Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Nama Anggota:
Rachma Maristika Irtany 2316030065
Firman Maulana 2316030072
Nurul Qomar Dwi P. 2316030090
Sofia Putri Salsabila 2316030095
Miriam Roos 2316030101
Nur Aulia Pramesthi 2316030115
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul Akhlak Islam. Atas dukungan moral dan materi yang
diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka Kami mengucapkan terima kasih
kepada:
Bapak Syarifuddin selaku dosen Pendidikan Agama Islam kami, yang telah memberi
dorongan, masukan, bimbingan kepada penulis.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca dibutuhkan untuk meyempurnakan
makalah ini.
Kelompok IV
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I
I.1 Latar Belakang
Bab II
II.1 Akhlak Islam
II.2 Konsep Akhlak
II.3 Akhlak dan Aktualisasinya
6
6
9
Bab III
a. Simpulan
14
b. Saran
14
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Kata akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseoang yang didorong oleh
suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak
merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa arab yang berarti
perangai, tingkah laku, atau tabiat. Menurut 3 pakar bidang akhlak yaitu Ibnu
Miskawih, Al Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai
yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa
mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.
Akhlak merupakan tiang yang menopang hubungan baik antara hamba dengan
Allah SWT (habluminallah) dan antara sesama manusia (habluminannas). Akhlak
yang baik akan hadir pada diri manusia dengan proses yang panjang, yaitu melalui
pendidikan akhlak. Pendidikan akhlak yang dibawa oleh Islam merupakan sesuatu
yang benar dan tidak ada kekurangannya. Pendidikan akhlak yang ditawarkan Islam
berasal langsung dari Allah SWT yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW
melalui Malaikat Jibril dengan Al Quran dan Sunnah kepada umat Rasulullah.
Rasulullah SAW sebagai teladan yang paling baik memberikan pengetahuan
akhlak kepada keluarga dan para sahabat Rasulullah SAW, sehingga orang-orang
dekat Rasulullah SAW mampu memilik akhlak yang tinggi di hadapan umat lain dan
akhlak mulia di hadapan Allah.
Pandangan bahwa kehidupan dengan landasan akhlak adalah sesuatu yang kuno
dan ketinggalan zaman serta jauh dari kemoderan harus kita hapuskan dari
pemikiran kita. Kemunduran moral yang terjadi di seluruh penghujung dunia
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Akhlak Islam
Kata Akhlak bersasal dari bahasa arab, yaitu merupakan jamak dari khuluq.
Khuluq adalah ibarat dari kelakuan manusia yang membedakan baik dan buruk, lalu
disenangi dan dipilih yang baik untuk dipraktekkan dalam perbuatan, sedang yang
buruk di benci dan dihilangkan.
Dalam Ilmu akhlak, objek ilmu akhlak yang dipelajari adalah perilaku manusia, dan
penetapan nilai perilaku sebagai baik atau buruk. Dasar atau alat pengukur yang
menyatakan baik-buruknya sifat perilaku seseorang itu adalah Al-Quran dan AsSunah Nabi SAW. Apa yang baik menurut Al-Quran dan As-Sunah, itulah yang
baik untuk dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, apa yang
buruk menurut al-Quran dan as-Sunnah, itulah yang tidak baik dan harus dijauhi.
Eksistensi akhlak yang baik sangat berpengaruh bagi kelangsungan umat muslim.
Mempelajari Ilmu akhlak bertujuan sebagai pedoman atau pun penerang bagi kaum
manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang buruk. Akhlak tidak bisa
menjadikan manusia baik atau buruk. Kedudukan akhlak adalah sebagai dokter
untuk pasien. Pasien bisa saja tidak mendengarkan informasi yang diberikan dokter
tentang kesehatannya. Hal ini mengibaratkan bahwa hidup tanpa petunjuk akhlak
yang baik maka akan mengalami keugian yang mendalam. Jika petunjuk atau
petuah dari dokter diikuti dengan baik maka hal ini akan mendorong kita supaya
membentuk hidup yang menghasilkan kebaikan dan kesempurnaan.
f. Taat beribadah
g. Melaksanakan amanah
h. Qanaah
d. Tawakal
i. Sabar
e. Syukur
2.
a. Kufur
b. Syirik
d. Fasik
e. Riya
g. Mengadu domba
j. Kikir
h. Dengki/iri
k. Dendam
m. Memutuskan silaturahmi
n. Putus asa
c. Murtad
f. Takabur
i. Hasut
l. Khianat
o. Dusta, dll
untuk membersihkan dan mensucika hati. Maka hubungan antara tasawuf dan akhlak
menjadi sangat erat dan penting karena satu sama lain saling mendukung.
Metode penyucian hati (tashfiyat al-qalbi) dalam ilmu Tasawuf meliputi :
a. Iijinbul Manhiyat, ialah menjauhi larangan-larangan Allah
b. Adaul Wajibat, ialah melaksanakan kewajiban-kewajiban Allah
c. Adaun Nafilat, ialah melaksanakan hal-hal yang disunahkan Allah
d. Ar-Riyadlah, ialah latihan spiritual agar dapat istiqomah dalam menjalankan seluruh
ajaran Islam dan mendekatkan diri kepada Allah
Sedangkan Mustofa Zukir mengatakan : Untuk mewujudkan cita-cita mereka
tersebut, para ulama Sufi membuat tata cara dalam bentuk pendidikan akhlak yang
disusun dalam tiga tingkata, yaitu :
a. Pertama Takhalli, yaitu suatu usaha mengosongkan diri dari sifat-sifat yang tercela
dan maksiat lahir maupun batin
b. Kedua Tahalli, yaitu suatu usaha untuk mengisi diri dengan sifat-sifat yang terpuji
dan taat secara lahir maupun batin
c. Ketiga Tajalli, yaitu suatu tingkatan dimana ia merasakan rasa ketuhaan dengan
mencapai kenyataan hakikat mengenal Allah
II.3.2 Indikator Manusia Berakhlak
Indikator manusia berakhlak baik (husn al-khuluq) adalah tertanamnya iman dalam
hati dan teraplikasinya takwa dalam perilaku. Sebaliknya mausia yang tidak berakhlak
baik (su al-khuluq) adalah manusa yang ada nifaq (kemunafikan) di dalam hatinya.
Nifaq adalah sikap mendua terhadap Allah. Tidak ada kesesuaian antara hati dan
perbuatan.
Taat kepada perintah Allah dan tidak mengikuti keinginan hawa nafsu dapat
membersihkan hati, sebaliknya melakukan dosa dan maksiat dapat menghitamkan hati.
Barang siapa melakukan dosa maka hitamlah hatinya, dan barang siapa melakukan dosa
tetapi menghapusnya dengan kebaikan maka tidak akan gelaplah hatinya, hanya saja
cahaya itu telah berkurang.
Ahli Tasawuf mengemukakan bahwa indikator manusia berakhlak, antara lain
adalah memiliki budaya malu ( untuk berbuat buruk) dalam interaksi dengan
10
sesamanya, tidak menyakiti orang lain, banyak kebaikannya, benar dan jujur dalam
ucpannya, tidak banyak bicara tetapi banyak berbuat, penyabar, tenang, hatinya selalu
bersama Allah, suka berterima kasih, ridla terhadap ketentuan Allah, bijaksana, hati-hati
dalam bertindak, menyenangkan bagi teman dan disegani lawan, tidak pendendam ,
tidak suka mengadu domba, sedikit makan dan tidur, tidak pelit dan hasad, cinta karena
Allah dan benci karena Allah
Kalau akhlak dipahami sebagai pandangan hidup maka manusia berakhlak adalah
manusia yang menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban dalam hubungannya
dengan Allah sesama makhluk dan alam semesta.
Di dalam Al-Quran banyak ditemukan ciri-ciri manusa yang beriman dan memiliki
akhlak mulia diantaranya :
-
11
Suka memaafkan kesalahan orang lain ( QS Ali Imran : 134 & 159 )
Dalam ilmu akhlak dijelaskan bahwa kebiasaan yang baik harus dipertahankan dan
disempurnakan, sedangkan kebiasaan yang buruk harus dihilangkan, karena kebiasaan
merupakan faktor yang sangat penting dalam pembentukan karakter manusia berakhlak.
Al-Ghazali menjelaskan bahwa untuk mencapai akhlak yang baik ada tiga cara,
yaitu:
a. Akhlak yang merupakan anugerah dan rahmat Allah, yakni orang memiliki akhlak
baik secara alamiah ( bit-thabiah wal fitrah ) sebagai sesuatu yang diberikan Allah
kepada seseorang sejak ia dilahirkan.
b. Mujahadah, yaitu selalu berusaha keras untuk merubah diri menjadi baik dan tetap
dalam kebaikan, serta menahan diri dari sikap putus asa.
c. Riyadlah, yaitu melatih diri secara spiritual untuk senantiasa dzikir kepada Allah
dengan dawam al-dzikir.
12
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Akhlak merupakan bekal diri yang membawa kebaikan dan keberuntungan bagi
mereka yang mengerjakannya. Akhlak yang ditawarkan Islam berdasar pada nilai-nilai
13
Al-Quran dan Al-Hadis. Dalam pelaksanaannya, Akhlak Islam perlu dijabarkan oleh
pemikiran-pemikiran manusia melalui usaha ijtihad.
Dengan akhlak Islam, manusia diharapkan dapat menempuh jalan yang baik. Jalan
yang sesuai ajaran-ajaran Islam, pandangan akal tentang kebaikan dan keburukan.
Memiliki akhlak islam, manusia akan dapat kebersihan batin yang membawanya
melakukan perilaku terpuji. Dengan perilaku terpuji akan melahirkan keadaan antar
umat menjadi harmonis, damai serta sejahtera lahir dan batin. Sehingga setiap aktivitas
akan dilakukan karena untuk mendapatkan kerahmatan Allah yang akan membawa
insan mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Dapat dikatakan bahwa Akhlak Islam bertujuan memberikan pedoman atau
penerangan bagi manusia untuk mengetetahui perbuatan yang baik dan buruk. Terhadap
perbuatan yang baik ia berusaha melakukannya dan terhadap perbuatan yang buruk ia
berusaha menghindarinya.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Sebagai umat Islam hendaknya memahami Akhlak Islam dengan baik, karena
dengan kita memahami arti akhlak ini dapat mengatur berbagai kehidupan umat
manusia untuk mencapai kemaslahatan.
2. Dalam bermasyarakat hendaknya kita menerapkan sikap akhlaqul karimah agar
dapat hidup rukun antar sesama
14