Vous êtes sur la page 1sur 22

STRUKTUR DAN FUNGSI ASAM NUKLEAT

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
BIOKIMIA
Yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Subandi dan Ibu Novida Pratiwi, S.Si., M.Sc

Oleh :
Nining Tin Wayuni
Rossa Yunike Rizki Putri

140351604247
140351601916

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Oktober 2016
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pada tahun 1869 Friedrick Mescher , seorang muda bangsa Swiss yang belajar
pada Hoppe-Seyler yang terkemuka di Jerman , mengisolasi inti dari sel darah putih
dan menemukan bahwa inti mengandung suatu zat kaya fosfat yang sampai sekarang
ini tidak diketahui yang dinamakannya nuklein yang selanjutnya disebut sebagai

asam nukleat. Asam nukleat merupakan polimer yang dibentuk oleh mononukleotida
sebagi satuan pembentuknya. Fungsinya adalah dalam mekanisme molecular, yakni
menyimpan, mereplikasi, dan mentransformasi informasi genetika. Mononukleotida
terdiri dari 3 komponen yaitu: basa nitrogen,monosakarida (gula pentose) dan gugus
fosfat.
Hidrolisis tidak sempurna asam nukleat menghasilkan satuan-satuan nukleotida.
Jika nukleotida dihidrolisis parsial akan dihasilkan nukleosida dan gugus fosfat.
Lebih lanjut hidrolisis nukleosida menghasilkan basa nitrogen dan gula pentose. Jadi
asam nukleat dihidrolisis sempurna akan dihasilkan basa-basa nitrogen yang terdiri
atas basa pirimidin dan purin; senyawa karbohidrat yang terdiri atas gula ribose dan
deoksi ribose dan senyawaan fosfat.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian asam nukleat ?
2. Bagaimana fungsi dari asam nukleat ?
3. Bagaimana penyusun asam nukleat ?
4. Apa peranan asam nukleat ?
5. Apa saja kelainan penyakit yang disebabkan oleh asam nukleat ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian asam nukleat.
2. Untuk mengetahui apa fungsi dari asam nukleat.
3. Untuk mengetahui penyusun asam nukleat.
4. Untuk mengetauhi peranan asam nukleat.
5. Untuk mengetauhi kelainan penyakit yang disebabkan oleh asam nukleat.

BAB II
ISI

A. Pengertian Asam Nukleat


Asam nukleat (bahasa Inggris: nucleic acid) adalah makromolekul biokimia yang
kompleks, berbobot molekul tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang
mengandung informasi genetik. Asam nukleat yang paling umum adalah Asam
deoksiribonukleat (DNA) dan Asam ribonukleat (RNA). Asam nukleat ditemukan
pada semua sel hidup serta pada virus.
Asam nukleat dinamai demikian karena keberadaan umumnya di dalam inti
(nukleus) sel. Asam nukleat merupakan biopolimer, dan monomer penyusunnya
adalah nukleotida. Setiap nukleotida terdiri dari tiga komponen, yaitu sebuah basa
nitrogen heterosiklik (purin atau pirimidin), sebuah gula pentosa, dan sebuah
gugus fosfat. Jenis asam nukleat dibedakan oleh jenis gula yang terdapat pada rantai
asam nukleat tersebut (misalnya, DNA atau asam deoksiribonukleat mengandung 2deoksiribosa). Selain itu, basa nitrogen yang ditemukan pada kedua jenis asam
nukleat tersebut memiliki perbedaan: adenina, sitosina, dan guanina dapat ditemukan
pada RNA maupun DNA, sedangkan timina dapat ditemukan hanya pada DNA
dan urasil dapat ditemukan hanya pada RNA.
Asam nukleat merupakan polimer yang dibentuk oleh mononukleotida sebagi
satuan pembentuknya. Fungsinya adalah dalam mekanisme molecular, yakni
menyimpan, mereplikasi, dan mentransformasi informasi genetika. Mononukleotida
terdiri dari 3 komponen yaitu: basa nitrogen,monosakarida (gula pentose) dan gugus
fosfat.
Hidrolisis tidak sempurna asam nukleat menghasilkan satuan-satuan nukleotida.
Jika nukleotida dihidrolisis parsial akan dihasilkan nukleosida dan gugus fosfat.
Lebih lanjut hidrolisis nukleosida menghasilkan basa nitrogen dan gula pentose. Jadi
asam nukleat dihidrolisis sempurna akan dihasilkan basa-basa nitrogen yang terdiri
atas basa pirimidin dan purin; senyawa karbohidrat yang terdiri atas gula ribose dan
deoksi ribose dan senyawaan fosfat.

(Gulton, 2001).

B. Fungsi Asam Nukleat


1. Memiliki fungsi yang sangat penting yaitu menyimpan informasi genetik dan
mentransfer kepada keturunannya.
2. Menggunakan informasi genetik dalam proses sintesis protein baru.
3. Asam deoksiribonukleat berperan sebagai tempat untuk informasi genetik di
dalam sel.
4. DNA berperan dalam mengontrol sintesis RNA di dalam sebuah sel.
5. Informasi genetik yang ditransmisikan dari DNA ke pembentukan protein
dalam sel.
6. Urutan basa nitrogen dalam tulang Punggung DNA berpedan dalam
menentukan protein yang disintesis.
7. RNA berfungsi mengarahkan proses sintesis protein.
8. m-RNA berperan dalam mengambil pesan genetik dari RNA.
9. Prosestransfer t-RNA untuk mengaktifkan asam amino, ke tempar sintesis
protein.
C. Penyusun Asam Nukleat

Jenis dan komponen


Asam nukleat (asam inti) merupakan bentuk polimer nukleotida dengan fungsi
sangat spesifik di dalam sel. Setiap nukleotida terdiri atas gula pentosa, fosfat, dan
basa

nitrogen.

Secara

umum,

dikenal

dua

tipe

nukleotida,

yaitu ribosa

nukleotida (mengandung gula ribosa) dan deoksiribosa nukleotida (mengandung gula


deoksiribosa). Deoksiribosa nukleotidaberikatan pada empat basa nitrogen adenin
(A), guanin (G), sitosin (S), dan timin (T). begitu juga ribosa nukleotida berikatan
pada basa nitrogen; adenin, guanin, sitosin, dan urasil (U), suatu pengganti timin.

Komponen dasar asam nukleat adalah nukleotida. Sebuah nukleotida adalah


molekul yang mengandung gula lima-karbon, gugus fosfat, dan yang mengandung

basa nitrogen. Gula lima karbon ini baik ribosa, dalam kasus RNA, atau deoksiribosa,
dalam kasus DNA. Satu-satunya perbedaan antara kedua molekul adalah adanya
gugus hidroksil yang melekat pada salah satu anggota cincin karbon dalam RNA.
Dalam DNA, dengan atom karbon yang sama terpasang hanya untuk atom hidrogen
(lihat Gambar di bawah).
Bentuk rantai panjang dari deoksiribosa nukleotida dikenal sebagai asam
deoksiribonukleat (ADN). Perlu diketahui, satu molekul ADN dapat mengandung
ratusan ribu sampai jutaan nukleotida. ADN ditemukan di dalam kromosom makhluk
hidup. Susunan nukleotida molekul tersebut, antara lain berfungsi untuk mengontrol
proses pembentukan protein dari setiap makhluk hidup. Rantai dari ribosa nukleotida
disebut asam ribonukleat (ARN), yaitu suatu salinan ADN di dalam inti sel. ARN
berfungsi dalam membawa kode genetika AND ke sitoplasma sehingga terjadi proses
pembentukan protein.
Gula ribosa dan deoksiribosa masing-masing adalah komponen dari RNA dan
DNA. Nukleotida membentuk tulang punggung dari RNA dan DNA. Setiap
nukleotida terdiri dari basa, pentosa (baik ribosa atau deoksiribosa) dan kelompok
fosfat. Tiga dari basa pada RNA dan DNA identik (adenin, sitosin, dan guanin). Timin
ditemukan dalam DNA sementara urasil ditemukan dalam RNA.

Tiga molekul terpisah datang bersama-sama untuk membuat nukleotida. Yang


pertama adalah basa yang dapat menjadi purin atau senyawa pirimidin. Basa
menempel pada gula pentosa, gula yang memiliki lima atom karbon, untuk membuat
sebuah nukleosida. Nukleosida pada gilirannya bergabung dengan kelompok fosfat,
menciptakan nukleotida. Dalam kasus RNA, gula adalah gula ribosa, menciptakan
ribonukleotida, dan dalam DNA, gula adalah gula deoksiribosa, menciptakan sebuah
deoksribonukleotida.
Ketika nukleotida saling terhubung, mereka membentuk asam nukleat, polimer.
Dalam DNA dan RNA, ikatan kimia menciptakan rantai panjang asam nukleat yang
tergabung dalam bentuk tangga seperti yang terkenal. Struktur kimia dari masingmasing menentukan nukleotida yang nukleotida itu dapat mengikat seluruh tangga,
suatu sifat penting yang menentukan bagaimana DNA dan RNA dapat dirakit. Setiap
set nukleotida yang membentuk sebuah anak tangga di tangga dikenal sebagai
pasangan basa, dan organisme individu dapat memiliki miliaran pasangan basa dalam
kode genetik.
Nukleotida, bersama dengan asam amino, kadang-kadang disebut sebagai blok
bangunan kehidupan, karena mereka memberikan dasar dari kode genetik. Dalam
bentuk DNA, asam nukleat mampu menjalani proses yang dikenal sebagai transkripsi
untuk membuat salinan RNA, dan salinan RNA mengarahkan produksi berbagai
protein oleh tubuh. Protein ini terlibat dalam proses biokimia harian, dan juga dalam
struktur yang mendasari suatu organisme, dengan gen untuk memproduksi protein
mengaktifkan secepat telur dibuahi menjadi sel dan mulai membagi.

Nukleotida

Penelitian nukleotida berkaitan dengan mengidentifikasi berbagai nukleotida hadir


dalam tubuh dan apa yang mereka lakukan, dan dalam melihat variasi nukleotida
yang bisa dihubungkan dengan patologi dan berbagai fenomena alam. Misalnya,
kesalahan dalam produksi nukleotida dapat menyebabkan mutasi genetik, disebabkan
oleh gangguan dalam penyalinan DNA yang mengakibatkan kerusakan berbagai
daerah dari kode genetik. Banyak peneliti menggunakan sistem pemodelan komputer
yang canggih untuk membuat model dari nukleotida yang bekerja dengan mereka.
Nukleosida
Nukleosida adalah gugus di mana molekul gula (biasanya ribosa atau deoksi gula
ribosa) yang terkait dengan basa nitrogen melalui ikatan beta-glikosidik. Jika gugus
fosfat melekat ke nukleosida, maka akan menjadi nukleotida yang sesuai. Jadi
nukleotida juga dapat ditulis sebagai nukleosida mono fosfat. Ketika asam nukleat
yang dicerna oleh enzim nucleotidase, nukleosida terbentuk. Nukleosida memiliki
antikanker atau antivirus.
Nukleotida terdapat sebagai molekul bebas atau berikatan dengan sesama
nukleotida membentuk asam nukleat. Dalam molekul nukleotida gugus fosfat terikat
oleh pentosa pada atom C-5 (Poedjiadi & F.M, 2005).
Beberapa nukleotida lain ialah sebagai berikut:
Adenin nukleotida
(Asam Adenilat)
Guanin nukleotida
(Asam guanilat)
Hipoksantin

Atau
Atau
Atau

Adenosinmonofosfat
(AMP)
Guanosinmonofosfat
(GMP)
Inosinmonofosfat (IMP)

nukleotida
(Asam inosinat)
Urasil nukleotida
(Asam uridilat)

Atau

Sitidin nukleotida
(Asam sitidilat)

Atau

Timin nukleotida
(Asam timidilat)

Atau

Uridinmonofosfat
(UMP)
Sitidinmonofosfat
(SMP)
Timidinmonofosfat
(TMP)

Dalam pembahasan selanjutnya nama nukleotida ditulis dalam bentuk singkatan


saja seperti yang tertera didalam kurung. Apabila pentosanya deoksiribosa, maka
ditambah deoksi dimuka nama nukleotida tersebut. Misalnya deoksiadosin monosfat
atau dsingkat dAMP (Poedjiadi & F.M, 2005)
Nukleosida purin memiliki ikatan -glikosida dari N-9 pada basa ke C-1 pada
gula. Dalam nukleosida pirimidin, ikatan ini yakni dari N-1 pada basa ke C-1 pada
gula (Ngili, 2013). Pada umumnya nukleosida diberi nama sesuai dengan nama basa
purin atau basa pirimidin yang membentuknya beberapa nukleosida (Poedjiadi &
F.M, 2005). Di dalam struktur asam nukleat, pirimidin atau purin berkaitan dengan
gula (2-deoksi-D-ribosa atau D-ribosa) membentuk suatu nukleosida. Nukleosida
yang mengandung deoksiribosa disebut deoksiribonukleosida, dan yang mengandung
ribosa disebutribonukleosidayang membentuk dari basa purin atau basa pirimidin
dengan ribosa :
Adenin nukleosida
Guanin nukleosida
Urasil nukleosida
Timin nukleosida
Sitosin nukleosida
Apabila pentosa yang diikat

Atau
Adenosin
Atau
Guanosin
Atau
Uridin
Atau
Timidin
Atau
Sitidin
adalah deoksiribosa, maka nama nukleosida diberi

tambahan deoksi didepannya. Disamping lima jenis basa purin atau basa pirimidin
yang biasa terdapat pada asam nukleat, ada pula beberapa basa purin dan basa
pirimidin lain yang membentuk nukleosida. Hipoksantin dengan ribosa akan
membentuk hipoksantin nukleosida atau inosin. DNA pada bakteri ternyata
mengandung hidroksimetilsitoin. Demikian pula tRNA (transfer RNA) mengandung

derivate metil basa pirimidin misalnya 6-N-dimetiladenin atau 2-N-dimetil guanine


(Poedjiadi & F.M, 2005).

Perbedaan Antara nukleotida dan nukleosida


Perbedaan utama antara keduanya adalah nukleosida tidak memiliki gugus fosfat.
Bagian lain seperti molekul gula dan basa nitrogen adalah umum untuk keduanya.
Biasanya, dalam sel-sel hidup nukleotida adalah unit fungsional, bukan nukleosida.
Gugus fosfat
Gugus fosfat mengelilingi atom fosfor dengan empat atom oksigen dan Anda
mendapatkan fosfat. Kluster yang melekat ke salah satu dari banyak molekul yang
mengandung karbon dalam tubuh kita (atau, benar-benar, dalam setiap makhluk
hidup) dan kita sebut bahwa kelompok atom fosfor dan oksigen dengan gugus fosfat.
Gugus fosfat muncul dalam semua jenis tempat-tempat penting. Elektron mereka,
dibagi di antara semua molekul-molekul oksigen, dapat menyimpan banyak energi,
dan ini adalah kunci untuk beberapa peran mereka dalam sel.

Basa nitrogen
Menurut (Gulton, 2001) basa nitrogen yang ditemukan merupakan turunan
senyawa organik heteroskilik dengan dua atau lebih atom nitrogen pada kerangkanya.
Pada asam nukleat dikenal dua kelompok basa nitrogen yaitu kelompok basa
pirimidin dan basa purin. Pada kelompok basa pirimidin terdapat 3 jenis turunan basa
pirimidin yang dijumpai yaitu urasil (U); timidin (T); dan sitosin (C); serta dalam

jumlah sedikit terdapat juga 5-metilsitosin dan 5-hidrokssitosin yang ditemukan


hanya dalam DNA.
Turunan basa purin ada 2 jenis yang umum dijumpai yaitu adenin (A) dan
guanosin (G). Disamping itu dalam jumlah sedikit dijumpai 2-metiladenin dan 1metilguanin. Terlihat bahwa basa purin adalah penggabungan dari rantai pirimidin
dengan imidazol. Perlu diketauhi bahwa pemberian nama pada rantai pirimidin di
dalam purin berbeda dengan pemberian nomor cincin pirimidin sendiri. Berikut ini
adalah rumus bangun basa nitrogen beserta turunannya.
1. Purin dan turunannya

2. Pirimidin dan turunannya

Baik pirimidin maupun purin mengalami perubahan struktur tautomerisasi keto-enol,


seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Namun pada pH fisiologis yaitu pH sama
dengan 7 senyawa ini terutama terdapat dalam bentuk laktam.

Gambar diatas menunjukkan struktur keto dari urasil yang mengalami tautomerisasi
menjadi bentuk enol, berikut juga tautomerisasi dari bentuk laktam guanin menjadi
bentuk laktim guanin.

Gula Pentosa
Menurut (Gulton, 2001) terdapat dua jenis gula pentosa dalam asam nukleat yaitu
gula D-ribosa dan gula D-deoksiribosa. Gula D-ribosa yang dijumpai adalah dalam
bentuk D-ribofuranosa; merupakan senyawa yang banyak dijumpai pada asam
nukleat RNA. Sedangkan pada asam nukleat DNA gula ini diganti oleh gula Ddeoksiribosa dalam bentuk D-deoksiribofuranosa.
Dua macam senyawa gula pembentuk asam nukleat, D-ribofuranosa (kiri) dan
D-deoksiribofuranosa (kanan).

Perbedaan kedua tipe gula dalam asam nukleat kelihatannya kecil namun
mempunyai efek yang sangat besar baik dalam sifat-sifat kimia maupun struktur sel
dari asam nukleat, karena adanya gugus hidroksil yang berukuran relatif besar pada
posisi ke 2 dari rantai gula tidak hanya mengurangi kemungkinan struktur sekunder
yang mungkin terjadi tetapi juga sifat-sifat kimia maupun kemungkinan degradasi
oleh enzim. Bila gugus pentosa ini sudah berada dalam senyawa asam nukleat atau
nukleotida atom karbon akan dinomori sebagai 1, 2, 3, dan seterusnya, untuk

membedakan dengan penomoran pada rantai atom-atom dalam basa nitrogen


(Arbinto, 1996)
Menurut (Dryer, 1994) asam deoksiribonukleat (DNA) adalah polimer yang terdiri
atas mokelul-molekul deoksiribonukleotida yang terikat satu sama lain sehingga
membentuk rantai polinukleotida yang panjang. Molekul DNA yang panjang ini
terbentuk oleh ikatan antara atom C nomor 3 dengan atom C nomor 5 pada molekul
deoksiribosa dengan perantara gugus fosfat. Secara kimia, DNA mengandung
karakteristik atau sifat sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Memiliki gugus gula deoksiribosa


Basa nitrogennya guanin (G), sitosis (C), timin (T), dan adenin (A)
Memiliki rantai heliks ganda anti paralel
Kandungan basa nitrogen antara kedua rantai sama banyak dan berpasangan
spesifik satu dengan lain. Guanin selalu berpasangan dengan sitosin ( G C )
pada rantai lainnya dengan tiga ikatan hidrogen, dan adenin berpasangan
dengan timin (A T) pada rantai lainnya dengan dua ikatan hidrogen, sehingga
jumlah guanin selalu sama dengan jumlah sitosin. Demikian pula adenin dan
timin.

Asam ribonukleat (RNA) adalah salah satu polimer yang teridiri atas molekulmolekul ribonukleotida. Seperti DNA, asam ribonukleat ini terbentuk oleh adanya
ikatan antara atom C nomor 3 dengan atom C nomor 5 pada molekul ribosa dengan
perantara gugus fosfat (Dryer, 1994). Beberapa macam virus seperti virus Mosaik
Tembakau atau TMV (Tobacco Mosain Virus) dan virus influenza tidak memiliki

DNA, melainkan hanya memiliki RNA saja. Jadi seluruh bahan genetik di dalam
selnya berupa RNA saja, sehingga membawa segala pertanggungjawaban seperti
yang dibawa DNA. Oleh karena itu RNA sering dinamakan juga RNA genetik,
sedangkan RNA di dalam sel biasa disebut RNA nongenetik. Berikut ini adalah
perbedaan antara RNA dan DNA :
1. Bentuk dan ukuran. Molekul RNA beberntuk pita tunggal single stand,
sedangkan molekul DNA berupa double helix. Pada umumnya, molekul
RNA lebih pendek daripada molekul DNA.
2. Susunan kimia. Molekul RNA merupakan polimer nukleotida, namun ada
perbedannya, ialah :
a. Gula yang menyusun RNA adalah ribosa, sedang pada DNA adalah
deoksiribosa.
b. Basa pirimidin yang menyusun RNA bukan timin seperti DNA, tetapi
digantikan oleh urasil. Berikut ini adalah gula ribosa dan basa urasil yang
menyusun molekul RNA.
3. Lokasi, DNA umumnya terdapat di dalam kromosom. Ada sedikit DNA

terdapat di dalam mitokondria dan kloroplas. Sedangkan RNA terdapat di


bagian lain dari sel, tergantung macamnya RNA. Macam RNA tersebut
adalah sebagai berikut :
a. ARN-duta atau ARNd (nama asingnya: massenger RNA = mRNa),
dibuat di dalam nukleus dan kemudian dikeluarkan ke sitoplasma. ARNd
dibuat oleh DNA, namun basa A dari pita DNA akan berpasangan dengan
basa U dari RNA. Contohnya :

3-CATGACCTAAAGTCCTGA-5
DNA

double helix

5-GTACTGGATTTCAGGACT-3
ARNd
3CAUGACCUAAAGUCCUGA-5
pita tunggal
b. ARN-pemindah atau ARNp (nama asingnya: transfer RNA = tRNA),
berbentuk sebagai daun semanggi, dan terdapat di dalam sitoplasma.
Berikut ini adalah gambar molekul ARNp yang bentuknya mirip daun
semanggi.

c. ARN-ribosom atau ARNr (nama asingnya: ribosome RNA = rRNA),


yang bersama protein membentuk ribosom, ialah benda-benda berbentuk
butir-butir halus di dalam sitoplasma.
4. Fungsi. DNA berfungsi membawa informasi/keterangan genetik, sehingga
segala perintah yang ada hubungannya dengan sifat keturunan diberikan oleh
DNA. Adapun fungsi RNA tergantung dari macam RNA, yaitu :
a. ARNd mempunyai fungsi menerima informasi genetik dari DNA. Mulamula double helix DNA membuka sebagian dengan perantara enzim
RNA-polimerase, kemudian salah satu pita DNA itu mencetak ARNd,
yaitu dengan menyerahkan informasi genetik tertentu. Pita DNA yang
mencetak ARNd itu disebut pita sens, sedang pita komplementernya
(yang tidak mencetak) disebut pita antisens. Proses pencetakan ARNd
oleh DNA dinamakan trasnkripsi seperti yang ditunjukkan oleh gambar
dibawah ini.

Jadi apabila susunan basa dari pita sens DNA diketauhi, maka tidak sulit
pula untuk mengetauhi susunan ARNd yang dicetak, asal diingat bahwa
ARNd tidak memiliki basa timin, melainkan digantikan oleh urasil (U).
Sintesis RNA seperti halnya dengan sintesis DNA, selalu berlangsung
menurut arah 5 ke 3.
b. ARNt mempunyai fungsi mengikat asam amino yang terdapat dalam
sitoplasma. Sebelum asam amino itu dapat diikat oleh ARNt, terlebih
dahulu asam amino harus bermuatan dengan ATP (adesonin tripospat),
sehingga asam amino itu berenergi. Proses ini berlangsung di dalam
sitoplasma.
c. ARNr mempunyai fungsi menyediakan tempat untuk sintesa protein.
Proses ini berlangsung di dalam ribosom dan hasil akhir berupa
polipeptida (Suryo, 1996).
D. Peranan Asam Nukleat
Asam nukleat merupakan makromolekul yang terdiri atas polimer nukleotida
yang sangat berperan penting dalam kegiatan sel di tubuh makhluk hidup. Jenis asam
nukleat dibedakan oleh jenis gula yang terdapat pada rantau asam nukleat tersebut,
yaitu asam deoksiribonukleat (ADN) dan asam ribonukleat (ARN). Peranan asam
nukleat dalam RNA dan DNA sangat berbeda, yakni :
Peranan DNA

a. Pembawa informasi genetik yang akan menentukan fenotif sel. Informasi


genetik ini awalnya ditranskripsi ke dalam molekul RNA dan selanjutnya
RNA akan menerjemahkan menjadi asam amino. Asam amino ini
merupakan penyusu protein, jadi informasi genetik pada asam nukleat
diubah menjadi protein (sintesis protein).
b. Melaksanakan replikasi sendiri. Setiap kromosom mengandung sebuah
molekul DNA, ketika sel digandakan maka DNA ini berfungsi untuk
menyelenggarakan pembrlahan kromosom
c. DNA mengandung bagian-bagian yang menentukan pengaturan ekskresi

gen (promoter, operator, dll).


Peranan RNA
a. ARN-duta (ARN-d) atau massanger RNA (m-RNA) berfungsi untuk
membawa informasi genetik ke ribosom dalam bentuk kodon (kode
genetik) untuk merinci urutan asam amino dalam rantai polipeptida yang
dibentuk.
b. ARN-pemindah (ARN-p) atau transfer RNA (t-RNA) berfungsi untuk
mengidentifikasi asam amino sesuai dengan informasi genetik yang
dibawa oleh ARN-d dan kemudian mengangkutnya ke ribosom.
c. ARN-ribosom (ARN-r) atau ribosormal RNA (r-RNA) merupakan
komponen

unit-unit

ribosom

yang

berfungsi

sebagai

tempat

berlangsungnya sintesis protein (Suwirna, 2001).


E. Kelainan Penyakit yang Disebabkan Asam Nukleat
Dalam kehidupan sehari-hari, asam nukleat dapat memberikan dampak buruk
pada manusia apabila terjadi kelainan pada asam nukleat itu sendiri sehingga
menimbulkan beberapa penyakit. Berikut ini adalah beberapa macam kelainan
penyakit yang disebabkan oleh asam nukleat :
1. Influenza oleh virus Influenza
Menurut (Reece, 2011) virus influenza merupakan anggota dari famili
Orthomyxovirus. Virus ini memiliki selubung berupa membran yang tersusun oleh
fosfolipid dan protein. Bagian ini diperoleh dari inang saat virus bereproduksi. Bagian
luar dari virus tersebut memiliki tonjolan tonjolan dari glikoprotein. Pada bagian
dalamnya terdapat 8 bagian molekul RNA yang diselubungi oleh capsid.

Dewasa ini, sering ditemukan berbagai penyakit baru yang disebabkan oleh virus
influenza, seperti flu babi, flu burung, dan lain-lain. Hal tersebut disebabkan karena
virus influenza dapat dengan mudah bermutasi. Materi genetik pada tiap organisme
dapat bermutasi yang menyebabkan perubahan pada asam nukelat yang dimilikinya
berubah. Mutasi umumnya terjadi secara random. Sedangkan pada kasus mutasi virus
RNA tidak terjadi secara random. Mutasi yang terseleksi memungkinkan generasi
berikutnya dapat hidup dan selamat serta dapat menghasilkan keturunan dalam
jumlah besar. RNA merupakan materi genetik pada semua virus influenza.
Mutasi terseleksi pada virus influenza meningkatkan terjadinya error pada
replikasi RNA. Karena proses replikasi yang berbeda pada virus influenza, tingkat
mutasi menjadi lebih tinggi dan mampu berevolusi lebih cepat. Akumulasi dari semua
mutasi yang dialami oleh suatu virus influenza tersebut kemudian menghasilkan suatu
strain baru. Perubahan materi antigen pada virus influenza disebabkan oleh perubahan
materi genetik yang dimilikinya. Selain karena materi genetiknya yang berupa RNA,
virus di dalam sel hidup sangat cepat dalam bereproduksi. Beberapa virus dapat
menghasilkan ribuan virus dari sejumlah sel inang. Karena reproduksinnya begitu
cepat, maka peluang terjadinya mutasi menjadi lebih besar jika dibandingkan dengan
organisme yang reproduksinya lambat. Kecepatan reproduksi yang sedemikian cepat
tentu akan berpengaruh pula pada keeutuhan materi genetik yang ada. Sedemikian
cepatnya virus bereproduksi membuat materi genetik virus mudah berubah.
Selain itu tingginya mutasi pada virus influenza salah satunya disebabkan karena
adanya kontak antara inang yang berbeda jenis. Ketika seseorang yang terkena flu

biasa melakukan kontak dengan unggas ataupun babi yang terkena flu, maka
dimungkinkan terjadi perubahan materi genetik pada virus yang ada sehingga
menghasilkan strain virus yang baru. Pada swine flu nampaknya hal tersebut
merupakan perpaduan materi genetik virus influenza pada unggas, babi, dan manusia
sehingga dihasilkan strain baru yang virulen dan memiliki klsifikasi inang yang lebih
luas. Virus tersebut kemudian dapat menular dari manusia ke manusia dan
menyebabkan outbreak yang mematikan (Saxena & Tripathi, 2012).
2. Adult T-sel Leukimia (ATL) oleh virus HTVL-1
HTLV-1 (Human T-lymphotropic virus-1) telah dikaitkan dengan jenis leukemia
limfositik dan non-Hodgkin lymphoma yang disebut adult T-sel leukemia / limfoma
(ATL). Kanker ini kebanyakan ditemukan di selatan Jepang, Karibia, Afrika Tengah,
bagian dari Amerika Selatan, dan dalam beberapa kelompok imigran di Amerika
Serikat bagian tenggara.
Selain ATL, virus ini dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya, meskipun
banyak orang dengan HTLV-1 tidak memiliki salah satu dari mereka.
HTLV-1 milik kelas dari virus yang disebut retrovirus. Virus ini menggunakan RNA
(bukannya DNA) untuk kode genetik mereka. Untuk mereproduksi, mereka harus
melalui langkah ekstra untuk mengubah gen RNA mereka ke dalam DNA. Beberapa
gen DNA baru kemudian dapat menjadi bagian dari kromosom dari sel manusia yang
terinfeksi oleh virus. Hal ini dapat mengubah cara sel tumbuh dan membagi, yang
kadang-kadang dapat menyebabkan kanker. HTLV-1 adalah seperti HIV, yang
merupakan juga retrovirus. Tetapi HTLV-1 tidak dapat menyebabkan AIDS.
Pada manusia, HTLV-1 tersebar dengan cara yang sama seperti HIV, seperti seks
tanpa kondom dengan pasangan yang HTLV-1-terinfeksi atau injeksi dengan jarum
setelah orang yang terinfeksi telah menggunakannya. Ibu yang terinfeksi HTLV-1
juga dapat menularkan virus kepada anak-anak mereka, meskipun risiko ini dapat
dikurangi jika ibu tidak menyusui.
3. Ebola oleh Virus Ebola
Virus Ebola merupakan salah satu daripada dua kumpulan virus RNA benangnegetive, yang dikenali sebagai Filoviridae. Virus Filo mempunyai bentuk biologi
seperti morfologi, kepadatan, dan profile elektrophoresis gel polyacrylamide. Virus
Ebola mengandungi molekul lurus, bebenang negetive RNA, yang tidak bersendi.

Kesemua genome virus Filo mempunyai ciri-ciri serupa, 19kb panjang dan
mempunyai banyak sisa adenosine dan uridine. Gen virus Ebola mengandung
transkrip turutan kekal pada 3 terakhir dan transkrip turutan tamat pada 5 terakhir
(Prasetyo, 2010).
4. Polio oleh Virus Polio
Virus polio adalah virus yang paling kecil dibandingkan dengan virus lainnya.
Virus polio termasuk ke dalam famili Picornaviridae (Pico adalah bahasa Yunani yang
artinya kecil). Kekecilan virus ini tidak hanya dari ukuran partikelnya saja, tetapi juga
dari ukuran panjang genomnya. Virus ini memiliki diameter sekitar 30 nm berbentuk

ikosahedral sampul (envelope) dengan genom RNA, single stranded messenger


molecule. Single stranded RNA membentuk hampir 30% bagian virion dan sisanya
terdiri atas 4 protein besar (VP1-4) dan satu protein kecil (Vpg). dan memiliki RNA
benang positif (positive strand RNA) sebagai genomnya dengan panjang sekitar 7.5
kilobasa. tidak mempunyai kapsul, virion polipeptida tersusun simetri cubical,
diameter 27 nm, RNA rantai tunggal, mengandung 42 kapsomer, terdiri dari 89 galur.
Setelah terinfeksi ke dalam sel, RNA keluar dari sarangnya dan di dalam sel
RNA ini memiliki dua fungsi. Yang pertama adalah sebagai mRNA yang
ditranslasikan menjadi protein-protein yang berfungsi untuk pembentukan tubuh dan
enzim-enzim yang berfungsi untuk perkembang-biakan (replikasi) virus itu sendiri.
Fungsi yang kedua dari RNA ini adalah sebagai bahan dasar (template) untuk
pembentukan RNA benang negatif (negative strand RNA). RNA benang negatif ini
kemudian digunakan lagi sebagai template untuk membentuk RNA benang positif.
Begitu seterusnya sehingga benang positif RNA yang menjadi genom virus ini terus
bertambah banyak. RNA yang terbentuk kemudian dibungkus oleh protein-protein
pembentuk tubuh dan keluar dari sel sebagai virus baru. Rentetan proses ini
dijalankan oleh enzim-enzim dari sel dan dari virus itu sendiri (Prasetyo, 2009).

BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pembahasan pada bab II, maka dapat disimpulkan bahwa
asam nukleat (bahasa Inggris: nucleic acid) adalah makromolekul biokimia yang
kompleks, berbobot molekul tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang
mengandung informasi

genetik

dan

memiliki

fungsi,

yaitu

menyimpan,

menstransmisi, danmentranslasi informasi genetik; metabolisme antara(intermediary


metabolism) danreaksi-reaksi informasi energi; koenzim pembawa energi; koenzim
pemindah asamasetat, zat gula, senyawa amino dan biomolekul lainnya; koenzim
reaksi

oksidasireduksi.

Asam

nukleat

yang

paling

umum

adalah

Asam

deoksiribonukleat (DNA) dan Asam ribonukleat (RNA). Asam nukleat ditemukan


pada semua sel hidup serta pada virus. Oleh karena itu banyak kelainan pada asam
nukleat yang selanjutnya menjadi penyakit yang merugikan manusia, seperti
influenza yang disebabkan oleh virus influenza, Adult T-sel Leukimia (ATL) yang
disebabkan oleh virus HTVL-1, polio yang disebabkan oleh virus polio dan ebola
yang disebabkan oleh virus ebola.
Asam nukleat merupakan polimer yang dibentuk oleh mononukleotida sebagi
satuan pembentuknya. Fungsinya adalah dalam mekanisme molecular, yakni
menyimpan, mereplikasi, dan mentransformasi informasi genetika. Mononukleotida

terdiri dari 3 komponen yaitu: basa nitrogen,monosakarida (gula pentose) dan gugus
fosfat. Hidrolisis tidak sempurna asam nukleat menghasilkan satuan-satuan
nukleotida. Jika nukleotida dihidrolisis parsial akan dihasilkan nukleosida dan gugus
fosfat. Lebih lanjut hidrolisis nukleosida menghasilkan basa nitrogen dan gula
pentose. Jadi asam nukleat dihidrolisis sempurna akan dihasilkan basa-basa nitrogen
yang terdiri atas basa pirimidin dan purin; senyawa karbohidrat yang terdiri atas gula
ribose dan deoksi.

DAFTAR PUSTAKA

Arbinto, P. 1996. Biokimia : Konsep Dasar. Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Guru.
Dryer, R. L. 1994. BIOKIMIA. Jakarta: UI Press.
Gulton, T. 2001. Biokimia : Struktur dan Fungsii. Yogjakarta: Pendidikan Kimia
FMIPA UNY.
Ngili, Y. 2013. Biokimia Dasar. Bandung: Rekayasa Sains.
Poedjiadi, A., & F.M, S. 2005. Dasar-Dasar Biokimia. Bandung: UI-press.
Prasetyo, Alfiani. 2010. http://afie.staff.uns.ac.id/. Diakses pada tanggal 4 Oktober
2016.
Reece, J. 2011. Campbell Biology 9th Edition. San Fransisco: Pearson Education Inc.
Saxena, R., & Tripathi, T. 2012. Pandemism of Swine Flu and Its Prospective Drug
Therapy. Verlag: Springer.
Suryo. 1996. Genetika. Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Guru.
Suwirna, W. 2001. Buku Ajar Biologi Sel. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.

Vous aimerez peut-être aussi