Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
S USIA 8 HARI
DENGAN NEONATAL PNEUMONIA + EARLY ONSET SEPSIS
DI IRNA IV RUANG 11 (PERINATOLOGI)
RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG
Oleh:
NAMA
NIM
: 140903010
LEMBAR PENGESAHAN
Malang,
September 2016
Mengetahui
Mahasiswa
Pembimbing Institusi
Pembimbing Klinik
DJUMIATI S.Kep.Ns,
Nip:
Nip:
Kepala ruangan
SITI AISYAH,S.Kep.Ns
Nip:
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Alhamdulillah, penulis mengucap puji syukur kehadirat Allah
SWT. Atas segala rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan asuhan kebidanan pada
asuhan kebidanan pada By. Ny.S usia 8 hari dengan di Irna IV ruang 11 (Perinatologi)
RSUD dr. Saiful Anwar Malang dalam membuat asuhan ini, penulis sudah berusaha
semaksimal mungkin dengan segala kemampuan yang penulis miliki.
Tanpa mengurangi penghargaan penulis kepada semua pihak yang telah berjasa
terhadap penyelesaian asuhan kebidanan ini, secara khusus penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
pihak yang turut berperan dalam penyelesian auhan kebidanan ini. Sudah tentu, asuhan yang
sederhana ini terdapat kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun penulis dambakan demi kemajuan penulis. Akhir kata penulis berharap semoga
asuhan yang di susun ini bermanfaat.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Angka kejadian sepsis neonatorum masih cukup tinggi dan merupakan penyebab
kematian utama pada neonatus. Hal ini dikarenakan neonatus rentan terhadap infeksi.
Kerentanan neonatus terhadap infeksi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kulit dan
selaput lendir yang tipis dan mudah rusak, kemampuan fagositosis dan leukosit immunitas
masih rendah.
Berdasarkan perkiraan World Health Organitation( WHO) hampir semua( 98%) dari
lima juta kematian neonatal terjadi di negara berkembang. Lebih dari dua pertiga kematian itu
terjadi pada periode neonatal dini dan 42% kematian neonatal disebabkan infeksi seperti:
sepsis, tetanus neonatorum, meningitis, pneumonia, dan diare.(Imral chair, 2007).
Laporan WHO tahun 2005 angka kematian bayi baru lahir di Indonesia adalah 20 per
1000 kelahiran hidup. Jika angka kelahiran hidup di Indonesia sekitar 5 juta per tahun dan
angka kematian bayi 20 per 1000 kelahiran hidup, berarti sama halnya dengan setiap hari 246
bayi meninggal, setiap satu jam 10 bayi Indonesia meninggal, jadi setiap enam menit satu
bayi Indonesia meninggal.( Roesli Utami, 2008) Menurut DEPKES RI angka kematian sepsis
neonatorum cukup tinggi 13-50% dari angka kematian bayi baru lahir. Masalah yang sering
timbul sebagai komplikasi sepsis neonatorum adalah meningitis, kejang, hipotermi,
hiperbilirubinemia, gangguan nafas, dan minum.(Depkes, 2007).
Infeksi pada neonatus lebih sering di temukan pada BBLR. Infeksi lebih sering
ditemukan pada bayi yang lahir di rumah sakit dibandingkan dengan bayi yang lahir di luar
rumah sakit. Dalam hal ini tidak termasuk bayi yang lahir di luar rumah sakit dengan cara
septik. Segala bentuk infeksi yang terjadi pada bayi merupakan hal yang lebih berbahaya
dibandingkan dengan infeksi yang terjadi pada anak atau dewasa. Ini merupakan alasan
mengapa bayi harus dirawat dengan ketat bila dicurigai mengalami infeksi.
2. Tujuan
A. Tujuan umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan yang tepat pada ibu hamil sesuai dengan
menegement kebidanan.
B. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif pada klien.
b.
Melaksanakan tindakan.
g.
3. Sistematika penulisaan
BAB I pendahuluan
Melalui latar belakang masalah dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Teori
Pada tinjauan teori ini yang dibahas adalah kosep persalinan dan konsep IUFD.
BAB III Tijauan Kasus
Meliputi 7 langkah Varney yaitu pengkajian meliputi data subyektif dan obyektif,
identifikasi diagnosa dan masalah, identifikasi masalah potensial, identifikasi
kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi.
BAB IV Penutup
Meliputi kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN TEORI
Klebsiella.
Enterobakter.
Salmonella.
Bakteria anaerob.
Gardenerella vaginalis.
Walaupun jarang terjadi,terhisapnya cairan amnion yang terinfeksi dapat menyebabkan
pneumonia dan sepsis dalam rahim, ditandai dengan distres janin atau asfiksia neonatus.
Pemaparan terhadap patogen saat persalinan dan dalam ruang perawatan atau di masyarakat
merupakan mekanisme infeksi setelah lahir.
3. PATOGENESA PENYAKIT
Terdapat perbedaan patogenesa antara sepsis neonatus yang early onset/awitan awal
dengan yang late onset/awitan lanjut.early onset didapat secara transmisi vertikal dalam
uterus atau intra partus,sedangkan late onset biasanya secara transmisi horisontal dan intra
partus.
a. Early onset / awitan awal
Hal yang paling penting faktor resiko terjadinya infeksi adalah pada saat persalinan
dimana keberadaan mikroorganisme dalam saluran genito urinarius.Bakteri pada
saluran genito urinarius naik secara asending dan mencapai cairan amnion setelah
terjadi ruptur pada membran prematur ( PROM ). Infeksi secara asending juga dapat
terjadi pada saat kontak dengan membran korioamnetik dalam uterus yang berdampak
lahir hidup atau mati beberapa jam setelah lahir. Altematif lain adalah pada saat
neonatus kontak dengan mikroorganisme selama melalui jalan lahir. Ketika fetus
menghisap/aspirasi cairan amnion yang terkontaminasi.mikroorganisme mencapai
bagian bawah saluran sistem pemapasan dan menyebabkan kerusakan sel epitel dari
paru- paru.sebagai hasilnya adalah pnemonia dan distres pemapasan yang terlihat
pada beberapa jam setelah kelahiran. Sepsis neonatal yang berat terjadi jika bakteri
menginvasi melalui intravaskular dan adanya kegagalan dari tuan rumah untuk
mengeliminasi mikroorganisme patogen. Secara singkat dapat dikemukakan sebagai
berikut:
a) Transplasenta (antepartum).
b) Asenderen kuman vagina ( partus lama,ketuban pecah sebelum waktunya).
c) Waktu melewati jalan lahir (kuman dari vagina dan rektum).
b. Late onset /awitan lanjut
Transmisi secara horisontal memegang peranan yang besar,kontak yang erat dengan
ibu yang menyusui,dan penularan transmisi secara nosokomial. Yang paling utama
badan
lahir
rendah,ketuban
pecah
dini,infeksi
maternal
phosphatidylcholine serta kortisol dalam cairan amnion pada kehamilan 28-40 minggu bayi
perempuan lebih tinggi daripada bayi lelaki. Faktor geografi. Jenis bakteri penyebab berbeda
antara satu rumah sakit dengan rumah sakit lain atau antara negara satu dengan negara
lain.Hal ini disebabkan karena perbedaan fasilitas pelayanan kesehatan, budaya setempat
termasuk sexual-practices, pelayanan perawatan, dan pola penggunaan antibiotik. Hal
tersebut akan menyebabkan pola etiologi sepsis neonatal berbeda pada tiap negara. Spesies
Salmonella dan Enterobacteriacae lainnya serta Streptococcus pneumonia di samping E.coli
di daerah tropis banyak dilaporkan sebagai penyebab utama sepsis neonatal. Faktor lain
adalah jenis kolonisasi bakteri pada ibu hamil-pun berbeda di setiap negara. Faktor sosioekonomi. Pola gaya hidup ibu,termasuk kebiasaan.kondisi perumahan, status nutrisi, dan
penghasilan orang tua sangat mempengaruhi resiko terjadinya infeksi pada bayi baru lahir.
Sebenarnya berat bayi lahir rendah dan prematuritas merupakan faktor resiko terpenting
terjadinya sepsis neonatal Kesempatan bayi kontak dengan infeksi akan meningkat ketika
bayi tersebut pulang. Pertemuan dengan anggota keluarga lain serumah,akan meningkatkan
resiko terjadinya infeksi (khususnya infeksi stafilokokus) akan sangat menular ke anggota
keluarga yang lain. Keadaan tersebut akan menjadi lebih berat bila pada keluarga dengan
sosio ekonomi rendah. Perawatan di bangsal bayi. Dibangsal perawatan bayi baru lahir
seringkali infeksi berasal dari orang dewasa,termasuk ibu,perawat atau keluarga lain yang
berkunjung. Transmisi melalui droplet merupakan sumber infeksi terbanyak, baik berasal dari
orang dewasa maupun dari bayi lahir. Infeksi stafilokokus biasanya dihubungkan dengan
transmisi dari orang dewasa,sedangkan penularan dari alat dan cairan menyebabkan infeksi
spesies Proteus, Klebsiella, Serratia marcescans, Pseudomonas, dan Flavobacterium. Di pihak
lain,penggunaan antibiotik yang berlebihan akan menyebabkan perubahan pola resistensi
bakteri setempat.Penggunaan preparat ampisilin dan gentamisin atau kloramfenikol (sebagai
pengobatan standar)dalam jangka waktu panjang menyebabkan resistensi antibiotik tersebut.
Akhir-akhir ini dilaporkan peningkatan resistensi bakteri terhadap golongan sefalosporin
generasi ketiga terhadap enterik gram negatif lebih cepat terjadi dibandingkan dengan
pengobatan standar.Pemakaian obat topikal terutama hexachlorophene sebagai anti septik
untuk perawatan talipusat, dilaporkan sangat efektif menghambat kolonisasi stafilokokus
tetapi tidak menghambat kolonisasi bakteri gram negatif. Walaupun demikian belum pemah
dilaporkan hubungan antara pemakaian hexachlorophene dengan kejadian sepsis neonatal.
4. DIAGNOSIS
Diagnosis sepsis dapat ditegakkan dengan:
namun
sensitivitas
dari
metoda
kultur
kadang-kadang
dapat
rendah.Peneliti harus dapat mempunyai sebuah tes atau panel tes yang dapat
mengidentifikasi bayi sepsis dengan akurat dan cepat sambil menunggu hasil
kultur.Banyak kemajuan dari bukan metoda kultur,seperti teknologi dari polymerase
chain reaction I PCR ,memberi janji dalam mendiagnosa infeksi.Bagaimanapun,tetap
tes laboratorium non spesifik untuk mendiagnosa infeksi dari bakteri invasif adalah
paling penting pada neonatal. Manifestasi klinis dari early onset biasanya distres
pemapasan disertai dengan pneumoni dan sepsis, tapi untuk late onset menunjukan
gejala sepsis,meningitis, dan osteoarthritis.
a) Early onset / awitan awal. Tanda-tanda klinis muncul semenjak 6 jam kehidupan >50
kasus, mayoritas / kebanyakan muncul pada 72 jam pertama umur kehidupan. Tanda
awal biasanya sering tidak spesifik dan tidak diketahui.
Hilangnya aktifitas spontan.
Poor sucking.
Apnea.
Bradikardi.
Suhu tubuh yang tidak stabil.
Tanda-tanda dan gejala lainnya.
Distres pernafasan. Kebanyakan neonatus dengan early onset infeksi menunjukkan gejala
distres pernafasan yang sulit dibedakan dengan bentuk HMD, pneumonia, atau penyebab lain
dari kesulitan bernafas,dengan penampilan seperti sianosis, dispneu, takipneu, apnea, retraksi
epigastrium, dan intercostal. Terjadinya gejala distres pernafasan adalah >80 dari neonatus.
Pneumonia dan septikemi merupakan bentuk manifestasi yang banyak
Gangguan kardiovaskuler. Bradikardi, pallor, penurunan perfusi, hipotensi.
Gangguan metabolik. Hipotermia,hipertermia,asidosis metabolik (ph <7,25>
Gangguan neurologik. Lethargi,hipotonia,penurunan aktifitas,seizures,jittery.
b) Late onset / awitan lanjut
Gejala dan tanda-tanda klinis muncul >7 hari kehidupan.Transmisi secara horisontal dapat
dari yang lain (dari neonatus yang terinfeksi atau dari perawat kesehatan) atau secara vertikal
(dari ibu yang terlalu sering berdekatan).
Tanda-tanda yang sering biasanya demam,lethargi. Irritable, poor feeding, dan takipnea serta
distres pernafasan yang tidak begitu jelas.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium pada bayi-bayi sepsis sebagai berikut: a.Skrining sepsis
yang rutin.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Lumbal pungsi
Kultur dan gram dari aspirasi lambung.
Kultur dan gram dari apusan vagina yang lebih tinggi dari ibu.
Kultur dari endotrakeal tube atau aspirasi dari trakeal.
Kultur dari drainase dada.
Kultur dari kateter vaskular.
Kultur darah kwantitatif atau kultur darah multipel.
IgG konsentrasi serial untuk spesifik organisme.
IgM konsentrasi untuk organisme spesifik.
Buffy coat secara mikroskopik.
6. KOMPLIKASI
Meningitis bakterialis.
Enterokolitis nekrotikans.
Koagulasi intravaskuler diseminata.
Syok septik.
7. PENCEGAHAN
Dari Ibu. Grup B Streptococcus merupakan penyebab terberat sebagai patogen
terbanyak pada akhir tahun 1960an dan biasanya sebagai penyebab dari early-onset sepsis.
Sepuluh sampai 30 wanita hamil dengan kolonisasi Grup B Streptococcus dalam vagina atau
daerah rektum.
Dua pendekatan utama : prenatal skrining (semua wanita hamil di skrining untuk
deteksi infeksi Grup B Streptococcus pada 35-37 minggu kehamilan dan dilakukan
pengobatan untuk kulturnya yang positif) dan identifikasi dari wanita beresiko tinggi serta
mengobati sebelum terjadinya persalinan.
Dari Neonatus. Pemberian antibiotik profilaksis untuk bayi-bayi asimtomatis yang
diduga beresiko tinggi terjadi sepsis oleh Grup B Streptococcus masih kontroversial.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian penisilin pada semua bayi atau bayi
(2.000)
PENGKAJIAN
Data Subjektif
1.
Biodata
a. Biodata bayi
Nama bayi
Umur
Tanggal lahir : tanggal lahir bayi dikaji untuk mengetahui umur bayi.
Jenis kelamin: untuk mencocokkan identitas sesuai nama anak, serta menghindari
kekeliruan bila terjadi kesamaan nama dengan anak yang lain.
Anak ke
Nama
Umur
terhadap anak.
: untuk mengetahui umur dari ibu serta suami, selain itu digunakan
untuk mengetahui keadaan ibu apakah termasuk primipara muda
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
10)
: jenis pekerjaan dapat menunjukkan tingkat keadaan ekonomi
anak.
: dicatat untuk mempermudah hubungan bila keadaan mendesak dan
dapat memberi petunjuk keadaan tempat tinggal pasien.
2.
Kebutuhan Dasar
Pola nutrisi
: nutrisi terbaik untuk BBL adalah ASI yang dapat diberikan segera
setelah bayi lahir, pemberiannya ondeman. Setelah bayi lahir segera susukan pada ibunya,
apakah ASI keluar sedikit, kebutuhan minum hari pertama 60 cc/kg bb, selanjutnya
ditambah 30 cc/kg bb untuk hari berikutnya.
Pola eliminasi
buang air besar pertama kalinya dalam 24 jam pertama berupa mekoneum perlu
dipikirkan kemungkinan mekoneum Plug Syndrome, megakolon, obstruksi saluran
pencernaan.
B.
Data Objektif
1.
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum: cukup / lemah
Kesadaran
Suhu
gejala awal
hipertermi.
Nadi
Pernafasan
dilakukan
belum
dapat
memeroleh
kemajuan
dalam
perkembangan.
Jenis kelamin : laki-laki/ perempuan.
Berat badan
: normalnya 2500 gram 4000 gram (jika BB bayi < 2500 gram maka
termasuk BBLR, namun jika BB bayi < 4000 gram maka bayi tersebut
termasuk bayi besar)
1. Pemeriksaan Fisik
Kepala
:tidak ada caput succedaneum, chepal hematoma, keadaan ubun-ubun
Muka
Mata
tertutup.
:warna kulit merah.
:untuk mengetahui apakah ada kelainan pada sclera, icterus/ tidak,
2. Pemeriksaan neurologis
a. Reflek moro/terkejut
Apabila bayi diberi sentuhan mendadak terutama dengan jari dan tangan maka
akan menimbulkan gerak terkejut.
b. Reflek mengenggam
Apabila telapak tangan disentuh dengan jari pemeriksa maka akan berusaha
mengenggam jari pemeriksa.
c. Reflek rooting/mencari
Apabila pipi disentuh oleh jari pemeriksa maka ia akan menoleh dan mencari
sentuhan itu.
d. Reflek menghisap/sucking reflek
Apabila bayi diberi dot/putting maka ia berusaha untuk menghisap.
e. Glabella reflek
Bayi disentuh pada daerah os glabella dengan jari tangan pemeriksa maka ia akan
mengerutkan keningnya dan mengedipkan matanya.
f. Gland reflek
Bila bayi disentuh pada lipatan paha kanan dan kiri maka ia berusaha mengangkat
kedua pahanya.
g. Tonick neck reflek
Bila bayi diangkat dari tempat tidur/bila digendong maka ia akan berusaha
mengangkat kepalanya.
4.
Pemeriksaan antopometri
a. Berat badan
BB bayi normal 2500 4000 gram
b. Panjang badan
PB bayi lahir normal 48 52 cm
c. Lingkar kepala
Lingkar kepala bayi normal 33 38 cm
d. Lingkar lengan atas
Normal 10 11 cm
e. Ukuran kepala
Diameter sub oksipito bregmatika antara foramen magnum ubun-ubun besar
(9,5 cm)
Diameter sub oksipito frontalis antara foramen magnum ke pangkal hidung (11
cm)
Diameter fronto oksipitalis antara titik pangkal hidung ke jarak terjauh belakang
kepala (12 cm)
Diameter mento oksipitalis antara dagu ke titik terjauh belakang kepala (13,5 cm)
Diameter sub mento bregmatika antara os hyoid ke ubun-ubun besar (9,5 cm)
Diameter biparietalis antara 2 tulang parientalis (9 cm)
Diameter bi temporalis antrara ke 2 tulang temporalis (8 cm)
5.
Pemeriksaan tingkat perkembangan
Adaptasi social Sejauh mana bayi dapat beradaptasi sosial baik dengan orang tua,
keluarga maupun orang lain.
Bahasa Kemampuan bayi untuk mengungkapkan perasaannya melalui tangisan
untuk menyatakan rasa lapar, BAB, BAK dan kesakitan.
Motorik halus Kemampuan bayi untuk menggerakkan bagian kecil dari anggota
badannya
Motorik kasar Kemampuan
bayi
untuk
melakukan
aktivitas
Hasil Pemeriksaan
Nilai Normal
g/dl (12 16 )
mm/ jam (2 20)
/mm3 (4 10 ribu)
/mm3 (150 400 ribu)
% (37 48)
/mm3 (4,0 5,5 juta)
13
01
26
50 70
dengan
LYM
MO
CRP
II.
Negative/ positive
20 40
28
Neg < 6 mg/L
Juall,2009 : 518)
: Ibu mengatakan mendengarkan tangis bayinya lemah dan jarang serta
melihat bayinya hanya minum susunya sedikit.
Do
1.
2.
3.
4.
5.
6.
:
Tangisnya lemah dan jarang
Pernafasan tidak teratur
Reflek hisap kurang
Bayi banyak tidur
Gerak tidak aktif
Pada pemeriksaan darah lengkap kadar leukosit melebihi batas normal.
Masalah :
1. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit bayinya.
Ds : orang tua mengatakan tidak mengerti dengan penyakit yang sedang diderita
bayinya.
Do : III.
IV.
Observasi input dan output cairan, serta tingkatkan masukan cairan peroral
minimal 25%.
R
: peningkataEPSISn kehilangan cairan melalui feces dan evaporasi
menyebabkan dehidrasi.
Observasi TTV terutama suhu tubuh bayi.
R
: fluktuasi perubahan suhu bayi dapat terjadi sebagai respon
b.
c.
terhadap dehidrasi.
Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian cairan parenteral.
R
: mungkin diperlukan untuk memperbaiki dan mencegah dehidrasi.
2. Potensial terjadi hipertermi.
Tujuan
KH
Intervensi :
a. Observasi TTV
R
: TTV dalam batas normal, warna kulit merah muda, dan sclera putih.
Intervensi :
1. Observasi intake dan output cairan
R
: intake dan output menentukan cairan yang keluar dan masuk.
2. Observasi tanda tanda hipertermi
R
: mengetahui peningkatan derajat leukosit dan tindakan yang
dibutuhkan.
3. Anjurkan pada ibu untuk segera memberi ASI.
R
: kandungan ASI dapat meminimalkan terjadinya icterus.
V.
INTERVENSI
Dx
: By Ny dengan infeksius
Tujuan : bayi dalam keadaan sehat
KH
Tujuan
KH
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Sepsis merupakan respon tubuh terhadap infeksi yang menyebar melalui darah dan
jaringan lain. Sepsis terjadi pada kurang dari 1% bayi baru lahir tetapi merupakan penyebab
daro 30% kematian pada bayi baru lahir. Infeksi bakteri 5 kali lebih sering terjadi pada bayi
baru lahir yang berat badannya kurang dari 2,75 kg dan 2 kali lebih sering menyerang bayi
laki-laki.
Pada lebih dari 50% kasus, sepsis mulai timbul dalam waktu 6 jam setelah bayi lahir,
tetapi kebanyakan muncul dalamw aktu 72 jam setelah lahir. Sepsis yang baru timbul dalam
waktu 4 hari atau lebih kemungkinan disebabkan oleh infeksi nasokomial (infeksi yang
didapat di rumah sakit).
2. KRITIK DAN SARAN
Dalam penulisan asuhan kebidanan ini apabila ada kesalahan yang tidak di sengaja
maupun yang di sengaja mohon saran dan kritik untuk menyempurnakan dalam penulisan dan
susunan kata kata yang telah dijadikan dalam bentuk asuhan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
untuk
dokter, bidan
dan
perawat
di
rumah
MNH-
Kebidanan.Jakarta.Yayasan
Bina
Pustaka Sarwono
Prawirohardjo (YBPSP).
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal. Jakarta : YBP SP
Prof.Herry Garna, dr, Sp.A (K), Ph.D. 2005. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan
Anak, edisi ke-3. Bandung : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unpad. Halaman : 109 112.
Rochjati, Poedji. 2003. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya: Airlangga University
Press
Salmah, dkk. 2006. Asuhan kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC