Vous êtes sur la page 1sur 12

BAB 3.

Asuhan Keperawatan
3.1 Pengkajian
A. Anamnesa
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Identitas Pasien
Nama
Usia
Jenis Kelamin : tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin
Jenis Pekerjaan : tidak dipengaruhi jenis pekerjaan
Alamat
Suku/ bangsa
Agama
Tingkat Pendidikan
Bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim mendapatkan
pengetahuan tentang gastritis, maka akan menganggap remeh penyakit ini,
bahkan hanya menganggap gastritis sebagai sakit perut biasa dan akan
memakan makanan yang dapat menimbulkan serta memperparah penyakit

ini.
10. Riwayat Sakit dan Kesehatan
11. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri perut, gelisah, rewel, anoreksia, dan suhu
tubuh meningkat.
12. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan bahwa setiap pagi hari setelah bangun tidur pasien
sering merasa nyeri pada perut bagian sebelah kirinya. Rasa nyerinya itu
seperti diremas-remas serta terasa panas. Rasa nyerinya berada di skala 7
dari skala nyeri 0-10 menurut Bourbanis. Menurut Bourbanis skala 7
menggambarkan nyeri berat terkontrol dimana terkadang tidak dapat
mengikuti perintah tetapi respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan
nyeri tetapi tidak dapat mendiskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan
alih posisi nafas panjang dan distraksi.Pasien mengatakan merasa lebih
baik jika dibuat berbaring.Pasien juga mengeluh mual dan muntah yang

membuat nafsu makan pasien menurun. Pasien mengatakan keluhan ini


terjadi hampir seminggu sampai akhirnya dia dibawa ke Irumah sakit.
13. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan bahwa pernah dirawat di RSI Sultan Agung
dengan penyakit yang sama (gastritis) pada tanggal 5 April 2009, dan
diberi obat Antasida.
14. Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam

keluarga

tidak

ada

yang

mempunyai

penyakit

keturunan seperti Diabetes Mellitus dan Hipertensi serta penyakit menular


seperti Hepatitis dan TBC.
B. Pola Aktivitas Sehari-Hari
1. Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali
sehari, BAK sedikit atau jarang.
2. Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, dan anoreksia yang nantinya
akan menyebabkan penurunan berat badan pasien.
3. Pola tidur dan istirahat : akan terganggu karena adanya distensi abdomen
yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
4. Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.
5. Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya
nyeri akibat distensi abdomen.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Tingkat Kesadaran dan TTV
2. Head To Toe
a. Kepala : Bentuk ubun ubun cekung, kaji kulit kepala
b. Rambut : Warna rambut hitam, tidak ada bau pada rambut, keadaan
rambut tertata rapi.
c. Mata (Penglihatan) : Posisi simetris, bentuk cowong , pupil isokor,
tidak terdapat massa dan nyeri tekan, tidak ada penurunan
penglihatan.
d. Hidung (Penciuman) : Posisi sektum naso tepat ditengah, tidak
terdapat secret, tidak terdapat lesi, dan tidak terdapat hiposmia,
anosmia, parosmia, dan kakosmia.
e. Telinga (Pendengaran)
(1) Inspeksi
(a) Daun telinga : tidak terdapat lesi, kista epidemoid, dan
keloid.

(b) Lubang telinga : tidak terdapat obstruksi akibat adanya benda


asing berupa serangga.
(2) Palpasi : Terdapat edema, tidak terdapat nyeri tekan pada otitis
media dan mastoidius.
f. Mulut dan gigi : Mukosa bibir kering, pecah-pecah, warna gusi merah
muda, tidak terdapat perdarahan gusi, dan gigi bersih.
g. Leher : Posisi trakea simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada nyeri tekan.
h. Thorak
(1) Bentuk : simetris
(2) Pernafasan : takipnea
(3) Tidak terdapat otot bantu pernafasan
i. Abdomen
(1) Inspeksi
(a) Bentuk : normal simetris
(b) Benjolan : tidak terdapat benjolan
(2) Auskultasi : Bising usus meningkat, peristaltik usus meningkat
(3) Palpasi
(a) Terdapat nyeri tekan
(b) Tidak terdapat massa / benjolan
(c) Tidak terdapat tanda tanda asites
(d) Tidak terdapat pembesaran hepar
(4) Perkusi : Suara abdomen hypertimpani.
j. Ekstremitas : Tidak terdapat luka dan spasme otot.
k. Integumen : Turgor kulit kurang (1 2 detik).
l. Genetalia : Daerah anus dan sekitarnya lecet.
D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam darah.
Hasil tes yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri
pada suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien
tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia
yang terjadi akibat perdarahan lambung karena gastritis.
2. Uji napas urea
Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh urease
H. Pylori dalam lambung menjadi amoniak dan karbondioksida (CO2). CO2 cepat
diabsorbsi melalui dinding lambung dan dapat terdeteksi dalam udara ekspirasi.
3. Pemeriksaan feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam feses atau tidak.
Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga

dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya
pendarahan dalam lambung.
4.

Pemeriksaan laboratorium
a) Kultur : untuk membuktikan adanya infeksi Helicobacter pylori
b) CLO ( Rapid ureum test) : untuk menegakkan diagnosis H. pylori
c) Pemeriksaan serologi untuk H.pylori : sebagai diagnosis awal
d) Analisis cairan lambung : untuk memperjelas diagnosis
.
5. Hispatologi
Hispatologi dengan melakukan biopsy pada semua segmen lambung dimana
hasilnya meliputi :
a) Etiologi
Menyebutkan ada tidaknya bakteri Helicobacter Pylori
b) Topografi
Meliputi gastritis kronis antrum, korpus atau gastritis dengan
predomonasi antrum atau korpus.
c) Morfologi
Menerangkan tentang inflamasinya, aktivitas radang, metaplasia
intestinal, Helicobacter pylori.
6. Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna
bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan dengan cara
memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel(endoskop) melalui mulut dan
masuk ke dalam esofagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan
terlebih dahulu dianestesi sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan
pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna
yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel(biopsy) dari
jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk
diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien
biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus
menunggu sampai efek dari anestesi menghilang kurang lebih satu atau dua jam.
Hampir tidak ada resioko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah
rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.
7.

Rontgen saluran cerna bagian atas

Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan
lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum
dirontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas
ketika di rontgen.
8. Analisis Lambung
Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik penting
untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung nasogastrik
dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk
dianalisis. Analisis basal mengukur BAO( basal acid output) tanpa perangsangan.
Uji ini bermanfaat untuk menegakkan diagnosis sindrom Zolinger- Elison(suatu
tumor pankreas yang menyekresi gastrin dalam jumlah besar yang selanjutnya
akan menyebabkan asiditas nyata).
3.2 Diagnosa
6. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
7. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan
dengan mual dan muntah.
8. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
9. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakit,prognosis dan pengobatan.
10. Cemas berhubungan dengan hospitalisasi, perpisahan dengan orang tua,
dan prosedur yang menakutkan.
3.3 Intervensi

No.
1.

Diagnosa

Tujuan dan Kriteria

Keperawatan
Defisit volume

Hasil
Tujuan: Defisit cairan

cairan

dan elektrolit teratasi.

dan

elektrolit

Intervensi

Rasional

Observasi tanda-

Perubahan TD

tanda vital.

dan nadi dapat

Kriteria Hasil:

digunakan

Setelah

diberikan

u/perkiraan

kebutuhan

tindakan keperawatan

kehilangan

tubuh

selama 1x24 jam maka

kurang

dari

berhubungan

deficit

dengan output

elektrolit

cairan

dan

teratasi

Observasi tanda-

cairan
Mengetahui

tanda dehidrasi.

status
dehidrasi

cairan

yang

berlebihan.

dengan criteria hasil:

pasien berguna

1. tanda-tanda

untuk

dehidrasi tidak ada


2. mukosa mulut dan

keefektifan

bibir lembab
3. balance
cairan
seimbang.

terapi

yang

diberikan
Ukur input dan

Memberikan

output

pedoman

cairan

(balance cairan).

untuk
penggantian
cairan

Berikan

dan

Untuk

anjurkan keluarga

rehidrasi

untuk

cairan

tubuh

memberikan

pasien

yang

minum

yang

banyak

kurang

hilang

lebih 20002500
cc per hari.
Kolaborasikan

Pemberian

dengan

dokter

terapi

dalam pemberian

sesuai

terapi

meminimalka

cairan,

pemeriksaan

lab

elektrolit.

yang

terjadinya

syok
hipovolemik.

Kolaborasikan

2.

Gangguan

Pemberian

dengan tim gizi

rendah sodium

dalam pemberian

meminimalkan

cairan

terjadinya

rendah

sodium.

outpu

Kaji pola nutrisi

yang berlebih
Mengetahui
status

Gangguan

Tujuan:

kebutuhan

pemenuhan kebutuhan

klien

nutrisi kurang

nutrisi teratasi

perubahan

dari kebutuhan

Kriteria Hasil:

terjadi.

dan
yang

cairan

nutrisi

pasien berguna
untuk

tubuh

Setelah

berhubuingan

tindakan keperawatan

dengan

selama 2x24 jam maka

mual

dan muntah.

diberikan

gangguan pemenuhan
kebutuhan

nutrisi

pemberian
tindakan yang
Timbang

berat

badan klien.

perubahan
berat

teratasi dengan criteria


hasil:
1. intake nutrisi klien
meningkat
2. menghabiskan

efektif
Mengetahui
badan

Lakukan

pasien
Mengetahui

pemerikasaan

kondisi

fisik

peristaltic usus

abdomen

porsi makan yang

(palpasi,perkusi,d

disediakan

an auskultasi).
Berika
oral

Mengontrol

hygine

sebelum

flora

dan

sesudah

yang ada di

diet

sesuai
yang

dianjurkan
3. mual,muntah tidak
ada

makan

dan

normal

mulut

anjurkan keluarga
untuk
mempraktekkann
ya
Berikan
dalam

diet
kondisi

Makanan
hangat

untuk

hangat dan porsi

meningkatkan

kecil tapi sering.

nafsu
pasien.

makan
Porsi

kecil

tapi

sering
digunakan
untuk
memenuhi
Kolaborasi

nutrisi pasien
Untuk

dengan tim gizi

membantu

dalam penentuan

dalam

diet klien.

menentukan
diet
sesuai

yang

3.

Nyeri

akut

Tujuan: nyeri pasien

Observasi tanda-

Mengetahui

berhubungan

berkurang atau bahkan

tanda vital.

perubahan

dengan

hilang

tanda

tanda

distensi

Kriteria Hasil:

vital

yang

abdomen.

Setelah

diakibatkan

diberikan

tindakan keperawatan
selama 2x24 jam maka
nyeri yang dirasakan
pasien

berkurang

dengan criteria hasil:


1. ekspresi

wajah

tenang
2. klien

tidak

menunjukkan
ekspresi

menahan

nyeri

4.

oleh nyeri
Mengetahui

menggunakan

kondisi

skala nyeri
Atur posisi yang

pasien
Meringankan

nyaman

nyeri pasien

klien.
Beri

bagi
kompres

hangat

pada

nyeri

Meminimalka
n nyeri pada

daerah abdomen

abdomen

Kolaborasikan

pasien
Analgetik

dengan

digunakan

dokter

dalam pemberian

untuk

terapi

analgetik

menurunkan

sesuai indikasi.
Kaji
tingkat

nyeri
Mengetahui

Kurang

Tujuan:

pengetahuan

keluarga meningkat

pendidikan

pemahaman

berhubungan

Kriteria Hasil:

dengan

Setelah

keluarga klien.
Kaji
tingkat

keluarga klien
Mengetahui

kurangnya

tindakan keperawatan

pengetahuan

pemahaman

informasi

selama 2x24 jam maka

keluarga

keluarga klien

tentang

pengetahuan keluarga

penyakit,progn

meningkat

osis

criteria hasil:

dan

pengobatan.

Pengetahuan

Kaji tingkat nyeri

diberikan

dengan

1. keluarga

klien

mengerti

dengan

proses
klien
2. keluarga

penyakit
klien

mengerti seperti apa

proses

tentang
penyakit

klien.

terhadap
penyakit yang

tentang

diderita klien
Memberikan

proses

penyakit

pemahaman

klien

melalui

Jelaskan

tentang

pemberian

penyakit

penkes.

pasien
keluarga
mengerti

agar

ekspresi wajah yang


tenang
3. keluarga

terhadap
tindakan yang

tidak
Berikan

diberikan
Memvalidasi

lagi tentang proses

kesempatan pada

kelurga

penyakit klien.

keluarga bertanya

tentang penkes

bila

yang diberikan

banyak

bertanya

ada

yang

belum
dimengerti.
Libatkan keluarga

Keluarga

dalam pemberian

mengetahui

tindakan

tindakan

pada

klien.

saja

apa
yang

diberikan pada
klien
5.

Cemas

Tujuan:

Kaji

berhubungan

Kriteria Hasil:

kecemasan klien.

tingakt

dengan

Setelah

hospitalisasi,

tindakan keperawatan

Kaji

kecemasan
Mengetahui

perpisahan

selama 2x24 jam maka

dengan orang

rasa

tua,

dirasakan klien teratasi

dan

prosedur yang
menakutkan.

tingkat

diberikan

cemas

yang

dengan criteria hasil:


1. pasien

factor

mengatahui

pencetus cemas.

penyebab

Buat

jadwal

cemas pasien
Menyepakati

kontak

dengan

tindakan yang

klien.

akan diberikan
selanjutnya
Mengetahui

menunjukkan

Kaji

ekspresi wajah yang

disukai klien.

kesukaan

Berikan

pasien
Metode

tenang
2. pasien
cengeng lagi

tidak

sesuai

hal

yang

mainan
kesukaan

pendekatan

klien.
Libatkan keluarga

pada anak
Keluarga

dalam

mengetahui

tindakan.

setiap

tindakan
saja

apa
yang

diberikan pada
klien

Anjurkan

pada

Mengurangi

keluarga

untuk

kecemasan

selalu

pada pasien.

mendampingi
klien.

3.4 Implementasi
No.
1.

Diagnosa
Defisit volume cairan dan
elektrolit

kurang

kebutuhan

dari
tubuh

berhubungan dengan output


cairan yang berlebihan.

Implementasi
1. Telah dilakukan observasi tanda-tanda
vital.
2. Telah dilakukan observasi tanda-tanda
dehidrasi.
3. Telah diukur input dan output cairan
(balance cairan).
4. Telah dibeerikan dan anjurkan keluarga
untuk memberikan minum yang banyak
kurang lebih 20002500 cc per hari.
5. Telah dilakukan kolaborasikan dengan
dokter dalam pemberian terapi cairan,
pemeriksaan lab elektrolit.
6. Telah dilakukan kolaborasikan dengan
tim gizi dalam pemberian cairan rendah
sodium.

2.

Gangguan
nutrisi

kebutuhan
kurang

kebutuhan

dari
tubuh

berhubuingan dengan mual


dan muntah.

1. Telah dikaji pola nutrisi klien dan


perubahan yang terjadi.
2. Telah ditimbang berat badan klien.
3. Telah dilakukan pemerikasaan
abdomen

fisik

(palpasi,perkusi,dan

auskultasi).
4. Telag diberika oral hygine sebelum dan
sesudah makan dan anjurkan keluarga
untuk mempraktekkanya
5. Telah diberikan diet dalam kondisi hangat
dan porsi kecil tapi sering.
6. Telah dilakukan kolaborasi dengan tim
gizi dalam penentuan diet klien.

3.

Nyeri

akut

berhubungan

1. Telah diobservasi tanda-tanda vital.


2. Telah dikaji tingkat nyeri menggunakan

dengan distensi abdomen.

skala nyeri
3. Telah diatur posisi yang nyaman bagi
klien.
4. Telah diberi kompres hangat pada daerah
abdomen
5. Telah dikolaborasikan dengan dokter
dalam pemberian terapi analgetik sesuai
indikasi.

4.

Kurang

pengetahuan

1. Telah dikaji tingkat pendidikan keluarga

dengan

klien.
2. Telah dikaji tingkat pengetahuan keluarga

berhubungan
kurangnya

informasi

tentang penyakit,prognosis
dan pengobatan.

tentang proses penyakit klien.


3. Telah dijelaskan tentang proses penyakit
klien melalui pemberian penkes.
4. Telah diberikan kesempatan

pada

keluarga bertanya bila ada yang belum


dimengerti.
5. Telah
dilibatkan

keluarga

dalam

pemberian tindakan pada klien.


5.

Cemas

berhubungan

dengan

hospitalisasi,

perpisahan dengan orang


tua, dan prosedur yang
menakutkan.

1. Telah dikaji tingkat kecemasan klien.


2. Telah dikaji factor pencetus cemas.
3. Telah dibuatkan jadwal kontak dengan
klien.
4. Telah dikaji hal yang disukai klien.
5. Telah diberikan mainan sesuai kesukaan
klien.
6. Telah dilibatkan keluarga dalam setiap
tindakan.
7. Telah dianjurkan pada keluarga untuk
selalu mendampingi klien.

3.5 Evaluasi
a. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
S : keluarga pasien mengatakan bibir pasien terlihat pucat
O : paien terlihat pucat dan bibir kering
A : pasien mengalami dehidrasi karena output cairan yang berlebih

P : lanjutkan intervensi
b. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan
dengan mual dan muntah.
S : keluarga pasien mengatakan nafsu makan pasien berkurang dan sering
kali mengeluh mual dan muntah
O : pasien sering terlihat muntah beberapa kali dalam sehari
A : nafsu makan pasien berkurang karena mual dan muntah
P : lanjutkan intervensi
c. Nyeri akut berhubungan dengan distensi abdomen.
S : keluarga mengatakan pasien sering mengeluh kesakitan di daerah perut
O : pasien sering menangis dan memegangi perutnya
A : pasien nyeri di daerah abdomen
P : lanjutkan intervensi
d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakit,prognosis dan pengobatan
S : keluarga pasien mengatakan cukup paham dengan kondisi pasen dan
mengerti apa yg harus dilakukan saat pasien merasa kesakitan
O : keluarga pasien terlihat tanggap saat pasien mengeluh kesakitan
A : keluarga pasien mulai paham dengan kondisi pasien
P : hentikan intervensi
e. Cemas berhubungan dengan hospitalisasi, perpisahan dengan orang tua, dan
prosedur yang menakutkan.
S : keluarga pasien mengatakan pasien sering menangis ingin pulang
O : pasien selalu menangis saat kunjungan dokter karena takut disutik
A : pasien cemas dengan keadaan di rumah sakit
P : lanjutkan intervensi dan lakukan pendekatan pada pasien

Vous aimerez peut-être aussi