Vous êtes sur la page 1sur 5

J. Sains MIPA, April 2007, Vol. 13, No. 1, Hal.

: 32 - 36
ISSN 1978-1873

APLIKASI METODE POLINOMIAL LEAST SQUARE BERBASIS MATLAB UNTUK


MEMISAHKAN EFEK RESIDUAL ANOMALI REGIONAL PADA DATA GRAVITASI
(Studi Kasus Kotamadya Bandar Lampung)
Nandi Haerudin* dan Karyanto
Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Lampung
Jl. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung 35145
*Email untuk surat menyurat: Nandithea@lycos.com
Diterima 22 September 2006, perbaikan 9 Februari 2007, disetujui untuk diterbitkan 2 Maret 2007

ABSTRACT
Data of Bouguer anomaly consist of superposition of local and regional components. Seperation has been done to obtain
local and regional anomalies which not influence one to another so the interpretation could be taken more accurately.
Polynomial Least Square under MATLAB was applied to separate local regional anomalies. The result showed that
second order polynomial is the best order which has been choosen to estimate the regional data anomaly of gravity data
for study case in Bandar Lampung, and the interpretation has resulted good local anomaly.
Keywords: Bouguer anomaly, polinomial least square, regional anomaly, local anomaly

1. PENDAHULUAN

1.1. Konsep Pengukuran Gravitasi

Proses pengolahan data gravitasi menghasilkan data


terkoreksi yang sudah terpapar pada bidang datar. Data
ini disebut dengan Anomali Bouguer Sederhana (ABS)
yang siap untuk di interpretasi. Namun data ini masih
merupakan superposisi dari anomali residual (anomali
lokal) dengan komponen regional (anomali regional).
Anomali regional merepresentasikan kondisi geologi
daerah secara umum seperti basement, lipatan dan
patahan yang dicirikan dengan anomali berfrekuensi
rendah. Efek residual (anomali lokal) merepresentasikan
kondisi geologi setempat seperti reservoir, intrusi
batuan, jenis dan bentuk struktur, mineral atau bijih
yang dicirikan dengan anomali berfrekuensi tinggi 1).

Metode Gravitasi merupakan salah satu metode


penyelidikan bawah permukaan bumi yang didasarkan
pada Hukum Newton. Prinsip dasar Metode Gravitasi
adalah mengukur perbedaan gravitasi yang disebabkan
oleh massa batuan yang tidak merata. Penyelidikan
anomali gravitasi di lapangan didasarkan atas konsep
kontras densitas (kontras rapat massa). Dengan
mengetahui perbedaan rapat massa ini, maka dapat
diperkirakan geometri tatanan bawah permukaan secara
global termasuk densitas dan kedalamannya1).

Sebelum dilakukan interpretasi anomali data gravitasi,


terlebih dahulu dilakukan pemisahan anomali lokal dan
anomali regional. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan
gambaran tatanan geologi yang akurat ketika
diinterpretasi. Diperlukan suatu teknik atau metode yang
bisa memisahkan anomali lokal dengan anomali
regional.
Ada beberapa metode pemisahan anomali lokal dan
regional yang dikenal antara lain Metode Griffin, Metode
Turunan Kedua2), Metode Kontinuasi3) dan Metode
Polinomial Least square. Dalam penelitian ini akan
dibuat Metode Polinomial Least Square berbasis
MATLAB untuk memisahkan anomali lokal dan regional
data gravitasi di Kotamadya Bandar Lampung.

32

Gambar 1. Model kontras densitas 2 jenis batuan

UP1 x, y, z G 1 o

dV
V1 r

(1)

Parameter 1-o inilah yang disebut kontras densitas.

2007 FMIPA Universitas Lampung

J. Sains MIPA, April 2007, Vol. 13, No. 1

1.2. Metode Pemisahan Polinomial Least Square


Metode Polinomial Least Square pada dasarnya
merupakan suatu pendekatan matematis untuk
menentukan orde optimum kuadrat terkecil dari
komponen regional, sehingga apabila dikurangkan dari
data anomali medan gravitasi Bouguer yang sudah
berada pada bidang datar akan meminimalkan distorsi
pada komponen lokalnya1).
Syarat solusi kuadrat terkecil adalah

R2 = minimum

(2)

Simbol R menunjukkan komponen residual (lokal) dan


dituliskan dalam bentuk Persamaan (3a) atau (3b)
R = g Z
(3a)
atau
(3b)
Rxi , yi g xi , yi Z xi , yi
dengan g sebagai Anomali Bouguer data gravitasi
yang diamati dan Z adalah permukaan regional.
Permukaan regional
persamaan polinomial
p

direpresentasikan

dengan

Z ( x, y ) ans X n sY s

(4)

n 0 s 0

dengan ans adalah (p+1)(p+2) koefesien kelengkungan


dan p adalah derajat polinomial, sedangkan X dan Y
adalah koordinat.
Gambaran secara visual pemisahan anomali lokal dan
regional dengan metode polinomial (least squares)
adalah seperti diilustrasikan pada Gambar 2. di bawah.
Dari contoh pada Gambar 2. terlihat bahwa orde 2 yang
menghasilkan distorsi paling minimum. Kesamaan
antara estimasi orde kurva pencocokan yang digunakan
dengan orde regional pada Anomali Bouguer Lengkap
menghasilkan korelasi yang baik dan distorsi minimal
dari komponen residual, dan dipertimbangkan sebagai
kriteria untuk penentuan orde terbaik dari pencocokan
komponen regional, yang kemudian dipakai dalam
pemisahan efek lokal dan regional ini.
Orde yang lebih besar menegaskan noise dan error
dalam data pengamatan, yang lebih jauh mendistorsi
residual yang sebenarnya. Sebaliknya orde polinomial
yang lebih rendah memungkinkan adanya bagian
regional yang tergambar pada residual.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mencari orde
polinomial least Square yang paling cocok dan
mendekati komponen regional; (2) Mendapatkan
anomali lokal data garvitasi dengan distiorsi minimum
sehingga ketika diinterpretasi akan didapatkan
gambaran struktur bawah tanah daerah Bandar
Lampung yang akurat.

kontur anomali
orde 1

orde 2

orde 3

Gambar 2. Pendekatan Orde Polinomial untuk Mendapatkan Pendekatan Komponen Regional dengan Distorsi
Minimum

2007 FMIPA Universitas Lampung

33

Nandi Haerudin dan KaryantoAplikasi Metode Polinomial Least Square untuk Memisahkan

MULAI

Pengambilan data di lapangan

Koreksi Lintang

Koreksi Free Air

Koreksi Bouguer

Data Anomali Bouguer Sederhana

Proyeksi Bidang Datar

Pemilihan Orde Least Square


Gambar 3. Diagram alir penelitian
Pemisahan Anomali Residual dan Regional

Anomali Residual

Anomali Regional

SELESAI
Gambar 3. Diagram alir penelitian

2. METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di kotamadya Bandar Lampung
yang merupakan bagian dari Lembar Tanjungkarang5.
Persiapan penelitian ini meliputi studi kepustakaan,

34

kalibrasi alat dan penyususnan konfigurasi komputer


dengan program-program yang akan di gunakan. Alat
yang digunakan adalah Gravitymeter LaCoste &
Romberg model G, Software dan Hardware komputer,
Peta dan GPS (Global Positioning System) tipe
navigasi.

2007 FMIPA Universitas Lampung

J. Sains MIPA, April 2007, Vol. 13, No. 1

Pengambilan data dilakukan di tempat tertentu secara


merata yang diperkirakan akan mewakili daerah
penelitian sebanyak 110 titik. Pada setiap titik, diambil
data percepatan gravitasi, ketinggian dan posisinya.
Percepatan gravitasi diukur dengan gravitymeter,
sedangkan posisi dan ketinggian diukur dengan GPS.
Dari pengukuran di lapangan didapatkan data gravitasi
observasi (gobs).Pada proses pengolahan, data gravitasi
observasi (gobs) direduksi dengan koreksi-koreksi yaitu
koreksi lintang, koreksi free air, dan koreksi bouguer
yang menghasilkan Anomali Bouguer Sederhana (ABS).
Anomali Bouguer sederhana masih mengandung efek

lokal dan regional yang akan mengganggu keakuratan


hasil interpretasi. Untuk itu, anomali ini perlu dipisahkan
antara efek residual (anomali lokal) dengan komponen
regionalnya (anomali regional). Metode pemisahan
menggunakan metode Least Square yang programnya
dibuat berbasis MATLAB6,7).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan pemisahan anomali Lokal dan regional
didapatkan Gambar 4-7 seperti di bawah ini:

8000

7000

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0
0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

Gambar 4. Kontur Anomali Bouguer Sederhana


8000

8000

7000

7000

6000

6000

5000

5000

4000

4000

3000

3000

2000

2000

1000

1000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

(5a) Anomali regional orde 1

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

9000

(5b) Anomali lokal orde 1


Gambar 5. Hasil pemisahan dengan orde 1

8000

8000

7000

7000

6000

6000

5000

5000

4000

4000

3000

3000

2000

2000

1000

1000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

(6a) Anomali regional orde 2

9000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

(6b) anomali lokal orde 2


Gambar 6. Hasil pemisahan dengan orde 2

2007 FMIPA Universitas Lampung

35

Nandi Haerudin dan KaryantoAplikasi Metode Polinomial Least Square untuk Memisahkan

8000

8000
7000

7000
6000

6000
5000

5000
4000

4000
3000

3000
2000

2000
1000

1000
0
0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

0
0

(7.a) anomali regional orde 3

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

(7.b) anomali lokal orde 3

Gambar 7. Hasil pemisahan dengan orde 3


Dari Gambar 5,6,7 terlihat bahwa dengan pemisahan
orde 1 menghasilkan kontur residual dengan 4 klosur
yang dipisahkan garis-garis kontur rapat mengarah
mengarah barat laut tenggara. Garis-garis kontur yang
rapat terdapat juga di bagian kiri daerah penelitian.
Dengan pemisahan orde 2 menghasilkan kontur dengan
garis-garis kontur rapat mengarah timurlaut barat
daya. Dengan pemisahan orde 3 menghasilkan banyak
klosur rumit yang menghiasi daerah penelitian. Pada
proses pemisahan dengan orde 1 dihasilkan ralat 0,2
mgal, kemudian orde 2 dihasilkan ralat 0,15 mgal dan
orde 3 dihasilkan ralat 0,45 mgal. Orde 3 terlihat sangat
didominasi oleh klosur-klosur kecil yang rumit. Hal ini
menegaskan noise dan error yang besar pada data
pengamatan yang lebih jauh mendistorsi residual yang
sebenarnya. Pemilhan orde ini juga melibatkan
keputusan subyektif dari peneliti berdasarkan
pengalaman lapangan dan gambaran geologi daerah
penelitian. Berdasarkan faktor-faktor tadi dipilih orde 2
sebagai orde yang paling tepat untuk memisahkan
anomali residual dan regional. Hal ini dikuatkan dengan
kontur
residual
yang
dihasilkan
masih
menggambarkan/mewakili gambaran kontur anomali
Bouguer sederhana.

3.

DAFTAR PUSTAKA
1.

Blakely, R.J. 1995. Potential Theory in Gravity and


Magnetic Applications, Cambridge University press,
USA.

2.

Rasimeng, S. 2004. Interpretation of Second Order


Vertical Derivative of Magnet Field Data Anomaly
for Determining Position of Geothermal Sources at
Ungaran Volcano, Prosiding PIT HAGI ke-29 hal
159-164, Yogyakarta.

3.

Sarkowi. 1998. Pengukuran Gravitasi dan Analisis


Anomali Bouguer Lengkap Gunung Merapi, Thesis
S2, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

4.

Abdelrahman, E.M., Riad, S., dan Amin, Y. 1985.


On the Least Square Residual Anomaly
Determination, Geophysics. 50 (3): 473-480.

5.

Andi M.S., Amiruddin, T., Suwardi, S. Gafoer dan


Sidarto. 1993. Geologi Lembar Tanjung Karang,
Puslitbang Geologi, Bandung.

6.

Ballina, L.H.R. 1989. Fortran Program for


Automatic Terrain Correction of gravity
Measurement, Computer & Geoscience .16 (2):
237-244

7.

Hanselman, D. and Littlefield, B. 1995. The Student


Edition of MATLAB, Prentice Hall Inc, New Jersey.

4. KESIMPULAN DAN SARAN


1.

2.

36

Pemisahan dengan orde 2 mempunyai ralat


minimum dan masih menggambarkan/mewakili
gambaran anomali Bouguernya, sehingga dipilih
untuk pemisahan anomali lokal reghional data
gravitasi daerah penelitian Kotamadya Bandar
Lampung.
Hasil pemisahan dengan orde 2 menghasilkan
garis-garis kontur yang rapat mengarah timur
laut barat daya.

Disarankan untuk melanjutkan sampai proese


interpretasi dan membandingkannya dengan
interpretasi tanpa menggunakan metode
pemisahan atau dengan yang menggunakan
metode pemisahan lainnya.

2007 FMIPA Universitas Lampung

Vous aimerez peut-être aussi