Vous êtes sur la page 1sur 8

Asam basa arhenius,bronsted-lowry dan lewis

Bab ini akan menjelaskan teori asam dan basa Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis, dan
halaman ini juga menjelaskan hubungan antara ketiga teori asam dan basa tersebut.
A.

Teori Asam Basa Arrhenius dan pH Larutan


Pengertian asam dan basa yang modern mula-mula dikemukakan oleh Svante
Arrhenius pada tahun 1887. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang bila dilarutkan dalam
air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion hidrogen [H +] sebagai satu-satunya ion
positif. Sementara itu, basa didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air akan
mengalami ionisasi dengan membentuk ion-ion hidroksida [OH -] sebagai satu-satunya ion
negatif.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa asam adalah senyawa yang mengandung
ion hidrogen dengan satu atau lebih unsur lain dan basa merupakan senyawa yang
mengandung ion hidroksida dengan satu atau lebih unsur lain.
a) Asam
Berdasarkan banyaknya ion hidrogen yang dihasilkan maka larutan asam dapat dibagi
menjadi asam monobasis dan asam polibasis
1) Asam monobasis (berbasa satu) adalah asam yang dalam larutan air akan menghasilkan
satu ion hidrogen (H+).
Contohnya adalah:
HCl(aq) -------->
asam klorida

H+(aq)

Cl (aq)

ion hidrogen

CH3COOH(aq) ------------->
asam asetat

H+(aq)

ion klorida
+

CH3COO-(aq)

ion hidrogen

ion asetat

2) Asam polibasis (berbasa banyak) adalah asam yang dalam larutan air menghasilkan lebih
dari satu ion hidrogen (H+).
Contohnya adalah:
H2SO4(aq)

------------->

H+(aq)

HSO4 (aq)

asam sulfat

ion hidrogen

HSO4(aq)

H+(aq)

-------------->

ion hidrogen

ion hidrogensulfat
+

sulfat ion

SO4(aq)
hidrogen ion sulfat

Asam monobasis dan polibasis disebut juga asam monoprotik dan poliprotik. Dalam
keadaan sebenarnya, ion hidrogen tidak dapat berdiri bebas. Dalam larutan air, ion hidrogen
(H+) akan berikatan secara koordinasi dengan molekul air (H2O) menjadi ion hidronium
(H3O+).
H+(aq)+ H2O(l) ---------->

H3O+(aq)

Dengan demikian, reaksi ionisasi dalam contoh tersebut di atas dituliskan sebagai berikut:
H3O+(aq) + Cl-(aq)

HCl(aq) + H2O(l) --------->


CH3COOH(aq) + H2O(l)

H3O+(aq) + CH3COO-(aq)

----------->

2H3O+(aq) + SO42- (aq)

H2SO4(aq) + 2H2O(l) ---------->


b) Basa

Seperti halnya larutan asam, larutan basa juga dibagi menjadi basa monoasidik dan
poliasidik. Pembagian ini menunjukkan sifat keasaman (hidroksitas) suatu basa.
1) Basa monoasidik yaitu basa yang dalam larutan air menghasilkan
NaOH(aq)

natrium hidroksida
NH4OH(aq)

Na+(aq)

------->

ion natrium
NH4+ (aq)

------->

amonium hidroksida

ion amonium

OH-(aq)

ion hidroksida
OH- (aq)

ion hidroksida

2) Basa poliasidik, yaitu basa yang dalam larutan air menghasilkan lebih dari satu ion
hidroksida (OH-)
Contohnya adalah:
Ca2+(aq)

Ca(OH)2(aq) -------->
kalsium hidroksida

ion kalsium

2OH- (aq)

ion hidroksida

Berdasarkan sifat-sifat ion di atas, maka reaksi antara ion H + dan OH- dapat membentuk H2O.
Proses ini disebut dengan netralisasi.
pH Larutan
Pada pembahasan asam basa Arrhenius, kita telah mempelajari penggunaan H + dan
OH- untuk menjelaskan pengertian asam-basa. Selain menjelaskan pengertian asam basa H +

dan OH- juga dapat digunakan untuk menerangkan derajat keasaman atau kebasaan larutan
asam basa. Semakin besar konsentrasi H+, semakin besar sifat asamnya. Sebaliknya, semakin
besar konsentrasi OH-, semakin besar sifat basanya.
Namun, pernyataan kekuatan asam atau kekuatan basa menggunakan [H +] dan [OH-]
memberikan angka yang nilainya sangat kecil dan cara penulisannya tidak sederhana. Untuk
menghindari kesulitan-kesulitan yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan angka-angka yang
tidak sederhana ini, pada 1909, Soren Peter Lauritz Sorensen (1868-1939), seorang ahli
biokimia dari Denmark mengajukan penggunaan istilah pH. Angka pH suatu larutan
menyatakan derajat atau tingkat keasaman larutan tersebut. Nilai pH diperoleh sebagai hasil
negatif logaritma 10 dari konsentrasi ion H+. Dengan demikian, untuk larutan asam berlaku:
pH = - log [H+]
Analog dengan pH, untuk larutan basa berlaku
pOH = - log [OH-]
Menurut Arrenhius,

Asam adalah zat yang akan menghasilkan ion Hidrogen (H +) jika dilarutkan.
(produce hydrogen ions in solution)
Basa adalah zat yang akan menghasilkan atau memproduksi ion hidroksida jika
dilarutkan dengan air. (produce hydroxide ions in solution)

Reaksi netralisasi terjadi jika ion hidrogen bereaksi dengan ion hidroksida.
contoh
larutan asam
HCl(aq) > H + (aq)+ Cl - (aq) atau HCl + H2O > H3O++ Cl larutan basa
BaOH(aq) >Na + (aq)+ OH - (aq)
Jadi teori asam basa Arrenhius sangat sederhana, zat itu asam jika larutannya
menghasilkan ion hidrogen dan basa jika larutannya menghasilkan ion hidroksida. Meskipun
teori ini masih sangat sederhana, tapi teori asam basa arrenhius masih tetap berguna. Teori
asam basa arrenhius ini punya kelemahan yaitu hanya bisa berlaku pada larutan dalam air.
Teori ini tidak bisa digunakan untuk mengidentifikasi asam dan basa sam untuk reaksi yang
tidak melibatkan larutan air seperti reaksi pembentukan garam. Misalnya reaksi antara gas
amonia dan gas asam klorida membentuk amonium klorida solid berikut ini.
NH3(g) + HCl(g) >NH4Cl (s)

B.

Teori Asam Basa Bronsted-Lowry


Teori asam basa ini bisa menjawab pertanyaan sebelumnya yang tidak dapat di jawab oleh
teori arrhenius yaitu untuk reaksi tanpa menggunakan pelarut air. Brownsted Lowry diambil
dari 2 nama Ilmuan Johannes Nicolaus Brnsted and Thomas Martin Lowry. Mereka
mengungkapakan teori asam basanya sebagai berikut :

Asam adalah senyawa yang dapat memberikan proton atau DONOR PROTON a
proton (hydrogen ion) donor
Basa adalah senyawa yang dapat menerima proton atau RESEPIEN PROTON atau
AKSEPTOR PROTON a proton (hydrogen ion) acceptor
.
Pada reaksi asam Basa Bronsted-Lowry, terdapat dua pasangan asam basa. Pasangan

pertama merupakan pasangan antara asam dengan basa konjugasi (yang menyerap proton);
dalam hal ini ditandai dengan Asam-1 dan Basa-1. Pasangan kedua adalah pasangan antara
basa dengan asam konjugasi (yang memberi proton); dalam hal ini ditandai dengan Basa-2
dan Asam-2. Rumusan kimia pasangan asam-basa konjugasi hanya berbeda satu proton (H+).
Perhatikan contoh-contoh berikut.
Asam-1
HCl
H2O
CH3COOH
HNO2

+
+
+
+
+

Basa-2
NH3
CO3
H2O
CH3COOH

Basa-1
ClOHCH3COONO2-

+
+
+
+
+

Asam-2
NH4+
HCO3H3O+
CH3COOH2+

Teori tersebut bertentangan dengan yang dikemukakan Arrhenius, yakni bahwa jika
ada senyawa yang bersifat asam (menghasilkan ion H+) tidak memiliki hubungan dengan
senyawa lain yang bersifat basa (menghasilkan OH-).
Sekarang dapat diungkapkan beberapa cara yang menunjukkan bahwa model asambasa menurut Bronsted-Lowry lebih luas cakupannya dibandingkan model dari Arrhenius.
Menurut model Bronsted-Lowry :

Basa adalah spesi akseptor proton, misalnya ion OH-.


Asam dan basa dapat berupa ion atau molekul.
Reaksi asam-basa tidak terbatas pada larutan air.
Beberapa spesi dapat bereaksi sebagai asam atau basa tergantung pada pereaksi
Menurut Bronsted dan Lowry, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton
(donor ion H+), sedangkan basa adalah suatu zat yang dapat menerima proton (akseptor ion
H+). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa jika terdapat zat yang bersifat
asam, harus terdapat zat yang bersifat basa, demikian pula sebaliknya. Hal ini sesuai dengan

memberikan proton, yang memiliki pengertian tidak mungkin terjadi peristiwa


memberikan proton jika tidak ada zat lain yang akan menerima proton tersebut.
Jadi teori asam basa ini menitik beratkan pada pemberi dan penerima proton atau ion
hidrogen
Contoh
Teori asam basa Bronsted-Lowry pada pada rekasi tanpa pelarut air
HCl (g)+ NH3(g)-> NH4++ Cl-dari persamaan reaksi di atas HCl merupakan asam karenan ia
mendonorkan protonnya kepada NH3
Teori asam basa Bronsted-Lowry pada pada rekasi dengan pelarut air
HCl (g) + H2O(aq)-> H3O+(aq)+ Cl-(aq)
HCl adalah bersifat asam karena jika dilarutkan dalam air menghasillkan ion
hidrogen H+ atau H3O+
Asam dan Basa Konjugasi
HCl (g)+ NH3(g)-> NH4++ Clcara menentukan mana asam dan mana basa sebagai berikut

dari persamaan reaksi di atas terlihat bahwa HCl berperan sebagai donor proton (ion
Hidrogen) dan NH3 sebagai akseptor proton, jadi HCl merupakan spesi asam dan
NH3 merupakan spesi basa. Lalu apa yang dimaksud dengan asam konjugasi dan basa
konjugasi? Asam Konjugasi merupakan Asam yang terbentuk dari basa yang telah menerima
proton dan Basa Konjugasi adalah basa yang terbentuk dari asam yang telah melepas proton.
Basa
Konjugasi
+ Cl+ NH2+ OH-

Asam Proton +
HCl
NH3
H2O

H+
H+
H+

Basa Proton
NH3
H2O
S2-

H+
H+
H+

Asam
Konjugasi
+ NH4+
+ H3O+
+ HS+

contoh soal teori asam basa Bronsted -Lowry


coba sobat tentukan mana yang merupakan asam dan basa serta asam konjugasi dan basa
konjugasi dari reaksi berikut
HF(aq) + SO32(aq)> F(aq)+ HSO3(aq)
CO32(aq)+HC2H3O2(aq)> C2H3O2(aq)+ HCO3(aq)
C.

Teori Asam Basa Lewis


Di tahun 1923 ketika Bronsted dan Lowry mengusulkan teori asam-basanya, Lewis
juga mengusulkan teori asam basa baru juga. Lewis, yang juga mengusulkan teori oktet,
memikirkan bahwa teori asam basa sebagai masalah dasar yang harus diselesaikan
berlandaskan teori struktur atom, bukan berdasarkan hasil percobaan.
Teori asam basa Lewis:

Asam: zat yang dapat menerima pasangan elektron.


Basa: zat yang dapat mendonorkan pasangan elektron.
Semua zat yang didefinisikan sebagai asam dalam teori Arrhenius juga merupakan asam
dalam kerangka teori Lewis karena proton adalah akseptor pasangan elektron . Dalam reaksi
netralisasi proton membentuk ikatan koordinat dengan ion hidroksida.
H+ + OH- ------->

H2O

Situasi ini sama dengan reaksi fasa gas yang pertama diterima sebagai reaksi asam basa
dalam kerangka teori Bronsted dan Lowry.
HCl(g) + NH3(g)

-------->

NH4Cl(s)

Dalam reaksi ini, proton dari HCl membentuk ikatan koordinat dengan pasangan
elektron bebas atom nitrogen.
Keuntungan utama teori asam basa Lewis terletak pada fakta bahwa beberapa reaksi
yang tidak dianggap sebagai reaksi asam basa dalam kerangka teori Arrhenius dan Bronsted

Lowry terbukti sebagai reaksi asam basa dalam teori Lewis. Sebagai contoh reakasi antara
boron trifluorida BF3 dan ion fluorida F-.
BF3 + F-

BF4-

Reaksi ini melibatkan koordinasi boron trifluorida pada pasangan elektron bebas ion
fluorida. Menurut teori asam basa Lewis, BF 3 adalah asam. Untuk membedakan asam
semacam BF3 dari asam protik (yang melepas proton, dengan kata lain, asam dalam kerangka
teori Arrhenius dan Bronsted Lowry), asam ini disebut dengan asam Lewis. Boron
membentuk senyawa yang tidak memenuhi aturan oktet, dan dengan demikian adalah contoh
khas unsur yang membentuk asam Lewis.
Karena semua basa Bonsted Lowry mendonasikan pasangan elektronnya pada proton,
basa ini juga merupakan basa Lewis. Namun, tidak semua asam Lewis adalah asam Bronsted
Lowry sebagaimana dinyatakan dalam contoh di atas.
Dari ketiga definisi asam basa di atas, definisi Arrhenius yang paling terbatas. Teori
Lewis meliputi asam basa yang paling luas. Sepanjang yang dibahas adalah reaksi di larutan
dalam air, teori Bronsted Lowry paling mudah digunakan, tetapi teori Lewis lah yang paling
tepat bila reaksi asam basa melibatkan senyawa tanpa proton.
Pengertian PH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion
hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktifitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara
eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah
skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan
berdasarkan persetujuan internasional.
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Soren Peder
Lauritz Sorense pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p" pada
"pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan
untuk powerp (pangkat), yang lainnya merujuk kata Bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti
pangkat), dan ada pula yang merujuk pada kata potential. Jens Norby mempublikasikan
sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang
berarti "logaritma negatif".

Air Murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan
dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam dan larutan dengan pH lebih daripada
tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang
yang terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi,
kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa(keteknikan), dan oseanografi. Tentu saja
bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang
lebih rendah.

Vous aimerez peut-être aussi