Vous êtes sur la page 1sur 5

3.

Meninjau dengan membandingkan dan membedakan riset berdasarkan subbidang


akuntansi, seperti audit, akuntansi manajemen, dan perpajakan sehingga para
peneliti dapat dapat mempelajarinya melalui subbidang lain.
Perkembangan yang pesat dalam akuntansi keperilakuan lebih disebabkan akuntansi
secara simultan dihadapkkan dengan ilmu-ilmu social yang lain secara menyeluruh.
Akuntansi keperilakuan tidak sama dengan akuntansi tradisional yang hanya melaporkan
data keuangan. Akuntansi keperilakuan menggunakan metodologi ilmu pengetahuan
perilaku untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan factor
manusia yang mempengaruhi keputusan bisnis dan hasilnya. Akuntansi keperilakuan
menyediakan suatu kerangka suatu kerangka yang disusun berdasarkan teknik berikut :
1. Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan
kinerja perusahaan.
2. Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapatyang relevan terhadap
perencanaan strategis.
3. Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan
implementasi kebijakan perusahaan.
Manfaat utama dalam bidang baru ini adalah menyediakan informasi bisnis yang
memungkinkan para CEO, CFO, dan perencana strategis lainnya untuk mengukur dan
mempengaruhi variable-variabel yang secara konvensional tidak dapat diukur, tetapi
sangat menentukan bisnis mereka.

Peran Riset terhadap Akuntansi Keperilakuan


Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas
berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organiasasi bisnis, terurtama yang
berhubungan dengan prosees informasi akuntansi dan audit.
Studi terhadap perilaku akuntan atau perilaku non-akuntan telah banyak
dipengaruhi oleh fungsi akuntansi dan laporan keuangan. Riset akuntansi keperilakuan
meliputi masalah yang berhubungan dengan:
1. Pengambilan keputusan dan pertimbangan oleh akunntan dan auditor;
2. Pengaruh dari fungsi akuntansi, seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran,
karakteristik system informasi, dan fungsiauditterhadap perilaku baik
karyawan,manajer, investor, maupun Wajib Pajak.
3. Pengaruh hasil dari fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan penggunaan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Pada bulan Juni 1951, Controllership Foundation of America mensponsori suatu
riset untuk menyelidiki dampak anggaran terhadap manusia. Sejumlah penjelasan dan
kesimpulan dari hasil riset mengenai perangkap keperilakuan pada anggaran dan

penyusunan anggaran dalam banyak pemikiran masih bersifat sementara sehingga masih
perlu disempurnakan.
Focus riset akuntansi keperilakuan telah berubah lebih dari 40 tahun sejak pertama
kali dikembangkan. Paradigma riset perilaku yang dilakukan oleh Steadry (1960) dalam
disertasinya di Carnegie Mellon University telah menggali pengaruh anggaran
motivasional (motivational budget) dengan menggunakan eksperimen analog. Focus dari
studi-studi tersebut adalah pada akuntansi manajerial, tetapi penekanannya mengalami
pergeseran dari pengaruh fungsi akuntansi ke perilaku terhadap pemrosesan informasi
oleh pembuat keputusan. Selama periode ini, para peneliti memperkenalkan dasar-dasar
teoritis untuk menguji pengambilan keputusan dan perkembangan. Teori-teori ini paling
sering diambil dari model Brunswick Lens, dan jarang menggunakan paradigma
ekspektasi subjektif. Studi yang mempengaruhin bidang inio dilakukan oleh Ashton
(1974) dan Libby (1975), yang membantu membentuk suatu standar dalam desain
ekperimental dan validitas internal untuk untuk pertimbangan riset yang diikuti. Riset ini
difokuskan pada kinerja dari pembhuatan keputusan, khususnya auditor, dan ditunjukann
pada kemampuan auditor untuk mengombinasikan bagian-bagian informasi ke dalam
suatu pertimbangan menyeluruh, yang meliputi konsistensi, konsesus, wawasan diri
auditor, dan penggunaan informasi tersebut. Pada pertengahan tahun 1980-an, pendekatan
ini telah diterapkan dalam seluruh subjek akuntansi.
Banyak kemajuan pada aplikasi teori dan teknik ekperimental terhadap studi
perilaku dalam konteks akuntansi. Hal initelah meningkatkan relevansi pengakuan dari
masalah-masalah perilaku dalam bidang akuntansi secara umum dan audit secara
khususnya, yaitu dalam mempelajari dan membuat pertimbangan secara kritis untuk
meningkatkan efektivitas fungsi audit. Akuntansi keperilakuan berfungsi bagi pendidikan
auditor yang lebih di masa mendatang. Dycman (1998) telah membuat gambaran
perkembangan yang menunjukan secara kronologis beberapa kejadian utama yang
menggambarkan pertumbuhan pengaruh perilaku dalam bidang akuntansi setelah tahun
1960.
Artikel pertama mencoba untuk menggambarkan akuntansi keperilakuan, sementara
artikel selanjutnya membahas mengenai teori dan konsep ilmu pengetahuan keperilakuan
dalam kaitannya dengan akuntansi serta implikasinya bagi prinsip-prinsip dan praktik
akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari diterbitkannya jurnal-jurnal akademis, seperti
Journal of Accounting, Organization, and Society (AOS) dan Research In Audit Program
pada tahun 1976 oleh Peit Marwick. Kejadian tersebut meningkatkan kejadian riset
secara simultan dan memublikasikan eksperimen dan riset teoritis baru mengenai
akuntansi keperilakuan secara eksplisit. Penggabungan aspek-aspek perilaku pada
akuntansi menunjukan pertumbuhan minat akan bidang riset ini.

Mengapa Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan terhadap Akuntansi


Peningkatan ekonomi pada suatu organisasi dapat digunakan sebagai dasar dalam
memilih informasi yang relevan terhadap pengambilan keputusan. Saat ini, kemampuan
matematis telah berperan dalam menganalisis permasalahan keuangan yang kompleks.
Demikian pula halnya dengan kemajuan dalam bidang teknologi computer akuntansi yang
memungkinkan informasi dapat tersedia dengan cepat. Kesempurnaan teknis tidak pernah
mampu mencegah orang untuk menyadari bahwa tujuan akhir jasa akuntansi organisasi
bukan sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas dari pelaksanaan segala prosedur
akuntans, tetepi juga bergantung pada bagaimana perilaku orang-orang di dalam perusahaan,
baik sebagai pemakai maupun pelaksana , dipengaruhi oleh informasi yang dihasilkannya

Akuntansi adalah tentang manusia


Berdasrkan permikiran perilaku, manusia dan factor social secara jelas didesain
dalam aspek-aspek operasional utama dari seluruh system akuntansi.
Dari pengalaman dan praktik banyak manajer dan akuntan telah memperoleh suatu
pemahaman yang lebih dari sekedar aspek manusia dalam tugas mereka. Bagaimanapun
harus diakui bahwa banyak sistem akuntansi masih dihadapkan pada berbagai kesulitan
manusia yang tidak terhitung, bahkan penggunaan dan penerimaan seluruh sistem
akuntansi terkadang dapat menjadi meragukan. Pertanggungjawaban dan pengambilan
keputusan dilakukan atas dasar sudut pandang hasil laporan mereka dan bukan atas dasar
kontribusi mereka yang lebih luas terhadap efektivitas organisasi. Sebagian prosedur saat
ini juga dapat menimbulkan pembatasan yang tidak diinginkan terhadap inisiatif
manajerial. Prosedur dapat menjadi tujuan akhir itu sendiri jika semata-mata
dibandingkan dengan teknik organisasi yang lebih luas.

Akuntansi adalah tindakan


Dalam organisasi, semua anggota mempunyai peran yang harus dimainkan dalam
mencapai tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada seberapa besar porsi
tanggung jawab dan rasa tanggung jawab anggota terhadap pencapaian tujuan. Rasa
tanggung jawab tersebut pada sebagian organisasi dihargai dalam bentuk penghargaan
tertentu. Dalam organisasi, masing-masing mempunyai tujuan dan bertanggung jawab
untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Kesadaran dapat terwujud manakala
mematuhi ketetapan dalam anggaran. Pencapaian tujuan dalam bentuk kuantitaf juga
merupakan salah satu bentuk tanggung jwab anggota organisasi dalam memenuhi
keinginan untuk mencapai tujuan dan sasaran informasi.

Dimensi Akuntansi Keperilakuan


Para akuntan dan manajer professional menyadari kebutuhan akan tambahan informasi
ekonomi yang dihasikan system akuntasi. Oleh karena, itu informasi ditambah tidak hanya
melamporkan data-data keuangan tetapi data-data non keuangan yang terkait dalam proses
pengambilan keputusan. Sehingga para akuntan wajar memasukan dimensi-dimensi
keprilakuan dari berbagai pihak yang terkait dengan informasi yang dihasilkan oleh sisitem

Lingkup akuntansi keperilakuan


Akuntansi keperilakuan berada di balik peran akuntansi tradisional yang berarti
mengumpulkan, mengukur, mencatat dan melaporkan informasi keuangan. Dengan
demikian, dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku manusia dan juga dengan desain,
konstruksi, serta penggunaan suatu system informasi akuntansi yang efisien. Akuntansi
keperilakuan, dengan mempertimbangkan hubungan antara perilaku manusia dan system
akuntansi, mencerminkan dimensi sosial dan budaya manusia dalam suatu organisasi.
Ruamg lingkup akuntansi keperilakuan sangat luas, yang meliputi antara lain:
1. Aplikasi dari konsep ilmu keperilakuan terhadap disain kontruksi system
akuntansi
2. Studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi
3. Cara dengan mana informasi diproses untuk membantu pengambilan keputusan
4. Pengembangan teknik pelaporan yang dapat mengkomunikasikan perilaku
perilaku para pemakai data
5. Pengembangan strategi untuk motivasi dan mempengaruhi perilaku, cita cita
serta tujuan dari orang orang yang menjalankan organisasi pemakian data
Lingkup dari akuntasi keperilakuan dapat dibagi menjadi tiga bidang besar :

1. Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, kontruksi, dan penggunaan


system akuntansi
2. Pengaruh system akunatnsi terhadap perilaku manusia
3. Metode untuk memprediksi dan strategi unuk mengubah perilaku manusia
Aplikasi dari Akuntansi Keperilakuan
Sangat banyak keuntungan ekonomi dan keuntungang manusia yang didapat dari
pengenalan aspek perilaku dalam akuntansi. Setelah menganalisis manfaat vs biaya (costbenefit) secara hati-hati, peusahaan Corp. menyimpulkan system system informasi yang
baru harus dipasang. Pertanyaannya adalah bagaimana seharusnya keputusan tersebut
diimplementasikan? Apakah cukup dengan member hardware, mengembangkan
software, melatih angkatan kerja, dan memperhatikan biaya yang berkurang? Bagaimana
setelah hal-hal tersebut dilakukan, ternyata kemudian ditemukan bahwa system tidak
bekerja sebagaimana diantisipasi karena karyawan resisten terhadap perubahan?

Riset menunjukan bahwa jika aspek keperilakuan dari keputusan seperti yang
dicontohkan di atas tidak diselidiki secara menyeluruh,dan jika tindakan, korektif tidak
diambil ketika sikap menyimpang telah dideteksi, maka bisa hampir dipastikan bahwa
hasilnyaseperti pertanyaan terakhir dari contoh di atas, system tidak bekerja sebagaimana
yang diantisipasi. Manajer yang telah sadar dengan aspek keperilakuan dari akuntansi
akan memanggil orang-orang yang terlibat guna menyelidiki lebih lanjut bagaimana
mereka memandang inovasi tersebut. Lebih lanjut lagi akuntansi keperilakuan seharusnya
juga menetukan apakah oraqng-orang yang terlibat memiliki pengertian tentang system
yang didasarkan pada isu-isu keamanan yang actual (seperti kompensasi dan keamanan
kerja) atau apakah mereka hanya mencerminkan ketakutan dari suatu yang tidak
diketahui.
Seorang akuntan keperilakuan pasti ingin mengetahui penyebab dari sikap dan
perilakuyang sepertinya akan diulangi di masa mendatang. Jika yang terulang adalah
perilaku yang tidak diinginkan, maka dapat disimpulkan terdapat proses penyusunan
anggaran yang tidak efisien. Oleh karena itu, akuntan keperilakuan akan mendukung
strategi untuk mengubah keadaan perilaku untuk membuatnya sesuai dengan fungsi
organisasi yang diinginkan.
Tugas akuntansi keperilakuan dalam situasi ini adalah menyelidiki bagaimana
perilaku orang saat ini dan bagaimana mereka memandang pekerjaan, perusahaan, dan
rekan-rekan kerja mereka.
Dua contoh diatas menunjukan bahwa tujuan akuntansi keperilakuan adalah
mengukur dan mengevaluasi factor-faktor keperilakuan yang relevan dan
mengomunikasikan hasilnya guna pengambilan keputusan internal dan eksternal.
Informasi dimensi keprilakuan merupakan pelengkap dari data keuangan perusahaan
yang memungkinkan pengambilan keputusan ekonomis dengan pandangan yang lebih
komperhensif terhadap organisasi.
Akuntnsi keperilakuan : Perluasan Logis dari Peran Akuntansi Tradisional
Pengambilan keputusan dengan menggunakan laporan akuntansi akan dapat menjadi
lebih baik jika laporan tersebut banyak mengandung informasi yang relevan. Akuntan
mengakui adanya fakta ini melalui prinsip akuntansi yang dikenal dengan penggungkapan
penuh ( full disclouser). Prinsip ini memelukan penjelasan yang tidak hanya berfungsi
sebagai pengganti dan penambahan informasi guna mendukung laoran data perusahaan.
Tetapi juga sebagai laporan menjelaskan kritik terhadap kejadian-kejadian non keuangan.
Informasi tambahan dilaporkan baik dalam sebuah kerangaka laaporan keuangan atau dalam
cacatan laoran keuangan sehingga diperlukan suatu msukan informasi keprilakuan guna
melengkapi data keuangan dan data lain yang akan dilaporkan.

Vous aimerez peut-être aussi

  • Cover Edit
    Cover Edit
    Document1 page
    Cover Edit
    Geex Tya Rahma Yanti
    Pas encore d'évaluation
  • Audit 1
    Audit 1
    Document10 pages
    Audit 1
    Geex Tya Rahma Yanti
    Pas encore d'évaluation
  • Audit 1
    Audit 1
    Document10 pages
    Audit 1
    Geex Tya Rahma Yanti
    Pas encore d'évaluation
  • Audit 1
    Audit 1
    Document10 pages
    Audit 1
    Geex Tya Rahma Yanti
    Pas encore d'évaluation
  • Modul 5
    Modul 5
    Document3 pages
    Modul 5
    Geex Tya Rahma Yanti
    100% (1)
  • Audit Surat
    Audit Surat
    Document8 pages
    Audit Surat
    Geex Tya Rahma Yanti
    Pas encore d'évaluation
  • Audit Surat
    Audit Surat
    Document8 pages
    Audit Surat
    Geex Tya Rahma Yanti
    Pas encore d'évaluation
  • Pinjaman Yang Diterima Fix
    Pinjaman Yang Diterima Fix
    Document14 pages
    Pinjaman Yang Diterima Fix
    Geex Tya Rahma Yanti
    Pas encore d'évaluation