkungan sekitar.
Untuk itulah penulis membuat makalah ini agar supaya dapat bermanfaat bagi para
penulis dan pembaca sekalian.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat beberapa kekurangan,
untuk itulah penulis berharap kritik dan saran yang bersifat membangun agar
makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Pekanbaru, 6 Januari 2010

Penulis

Daftar Isi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4

Latar Belakang
Permasalahan
Tujuan Pembuatan Makalah
Metoda Pembuatan Makalah

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Asam Basa
2.1.1 Pengertian Asam Basa
2.1.2 Penggolongan Asam Basa
2.1.3 Derajat Keasaman Larutan
2.2 Indikator Derajat Keasaman (pH)
2.2.1 Lakmus
2.2.2 Metil Oranye (MO)
2.2.3 Fenolflatein (PP)
2.3 Larutan Penyangga (Buffer)
2.3.1 Pengertian Larutan Penyangga
2.3.2 Jenis-Jenis Larutan Penyangga
2.3.3 Fungsi Larutan Penyangga
2.4 Hidrolisis Garam
2.4.1 Pengertian Hidrolisis
2.4.2 Jenis-Jenis Hidrolisis
2.5 Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
2.5.1 Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
2.5.2 Hubungan Ksp dengan pH
2.5.3 Pengaruh Ion Senama Terhadap Larutan
2.5.4 Perkiraan Terbentuknya Endapan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan rasa pahit, getir, asam,
asin, dan manis pada makanan atau minuman yang kita cicipi, bukan? Pada dasarnya
rasa makanan, minuman atau zat tertentu yang terasa asam, pahit, getir, asin, dan
manis disebabkan karena sifat zat tersebut, yaitu sifat yang berkaitan dengan asam,
basa, dan garam. Rasa asam terkait dengan suatu zat yang dalam ilmu kimia
digolongkan sebagai asam. Rasa pahit terkait dengan bahan lain yang digolongkan
sebagai basa. Namun, tidak semua yang mempunyai rasa pahit merupakan basa. Basa
dapat dikatakan sebagai lawan dari asam. Jika asam dicampur dengan basa, maka
kedua zat itu saling menetralkan, sehingga sifat asam dan basa dihilangkan. Hasil
reaksi antara asam dengan basa kita sebut garam. Adapun rasa manis terkait dengan
kehadiran sifat asam dan basa secara bersama-sama. Untuk memperoleh pengetahuan
tentang sifat asam, basa dan garam suatu zat lebih jauh lagi, kami akan
menjelaskannya pada makalah ini.

1.2 Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai
pengertian asam-basa, kegunaan asam-basa, perhitungan pH asam-basa.

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah


Tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Dasar pada program studi Teknik
Kimia S1 Universitas Riau.
2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis serta rekan rekan
pembaca atas pengetahuan di bidang kimia khususnya mengenai asam-basa.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asam Basa


2.1.1
Pengertian Asam-Basa
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Pengertian asam dan basa menurut beberapa pakar kimia :
a. Menurut Arrhenius
Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H +. Basa
ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OHContoh:
H+(aq) + Cl-(aq)

1) HCl(aq)
2) NaOH(aq)

Na+(aq) + OH-(aq)

b.

Menurut Browsted-Lowry

Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor.


Contoh:
H3O+(aq) + Ac-(aq)

- HAc(aq) + H2O(l)
asam-1
HAc

basa-2
Ac-

dengan

asam-2
merupakan

basa-1
pasangan

asam-basa

konyugasi.

H3O+ dengan H2O merupakan pasangan asam-basa konyugasi.


- H2O(l) + NH3(aq)
asam-1
H2O

basa-2

dengan

NH4+(aq) + OH-(aq)
asam-2

OH-

basa-1

merupakan

pasangan

asam-basa

konyugasi.

NH4+ dengan NH3 merupakan pasangan asam-basa konyugasi.


Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (proton
donor) dan sebagai basa (proton akseptor). Zat atau ion atau spesi seperti ini bersifat
ampiprotik (amfoter).

c. Menurut Lewis
Asam adalah akseptor pasangan elektron, sedangkan basa adalah donor
pasangan elektron. Contoh :
- Asam Lewis

- Basa Lewis

2.1.2

Penggolongan Asam Basa

a. Asam Kuat
Ketika asam dilarutkan dalam air, sebuah proton (ion hidrogen) ditransferkan
ke molekul air untuk menghasilkan ion hidroksonium dan sebuah ion negatif
tergantung pada asam yang anda pakai.
Pada kasus yang umum:
Reaksi tersebut reversibel, tetapi pada beberapa kasus, asam sangat baik pada
saat memberikan ion hidrogen yang dapat kita fikirkan bahwa reaksi berjalan satu
arah. Asam 100% terionisasi.
Sebagai contoh, ketika hidrogen klorida dilarutkan dalam air untuk
menghasilkan hidrogen klorida, sangat sedikit sekali terjadi reaksi kebalikan yang
dapat kita tulis:
Pada tiap saat, sebenarnya 100% hidrogen klorida akan bereaksi untuk
menghasilkan ion hidroksonium dan ion klorida. Hidrogen klorida digambarkan
sebagai asam kuat. Asam kuat adalah asam yang terionisasi 100% dalam larutan.
Asam kuat lain yang biasa diperoleh adalah asam sulfat dan asam nitrat.
b. Asam Lemah
Asam lemah adalah salah satu yang tidak terionisasi seluruhnya ketika asam
lemah tersebut dilarutkan dalam air. Asam etanoat (asam asetat) adalah asam lemah

yang khas. Asam etanoat bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion hidroksonium
dan ion etanoat, tetapi reaksi kebalikannya lebih baik dibandingkan dengan reaksi ke
arah depan. Ion bereaksi dengan sangat mudah untuk membentuk kembali asam dan
air.
Pada setiap saat, hanya sekitar 1% molekul asam etanoat yang diubah ke dalam
bentuk ion. Sisanya tetap sebagai molekul asam etanoat yang sederhana.
Sebagaian besar asam organik adalah asam lemah. Hidrogen fluorida
(dilarutkan dalam air untuk menghasilkan asam hidrofluorida) adalah asam
anorganik lemah.
c. Basa Kuat
Basa kuat adalah basa yang dalam air terionisasi sempurna (=1)
Contoh : Mg(OH)2, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2
[OH-] = jumlah OH- x [basa]
d. Basa Lemah
Basa lemah adalah basa yang dalam air terionisasi sebagian ( < 1 )
Contoh: Mg(OH)2 , NH4OH, Al(OH)3, Zn(OH)2
Mg(OH)2
Mg2+ + 2OH-

2.1.3

Derajat Keasaman Larutan

Keasaman suatu larutan disebabkan oleh adanya ion H+ dalam air, konsentrasi
ion H+ dan OH- sangat kecil yaitu 10-7 M. Untuk menyatakakan konsentrasi ion H+
yang sangat kecil, maka digunakan skala pH.

pH Larutan Asam
Menurut Soerensen, PH merupakan fungsi logaritma negatif dari konsentrasi

ion H+ dalam larutan.


pH = - log [H+]

pH Larutan Basa
Larutan basa memiliki pH>7, pH larutan basaa dihitung dengan rumus :

pOH = -log [OH-]

pH = 14-pOH
2.2 Indikator Derajat Keasaman (pH)
2.2.1
Lakmus
Lakmus adalah asam lemah. Lakmus memiliki molekul yang sungguh rumit
yang akan kita sederhanakan menjadi HLit. "H" adalah proton yang dapat diberikan
kepada yang lain. "Lit" adalah molekul asam lemah.
Tidak dapat dipungkiri bahwa akan terjadi kesetimbangan ketika asam ini
dilarutkan dalam air. Pengambilan versi yang disederhanakan kesetimbangan ini:
Lakmus yang tidak terionisasi adalah merah, ketika terionisasi adalah biru.
Sekarang gunakan Prinsip Le Chatelier untuk menemukan apa yang terjadi jika anda
menambahkan ion hidroksida atau beberapa ion hidrogen yang lebih banyak pada
kesetimbangan ini.

Penambahan ion hidroksida:

Penambahan ion hidrogen:

Jika konsentrasi Hlit dan Lit- sebanding:


Pada beberapa titik selama terjadi pergerakan posisi kesetimbangan,
konsentrasi dari kedua warna akan menjadi sebanding. Warna yang dilihat
merupakan pencampuran dari keduanya.

Alasan untuk membubuhkan tanda kutip disekitar kata "netral" adalah bahwa
tidak terdapat alasan yang tepat kenapa kedua konsentrasi menjadi sebanding pada
pH 7. Untuk lakmus, terjadi perbandingan warna mendekati 50 / 50 pada saat pH 7
hal itulah yang menjadi alasan kenapa lakmus banyak digunakan untuk pengujian
asam dan basa. Seperti yang akan anda lihat pada bagian berikutnya, hal itu tidak
benar untuk indikator yang lain.

2.2.2

Metil Orange (MO)

Jingga metil adalah salah satu indikator yang banyak digunakan dalam titrasi.
Pada larutan yang bersifat basa, jingga metil berwarna kuning dan strukturnya
adalah:

Pada faktanya, ion hidrogen tertarik pada salah satu ion nitrogen pada ikatan
rangkap nitrogen-nitrogen untuk memberikan struktur yang dapat dituliskan seperti
berikut ini:

Anda memiliki kesetimbangan yang sama antara dua bentuk jingga metil
seperti pada kasus lakmus tetapi warnanya berbeda.

Pada kasus jingga metil, pada setengah tingkat dimana campuran merah dan
kuning menghasilkan warna jingga terjadi pada pH 3.7 mendekati netral.
2.2.3

Fenolflatein (PP)

Fenolftalein adalah indikator titrasi yang lain yang sering digunakan, dan
fenolftalein ini merupakan bentuk asam lemah yang lain.

Pada kasus ini, asam lemah tidak berwarna dan ion-nya berwarna merah muda
terang. Penambahan ion hidrogen berlebih menggeser posisi kesetimbangan ke arah
kiri, dan mengubah indikator menjadi tak berwarna. Penambahan ion hidroksida
menghilangkan ion hidrogen dari kesetimbangan yang mengarah ke kanan untuk
menggantikannya mengubah indikator menjadi merah muda.
Setengah tingkat terjadi pada pH 9.3. Karena pencampuran warna merah muda
dan tak berwarna menghasilkan warna merah muda yang pucat, hal ini sulit untuk
mendeteksinya dengan akurat.
2.3 Larutan Penyangga (Buffer)
2.3.1

Pengertian Larutan Penyangga

Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan harga pH dari


pengaruh penambahan sedikit asam atau basa serta pengenceran. Meskipun ditambah
sedikit asam atau basa ataupun diencerkan, pH larutan penyangga akan tetap.
2.3.2
Jenis-Jenis Larutan Penyangga
Larutan penyangga ada dua macam, yaitu :
a. Larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan penyangga yang bersifat asam adalah sesuatu yang memiliki pH
kurang dari 7. Larutan penyangga yang bersifat asam biasanya terbuat dari asam
lemah dan garammya acapkali garam natrium.
Contoh yang biasa merupakan campuran asam etanoat dan natrium etanoat
dalam larutan. Pada kasus ini, jika larutan mengandung konsentrasi molar yang
sebanding antara asam dan garam, maka campuran tersebut akan memiliki pH 4.76.
Ini bukan suatu masalah dalam hal konsentrasinya, sepanjang keduanya memiliki
konsentrasi yang sama.
Anda dapat mengubah pH larutan penyangga dengan mengubah rasio asam
terhadap garam, atau dengan memilih asam yang berbeda dan salah satu garamnya.
b. Larutan penyangga yang bersifat basa
larutan penyangga yang bersifat basa memiliki pH diatas 7. Larutan penyangga
yang bersifat basa biasanya terbuat dari basa lemah dan garamnya.
Seringkali yang digunakan sebagai contoh adalah campuran larutan amonia dan
larutan amonium klorida. Jika keduanya dalam keadaan perbandingan molar yang
sebanding, larutan akan memiliki pH 9.25. Sekali lagi, hal itu bukanlah suatu
masalah selama konsentrasi yang anda pilih keduanya sama.
2.3.3

Fungsi Larutan Penyangga

Larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup


Pasangan asam basa konjugasi ( buffer ) asam karbonat, bikarbonat, H 2CO3,
HCO3-, dan H2PO4-, HPO42- membantu menjaga agar pH darah hamper konstan,
mendekati 7,4 meskipun zat-zat yang bersifat asam dan basa terus menerus masuk
ke aliran darah.
Larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari
Larutan penyangga secara meluas digunakan dalam kimia analisis, biokimia,
dan bakteriologi, demikian pula dalam fotografi, industri kulit dan zat warna. Dalam

tiap bidang, terutama bidang biokimia dan bakteriologi untuk menjaga pH. Suatu
reaksi dijaga agar tetap pada pH yang diinginkan agar hasilnya optimal, karena kerja
suatu enzim, tumbuhnya kultur bakteri dan proses biokimia lain bergantung pada
pengendalian pH oleh system buffer.

2.4 Hidrolisis Garam


2.4.1
Pengertian Hidrolisis
Hidrolisis adalah terurainya garam dalam air yang menghasilkan asam atau
basa.
2.4.2

Jenis-Jenis Garam

Adapan 4 jenis garam, ialah:


1.

Garam yang terbentuk dari reaksi asam kuat dengan basa kuat
(misalnya NaCl, K2SO4 dan lain-lain) tidak mengalami hidrolisis.

2.

Untuk jenis garam yang demikian nilai pH = 7 (bersifat netral).


Garam yang terbentuk dari reaksi asam kuat dengan basa lemah
(misalnya NH4Cl, AgNO3 dan lain-lain) hanya kationnya yang
terhidrolisis (mengalami hidrolisis parsial). Untuk jenis garam

3.

yang demikian nilai pH < 7 (bersifat asam).


Garam yang terbentuk dari reaksi asam lemah dengan basa kuat
(misalnya CH3COOK, NaCN dan lain-lain) hanya anionnya yang
terhidrolisis (mengalami hidrolisis parsial). Untuk jenis garam

4.

yang demikian nilai pH > 7 (bersifat basa).


Garam yang terbentuk dari reaksi asam lemah dengan basa lemah
(misalnya CH3COONH4, Al2S3 dan lain-lain) mengalami hidrolisis
total (sempurna). Untuk jenis garam yang demikian nilai pH-nya
tergantung harga Ka den Kb.

2.5 Hasil Kali Kelarutan (Ksp)


2.5.1
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Kelarutan (solubility) menyatakan jumlah maksimum zat yang dapat larut
dalam suatu pelarut. Kelarutan suatu zat dapat dinyatakan dalam gram/liter. Larutan
dengan konsentrasi maksimum disebut larutan jenuh. Bila kedalam larutan jenuh
ditambahkan zat terlarut, maka zat tersebut tidak larut dan langsung mengendap.

Besarnya kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh jenis pelarut dan suhu. Senyawa yang
polar seperti gula, garam dapur, alcohol mudah larut dalam pelarut polar dan
senyawa nonpolar, misalnyalemak akan mudah larut dalam pelarut nonpolar
misalnya minyak.
2.5.2
Hubungan Ksp dengan pH
Harga PH suatu larutan jenuh basa yang sukar larut sering digunakan untuk
menghitung Ksp dan sebaliknya harga Ksp suatu basa yang sukar larut dapat untuk
menentukan pH larutan jenuh basa tersebut.
2.5.3
Pengaruh Ion Senama terhadap Larutan
Pada suhu tertentu kelarutan AgCl dalam ion 10-5 mol/L. tetapi bila AgCl
dilarutkan dalam larutan NaCl dan AgNO 3 ternyata kelarutan AgCl < 10-5 mol/liter.
Hal ini disebabkan adanya ion senama dalam larutan yaitu ion Cl - dari NaCl atau ion
Ag+ dari AgNO3. Hal ini sesuai dengan Asas Le Chatelier, penambahan zat dalam
kesetimbangan menyebabkan kesetimbangan bergeser dari arah penambahan zat
tersebut.
AgCl Ag+ + ClAdanya ion senama Ag+ atau Cl- menyebabkan kesetimbangan bergeser kearah kiri,
akibatnya kelarutan menjadi lebih kecil.
2.5.4
Perkiraan Terbentuknya Endapan
Harga Ksp suatu elektrolit dapat digunakan untuk memperkirakan apakah suatu
elektrolit masih dapat larut atau mengendap.

Bila hasil kali konsentrasi ion-ion < Ksp berarti larutan belum jenuh (masih

dapat larut)
Bila hasil kali konsentrasi ion-ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh
Bila hasil kali konsentrasiion-ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh
(mengendap)
Selain untuk memperkirakan terbentuknya endapan, harga Ksp dapat

dimanfaatkan untuk analisis kation-kation. Kation-kation logam dapat diendapkan


sebagai sulfide dengan penambahan H2S ke dalam kation-kation tersebut. Perbedaan
harga Ksp dari sulfida-sulfida logam dimanfaatkan untuk memisahkan logam-logam
tersebut dengan mengubah-ubah suasana larutan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Asam merupakan cairan berasa asam dan dapat memerahkan
kertaslakmus biru. Basa merupakan cairan berasa pahit dandapat membirukan kertas
lakmus merah. Keasaman suatu larutan disebabkan oleh adanya ion H+ dalam air.
Untuk menyatakakan konsentrasi ion H+ yang sangat kecil, maka digunakan skala
pH.Lakmus adalah asam lemah. Lakmus memiliki molekul yang sungguh rumit yang
akan kita sederhanakan menjadi Hlit.
Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan harga pH dari
pengaruh penambahakuan sedikit asam atau basa serta pengenceran. Larutan
penyangga ada dua macam, yaitu : Larutan penyangga asam dan larutan penyangga
basa.
Hidrolisis adalah terurainya garam dalam air yang menghasilkan asam atau
basa. Ada empat jenis larutan garam,yaitu:Garam yang terbentuk dari reaksi asam
kuat dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, asam lemah dengan basa kuat,
dan asam lemah dengan basa lemah.
Kelarutan (solubility) menyatakan jumlah maksimum zat yang dapat larut
dalam suatu pelarut. Kelarutan suatu zat dapat dinyatakan dalam gram/liter. Larutan
dengan konsentrasi maksimum disebut larutan jenuh. Hasil kali kelarutan adalah
hasil kali konsentrasi ion-ion elektrolit yang sukar larut dalam larutan jenuhnya
dipangkatkan koefisiennya masing-masing.
3.2 Saran

Asam-basa sebaiknya lebih dimanfaatkan secara maksimal agar dapat

menguntungkan.
Penggunaan larutan penyangga sebaiknya harus lebih dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael. 2006. Kimia 2B Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
www.chem-is-try.org
www.crayonpedia.org
www.wikipedia.com

Vous aimerez peut-être aussi