Aini, Lia Qurrotul. 2016. Pengembangan Instrumen Penilaian
(Asesmen) Penguasaan Konseptual Berorientasi Pada HOTS (High Order Thinking Skill), Keterampilan Proses Sains, dan Sikap Terhadap Sains pada Bahan Kajian Laju Reaksi. Skripsi, Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang.Pembimbing: (I) Dr. H. Sutrisno, M.Si., (II) Drs. Sumari, M.Si. Kata Kunci: instrumen asesmen, penguasaan konseptual, keterampilan proses sains, sikap terhadap sains, HOTS (Higher Order Thinking Skill) Dalam Kurikulum 2013 penilaian yang dilakukan oleh pendidik mencakup tiga hal, yaitu penilaian sikap, keterampilan dan pengetahuan. Ketiganya dilakukan dengan menerapkan pendekatan saintifik pada pembelajaran diharapkan peserta didik dapat mengkonstruk pemahaman melalui pengalamannya sendiri. Saat ini dalam dunia global peserta didik juga dituntut untuk mempunyai keterampilan berpikir tingkat tinggi atau dikenal dengan HOTS (Higher Order Thinking Skills) yang mencakup tingkat kognitif menerapkan, analisis, evaluasi, dan mencipta. Diharapkan dengan keterampilan tersebut dapat digunakan peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan nyata dunia. Materi laju reaksi merupakan materi pelajaran kimia yang mencakup ketiga penilaian dan tepat jika dibelajarkan dengan pendekatan saintifik melalui kegiatan praktikum. Dilihat dari karakteristik materinya perlu adanya instrumen yang sesuai dengan Kurikulum 2013 dan tuntutan global. Namun dalam prakteknya, pendidik di sekolah rata-rata belum menggunakan instrumen penilaian yang sesuai. Berdasarkan hal tersebut, penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan instrumen penilaian (asesmen) pada bahan kajian laju reaksi sebagai prototipe atau alat pertimbangan untuk praktisi pendidikan dalam melakukan penilaian hasil belajar peserta didik. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengacu pada 4D Thiagarajan yang terdiri dari tahap define (membatasi), design (merancang), develop (mengembangkan), dan disseminate (mendiseminasikan). Pada tahap define (membatasi) dilakukan analasis pendahuluan dan analisis isi instrumen. Tahap design (merancang) terdiri dari merancang atau mendesain format dan isi instrumen yang dikembangkan. Selanjutnya dilakukan tahap develop (mengembangkan) dengan mengembangkan instrumen yang telah dirancang (draf awal), konsultasi dengan dosen pembimbing, pengembangan draf
lanjut, finalisasi instrument, revisi hasil pengembangan dan dilakukan validasi
terhadap produk yang telah dihasilkan, validasi dilakukan oleh satu dosen kimia dan dua guru kimia SMA menggunakan lembar validasi. Validasi tersebut digunakan untuk mengevaluasi kevalidan instrumen penilaian sebagai dasar dalam revisi. Pada tahap terakhir yaitu disseminate (mendiseminasikan) dilakukan penyebaran terbatas pada beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di kota Malang.