Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Asuhan Keperawatan
3.1 Pengkajian
A. Anamnesa
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Identitas Pasien
Nama
Usia
Jenis Kelamin : tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin
Jenis Pekerjaan : tidak dipengaruhi jenis pekerjaan
Alamat
Suku/ bangsa
Agama
Tingkat Pendidikan
Bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim mendapatkan
pengetahuan tentang gastritis, maka akan menganggap remeh penyakit ini,
bahkan hanya menganggap gastritis sebagai sakit perut biasa dan akan
memakan makanan yang dapat menimbulkan serta memperparah penyakit
ini.
10. Riwayat Sakit dan Kesehatan
11. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri perut, gelisah, rewel, anoreksia, dan suhu
tubuh meningkat.
12. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan bahwa setiap pagi hari setelah bangun tidur pasien
sering merasa nyeri pada perut bagian sebelah kirinya. Rasa nyerinya itu
seperti diremas-remas serta terasa panas. Rasa nyerinya berada di skala 7
dari skala nyeri 0-10 menurut Bourbanis. Menurut Bourbanis skala 7
menggambarkan nyeri berat terkontrol dimana terkadang tidak dapat
mengikuti perintah tetapi respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan
nyeri tetapi tidak dapat mendiskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan
alih posisi nafas panjang dan distraksi.Pasien mengatakan merasa lebih
baik jika dibuat berbaring.Pasien juga mengeluh mual dan muntah yang
keluarga
tidak
ada
yang
mempunyai
penyakit
dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya
pendarahan dalam lambung.
4.
Pemeriksaan laboratorium
a) Kultur : untuk membuktikan adanya infeksi Helicobacter pylori
b) CLO ( Rapid ureum test) : untuk menegakkan diagnosis H. pylori
c) Pemeriksaan serologi untuk H.pylori : sebagai diagnosis awal
d) Analisis cairan lambung : untuk memperjelas diagnosis
.
5. Hispatologi
Hispatologi dengan melakukan biopsy pada semua segmen lambung dimana
hasilnya meliputi :
a) Etiologi
Menyebutkan ada tidaknya bakteri Helicobacter Pylori
b) Topografi
Meliputi gastritis kronis antrum, korpus atau gastritis dengan
predomonasi antrum atau korpus.
c) Morfologi
Menerangkan tentang inflamasinya, aktivitas radang, metaplasia
intestinal, Helicobacter pylori.
6. Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna
bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan dengan cara
memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel(endoskop) melalui mulut dan
masuk ke dalam esofagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan
terlebih dahulu dianestesi sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan
pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna
yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel(biopsy) dari
jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk
diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien
biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus
menunggu sampai efek dari anestesi menghilang kurang lebih satu atau dua jam.
Hampir tidak ada resioko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah
rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.
7.
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan
lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum
dirontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas
ketika di rontgen.
8. Analisis Lambung
Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik penting
untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung nasogastrik
dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk
dianalisis. Analisis basal mengukur BAO( basal acid output) tanpa perangsangan.
Uji ini bermanfaat untuk menegakkan diagnosis sindrom Zolinger- Elison(suatu
tumor pankreas yang menyekresi gastrin dalam jumlah besar yang selanjutnya
akan menyebabkan asiditas nyata).
3.2 Diagnosa
6. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
7. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan
dengan mual dan muntah.
8. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
9. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakit,prognosis dan pengobatan.
10. Cemas berhubungan dengan hospitalisasi, perpisahan dengan orang tua,
dan prosedur yang menakutkan.
3.3 Intervensi
No.
1.
Diagnosa
Keperawatan
Defisit volume
Hasil
Tujuan: Defisit cairan
cairan
dan
elektrolit
Intervensi
Rasional
Observasi tanda-
Perubahan TD
tanda vital.
Kriteria Hasil:
digunakan
Setelah
diberikan
u/perkiraan
kebutuhan
tindakan keperawatan
kehilangan
tubuh
kurang
dari
berhubungan
deficit
dengan output
elektrolit
cairan
dan
teratasi
Observasi tanda-
cairan
Mengetahui
tanda dehidrasi.
status
dehidrasi
cairan
yang
berlebihan.
pasien berguna
1. tanda-tanda
untuk
keefektifan
bibir lembab
3. balance
cairan
seimbang.
terapi
yang
diberikan
Ukur input dan
Memberikan
output
pedoman
cairan
(balance cairan).
untuk
penggantian
cairan
Berikan
dan
Untuk
anjurkan keluarga
rehidrasi
untuk
cairan
tubuh
memberikan
pasien
yang
minum
yang
banyak
kurang
hilang
lebih 20002500
cc per hari.
Kolaborasikan
Pemberian
dengan
dokter
terapi
dalam pemberian
sesuai
terapi
meminimalka
cairan,
pemeriksaan
lab
elektrolit.
yang
terjadinya
syok
hipovolemik.
Kolaborasikan
2.
Gangguan
Pemberian
rendah sodium
dalam pemberian
meminimalkan
cairan
terjadinya
rendah
sodium.
outpu
yang berlebih
Mengetahui
status
Gangguan
Tujuan:
kebutuhan
pemenuhan kebutuhan
klien
nutrisi kurang
nutrisi teratasi
perubahan
dari kebutuhan
Kriteria Hasil:
terjadi.
dan
yang
cairan
nutrisi
pasien berguna
untuk
tubuh
Setelah
berhubuingan
tindakan keperawatan
dengan
mual
dan muntah.
diberikan
gangguan pemenuhan
kebutuhan
nutrisi
pemberian
tindakan yang
Timbang
berat
badan klien.
perubahan
berat
efektif
Mengetahui
badan
Lakukan
pasien
Mengetahui
pemerikasaan
kondisi
fisik
peristaltic usus
abdomen
(palpasi,perkusi,d
disediakan
an auskultasi).
Berika
oral
Mengontrol
hygine
sebelum
flora
dan
sesudah
yang ada di
diet
sesuai
yang
dianjurkan
3. mual,muntah tidak
ada
makan
dan
normal
mulut
anjurkan keluarga
untuk
mempraktekkann
ya
Berikan
dalam
diet
kondisi
Makanan
hangat
untuk
meningkatkan
nafsu
pasien.
makan
Porsi
kecil
tapi
sering
digunakan
untuk
memenuhi
Kolaborasi
nutrisi pasien
Untuk
membantu
dalam penentuan
dalam
diet klien.
menentukan
diet
sesuai
yang
3.
Nyeri
akut
Observasi tanda-
Mengetahui
berhubungan
tanda vital.
perubahan
dengan
hilang
tanda
tanda
distensi
Kriteria Hasil:
vital
yang
abdomen.
Setelah
diakibatkan
diberikan
tindakan keperawatan
selama 2x24 jam maka
nyeri yang dirasakan
pasien
berkurang
wajah
tenang
2. klien
tidak
menunjukkan
ekspresi
menahan
nyeri
4.
oleh nyeri
Mengetahui
menggunakan
kondisi
skala nyeri
Atur posisi yang
pasien
Meringankan
nyaman
nyeri pasien
klien.
Beri
bagi
kompres
hangat
pada
nyeri
Meminimalka
n nyeri pada
daerah abdomen
abdomen
Kolaborasikan
pasien
Analgetik
dengan
digunakan
dokter
dalam pemberian
untuk
terapi
analgetik
menurunkan
sesuai indikasi.
Kaji
tingkat
nyeri
Mengetahui
Kurang
Tujuan:
pengetahuan
keluarga meningkat
pendidikan
pemahaman
berhubungan
Kriteria Hasil:
dengan
Setelah
keluarga klien.
Kaji
tingkat
keluarga klien
Mengetahui
kurangnya
tindakan keperawatan
pengetahuan
pemahaman
informasi
keluarga
keluarga klien
tentang
pengetahuan keluarga
penyakit,progn
meningkat
osis
criteria hasil:
dan
pengobatan.
Pengetahuan
diberikan
dengan
1. keluarga
klien
mengerti
dengan
proses
klien
2. keluarga
penyakit
klien
proses
tentang
penyakit
klien.
terhadap
penyakit yang
tentang
diderita klien
Memberikan
proses
penyakit
pemahaman
klien
melalui
Jelaskan
tentang
pemberian
penyakit
penkes.
pasien
keluarga
mengerti
agar
terhadap
tindakan yang
tidak
Berikan
diberikan
Memvalidasi
kesempatan pada
kelurga
penyakit klien.
keluarga bertanya
tentang penkes
bila
yang diberikan
banyak
bertanya
ada
yang
belum
dimengerti.
Libatkan keluarga
Keluarga
dalam pemberian
mengetahui
tindakan
tindakan
pada
klien.
saja
apa
yang
diberikan pada
klien
5.
Cemas
Tujuan:
Kaji
berhubungan
Kriteria Hasil:
kecemasan klien.
tingakt
dengan
Setelah
hospitalisasi,
tindakan keperawatan
Kaji
kecemasan
Mengetahui
perpisahan
dengan orang
rasa
tua,
dan
prosedur yang
menakutkan.
tingkat
diberikan
cemas
yang
factor
mengatahui
pencetus cemas.
penyebab
Buat
jadwal
cemas pasien
Menyepakati
kontak
dengan
tindakan yang
klien.
akan diberikan
selanjutnya
Mengetahui
menunjukkan
Kaji
disukai klien.
kesukaan
Berikan
pasien
Metode
tenang
2. pasien
cengeng lagi
tidak
sesuai
hal
yang
mainan
kesukaan
pendekatan
klien.
Libatkan keluarga
pada anak
Keluarga
dalam
mengetahui
tindakan.
setiap
tindakan
saja
apa
yang
diberikan pada
klien
Anjurkan
pada
Mengurangi
keluarga
untuk
kecemasan
selalu
pada pasien.
mendampingi
klien.
3.4 Implementasi
No.
1.
Diagnosa
Defisit volume cairan dan
elektrolit
kurang
kebutuhan
dari
tubuh
Implementasi
1. Telah dilakukan observasi tanda-tanda
vital.
2. Telah dilakukan observasi tanda-tanda
dehidrasi.
3. Telah diukur input dan output cairan
(balance cairan).
4. Telah dibeerikan dan anjurkan keluarga
untuk memberikan minum yang banyak
kurang lebih 20002500 cc per hari.
5. Telah dilakukan kolaborasikan dengan
dokter dalam pemberian terapi cairan,
pemeriksaan lab elektrolit.
6. Telah dilakukan kolaborasikan dengan
tim gizi dalam pemberian cairan rendah
sodium.
2.
Gangguan
nutrisi
kebutuhan
kurang
kebutuhan
dari
tubuh
fisik
(palpasi,perkusi,dan
auskultasi).
4. Telag diberika oral hygine sebelum dan
sesudah makan dan anjurkan keluarga
untuk mempraktekkanya
5. Telah diberikan diet dalam kondisi hangat
dan porsi kecil tapi sering.
6. Telah dilakukan kolaborasi dengan tim
gizi dalam penentuan diet klien.
3.
Nyeri
akut
berhubungan
skala nyeri
3. Telah diatur posisi yang nyaman bagi
klien.
4. Telah diberi kompres hangat pada daerah
abdomen
5. Telah dikolaborasikan dengan dokter
dalam pemberian terapi analgetik sesuai
indikasi.
4.
Kurang
pengetahuan
dengan
klien.
2. Telah dikaji tingkat pengetahuan keluarga
berhubungan
kurangnya
informasi
tentang penyakit,prognosis
dan pengobatan.
pada
keluarga
dalam
Cemas
berhubungan
dengan
hospitalisasi,
3.5 Evaluasi
a. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
S : keluarga pasien mengatakan bibir pasien terlihat pucat
O : paien terlihat pucat dan bibir kering
A : pasien mengalami dehidrasi karena output cairan yang berlebih
P : lanjutkan intervensi
b. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan
dengan mual dan muntah.
S : keluarga pasien mengatakan nafsu makan pasien berkurang dan sering
kali mengeluh mual dan muntah
O : pasien sering terlihat muntah beberapa kali dalam sehari
A : nafsu makan pasien berkurang karena mual dan muntah
P : lanjutkan intervensi
c. Nyeri akut berhubungan dengan distensi abdomen.
S : keluarga mengatakan pasien sering mengeluh kesakitan di daerah perut
O : pasien sering menangis dan memegangi perutnya
A : pasien nyeri di daerah abdomen
P : lanjutkan intervensi
d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakit,prognosis dan pengobatan
S : keluarga pasien mengatakan cukup paham dengan kondisi pasen dan
mengerti apa yg harus dilakukan saat pasien merasa kesakitan
O : keluarga pasien terlihat tanggap saat pasien mengeluh kesakitan
A : keluarga pasien mulai paham dengan kondisi pasien
P : hentikan intervensi
e. Cemas berhubungan dengan hospitalisasi, perpisahan dengan orang tua, dan
prosedur yang menakutkan.
S : keluarga pasien mengatakan pasien sering menangis ingin pulang
O : pasien selalu menangis saat kunjungan dokter karena takut disutik
A : pasien cemas dengan keadaan di rumah sakit
P : lanjutkan intervensi dan lakukan pendekatan pada pasien