Vous êtes sur la page 1sur 9

BAB 2

TINJAUAN TEORI
2.1. KonsepKeluarga dan Pasangan Baru Menikah( Keluarga Baru )
2.1.1 Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing,
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Setiadi, 2008).
Menurut (Hariyanto, 2005) keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih
yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang
mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
Sedangkan keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan
(psikologis) keluarga masing-masing.
2.1.2 Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga Dalam (Setiadi, 2008) fungsi keluarga adalah beberapa fungsi
yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi Biologis
1) Untuk meneruskan keturunan.
2) Memelihara dan membesarkan anak.
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
4) Memberikan identitas keluarga.
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosial pada anak.
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
3) Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhankeluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan
datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.

dan

2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
2.1.3 Tugas Perkembangan Keluarga Baru
Keluarga baru merupakan pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
Perhatian awal pasangan adalah menyiapkan suatu kehidupan bersama yang
baru. Pasangan harus saling menyesuaikan diri terhadap banyak hal kecil yang
bersifat rutinitas. Misalnya mereka harus mengembangkan rutinitas untuk makan,
tidur, bangun pagi, membersihkan rumah, menggunakan kamar mandi bergantian,
mencari rekreasi dan pergi ke tempat-tempat yang menyenangkan bagi mereka
berdua.
Banyak pasangan mengalami masalah-masalah penyesuaian seksual, serikali
disebabkan oleh ketidaktahuan dan informasi yang salah yang mengakibatkan
kekecewaan dan harapan-harapan yang tidak realistis. Malahan, banyak pasangan
yang membawa kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan yang tidak terpenuhi
kedalam hubungan mereka, dan hal-hal ini dapat mempengaruhi hubungan seksual
secara merugikan.
2) Menetapkan tujuan bersama.
Pasangan mulai menetapkan tujuan awal dalam keluarga baru mereka.
Keluarga baru mulai menentukan arah, menentukan cara, dan sikap untuk mencapai
tujuan tersebut.
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
Pasangan baru menghadapi tugas-tugas memisahkan diri dari keluarga asal
mereka dan mengupayakan berbagai hubungan dengan orang tua mereka, sanak
saudara, dan ipar-ipar mereka, karena loyalitas utama mereka harus diubah untuk
kepentingan hubungan perkawinan mereka. Bagi pasangan tersebut, hal ini menuntut
pembentukan hubungan baru dengan setiap orang tua masing-masing, yaitu
hubungan yang tidak hanya memungkinkan dukungan dan kenikmatan satu sama lain
tetapi juga otonomi yang melindungai pasangan baru tesebut dari campur tangan
pihak luar yang mungkin dapat merusak bahtera perkawinan yang bahagia.
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
Pasangan mulai berdiskusi dalam hal memiliki anak atau tidak. Penentuan
waktu untuk hamil merupakan suatu keputusan keluarga yang sangat penting. Tipe

perawatan kesehatan yang didapat keluarga sebagai sebuah unit selama masa prenatal
sangat mempengaruhi kemampuan keluarga mengatasi perubahan-perubahan yang
luar biasa dengan efektif setelah kehamilan bayi.
2.1.4 Masalah-masalah yang terjadi pada keluarga baru
Masalah-masalah yang dapat terjadi pada keluarga baru antara lain :
a. Penyesuaian seksual dan peran penikahan
b. Penyuluhan konseling keluarga berencana
c. Komunikasi dan informasi.
d. Kurangnya informasi dapat mengakibatkan masalah seksual, emosional, ketakutan,
rasa bersalah, kehamilan yang tidak direncanakan, penyakit kelamin (sebelum dan
sesudah pernikahan).
2.2 Asuhan Keperawatan Keluarga Baru
1. Pengkajian
A. Data Umum
1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe
keluarga.
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan kelurga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh
keluarga

serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum

terpenuhi.
Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota
keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber
pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalamanpengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan
istri.
B. Data Lingkungan

1) Karakteristik rumah

Karakteristik rumah meliputi luas rumah, type rumah, jumlah ruangan, jumlah
jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan
serta denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan tentang karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang
meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat,
budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah
tempat.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan tentang waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan
masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga
Sistem pendukung keluarga meliputi jumlah anggota keluarga yang sehat,
fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas
mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota
keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
C. Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
1) Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh keluarga.
2) Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan faktor
yang penting dalam penggelolaan penyakit.
3) Pengobatan tradisional
Merupakan pilihan bagi keluarga untuk menentukan pengobatan yang
diinginkan ataupun alternative pilihan yang dipilih yaitu pengobatan tradisional.
D. Status Sosial Ekonomi
1) Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam mengenal suatu
penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula terhadap pola pikir dan
kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dangan
tepat dan benar.
2) Pekerjaan dan penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga dalam
melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga yang sakit salah
satunya disebabkan karena suatu penyakit.
E. Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga

Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini termasuk riwayat perkembangan dan
kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan
yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi berpengaruh
terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan kecemasan.
F. Aktiftas
Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga dapat berpengaruh terhadap
terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga.

G. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi
Semua interaksi perawat dengan pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah
komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik dimana usaha mengajak pasien
dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup
ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang
tinggi.
2) Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga

mempengaruhi dalam kondisi kesehatan,

kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik.


H. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal

keluarga sebagai dasar kekuatan

keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan


saling menghargai antar anggota kelurga.
2) Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam
keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi.
3) Fungsi kesehatan
Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas
keluarga di bidang kesehatan.
I. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah berapa jumlah
anak, bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa
yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga.
J. Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :


1) Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
2) Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam
upaya peningkatan status kesehatan keluarga .
K. Stress dan Koping keluarga
1) Stressor jangka pendek dan panjang
a. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga

yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.


b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga

yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.


2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap
situasi/stressor.
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
4) Strategi adaptasi disfungsional
Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
L. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik.
M. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.
2. Diagnosa Keperawatan
1) Diagnosa Keperawatan keluarga Aktual
- Ketegangan peran pemberi asuhan berhubungan denganpola hubungan tidak
efektif
2) Diagnosa Keperawatan keluarga Resiko (ancaman)
- Resiko ketegangan peran pemberi asuhan
3) Diagnosa Keperawatan keluarga Sejahtera/Potensial
- Kesiapan koping keluarga yang lebih baik
3. Prioritas Masalah
1

NO KRITERIA
Sifat masalah
Aktual (Tidak/kurang sehat)
Ancaman kesehatan

SKOR

BOBOT

3
2
1

Keadaan sejahtera
Kemungkinan masalah dapat
diubah
Mudah
Sebagian
Tidak dapat
Potensi masalah untuk dicegah
Tinggi
Sedang
Rendah
Menonjolnya masalah
Masalahberat, harus segera
ditangani
Adamasalah, tetapi tidak
perlu segera ditangani
Masalah tidak dirasakan

2
1
0

3
2
1

2
1
0

Skoring :
Skor
_____________
x Bobot
Angka tertinggi

4. Intervensi Keperawatan
No

Diagnosa
Keperawatan

Tujuan dan kriteria hasil

Intervensi

1.

Ketegangan
peran
asuhan

NOC :
pemberi Perawatan
memuaskan

berhubungan
denganpola
hubungan
efektif

tidak

NIC :
saling Aktivitas aktivitas :
a. Bantu untuk menyelesaikan
antara
masalah dengan cara yang
hubungan carregiver
konstruktif.
dengan
penerima b. Evaluasi kemampuan pasien
rawatan
(hubungan
dalam membuat keputusan.

c. Cari jalan untuk memahami


suami istri)
Kriteria hasil :
perspektif pasien terhadap
Setelah
dilakukan
situasi yang penuh stress.
tindakan
keperawatan d. Dukung
kemampuan
diharapkan :
mengatasi situasi secara
a. Menahan diri dari
berangsur angsur.
kemarahan.
e. Dukung kesabaran dalam
b. Kesehatan emosi
mengembangkan
suatu
c. Manajemen
waktu
sendiri
d. Penampilan peran

hubungan.
f. Dukung

keterlibatan

keluarga, dengan cara yang


tepat.
g. Bantu

untuk

mengidentifikasi peran yang


biasanya dalam keluarga.
h. Bantu
untuk
mengdentifikasi perilaku
perilaku
untuk

yang

diperlukan

mengembangkan

peran.
2

Kesiapan koping NOC :


keluarga
yang Mediasi konflik
lebih baik.

tindakan

yang

nyaman, netral, dan terjaga

Kriteria hasil :
Setelah

Aktivitas aktivitas :
1. Sediakan
tempat

dilakukan

kerahasiannya untuk proses

keperawatan

dilaksanakannya diskusi.
2. Berikan kesempatan pada

diharapkan :
a. Koping keluarga
b. Fungsi keluarga
c. Normalisasi keluarga

setiap

pihak

untuk

menyatakan
permasalahannya,
3. Gunakan komunikasi yang

efektif.
4. Bantu untuk menemukan
akar permasalahan.
5. Dampingi setiap
untuk

pihak

mengidentifikasi

jalan keluar yang paling


memungkinkan
sarana

sebagai

penyelesaian

masalah.
6. Fasilitasi pencarian jalan
keluar yang dapat diterima
oleh kedua pihak.

Vous aimerez peut-être aussi