Vous êtes sur la page 1sur 7

PENGERTIAN KATARAK

Katarak merupakan kelainan lensa mata yang keruh di dalam bola mata.
Kekeruhan lensa atau katarak akan mengakibatkan sinar terhalang masuk ke dalam
mata sehingga penglihatan menjadi menurun. Katarak menyebabkan penderita tidak
bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina
sehingga menghasilkan bayangan yang kabur pada retina. Jumlah dan bentuk
kekeruhan pada setiap lensa mata dapat bervariasi. Katarak berasal dari kata Yunani
Cataracta yang berarti Air terjun, hal ini disebabkan karena penderita katarak
seakan-akan melihat sesuatu seperti tertutup oleh air terjun di depan matanya (Ilyas,
2003).(Nyoman et al. 2014).
2) FAKTOR DAN PENYEBAB TERJADINYA KATARAK
1. Umur
2. Jenis kelamin
Perempuan >laki2
3. Katarak erat kaitannya juga dengan pekerjaan yang berada di luar gedung, dimana
sinar ultraviolet (UV) merupakan faktor risiko terjadinya katarak.
4. Pendapatan dikaitkan dengan status sosial ekonomi yang rendah.
5. Diabetes Melitus adalah katarak. peningkatan enzim aldose reduktase dapat
mereduksi gula menjadi sorbitol, hal ini menyebabkan terjadinya perubahan osmotik
sehingga serat lensa lama-kelamaan akan menjadi keruh dan menimbulkan katarak
(Pollreisz dan Erfurth, 2010).
6. Merokok, merokok dapat menyebabkan antioksidan dan enzim-enzim di dalam
tubuh mengalami gangguan sehingga dapat merusak mata (United For Sigth, 2003 )
C. PATOFISIOLOGI KATARAK
Menurut Kowalak (2003), patofoiologi katarak dapat bervariasi menurut
masing-masing bentuk katarak. Katarak senilis memperlihatkan bukti adanya agregasi
protein, cedera oksidatif dan peningkatan pigmentasi di bagian tengah lensa, selain itu
pada katarak traumatika dapat terjadi inflamasi atau fagositosis lensa ketika lensa
mata mengalami rupture (Kowalak, 2003). Sedangkan mekanisme katarak komplikasi
bervariasi menurut proses penyakitnya, sebagai contoh pada penyakit diabetes mellitus
akan terjadi peningkatan kadar glukosa dalam lensa yang kemudian menyebabkan
lensa mata menyerap air (Kowalak, 2011) sedangkan katarak kongenital merupakan
bentuk yang memberikan tantanggan khusus. Tamsuri (2003) mengungkapkan bahwa

secara kimiawi pembentukan katarak ditandai dengan berkurangnya ambilan oksigen


dan bertambahnya kandungan air yang kemudian diikuti dengan dehidrasi.
Kandungan natrium dan kalsium bertambah, sedangkan kalium, asam askorbat serta
protein menjadi berkurang.
Menurut Istiqomah (2003), lensa mata berisi 65% air, sisanya berupa protein dan
mineral penting. Katarak terjadi pada saat penurunan ambilan oksigen dan penurunan
air. Dilain sisi terjadi peningkatan kadar kalsium dan berubahnya protein larut
menjadi tidak dapat larut. Pada kondisi tersebut akan menyebabkan gangguan
metabolisme pada lensa mata. Gangguan metabolisme ini akan mengakibatkan
perubahan kandungan bahan-bahan yang ada di dalam lensa. Perubahan inilah yang
pada akhirnya menyebabkan kekeruhan lensa.Kekeruhan dapat berkembang sampai di
berbagai bagian lensa atau kapsulnya. (Pascasarjana & Udayana 2013)
D. TANDA DAN GEJALA KATARAK
Kekeruhan lensa dapat terjadi tanpa menimbulkan gejala, dan dijumpai pada
pemeriksaan mata rutin. Gejala katarak yang sering dikeluhkan adalah :
1. Silau.
Keluhan ini khususnya dijumpai pada tipe katarak posterior

subkapsular.

Pemeriksaan silau ( test glare ) dilakukan untuk mengetahui derajat gangguan


penglihatan yang disebabkan oleh sumber cahaya yang diletakkan di dalam lapang
pandangan pasien.
2. Diplopia monokular atau polyopia Terkadang,
Hal-hal ini bisa terjadi pada beberapa pasien oleh karena terpecahnya sinar putih
menjadi spektrum warna oleh karena meningkatnya kandungan air dalam lensa.
3.

Distorsi Katarak dapat menyebabkan garis lurus kelihatan bergelombang,24 sering


dijumpai pada stadium awal katarak.

4.

Penurunan tajam penglihatan Katarak menyebabkan penurunan penglihatan progresif


tanpa rasa nyeri.

5.

Sensitivitas kontras Sensitivitas kontras mengukur kemampuan pasien untuk


mendeteksi variasi tersamar dalam bayangan dengan menggunakan benda yang
bervariasi dalam hal kontras

6.

Myopic shift Perkembangan katarak dapat terjadi peningkatan dioptri kekuatan lensa,
yang umumnya menyebabkan miopia ringan atau sedang. Umumnya, pematangan
katarak nuklear ditandai dengan kembalinya penglihatan dekat oleh karena
meningkatnya myopia akibat peningkatan kekuatan refraktif lensa nuclear sklerotik,

sehingga kacamata baca atau bifokal tidak diperlukan lagi. Perubahan ini disebut
second sight. Namun, seiring dengan perubahan kualitas optikal lensa, keuntungan
tersebut akhirnya hilang juga.(Mata 2010)
E. PATHWAY

F. JENIS- JENIS DAN STADIUM KATARAK


Stadium katarak ini dibagai ke dalam 4 stadium, yaitu:
1.

Katarak insipien Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang
degeneratif menyerap air. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa
akan mencembung dan daya biasnya bertambah, yang akan memberikan miopisasi

2.

Katarak imatur, sebagian lensa keruh Merupakan katarak yang belum mengenai
seluruh lapis lensa.

3.

Katarak matur, pada katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh lensa pada
katarak matur. Bilik mata depan berukuran dengan kedalaman normal kembali, tidak
terdapat bayangan iris pada shadow test, atau disebut negatif.

4.

Katarak hipermatur, merupakan katarak yang telah mengalami proses degenerasi


lanjut, dapat menjadi keras, lembek dan mencair. Massa lensa yang berdegenerasi
keluar dari kapsul lensa, sehingga lensa menjadi kecil, berwarna kuning dan kering.

G. CARA MENCEGAH TERJADINYA KATARAK


Katarak dapat dicegah, di antaranya dengan:
1. Menjaga kadar gula darah selalu normal
2. Katarak yang disebabkan oleh faktor resiko lain dapat diusahakan
pencegahannya, misalnya dengan memberikan perlindungan khusus pada mata seperti
topi atau kacamata untuk menghindari radiasi sinar ultra violet.
3. Menghindari cedera pada mata atau prilaku merokok dan minum alkohol.

H. PENATA LAKSANAAN MEDIS


Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala
katarak tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala cukup
dengan mengganti kacamata. Sejauh ini tidak ada obat-obatan yang dapat
menjernihkan lensa yang keruhn implantasi. Bergantung pada integritas kapsul lensa
posterior, ada 2 tipe bedah lensa yaitu intra capsuler cataract ekstraksi (ICCE) dan
ekstra capsuler cataract ekstraksi (ECCE). Berikut ini akan dideskripsikan secara
umum tentang tiga prosedur operasi pada ekstraksi katarak yang sering digunakan
yaitu ICCE, ECCE, dan phacoemulsifikasi.
1. Intra Capsuler Cataract Ekstraksi (ICCE)
Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul.
Seluruh lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan depindahkan dari
mata melalui incisi korneal superior yang lebar. Penyulit yang dapat terjadi pada
pembedahan ini astigmatisme, glukoma, uveitis, endoftalmitis, dan perdarahan

2. Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE)


Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi
lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan
kortek lensa dapat keluar melalui robekan. Pembedahan ini dilakukan pada pasien

katarak muda.. Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat
terjadinya katarak sekunder.
3. Phakoemulsifikasi
Phakoemulsifikasi (phaco) maksudnya membongkar dan memindahkan kristal
lensa. Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) di kornea.
Getaran ultrasonic akan digunakan untuk menghancurkan katarak, selanjutnya mesin
PHACO akan menyedot massa katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa
Intra Okular yang dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut. Karena incisi yang
kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan pulih dengan sendirinya,
4. SICS Teknik operasi Small Incision Cataract Surgery (SICS) yang merupakan teknik
pembedahan kecil.teknik ini dipandang lebih menguntungkan karena lebih cepat
sembuh dan murah.
I. PENATA LAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Anamnesis
Kaji keluhan utama pasien saat itu. Kaji riwayat penyakit saat ini. Kaji riwayat
penyakit dahulu. Lebih lanjut kaji riwayat kesehatan keluarga dan riwayat
psikososial(Muttaqin dan Kumala, 2009).
c. Pemeriksaan fisik.
Fokus utama pada pemeriksaan mata. Ketika pelebaran pupil, akan dapat ditemukan
gambaran kekeruhan lensa berbentuk berkas putih. Pasien akan mengeluhkan adanya
diplopia, pandangan berkabut. Tajam penglihata pasien juga mengalami penurunan
(myopia).
d. Pemeriksaaan penunjang; pemeriksaan visus untuk mengetahui batas penglihatan
e.

pasien. Dapat juga dilakukan pemeriksaan lapang pandang.


Penatalaksanaan Bedah Katarak 1) Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsular (EKEK)
Tindakan pembedahan pada lensa dimana dilakukan pengeluaran isi
lensa. dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga masa lensa dan
korteks lensa dapat keluar melalui robekan tersebut. Penyulit yang dapat timbul pada
pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder (Ilyas, 2004). 2) Ekstraksi
Katarak Intra Kapsular (EKIK) Pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa
bersama kapsul. Pembedahan ini dilakukan dengan menggunakan mikroskop dan
pemakaian alat khusus sehingga tidak banyak penyulit dan pembedahan ini tidak akan
terjadi katarak sekunder (Ilyas, 2004).

J. DIAGNOSA, INTERVENSI DAN KRITERIA HASIL


1.

KEPERAWATAN

Diagnosa: Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan penurunan


tajam penglihatan
Tujuan: pasien melaporkan kemampuan yang lebih baik untuk rangsang penglihatan
dan mengkomunikasikan perubahan visual.
Kriteria hasil: Pasien mengidentifikasi dan menunjukkan pola-pola alternatif untuk
meningkatkan penerimaan rangsang penglihatan.
Intervensi dan Rasional;
-

Kaji ketajaman penglihatan; untuk mengidentifikasi kemampuan visual pasien.


- Orientasikan pasien akan lingkungan fisik sekitarnya; untuk meningkatkan

kemampuan persepsi sensori.


- Anjurkan penggunaan alternative rangsang lingkungan; untuk meningkatkan
kemampuan respons stimulus lingkungan.
-

Cegah sinar yang menyilaukan; untuk mencegah distress. Optimalisasi lingkungan

untuk menurunkkan resiko cedera.


2.

Diagnosa: Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kejadian


operasi (Tamsuri, 2011).
Tujuan: Tidak terjadi kecemasan.
Kriteria hasil: Pasien mengungkapkan kecemasan berkurang
Intervensi dan Rasional;
-

Kaji tingkat kecemasan, untuk mengetahui kecemasan klien.


Mendorong klien mengungkapkan perasaannya, hal ini dapat mengurangi rasa

cemas pada klien.


Menjelaskan gambaran yang terjadi pada saat pembedahan, peningkatan
pemahaman tentang kejadian yang mungkin terjadi dapat menurunkan

kecemasan.
- Memberikan kesempatan bertanya, dapat memerjelas pemahaman.
4. Diagnosa: Nyeri berhubungan dengan luka post operasi (Tamsuri,2011).
Tujuan: nyeri berkurang atau terkontrol.
Kriteria hasil: pasien melaporkan nyeri berkurang atau terkontrol.
Intervensi dan Rasional;
-

Kaji nyeri klien, untuk mengetahui derajat nyeri klien.


Mengajarkan teknik relaksasi, dapat menurunkan intensitas nyeri.
Berikan posisi yang nyaman, posisi yang tepat mempengaruhi perasaan nyeri.
Lakukan kolaborasi pemberian antalgesik, untuk mengurangi nyeri dengan menaikkan
ambang nyeri.

- Monitor kenyamanan manajemen nyeri, untuk memantau perkembanagan.


5. Diagnosa: Resiko Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan,
sekunder akibat interupsi bedah pada permukaan mata
Tujuan: bebas dari infeksi. Kriteria hasil: Tanda infeksi selama fase perawatan tidak
muncul.
Intervensi dan Rasional;
- Anjurkan istirahat yang cukup meminimalisir terjadi infeksi
- Berikan asupan nutrisi cukup, untuk meningkatkan imunitas tubuh. Ajarkan teknik
aseptik, untuk mencegah infeksi.
- Monitor tanda infeksi, untuk memantau perkembangan klien. Kolaborasi pemberian
antibiotic, meningkatkan imun.
5.

Diagnosa: Defisit pengetahuan b.d terbatasnya informasi. Tujuan: memahami cara


perawatan dirumah. Kriteria hasil: Pasien mampu mengidentifikasi kegiatan
perawatan rumah yang diperlukan. Intervensi dan Rasional; Kaji tingkat pengetahuan
keluarga, untuk
penyakit,

mengetahui pemahaman keluarga. Menjelaskan tentang proses

memberikan gambaran dari penyakit yang diderita klien. Menjelaskan

tindakan yang diperbolehkan dan yang perlu dihindari, meningkatkan pemahaman


keluarga. Memberika kesempatan bertanya, untuk memperluas cakupan diskusi
pembahasan.(Anon 2012)
K. EVALUASI
1. Gangguan Penglihatan mata dirasa minimal
2. Pasien tampak tenang
3. Skala nyeri setelah operasi berkurang

Vous aimerez peut-être aussi