Website dan Fiturnya dari Sudut Pandang Akuntansi dan

Undang-Undang yang Mengaturnya

Disusun oleh :
Kelompok 6 (Kelas 7 D Reguler)
Agam Reynaldy Reza Erlanda

(01)

Andy Prihasto

(05)

Anggit Pambudi

(06)

August F. Sebastian Pangaribuan

(09)

Galuh Chandra Adrianur

(19)

Virginia Dewi Iswandari

(37)

D-IV PKN STAN

Tahun 2016

1. Latar Belakang
Pada dewasa ini, website merupakan sumber daya yang penting bagi suatu entitas bisnis dalam
kegiatan operasional perusahaannya. Ada entitas bisnis yang menggunakan website sebagai sumber
daya langsung dalam kegiatan operasional seperti menjual barang dan jasa secara online melalui
website dan ada yang menggunakan website sebagai sumber daya tidak langsung seperti
memperkenalkan organisasi perusahaan, lini bisnis, dan produk-produk dijual. Terkait dengan hal ini,
entitas bisnis tidak ragu dalam mengeluarkan biaya untuk menambahkan fitur-fitur agar website
tersebut dapat memberikan manfaat ekonomis masa depan bagi entitas bisnis, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Website maupun fitur-fiturnya dapat diklasifikasikan sebagai aset tidak
berwujud jika dan hanya jika memenuhi ketentuan.
Berdasarkan PSAK No. 19, aset tak berwujud adalah aset nonmoneter teridentifikasi tanpa
wujud fisik. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aset tak berwujud ini memiliki
empat karakteristik yaitu
a. dikendalikan oleh entitas,
b.

menghasilkan manfaat ekonomik masa depan,

c. tidak memiliki nilai tukar tunai yang tetap, dan

d. tidak berbentuk secara fisik dimana aset tak berwujud.
Tulisan ini akan membahas tentang aset tak berwujud dan website dari sudut pandang akuntansi
dan undang-undang yang mengaturnya. Penulis akan membahas hal ini dengan membedah aset tak
berwujud dan website beserta fiturnya pada aset tidak berwujud di laporan keuangan perusahaan dan
menyajikan perlakuan akuntansi tentang aset tidak berwujud perusahaan tersebut dengan
mengkaitkannya terhadap undang-undang yang berlaku.

2. Pembahasan (Studi Kasus pada PT Dyandra Media International Tbk)

Penulis akan menganalisis aset tak berwujud yang terdapat pada Laporan Keuangan PT
Dyandra Media International TBK dan Entitas Anak untuk tahun 2015 dan mengkaitkannya dengan
UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang hak cipta.
Berikut adalah rincian aset tak berwujud yang dimiliki oleh PT Dyandra sebagaimana
tercantum dalam Catatan atas Laporan Keuangan, yaiu sebagai berikut:
PT Dyandra memiliki empat jenis aset tak berwujud, yaitu:
a.
b.
c.
d.

Perangkat lunak computer

Lisensi Pameran
Logo dan desain website
Hubungan pelanggan kontraktual

PT Dyandra Media International TBK dan Entitas Anak ini mempunyai beberapa lini bisnis,
tetapi bisnis utamanya adalah event/exhibition organizer. Di dalam bisnis event organizer yang dijual
adalah jasa dimana website merupakan sumber daya yang sangat penting dalam menjual jasa tersebut.
Konten suatu website sangat mempengaruhi permintaan pasar terhadap jasa ini. Ketika calon
konsumen ingin memutuskan untuk menggunakan salah satu event organizer maka dia akan melihat
event-event yang berhasil diselenggarakan dan testimoni para pengguna terdahulu melalui website.
Berdasarkan pengamatan melalui website tersebut, calon pembeli akan memutuskan untuk memakai
event organizer tersebut atau tidak dan akan berhubungan langsung dengan manfaat ekonomis yang
akan diterima oleh event organizer tersebut.
Desain website dan logo merupakan elemen yang sangat penting pada suatu website dalam
rangka mengiklankan dan mempromosikan jasa untuk tujuan ekonomis. Manfaat ekonomis yang
akan didapatkan, biaya yang dapat diukur, dan bentuknya membuat PT Dyandra Media International
TBK dan Entitas Anak memutuskan untuk mengklasifikasikan logo dan desain website ini kedalam
aset tak berwujud dan bukan kedalam beban. Hal tersebut juga sesuai dengan syarat pengakuan aset
tak berwujud pada PSAK 19 dimana aset tak berwujud diakui jika, dan hanya jika (a) kemungkinan
besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut, (b) biaya perolehan
aset tersebut dapat diukur secara andal.

Pengukuran

a. Perangkat lunak komputer

Perangkat lunak komputer PT Dyandra merupakan aset tak berwujud yang diperoleh secara
terpisah atau pembelian dari pihak ketiga. PT Dyandra mengukur pengakuan awal sebesar biaya
perolehan dan semua pengeluaran yang teratribusi langsung. Berdasarkan UU No 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta pasal 40, perangkat lunak komputer/ program komputer merupakan ciptaan
yang dilindungi oleh Negara.
Setelah pengakuan awal, PT Dyandra menggunakan metode biaya dalam mengukur nilai
perangkat lunak komputer. Perangkat lunak kumputer merupakan aset tak berwujud yang
diperoleh dengan masa manfaat yang terbatas. Selanjutnya, biaya perolehan akan dikurangi
dengan amortisasi dengan menggunakan metode garis lurus dengan taksiran masa manfaat 4
sampai dengan 8 tahun.
Pada tahun 2015, terjadi pengurangan nilai perangkat lunak computer yang disebabkan oleh
kehilangan pengendalian pada PT Andalusia Andrawina dengan nilai buku sebesar Rp49.929.690
sehingga PT Dyandra tidak lagi mengakui perangkat lunak computer di PT Andalusia. Atas
pelepasan aset tak berwujud tersebut PT Dyandra mengakui rugi pelepasan pada laporan laba
rugi dan penghasilan komrehensif lain konsolidasian.
b. Lisensi Pameran
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta, Lisensi adalah izin
tertulis yang diberikan oleh Pemegang Hak Cipta atau Pemilik Hak terkait kepada pihak lain
untuk melaksanakan hak ekonomi atas ciptaannya atau produk hak terkait dengan syarat tertentu.
Perjanjian lisensi tersebut berlaku selama jangka waktu tertentu dan tidak melebihi masa berlaku
Hak Cipta dan Hak terkait.
Lisensi Pameran yang dimiliki oleh PT Dyandra terdiri atas dua jenis lisensi pameran yaitu:
1) Lisensi Furnicraft
Lisensi yang merupakan biaya anak perusahaan yang berhubungan dengan penggunaan
lisensi Furnicraft untuk pameran. Lisensi ini memiliki masa manfaat yang terbatas dan
diamortisasi dengan metode garis lurus dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun. Pada
tahun 2015 sudah tidak ada lagi saldo terkait lisensi ini karena telah disusutkan habis pada
tahun 2012.
2) Lisensi Pameran Surabaya
Lisensi ini memiliki masa manfaat yang tidak terbatas dan tidak diamortisasi. Akan tetapi
lisensi ini akan diuji untuk penurunan nilai setiap tahunnya untuk menentukan apakah
masa manfaat yang tidak terbatas terus dapat dipertahankan. Jika terdapat perubahan
menjadi terbatas akan dilakukan secara prospektif. Hal ini berbeda dengan perlakuan
lisensi menurut UU Hak Cipta yang berlaku selama jangka waktu tertentu dan tidak boleh
melebihi masa berlaku Hak Cipta dan Hak Terkait.
c. Logo dan desain website
Logo dan desain website merupakan aset tak berwujud yang memiliki masa manfaat
terbatas dan dicatat sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi amortisasi. Amortisasi
dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama 4-5 tahun berdasarkan pada estimasi
penggunaan logo dan desain website tersebut oleh manajemen dimana nilai residunya

diasumsikan sama

dengan nol. Beban

amortisasi

timbul pada tahun

yang

berjalan
beban

dibebankan
usaha

umum

pada
dan

administasi pada
Berdasarkan

tahun yang sama.

ISAK
No
14,

tahapan

pengembangan

dari

website dapat diklasifikasikan kedalam empat tahap, yaitu (a) perencanaan, (b) pengembangan
aplikasi dan infrastruktur, (c) pengembangan desain grafis, dan (d) pengembangan konten.
Biaya perolehan awal website berasal dari pengeluaran pada tahap pengembangan
aplikasi dan infrastruktur, pengembangan desain grafis, dan pengembangan konten jika dapat
didistribusikan secara langsung dan diperlukan untuk pembuatan, produksi atau persiapan
website agar mampu beroperasi sesuai keinginan manajemen dan sepanjang konten yang
dikembangkan untuk tujuan selain untuk mengiklankan dan mempromosikan produk dan jasa
entitas itu sendiri. Pengeluaran yang terjadi setelah pengembangan website selesai akan diakui
sebagai beban ketika terjadinya, kecuali biaya tersebut dapat menghasilkan manfaat ekonomik
masa depan pada aset tak berwujud tersebut.
d. Hubungan pelanggan kontraktual
Hubungan pelanggan kontraktual diperoleh sebagai bagian dari kombinasi bisnis yang
diakui sebesar nilai wakar pada tanggal perolehannya. Hubungan pelanggan kontraktual
memiliki masa manfaat terbatas dan dicatat sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi
amortisasi. Amortisasi dihitung menggunakan metode garis lurus selama masa hubungan
pelanggan diharapkan yaitu selama 5,5 tahun.
Peraturan Perundang-undangan
Pada Laporan Keuangan PT Dyandra Media International TBK dan Entitas Anak, Logo
dan desain website dikelompokkan dalam akun yang sama sebagai unsur dari aset tak berwujud.
Logo merupakan hak kekayaan intelektual yang dilindungi. Pada UU Nomor 28 Tahun 2014
tentang hak cipta. Pada pasal 40 disebutkan bahwa ciptaan yang dilindungi meliputi ciptaan
dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra dimana salah satunya merupakan karya seni
rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung, atau
kolase. Berdasarkan pasal tersebut, yang dimaksud dengan gambar antara lain motif, diagram,
sketsa, logo, unsur-unsur warna dan bentuk huruf indah.
Sebagai perusahaan event organizer, penggunaan logo pada PT Dyandra Media
International TBK dan Entitas Anak ini sangat bermanfaat dalam rangka branding perusahaan.
Konsumen dapat mengetahui profil perusahaan dengan melihat logonya. Berdasarkan hal ini,
PT Dyandra Media International TBK dan Entitas Anak mendaftarkan hak cipta atas logonya.