Vous êtes sur la page 1sur 11

Makalah

Akhlak dan Tasawuf

Disusun Oleh :

Muldan Putra Kurnia Ariyana


Zaenudin Prasetya

(1137010038)
(1137010073)

MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016

Kata Pengantar
Alhamdulillah Puji dan syukur selalu kami panjatkan kepada Allah SWT., yang telah
melimpahkan banyak berkah dan karunianya, sehingga saya bisa menyelesaikan tugas
makalah ini. Tak lupa shalawat serta salam selalu terlimpah curahkan kepada junjungan Nabi
besar kita, Muhammad SAW., kepada keluarganya, sahabatnya, beserta para tabiin-tabiinya.
Makalah ini memenuhi tugas mata kuliah Akhlak dan Tasawuf Semester Tujuh.
Materi-materi diambil dari hasil pembelajaran penulis terhadap referensi-referensi yang
penulis dapatkan, baik berupa buku pembelajaran, internet, dan sumber-sumber lainnya.
Penyusunan makalah ini dibuat semata-mata untuk membagi ilmu yang penulis punya
kepada para pembaca. Meskipun makalah yang dibuat masih jauh dari sempurna, saya
penulis ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah memberikan bantuan dan arahan
dalam membuat makalah ini sehingga bisa terselesaikan tepat pada waktunya. Penulis sadari
bahwa penulis masih perlu pembelajaran lebih dalam mengenai pembuatan makalah ini.
Maka kritik dan saran dari pembaca akan membantu penulis agar bisa membuat makalah
yang lebih baik. Dan penulis harapkan dengan makalah ini bisa membantu pembaca dalam
pembelajaran materi yang berkenaan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Bandung, 18 September 2016

Penulis

DAFTAR ISI

BAB I: PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
BAB II: PEMBAHASAN
1. Pengertian Akhlak
2. Ruang Lingkup Akhlak
3. Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak
BAB III: PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran

Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Secara historis dan teologis, akhlak dapat memadu perjalan hidup manusia
agar selamat di dunia dan akhirat. Tidakkah berlebihan bila misi utama kerasulan
Muhammad SAW. adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Sejarah pun
mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah beliau itu antara lain karena
dukungan akhlaknya yang prima, hingga hal ini dinyatakan oleh Allah dalam AlQuran.
Kepada umat manusia, khususnya yang beriman kepada Allah diminta agar
akhlak dan keluhuran budi Nabi Muhamad SAW. itu dijadikan contoh dalam
kehidupan di berbagai bidang. Mereka yang mematuhi permintaan ini dijamin
keselamatan hidupnya di dunia dan akhirat.
2. Tujuan

Mengetahui Pengertian ilmu akhlak, etika, moral dan susila


Memahami Landasan dan kedudukan Akhlak
Memahami Tujuan dan Manfaat mempelajari akhlak, etika, moral dan susila

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Akhlak
Secara etimologi akhlak berasal dari bahasa arab akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan,
jamanya khuluqun yang berarti perangai (al-sajiyah), adat kebiasaan (aladat), budi
pekerti, tingkah laku atau tabiat (ath-thabiah), perbedaan yang baik (al-maruah), dan
agama (ad-din).
Akhlak adalah suatu istilah agama yang dipakai menilai perbuatan manusia
apakah itu baik, atau buruk. Sedangkan ilmu akhlak adalah suatu ilmu pengetahuan
agama islam yang berguna untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada manusia,
bagaimana cara berbuat kebaikan dan menghindarkan keburukan. Dalam hal ini dapat
dikemukakan contohnya:
1.
Perbuatan baik termasuk akhlak, karena membicarakan nilai atau kriteria
suatu perbuatan.
2.
Perbuatan itu sesuai dengan petunjuk Ilmu Akhlak; ini termasuk
ilmunya, karena membicarakan ilmu yang telah dipelajari oleh manusia untuk
melakukan suatu perbuatan.
Adapun ayat yang menjelaskan tentang akhlak yaitu terdapat dalam (Q.S. alahzab,33:21)
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
Sedangkan pengertian akhlak secara terminologi dapat dilihat dari beberapa pendapat
para ahli :
2.1. Ibnu Maskawaih
Menyebutkan bahwa akhlak yaitu keadaan jiwa yang mendorong atau mengajak
melakukan sesuatu perbuatan tanpa melalui proses berpikir, dan pertimbangan
terlebih dahulu.
2.2. Prof. Dr. Ahmad Amin
Akhlak menurut Prof. Dr. Ahmad Amin yaitu suatu ilmu yang menjelaskan baik dan
buruk, menerangkan yang harus dilakukan, menyatakan tujuan yang harus dituju dan
menunjukkan apa yang harus di perbuat.1
2.3. Didalam buku akhlak dalam berbagai dimensi, akhlak yaitu sifat-sifat

yang berurat berakar dalam diri manusia, serta berdasarkan dorongan dan
pertimbangan sifat tersebut, dapat dikatakan bahwa perbuatan tersebut baik atau
buruknya dalam pandangan manusia.
Dari definisi berbagai pendapat di atas, dapat kita simpulkan bahwa akhlak adalah
keadaan jiwa yang mendorong melakukan suatu perbuatan secara spontan tanpa
pertimbangan dan proses berfikir terlebih dahulu dan tanpa ada unsur paksaan.
Dorongan jiwa yang melahirkan perbuatan manusia pada dasarnya bersumber dari
kekuatan batin yang dimiliki oleh setiap manusia, yaitu :
1)
Tabiat(pembawaan); yaitu suatu dorongan jiwa yang tidak dipengaruhi oleh
lingkungan manusia, tetapi disebabkan oleh naluri(gharizah) dan factor warisan sifatsifat dari orang tuanya atau nenek moyangnya.
2)
Akal pikiran; yaitu dorongan jiwa yang dipengaruhi oleh lingkungan manusia
setelah melihat sesuatu, mendengarkanya, merasakan serta merabanya. Alat kejiwan
ini hanya dapat menilai sesuatu yang lahir (yang nyata)
3)
Hati nurani; yaitu dorongan jiwa yang hanya berpengaruh oleh alat kejiwaan
yang dapat menilai hal-hal yang sifatnya absrak (yang batin) karena dorongan ini
mendapatkan keterangan(ilham) dari allah swt.
Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
.

"Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah Rabb
semesta alam tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah aku diperintahkan dan aku
bagian dari orang Islam, Ya Allah berilah aku amalan yang terbaik dan akhlak yang
paling mulia, tiada yang bisa memberi yang terbaik selain Engkau, dan lindungilah
aku dari amalan dan akhlak yang buruk, tidak ada yang bisa melindungiku dari hal
yang buruk selain Engkau". [Sunan An-Nasa'i: Sahih]
Hadist tersebut menjelaskan betapa pentingnya akhlak mulia itu, terutama untuk umat
islam saat ini. Akhlak mulia merupakan cermin seorang muslim, mencerminkan
kesucian hati dan fikirannya, sedangkan akhlak buruk mencerminkaan seseorang yang
telah gelap hatinya sehingga ia tidak bisa menentukan mana yang baik dan buruk
baginya karena keburukan itu telah mendarah daging dalam dirinya.
Beberapa ciri-ciri khusus dari akhlak yaitu:
a.
Akhlak mempunyai suatu sifat yang teranam kuat di dalam jiwa atau lubuk hati
seseorang yang menjadi kepribadiannya dan itu akan membuat berbeda dengan orang
lain.

b.
Akhlak mengandung perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, dalam
keadaan bagaimana pun juga. Dengan kata lain akhlak merupakan adat kebiasaan
yang selalu dilakukan oleh seseorang.
c.
Akhlak mengandung perbuatan yang dilakukan karena kesadaran sendiri, bukan
karena di paksa, atau mendapatkan tekanan dan intimidasi dari orang lain.
d.
Akhlak merupakan manifestasi dari perbuatan yang tulus ikhlas, tidak di buatbuat.
Selain dari kata akhlak, ada beberapa kata yang sama dengan kata akhlak yaitu:
1.

Etika
Kata etika berasal dari yunani yaitu ethos yang berarti adat kebiasaan. Tetapi
didalam kamus bahasa indonesia, etika diartikan sebagai ilmu pengetahuan
tentang asas-asas akhlak(moral). Etika berbicara tentang kebiasaan (perbuatan)
tetapi bukan menurut arti tata adat. Oleh karena itu, etika landasannya adalah
sifat dasar manusia. Tetapi etika menurut filsafat yaitu menyelidiki mana yang
baik, dan mana yang buruk menurut perbuatan manusia.

2.

Moral.
Berasal dari bahasa latin, mos yaitu prinsip-prinsip tingkah laku manusia yang
sejalan dengan adat kebiasaan. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan
kelakuan. Meskipun etika dan moral mempunyai kesamaan pengertian dalam
percakapan sehari-hari, namun dari sisi lain mempunyai unsur perbedaan,
misalnya :
a.
Istilah etika digunakan untuk mengkaji system nilai yang ada. Karena itu,
etika merupakan suatu ilmu.
b.
Istilah moral digunakan utnuk memberikan criteria perbuatan yang sedang
dinilai. Karena itu, moral bukan suatu ilmu tetapi merupakan suatu perbuatan
manusia.

3.

Kesusilaan dan Kesopanan

Kesusilaan berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata su yang berarti
lebih baik, dan kata sila berarti prinsip atau aturan hidup. Jadi kesusilaan adalah
dasar-dasar aturan hidup yang lebih baik.
Sedangkan kesopanan berasal dari bahasa Indonesia yang berasal dari kata sopan
yang artinya tenang, beradab, baik dan halus (perkataan ataupun perbuatan)
Istilah Etika dan ilmu Aklak adalah sama pengertianya sebagai suatu ilmu yang dapat
dijadikan pedoman bagi manusia untuk melakukan perbuatan yang baik. Sedangkan

istilah moral, kesusilaan, kesopanan, dan akhlaq sama pengertianya sebagai suatu
norma untuk menyatakan perbuatan manusia. Jadi istilah ini bukan suatu ilmu tetapi
merupakan suatu perbuatan manusia.
Istilah etika dan ilmu akhlaq dinyatakan sama bila ditinjau dari fungsinya. Tetapi bila
ditinjau dari segi sumber pokoknya maka tentu keduanya berbeda. Dimana etika
bersumber dari filsafat yunani, tetapi ilmu akhlak sumber pokoknya adalah al-quran
dan hadits dan sumber pengembangannya adalah filsafat.
Istilah akhlaq dengan moral, kesusilaan dan kesopanan,dapat dilihat perbedaanya bila
dipandang dari objeknya di mana akhlaq menitikberatkan perbuatan terhadap tuhan
dan sesama manusia, sedangkan moral, kesusilan dan kesopanan hanya
menitikberatkan perbuatan terhadap sesama manusia saja. Maka istilah akhlaq
sifatnya teosentris meskipun akhlaq itu ada yang tertuju kepada manusia dan maklukmakluk lain,namun tujua utamanya hanya karena Allah swt semata. Tetapi kesusilaan
dan kesopanan semata-mata sasaran dan tujuanya untuk manusia saja karena itu
istilah tersebut bersifat antroposentris (kemanusian saja).
2. Ruang Lingkup Akhlak
Ruang lingkup ilmu akhlak adalah pembahasan tentang perbuatan-perbuatan manusia,
kemudian menetapkannya apakah perbuatan itu tergolong baik atau tergolong buruk.
Ilmu Akhlak dapat pula disebut sebagai ilmu yang berisi pembahasan dalam upaya
mengenal tingkah laku manusia, obyek pembahasan ilmu akhlak berkaitan dengan
norma atau penilaian terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Jika
kita katakan baik atau buruk, maka ukuran yang harus digunakan adalah ukuran
normative.
Pokok-pokok masalah yang dibahas dalam ilmu akhlak pada intinya adalah perbuatan
manusia yang baik maupun yang buruk sebagai individu maupun sosial. Tapi sebagian
orang juga menyebutkan ilmu akhlak adalah tingkah laku manusia, namun perlu
ditegaskan bahwa yang dijadikan obyek kajian ilmu akhlak adalah perbuatan yang
dilakukan atas kehendak dan kemauan, sebenarnya mendarah daging dan telah
dilakukan secara continue atau terus menerus sehingga mentradisi dalam
kehidupannya.
Banyak contoh perbuatan yang termasuk perbuatan akhlak dan begitu juga
sebaliknya. Seseorang yang membangun mesjid, gedung sekolah, rumah sakit, jalan
raya, dan pos keamanan termasuk perbuatan akhlak yang baik karena itu berdasarkan
kemauan manusia itu sendiri yang telah dipersiapakan sebelumnya. Tetapi jika
seseorang yang memicingkan mata dengan tiba-tiba pada waktu benda berpindah dari
gelap ke terang, atau menarik tangan pada waktu tersengat api atau binatang buas,
bernapas, hati yang berubah rubah, orang yang menjadi ibu-bapak kita, tempat tinggal
kita, kebangsaan kita,warna kulit kita, dan tumpah darah kita itu tidak termasuk
perbuatan akhlak karena semua itu diluar perencanaan, kehendak atau pilihan kita.

Jadi sekarang kita bisa memahami yang dimaksud ilmu akhlak adalah ilmu yang
mengkaji suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia yang dalam keadaan sadar,
kemauan sendiri, tidak terpaksa, dan sungguh-sungguh atau sebenarnya bukan
perbuatan yang pura-pura. Perbuatan-perbuatan demikian selanjutnya diberi nilai baik
atau buruk.
3. Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak
Tujuan mempelajari ilmu akhlak dan permasalahannya menyebabkan kita dapat
menetapkan sebagian perbuatan lainnya sebagai yang baik dan sebagian perbuatan
lainnya sebagai yang buruk. Bersikap adil termasuk baik, sedangkan berbuat zalim
termasuk perbuatan buruk, membayar utang kepada pemilik nya termasuk perbuatan
baik, sedangkan mengingkari utang termasuk perbuatan buruk.
Mustafa Zahri mengatakan bahwa tujuan perbaikan akhlak itu ialah untuk
membersihkan kalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah sehinggahati
menjadi suci bersih bagaikan cermin yang dapat menerima Nur cahaya Tuhan.
Keterangan tersebut memberikan panduan kepada manusia agar mampu menilai dan
menentukan suatu perbuatan untuk selanjutnya menetapkan bahwa perbuatan tersebut
termasuk perbuatan baik atau buruk
Selanjutnya ilmu akhlak juga menentukan kriteria perbuatan yang baik dan yang
buruk, serta perbuatan apa saja yang termasuk perbuatan baik, dan perbuatan yang
buruk itu, dan selanjutnya ia akan banyak mengetahui perbuatan baik dan perbuatan
yang buruk. Selain itu ilmu akhlak berguna secara efektif dalam upaya membersihkan
diri manusia dalam perbuatan dosa dan maksiat.
Jika tujuan ilmu akhlak tersebut tercapai, maka manusia akan memiliki kebersihan
batin yang yang pada gilirannya melahirkan perbuatan terpuji. Dengan perbuatan
terpuji ini, akan lahirlah keadaan masyarakat yang damai, sejahtera, harmoni lahir dan
batin, yang memungkinkan ia dapat beraktifitas guna mencapai kebahagiaan hidup
didunia dan juga di akhirat.

BAB III
PENUTUP

A.

Kesimpulan
Akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong melakukan suatu perbuatan
secara spontan tanpa pertimbangan dan proses berfikir terlebih dahulu dan tanpa ada
unsur paksaan. ilmu akhlak adalah suatu ilmu pengetahuan agama islam yang
berguna untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada manusia, bagaimana cara
berbuat kebaikan dan menghindarkan keburukan Akhlak pun memiliki kaitan erat
dengan etika, moral, kesusilaan dan kesopanan.
Pembahasan mengenai ruang lingkup ilmu akhlak adalah tentang perbuatanperbuatan manusia yang mendorong kepada baik atau buruknya. . ilmu akhlak
bukanlah tingkah laku manusia melainkan perbuatan yang dilakukan atas kemauan
manusia itu sendiri yang selalu dilakukannya dan kemudian mendarah daging dalam
diri manusia itu sendiri.

B.

Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang
budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.

DAFTAR PUTAKA

Mahjudin. 2009. Akhlak Tasawuf I. Jakarta : Kalam Mulia.


Nata, Abuddin. 2009. Akhlak Tasawuf. Jakarta : Rajawali Pers. Tiswarni. 2007. Akhlak
Tasawuf. Jakarta : Bina Pratama
Zahri, Mustafa. 1995. Kunci Memahami Ilmu Tasawuf. Surabaya: Bina Ilmu.
Departemen Agama.1987. Alquran dan Terjemahannya. Jakarta : Serajaya Santra
Anwar, Rosihon. 2010. Akhlak Tasawuf. Bandung : Pustaka Setia

Vous aimerez peut-être aussi