Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Dosen :
Nova Annisa, S.SI.,MS
Disusun Oleh:
Helda Zakia F
H1E114
Khairunisa
H1E114045
Nuradhayani
H1E114
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting dalam kehidupan
manusia dan digunakan masyarakat untuk berbagai kegiatan sehari-hari, termasuk
kegiatan pertanian, perikanan, perternakan, industri, pertambangan, rekreasi,
olahraga dan sebagainya. Sekarang ini, masalah utama sumber daya air meliputi
kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan manusia yang terus
meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik terus menurun khususnya
untuk air minum. Sebagai sumber air minum masyarakat, air harus memenuhi
beberapa aspek yang meliputi kuantitas, kualitas dan kontinuitas (WHO,2004).
Jika kita tinjau dari segi kualitas, air bersih yang digunakan harus
memenuhi syarat secara fisik, kimia, dan mikrobiologi. Menurut Sutrisno dan
Suciastuti (2002), persyaratan secara fisik meliputi air harus jernih, tidak
berwarna, tidak berasa/tawar, tidak berbau, temperatur normal dan tidak
mengandung zat padatan (dinyatakan dengan TS, TSS dan TDS). Persyaratan
secara kimia meliputi derajat keasaman, kandungan oksigen, bahan organik
(dinyatakan dengan BOD, COD, dan TOC), mineral atau logam, nutrien/hara,
kesadahan dan sebagainya (Kusnaedi, 2002). Adapun Penilaian kualitas perairan
secara biologi dapat menggunakan organisme sebagai indikator (Sutjianto, 2003).
Salah satu pengukuran yang dapat dilakukan untuk mengetahui baku mutu air
adalah melalui pengukuran kandungan zat padatan TS (Total Suspended) ,TSS
(Total Suspended Solid ) dan TDS (Total Dissolve Solid ). Berikut bahasan
lengkap tentang TS, TSS dan TDS.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan TS, TDS, dan TSS ?
2. Bagaimana menganalisis TDS dan TSS ?
3. Bagaimana cara pengujian TDS dan TSS ?
4. Apa saja manfaat data solid dalam bidang teknik lingkungan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan TS, TDS, dan TSS
2. Untuk mengetahui cara menganalisis TDS dan TSS
3. Untuk mengetahui bagaimana cara pengujian TDS dan TSS
4. Untuk mengetahui manfaat data solid dalam bidang teknik lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Zat Padat
Zat padat yang berada dalam air (solid) dapat didefinisikan sebagai materi
yang tersisa (residu) jika contoh air diuapkan dan dikeringkan pada temperatur
103-105. Untuk senyawa-senyawa yang mudah menguap pada waktu
penguapan ataupun pada waktu pengeringan pada waktu pengeringan tersebut
tidak termasuk dalam definisi diatas. Residu dari penguapan dan pemanasan
tersebut dapat berupa senyawa organik baik dalam bentuk terlarut ataupun
tersuspensi dalam air. Adapun pengukuran solid dalam air dibedakan atas: Total
Solid (TS), Total Suspended Solid (TSS), Total Dissolved Solid(TDS), Fixed Total
Solid (FTS), Fixed Suspended Solid (FSS), Fixed Dissolved Solid (FDS), Volatile
Total Solid (VTS), Volatile Suspended Solid (VSS), Volatile Dissolved Solid
(VDS). Pada makalah kali ini, kita hanya akan membahas mengenai Total Solid
(TS), Total Suspended Solid (TSS), Total Dissolved Solid (TDS).
2.2 Total Solid
Total padatan (total solids) adalah semua bahan yang terdapat dalam
contoh air setelah dipanaskan pada suhu 103-105C selama tidak kurang dari 1
jam. Bahan ini tertinggal sebagai residu melalui proses evaporasi. Total solid pada
air terdiri dari total padatan terlarut (total dissolved solids) dan total zat padat
tersuspensi (total suspended solids).
2.3 Total Dissolved Solid
Total Dissolved Solid (TDS) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organik
maupun anorganik) yang terdapat pada sebuah larutan. TDS menggambarkan
jumlah zat terlarut dalam part per million (ppm) atau sama dengan milligram per
liter (mg/L). Total padatan terlarut merupakan bahan-bahan terlarut dalam air
yang tidak tersaring dengan kertas saring millipore dengan ukuran pori 0,45 m.
Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang terlarut
dalam air, mineral dan garamgaramnya. Umumnya berdasarkan definisi diatas
seharusnya zat yang terlarut dalam air (larutan) harus dapat melewati saringan
distillation, dan banyak lainnya. Air gunung (mountain spring) dan yang melalui
prosesfiltrasi karbon berada di standar kedua. Rata-rata air tanah (air sumur)
adalah 150 300 ppm,masih dalam batas aman, namun bukan yang terbaik
terutama untuk para penderita penyakit ginjal.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa pentingnya untuk memeriksa
level TDS pada air minum kita :
1. Rasa/Kesehatan
Air yang memiliki level TDS tinggi memiliki rasa yang kurang enak,
terasa agak asin, pahit, atau metalik.Bisa juga berindikasi terdapatnya mineralmineral yang bersifat toxic. Enviromental Protection Agency (EPA) USA,
menyarankan bahwa kadar maksimal kontaminan pada air minum adalah
sebesar 500 mg/L (500 ppm).
2. Kinerja Filter
Pengujian ini untuk memastikan sistem reverse osmosis atau sistem
purifikasi air memiliki tingkat kemampuan pembuangan partikel-pertikel
pengotor, dan diketahui kapan kita harus mengganti filter (atau membran)
sistem purifikasi air minum kita.
3. Kesadahan (Hardness)
Tingginya level TDS bisa mengindikasikan kesadahan air, yang akan
menyebabkan kerak .
4. Industri
Tingginya level TDS bisa berdampak pada kinerja beberapa peralatan,
seperti boiler dan cooling tower, produksi makanan dan minuman, dan banyak
lainnya.
5. Makanan dan Minuman
Untuk mendapatkan rasa secangkir kopi yang lebih nikmat, salah satunya
adalah menjaga level TDS air yang digunakannya.
2.3.1 Analisis Total Dissolved Solids (TDS)
Analisis Total Dissolved Solids (TDS) dapat dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut :
1. Pengambilan dan pengawetan sampel
Sampel harus representatif dengan cara pengambilannya yang benar.
Botol sampel yang digunakan sebelumnya harus dicuci hingga bersih dari
sisa-sisa sampel kemudian dibilas dengan air suling. Sampel dapat diawetkan
beberapa hari tanpa mempengaruhi hasil analisa, dan sebaiknya sampel
tersebut disimpan dalam kulkas pada suhu sekitar 2-4C. Perlu diperhatikan
bahwa setelah beberapa hari zat padat organis dapat terlarut sedangkan zat
padat koloidal dapat membentuk partikel-partikel yang lebih besar. Oleh
karena itu sampel air yang telah disimpan harus dianalisis sebelum 7 hari
setelah pengambilan sampel dilakukan. Sebelum dianalisa, sampel dikocok
terlebih dahulu sehingga zat-zat yang terkandung di dalamnya tersebar merata
dan homogen.
2. Persiapan Cawan
Cawan penguapan dibersihkan kemudian dipanaskan dalam tanur pada
suhu 550C selama 1 jam. Kemudian dipindahkan ke dalam oven dengan suhu
105C menggunakan penjepit cawan. Selanjutnya didinginkan di dalam
desikator dan timbang segera pada saat akan digunakan.
3. Penentuan Zat Padat Terlarut
Sampel dikocok hingga homogen dan dipipet sebanyak 100 mL dan
dilakukan penyaringan menggunakan corong gelas. Sampel yang lolos dari
kertas saring dituangkan ke dalam gelas kimia. Selanjutnya, cawan yang berisi
sampel tersebut diuapkan dan dikeringkan dalam oven pada suhu 105C
sampai semua air menguap. Setelah itu cawan dikeluarkan dari oven
menggunakan penjepit cawan untuk didinginkan dalam desikator dan
ditimbang segera dengan neraca analitik hingga diperoleh berat konstan.
Untuk memperoleh nilai estimasi TDS yaitu:
TDS (mg/L) = (A-B) X 1000 / V
Keterangan:
A = berat cawan + residu kering (mg)
B = berat cawan (mg)
V = volume contoh (mL)
terdiri dari partikel - partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari
sedimen,
misalnya
tanah
liat,
bahan-bahan
organik
tertentu,
sel-sel
kesalahan yang disebabkan oleh kelembaban yang tertahan atau kehilangan bahan
akibat penguapan atau oksidasi
2.4.1 Analisis Total Suspensed Solid (TSS)
Prinsip analisa TSS sebagai berikut :
Contoh uji yang telah homogen disaring dengan kertas saring yang telah
ditimbang.Residu yang tertahan pada saringan dikeringkan sampai mencapai berat
konstan pada suhu 103C sampai dengan 105C. Kenaikan berat saringan
mewakili padatan tersuspensi total (TSS). Jika padatan tersuspensi menghambat
saringan dan memperlama penyaringan, diameter pori-pori saringan perlu
diperbesar atau mengurangi volume contoh uji. Untuk cara kerjanya adalah
sebagai berikut :
1. Pengambilan dan pengawetan sampel
Sampel harus representatif dengan cara pengambilannya yang benar.Botol
sampel yang digunakan sebelumnya harus dicuci hingga bersih dari sisa-sisa
sampel kemudian dibilas dengan air suling. Sampel dapat diawetkan beberapa
hari tanpa mempengaruhi hasil analisa, dan sebaiknya sampel tersebut
disimpan dalam kulkas pada suhu sekitar 2-4oC. Perlu diperhatikan bahwa
setelah beberapa hari zat padat organis dapat terlarut sedangkan zat padat
koloidal dapat membentuk partikel-partikel yang lebih besar. Oleh karena itu
sampel air yang telah disimpan harus dianalisis sebelum 7 hari setelah
pengambilan sampel dilakukan. Sebelum dianalisa, sampel dikocok terlebih
dahulu sehingga zat-zat yang terkandung di dalamnya tersebar merata dan
homogen.
2. Persiapan Kertas Saring
Kertas saring dipanaskan di dalam oven pada suhu 105C selama 1 jam.
Kemudian didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang segera
dengan neraca analitik hingga didapatkan berat konstan (kehilangan berat
sesudah pemanasan ulang kurang dari 0,5 mg.
3. Penentuan Zat Padat Tersuspensi
Sampel dihomogenkan kemudian dipipet sebanyak 100 mL dan dilakukan
penyaringan menggunakan corong gelas dan kertas saring. Kemudian kertas
saring diambil dengan hati-hati dan diletakkan diatas cawan untuk dipanaskan
dari proses pemisahan yang harus cukup sempurna sehingga kualitas analit
yang tidak mengendap secara analit tidak ditentukan dan zat yang ditimbang
harus mempunyai susunan tertentu dan harus murni atau mendekati murni
(Irha, 2011).
Perhitungan Analisis gravimetric dapat berlangsung baik, jika persyaratan
berikut dapat terpenuhi :
1. Komponen yang ditentukan harus dapat mengendap secara sempurna,
endapan yangdihasilkan stabil dan sukar larut
2. Endapan yang terbentuk harus dapat dipisahkan dengan mudah dengan
larutan(dengan penyaringan)
3. Endapan yang ditimbang harus mempunyai susunan stoikiometrik tertentu
(dapat diubah menjadi system senyawa tertentu dan harus bersifat murni
atau dapat dimurnikan lebih lanjut
2. Electrical Conductiviti
Konduktivitas listrik air secara langsung berhubungan dengan konsentrasi
padatan terlarut yang terionisasi dalam air. Ion dari konsentrasi padatan
terlarut dalam air menciptakan kemampuan pada air untuk menghasilkan arus
listrik yang dapat diukur menggunakan konduktivity
konduktiviti
meter.
Elektrikal
Dalam pengolahan limbah, data ini dipakai dalam mengukur tingkat efisiensi dari
unit sedimentasi dan unit pengolahan lainnya. Tak hanya itu, data solid diperlukan
dalam mendesain dan mengoperasikan unit pengolahan lumpur, vaccum filter, dan
unit pembakaran.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penentuan TDS dan TSS digunakan sebagai parameter dalam baku mutu
air limbah atau sebagai parameter pencemaran perairan, karena peranannya
sebagai penduga pencemaran bahan organik dan kaitannya dengan penurunan
kandungan oksigen terlarut perairan (oksigen penting bagi kehidupan biota air
dan ekosistem perairan pada umumnya). Peranan TDS dan TSS dapat sebagai
penentu dan setara dengan parameter lainnya yang menjadi parameter kunci
sehubungan dengan dugaan pencemaran oleh kegiatan tertentu.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Gintings, P. 1992, Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri. Pustaka
Sinar Harapan: Jakarta.
SNI 06-6989.3:2004 Air dan air limbah Bagian 3: Cara Uji Padatan
Tersuspensi Total (TotalSuspended Solid , TSS) Secara Gravimetri.
SNI 06-6989.27:2004 Air dan air limbah Bagian 27: Cara Uji Kadar Padatan
Terlarut Total(Total Dissolved Solids, TDS) Secara Gravimetri.
Sugiharto. 1987.Dasar-dasar Pengolahan Air Limbah. Cetakan Pertama. UI
Press: Jakarta.
Anonymous. 2010. Total Dissolved Solids. http://en.wikipedia.org/wiki/Total_
dissolved_solids . diakses 05 Oktober 2016.
Hadi, A. 2005. Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan.
Gramedia Pustaka : Jakarta.
Irha. 2011. Penentuan Kadar Menggunakan Gravimetri.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2157090-penentuankadar-dengan-metode-gravimetri/. diakses 05 Oktober 2016.