Vous êtes sur la page 1sur 24

PRAKTIKUM PETROLOGI

LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN PIROKLASTIK

BAB I
PENDAHULUAN

I.1

LATAR BELAKANG
Pengetahuan atau Ilmu Geologi didasarkan pada studi kasus terhadap batuan.

Yang bagaimana batuan itu bisa terbentuk, terubah dan kemudian batuan itu sekarang
bisa menempati bagian dari pegunungan, dataran-dataran di benua hingga berada
didalam cekungan dibawah permukaan laut. Ada 4 jenis batuan yang umum dikenal:
1. Batuan beku, terbentuk dari pembekuan magma atau lava (lava adalah magma
yang sampai keluar ke permukaan bumi).
2. Batuan sedimen, terbentuk dari presipitasi kimiawi dari butiran mineral, atau
proses sedimentasi dan sementasi fragmen batuan lain, tumbuhan atau hewan, yang
ditransportasikan oleh medium air, angin atau es ke suatu cekungan pengendapan.
3. Batuan metamorf, terbentuk pada batuan asal (baik batuan beku atau batuan
sedimen) yang mengalami temperatur dan tekanan yang tinggi, mengakibatkan
perubahan.
4. Batuan piroklastik merupakan batuan volkanik yang meiliki tekstur klastik yang
terbentuk oleh beberapa serangkaian kejadian/proses yang saling berkaitan dengan
letusan gunung berapi serta material penyusun yang berbeda. Material penyusun
tersebut sebelum mengalami reworked oleh air maupun es, mineral tersebut
terendapkan dan terkonsolidasi terlebih dahulu.

I.2

MAKSUD DAN TUJUAN

A.

Maksud
Menganalisa batuan-batuan untuk mengetahui ukuran butir, bentuk butir,

kompaksi, genesa batuan, serta mengetahui nama-nama dari batuan piroklastik.


B.

Tujuan

1. Kami mampu memahami definisi batuan Piroklastik.


2. Kami mampu memahami proses pembentukan batuan beku Piroklastik.
3. Kami mampu menggunakan tabel klasifikasi batuan menurut Fisher dan Schmidt.

FENI HERAWATI M. NUR


09320140005

JUMADIL BACO
09320130076

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN PIROKLASTIK

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1

BATUAN PIROKLASTIK
Batuan Piroklastik adalah bebatuan klastik yang dimana terdiri dari beberapa

material vulkanik. Dimana materi vulkanik tersebut telah diangkut ulang melalui
langkah-langkah atau tindakan mekanis seperti oleh angin atau air, batu-batuan ini
disebut volkaniklastik. Pada umumnya terkait dengan kegiatan atau aktivitas gunung
berapi, seperti ledakan Plinian atau letusan Krakatau, atau letusan phreatomagmatic,
piroklastik deposito yang umumnya terbentuk dari udara abu, dan bom lapilli atau
blok yang dikeluarkan dari gunung berapi itu sendiri, dicampur dengan hancuran
batu.
Batuan piroklastik dapat terdiri dari berbagai macam ukuranatau klas, dari
agglomerates terbesar, dengan sangat halus dan tufa abu. Piroklastik dengan ukuran
yang berbeda diklasifikasikan sebagai bom vulkanik, lapilli dan abu vulkanik. Abu
dianggap piroklastik karena debu halus terbuat dari batu vulkanik. Salah satu bentuk
yang paling spektakuler adalah deposito piroklastik ignimbrites, deposito dibentuk
oleh suhu tinggi gas dan abu campuran dari aliran piroklastik acara.
Sebuah letusan piroklastik mensyaratkan meludah atau fountaining lava, di
mana lava tersebut akan terlempar ke udara bersama abu, bahan piroklastik, bersama
produk vulkanik sampingan lainnya. Letusan Hawaii seperti di Kilauea dapat
mengeluarkan gumpalan magma yang ditangguhkan menjadi gas, kejadian ini
disebut api air mancur. Pembekuan magma, jika cukup panas mungkin menyatu
atas arahan untuk membentuk aliran lahar, diman terdiri dari endapan piroklastik
yang piroklastiknya tidak disemen bersama-sama. Batuan piroklastik adalah deposito
piroklastik yang telah lithified.
Pada kenyataannya, batuan hasil letusan gunung api dapat berupa suatu hasil
lelehan yang merupakan lava yang telah dibahas dan diklasifakasikan ke dalam
batuan beku, serta dapat pula berupa produk ledakan atau eksplosif yang bersifat
fragmental dari semua bentuk cair, gas atau padat yang dikeluarkan dengan jalan
erupsi.

FENI HERAWATI M. NUR


09320140005

JUMADIL BACO
09320130076

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN PIROKLASTIK

II.2

PROSES PEMBENTUKAN BATUAN PIROKLASTIK


Berdasarkan proses keterbentukan yang dialaminya, batuan piroklastik

dibedakan menjadi enam jenis, yatu:


1. Jenis I
Batuan piroklastik setelah terlempar dari pusat volkanik, batuan tersebut
terjatuh ke darat yang kering dengan meda udara saja, kemudian batuan tersebut
mengalami litifikasi yang membentuk batuan fragmental. Jadi batuan piroklastik ini
belum mengalami pengangkutan.
2. Jenis II
Bahan piroklastik setelah terlemparkan dari pusat volkanik ke tempat
pengendapannya di daratan yang kering dengan media gas yang dihasilkan dari
magma itu sendiri yang merupakan aliran abu dimana merupakan onggokan aliran
litifikasi dan membentuk batuan fragmental.
3. Jenis III
Bahan piroklastik setelah terlemparkan dari pusat erupsi yang jatuh ada suatu
tubuh perairan (baik darat maupun laut) yang tenang arusnya, onggokan tersebut
belum tercampur dengan material lain dan tidak juga mengalami reworking.
4. Jenis IV
Bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat erupsi yang jatuh pada suatu
tubuh perairan (baik darat maupun laut) yang arusnya aktif (begerak). Sebelum
mengalami litifikasi mengalami reworking dan dapat bercampur dengan batuan lain
yang dihasilkan akan mempunyai struktur sedimen biasa.
5. Jenis V
Bahan piroklastik yang telah jatuh sebelum mengalami pelapukan kemudian
diangkut dan diendapkan di tempat lain (bisa laut, bisa cekungan di daratan) dengan
media air. Hasilnya batuan sedimen dengan asal-usulnya adalah bahan-bahan
piroklastik, dengan struktur sedimen biasa.
6. Jenis VI
Bahan piroklastik yang telah jatuh sudah mengalami proses-proses litifikasi,
kemudian diendapkan kembali ketempat yang lain. Batuan yang dihasilkan adalah
batuan sedimen dengan propenan piroklastik (Epiklastik).

FENI HERAWATI M. NUR


09320140005

JUMADIL BACO
09320130076

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN PIROKLASTIK

II.3

TEKSTUR BATUAN PIROKLASTIK

1. Ukuran Butir
Ukuran butir adalah ukuran dari batuan piroklastik itu sendiri, terbagi
menjadi beberapa macam, yaitu :

Block (untuk yang berbentuk menyudut) dan Bomb (untuk yang membentuk

membulat) berukuran lebih besar dari 32 mm.


Lapili yaitu untuk butiran dari 4 mm 32 mm diameternya.
Debu yaitu batuan yang lebih kecil dari 4 mm.

2. Bentuk Butir
Bentuk butir adalah bentuk dan keadaan batuan tersebut, ada beberapa
macam yaitu :

Membulat sempurna, sangat bulat seperti bola.


Membulat hampir seperti bola.
Menyudut, yaitu memiliki sudut-sudut pada permukaannya.

3. Kompaksi
Kompaksi adalah tingkat kekerasan pada batuan piroklastik, ada 2 macam
kompaksi yang dikenal dalam batuan piroklastik, yaitu :

II.4

Kompak, permukaannya kuat, keras dan padat.


Mudah hancur, bila dipegang meninggalkan serbuk pada tangan.

STRUKTUR BATUAN PIROKLASTIK


Pada batuan piroklastik yang berbutir kasar maupun halus bisa didapatkan

struktur struktur yang sering kali terdapat pada batuan sedimen, seperti perlapisan.
Batuan piroklastik yang berbutir halus (tufa) seringkali memperlihatkan tekstur
seperti pada batuan beku lelehan.
Penamaan batuan piroklastik berdasarkan pada butirnya, dikenal 4 jenis yaitu:
1. Aglomerat, ukuran butir lebih besar 32 mm (Bomb).
Aglomerat adalah batuan piroklastik yang mirip dengan konglomerat (batuan
sedimen) di dalam tekstur.
Perbedaannya terletak pada komposisi, dimana aglomerat terdiri dari
fragmen-fragmen volkanik (lava dan piroklastik di antaranya gelas).
FENI HERAWATI M. NUR
09320140005

JUMADIL BACO
09320130076

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN PIROKLASTIK

2. Breksi Volkanik, ukuran butir lebih besar dari 32 mm (Block).


Breksi Volkanik seperti halnya aglomerat, breksi volkanik juga dibentuk oleh
material gunungapi (volknik).
3. Tufa Lapili, ukuran butir antara 4 32 mm.
Tufa (Tuff), batuan piroklastik yang berukuran halus adalah tufa (tuff).
Batuan ini terdiri dari material fragmen kristal / mineral. Berdasarkan pada
komponen terbanyak fragmen kristal / mineral yang dikandung, tufa dapat dibedakan
atas 3 golongan sebagai berikut :

Tufa Vitric
, banyak fragmen gelas.
Tufa Kristal, banyak fragmen kristal.
Tufa Lithik, banyak fragmen batuan.

4. Tufa, ukuran butir sangat halus (abu / debu).

II.5

KLASIFIKASI BATUAN PIROKLASTIK


Endapan piroklastik mulanya terjadi akibat adanya jatuhan pada saat gunung

api meletus, dan pada saat pengendapan memiliki ukuran ketebalan yang sama pada
endapannya.
Piroklastik lainnya yaitu piroklastik aliran akan membentuk penebalan
apabila pada proses pengendapannya ada cekungan, dan piroklastik surge penyatuan
antara piroklastik endapan dan piroklastik aliran.

Gambar1 Jenis Pengendapan

FENI HERAWATI M. NUR


09320140005

JUMADIL BACO
09320130076

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN PIROKLASTIK

1. Piroklastik Jatuhan (Fall)


Endapan jatuhan piroklastik yang terjadi dari letusan gunung api yang
meledak yang kemudian terlempar pada suatu permukaan, memiliki ketebalan
endapan yang relative berukuran sama.
2. Piroklastik Aliran (Flow)
Endapan piroklastik yang umumnya mengalir ke bawah dari pusat letusan
gunung api yang memiliki kecepatan tinggi pada saat adanya longsoran. Endapan
aliran ini berisikan batu yang berukuran bongkah dan abu.

Gambar 2 Siklus Endapan Piroklastik Aliran


3. Piroklastik Surge
Endapan piroklastik surge dihasilkan dari letusan gunung api yang kemudian
mengalir karena adanya penyatuan dari jatuhan dan aliran.

Gambar 3 Siklus Endapan Piroklastik Surge

FENI HERAWATI M. NUR


09320140005

JUMADIL BACO
09320130076

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN PIROKLASTIK

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1

HASIL

A.

Deskripsi Batuan Piroklastik 01

Nomor Urut

: 01

Nomor Peraga

:-

Jenis Batuan

: Batuan piroklastik

Warna Lapuk

: Abu-abu kecoklatan

Warna Segar

: Coklat

Tekstur

Ukuran Bitur

: 4 - 64 mm (Lapilli)

Roundness

: Sub-angular

Kemas

: Tertutup

Komposisi Mineral

Material

Asal Material

Roundness

Ukuran Butir

Persentase
(%)

Bomb

Batuan Beku

Sub-angular

4-64 mm

50%

Lapilli

Batuan Beku

Sub-angular

2-4 mm

20%

Tuff

Ash

Sub-angular

1/16 - 1/8 mm

30%

Struktur

: Tidak berlapis

Nama Batuan

: TUFF-BREKSI (Fisher, 1966)

FENI HERAWATI M. NUR


09320140005

JUMADIL BACO
09320130076

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN PIROKLASTIK

B.

Deskripsi Batuan Piroklastik 02

Nomor urut

: 02

Nomor Peraga

:-

Jenis Batuan

: Batuan piroklastik

Warna Lapuk

: Abu-abu kehitaman

Warna Segar

: Abu-abu kecoklatan

Tekstur

Ukuran Bitur

: 4 64 mm (Lapilli)

Roundness

: Angular

Kemas

: Tertutup

Komposisi Mineral

Material

Asal Material

Roundness

Ukuran Butir

Persentase
(%)

Bomb

Lapilli

Batuan Beku

Angular

4 - 64 mm

80%

Tuff

Ash volcanic

Sub-angular

1/6 - 1/8 mm

30%

Struktur

: Berlapis

Nama Batuan

: LAPILLI TUFF (Fisher, 1966)

C.

Deskripsi Batuan Piroklastik 03

Nomor Urut

: 03

FENI HERAWATI M. NUR


09320140005

JUMADIL BACO
09320130076

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN PIROKLASTIK

Nomor Peraga

:-

Jenis Batuan

: Batuan piroklastik

Warna Lapuk

: Kuning kecoklatan

Warna Segar

: Coklat

Tekstur

Ukuran Butir

: 4 64 mm (Lapilli)

Roundness

: Sub-angular

Kemas

: Tertutup

Komposisi Mineral

Material

Asal Material

Roundness

Ukuran Butir

Persentase
(%)

Bomb

Batuan Beku

Sub-angular

4 - 64 mm

10%

Lapilli

Batuan Beku

Sub-angular

2 - 4 mm

10%

Tuff

Ash Volcanic

Sub-angular

1/16 - 1/8 mm

80%

Struktur

: Berlapis

Nama Batuan

: TUFF OF ASH (Fisher, 1966)

D.

Deskripsi Batuan Piroklastik 04

No. Urut

: 04

No. Peraga

: BP 02

Jenis Batuan

: Batuan piroklastik

FENI HERAWATI M. NUR


09320140005

JUMADIL BACO
09320130076

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN PIROKLASTIK

Warna Segar

: Abu - Abu

Warna Lapuk

: Putih

Tekstur

Ukuran Butir

: 4-64 (Lapilli)

Roundness

: Membundar

Kemas

: Terbuka

Komposisi Mineral

Material

Asal Material

Roundness

Ukuran Butir

Persentase
(%)

Bomb

Batuan Beku

Menyudut

35 mm

10%

Lapilli

Batuan Beku

Menyudut
Tanggung

7 mm

10%

Tuff

Ash

Membulat

1/4 mm

80%

Struktur

: Tidak Berlapis

Nama Batuan

: TUFF OF ASH (Fisher, 1996)

E.

Deskripsi Batuan Piroklastik 05

No. Urut

: 05

No. Peraga

: BP 01

Jenis Batuan

: Batuan piroklastik

Warna Segar

: Kuning Kehitaman

Warna Lapuk

: Kuning

FENI HERAWATI M. NUR


09320140005

JUMADIL BACO
09320130076

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN PIROKLASTIK

Tekstur

Ukuran Butir

: > 32 mm (Lapili)

Roundness

: Menyudut

Kemas

: Tertutup

Komposisi Mineral

Material

Asal
Material

Roundness

Ukuran
Butir

Persentase
(%)

Bomb

Batuan Beku

Menyudut

50 mm

60%

Lapili

Batuan Beku

Menyudut
Tanggung

25 mm

25%

Tuff

Batuan Beku

Membulat

1/4 mm

15%

Struktur

: Tidak Berlapis

Nama Batuan

: AGLOMERATE (Fisher, 1966)

III.2

PEMBAHASAN

A.

Pembahasan Batuan Piroklastik 01


Pada praktikum kali ini, merupakan praktikum dengan mata acara batuan

piroklastik, dimana batuan pertama yang dideskripsi yaitu batuan dengan ciri fisik
memiliki warna segar atau warna alaminya yaitu abu-abu kecoklatan sedangkan
untuk warna lapuk atau warna pada batuan yang telah terkontaminasi dengan
lingkungan sekitarnya yaitu coklat, sedangkan ukuran butir yang terlihat atau

FENI HERAWATI M. NUR


09320140005

JUMADIL BACO
09320130076

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN PIROKLASTIK

nampak yaitu 4-64 mm (lapilli) sedangkan untuk derajat kebundaran yaitu


(roundness) adalah sub-angular atau menyudut tanggung dengan kemas tertutup.
Komposisi mineral dari batuan ini pertama yaitu material berupa bomb
dengan asal material dari batuan beku, roundness berupa sub-angular, ukuran 4-64
mm (kerakal) persentasenya sebesar 50%, material kedua yaitu lapilli berasal dari
batuan beku pula, dengan roundness menyudut tanggung, ukuran 2-4 mm (kerikil),
presentase 20% dan tuff berasal dari abu vulkanik, ukuran butir 1/16-1/8mm
roundness sub-angular, memiliki presentase 30%, struktur batuan tidak berlapis
untuk skala di dalam laboratorium.
Penamaan batuan pada batuan piroklastik pada pendahuluan telah disebutkan
bahwa penamaannya unik, dimana tabel atau skala yang digunakan yaitu menurut
Fisher 1966 yang berbentuk segitiga, dimana pertama kali deskripsi yang dilihat
yaitu komposisi mineral yang dimiliki yakni bomb dan pada batuan ini terdapat 50%
bomb kemudian tarik garis dari bawah yang mengarah pada presentase 100% pada
bomb, kemudian lihat presentase lapilli yakni sebesar 20%, lakukan hal yang sama
seperti bomb yaitu tarik garis menuju 100% mengarah ke bagian lapili, dan terakhir
presentase pada ash kita tarik garis lagi menuju 100% arah ash. Setelah itu terlihat
bahwa terdapat salah satu titik yang menghubungkan antar bomb, lapilli dan ash
itulah nama dari batuan yang dideskripsi, dan pada batuan ini yang kami dapatkan
yaitu :

Tuff breccias

Block and Bomb


Lapili tuff

(>64 mm) 100 %


Phyroclastik Breksia (block)/

75%, 25%

FENI HERAWATI M. NUR


09320140005

Agglomerate (bomb) 25%, 75%

JUMADIL BACO
09320130076

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN PIROKLASTIK

25%, 75%

75%,25%

Lapili stone
Lapilli 100%

Tuff of ash
25%, 75%

(64-2mm)

75%,25%

Ash 100%
(< 2mm)

Tufa Breksi merupakan jenis batuan yang terbentuk dari abu vulkanik yang
dikeluarkan dari lubang ventilasi selama letusan gunung api berlangsung. Produk
dari gunung berapi adalah gas, lava, uap kemudian bahan padat dilemparkan ke
udara dan terlepas, kemudian memebentuk komposisi dan ukuran fragmen yang
dominan. Biasanya batuan ini seringkali ditemukan di permukaan tanah, didekat
mata air dan sungai. Metode penambangan pada batuan ini yaitu proses tambang
terbuka atau quarry yang meliputi beberapa tahap yaitu: kegiatan pembongkaran,
kegiatan pemuatan, kegiatan pengangkutan, serta proses pengolahan batuan.
Batuan ini memiliki kegunaan seperti asap vulkanik yang menyatu dengan
tanah dan dapat menyuburkan kembali tanah. Batuan ini juga biasa digunakan
sebagai bahan hiasan pada taman bunga, dapat juga digunakan sebagai hiasan pada
ruangan terbuka yang bernuansa alam, atau bisa juga di ukir halus membentuk vas
bunga, meja kecil, asbak.
Selain itu, batuan ini juga digunakan sebagai bahan pondasi rumah maupun
pada kantor dan sering dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan timbunan.

FENI HERAWATI M. NUR


09320140005

JUMADIL BACO
09320130076

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN PIROKLASTIK

TUFF BREKSI

B.

Pembahasan Batuan Piroklastik 02


Batuan Piroklastik selanjutnya adalah Lapilli Tuff (Fisher, 1966). Batuan ini

memiliki kenampakan fisik yaitu warnanya yang abu-abu kehitaman, dimana saat
FENI HERAWATI M. NUR
09320140005

JUMADIL BACO
09320130076

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN PIROKLASTIK

lapuk (perubahan warna karena telah terkontaminasi dengan lingkungan sekitarnya)


yaitu abu-abu kecoklatan. Lapilli Tuff merupakan batuan dari jenis piroklastik dan
tekstur yang dimiliki yaitu klastik atau berbutir, sehingga memiliki ukuran butir 4-64
mm, dan derajat kebundaran materialnya yaitu angular atau menyudut, sedangkan
kemas atau hubungan antar butir yaitu tertutup.
Komposisi mineral pada batuan Lapilli merupakan material yang berasal dari
batuan beku sedangkan roundness yang dimiliki yaitu angular atau menyudut dengan
ukuran butir 4-64 mm dan memiliki presentase 80%, sedangkan ash berasal dari abu
vulkanik itu sendiri dengan derajat kebundaran yakni sub-angular, ukuran butir 1/161/8 mm sebanyak 20%. Pada batuan Lapilli Tuff ini bomb tidak terdeskripsikan
dimana struktur atau kenampakan fisik batuan yaitu berlapis.
Block and Bomb
(>64 mm) 100%
Tuff breccias
75%, 25%

Phyroclastik Breksia (block)/


Agglomerate (boms) 25%, 75%

Lapili tuff

25%, 75%

75%,25%

Lapili stone
Lapilli 100%

Tuff of ash
25%, 75%

(64-2mm)

75%,25%

Ash 100%
(< 2mm)

Lapilli Tuff dibentuk dari suatu awan atau kolom letusan dengan gaya
elektrostatis atau embun ledakan keras vulkanik kemudian tertumpuk dan berlapis-

FENI HERAWATI M. NUR


09320140005

JUMADIL BACO
09320130076

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN PIROKLASTIK

lapis, kemudian batuan ini terbentuk dari sisa tanah yang telah tertimbun dan
mengalami akumulasi dan penggelasan. Batuan ini berasosiasi dengan batuan breksi
vulkanik. Keterdapatan batuan ini kebanyakan di permukaan bumi dan dekat dengan
gunung berapi. Kegunaan dari batuan ini yaitu sebagai batuan pembuat semen dari
industry.
Metode penambangan pada batuan ini yaitu proses tembang terbuka atau
open pit yang meliputi beberapa tahap yaitu: kegiatan pembongkaran, kegiatan
pemuatan, kegiatan pengangkutan, serta proses pengolahan batuan. Proses tambang
terbuka ini diambil berdasarkan tempat terbentuknya atau tempat pengendapannya
yaitu teredapkan pada sebuah dataran rendah atau sebuah cekungan di atas
permukaan bumi.

LAPILLI TUFF

C.

Pembahasan Batuan Piroklastik 03

FENI HERAWATI M. NUR


09320140005

JUMADIL BACO
09320130076

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN PIROKLASTIK

Tuff Of Ash (Fisher, 1966) memiliki warna segar atau warna alami yang
kuning kecoklatan, sedangkan untuk warna lapuk atau warna yang telah
terkontaminasi dengan lingkungannya yakni coklat. Ukuran butir yang dimiliki yaitu
4-64 mm (Lapilli) dengan derajat kebundaran (roundness) sub-agular atau menyudut
tanggung. Adapun hubungan antar mineral pembentuknya (kemas) tertutup,
kemudian untuk komposisi mineralnya yaitu Bomb (2-64 mm) dan Lapilli (2-4 mm)
berasal dari material yang sama yaitu batuan beku. Derajat kebundaran roundness
yaitu sub-angular dan persentase kedua material ini yaitu 10%, tetapi untuk material
Tuff itu sendiri berasal dari abu vulkanik berukuran 1/16 1/8 mm, roundness subagular dengan persentase 80%, untuk kenampakan fisik batuan ini atau dikenal
dengan struktur ialah berlapis.
Block and Bomb
(>64 mm) 100 %
Tuff breccias
75%, 25%

Phyroclastik Breksia (block)/


Agglomerate (boms) 25%, 75%

Lapili tuff

25%, 75%

75%,25%

Lapili stone
Lapilli 100%

Tuff of ash
25%, 75%

(64-2mm)

FENI HERAWATI M. NUR


09320140005

75%,25%

Ash 100%
(< 2mm)

JUMADIL BACO
09320130076

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN PIROKLASTIK

Tuff merupakan batuan piroklastik yang terbentuk dari material vulkanik


klastik yang dihasilkan dari serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan
gunung berapi yang lebih dominan berasal dari abu vulkanik itu sendiri dan akan
mengendap dipermukaan bumi sekitaran gunung berapi. Biasanya Tufa sering
digunakan sebagai batako, bahan pembuatan semen, dijadikan sebagai hiasan pada
ruangan rumah, serta sebagai bahan pondasi rumah maupun kantor, dan juga di
manfaatkan sebagai batu timbunan pada jembatan karena memiliki kekuatan yang
baik menahan beban. Selain itu, pemanfaatan abu vulkanik sebagai pupuk tanah yang
dapat menyuburkan kembali tahan secara alamiah. Cara penambangan yang
digunakan yakni tambang terbuka.

TUFF OF ASH

FENI HERAWATI M. NUR


09320140005

JUMADIL BACO
09320130076

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN PIROKLASTIK

D.

Pembahasan Batuan Piroklastik 04


Batuan ini berwarna segar abu-abu dan warna lapuk putih. Ukuran butir 1 4

mm, roundness menyudut, dan hubungan antar butir (kemas) yaitu terbuka, karena
butirannya tidak saling bersentuhan. Batuan ini memiliki komposisi mineral
pembentuk batuan yang terdiri dari: Block dengan ukuran butir 35 mm, asal
materialnya yaitu batuan beku, roundness yaitu menyudut tanggung. Lapilli, asal
materialnya adalah batuan beku, roundness menyudut tanggung, dengan ukuran butir
7 mm. Ash/abu vulkanik, asal materialnya adalah batuan sedimen, strukturnya
berbutir dengan roundness membulat, dengan ukuran butir 1/4 mm.
Blok and Boms
(>64 mm) 100 %
Tuff breccias
75%, 25%

Phyroclastik Breksia (block)/


Agglomerate (bomb) 25%, 75%

Lapili tuff

25%, 75%

75%,25%

Lapili stone
Lapilli 100%

Tuff of ash
25%, 75%

(64-2mm)

FENI HERAWATI M. NUR


09320140005

75%,25%

Ash 100%
(< 2mm)

JUMADIL BACO
09320130076

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN PIROKLASTIK

Tuff merupakan batuan piroklastik yang terbentuk dari material vulkanik


klastik yang dihasilkan dari serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan
gunung berapi yang lebih dominan berasal dari abu vulkanik itu sendiri dan akan
mengendap dipermukaan bumi sekitaran gunung berapi. Biasanya Tufa sering
digunakan sebagai batako, bahan pembuatan semen, dijadikan sebagai hiasan pada
ruangan rumah, serta sebagai bahan pondasi rumah maupun kantor, dan juga di
manfaatkan sebagai batu timbunan pada jembatan karena memiliki kekuatan yang
baik menahan beban. Selain itu, pemanfaatan abu vulkanik sebagai pupuk tanah yang
dapat menyuburkan kembali tahan secara alamiah. Cara penambangan yang
digunakan yakni tambang terbuka.

TUFF OF ASH

FENI HERAWATI M. NUR


09320140005

JUMADIL BACO
09320130076

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN PIROKLASTIK

E.

Pembahasan Batuan Piroklastik 05


Batuan ini berwarna segar Kuning kehitaman dan warna lapuk kuning, batuan

ini memiliki tekstur, ukuran butir > 32 mm, roundness menyudut, dan hubungan
antar butir (kemas) yaitu tertutup, karena butirannya saling bersentuhan. Batuan ini
memiliki komposisi mineral pembentuk batuan yang terdiri dari: Bomb dengan besar
butir 50 mm dan Block dengan ukuran butir 35 mm, asal materialnya yaitu batuan
beku, dan roundness yaitu menyudut. Lapilli, asal materialnya adalah batuan beku,
roundness menyudut tanggung, dengan ukuran butir 25 mm. Ash/abu vulkanik, asal
materialnya adalah batuan sedimen, struktur berbutir dengan roundness membulat,
dengan ukuran butir 1/4 mm.
Block and Bomb
(>64 mm) 100 %
Tuff breccias
75%, 25%

Phyroclastik Breksia (block)/


Agglomerate (bomb) 25%, 75%

Lapili tuff

25%, 75%

75%,25%

Lapili stone
Lapilli 100%

Tuff of ash
25%, 75%

(64-2mm)

FENI HERAWATI M. NUR


09320140005

75%,25%

Ash 100%
(< 2mm)

JUMADIL BACO
09320130076

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN PIROKLASTIK

Batuan ini terbentuk dari erupsi mekanik, yang secara langsung tercampur
dengan material saat terjadi erupsi eksplosif dan jatuh mendarat tepat diatas materialmaterial yang memiliki diameter batuan besar-besar, yang kemudian mengendap
disuatu cekungan, dan kemudian mengalami proses pemadatan/litifikasi, sehingga
dalam waktu tertentu batuannya menjadi keras. Batuan ini terbentuk pada suhu 500
800 oC.
Batuan ini banyak terdapat di sekitar pegunungan yang telah mengalami
erupsi vulkanisme. Batuan ini biasa berasosiasi dengan batuan piroklastik Breksia.
Batuan ini selain banyak digunakan sebagai sampel di berbagai laboratorium
petrologi, juga banyak digunakan sebagai bahan bangunan.

AGLOMERAT

FENI HERAWATI M. NUR


09320140005

JUMADIL BACO
09320130076

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN PIROKLASTIK

BAB IV
PENUTUP

IV.1

KESIMPULAN
Batuan diklasifikasikan dari cara terbentuknya terbagi atas batuan beku,

batuan sedimen, batuan metamorf dan batuan piroklastik yang berasal dari material
vulkanik klastik. Dimana siklus atau proses pembentukan batuan dimulai dari
pembekuan dan pengkristalan magma yang akan membentuk batuan beku, kemudian
batuan hasil rombakan batuan asal yang diakibatkan adanya pelapukan erosi
menyebabkan material tertransport oleh angin, air, es, gravitasi ataupun organisme
akan terakumulasi atau terkumpul pada cekungan. Akibat dari pengendapan,
pemadatan, sementasi dan pembatuan terbentuklah batuan sedimen, kemudian akibat
temperatur

dan

tekanan

yang

tinggi

mengakibatkan

terbentuknya

batuan

ubahan/malihan yang dikenal dengan batuan metamorf. Tetapi akibat daya tekanan
dan temperatur yang terlalu tinggi pula melebihi batas lebur batuan, maka batuan
akan meleleh membentuk magma kembali. Proses inilah yang berlangsung terusmenerus. Sedangkan untuk batuan piroklastik sendiri, terbentuk atau berasal dari
material vulkanik klastik dari hasil erupsi magma yang bersifat eksplosif sehingga
tidak dimasukan pada siklus batuan.

IV.2

SARAN

A.

Untuk Laboratorium
Praktikan menyarankan agar sebaiknya kebersihan laboratorium dan fasilitas-

fasilitas dalam laboratorium lebih dijaga dan dikembangkan agar Praktikan beserta
para Asisten merasa mudah dan nyaman dalam melakukan kegiatan praktikum.
B.

Untuk Asisten
Praktikan menyarankan kepada Asisten agar pada saat memberikan materi

praktikum sebaiknya menggunakan Proyektor. Hal ini bertujuan agar Praktikan bisa
lebih fokus dalam memahami materi, serta Asisten dapat dengan mudah menjelaskan
materi yang akan diberikan.

FENI HERAWATI M. NUR


09320140005

JUMADIL BACO
09320130076

PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN PIROKLASTIK

DAFTAR PUSTAKA

Asisten koorps. 2015. Penuntun Praktikum Geologi Fisik. Universitas Muslim


Indonesia: Makassar.
Asisten koorps. 2016. Penuntun Praktikum Petrologi. Universitas Muslim
Indonesia: Makassar.
Graha. Doddy Setia. 1987. Batuan dan Mineral. Nova : Bandung.
arrigofaugi.blogspot.com/2014/10/macam-macam-batuan-piroklastik.html?m=1
eddiendandel.blogspot.com/2013_04_01_archive.html?m=1
heraharyadi27.blogspot.com/2009/11-batuan-piroklastik.html?m=1
https://future20.wordpress.com/2013/03/08/jenis-jenis-batuan-ciri-ciri-dan-prosesterbentuknya/
https://www.academia.edu/8825662/BATUAN_PIROKLASTIK
yubilaika.blogspot.in-2011/07/macam-macam-batuan-sedimen.html?m=1

FENI HERAWATI M. NUR


09320140005

JUMADIL BACO
09320130076

Vous aimerez peut-être aussi