Vous êtes sur la page 1sur 15

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH LABORATORIUM TEKNIK LINGKUNGAN


TS, TDS, DAN TSS

Dosen :
Nova Annisa, S.SI.,MS

Disusun Oleh:
Helda Zakia F

H1E114

Khairunisa

H1E114045

Nuradhayani

H1E114

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN
BANJARBARU
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting dalam kehidupan
manusia dan digunakan masyarakat untuk berbagai kegiatan sehari-hari, termasuk
kegiatan pertanian, perikanan, perternakan, industri, pertambangan, rekreasi,
olahraga dan sebagainya. Sekarang ini, masalah utama sumber daya air meliputi
kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan manusia yang terus
meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik terus menurun khususnya
untuk air minum. Sebagai sumber air minum masyarakat, air harus memenuhi
beberapa aspek yang meliputi kuantitas, kualitas dan kontinuitas (WHO,2004).
Jika kita tinjau dari segi kualitas, air bersih yang digunakan harus
memenuhi syarat secara fisik, kimia, dan mikrobiologi. Menurut Sutrisno dan
Suciastuti (2002), persyaratan secara fisik meliputi air harus jernih, tidak
berwarna, tidak berasa/tawar, tidak berbau, temperatur normal dan tidak
mengandung zat padatan (dinyatakan dengan TS, TSS dan TDS). Persyaratan
secara kimia meliputi derajat keasaman, kandungan oksigen, bahan organik
(dinyatakan dengan BOD, COD, dan TOC), mineral atau logam, nutrien/hara,
kesadahan dan sebagainya (Kusnaedi, 2002). Adapun Penilaian kualitas perairan
secara biologi dapat menggunakan organisme sebagai indikator (Sutjianto, 2003).
Salah satu pengukuran yang dapat dilakukan untuk mengetahui baku mutu air
adalah melalui pengukuran kandungan zat padatan TS (Total Suspended) ,TSS
(Total Suspended Solid ) dan TDS (Total Dissolve Solid ). Berikut bahasan
lengkap tentang TS, TSS dan TDS.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan TS, TDS, dan TSS ?
2. Bagaimana menganalisis TDS dan TSS ?
3. Bagaimana cara pengujian TDS dan TSS ?
4. Apa saja manfaat data solid dalam bidang teknik lingkungan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan TS, TDS, dan TSS
2. Untuk mengetahui cara menganalisis TDS dan TSS
3. Untuk mengetahui bagaimana cara pengujian TDS dan TSS
4. Untuk mengetahui manfaat data solid dalam bidang teknik lingkungan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Zat Padat
Zat padat yang berada dalam air (solid) dapat didefinisikan sebagai materi
yang tersisa (residu) jika contoh air diuapkan dan dikeringkan pada temperatur
103-105. Untuk senyawa-senyawa yang mudah menguap pada waktu
penguapan ataupun pada waktu pengeringan pada waktu pengeringan tersebut
tidak termasuk dalam definisi diatas. Residu dari penguapan dan pemanasan
tersebut dapat berupa senyawa organik baik dalam bentuk terlarut ataupun
tersuspensi dalam air. Adapun pengukuran solid dalam air dibedakan atas: Total
Solid (TS), Total Suspended Solid (TSS), Total Dissolved Solid(TDS), Fixed Total
Solid (FTS), Fixed Suspended Solid (FSS), Fixed Dissolved Solid (FDS), Volatile
Total Solid (VTS), Volatile Suspended Solid (VSS), Volatile Dissolved Solid
(VDS). Pada makalah kali ini, kita hanya akan membahas mengenai Total Solid
(TS), Total Suspended Solid (TSS), Total Dissolved Solid (TDS).
2.2 Total Solid
Total padatan (total solids) adalah semua bahan yang terdapat dalam
contoh air setelah dipanaskan pada suhu 103-105C selama tidak kurang dari 1
jam. Bahan ini tertinggal sebagai residu melalui proses evaporasi. Total solid pada
air terdiri dari total padatan terlarut (total dissolved solids) dan total zat padat
tersuspensi (total suspended solids).
2.3 Total Dissolved Solid
Total Dissolved Solid (TDS) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organik
maupun anorganik) yang terdapat pada sebuah larutan. TDS menggambarkan
jumlah zat terlarut dalam part per million (ppm) atau sama dengan milligram per
liter (mg/L). Total padatan terlarut merupakan bahan-bahan terlarut dalam air
yang tidak tersaring dengan kertas saring millipore dengan ukuran pori 0,45 m.
Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang terlarut
dalam air, mineral dan garamgaramnya. Umumnya berdasarkan definisi diatas
seharusnya zat yang terlarut dalam air (larutan) harus dapat melewati saringan

yang berdiameter 2 micrometer (210-6 meter). Aplikasi yang umum digunakan


adalah untuk mengukur kualitas cairan pada pengairan, pemeliharaan aquarium,
kolam renang, proses kimia, pembuatan air mineral, dan lain-lain. Total padatan
terlarut (TDS) juga dapat diartikan sebagai bahan dalam contoh air yang lolos
melalui saringan membran yang berpori 2,0 m atau lebih kecil dan dipanaskan
180C selama 1 jam. Total dissolved solids yang terkandung di dalam air biasanya
berkisar antara 20 sampai 1000 mg/L. Pengukuran total solids dikeringkan dengan
suhu 103 sampai 105C. Digunakan suhu yang lebih tinggi agar air yang
tersumbat dapat dihilangkan secara mekanis.
Analisa total padatan terlarut merupakan pengukuran kualitatif dari jumlah
ion terlarut, tetapi tidak menjelaskan pada sifat atau hubungan ion. Selain itu,
pengujian tidak memberikan wawasan dalam masalah kualitas air yang spesifik.
Oleh karena itu, analisa total padatan terlarut digunakan sebagai uji indikator
untuk menentukan kualitas umum dari air. Sumber padatan terlarut total dapat
mencakup semua kation dan anion terlarut (Oram,B.2010). Sumber utama untuk
TDS dalam perairan adalah limpahan dari pertanian, limbah rumah tangga, dan
industri. Unsur kimia yang paling umum adalah kalsium, fosfat, nitrat,
natrium,kalium dan klorida. Bahan kimia dapat berupa kation, anion, molekul atau
aglomerasi dari ribuan molekul. Kandungan TDS yang berbahaya adalah pestisida
yang timbul dari aliran permukaan. Beberapa padatan total terlarut alami berasal
dari pelapukan dan pelarutan batu dan tanah. Sesuai regulasi dari Enviromental
Protection Agency (EPA) USA, menyarankan bahwa kadar maksimal kontaminan
pada air minum adalah sebesar 500 mg/L (500 ppm). Kini banyak sumber sumber air yang mendekati ambang batas ini. Saat angka penunjukan TDS
mencapai 1000 mg/L maka sangat dianjurkan untuk tidak dikonsumsi manusia.
Dengan angka TDS yang tinggi maka perlu ditindak lanjuti, dan dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut. Umumnya, tingginya angka TDS disebabkan oleh
kandungan potassium, khlorida, dan sodium yang terlarut di dalam air. Ion-ion ini
memiliki efek jangka pendek (short-termeffect) tapi ion-ion yang bersifat toksik
(seperti timah arsenic, kadmium, nitrat dan banyak lainnya) banyak juga yang
terlarut di dalam air. Air minum ideal adalah yang memiliki level TDS 0 50
ppm, dihasilkan dengan proses reverse osmosis, deionizationm microflitration,

distillation, dan banyak lainnya. Air gunung (mountain spring) dan yang melalui
prosesfiltrasi karbon berada di standar kedua. Rata-rata air tanah (air sumur)
adalah 150 300 ppm,masih dalam batas aman, namun bukan yang terbaik
terutama untuk para penderita penyakit ginjal.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa pentingnya untuk memeriksa
level TDS pada air minum kita :
1. Rasa/Kesehatan
Air yang memiliki level TDS tinggi memiliki rasa yang kurang enak,
terasa agak asin, pahit, atau metalik.Bisa juga berindikasi terdapatnya mineralmineral yang bersifat toxic. Enviromental Protection Agency (EPA) USA,
menyarankan bahwa kadar maksimal kontaminan pada air minum adalah
sebesar 500 mg/L (500 ppm).
2. Kinerja Filter
Pengujian ini untuk memastikan sistem reverse osmosis atau sistem
purifikasi air memiliki tingkat kemampuan pembuangan partikel-pertikel
pengotor, dan diketahui kapan kita harus mengganti filter (atau membran)
sistem purifikasi air minum kita.
3. Kesadahan (Hardness)
Tingginya level TDS bisa mengindikasikan kesadahan air, yang akan
menyebabkan kerak .
4. Industri
Tingginya level TDS bisa berdampak pada kinerja beberapa peralatan,
seperti boiler dan cooling tower, produksi makanan dan minuman, dan banyak
lainnya.
5. Makanan dan Minuman
Untuk mendapatkan rasa secangkir kopi yang lebih nikmat, salah satunya
adalah menjaga level TDS air yang digunakannya.
2.3.1 Analisis Total Dissolved Solids (TDS)
Analisis Total Dissolved Solids (TDS) dapat dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut :
1. Pengambilan dan pengawetan sampel
Sampel harus representatif dengan cara pengambilannya yang benar.
Botol sampel yang digunakan sebelumnya harus dicuci hingga bersih dari
sisa-sisa sampel kemudian dibilas dengan air suling. Sampel dapat diawetkan
beberapa hari tanpa mempengaruhi hasil analisa, dan sebaiknya sampel

tersebut disimpan dalam kulkas pada suhu sekitar 2-4C. Perlu diperhatikan
bahwa setelah beberapa hari zat padat organis dapat terlarut sedangkan zat
padat koloidal dapat membentuk partikel-partikel yang lebih besar. Oleh
karena itu sampel air yang telah disimpan harus dianalisis sebelum 7 hari
setelah pengambilan sampel dilakukan. Sebelum dianalisa, sampel dikocok
terlebih dahulu sehingga zat-zat yang terkandung di dalamnya tersebar merata
dan homogen.
2. Persiapan Cawan
Cawan penguapan dibersihkan kemudian dipanaskan dalam tanur pada
suhu 550C selama 1 jam. Kemudian dipindahkan ke dalam oven dengan suhu
105C menggunakan penjepit cawan. Selanjutnya didinginkan di dalam
desikator dan timbang segera pada saat akan digunakan.
3. Penentuan Zat Padat Terlarut
Sampel dikocok hingga homogen dan dipipet sebanyak 100 mL dan
dilakukan penyaringan menggunakan corong gelas. Sampel yang lolos dari
kertas saring dituangkan ke dalam gelas kimia. Selanjutnya, cawan yang berisi
sampel tersebut diuapkan dan dikeringkan dalam oven pada suhu 105C
sampai semua air menguap. Setelah itu cawan dikeluarkan dari oven
menggunakan penjepit cawan untuk didinginkan dalam desikator dan
ditimbang segera dengan neraca analitik hingga diperoleh berat konstan.
Untuk memperoleh nilai estimasi TDS yaitu:
TDS (mg/L) = (A-B) X 1000 / V
Keterangan:
A = berat cawan + residu kering (mg)
B = berat cawan (mg)
V = volume contoh (mL)

2.4 Total Suspended Solid


Total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) adalah residu
dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal
2m atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. TSS menyebabkan kekeruhan
pada air akibat padatan tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap. TSS

terdiri dari partikel - partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari
sedimen,

misalnya

tanah

liat,

bahan-bahan

organik

tertentu,

sel-sel

mikroorganisme, dan sebagainya (Nasution, 2008).


TSS merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang
heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan
dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan (Tarigan
dan Edward, 2003). Penetrasi cahaya matahari ke permukaan dan bagian yang
lebih dalam tidak berlangsung efektif akibat terhalang oleh zat padat tersuspensi,
sehingga fotosintesis tidak berlangsung sempurna.
Berdasarkan peraturan pemerintah No.82 tahun 2001, nilai ambang batas
TSS yang diperbolehkan di sungai yaitu 50 mg/L. TSS umumnya dihilangkan
dengan flokulasi dan penyaringan. TSS memberikan kontribusi untuk kekeruhan
dengan membatasi penetrasi cahaya untuk fotosintesis dan visibilitas di perairan.
Oleh karena itu nilai kekeruhan tidak dapat dikonversi ke nilai TSS. Kekeruhan
sendiri merupakan kecenderungan ukuran sampel untuk menyebarkan cahaya.
Sementara hamburan diproduksi oleh adanya partikel tersuspensi dalam sampel.
Kekeruhan adalah murni sebuah sifat optik. Pola dan intensitas sebaran akan
berbeda akibat perubahan dengan ukuran dan bentuk partikel serta materi. Sebuah
sampel yang mengandung 1.000 mg/L dari fine talcum powder akan memberikan
pembacaan yang berbeda kekeruhan dari sampel yang mengandung 1.000 mg/L
coarsely ground talcum . Kedua sampel juga akan memiliki pembacaan yang
berbeda kekeruhan dari sampel mengandung 1.000 mg/L ground pepper,
meskipun tiga sampel tersebut mengandung nilai TSS yang sama.
TSS berhubungan erat dengan erosi tanah dan erosi dari saluran sungai.
TSS sangat bervariasi, mulai kurang dari 5 mg/L yang paling ekstrem 30.000
mg/L di beberapa sungai. TSS ini menjadi ukuran penting erosi di alur sungai.
TSS tidak hanya menjadi ukuran penting erosi di alur sungai, juga berhubungan
erat dengan transportasi melalui sistem sungai nutrisi (terutama fosfor), logam,
dan berbagai bahan kimia industri dan pertanian.
Perbedaan antara padatan tersuspensi total (TSS) dan padatan terlarut total
(TDS) adalah berdasarkan prosedur penyaringan. Padatan selalu diukur sebagai
berat kering dan prosedur pengeringan harus diperhatikan untuk menghindari

kesalahan yang disebabkan oleh kelembaban yang tertahan atau kehilangan bahan
akibat penguapan atau oksidasi
2.4.1 Analisis Total Suspensed Solid (TSS)
Prinsip analisa TSS sebagai berikut :
Contoh uji yang telah homogen disaring dengan kertas saring yang telah
ditimbang.Residu yang tertahan pada saringan dikeringkan sampai mencapai berat
konstan pada suhu 103C sampai dengan 105C. Kenaikan berat saringan
mewakili padatan tersuspensi total (TSS). Jika padatan tersuspensi menghambat
saringan dan memperlama penyaringan, diameter pori-pori saringan perlu
diperbesar atau mengurangi volume contoh uji. Untuk cara kerjanya adalah
sebagai berikut :
1. Pengambilan dan pengawetan sampel
Sampel harus representatif dengan cara pengambilannya yang benar.Botol
sampel yang digunakan sebelumnya harus dicuci hingga bersih dari sisa-sisa
sampel kemudian dibilas dengan air suling. Sampel dapat diawetkan beberapa
hari tanpa mempengaruhi hasil analisa, dan sebaiknya sampel tersebut
disimpan dalam kulkas pada suhu sekitar 2-4oC. Perlu diperhatikan bahwa
setelah beberapa hari zat padat organis dapat terlarut sedangkan zat padat
koloidal dapat membentuk partikel-partikel yang lebih besar. Oleh karena itu
sampel air yang telah disimpan harus dianalisis sebelum 7 hari setelah
pengambilan sampel dilakukan. Sebelum dianalisa, sampel dikocok terlebih
dahulu sehingga zat-zat yang terkandung di dalamnya tersebar merata dan
homogen.
2. Persiapan Kertas Saring
Kertas saring dipanaskan di dalam oven pada suhu 105C selama 1 jam.
Kemudian didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang segera
dengan neraca analitik hingga didapatkan berat konstan (kehilangan berat
sesudah pemanasan ulang kurang dari 0,5 mg.
3. Penentuan Zat Padat Tersuspensi
Sampel dihomogenkan kemudian dipipet sebanyak 100 mL dan dilakukan
penyaringan menggunakan corong gelas dan kertas saring. Kemudian kertas
saring diambil dengan hati-hati dan diletakkan diatas cawan untuk dipanaskan

di dalam oven dengan suhu 105C selama 1 jam. Selanjutnya didinginkan


dalam desikator dan ditimbang dengan neraca analitik hingga diperoleh berat
konstan. Untuk memperoleh estimasi TSS, dihitung perbedaan antara padatan
terlarut total dan padatan total.
TSS (mg/L) = (A-B) X 1000 / V
Keterangan :
A = berat kertas saring + residu kering (mg)
B = berat kertas saring (mg)
V = volume contoh (mL)
2.5 Pengujian TDS dan TSS
Sampai saat ini ada dua metoda yang dapat digunakan untuk mengukur
kualitas suatu larutan. Ada pun dua metoda pengukuran TDS (Total Dissolve
Solid) tersebut adalah :
1. Metode Gravimetri
Gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat dengan cara penimbangan hasil
reaksi pengendapan. Gravimetri merupakan pemeriksaan jumlah zat yang
paling tua dan paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia
lainnya. Kesederhanaan itu kelihatan karena dalam gravimetri jumlah zat
ditentukan dengan cara menimbang langsung massa zat yang dipisahkan dari
zat-zat lain. Analisis gravimetri sangat penting dalam bidang kimia analisis,
meskipun telah didengar bahwa teknik gravimetrik telah digantikan oleh
metode instrumen. Masih banyak kasus dimana teknik gravimetrik merupakan
pilihan terbaik untuk memecahkan suatu problem analisis yang khusus.
Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi
transformasi unsur atau radikal kesenyawaan murni stabil yang dapat segera
diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Metode gravimetri
memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat
diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan. Langkah
pengukuran pada gravimetri adalah pengukuran berat. Analit secara fisik
dipisahkan dari semua komponen lainnya maupun dengan solvennya.
Persyaratan yang harus dipenuhi agar garvimetri dapat berhasil ialah terdiri

dari proses pemisahan yang harus cukup sempurna sehingga kualitas analit
yang tidak mengendap secara analit tidak ditentukan dan zat yang ditimbang
harus mempunyai susunan tertentu dan harus murni atau mendekati murni
(Irha, 2011).
Perhitungan Analisis gravimetric dapat berlangsung baik, jika persyaratan
berikut dapat terpenuhi :
1. Komponen yang ditentukan harus dapat mengendap secara sempurna,
endapan yangdihasilkan stabil dan sukar larut
2. Endapan yang terbentuk harus dapat dipisahkan dengan mudah dengan
larutan(dengan penyaringan)
3. Endapan yang ditimbang harus mempunyai susunan stoikiometrik tertentu
(dapat diubah menjadi system senyawa tertentu dan harus bersifat murni
atau dapat dimurnikan lebih lanjut
2. Electrical Conductiviti
Konduktivitas listrik air secara langsung berhubungan dengan konsentrasi
padatan terlarut yang terionisasi dalam air. Ion dari konsentrasi padatan
terlarut dalam air menciptakan kemampuan pada air untuk menghasilkan arus
listrik yang dapat diukur menggunakan konduktivity
konduktiviti

meter.

Elektrikal

ini adalah mengukur konduktivitas listrik bahan-bahan yang

terkandung dalam air. Semakin banyak bahan (mineral logam maupun


nonlogam) dalam air, maka hasil pengukuran akan semakin besar pula.
Sebaliknya, bila sangat sedikit bahan yang terkandung dalam air maka
hasilnya mendekati nol, atau yang kita sebut dengan air murni (pure water)
(Insan, 2008).
Konduktiviti meter adalah alat yang digunakan untuk menentukan daya
hantar suatu larutan dan mengukur derajat ionisasi suatu larutan elektrolit
dalam air dengan cara menetapkan hambatan suatu kolom cairan selain itu
konduktiviti meter memiliki kegunaan yang lain yaitu mengukur daya hantar
listrik yang diakibatkan oleh gerakan partikel di dalam sebuah larutan.
Menurut literatur faktor-faktor yang mempengaruhi daya hantar adalah
perubahan suhu dan konsentrasi. Dimana jika semakin besar suhunya maka
daya hantar pun juga akan semakin besar dan apabila semakin kecil suhu yang
digunakan maka sangat kecil pula daya hantar yang dihasilkan dan begitu
dengan sebaliknya antara konsentrasi dan daya hantar. Oleh sebab itu

pengaruh suhu dan konsentrasi dapat mempengaruhi daya hantar. (Anonim,


2010)
Prinsip kerja elektrikal konduktiviti adalah dua buah probe dihubungkan
ke larutan yang akan diukur, kemudian dengan rangkaian pemprosesan sinyal
akan mengeluarkan output yang menunjukkan besar konduktifitas/daya hantar
listrik sampel air tersebut. (Endrah, 2010)
2.6 Pemanfaatan Data Solid dalam bidang teknik Lingkungan
Pemanfaatan data Solid ini dalam bidang Teknik Lingkungan adalah untuk
menentukan desain dari komponen komponen dalam unit pengolahan air
bersih/minum maupun unit pengolahan air kotor/buangan/limbah. Adapun secara
terperinci, adalah sebagi berikut :
1. Total Solid merupakan ukuran penentu dalam proses stabilisasi pH dan pada
kontrol korosi, sebagaimana alkalinitas dan suhu
2. Konsentrasi Total Suspended Solid merupakan salah satu parameter perairan
untuk indicator tingkat sedimentasi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
besarnya konsentrasi Total Suspended Solid di perairan sehingga dapat
diketahui kondisi perairan dan sebagai informasi awal untuk penelitian terkait
stabilitas di perairan tersebut. Metode ini menggunakan contoh air dan
dianalisa berat TSSnya dengan didukung data parameter hidrooceanografi dan
sedimen Pendekatan ini dapat menggambarkan sebaran konsentrasi Total
Suspended Solid dan perkiraan laju sedimentasi yang terjadi pada lokasi
perairan. Sehingga diduga dapat diperkirakan laju sedimentasi yang terjadi,
3. Total Suspended Solid dan Volatile Suspended Solid digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan dari limbah industri dan domestic
4. Total Suspended Solid dan Volatile Suspended Solid digunakan untuk
mengontrol padatan biologis pada pencemaran sungai
5. Total Dissolve Solid sangat berguna dalam menentukan tipe prosedur
softening pada unit water softening yang akan didesain. Selain itu Total
Dissolve Solid juga umum digunakan adalah untuk mengukur kualitas cairan
biasanya untuk pengairan, pemeliharaan aquarium, kolam renang, proses
kimia, pembuatan air mineral, dan lain-lain. Setidaknya, kita dapat mengetahui
air minum mana yang baik dikonsumsi.
Data solid secara umum, digunakan dalam menganalisa limbah industri
yaitu untuk menentukan kebutuhan dan juga desain tangki pengendapan utama.

Dalam pengolahan limbah, data ini dipakai dalam mengukur tingkat efisiensi dari
unit sedimentasi dan unit pengolahan lainnya. Tak hanya itu, data solid diperlukan
dalam mendesain dan mengoperasikan unit pengolahan lumpur, vaccum filter, dan
unit pembakaran.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penentuan TDS dan TSS digunakan sebagai parameter dalam baku mutu
air limbah atau sebagai parameter pencemaran perairan, karena peranannya
sebagai penduga pencemaran bahan organik dan kaitannya dengan penurunan
kandungan oksigen terlarut perairan (oksigen penting bagi kehidupan biota air
dan ekosistem perairan pada umumnya). Peranan TDS dan TSS dapat sebagai
penentu dan setara dengan parameter lainnya yang menjadi parameter kunci
sehubungan dengan dugaan pencemaran oleh kegiatan tertentu.
3.2 Saran

Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan terutama pada


perairan, sebaiknya perlu dilakukan pengujian atau penentuan COD, BOD, DO,
TDS dan TSS secara berkala sehingga ketika perairan mengandung bahan-bahan
yang tidak sesuai dengan syarat baku mutu air dapat segera ditindaklanjut.

DAFTAR PUSTAKA
Gintings, P. 1992, Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri. Pustaka
Sinar Harapan: Jakarta.
SNI 06-6989.3:2004 Air dan air limbah Bagian 3: Cara Uji Padatan
Tersuspensi Total (TotalSuspended Solid , TSS) Secara Gravimetri.
SNI 06-6989.27:2004 Air dan air limbah Bagian 27: Cara Uji Kadar Padatan
Terlarut Total(Total Dissolved Solids, TDS) Secara Gravimetri.
Sugiharto. 1987.Dasar-dasar Pengolahan Air Limbah. Cetakan Pertama. UI

Press: Jakarta.
Anonymous. 2010. Total Dissolved Solids. http://en.wikipedia.org/wiki/Total_
dissolved_solids . diakses 05 Oktober 2016.
Hadi, A. 2005. Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan.
Gramedia Pustaka : Jakarta.
Irha. 2011. Penentuan Kadar Menggunakan Gravimetri.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2157090-penentuankadar-dengan-metode-gravimetri/. diakses 05 Oktober 2016.

Vous aimerez peut-être aussi