Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
penyusunan anggaran dalam banyak pemikiran masih bersifat sementara sehingga masih
perlu disempurnakan.
Focus riset akuntansi keperilakuan telah berubah lebih dari 40 tahun sejak pertama
kali dikembangkan. Paradigma riset perilaku yang dilakukan oleh Steadry (1960) dalam
disertasinya di Carnegie Mellon University telah menggali pengaruh anggaran
motivasional (motivational budget) dengan menggunakan eksperimen analog. Focus dari
studi-studi tersebut adalah pada akuntansi manajerial, tetapi penekanannya mengalami
pergeseran dari pengaruh fungsi akuntansi ke perilaku terhadap pemrosesan informasi
oleh pembuat keputusan. Selama periode ini, para peneliti memperkenalkan dasar-dasar
teoritis untuk menguji pengambilan keputusan dan perkembangan. Teori-teori ini paling
sering diambil dari model Brunswick Lens, dan jarang menggunakan paradigma
ekspektasi subjektif. Studi yang mempengaruhin bidang inio dilakukan oleh Ashton
(1974) dan Libby (1975), yang membantu membentuk suatu standar dalam desain
ekperimental dan validitas internal untuk untuk pertimbangan riset yang diikuti. Riset ini
difokuskan pada kinerja dari pembhuatan keputusan, khususnya auditor, dan ditunjukann
pada kemampuan auditor untuk mengombinasikan bagian-bagian informasi ke dalam
suatu pertimbangan menyeluruh, yang meliputi konsistensi, konsesus, wawasan diri
auditor, dan penggunaan informasi tersebut. Pada pertengahan tahun 1980-an, pendekatan
ini telah diterapkan dalam seluruh subjek akuntansi.
Banyak kemajuan pada aplikasi teori dan teknik ekperimental terhadap studi
perilaku dalam konteks akuntansi. Hal initelah meningkatkan relevansi pengakuan dari
masalah-masalah perilaku dalam bidang akuntansi secara umum dan audit secara
khususnya, yaitu dalam mempelajari dan membuat pertimbangan secara kritis untuk
meningkatkan efektivitas fungsi audit. Akuntansi keperilakuan berfungsi bagi pendidikan
auditor yang lebih di masa mendatang. Dycman (1998) telah membuat gambaran
perkembangan yang menunjukan secara kronologis beberapa kejadian utama yang
menggambarkan pertumbuhan pengaruh perilaku dalam bidang akuntansi setelah tahun
1960.
Artikel pertama mencoba untuk menggambarkan akuntansi keperilakuan, sementara
artikel selanjutnya membahas mengenai teori dan konsep ilmu pengetahuan keperilakuan
dalam kaitannya dengan akuntansi serta implikasinya bagi prinsip-prinsip dan praktik
akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari diterbitkannya jurnal-jurnal akademis, seperti
Journal of Accounting, Organization, and Society (AOS) dan Research In Audit Program
pada tahun 1976 oleh Peit Marwick. Kejadian tersebut meningkatkan kejadian riset
secara simultan dan memublikasikan eksperimen dan riset teoritis baru mengenai
akuntansi keperilakuan secara eksplisit. Penggabungan aspek-aspek perilaku pada
akuntansi menunjukan pertumbuhan minat akan bidang riset ini.
Riset menunjukan bahwa jika aspek keperilakuan dari keputusan seperti yang
dicontohkan di atas tidak diselidiki secara menyeluruh,dan jika tindakan, korektif tidak
diambil ketika sikap menyimpang telah dideteksi, maka bisa hampir dipastikan bahwa
hasilnyaseperti pertanyaan terakhir dari contoh di atas, system tidak bekerja sebagaimana
yang diantisipasi. Manajer yang telah sadar dengan aspek keperilakuan dari akuntansi
akan memanggil orang-orang yang terlibat guna menyelidiki lebih lanjut bagaimana
mereka memandang inovasi tersebut. Lebih lanjut lagi akuntansi keperilakuan seharusnya
juga menetukan apakah oraqng-orang yang terlibat memiliki pengertian tentang system
yang didasarkan pada isu-isu keamanan yang actual (seperti kompensasi dan keamanan
kerja) atau apakah mereka hanya mencerminkan ketakutan dari suatu yang tidak
diketahui.
Seorang akuntan keperilakuan pasti ingin mengetahui penyebab dari sikap dan
perilakuyang sepertinya akan diulangi di masa mendatang. Jika yang terulang adalah
perilaku yang tidak diinginkan, maka dapat disimpulkan terdapat proses penyusunan
anggaran yang tidak efisien. Oleh karena itu, akuntan keperilakuan akan mendukung
strategi untuk mengubah keadaan perilaku untuk membuatnya sesuai dengan fungsi
organisasi yang diinginkan.
Tugas akuntansi keperilakuan dalam situasi ini adalah menyelidiki bagaimana
perilaku orang saat ini dan bagaimana mereka memandang pekerjaan, perusahaan, dan
rekan-rekan kerja mereka.
Dua contoh diatas menunjukan bahwa tujuan akuntansi keperilakuan adalah
mengukur dan mengevaluasi factor-faktor keperilakuan yang relevan dan
mengomunikasikan hasilnya guna pengambilan keputusan internal dan eksternal.
Informasi dimensi keprilakuan merupakan pelengkap dari data keuangan perusahaan
yang memungkinkan pengambilan keputusan ekonomis dengan pandangan yang lebih
komperhensif terhadap organisasi.
Akuntnsi keperilakuan : Perluasan Logis dari Peran Akuntansi Tradisional
Pengambilan keputusan dengan menggunakan laporan akuntansi akan dapat menjadi
lebih baik jika laporan tersebut banyak mengandung informasi yang relevan. Akuntan
mengakui adanya fakta ini melalui prinsip akuntansi yang dikenal dengan penggungkapan
penuh ( full disclouser). Prinsip ini memelukan penjelasan yang tidak hanya berfungsi
sebagai pengganti dan penambahan informasi guna mendukung laoran data perusahaan.
Tetapi juga sebagai laporan menjelaskan kritik terhadap kejadian-kejadian non keuangan.
Informasi tambahan dilaporkan baik dalam sebuah kerangaka laaporan keuangan atau dalam
cacatan laoran keuangan sehingga diperlukan suatu msukan informasi keprilakuan guna
melengkapi data keuangan dan data lain yang akan dilaporkan.