Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
selama
tiga
tahun
misi
Yesus,
tantangan terhadap
berpisah.
Pengaruh Reformasi menyebar ke seluruh Eropa. Pembaharu yang
lain, John Calvin, memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma
tahun 1533. Pandangannya hampir sama dengan Luther, namun
dia yakin akan adanya karunia tertentu untuk kelompok
tertentu. Pengikut Calvin menyebar di
Jerman,
Negeri
Belanda,
Skotlandia,
Swiss,
Amerika Utara dan cukup
berpengaruh di Inggris.
Inggris juga mengikuti anjuran para pembaharu namun dengan
motif yang agak berbeda. Tahun 1521 Raja Henry VIII telah
mengeluarkan suatu traktat yang menyerang Luther
yang
menyebabkan dia mendapat titel 'Pembela Iman" dari Paus.
Akan tetapi Raja Henry VIII sangat ingin menikahi putri Anne
Boleyn
namun
sebelum
bisa menikahi Anne, dia harus
menceraikan Catherine of Aragon. Sayangnya Paus
tidak
merestui
perceraian
itu
(Roma
dipengaruhi
oleh
saudara-saudara Catherine yang ada di Spanyol, negeri asal
Catherine) dan Henry terpaksa mengabaikan kekuasaan Paus
pada tahun 1534. Lalu dia menyatakan dirinya sebagai kepala
Gereja Inggris, dan dapat membatalkan perkawinannya dengan
Catherine. Ajaran "Tiga puluh
sembilan
pasal,"
yang
menyangkut hal-hal yang kontroversial serta mengungkapkan
bagaimana kedudukan
Gereja
Inggris
mengenai
masalah
perceraian
tersebut,
dikeluarkan
tahun
1571
selama
pemerintahan Ratu Elizabeth I, anak perempuan Henry. Gereja
Inggris mengakui kerajaan sebagai kepala gereja, bukan Paus,
juga menolak transubstantiation, meniadakan biara serta
menggantikan
bahasa Latin dengan bahasa Inggris untuk
dipakai di Gereja.
Tetapi reaksi terhadap Roma masih belum mencapai bentuknya
yang paling ekstrim. Dalam abad ketujuh belas, George Fox,
dari Leicestershire (Inggris), mulai menyebarkan ajaran
bahwa manusia dapat berhubungan dengan Tuhan tanpa melakukan
suatu 'hiasan' (upacara) ritualis yang ditetapkan oleh
gereja-gereja Katolik, dan bahwa gereja-gereja yang telah
diperbaharui belum cukup jauh melangkah dalam penolakan
mereka terhadap upacara dan hierarki gerejawi. Seorang
kristen, menurut George Fox tidak membutuhkan imam atau
pendeta/pastor, dan juga tidak membutuhkan bait suci. Tidak
ada gunanya ketujuh
sakramen
Gereja
Katolik;
tidak
dibutuhkan
suatu
sakramen
apa
pun. Fox lalu mulai
menyebarkan ajarannya dan melakukan berbagai perjalanan ke
daerah-daerah
pedalaman. Pada umumnya, saat berdirinya
gerakan Fox ini dianggap terjadi pada tahun 1652, yakni saat
terjadinya kebaktiannya yang sangat berhasil untuk pertama
kalinya. Pengikutnya disebut "Quakers," atau "Perkumpulan
Sahabat-sahabat."
Sampai
sekarang
juga
mereka tidak
mempunyai bait suci kecuali rumah-rumah kebaktian, dan dalam
kebaktian mereka tidak ada liturgy, tetapi sebaliknya,
setiap orang dapat berbicara bila mereka merasa bahwa mereka
mempunyai sesuatu yang bermanfaat untuk diutarakan, tanpa
memperhatikan atau mempedulikan berapa usia
yang
mau
berbicara tersebut dan apa kedudukannya dalam masyarakat.
dalam Reformasi
yang
memunculkan
gereja-gereja
yang
diperbaharui yang memisahkan diri dari iman Katolik. Di
Inggris, Bala Keselamatan berkembang sebagai suatu kekuatan
besar, bukan saja karena ketaatan beragamanya, tetapi juga
karena
reformasi
dan
bantuan
sosialnya.
Di
bawah
kepemimpinan William Booth (1829-1912), Bala Keselamatan
tersebut memisahkan diri dari gereja Metodis dalam tahun
1865 dan membentuk sendiri suatu organisasi yang bergaya
militer karena kelompok tersebut menganggap dirinya sebagai
laskar perang Tuhan dan memerangi ketidakadilan sosial.
Dibandingkan dengan kebanyakan sekte Gereja, mereka sangat
sedikit memperhatikan sakramen, walaupun mereka menerima
bahwa beberapa orang Kristen mungkin melihat sakramen itu
merupakan pertolongan dan bantuan.
Di
Amerika juga terjadi suatu gejolak keagamaan yang
demikian. Pada tahun 1830, Mormon, atau Gereja Yesus Kristus
dari Orang-orang Suci Hari Terakhir, dibentuk oleh Joseph
Smith (1805-1844) yang mengklaim telah mengalami suatu wahyu
Tuhan, menemukan tablet-tablet emas yang tertulis dalam Buku
Mormon, yakni yang merupakan kitab suci penganut Mormon.
Pada
mulanya
ajaran
Mormon
ini
terlarang
karena
pandangan-pandangan mereka yang menyimpang dari
ajaran
Kristen dan praktek poligami mereka, tetapi Mormon ini
merayap ke seluruh Amerika dan akhirnya menetap di Salt Lake
City, tempat markas mereka terletak hingga kini.
Aliran spiritual mulai ada tahun 1848 ketika dua orang
perempuan, yakni saudara perempuan Fox yang berumur dua
belas dan lima belas tahun, menyebabkan suatu kegemparan di
antara, penduduk kota mereka, Arcadia, New York State,
dengan mengklaim bahwa mereka telah dapat berkomunikasi
dengan roh-roh. Walaupun
ada
yang
menyatakan
bahwa
suara-suara gaduh tersebut adalah suara gabungan dari suara
kedua anak perempuan tersebut, tetapi mereka (penduduk kota
tersebut)
berkumpul sedemikian banyak mendukung supaya
Gereja Spiritual didirikan. Penganut aliran Spiritual yakin,
selain
pada
pandangan-pandangan Kristen biasa, bahwa,
melalui mereka, nasihat dan tuntunan dapat diperoleh.
Advent Hari Ketujuh juga mulai ada di Amerika,
yang
membangun reputasinya dalam tahun 1860, dan setelah itu
sekte ini cepat menyebar ke seluruh dunia. Berbeda dengan
sekte-sekte Kristen lainnya, mereka membuat hari ketujuh
sebagai Sabat (yaitu, mereka menjalankannya seperti yang
dilakukan oleh orang Yahudi, dimulai dari saat matahari
terbenam pada hari Jumat sampai matahari terbenam hari
Sabtu). Sama seperti Gereja Baptis, mereka hanya membaptis
orang-orang dewasa, dan juga membuat pembatasan-pembatasan
mengenai apa yang dapat dimakan dan diminum oleh jemaatnya.
Misalnya, mereka tidak boleh minum alkohol dan memakan
makanan kerang-kerangan.
Sebelum mengakhiri ulasan ini, tiga kelompok Kristen lainnya
harus disebut yakni: Christian Science, Saksi Jehova, dan
gerakan Pantekosta.
KONTROVERSI TRINITAS
1. Latar Belakang
Kontroversi Trinitas, yang menimbulkan
pertentangan pendapat
antara Arius dan Athanasius berakar pada
masa lampau.
Seperti diketahui bahwa para Bapak Gereja
dulu, tidak
mempunyai konsepsi yang jelas tentang
Trinitas. Sebagian di
antara mereka membenarkan Logos sebagai "akal
nonmanusiawi"
(impersonal
reason), yang menjadi
manusiawi pada saat
penciptaan, sementara yang lain memandang
Dia
sebagai
manusia yang ko-eternal dengan Bapak yang
memiliki sifat
esensi kekekalan, dan sebagian lagi
memandangnya sebagai
suruhan (subordination) atau kedudukannya di
bawah Bapak Roh
Kudus tidak mendapat tempat penting dalam
pembicaraan
mereka.
Mereka membicarakan Dia (Yesus
Kristus) dalam
kaitannya dengan pekerjaan penebusan jiwa dan
hidup manusia.
Sebagian orang memandang Dia sebagai "yang
tunduk" bukan
hanya kepada Bapak tetapi juga kepada
Anak. Tertullian
adalah
orang
pertama yang secara
gamblang menyatakan
tri-personalitas Tuhan serta mempertahankan
pendapat tentang
keesaan substansial ketiga person tersebut.
Namun dia belum
mampu menerangkan dengan jelas tentang doktrin
Trinitas.
Sementara itu muncullah aliran Monarkianisme
yang menekankan
keesaan Tuhan dan sifat ketuhanan Kristus,
yang meliputi
penyangkalan Trinitas (jadi Trinitas tidak
diartikan seperti
yang terkandung dalam arti kata tersebut).
Tertullian dan
Hippolytus memperjuangkan pandanganpandangan mereka
di
Barat sementara Origen menentangnya habishabisan di Timur.
Mereka membela kedudukan kaum
trinitarian
sebagaimana
diperlihatkan dalam keyakinan rasul (Kisah
Rasul). Walaupun
demikian, pandangan Origen tentang Trinitas
tidak seluruhnya
memuaskan. Dia berkeyakinan kuat bahwa
baik Bapak maupun
anak merupakan hipostases abadi (kekal)
atau
personal
subsistence di dalam Tuhan. Sementara dia
adalah orang
pertama yang menerangkan hubungan Bapak dengan
anak dengan
menggunakan ide eternaI generation, dia
menganggap hal ini
meliputi subordinasi orang kedua (second
person) terhadap
orang pertama (first person) dalam kaitannya
dengan esensi.
Bapak berkomunikasi dengan anak dan anak
adalah sebagai
spesies sekunder kekekalan, yang dinamakan
Theos, tetapi
bukan Ho Theos. Bahkan anak kadang-kadang
dipanggil sebagai
Theos Deuteros. Ini merupakan cacat paling
radikal dalam
doktrin Origen tentang Trinitas dan memberikan
batu loncatan
bagi Arius. Cacat lain yang terdapat
dalam pendapatnya
bahwa, penciptaan anak bukanlah perbuatan
perlu (necessary
act) dari Bapak tetapi bersumber pada
kehendak-Nya yang
berdaulat. Akan tetapi dia tidak melontarkan
ide suksesi
temporal. Dalam doktrinnya tentang Roh
Kudus dia masih
mengesampingkan representasi Kitab Injil. Dia
bukan nanya
menempatkan Roh Kudus sebagai "bawahan"
terhadap anak,
tetapi dia juga mengartikannya sebagai ciptaan
anak. Bahkan
salah satu pernyataannya berimplikasi
bahwa Dia hanyalah
sebagai suata ciptaan belaka.
2. Hakikat Kontroversi
a. Arius dan Arianisme
Perselisihan pendapat terbesar di kalangan
pemikir Trinitas
adalah
kontroversi
pandangan
Arius,
karena
pandangan-pandangan "anti-trinitas" yang
dilontarkan Arius,
seorang
presbyter Alexandrux yang daya
debatnya besar
walaupun jiwanya atau imannya diragukan. Ide
dominan Arius
adalah asas monoteistis aliran Monarkianisme
bahwa hanya ada
satu Tuhan (tidak mempunyai anak). Ada yang
tidak mempunyai
asal usul, tanpa keberadaan sebelumnya.
Dia membedakan
antara Logos yang tetap ada di dalam Tuhan,
yang merupakan
kekuatan yang kekal dengan Anak atau
Logos yang pada
akhirnya berinkarnasi. Anak atau
Logos
terakhir
ini
diciptakan oleh Bapak yang dalam pandangan
Arius berarti
bahwa dia diciptakan. Dia diciptakan sebelum
alam semesta
ini diciptakan, dan dengan alasan ini
berarti dia bukanlah
esensi yang kekal. Dia hanyalah yang terbesar
dan pertama di
antara ciptaan-ciptaan lainnya dan melalui
dialah alam
semesta ini diciptakan. Karena itu dia dapat
diganti, tetapi
dia dipilih Tuhan demi keselamatan umat
manusia, dan dia
Pengikut Arius
berpendapat bahwa anak tidak sama
substansinya dengan Bapak
sementara
Athanasius
berpendapat
anak
adalah
homoousios dengan Bapak.
bahwa
tidak
"Satu Athanasius
melawan dunia." Lima kali hamba Tuhan ini
mendapat hukuman
pengasingan serta mendapat perlakuanperlakuan buruk, serta
dikucilkan dari gereja.
Tantangan terhadap Pernyataan Nicaea (Nicene
Creed) berasal
dari beberapa pihak yang berbeda. Ujar
Cunningham: "Para
pengikut Arius yang lebih ekstrim
mengatakan bahwa anak
adalah
heteroousios,
substansinya
tidak
sama dengan
substansi Bapak; yang lain menyatakan bahwa
anak adalah
anomoios, tidak seperti Bapak, dan
sebagian lagi, yang
biasanya dinamakan semi-arianisme
menyatakan bahwa: dia
adalah homoiousios, artinya substansinya
mirip substansi
Bapak; tetapi mereka semuanya menolak
fraseologi Nicaea
karena mereka menentang doktrin Nicaea
tentang ketuhanan
anak dan mereka melihat serta berkeyakinan
bahwa fraseologi
tersebut
secara akurat dan tegas
menyatakan hal itu,
walaupun mereka kadang-kadang menambahnambahkan keberatan
lain
terhadap
pemakaian
fraseologi
tersebut
(lihat
Historical Theology I halaman 290). Aliran
semi-arianisme
mendapat pengikut di daerah Timur wilayah
Gereja. Akan
tetapi, daerah Barat mempunyai pandangan
yang
berbeda
tentang masalah tersebut, dan mereka
setia kepada Dewan
Nicaea. Hal ini terutama dapat kita lihat
dari kenyataan
bahwa sementara Gereja Timur didominasi
oleh pandangan
Origen bahwa anak lebih rendah daripada Bapak,
Gereja Barat
sebagian besar dipengaruhi oleh pandangan
Tertullian serta
mengembangkan suatu jenis teologi yang lebih
serasi dengan
pandangan-pandangan yarg diperjuangkan oleh
Athanasius. Akan
tetapi, di samping itu persaingan atau
rivalitas antara Roma
kelahiran anak
sebagai perbuatan kehendak Bapak. Hal ini,
sudah tentu tidak
memuaskan pihak Barat. Sinode-sinode dan
Dewan-dewan lain
mengikut, di mana pengikut Eusebius mencari
pengakuan Barat
akan deposisi Athanasius, dan membentuk
mazhab-mazhab lain
sebagai perantara. Tetapi, semua usaha ini
sia-sia sampai
naiknya
Constantius sebagai kaisar
tunggal dan dengan
berbagai taktik cerdik dalam menarik para
bishop Barat ke
garis Eusebius pada Sinode di Arles dan Milan
(355).
c. Pembalikan pasang
Sekali lagi terbukti bahwa kemenangan
adalah hal yang
berbahaya jika landasan kemenangan itu
adalah keburukan.
Ternyata hal serupa merupakan sinyal atau
pertanda bagi
kekacauan pihak anti-Nicene (penentang
doktrin Nicaea).
Unsur-unsur heterogen yang membentuk pihak
ini, dipersatukan
oleh sikap menentang mereka terhadap pihak
Nicene (Nicaea).
Tetapi, segera setelah tekanan-tekanan
dari luar mereda,
kelemahannya; yakni tidak adanya kesatuan
intern menjadi
semakin nyata dan menonjol. Penganut paham
Arianisme dan
semi-arianisme mulai berselisih, sementara
kelompok terakhir
ini sendiri tidak mampu bersatu. Pada Dewan
Sirmium (357)
ada
usaha
untuk
mempersatukan
semua
pihak
dengan
mengesampingkan masalah-masalah penggunaan
istilah-istilah
tertentu seperti ousia, homoousios, dan
homoiousios, dengan
menyatakannya sebagai di luar jangkauan
pengetahuan manusia.
Tetapi perpecahan sudah terlanjur terjadi.
Para penganut
Arianisme sejati mulai memperlihatkan
belangnya, dan mereka
memaksa penganut semi-arianisme yang paling
konservatif ke
dalam kamp Nicene.
KONTROVERSI KRISTOLOGIS
Gereja
melakukan
penelitian mengenai konsepsi tentang
Kristus, yang dipertimbangkan terhadap hal-hal berikut:
(a) Kebenaran tentang kematian Kristus;
(b) Kebenaran mengenai kemanusiaan Kristus;
(c) Gabungan dan kematian dan kemanusiaan dalam
satu person, dan
(d) Perbedaan nyata dari kematian dan kemanusiaan
dalam satu person.
Jelas bahwa sepanjang requirement ini tidak dipenuhi atau
hanya sebagian dipenuhi maka konsepsi mengenai Kristus akan
menjadi
tidak
sempurna
(defective).
Seluruh
bid'ah
Kristologis yang timbul dalam Gereja terdahulu berasal dari
kegagalan untuk menggabungkan seluruh elemen-elemen ini
dalam doctrinal statement mengenai kebenaran. Ada beberapa
orang yang menyangkal secara keseluruhan atau sebagian
mengenai kebenaran kematian Kristus, dan ada yang membantah
secara keseluruhan atau sebagian mengenai kebenaran dari
kemanusiaan Kristus. Beberapa orang menekankan keesaan dari
person dengan mengorbankan dua nature lainnya, dan yang
lainnya menekankan perbedaan karakter dari dua nature dalam
Kristus dengan mengorbankan keesaan dari person.
1. Kontroversi Tahap Pertama
a. Latar Belakang
Kontroversi ini juga mempunyai akar-akar di masa lalu.
Monarki-monarki Ebionites, Alogi, dan Dynamic membantah
kematian Kristus, dan monarki Docetae, Gnostics
serta
Modalests menolak kemanusiaan Kristus. Secara sederhana
mereka menolak salah satu bentuk problem. Sedangkan yang
lainnya, yang kurang radikal, membantah baik kematian maupun
kemanusiaan yang sempurna dari
Kristus.
Bangsa
Aria
membantah bahwa Son-Logos , yang berinkarnasi dalam diri
Kristus, memiliki
Ketuhanan
yang
mutlak.
Sebaliknya
Apollinaries, yang merupakan seorang Bishop dari Laodicea
(390 dc), membantah kebenaran kemanusiaan
dari
Yesus
Kristus. Dia (Apollinaries) membuat konsep mengenai man
(manusia) yang terdiri atas raga, jiwa dan roh,
dan
merupakan solusi masalah mengenai dua nature dalam Kristus
menurut teori yang ditempatkan Logos pada human pneuma
(spirit).
Menurut
pendapatnya
lebih
mudah
untuk
mempertahankan keesaan dari person of Christ, jika Logos
diakui sebagai orang yang lebih banyak menempatkan prinsip
rasional dalam man. Terhadap Arius dia
mempertahankan
kebenaran dari ketuhanan Kristus, dan mempertahankan atau
memperkokoh
ketidakberdosaan
Kristus
dengan
jalan
mensubstitusi Logos pada human pneuma yang dianggapnya
sebagai tempat dosa. Menurut pendapatnya suatu human nature
yang lengkap secara alamiah haruslah sinfulness (penuh
dengan dosa). Lagi pula, dia berusaha
untuk
membuat
inkarnasi yang dapat dipikirkan dengan jalan mengasumsikan
suatu kecenderungan eternal pada kemanusiaan dalam Logos
himself
sebagai
archetypal
man.
Tetapi solusi dari
Apollinares ini tidak memuaskan, oleh karena sebagaimana
tetapi hanya dalam one and the same Son, yang hanya
dilahirkan, God the Word, the Lord Yesus Christ sebagai
rasul telah diberitakan dari sejak mula, dan Lord Yesus
Christ Himself memikirkan manusia dan Creed of Holy Fathers
telah menurunkan dia untuk kita!"
Implikasi-implikasi yang paling penting dalam statement
adalah sebagai berikut:
ini
pandangan
sebaliknya, katakanlah bahwa pandangan tersebut
menganggap human nature dari Kristus tidak konsubstansial
dengan human nature kita tetapi merupakan human nature yang
diberkati dengan nama tuhan, dan oleh karena itu merupakan
human nature yang tidak berdosa, imperishable dan tidak
dapat disuap.
Yang paling gigih mempertahankan Teologi Chalcedon adalah
Leontius of Bizantium. Dia menambahkan suatu unsur ke dalam
konstruksi dogmatis dari doktrin Kristus, hal ini lebih
banyak dilakukan oleh John of Damascus. Point-point dari hal
tersebut adalah penolakan atas Nestorianism akan menimbulkan
ide mengenai adanya impersonal independent dalam human
nature dari Kristus. Hal tersebut dilaksanakan
dengan
menggunakan bentuk-bentuk Anuposthasis dan Anupostesia. Oleh
karena itu Leontias menegaskan bahwa human nature dari
Kristus
adalah
Enupostasia,
bukan
impersonal tetapi
inpersonal, memiliki substansi personalnya dalam Person of
the Son of God dari inkarnasi yang singkat.
Pada
tahun
553 kaisar Justinianus memanggil oikumene
(konsultannya) ke V di Konstantinopel, yang
merupakan
monophisites dalam pengucilannya dalam tulisan Theodore,
tetapi tidak disukai karena dikutuk oleh penganggap bahwa
konsul Kaledonia melakukan hal yang sangat salah dengan
pengucilan tersebut.
b. Asas tunggal yang bertentangan
Di dalam asas tunggal selalu ada pertentangan-pertentangan,
pada lembaga-lembaga tersebut terdapat tanda yang menjadikan
di sekitar itu adanya suatu percakapan atau diskusi yang
tidak harmonis. Setiap pertanyaan yang penting tidak dapat
dijawab, bukan saja mengenai alam tetapi juga masalah
pembangkitan di dalam Kristen, masalah ini yang harus
dipecahkan di setiap pertanyaan yang seringkali disampaikan
oleh seseorang dan sering pula yang disampaikannya itu
tentang alam.
Dalam hubungan ini atau keadaan yang semacam ini sangat
penting pertanyaan tersebut selalu dilontarkan sekalipun
yang sudah lampau apalagi yang baru terjadi, hal ini adalah
suatu pertanyaan yang wajar meskipun di sana terdapat dua
Kristen (KP-KK), apabila kita yang mengatakan hal semacam
itu berarti sama saja dengan merampas hak mereka (jemaat
Kristen) yang betul-betul sudah ada dalam asasi itu, lagi
akan mempengaruhi dan merindukan terhadap alam tersebut.
Itulah salah satu hal kemanusiaan Kristen yang
telah
menjadikan suatu inkarnasi pada Tuhan.
c. Bentuk doktrin yang dicetuskan oleh John of Damascus
John Damascus adalah seorang ahli agama dari gereja Yunani
dan dia mencapai puncaknya dalam perkembangan sesuatu agama
yang terpenting untuk dibuat
sebagaimana
yang
telah
dilakukan dari doktrin pribadi Kristen. Menurut dia bahwa
logos itu adalah salah satu pemasukan dari kemanusiaan alam
77.760 views
Yahudi Terbelah
Umat Yahudi terbagi atas tiga golongan. Pertama, orang Yahudi yang meyakini kebenaran misi Yesus dan
kemudian menjadi pengikut Yesus. Mereka ini disebut sebagai Nasrani dan di antara mereka ada muridmurid yang setia yang disebut dalam Alquran sebagai Hawariyyun (QS As-Shaff : 14). Dalam tulisantulisan ahli sejarah, golongan ini disebut sebagai Yudeo-Christianity/Yahudi-Kristen.
Kedua, orang Yahudi yang memusuhi Yesus dan pengikutnya. Mereka ini pengikut rabi-rabi Yahudi.
Merekalah yang ketika Pilatus memberikan pilihan antara Yesus dan Barabas, maka mereka lebih
memilih Barabas untuk dibebaskan ketimbang Yesus.
Matius 27:21-22
Wali negeri menjawab dan berkata kepada mereka: "Siapa di antara kedua orang itu yang kamu
kehendaki kubebaskan bagimu?" Kata mereka: "Barabas." Kata Pilatus kepada mereka: "Jika begitu,
apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?" Mereka semua berseru: "Ia harus
disalibkan!"
Ketiga, orang yang bukan bangsa Israel dan mereka juga tidak menganut agama Yahudi. Mereka ini
disebut dengan Goy-yim/Gentile. Umumnya kaum ini berasal dari Romawi dan daerah lain. Mereka
memuja berhala atau banyak tuhan sehingga disebut kaum pagan.
Dalam perkembangannya muncul seorang bernama Paulus. Dialah yang mengubah keyakinan yang
dibawa Yesus dengan wajah baru yang sama sekali berbeda dengan keyakinan aslinya. Ironis-nya
keyakinan inilah yang diikuti hingga detik ini oleh umat Kristen sedunia.
Nama aslinya adalah Saul, lahir di Tarsus (Turki) kira-kira 2 tahun sebelum Masehi. Karena Yesus lahir
kira-kira tahun 6 SM, maka Paulus kira-kira berusia 8 tahun lebih muda daripada Yesus. Ayah Paulus
berasal dari Suku Benyamin salah satu suku dari 12 suku Bani Israel. Saat itu di kota Tarsus terdapat
sebuah perguruan Yunani, sejum-lah kuil dewa-dewi, gedung komedi, dan tempat-tempat hiburan lainnya
yang sangat digemari oleh orang-orang Yunani. Sejak muda Paulus sangat tertarik pada kebuda-yaan
Yunani terutama filsafatnya. Pada dirinya terkumpul dua pengaruh, hukum Taurat dan filsafat Yunani.
Sinkretisme
Secara formal Paulus juga berguru pada Gamalil, seorang ulama Yahudi yang amat terkenal di
Yerusalem. Persinggungan pengaruh filsafat Yunani terhadap agama Yahudi di masa itu adalah hal yang
umum. Aliran filsafat Yunani yang amat berpe-ngaruh ketika itu adalah aliran Stoa yang pantheistik
menganggap Tuhan dan makh-luk merupakan suatu kesatuan yang sama zatnya dan hanya berbeda
dalam peng-lihatan bentuk. Pencampuran antara ajaran filsafat Stoa dengan ajaran agama Yahudi
terdapat pada filosof Yahudi Philo. Ia menganggap Logos dari Stoa sebagai semacam malaikat yang
tertinggi alias Roh Kudus. Philo hidup semasa dengan kehi-dupan Yesus dan Paulus.
Paulus bukanlah orang Betlehem (kota kelahiran Yesus) atau orang sekte Naza-rene/Nazorite dan bukan
pula orang Yeru-salem. Ia tidak pernah berhubungan dengan lingkungan Yesus. Dia bukanlah murid
Yesus, juga bukan pula pengikutnya.
Malah bibel sendiri mencatat Paulus merupakan musuh pengikut-pengikut Yesus dan ia bertindak sangat
kejam sekali kepada mereka. Paulus hingga matinya tidak pernah menikah karena kondisi fisiknya yang
tidak memungkinkan.
Menyusup
Paulus menyatakan diri sebagai Rasul Yesus. Dia menemui para murid Yesus, mengetahui kelebihan,
kelemahan dan kekuatan pengaruhnya. Dia memulai rencananya dengan menyebarkan ajarannya
kepada orang-orang non Yahudi. Karena merasa mendapat kemajuan, dia mencurah-kan seluruh
kemampuannya dan berhasil mendapatkan pengikut dalam jumlah besar. Ia memasukkan ide-ide filsafat
Yunani ke dalam ajaran Yesus yang didapatkannya dari murid Yesus.
Ajaran Yesus (Isa as) adalah khusus hanya untuk bani Israel, hal ini disebutkan dalam Alquran,
Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepadamu, membe-narkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesu-dahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala
rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah
sihir yang nyata." (Qs. As-Shaff :6)
Dan juga dalam Bibel disebutkan dengan jelas sekali bahwa misi Yesus hanya untuk bani Israel.
Matius 10:5-6
Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang
ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba
1. Ajaran Yesus: Yesus adalah utusan Tuhan (Yesus tidak pernah meminta
disembah/dituhankan).
Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." (Matius 15:24)
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan
mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. (Yohanes 17:3), (Yohanes 11:42)
Aku (Yesus) berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya,
ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya....Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia
menerima Dia (Bapa) yang mengutus Aku. (Yohanes 13:16,20)
Kamu telah mendengar, bahwa Aku (Yesus) telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang
kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi
kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. (Yohanes 14:28)
Ajaran Paulus: Yesus adalah tuhan.
Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan
yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah
dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. (1 Korintus 8:6)
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah tuhan, dan percaya dalam hatimu,
bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. (Roma
10:9)
Paulus berusaha mendoktrin orang lain bahwa hanya dengan meyakini Yesus sebagai Tuhan dan
percaya Yesus telah bangkit dari antara orang mati, maka ia akan diselamatkan. Dalam ajaran
Paulus/Kristen, Yesus lebih dipromosikan sebagai Tuhan ketimbang dengan Tuhan Allah/Bapa.
Bandingkan dengan pernyataan-pernyataan Yesus yang lebih menonjolkan Allah/Bapa sebagai Tuhan
Yang Esa.
2. Ajaran Yesus : tidak membatalkan hukum Taurat, justru meneruskan hukum Taurat.
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku (Yesus) datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab
para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. (Matius 5:17)
Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau
satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. (Matius 5:18)
Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekali-pun yang paling kecil, dan
mengajar-kannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam
Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia
akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. (Matius 5:19), (Matius 5:20)
Hukum Taurat merupakan bagian dari ajaran Yesus yang wajib dilaksanakan oleh umatnya.
Ajaran Paulus: Kristen mengutuk hukum Taurat.
Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya
oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kami-pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya
kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat.
Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat. (Galatia 2:16),
(Galatia 3:24-25), (Galatia 5:4), (Roma 3:27-28) dan (Efesus 2:15).
Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut
oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya. (Lukas 2:21)
Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu
setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi
tanda perjanjian antara Aku dan kamu. (Kejadian 17:10-11)
Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun:
baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak
termasuk keturunanmu. (Kejadian 17:12), (Kejadian 17:13), (Kejadian 17:14), (Kejadian 21:4)
Ajaran Paulus : Kristen tidak mewajibkan Khitan.
Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak
mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih. (Galatia 5:6)
Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah. (1
Korintus 7:19)
kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya. (Yehezkiel 18:20)
Ajaran Paulus: Setiap orang mewarisi dosa Adam
Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang (Adam), dan oleh dosa itu juga
maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.
(Roma 5:12)
NB: Oleh karena dosa warisan dari Adam tersebut, menurut Paulus, disalibnya Yesus konon untuk
menebus dosa-dosa manusia.
5. Ajaran Yesus: Berpuasa, berwudlu, mengajarkan sujud serta berdoa ketika sedang
sujud.
Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, (Matius 6:17)
Musa dan Harun serta anak-anaknya membasuh tangan dan kaki mereka dengan air dari dalamnya.
Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan dan apabila mereka datang mendekat kepada
mezbah itu, maka mereka membasuh kaki dan tangan--seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa.
(Keluaran 40:31-32)
Maka Ia (Yesus) maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin,
biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang
Engkau kehendaki." (Matius 26:39), (Bilangan 20:6), (Kejadian 17:2-3)
Ajaran Paulus: bernyanyi di gereja.
Dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani.
Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. (Efesus 5:19)
Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan
segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan pujipujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. (Kolose 3:16)
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri
membong-kar serta mencurinya.Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat
tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. (Matius 6:19-20).
Ajaran Paulus : Tidak ada larangan hidup mewah dalam ajaran Kristen
"Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan
yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang
berkekurangan." (Efesus 4:28)
Dan Yusufpun mengambil mayat itu, mengafaninya dengan kain lenan yang putih bersih, (Matius 27:59)
Mereka mengambil mayat Yesus, mengafaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempahrempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. (Yohanes 19:40)
Ajaran Paulus : meninggal dunia diberi pakaian rapi dan dibungkus peti mati.
Misalnya, meninggalnya Paus Yoha-nes Paulus II, penyanyi Broery Marantika, dan mantan Menko Ekuin
Radius Prawiro. Ketiganya diberi pakaian rapi dan dibungkus peti mati sebelum dikubur.
Silakan share, semoga menjadi ladang dakwah & ladang ibadah ikhwah fillah... InsyaAllah...
#KajianKristologiJumat
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/christology/2014/01/11/28592/irene-handono-paulusperombak-ajaran-yesus/#sthash.G5PoKZ1p.dpuf