Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dahulu) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri).
(Manuaba, 2001)
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat
hidup kedunia luar,dari lahir atau dengan jalan lain (Mochtar.R,MPH,2001). Persalinan
adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui
vagina kedunia luar.
(Sarwono Ilmu kebidanan Edisi 3, 1999)
Adanya hormone estrogen dan progesterone dalam keadaan seimbang sehingga
kehamilan dapat dipertahankan. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone
menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh oleh hipofise parst posterior dapat
menimbulkan kontraksi dalam bentuk Broxton hicks. Broxton hicks akan menjadi kekuatan
dominan saat mulainya persalinan dan oksitosin di duga bekerja sama atau melalui
prostaglandin yang makin meningkat mulai dari umur kehamilan 15 minggu. Disamping itu
faktor gizi ibu hamil dan keregangan otot rahim dapat memberikan pengaruh penting untuk di
mulainya kontraksi rahim.
B. Mekanisme persalinan
Mekanisme gerakan bayi memungkinkan ia untuk menyesuaikan diri dengan pelvis ibu
yakni penurunan, fleksi, rotasi dalam, ekstensi, rotasi luar, dan pengeluaran.
a) Engangement, tertangkapnya kepala janin pada PAP
b) Decent, turunnya kepala janin ke PAP
c)
Flexion (menekuk), tahanan yang diperoleh dari dasar panggul makin besar maka makin
fleksi kepala janin, dagu menekan dada dan belakang kepala (oksiput) menjadi bagian
terbawah janin, mengakibatkan masuknya kepala janin dengan diameter terkecil melewati
jalan lahir terkecil melewati jalan lahir.
d) Internal rotation
Pemutaran bagian terendah kebawah simpisis menyesuaikan posisi kepala janin dengan
bentuk jalan lahir
e) Extentition
setelah paksi dalam selesai dan kepala sampai vulva, lahir berturut sisiput, dahi, hidung,
mulut, dagu
f) External rotation
putaran kepala mengikuti putaran bahu
g)
Expultion
Fase dilatasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm
menjadi 9 cm
Fase deselarisasi: pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan dari
9 cm menjadi lengkap
Fase-fase tersebut pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi demikian, akan
tetapi fase laten, fase aktif, fase deselarisasi terjadi lebih pendek.
Mekanisme pembukaan serviks berbeda antara primigravida dan multigravida. Pada
yang pertama ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan
mendatar dan menipis. Baru kemudian ostium uteri eksternum membuka. Pada multigravida
ostium uteri internum sudah sedikit terbuka.ostium uteri internum dan eksternum serta
penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam saat yang sama.
Ketuban akan pecah sendiri ketika pembukaan hampir atau telah lengkap. Bila ketuban
telah pecah sebelum mencapai pembukaan 5 cm, disebut ketuban pecah dini. Kala 1 selesai
apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada primigravida kala 1 berlangsung kirakira 13 jam , sedangkan pada multipara kira-kira 7 jam.
Kala II.
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali.
Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk ruang panggul, maka pada his
dirasakan tekanan pada otot-otot dasar pangggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa
mengedan. Wanita merasa pula tekanan pada rektum dan hendak buang air besar. Kemudian
perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka
dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Bila dasar
panggul sudah lebih berelaksasi kepala janin tidak masuk lagi diluar his, dan dengan his dan
kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah simfisis
dan dahi, muka dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk
mengeluarkan badan, dan anggota bayi. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5
jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam.
Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat beberapa
menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya.
Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau
dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah.
Kala IV
Seperti diterangkan di atas, kala ini dianggap perlu untuk mengamat-amati apakah ada
perdarahan postpartum.
D. Faktor- faktor yang mempengeruhi persalinan
Ada 5 faktor yang penting dalam persalinan yaitu;
a.
Power
Tenaga, his, kontraksi otot dinding uterus, kontraksi diafragma pelvis / kekuatan mengejan,
ketegangan / kontraksi ligamentum rotundum.
b. Passanger
Faktor yang berasal dari janin dan plasenta.
c.
Passage
Faktor yang berasal dari jalan lahir lunak ataupun jalan lahir keras.
d. Persiapan penolong
e.
Psikis
Apabila ke 5 faktor di atas berjalan dengan baik tanpa adanya alasan intervensi maka
persalinan tersebut berjalan normal, tetapi apabila terjadi penyimpangan pada kelima faktor
diatas sehingga memerlukan bantuan dari luar.
c. Perubahan kulit
Pada waktu hamil terjadi pigmentasi kulit pada beberapa tempat karena proses
hormonal. Pigmentasi ini berupa kloasma gravidarum pada pipi, hiperpigmentasi kulit sekitar
payudara, hiperpigmentasi dinding perut (striae gravidarum). Setelah persalinan, hormonal
berkurang dan hiperpigmentasi menghilang. Pada dinding perut akan menjadi putih
mengkilap yaitu striae albican
d. Perubahan dinding perut
Otot dinding perut memanjang sesuai dengan besarnya pertumbuhan hamil. Setelah
persalinan dinding perut kendor, dan lebih kendor sesuai dengan jumlah kehamilan. Tetapi
kendornya dinding perut dapat dikurangai dengan jalan melakukan latihan dinding perut
melalui senam kesegaran jasmani.
e. Buang air besar dan berkemih
Pada persalinan normal masalah berkemih dan buang air besar tidak mengalami
hambatan apapun. Buang air besar akan biasa setelah sehari, kecuali ibu takut pada luka
episiotomi. Bila sampai 3 hari belum buang air besar sebaiknya dilakukan klisma untuk
merangsang buang air besar sehingga tidak mengalami sembelit dan mengakibatkan jahitan
terbuka. Tentang berkemih, sebagian besar mengalami pertambahan air seni, karena terjadi
pengeluaran air tubuh berlebih, yang disebabkan oleh pengenceran (hemodilusi) darah pada
waktu hamil. Keadaan demikian adalah normal bila air seni seret, perlu dilakukan evaluasi
penyebabnya.
F. Perubahan psikologis ibu post partum
a. Dependent : taking in
Fokus kediri ibu: pemenuhan kebutuhan
24 jam pertama(1-2 hari)
Gembira dan banyak bicara dengan pengalaman persalinannya
Ingin menceritakan pengalaman bersalin
b. Dependent- independent : taking hold
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Definisi
Persalinan normal adalah pervaginam tanpa bantuan apapun tidak kurang dari 18 jam,
Teratur
Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput ajnin pada bagian bawah
segmen bawah rahim hingga beberapa kapilair terputus.
4. Keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong dari jalan lahir
Hal ini terjadi kalau ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban itu biasanya pecah,
kalau pembukaan lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan
tanda yang lambat sekali.
Tetapi kadang-kadang ketuban itu pecah pada pembukaan kecil, malahan kadang-kadang
selaput janin robek sebelum persalinan.
Walaupun selaput robek sebelum persalinan, kita boleh mengharapkan bahwa persalinan
akan mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar.
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan nmembran atau
meningkatnya tekanan intra uteri atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan
membrane disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina serviks.
(Sarwono Prawiro, 2002)
Ketuban pecah dini merupakan pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan
ditunggu satu jam sebelum dimulainya tanda persalina, waktu sejak pecah ketuban sampai
terjadi kontrasi rahim disebut kejadian ketuban pecah dini (periode laten ).
(Ida Bagus Manuaba EGC, 1998)
Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetric terkaitan dengan
penyulit kelahiran premature dan terjadinya infeksi khorioamnionitis sampai sepsis yang
meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinata, dan menyebabkan infeksi ibu.
(Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2001)
Ketuban pecah dini atau sponkaneous/early/premature rupture of the membrane
(PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum partus yaitu bila pembukaan pada premi dari 3
cm dan pada multipara kurang dari 5 cm.
Serviks inkompeten.
Infeksi yang menyebabkan terjadinya proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk
proleolitik sel sehingga memudahkan ketuban pecah.
5.
Patofisiologi
a.
b.
Membrane terkait dengan pembukaan terjadi: selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat
kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi.
c.
Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah pecah dengan
mengeluarkan air ketuban.
d. Melemahnya daya tahan ketuban dipercepat dengan infeksi yang mengeluarkan enzim: enzim
proteolitik dan enzim kolagenase.
6. Manifestasi klinis
a.
Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau kecoklatan sedikit-sedikit
atau skaligus banyak.
d. Pada pemeriksaan dalam, selaput dalam sudah tidak ada air ketuban, sudah kering.
e.
Inspekulo: tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah
kering.
d. Oligohidamnion
(www.google.com.ketuban pecah dini)
8. Pemeriksaan diagnostic
1. Ultrasonografi
ultrasonografi dapat mengidentifikasikan kehamilan ganda, anomaly janin, atau melokalisai
kantong amnion pada amniosintesis.
2. Amniosintesis
cairan amnion dapat dikirim ke laboratorium untuk evaluasi kematangan paru janin.
3. Pemantauan janin
membantu dalam mengevaluasi janin.
4. Protein C-reaktif
peningkatan protein C-reaktif serum menunjukkan peningkatan korioamnionitis.
5. Histopatologi
cairan ditampung dalam tabung reaksi kemudian dibakar sampai tertinggal endapan tersebut
dilihat dibawah mikroskop dan bila air ketuban mengalami kelainan maka akan terlihat
seperti daun pakis.
6. Kertas lakmus
bila merah menunjukkan cairan mengandung urine yang bersifat asam, bila biru
menunjukkan cairan mengandung air ketuban yang bersifat basa.
9. Penatalaksanaan
a.
Penanganan umum:
Konfirmasi diagnosis:
Bau cairan ketuban yang khas
Jika keluarnya cairan ketuban sedikit-sedikit, tampung cairan yang keluar dan nilai 1 jam
kemudian
Dengan speculum DTT, lakukan pemeriksaan inspekulo, nilai apakah cairan keluar melalui
ostium uteri atau terkumpul di forniks posterior
(Prawirohardjo, 2002)
c.
Penanganan konservatif:
d. Penanganan aktif:
Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio sesarea. Dapat pula
diberikan misoprotal 50 g intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali
Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotic dosis tinggi dan persalinan diakhiri:
a.
Bila skor pelvic < 5, lakukan pematangan serviks kemudian induksi, jika tidak berhasil,
akhiri persalinan dengan seksio sesarea
Tujuan
Intervensi
Mencapai
1.Informasikan pada klien1.
penyembuha tentang pentingnya
n luka tepat
personal hygine
waktu
2.ajarkan teknik cuci
2.
tangan yang benar
Rasional
Mencegah terpajan
mikroorganisme infeksius
Mencegah kontaminasi
silang menurunkan resiko
tinggi infeksi
Kasus 24:
Ny. Y 24 tahun GI Po Ao usia gestasi 40 minggu. Masuk RS 21 juni 2005 jam 09:45 WIB.
Dan anda melakukan pengkajian pada jam 10:00 WIB. Dx medis PROM dari pemeriksan lab
darah positif terdapat gambaran seperti pakis dari cairan yang diambil pervaginam.
Pemeriksaan VT pembukaan I ketuban telah pecah warna jernih. Blood slym (negatif) kien
mengeluh mulas-mulas sejak tadi malam setelah sholat magrib. Klien mengaku cemas dengan
keaadaannya. Klien menyatakan agar bayinya dapat lahir dengan selamat. His 1X10 menit
durasi 20 menit. TD 100/70 mmHg. Nadi kuat teratur 80x/menit.T 37,0 oC. Tampak klien
berkeringat banyak, baju klien basah dan lembab.
Soal A:
1. buat NCP sesuai dengan data yang ada
2. bagaimana dengan implementasi dan evaluasi terkait dengan data berikut
pada siang harinya sebelum berganti dinas, anda melakukan evaluasi dari intervensi yang
anda lakukan pukul 13:30 WIB didapatkan data, tampak klien semakin lemah TD 100/70
mmHg, Nadi kuat 86x/mnt, RR 24x/mnt, T 37,0o C, pemeriksaan leokosit 13000 mm3. klien
cemas dengan persalinannya. Anda memberikan penjelasan tentang cara nafas dalam bila
nyeri timbul, tetapi klien tidak dapat berkonsentrasi karena cemasnya. Klien dipasang IV FD
Nacl 0,9 % 20 tetes per menit. His 2x / 10 mnt, durasi 20 menit pembukaan 2.
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
# Nama : Ny. Y
# Umur : 24 tahun
2. Keluhan utama
# Ny.Y mengeluh mulas-mulas sejak tadi malam setelah solat maghrib
# Ny.Y mengeluh c emas dengan keadaannya
# Ny.Y menanyakan apakah bayinya dapat lahir dengan selamat.
3. Riwayat obstetric
a) Riwayat haid
- Menarche : 16 tahun
- Siklus
: 28 hari
- Durasi
: 1 minggu
b) Riwayat kehamilan sekarang
c) Kehamilan ke : I
d) HPHT
: 05 September 2004
e) HPL
:21 Juni 2005
4. Pemeriksaan umum:
tinggi badan
berat badan
TTV :-TD :100/70 mmHg
-N : 80x/mnt
-RR : 20x/mnt
-T : 37,0 c
5. Pemerisaan penunjang :
- leokosit : 13 ribu mm3 (13.30)
- pemeriksaan air ketuban : tampak gambaran seperti pakis dari cairan ketuban
B. Analisa Data :
No
.
1.
2.
3.
Masalah keperawatan
cemas
Nyeri
B. Diagnosa Keperawatan:
NO
1
Diagnosa
Tujuan/ criteria
Intervensi
Rasional
Keperawatan
Cemas b/d
hasil
Setelah dilakukan
kurangnya
asuhan keperawatan
intervensi
informasi
keperawatan dan
tentang
mampu menunjukkan
tindakan.pertahankan
kehamilannya.
berkurangnya rasa
komunikasi
ketidaktahuan
terbuk;diskusikan
mengatasi koping
dengn klien
kemungkinan efek
Menggunakan teknik
pernafasan dan
pertahankan sikap
relaksasi dengan
optimistic
efektif
2. Orientasikan klien
Mengungkapkan
dengan pasangan
pemahaman situasi
pada lingkungan
individu dan
persalinan
lahir
mendapatkan
kemungkinan
normal:
TD:120/90mmHg
istirahat: mencegah
Nadi: 70-100x/menit
RR: 20x/menit
memperbaiki aliran
uterus
4. Anjurkan
4. Dapat membantu
pengungkapan rasa
menurunkan ansietas
dan merangsang
identifikasi perilaku
NO
Diagnosa
Tujuan/ criteria
Keperawatan
hasil
Intervensi
Rasional
koping
1. Lakukan
ansietas/
1. Pengulangan
Resti infeksi
Setelah dilakukan
b/d
asuhan keperawatan
pemeriksaan vagina
pemeriksaan vagina
peningkatan
1x 30 menit
pemajanan
diharapkan klien
kontraksi atau
infeksi asenden
mikro
perilaku klien
organisme
infeksi dengan
menandakan
criteria hasil:
kemajuan persalinan
bermakna
2. Tekankan pentingnya
cuci tangan yang baik2. Menurunkan resiko
jumlah leukosit
dan tepat
normal (500010000/mm3)
3. Gunakan teknik
aseptic selama
cairan amniotic
pemeriksaan vagina
dari pencapaian
kevagina
4. Pantau suhu, nadi, 4. Dalam 4 jam
pernafasan. SDP
membrane rupture,
sesuai indikasi
insiden karioamnionitis
meningkat secara
progresif, ditunjukkan
dengan meningkatkan
TTV dan SDP
NO
Diagnosa
Tujuan/ criteria
Keperawatan
hasil
Intervensi
Rasional
5. Pada infeksi cairan
amniotic menjadi lebih
5. Pantau dan
gambarkan karakter
cairan amniotik
CATATAN PERKEMBANGGAN/PROGRES NOTE
I. Implementasi
NO
Dx
1
Tanggal
jam
21 juni 1.
2005
jam
13.30 2.
wib
3.
21 juni 1.
2005
jam
13.30
wib
2.
Implementasi
Respon
Ttd
dalam persalinan
II. Evaluasi
trpaddfl3dctlaslphanuma
rsid10765562 No. Dxl Tanggal
1.
Evalu Ttd
asi
21
S:
juni Klien
2005
mengatakan
nyaman
ketika di
lakukan
pemeriksaan
didaerah
vagina serta
klien
mengatakan
mau
menjaga
kebersihan
di daerah
vagina
tersebut
O:
Klien tidak
tampak
tanda-tanda
infeksi pada
daerah
vagina
Pemeriksaa
n TTV
dalam batas
normal
Nadi:
80x/menit
TD:
120/70
mmHg
RR:
24x/menit
T: 37oC
A:
Resiko
infeksi
belum
teratasai
21
juni
2005
21
juni
2005
atau belum
dapat
diminimalka
n
P:
Ulangi
intervensi
yang telah
dilakukan
Ulangu
pengukuran
TTV
S:
Klien
mengatakan
lebih tenang
O:
Pemeriksaa
n TTV
dengan hasil
Nadi:
80x/menit
TD:
120/70
mmHg
RR:
24x/menit
A:
Cemas
teratasi atau
hilang
P:
Berikan
intervensi
yang telah
diberikan
S:
Klien
mengatkan
mau minum
banyak
O:
Menimbang
BB
Turgor kulit
normal
Elastisitas
kulit normal
A:
Resti
kebutuhan
volume
cairan dapat
teratasi
P:
Pertahanka
n hasil yang
dapat
dicapai
Anjurkan
pada kilen
untuk
mempertaha
nkan volume
cairan setiap
hari
Berikan
informasi
tentang
status
kebutuhan
cairan
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, M. 1996. Rencana Asuhan perawatan maternal bayi. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu kebidanan, penyakit kandun gan dan keluarga
berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta: EGC
Mochtar, R, 1998. sinopsis obstetric, jilid I. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, S. 2002. buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal,
Jakarta: Bina Pustaka FKUI
Prawirohardjo, S, 2002. buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Jakarta: Bina Pustaka FKUI
Taber, M.D, 1994, Kedaruratan obstetric dan ginekologi. Jakarta: EGC
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kala 1 persalinan dimulainya proses persalinan yang ditandai dengan adanya
kontraksi yang teratur, adekuat dan menyebabkan perubahan pada serviks
hingga mencapai pembukaan lengkap.
Jika seorang ibu akan bersalin datang kepada keluarga maka, seorang bidan
layaknya dapat menerima ibu dan keluarganya. Seringkali seorang petugas
kesehatan terburu-baru dalam memberikan asuhan kepada wanita yang akan
bersalalin. Hal ini akan mengakibatkan rasa takut dan kurang percaya dari pihak
pasien dan keluarga terhadap bidan, terlebih bila dihadapkan dalam kondisi
kegawatan.
Setelah menerima ibu dan keluarga dengan baik, bidan kemudian melakukan
pengkajian terhadap riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik untuk
menentukan:
Apakah ibu sedang dalam persalinan I
2.
Mengidentifikasi masalah
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan janin
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Persalinan normal yaitu proses pengeluaran buah kehamilan cukup bulan
yang mencakup pengeluaran bayi, plasenta dan selaput ketuban, dengan
presentasi kepala (posisi belakang kepala), dari rahim ibu melalui jalan lahir (baik
jalan lahir lunak maupun kasar), dengan tenaga ibu sendiri (tidak ada intervensi
dari luar). Dalam persalinan terdapat 4 kala persalinan.
1.
kala 1 persalinan
dimulainya proses persalinan yang ditandai dengan adanya kontraksi yang
teratur, adekuat dan menyebabkan perubahan pada serviks hingga mencapai
pembukaan lengkap.
Fase kala 1 persalinan
a.
Kala I (dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks
menjadi lengkap):
1)
Bantulah ibu dalam masa persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan
kesakitan. Caranya dengan memberikan dukungan dan memberikan motivasi
dan berikan informasi mengenai proses dan kemajuan persalinan dan dengarkan
keluhan-keluhannya,
kemudian
cobalah
untuk
lebih
sensitif
terhadap
perasaannya.
2)
Jika si ibu tampak merasa kesakitan, dukungan atau asuhan yang dapat
diberikan adalah dengan melakukan perubahan posisi, yaitu posisi yang sesuai
dengan keinginan ibu. Namun, jika ibu ingin beristirahat di tempat tidur,
dianjurkan agar posisi tidur miring ke kiri. Sarankan agar ibu berjalan, ajaklah
seseorang untuk menemaninya (suami atau ibunya) untuk memijat atau
mengosok punggungnya atau membasuh wajahnya di antara kontraksi. Ibu
diperbolehkan untuk melakukan aktivitas sesuai menahan napasnya sebentar,
kemudian dilepaskan dengan cara meniup udara keluar sewaktu terasa
kontraksi.
3)
Penolong
tetap
menjaga
privasi
ibu
dalam
persalinan
dengan
cara
menggunakan penutup atau tirai dan tidak menghadirkan orang lain tanpa
sepengetahuan atau seizin ibu.
4)
Menjelaskan
kemajuan
persalinan
dan
perubahan
yang
terjadi
secara
6)
Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak mengeluarkan keringat, maka
gunakan kipas angin atau AC dalam kamar atau menggunakan kipas biasa dan
menganjurkan ibu untuk mandi sebelumnya.
7)
8)
9)
2.
Fase Aktif
Memberi dukungan emosional kepada ibu bahwa ibu harus bangga dan
mensyukuri anugerah yang telah diberikan oleh Allah SWT dan optimis
bahwa ibu bisa mendidik anak dengan baik
Kateterisasi rutin
Anamnesis/wawancara
Taksiran persalinan
Riwayat persalinan
Periksa abdomen
B.
1.
a.
Perubahan Fisiologis
Beberapa perubahan yang terjadi pada masa persalinan, yaitu:
Tekanan Darah
TD meningkat, sistolik rata-rata naik 10-20mmHg, diastolik 5-10mmHg,
antara kontraksi TD normal. rasa sakit, cemas, dapat meningkatkan TD
Metabolisme
Metabolisme
karbohidrat
aerob
dan
anaerob
akan
meningkat
secara
Suhu tubuh
Suhu tubuh sedikit meningkat (tidak lebih dari 0,5-1C) karena peningkatan
metabolisme terutama selama dan segera setelah persalinan.
Detak Jantung
Detak jantung akan meningkat cepat selama kontraksi berkaitan juga dengan
peningkatan metabolisme. sedangkan antara kontraksi detak jantung mengalami
peningkatan sedikit dibanding sebelum persalinan.
Pernafasan
Terjadi peningkatan laju pernafasan berhubungan dengan peningkatan
metabolisme. hipeventilasi yang lama dapat menyebabkan alkalosis.
(GI)
selama
persalian.
pengeluaramn
getah
lambung
berkurang,
Perubahan Hematologi
Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gram/100ml selama persalianan dan akan
kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan sehari setelah pasca persalinan
kecuali pada perdarahan postpartum.
2.
Perubahan Psikologis
Perubahan psikologis pada kala I dipengaruhi oleh:
a.
Pengalaman sebelumnya
b.
Kesiapan emosi
c.
d.
Support sistem
e.
Lingkungan
f.
Mekanisme koping
g.
Kultur
h.
a.
kaji
penyebab
kecemasan,
orientasikan
ibu
terhadap
lingkungan pantau tanda vital (tekanan darah dan nadi), ajarkan teknik2
relaksasi, pengaturan nafas untuk memfasilitasi rasa nyeri akibat kontraksi
uterus
b.
c.
Asuhan diri
Sentuhan
Beberapa teknik dukungan untuk mengurangi rasa sakit
Berendam
Pengeluaran suara
A.
Mengatur posisi
B.
anjurkan ibu untuk BAB jika perlu. jika ibu ingin merasakan BAB saat fase
aktif harus dipastikan apakah yang dirasakan ibu bukan disebabkan oleh tekanan
pada rektum, jika ibu belum siap melahirkan diperbolehkan BAB di kamar mandi
tindakan klisma tidak dianjurkan dilakukan secara rutin karena dapat
meningkatkan jumlah feses yang keluar pada kala II dan dapat meningkatkan
resiko infeksi.
C.
Jika seorang ibu akan bersalin datang kepada keluarga maka, seorang bidan
layaknya dapat menerima ibu dan keluarganya. Seringkali seorang petugas
kesehatan terburu-baru dalam memberikan asuhan kepada wanita yang akan
bersalalin. Hal ini akan mengakibatkan rasa takut dan kurang percaya dari pihak
pasien dan keluarga terhadap bidan, terlebih bila dihadapkan dalam kondisi
kegawatan. Setelah menerima ibu dan keluarga dengan baik, bidan kemudian
melakukan pengkajian terhadap riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan
fisik untuk menentukan:
1.
2.
3.
ditetapkan kemudian
diaplikasikan dan pada akhirnya dievaluasi untuk dinilai keberhasilan atau tidak
dari asuhan yang diberikan
a.
1)
a)
Usia kehamilan
b)
c)
2)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
Apakah ibu melihat adanya aliran/semburan cairan? Jika ya, kapan? Bagaimana
warnanya? Berapa banyak?
i)
j)
k)
2)
3)
4)
5)
Refleks-refleks
6)
7)
DJJ
8)
9)
Genital
dalam:
penipisan
cerviks,
dilatasi,
penurunan
kepala
janin,
1)
Denyut jantung janin dapat diperiksa setiap setengah jam. Saat yang
tepat
membran/selaput ketuban
Keadaan Janin
untuk menilai denyut jantung segera setelah his terkuat berlalu selama 1
menit, dan ibu dalam posisi miring.
jantung
janin. Pada partograf denyut jantung janin dicatat dibagian atas, ada penebalan
garis pada angka 120 dan 160 yang menandakan batas normal denyut jantung
janin.
setiap 15
tindakan,
Rehidrasi.
Pemberian oksigen.
b.
cairan
lendir
yang
mengdung
darah
atau
show.
Agar
dapat
Tidak
ada
perubahan
pada
waktu
dan
kekuatan
kontraksi
Rasa nyeri bagian belakang dan menyebar ke bagian depan kebanyakan rasa
nyeri di bagian depan. Berjalan menambah intensitas tidak ada perubahan rasa
nyeri dengan berjalan. Ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi dengan
intensitas rasa nyeri tidak ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi
uterus dengan intensitas rasa nyeri lendir darah sering tampak tidak ada lendir
darah
ada penurunan bagian terendah janin tidak ada kemajuan penurunan bagian
terendah janin bagian terendah janin sudah terfiksasi di PAP diantara kontraksi
bagian terendah belum masuk PAP walaupun ada kontraksi. Pemberian obat
penenang tidak menghentikan proses persalinan yang sesungguhnya pemberian
obat penenang yang efisien menghentikan rasa nyeri pada persalinan semu
c.
pembukaan serviks;
2)
Pembukaan servik
Pada grafik partograf kemajuan persalinan pada garis horizontal atau
sumbu Y dibagi menjadi 24 kotak. Setiap kotak mewakili 1 jam jadi semuanya
untuk 24 jam, 8 jam untuk fase laten. Pada garis vertikal atausumbu X, tercatat
1-10 cm untuk pembukaan (dilatasi) serviks, dan 0-5 cm untuk penurunan
kepala, untuk setiap 1 kotak mewakili pembukaan 1 cm.
3)
4)
tanda
silang X.
5)
6)
7)
berada
fase
pembukaan
langsung dipindahkan dari daerah fase laten kegaris waspada, pertama garis
lurus dari pembukaan masuk (fase laten), kemudian ke besarnya pembukaan
pada pemeriksaan 4 jam berikutnya (fase aktif), kemudian dipindahkan ke garis
waspada melalui garis yang terputus-putus (garis pindah). Garis putus-putus
bukan merupakan bagian proses persalinan.
10) Kotak mendatar (4 jam) disebelah kanan dari garis waspada pada
d.
2)
3)
4)
Membantu ibu memahami apa yang sedang terjadi sehingga ia berperan serta
aktif dalam menentukan asuhan
5)
6)
3.5 Intervensi
Diagnosa/
Intervensi
masalah
GIP00000,
UK1)
39/40 minggu, A/
T/
H,
letkep
intrauterine,
kala
puki,
inpartu
Rasional
fase laten
dengan ketuban 2)
pecah
premature, kesan
jalan lahir
patrograf.
normal, KU ibu
kemajuan persalinan.
Tujuan:
3)
setelah dilakukan
asuhan
Jelaskan
pemeriksaan
pada klien
kebidanan
selama 9 jam
petugas.
diharapkan
persalinan
berjalan lancar,
KU
ibu dan janin
4)
baik
Beri
dukungan4.
dengan
memberi
dukungan
Kriteria :
TTV dalam
batas
normal
- T
5)
: 90/60
informconcent.
informconcent diharapkan
dapat digunakan sebagai bukti
130/90 mmHg
: 69 100 x/menit
berkekuatan hukum
: 36 C 37 C
- RR : 16 18 x/ menit
yang
dilakukan.
HIS adekuat
DJJ (+) 120 16
x/ menit
7)
ibu
8)
Beri
nutrisi
cukup
9)
obgin
Cemas
1.
Tujuan:
setelah dilakukan
kekeluargaan
meningkatkan rasa
kepercayaan klien sehingga
asuhan
kebidanan 10
menit klien
dapat mengerti
dan rasa takut
dapat teratasi
Kriteria:
persalinan
merupakan hal
yang fisiologis
batas normal
keluhan klien
4.
anjurkan
untuk
dan
dorongan moril
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
THE MIDWIFERY
Beranda
ASKEB