Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
LANDASAN TEORI
A. MEDIS
1. Anatomi Fisiologi
1)
Pelapis
a) Perikardium adalah kantong berdinding ganda yang
dapat membesar dan mengecil, membungkus jantung
dan pembuluh darah besar. Kantong ini melekat pada
diafragma, sternum dan pleura yang membungkus paruparu. Di dalam perikardium terdapat dua lapisan yakni
lapisan fibrosa luar dan lapisan serosa dalam.
b) Rongga perikardial adalah ruang potensial antara
3)
dinding
ventrikel
kanan
darah
stress,
hilangnya
elastisitas
jaringan
dan
130
Normal
Dibawah 85 mmHg
Normal tinggi
130-139 mmHg
85-89 mmHg
Stadium
1
(Hipertensi ringan)
140-159 mmHg
90-99 mmHg
Stadium
2
(Hipertensi sedang)
160-179 mmHg
100-109 mmHg
Stadium
3
(Hipertensi berat)
180-209 mmHg
110-119 mmHg
Stadium
4
210 mmHg atau lebih
(Hipertensi maligna)
sekunder
dapat
darah
(hipertiroid),
adalah
diketahui,
ginjal,
penyakit
hipertensi
antara
gangguan
lain
kelainan
kelenjar
kelenjar
yang
tiroid
adrenal
Pielonefritis.
Glomerulonefritis.
Tumor-tumor ginjal .
b) Kelainan Hormonal.
- Hiperaldosteronisme.
- Sindroma Cushing.
- Feokromositoma
c) Obat-obatan.
- Pil KB.
- Kortikosteroid.
- Siklosporin.
- Eritropoietin.
- Kokain.
- Penyalahgunaan alkohol.
- Kayu manis (dalam jumlah sangat besar).
d) Penyebab Lainnya.
- Koartasio aorta.
- Preeklamsi pada kehamilan.
- Porfiria intermiten akut.
- Keracunan timbal akut.
4. Epidemiologi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah
yang ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun
berkembang termasuk Indonesia. Pada negara-negara sedang
berkembang, kematian yang terjadi selama 20 tahun terakhir
disebabkan oleh gangguan peredaran darah yang meningkat dari
16%menjadi 25% dan keadaan ini cenderung akan meningkat
menjadi dua kali lipat pada beberapa dasa warsa yang akan datang
bila tidak dilakukan penanggulangan dengan baik (Antari, 2005).
Secara epidemiologis 30% penduduk dunia peka terhadap
keracunan garam dapur dan menyebabkan hipertensi. Pada
golongan penduduk dengan obesitas resikonya naik menjadi 50%.
Hipertensi memang bukan penyakit pembunuh sejati, tetapi ia
digolongkan sebagai The silent killer (pembunuh diamdiam).
Penyakit ini gejalanya tidak nyata dan harus diwaspadai serta perlu
diobati sedini mungkin karena hipertensi yang kronis dan
diabaikan dapat secara tiba-tiba membawa malapetaka seperti
serangan jantung dan stroke. Hal ini juga bisa menyebabkan lemah
10
10
11
bagi
orang
yang
mudah
sekali
11
12
dengan
dilepaskannya
norepinefrin
mengakibatkan
pembuluh
darah.
Vasokontriksi
yang
kemudian
diubah
menjadi
angiotensin
II,
suatu
Konsekuensinya,
aorta
dan
arteri
besar berkurang
13
dipompa
oleh
jantung
(volume
sekuncup),
mengakibatkan
13
14
14
15
16
dapat
melemah
sehingga
meningkatkan
16
17
11. Pencegahan
Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola makan
yang baik dan aktivitas fisik yang cukup. Hindari kebiasaan
lainnya seperti merokok dan mengkonsumsi alkohol diduga
berpengaruh dalam meningkatkan resiko Hipertensi walaupun
mekanisme timbulnya belum diketahui pasti.
12. Penatalaksaan
a. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti
hipertensi yaitu:
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau
minimal.
3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4) Tidak menimbulakn intoleransi.
5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien
dengan hipertensi seperti golongan
diuretic,
golongan
atau
pengurangan
konsumsi
garam.
18
garam
(dendeng, asinan
18
19
Sayur-sayuran
Buah-buahan
Ukuran
1 potong roti
1 cangkir sereal siap
makan
cangkir nasi, pasta, atau
sereal
1 cangkir sayur mentah
cangkir sayur yang
dimasak
6 ons jus sayuran
1 buah sedang
cangkir buah kering
cangkir buah segar,
beku, atau kalengan
6 ons jus buah
8 ons susu
1 cangkir yogurt
1
ons keju
3 ons daging tanpa lemak,
unggas tanpa kulit, atau
ikan yang dimasak
Kacang-kacangan,
4-5 porsi per 1/3 cangkir atau 1 ons
biji-bijian
dan minggu
kacang
kacang kering
1 sendok makan atau
ons biji-bijian
gelas kacang masak
kering
Lemak dan minyak
2-3 porsi sehari
1 sendok teh margarin
lembut
1 sendok makan mayones
lowfat
2 sendok makan saus
ringan
salad
1 sendok teh minyak sayur
Gula
Kurang dari 5 1 sendok makan gula
19
20
2) Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan
dan disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan
kemampuan seperti berjalan, jogging, bersepeda atau
berenang.
B. KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Aktivitas/ Istirahat.
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea.
b. Sirkulasi.
Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.
Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,
radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena
jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi
perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.
c. Integritas Ego.
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress
multiple
(hubungan,
pekerjaan.
20
keuangan,
yang
berkaitan
dengan
21
f. Neurosensori.
Gejala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,
subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara
spontan setelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia,
penglihatan kabur, epistakis).
Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi
bicara, efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman
tangan.
g. Nyeri/ ketidaknyaman.
21
22
pemulangan
bantuan
dengan
pemantau
diri
22
23
23
24
Rencana keperawatan
No.
1.
Diagnosa
Keperawatan & Data
Penunjung
Resiko penurunan curah
jantung
berhubungan
dengan vasokontriksi
pembuluh darah.
Tindakan Keperawatan
Tujuan & Kriteria
Tindakan
1. Observasi
tekanan
darah.
2. Catat
keberadaan,
kualitas
denyutan
sentral dan perifer.
3. Auskultasi
tonus
jantung dan bunyi
napas.
4. Amati warna kulit,
kelembaban, suhu, dan
masa pengisian kapiler.
5. Catat adanya demam
umum / tertentu.
6. Berikan
lingkungan
yang nyaman, tenang,
kurangi aktivitas /
keributan
ligkungan,
batasi
jumlah pengunjung dan
lamanya tinggal.
7. Anjurkan
teknik
relaksasi,
panduan
imajinasi dan distraksi.
24
Rasional
1. Perbandingan
dari
tekanan
memberikan
gambaran
yang
lebih
lengkap
tentang keterlibatan /
bidang masalah vaskuler.
2. Denyutan
karotis,jugularis, radialis
dan femoralis mungkin
teramati
/
palpasi.
Dunyut pada tungkai
mungkin
menurun,
mencerminkan efek dari
vasokontriksi
(peningkatan SVR) dan
kongesti vena).
3. S4 umum terdengar pada
pasien hipertensi berat
karena adanya hipertropi
atrium, perkembangan S3
menunjukan hipertropi
ventrikel dan kerusakan
fungsi, adanya krakels,
25
8. Kolaborasi
dengan
dokter dlam pembrian
therafi
anti
hipertensi, deuritik.
4.
5.
6.
7.
25
mengi
dapat
mengindikasikan
kongesti paru sekunder
terhadap terjadinya
atau
gagal
jantung
kronik.
Adanya pucat, dingin,
kulit lembab dan masa
pengisian kapiler lambat
mencerminkan
dekompensasi
/
penurunan curah jantung.
Dapat mengindikasikan
gagal
jantung, kerusakan ginjal
atau vaskuler.
Membantu
untuk
menurunkan rangsangan
simpatis, meningkatkan
relaksasi.
Dapat
menurunkan
rangsangan
yang
menimbulkan
stress,
membuat efek tenang,
sehingga
akan
menurunkan
tekanan
darah.
26
8. Menurunkan
darah.
2.
Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
kelemahan umum, ketidak
seimbangan antara suplai
dan
kebutuhan
O2.
26
tekanan
1. Parameter menunjukan
respon fisiologis pasien
terhadap stress, aktivitas
dan indicator derajat
pengaruh kelebihan kerja
/ jantung.
2. Stabilitas fisiologis pada
istirahat
penting
untuk
memajukan
tingkat
aktivitas individual.
3. Konsumsi
oksigen
miokardia
selama
berbagai aktivitas dapat
meningkatkan jumlah
oksigen
yang
ada.
Kemajuan
aktivitas
bertahap
mencegah
peningkatan
tiba-tiba
pada
kerja
jantung.
4. Teknik penghematan
energi
menurunkan
27
3. Dorong
memajukan
aktivitas / toleransi
perawatan diri.
4. Berikan bantuan sesuai
kebutuhan dan anjurkan
penggunaan
kursi
mandi,
menyikat gigi / rambut
dengan duduk dan
sebagainya.
3.
Gangguan rasa nyaman
nyeri : sakit kepala
berhubungan
dengan
peningkatan
tekanan vaskuler cerebral.
27
1. Meminimalkan stimulasi/
meningkatkan relaksasi.
2. Tindakan
yang
menurunkan
tekanan
vaskuler serebral dengan
menghambat / memblok
respon simpatik, efektif
dalam
menghilangkan
sakit
kepala
dan
komplikasinya.
28
4.
Mengikuti
farmakologi
diresepkan.
minimalkan
aktivitas
vasokontriksi
yang
dapat meningkatkan
sakit kepala : mengejan
saat
BAB,
batuk
panjang,dan
membungkuk.
4. Bantu pasien dalam
ambulasi
sesuai
kebutuhan.
5. Beri cairan, makanan
lunak. Biarkan klien
itirahat selama 1 jam
setelah
makan.
6. Kolaborasi
dengan
dokter
dalam
pemberian
obat
analgetik, anti ansietas,
diazepam dll.
regiment
yang
28
3. Aktivitas
yang
meningkatkan
vasokontriksi
menyebabkan
sakit
kepala pada adanya
peningkatkan
tekanan
vakuler serebral.
4. Meminimalkan
penggunaan
oksigen dan aktivitas
yang berlebihan yang
memperberat
kondisi
klien.
5. Menurunkan
kerja
miocard
sehubungan
dengan kerja pencernaan.
6. Analgetik menurunkan
nyeri dan menurunkan
rangsangan
saraf
simpatis.
1. Kegemukan
adalah
resiko tambahan pada
darah tinggi, kerena
disproporsi
antara
kapasitas
aorta
dan
29
mengidentifikasi
hubungan
antara
hipertensi
dengan
kegemukan.
Klien
menunjukan
perubahan pola makan,
melakukan
/
memprogram olah raga
yang
tepat secara individu.
kegemukan.
2. Bicarakan pentingnya
menurunkan masukan
kalori
dan
batasi
masukan
lemak,garam dan gula
sesuai indikasi.
3. Tetapkan
keinginan
klien menurunkan berat
badan.
4. Kaji ulang masukan
kalori
harian
dan
pilihan diet.
5. Tetapkan
rencana
penurunan BB yang
realistic dengan klien,
Misalnya
:
penurunan berat badan
0,5 kg per minggu.
6. Dorong klien untuk
mempertahankan
masukan
makanan
harian termasukkapan
dan dimana makan
dilakukan
dan
lingkungan
dan
perasaan sekitar saat
makanan dimakan.
29
peningkatan
curah
jantung
berkaitan
dengan masa tumbuh.
2. Kesalahan
kebiasaan
makan
menunjang
terjadinya aterosklerosis
dan kegemukan yang
merupakan predisposisi
untuk
hipertensi
dan
komplikasinya, misalnya,
stroke, penyakit ginjal,
gagal
jantung,
kelebihan
masukan
garam
memperbanyak volume
cairan intra vaskuler
dan dapat merusak ginjal
yang lebih memperburuk
hipertensi.
3. Motivasi
untuk
penurunan berat badan
adalah internal. Individu
harus berkeinginan untuk
menurunkan berat badan,
30
30
31
kebiasaan makan.
6. Memberikan data dasar
tentang
keadekuatan
nutrisi yang dimakan dan
kondisi
emosi
saat
makan, membantu untuk
memfokuskan perhatian
pada factor mana pasien
telah / dapat mengontrol
perubahan.
7. Menghindari
makanan
tinggi lemak jenuh dan
kolesterol penting dalam
mencegah perkembangan
aterogenesis.
8. Memberikan konseling
dan
bantuan
dengan
memenuhi
kebutuhan
diet individual.
31
32
5.
1. Kaji
keefektipan
strategi koping dengan
mengobservasi
perilaku,
Misalnya : kemampuan
menyatakan perasaan
dan
perhatian,
keinginan
berpartisipasi
dalam
rencana pengobatan.
2. Catat laporan gangguan
tidur,
peningkatan
keletihan, kerusakan
konsentrasi,
peka
rangsangan, penurunan
toleransi sakit kepala,
ketidak
mampuan
untuk
mengatasi
/
menyelesaikan
masalah.
3. Bantu
klien
untuk
mengidentifikasi
stressor spesifik dan
kemungkinan
strategi
untuk
mengatasinya.
4. Libatkan klien dalam
32
33
perencanaan perwatan
dan beri dorongan
partisifasi
maksimum
dalam
rencana pengobatan.
5. Dorong klien untuk
mengevaluasi prioritas /
tujuan hidup. Tanyakan
pertanyaan seperti :
apakah
yang
anda
lakukan merupakan apa
yang
anda
inginkan.
6. Bantu
klien
untuk
mengidentifikasi
dan
mulai
merencanakan
perubahan
hidup yang perlu. Bantu
untuk
menyesuaikan
ketibang membatalkan
tujuan
diri / keluarga.
6.
Kurang
pengetahuan Setelah
dilakukan
tindakan
1. Bantu
33
klien
dalam
1. Faktor-faktor
resiko
34
mengenai
kondisi
penyakitnya berhubungan
dengan
kurangnya
informasi
tentang
penyakit yang dialami.
mengidentifikasi factorfaktor
resiko
kardivaskuler
yang dapat diubah,
misalnya : obesitas, diet
tinggi lemak jenuh, dan
kolesterol, pola hidup
monoton, merokok, dan
minum alcohol (lebih
dari
60
cc / hari dengan teratur)
pola hidup penuh stress.
2. Kaji
kesiapan
dan
hambatan dalam belajar
termasuk
orang
terdekat.
3. Kaji
tingkat
pemahaman
klien
tentang
pengertian,
penyebab, tanda dan
gejala,
pencegahan,
pengobatan, dan akibat
lanjut.
4. Jelaskan pada klien
tentang proses penyakit
hipertensi
(pengertian,penyebab,ta
34
35
nda
dan
gejala,pencegahan,
pengobatan, dan akibat
lanjut) melalui penkes.
mempermudah
dalam
menentukan
intervensi.
4. Meningkatkan
pemahaman
dan
pengetahuan
klien
tentang proses penyakit
hipertensi.
(Marlyn E Doenges,2000)
35
36
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN SISTEM KARDIOVASKULER
Mahasiswa/NIM
Tanggal
: 24 Juni 2011
Jam
: 14.00 WIB
1. Identitas
a. Pasien
Nama
: Bpk. KS
Umur
: 70 Tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Yogyakarta
Status
: Duda
Suku
: Jawa
Agama
: Islam
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
: Pensiun PNS
Tgl. masuk RS
: 23 Juni 2011
No. RM
: 394
Ruang
Diagnosis kerja/medis :
CVA hemoragik
hipertensi
b. Keluarga / Penanggungjawab
Nama
: Ny. MS
Umur
: 36 Tahun
Hubungan
: Menantu
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
: PNS
dengan
riwayat
penyakit
37
Alamat
: Yogyakarta
38
39
makanan cair yang disuapin tetapi hanya 7-8 sendok dapat dihabiskan
oleh klien.
Banyaknya minum dalam sehari : 1000 cc melalui sonde NGT dan
disuap oleh keluarga klien.
Jenis minuman : Air putih.
Keluhan :
a) Tidak nafsu makan.
b) Alat bantu untuk memasukan zat makanan: sonde.
Pengetahuan tentang zat gisi dan kegunaan makanan bagi tubuh :
Kurangnya pengetahuan keluarga klien tentang zat gizi dan kegunaan
makanan bagi tubuh yang harus diberikan kepada klien.
b. Pola Eliminasi
1) Sebelum sakit
a) Buang air besar (BAB)
(1) Frekuensi : 1 x sehari
(2) Waktu : Pagi hari
(3) Warna : Kuning kecoklatan
(4) Konsistensi : Padat
(5) Posisi waktu BAB: Jongkok
(6) Penghantar untuk BAB: Merokok
(7) Pemakaian obat: Keluarga klien mengatakan klien tidak
menggunakan obat untuk pencahar BAB.
b) Buang air kecil (BAK)
(1) Frekuensi (dalam sehari) : 7 x sehari
(2) Jumlah (cc/24 jam) : 1900cc/24jam
(3) Warna : Kuning dan bening
(4) Bau : Bau air kencing normal yaitu bau pesing
2) Selama sakit
a)
40
41
Aktivitas
Mandi
Berpakaian/berdandan
Eliminasi
Mobilisasi di tempat tidur
Pindah
Ambulasi
Naik tangga
Memasak
Belanja
Merapikan rumah
Ket.
0 = mandiri
1 = dibantu sebagian
2 = perlu bantuan orang lain
3 = perlu bantuan orang lain dan alat
4 = tergantung total
b)
Kebutuhan tidur
(1) Jumlah tidur dalam sehari : 8 jam
(2) Tidur siang : Keluarga klien mengatakan klien jarang tidur
Kebutuhan istirahat
Keluarga klien mengatakan klien merupaka seorang yang oekerja
keras, klien menggunakan waktu istirahatnya pada siang hari hanya
untuk makan dan minum di tempat klien bekerja dan pulang ketika
sudah waktunya untuk pulang dan di rumah klien makan dan
minum bersama anak kedua da menantu serta cucu satu orang
setelah itu nonton TV bersama keluarga yang berada satu rumah
setelah itu klien istirahat untuk tidur malam. Keluarga klien
42
mengatakan jika ada waktu luang klien gunakan untuk istirahat dan
terkadang membereskan rumah dan mencari kegiatan lainnya.
2) Selama sakit
a)
Keadaan aktifitas
Kemampuan Perawatan Diri
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di TT
Berpindah
Ambulasi/ROM
Ket.
0 = mandiri
1 = alat bantu
2 = dibantu orang lain
3 = dibantu orang lain dan alat
4 = tergantung total
b)
Kebutuhan Tidur
(1) Jumlah tidur dalam sehari: 17 jam
(2) Tidur siang : 1 kali sehari ( 7 jam)
(3) Tidur malam : 1 kali sehari (10 Jam)
Kebutuhan Istirahat
Setiap kali klien bangun klien menangis karena klien merasa
terganggu dengan suasana rumah sakit dan terganggu dengan
adanya alat- alat medik seperti selang NGT dan selang oksigen
yang terpasang di kedua lubang hidung klien. Klien menarik-narik
selang dan selalu mengatakan ingin pulang.
43
44
3) Alkohol
Keluarga klien mengatakan klien tidak suka minuman beralkohol dan
memang klien tidak minum minuman beralkohol.
4) Intelektual
Keluarga klien mengatakan ingin mengetahui cara-cara perawatan
klien selama sakit sehingga saat klien dapat dirawat di rumah sendiri
sudah tau cara merawat klien dengan alat-alat yang digunakan tim
rumah sakit yang dibawa kerumah nantinya.
f. Pola Reproduksi-Seksualitas
1)
g. Pola Kognitif-Persepsi/Sensori
1) Keadaan mental
a)
Sadar
b)
Kacau mental
c)
Gelisah
d)
Takut
e)
Sedih
f)
Murung
g)
Marah
2) Berbicara
a)
Tidak jelas
b)
45
Kacamata
b)
46
h. Pola Koping
1) Pengambilan keputusan : sendiri.
2) Hal-hal yang dilakukan jika mempunyai masalah:
Keluarga klien mengatakan jika klien ada masalah hanya diam,
memendam sendiri dan tidak mau terbuka dengan anak-anaknya atau
keluarga terdekat klien.
i. Pola Peran-Berhubungan
1) Status pekerjaan:
a)
Pensiunan PNS
b)
Hubungan
perkawinan
Keluarga
klien
47
istrinya klien hidup sendiri dan merasa sendiri, sehingga klien tetap
merasa sepi walaupun masih ada anak-anaknya di sampingnya.
6) Selama sakit
a)
b)
Sebelum sakit
a)
Agama : Islam
b)
c)
Kegiatan keagamaan
(1) Macam : sholat lima waktu dan sholat jumat berjamaah
(2) Frekuensi : 5 x sehari
2)
Selama sakit
a)
4. Pengkajian Fisik
a. Pengukuran TB : 170 cm.
b. Pengukuran BB : 60 kg.
c. Pengukuran Vital Sign :
1) Tekanan darah
: 160/110 mmHg
Diukur di
: Lengan kanan
Posisi pasien
: Supinasi
2) Nadi
: 103 x/mnt.
48
Reguler/irregular : Irregular
Diukur di
: Arteri radialis
Kualitas
: Normal
: 37,40C
3) Suhu
Diukur di
: Aksila
4) Respirasi
Kuantitatif
E: 4
V: 2
M: 6
e. Keadaan Umum:
Klien tampak sakit: Lemah
Alasan : Klien tampak gelisah dan cemas.
f. Pemeriksaan Fisik:
1)
Kepala
a)
Bentuk
kepala
lonjong
dan
tidak
berketombe
b)
c)
2)
Mata
a)
b)
Pupil isokor
c)
3)
4)
Telinga
a)
b)
c)
d)
49
a)
5)
a)
b)
c)
d)
e)
Tonsil: T1
6)
Leher
a)
7)
a)
8)
a) Inspeksi
(1)
asimetris
(2)
b) Palpasi
(1)
Asimetris
(2)
Payudara
a) Inspeksi
(1)
Bentuk: asimetris
b) Palpasi
(1)
10)
Punggung
a)
11)
a) Inspeksi
50
(1)
(2)
b) Auskultasi
(1)
Frekuensi peristaltik :
13)
14)
Ekstermitas
a)
Atas
(1)
(2)
(3)
b)
Bawah
(1)
(2)
(3)
(4)
15)
5. Rencana Pulang
a.
b.
c.
d.
51
f.
g.
6. Diagostik Test
a.
Pemeriksaan
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Hitung Jenis
Eosinofil
Basofil
Segmen
Limfosit
Monosit
Hematokrit
Eritrosit
RDW
MCV
MCH
MCHC
Trombosit
MPV
PDW
Laju endap darah
2) LED 1 jam
Laboratorium
Hasil
Satuan
Nilai normal
13,6
8,45
gr/dL
L ribu/mmk
13.50 - 17.50
4.50 - 11.00
3,0
0,1
H 64,0
24,6
8,3
L 40,2
H 6,59
H 18,20
L 61,00
L 20,60
33,80
301
10,10
13,5
%
%
%
%
%
%
Juta/mmk
%
fL
pg
g/dL
ribu/mmk
H fL
fL
0.0 - 5.0
0.0 - 2.0
47.0 80.0
13.0 40.0
2.0 11.0
41.0 53.0
4.50-5.90
11.60 14.80
92.00 121.00
31.00 37.00
29.00 36.00
140.0 440.0
4.00 11.00
7,0
mm
1,0 10,0
52
3) LED 2 jam
Golongan Darah
Fungsi hati
Total protein
Albumin
Globulin
SGOT (AST)
SGPT (ALT)
Lemak
Paket Lemak
Kolesterol
Trigliserid
HDL cholesterol
LDL cholesterol
Elektrolit
Natrium
Kalium
Fungsi Ginjal
Paket Ginjal
Ureum
Kreatinin
Uric Acid
b.
16,0
AB
mm
1,0 - 10,0
7,1
4,6
2,5
18,4
11,5
gr/dL
gr/dL
gr/dL
u/L
u/L
6,6 - 9,7
3,5 5,2
H 212,9
91,0
51,6
H 134,2
mg/dL
mg/dL
<200,0
<200,0
147,0
4,00
mmol/L
mmol/L
130.0 150.0
3.50 5.50
26,7
1,0
6,1
mg/dL
mg/dL
mg/dL
10.0 50.0
0.7 1.2
3.4 7.0
0.0 40.0
0.0 - 41.0
mg/dL
7. Program Pengobatan
a.
b.
c.
d.
Piracetam 1x 12 gr
Vitamin K
Kalnex
Nicolin
53
8. Analisa Obat
No.
1.
NAMA
OBAT
Piracetam
INDIKASI
Sediaan injeksi : Pengobatan
infark serebral.
Sediaan oral : Gejala involusi
yang berhubungan dengan usia
lanjut, alkoholisme kronik dan
adiksi; dan gejala pasca trauma.
KONTRA INDIKASI
Penderita dengan
insufisiensi ginjal
yang
berat
(bersihan kreatinin
< 20 mL / min).
Penderita
yang
hipersensitif
terhadap piracetam
atau
derivat
pirolidon lainnya,
termasuk
komponen obat.
Penderita dengan
cerebral
haemorrhage.
EFEK SAMPING
IMPLIKASI KEP.
54
3.
Vitamin K
Kalnex
Perhatikan
efek
samping obat
-
Edemaangioneurotikhered
iter.
-
4.
Nicolin
Perdarahan
abnormal
sesudah operasi.
Perdarahan
sesudah
operasi
gigi
pada
penderita hemofilia.
Gangguan-gangguan
Perhatikan
efek
gastrointestinal,mual,
samping obat
muntahmuntah,anoreksia,pusing,ek
sanlema dan sakit kepala
dapat
timbul
pada
pemberian secara oral.
Gejala-gejala
ini
menghilang
dengan
pengurangan dosis atau
penghentian pengobatannya.
55
pantau perubahan
TD dan GCS.
56
9. Program Tindakan
a. Diit BCVA
b. Oksigen 2 liter/menit
c. Tranfusi darah
d. Infus RL
e. Kateter
f. NGT
g. Pengobatan
57
B. ANALISA DATA
No.
1.
Data
DS:
-
Masalah
Ansietas
Klien
mengatakan
ingin cepat pulang.
Klien
mengatakan
tidak mungkin bisa
sembuh.
Penyebab
Kondisi dan keadaan
yang dialami
DO:
-
2.
DS:DO:
-
3.
DS:DO:
-
4.
DS:DO:
-
Klien
tampak
mengamuk-ngamuk.
Klien menangis.
Klien gelisah
Klien
meringai
Klien
kesakitan.
Resiko
gangguan tirah
terpasang integritas kulit
baring
Klien
restrain.
Klien tirah baring
(bedrest).
Imobilisasi/mobilisasi
klien kurang.
KU
:
lemah,
kesadaran: apatis.
ketidakmampuan
Perubahan
nutrisi pemasukkan oral.
Klien tidak nafsu kurang dari kebutuhan
makan.
tubuh.
Klien terpasang NGT.
lama
58
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No.
1.
2.
3.
4.
Diagnosa Keperawatan
Ansietas berhubungan dengan kondisi dan keadaan yang dialami ditandai oleh:
DS:
- Klien mengatakan ingin cepat pulang.
- Klien mengatakan tidak mungkin bisa sembuh.
DO:
- Klien tampak mengamuk-ngamuk.
- Klien menangis.
- Klien gelisah.
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan
tekanan vaskuler cerebral ditandai oleh:
DS:DO:
- Klien tampak meringai
- Klien menangis kesakitan.
Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama ditandai
oleh:
DS:DO:
- Klien terpasang restrain.
- Klien tirah baring (bedrest).
- Imobilisasi/mobilisasi klien kurang.
- KU : lemah, kesadaran: apatis.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan pemasukkan oral ditandai oleh:
DS:
DO:
-
TT : ...........................................
59
E. RENCANA KEPERAWATAN
No.
1.
Nama Pasien
: Bpk. K
Ruangan
: Galilea II 209 C
Waktu
: 14.00 WIB
Nama Mahasiswa
: Mahasiswa Marlini
Diagnosa
Keperawatan & Data Penunjung
Tgl/Jam : 24 Juni 2011/ 14.00 WIB
Ansietas berhubungan dengan
kondisi dan keadaan yang dialami
ditandai oleh:
DS:
- Klien mengatakan ingin
cepat pulang.
- Klien mengatakan tidak
mungkin bisa sembuh.
DO:
- Klien tampak mengamukngamuk.
- Klien menangis.
- Klien gelisah.
Tindakan Keperawatan
Rasional
Tujuan & Kriteria
Tindakan
Tgl/Jam : 24 Juni 2011/ Tgl/Jam : 24 Juni 2011/ 14.00 Tgl/Jam : 24 Juni 2011/ 14.00
14.00 WIB
WIB
WIB
Setelah dilakukan tindakan
1. Bina hubungan saling
1. Sikap saling percaya dapat
keperawatan 3 x 24 jam,
percaya
memperlancar
dalam
tingkat kecemasan klien
melakukan
tindakan
dapat berkurang dengan
keperawatan.
2. Kaji kebutuhan rasa
kriteria:
2. Mengetahui
kebutuhan
aman klien
DS:
rasa aman klien.
3. Agar mendapatkan rasa
- Klien
mengatakan
3. Sediakan waktu untuk
tenang.
ingin cepat sembuh.
ekspress feeling
4. Dapat mengurangi stress.
4.
Latihan
Teknik
DO:
Relaksasi dan reduksi
- Klien tamapk tenang.
stres.
- Klien
dapat
mengungkapakan
60
2.
rasa
yakin
akan
sembuh.
Klien dapat bekerja
sama
selama
melakukan tindakan
keperawatan.
Tgl/Jam : 24 Juni 2011/ Tgl/Jam : 24 Juni 2011/ 14.00 Tgl/Jam : 24 Juni 2011/ 14.00
14.00 WIB
WIB
WIB
Setelah dilakukan tindakan
1. Pertahankan
tirah
keperawatan 3 x 24 jam,
baring selama fase
1. Meminimalkan stimulasi /
nyeri klien berkurang/hilang
akut.
meningkatkan relaksasi.
dengan kriteria hasil :
2. Beri tindakan non
2. Tindakan
yang
DO:
farmakologi
untuk
menurunkan
tekanan
- Klien tampak tenang.
menghilangkan sakit
vaskuler serebral dengan
- Skala nyeri berkurang
kepala,
menghambat / memblok
dari 4 menjadi 1
misalnya : kompres
respon simpatik, efektif
dingin pada dahi, pijat
dalam
menghilangkan
punggung dan leher
sakit
serta
teknik
kepala dan komplikasinya.
relaksasi.
3. Hilangkan
/
3. Aktivitas
minimalkan aktivitas
yang
meningkatkan
vasokontriksi
yang
vasokontriksi
61
dapat meningkatkan
sakit
kepala
:
mengejan saat BAB,
batuk
panjang,dan
membungkuk.
4. Bantu pasien dalam
ambulasi
sesuai
kebutuhan.
5. Beri cairan, makanan
lunak. Biarkan klien
itirahat selama 1 jam
setelah
makan.
6. Kolaborasi
dengan
dokter
dalam
pemberian
obat
analgetik,
anti
ansietas,
diazepam dll.
3.
menurunkan
menurunkan
saraf
Tgl/Jam : 24 Juni 2011/ 14.00 WIB Tgl/Jam : 24 Juni 2011/ Tgl/Jam : 24 Juni 2011/ 14.00 Tgl/Jam : 24 Juni 2011/ 14.00
Resiko gangguan integritas kulit 14.00 WIB
WIB
WIB
62
4.
1. Anjurkan
untuk
melakukan latihan ROM
(range of motion) dan
mobilisasi jika mungkin.
2. Rubah posisi tiap 2 jam.
3. Gunakan bantal atau
pengganjal yang lunak di
bawah
daerah-daerah
yang menonjol.
4. Lakukan massage pada
daerah yang menonjol
yang baru mengalami
tekanan
pada
waktu
berubah posisi.
5. Observasi
terhadap
eritema dan kepucatan
dan palpasi area sekitar
terhadap kehangatan dan
pelunakan jaringan tiap
merubah posisi.
6. Jaga kebersihan kulit dan
seminimal
mungkin
hindari trauma, panas
terhadap kulit.
Tgl/Jam : 24 Juni 2011/ 14.00 WIB Tgl/Jam : 24 Juni 2011/ Tgl/Jam : 24 Juni 2011/ 14.00 Tgl/Jam : 24 Juni 2011/ 14.00
Perubahan nutrisi kurang dari 14.00 WIB
WIB
WIB
kebutuhan tubuh berhubungan Setelah dilakukan tindakan
1. Beri makan dalm
63
dengan
ketidakmampuan
pemasukkan oral ditandai oleh:
DS:DO:
- Klien tidak nafsu makan
- Klien terpasang NGT
keperawatan 3 x 24 jam,
kebutuhan
nutrisi
klien
terpenuhi dengan kriteria
hasil :
DO:
- Klien
menunjukan
perubahan
pola
makan
- Klien mau makan dan
ada nafsu makan
2.
3.
4.
5.
1. Membantu
mencegah
distensi
gaster/ketidaknyamanan
dan
meningkatkan
pemasukkan, menambah
nafsu makan.
2. Mulut/peralatan
bersih
meningkatkan
napsu
makan yang baik.
3. Pedoman tepat untuk
pemasukkan kalori yang
tepat.
4. Mengidentivikasi
kekuatan / kelemahan
dalam
program
diit
terakhir.
5. Memberikan data dasar
tentang
keadekuatan
nutrisi yang dimakan dan
kondisi emosi saat makan,
membantu
untuk
memfokuskan
perhatian
pada factor mana pasien
telah / dapat mengontrol
64
perubahan.
6. Menghindari
makanan
tinggi lemak jenuh dan
kolesterol penting dalam
mencegah perkembangan
aterogenesis.
7. Memberikan
konseling
dan
bantuan dengan memenuhi
kebutuhan diet individual.
65
F. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien
: Bpk. KS
Ruangan
Diagnosis Medis
No.
No. DK / MK
1.
DX. I
2.
DX. II
Tgl /
Jam
Perkembangan (SOAPIE)
24 Juni I:
2011/
1. Mengobservasi status neurologis
14.00
- KU: lemah, kesadaran: Apatis, klien
WIB
tampak gelisah.
2. Mengukur tanda vital
14.10
- TD: 160/110 mmHg
WIB
- Suhu: 37,4C
- Respirasi : 25x/menit
- Nadi: 103x/menit
3. Melatih teknik relaksasi
- Klien masih tampak gelisah
E:
DS:
- Klien mengatakan ingin mati saja.
DO:
- TD : 160/110 mmHg
- Klien tampak mengamuk-ngamuk dan
menarik selang oksigen pada hidung
dan selang NGT yang terpasang pada
klien.
- Klien tampak gelisah.
24 Juni I:
2011/
1. Memperhatikan tirah baring pasien
14.30
- Klien tampak masih gelisah dan
WIB
menangis
E:
DS:DO:
- Klien tampak meringai
- Klien menangis kesakitan
- Skala nyeri 4
Tanda
Tangan
66
3.
DX. III
24 Juni I:
2011/
1. Memandikan klien dengan air hangat di
15.00
atas tempat tidur.
WIB
- Kemampuan klien belum beraktivitas
dan kebutuhan masih dibantu.
2. Mengobservasi keadaan kulit pasien selama
tirah baring.
E:
DS:DO:
- Klien terpasang restrain.
- KU : lemah, tingkat kesadaran: apatis
dan klien tampak gelisah.
4.
DX. IV
24 Juni I:
2011/
1. Memberikan makanan lewat
16.00
NGT/sonde
WIB
- Klien tampak sedikit tenang
- Klien tidak mual dan muntah
E:
DS:DO:
- Klien tidak nafsu makan
- Klien tampak putus asa
5.
DX. I
25 Juni
2011/
14.00
WIB
14.15
WIB
selang
67
6.
DX. II
7.
DX. III
8.
DX. IV
68
9.
DX. I
69
DX. II
27 Juni S: 2011/
O: KU lemah, kesadaran apatis dan klien
tampak gelisah.
A: Masalah Belum teratasi
P: Lanjut intervensi 1,2.
07.00
I:
WIB
1. Melakukan personal hygiene: oral hygiene
dan penil hygiene.
- Kemampuan klien belum beraktivitas
dan kebutuhan masih dibantu.
2. Mengobservasi tanda-tanda peningkatan
TIK.
E:
S:O:
- Klien terpasang oksigen, kateter dan
selang NGT.
- KU : lemah, tingkat kesadaran: apatis
dan klien tampak gelisah.
- Skala nyeri 3
- Klien mengeluh kesakitan.
A: Masalah Belum teratasi
P: Lanjut intervensi 1,2.
11.
DX. III
27 Juni S:2011/
O: Klien tamapak gelisah dan tidak tenang
A: Masalah belum teratasi
08.00
P: Lanjut intervensi 1
WIB
I:
1. Memperhatikan tirah baring pasien
- Klien tampak masih gelisah dan
menangis
E:
S:O:
- Klien tampak meringai
- Klien menangis kesakitan
- Keadaan kulit masih tampak baik.
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjut intervensi 1
12
DX. IV
27 Juni S:2011/
O: klien terpasang selang NGT
70
07.00
WIB
selang
71
BAB III
PEMBAHASAN
Pemeriksaan Fisik.
Observasi.
Wawancara.
Studi Rekam Medis.
Pengkajian secara praktek pada kasus hipertensi tidak jauh berbeda
72
73
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
74
Dari penerapan teori yang diperoleh serta praktek studi kasus yang ada
tidak ada perbedaan pada teori serta penerapan yang ada, semua pembahasan
yang ada pada teori muncul dalam studi kasus yang dilakukan.
B. Saran
Berdasarkan hasil praktek, maka ada beberapa saran yang sekiranya
dapat digunakan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan yang diberikan
pada pasien.
1. Bagi pasien
Penanganan yang segera diperlukan untuk meminimalkan
komplikasi yang terjadi pada pasien.
2. Untuk Ruang Galilea II
a. Menindaklanjuti rencana keperawatan yang belum teratasi dengan baik.
b. Lebih sering mengadakan komunikasi dengan pasien untuk membantu
kesembuhan pasien.
3. Untuk STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta
Tetap mempertahankan RS Bethesda terutama Ruang Galilea II
sebagai lahan praktik klinik. Agar praktikan dan mahasiswa/I praktikan
dapat lebih mengenal mengenai dunia keperawatan dan lebih peduli
dengan sesama terlebih klien kerja kita yaitu pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall, (1997), Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6,
Jakarta; EGC.
Corwin, Elizabeth J, (2009), buku saku Patofisiologi, Jakarta; EGC.
Doenges, Marilyn E, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
75