Vous êtes sur la page 1sur 22

Anityo | Laki-laki 39 Tahun dengan Gangguan Cemas Menyeluruh

Laki-laki 39 Tahun dengan Gangguan Cemas


Menyeluruh
Anityo Nugroho
Faculty of Medicine, Lampung University
Abstrak
Serangan panik adalah suatu episode ansietas yang cepat, intens, dan meningkat, yang berlangsung 15
sampai 30 menit, ketika individu mengalami ketakutan emosional yang besar juga ketidaknyamanan
fisiologis. Prevalensi gangguan panik pertahunnya adalah 1-2%. Gangguan panik sering ditemukan pada
usia produktif antara 18-45 tahun dan lebih banyak ditemukan pada wanita. Tn. S, 39 tahun dengan
keluhan merasa dadanya berdebar, keringat dingin dan sulit tidur. Perasaan cemas ini berlangsung
beberapa saat dan biasanya hilang apabila pasien berkonsultasi ke dokter. Keluhan muncul sejak 3
tahun sebelum masuk rumah sakit, diawali oleh kematian ibu pasien yang menyebabkan pasien
memeriksakan diri setiap 6 bulan sekali dan melakukan pemeriksaan gula darah setiap minggu sekali.
Pasien didiagnosa mengalami gangguan panik.

Pasien diterapi dengan psikofarmaka berupa golongan Selective Serotonin Reuptake Inhibitors
(SSRI) (fluxetin 1x50 mg) dan bendzodiazepin (aprazolam 1x0,5 mg) dan dilakukan intervensi
psikososial kepada keluarga dan pasiennya.
Kata kunci: serangan panik, SSRI, benzodiazepin

A 39 OLD MAN WITH PANIC DISORDER


Abstract
Panic disorder is an anxiety episode of rapid, intense and rising, which lasts 15 to 30 minutes, when
individuals experience fear huge emotional discomfort also physiological. The prevalence of panic
disorder is 1-2% per-year. Panic disorder is often found in the productive age between 18- 45 years
and more common in women. Mr.S, 39 years complaints feel chest palpitations, cold sweat and
sleeplessness. This anxious feeling lasts a while and usually disappear when patients consult to a
doctor. Complaints emerged since 3 years ago, beginning with death of patients mother that
causes the patient check-up every six months and blood sugar checks every other week. Patients
diagnosed with panic dissorder. Patients treated with SSRI group psikofarmaka form (fluxetin
1x50mg) and bendzodiazepin (aprazolam 1x0,5mg) and conducted psychosocial interventions to
family and patients.
Keyword : Panic Disorder, SSRI, Benzodiazepin
Korespondensi : Anityo Nugroho, S.Ked., alamat Jl. Abdul Muis 8 No. 9A Gedong Meneng
Bandar Lampung, HP 087899288880, e-mail anityo.nugroho.15@gmail.com

Gangguan
panik
dapat
diwariskan
Pendahuluan
Serangan panik adalah suatusecara genetik.
kembar
episode ansietas yang cepat, intens, dan Pada
meningkat, yang berlangsung 15 sampai monozigot,
30 menit, individu mengalami ketakutanterdapat
31%
emosional
yang
besar
jugakemungkinan
ketidaknyamanan
fisiologis.
Selamabahwa
salah
serangan panik individu tersebut sangat satu
cemas dan memperlihatkan empat atau
lebih
gejala
berikut:
palpitasi,
berkeringat, tremor, sesak napas, rasa
asfiksi, nyeri dada, mual, distress
abdomen, pusing, parastesia, meggigil,
atau hot flash.1,2
Pasien gangguan panik sering
ditemukan pada mereka yang berada
pada usia produktif yakni antara 18-45
tahun. Selain itu penderita gangguan
panik lebih umum ditemukan pada
wanita, terutama mereka yang belum
menikah serta wanita post-partum.3

kembar tersebut
akan mengalami
gangguan panik
jika kembar yang
lain
mengalaminya.
Angka kejadian
pada
kerabat
tingkat pertama
ialah 15%.1,3
Prevalensi
gangguan panik
pertahunnya
adalah
1-2%,
dengan
prevalensi
seumur
hidup
1,5-3,5%. Onset
tersering adalah
pada usia remaja
atau pada orang

yang berusia pada pertengahan 30 kejadian


tahun, sedangkan onset setelah usia 45gangguan yang
tahun jarang. Terdapat bukti mengenai berlangsung
transmisi genetik, orang kekerabatan seumur
hidup
tingkat pertama dengan pasien beresiko adalah 1,5-3,5%.
empat hingga tujuh kali lebih besar Setengah
dari
daripada populasi umum.1,4
mereka
yang
Angka prevalensi gangguan panikmengalami
pada tahun tertentu ialah 1-2%. Angka
J Medula Unila|

gangguan panik
juga mengalami
agoraphobia.
Gangguan panik
lebih
umum
terjadi
pada
individu
yang
tidak lulus kuliah

Volume 4|Nomor 3| Januari 2016|14

Anityo | Laki-laki 39 Tahun dengan Gangguan Cemas


Menyeluruh

meninggal
dan
individuseperti
yang
tidaktetanggan
menikah.
ya. Hal ini
Resiko
menyebab
tersebut
kan pasien
meningkat
18%
padamelakukan
individu yangcheck up
pada
3
depresi.1,2
hari
yang
Studi
ini
lalu
dan
merupakan
studi kualitatifdari hasil
pemeriksa
dengan
an
tidak
pendekatan
case report. ditemukan
kelainan
pada
Kasus
Kasus initubuh
diambil padapasien.
tanggal
13Namun,
maret
2015pasien
pukul
16.05tetap
WIB di Unitmerasa
Gawat Daruratada
(UGD) Rumahkelainan
Sakit
Jiwapada
tubuhnya
Daerah
sehingga
Provinsi
Lampung. Tn.membawa
S, Laki-laki, 39nya
tahun,
SMA,berobat ke
Islam,
Jawa,UGD.
Perasaan
Pekerjaan
cemas ini
wiraswasta,
tinggal
diberlangsu
Banding Rejo ,ng
pasien datangsebentar
ke
UGDdan
Rumah
Sakitbiasanya
Jiwa
karenahilang
atau
merasa
berkurang
dadanya
berdebar danapabila
pasien
keringat
berkonsult
dingin.
ke
Keluhan
iniasi
dimulai sejakdokter
1
mingguataupun
yang
lalu.bercerita
Sebelumnya tentang
keluhanny
terdapat
a kepada
tetangga
pasien
yangtemannya.
Pasien
meninggal
mengatak
karena
an
serangan
jantung yangserangan
cemas ini
membuat
pasien
takutberlangsu

ng hilang
timbul dan
hampir
setiap
minggu.
Keluhan
seperti ini
terjadi
sejak 3
tahun
yang lalu,
diawali
oleh
kematian
ibu pasien
yang
meninggal
karena
diabetes
melitus.
Hal
ini
menyebab
kan pasien
melakukan
check up
setiap
6
bulan
sekali dan
melakukan
pemeriksa
an
gula
darah
setiap
seminggu
sekali.
Pasien
juga telah
mendaftar
kan
dirinya
pada
beberapa
asuransi
kesehatan.
Hal
ini
dikarenaka
n
ketakutan
pasien
akan
kondisi
tubuhnya.
Peras
aan cemas
terjadi
pada saat
apapun,
tidak
terbatas

pada
ataupun
kecemasan
masalah
pada saat didalam
tempat
ekonomi.
terbuka
Riwayat
ataupun diluarprenatal
lingkungan
dan
keluarga.
perinatal
Pasien
tidakdan
pernah
riwayat
merasa tidakmasa
berdaya,
kanak
kehilangan
awal baik
minat, merasapendidikan
lemas ataupunpasien
terpkirkan
hingga ke
putus asa danjenjang
melakukan
Sekolah
bunuh
diri.Menengah
Tidak
adaAtas
riwayat
(SMA).
trauma,
Dari
mengkonsums status
i
alkoholmental,
maupun obat-kesadaran
obatan
pasien
terlarang.
composm
Selama
entis,
keluhannya
sikap
berlangsung, pasien
pasien masihselama
dalam
wawancar
keadaan sadara
penuh. Tidakkooperatif.
pernah
Selama
mengamuk,
wawancar
berbicara
a
pasien
sendiri,
merasa
mendengar
gelisah.
atau melihatKontak
sesuatu.
mata
Pasien
dengan
mengatakan pemeriksa
tidak memilikibaik.
masalah
Pasien
dengan
berbicara
keluarganya, spontan,
orang sekitar lancar,
intonasi
sedang,
volume
cukup,
kualitas
cukup,
artikulasi
jelas,
kuantitas
cukup.
Mood
pasien

cemas
dengan
afek
terbatas
dan serasi.
Tidak
ditemukan
gangguan
persepsi.
Bentuk
pikiran
rasional
dan
realistik,
arus pikir
koheren,
produktivit
as
baik,
dengan
kontinuitas
baik, dan
tidak
didapatka
n hendaya
berbahasa
. Pada isi
pikir
terdapat
cemas dan
takut.
Pada
penilaian
fungsi
luhur baik.
Pasien
lebih
cenderung
menyamp
aikan apa
yang
dirasakan
dan
kurang
memperha
tikan apa
yang
disampaik
an
pemeriksa
.
Daya
nilai
pasien
tidak
terganggu.
Pasien
menyadari
bahwa
dirinya
sakit
tetapi

tidak
ditemukan
mengetahui adanya
penyebabnya. gangguan
perasaan
Dari
pemeriksaan cemas
fisik
tidakyang
bermakna
ditemukan
serta
adanya
menimbul
kelainan.
Berdasarkan kan suatu
distress
anamnesis
(penderita
dan
an)
dan
pemeriksaan
disability
yang
telah(hendaya)
dilakukan,
dalam
diagnosa yangpekerjaan
didapat padadan
pasien adalahkehidupan
Gangguan
sosial
Panik. Pasienpasien,
diberikan
sehingga
terapi
dapat
Golongan SSRIdisimpulka
n
bahwa
Fluoxetine
pasien
ini
1x10 mg dan
mengalam
Golongan
Benzodiazepin i
gangguan
Aprazolam
Hal
1x0,5
mg.jiwa.
ini
sesuai
Pasien
dengan
dianjurkan
untuk kontroldefinisi
ke
poliklinikgangguan
jiwa
Rumah
Sakit
menurut
Jiwa
Daerah
World
Provinsi
Health
Lampung
Organizati
seminggu
on (WHO)
kemudian.
dimana
didapatka
Pembahasan n
suatu
Pada
kelompok
pasien
inigejala
Volume 4|
J Medula Unila| Nomor 3|

Januari
2016|15

atau
perilaku
yang
secara
klinis
ditemukan
bermakna
dan
disertai
dengan
distress
dan yang
berkaitan
dengan
disfungsi/h
endaya.3,5
Berda
sarkan
data-data
yang
didapat
melalui
anamnesis
psikiatri
dan
pemeriksa
an
fisik,
tidak
ditemukan
riwayat
demam
tinggi,
trauma,
sakit
berat,
penurunan
kesadaran
dan
kejang.
Hal
ini
dapat
menjadi
dasar
untuk

Anityo | Laki-laki 39 Tahun dengan Gangguan Cemas


Menyeluruh

didapatka
menyingkirkan n adanya
diagnosis
waham
gangguan
baik
waham
mental
organik (F.0).dikendalik
oleh
Selain
itu,an
pasien
jugasuatu
tidak pernahkekuatan
tertentu,
meminum
dipengaru
alkohol
ataupun obat-hi, waham
dirinya
obatan
tidak
terlarang
berdaya
lainnya
dan
sehingga
pasrah
dapat
dan
menyingkirkan pengalam
diagnosis
an
gangguan
menerima
mental
mukjizat.
dan
perilakuSelain itu
akibat
juga
penggunaan
zat psikoaktifpasien
tidak
(F.1). 3,5-7
Berdasar didapatka
n adanya
kan
halusinasi
anamnesis
baik
itu
juga
auditorik
tidapatkan
maupun
gangguan
visual. Hal
dalam
kemampuan ini dapat
menjadi
menilai
realitas yangdasar
bermanifestasi untuk
menyingki
sebagai
terganggunya rkan
kesadaran diridiagnosis
skizofrenia
(awarness),
daya
nilai, skizotipal
norma sosialdan
(judgement) gangguan
waham
dan
6,7
terganggunya (F.2).
daya
tilikan
Pada
diri (insight).pasien
Selain itu tidakjuga tidak
dapatkan
isididapatka
pikiran pasienn
yang bergemagangguan
dalam dirinya,suasana
isi pikirannyaperasaan
baik
dimasukin
atau
diambilberupa
dari luar danafek yang
isi pikirannyameningkat
tersiar. Selain, disertai
itu juga tidakpeningkat

an dalam
jumlah
dan
kecepatan
aktivitas
fisik
dan
mental.
Selain itu
pasien
tidak
didapatka
n
gejala
depresi
baik gejala
utama
maupun
gejala
tambahan.
Hal
ini
dapat
menjadi
dasar
untuk
menyingki
rkan
diagnosis
gangguan
suasana
perasaan
(F.3). 6-8
Pada
pasien
didapatka
n
perasaan
dadanya
berdebar,
keringat
dingin,
nyeri atau
tidak
nyaman di
dada dan
rasa takut
meninggal
. Dimana
perasaan
kecemasa
n
ini
timbul
secara
episodik
dan pada
keadaan
yang
secara
objektif
tidak ada
bahaya.
Pada

pasien

ini sudah
memeneu
hi kriteria
diagnosis
panik
menurut
DSM
V
merupaka
n
suatu
periode
diskret
rasa takut
atau
ketidaknya
manan
yang
intens
dengan
tiba-tiba
muncul 4
gejala dari
13 gejala
berikut
dan
mencapai
puncaknya
dalam 10
menit 9,10 :
1 Merasa
pusing,
tidak
stabil
berdiri,
hingga
pingsan
2 Palpitas
i,
berdeba
r-debar,
denyut
jantung
bertam
bah
cepat
3 Nyeri
dada,
rasa
tidak
nyaman
di dada
4 Merasa
sesak,
bernapa
s
pendek
5 Mual
atau
distress
abdomi
nal
6 Gemeta
ran

7 Berkeri

ngat
8 Rasa
panas
di kulit,
menggi
gil
9 Mati
rasa,
kesemu
tan
10
Mer
asa
kehilan
gan
kontrol,
seperti
mau
gila
11
Taku
t mati
12
Leh
er
serasa
dicekik
13
Der
ealisasi,
deperso
nalisasi
(merasa
seperti
terlepas
dari diri
sendiri)
Sehin
gga
pada
pasie
n
telah
mem
enuhi
kriteria
panik
menurut
DSM
V
karena
telah
memenuhi
4 kriteria.
7,10

PPDG
J-III
gangguan
panik baru
ditegakka
n sebagai
diagnosis
utama bila
tidak
ditemukan
adanya
gangguan

anxietas fobik.saat
Pada
pasienapapun,
ini
tidaktidak
ditemukan
terbatas
gejala
pada
agorafobia,
kecemasa
fobia
sosialn
pada
maupun fobiasaat
di
khas. Karenatempat
menurut
terbuka
pasien
ataupun di
episode
luar
kecemasanny lingkungan
a ini dapatkeluarga.
terjadi
padaSehingga

dapat
disingkirka
n
gangguan
ansietas
fobik.11
Pembagia
n
gangguan
anxietas
dapat
dilihat
pada
Gambar 1.

J Medula

Unila|
Volume 4|
Nomor 3|
Januari
2016|16

Anityo | Laki-laki 39 Tahun dengan Gangguan Cemas Menyeluruh

Gangguan Anxietas

Anxietas
Episodik

Gangguan Anxietas Kontinyu


Gangguan Anxietas Menyeluruh

Pada situasi
tertentu

Pola campuran
Agorafobia dengan
panik

Gangguan Fobik

Fobia Spesifik

Fobia Sosial

Pada
sembarang
situasi
Gangguan
Panik

Agorafob
ia

Gambar 1. Pembagian Gangguan Anxietas.

darah
hingga
mendaftarkan
Menurut
PPDGJ-III
kriteria
pada
diagnosis gangguan panik, harus diri
ditemukan adanya beberapa kalibeberapa
serangan ansietas berat dalam masa asuransi
kesehatan. Dari
kira-kira satu bulan 6,7 :
1. Pada keadaan dimana sebenarnyaanamnesis
gejala
tidak
secara objektif tidak ada bahaya.
2. Tidak terbatas pada situasi yangdidapatkan
1
telah diketahui atau yang dapat selama
minggu
ini
diduga sebelumnya (unpredictable
namun dimulai
situation).

3
3. Dengan keadaan yang relatif dari sekitar
gejala-gejala anxietas pada periode tahun yang lalu.
status
diantara serangan-serangan panik Pada
mental
(meskipun
demikian
umumnya
dapat
terjadi
juga
anxietas didapatkan
antipsikotik yaitu anxietas yangselama
terjadi
setelah
membayangkanwawancara
merasa
sesuatu
yang
mengkhawatirkanpasien
gelisah.
Mood
akan terjadi.
pasien
cemas
Pada pasien juga didapatkan
afek
ansietas antisipatorik yaitu ansietas dengan
dan
yang terjadi setelah membayangkan terbatas
serasi.
Tidak
ada
sesuatu yang mengkhawatirkan akan
gangguan
terjadi. Hal ini dilihat dari pasien yang
Pada
melekukan check up berkala, test gulapersepsi.

isi pikir

terdapat cemas dan takut sehinggapasien sebagai


diagnosis untuk aksis I adalah ansietas
Gangguan panik (Ansietas Paroksismalantisipatorik dan
Episodik) [F.41.0]. 6,10,12
disertai dengan
Diferensial diagnosis pada kasusmendaftarkan
ini juga dapat disingkirkan yaitudiri
pada
diagnosis
gangguan
cemasbeberapa
menyeluruh
(F41.1).
Hal
iniasuransi
dikarenakan tidak ditemukan ansietaskesehatan.
yang berlangsung setiap hari untuk Selain
itu
beberapa bulan yang tidak terbatas serangan cemas
atau hanya menonjol pada keadaanjuga
bersifat
tertentu saja. Karena pada pasien ini hilang
timbul
keluhan dirasakan hampir setiapbukan
secara
minggu yang hilang timbul. Dignosis
terus menerus.11
gangguan somatoform (F45) juga
dapat
disingkirkan
karena
Axis II
pemeriksaan
check
up
dan
Aksis
II
pemeriksaan gula darah dilakukan tidak
ada
J Medula Unila|

diagnosis karena
pada
autoanamnesa
tidak didapatkan
gangguan
tumbuh
kembang pada
usia
kanakkanak
dan
remaja.
Pasien
menyelesaikan
pendidikan
SD
hingga SMA nya
dengan baik. Hal
ini
menyingkirkan
diagnosis
retardasi mental
(F.70). 11

Volume 4|Nomor 3| Januari 2016|17

Anityo | Laki-laki 39 Tahun dengan Gangguan Cemas


Menyeluruh

Axis III Oleh


Pada
karena itu
anamnesis
dapat
dan
disimpulka
pemeriksaan n
pada
fisik
tidakaksis
III
ditemukan
diagnosisn
riwayat
ya
penyakit fisik.prehiperte
Dari
nsi sesuai
pemeriksaan dengan
didapatkan TDkriteria
130/90
dari
JNC
mmHG.
VII tertera

pada Tabel
1.6,9

Tabel 1.
Klasifikas
i
Hipertens
i Menurut
JNC VII

x
i
s
V
P

A
xi
s
IV enil
Pa aia
sien
n
tidak terh
memili ada
ki
p
masala ke
h
ma
dalam mp
keluarg
uan
a,
lingkun pasi
en
gan
tempat unt
tinggal uk
berf
nya,
lingkun ung
si
gan
kerja dal
am
dan
sosial. kehi
dup
Oleh
karena ann
itu
ya
dapat me
disimp ngg
ulkan una
pada kan
aksis IVskal
tidak a
ada
Glo
diagno bal
sis. 11 Ass
A ess

me GAF mel
nt tertin aku
of ggi
kan
Fun selam akti
ctio a satuvita
nin tahun s
g terak seh
(GA hir
ariF). adala hari
Pad h GAFsec
a 80-71 ara
saa (gejal ma
t
a
ndir
dila seme i
kuk ntara dise
an dan rtai
wa dapat gej
wandiatas ala
car i,
yan
a, disabi g
sko litas ring
r
ringa an.1
1
GAF n
50- dalam
P
41 social,
ada
(gej pekerj
ala aan, pasi
ber sekolaen
at h, dll).dip
(ser Hal iniula
iou ditandngk
an
s) ai
dan denga dan
disa n
dib
bilit pasie erik
as n
an
ber mam tera
at). pu
pi

Gol
ong
an
SSR
I
Flu
oxe
tine
1 x
10
mg
dan
Gol
ong
an
Ben
zodi
aze
pin
Apr
azo
lam
1 x
0,5
mg.
Me
nur
ut
gui
deli
ne
Am
eric
an
Psy
chi

atric
Assosia krit
eria
tion
2010 raw
tentan at
g panic ina
disorde p
pad
r,
kriteria a
rawat pasi
en
inap
untuk gan
pasien ggu
panik an
adalah pani
terdap k.
1,6,
13,14
at
U
kelaina ntu
n yangk
disertai tera
bunuh pi
diri
inisi
(meluk al
ai diripad
sendiri) a
, padagan
kasus ggu
berat an
dimana pan
terapi ik
rawat mel
jalan iput
tidak i
efektif. psik
sehing ofar
ga
ma
pada ka
pasien dan
ini
tera
tidak p
memen psik
uhi
oso
sial.
Teta
pi
bel
um
terd
apa
t
dat
a
yan
g
cuk
up
yan
g
me
nga

tak dalam jug


an gangg a
sup uan me
erio panik mili
rita melip ki
s
uti
efe
dari SSRI, k
ma Serot sa
singonin- mpi
Norep ng
ma ineph lain
singrine yan
tera Reupt g
pi ake min
ma Inhibi ima
upu tor
l,
n (SNRI) spe
per ,
ktru
ban Tricyc m
din lic
anti
gan Antid
epres dep
ant sant resi
ara (TCA), yan
ko benzo g
diaze
mbi pine. luas
nasi 1,13,15, ,
psik 16
den
ofar
Pgan
ma ada gej
ka kasus ala
seb digun put
aga akan us
i
flukse oba
mo tin
t
not karen san
era
pi a obatgat
min
den ini
gan memil ima
tera iki
l,
pi
sert
efek
psik
osia kardio a
l
logik leth
yan
al
g yang
dikominim dos
e
mbi al
nasi diban yan
kan
dingk g
.
1,13, an
ting
15,16 obat gi
antide(>6
siko presi 000
far golon mg)
ma gan sehi
ka yang ngg
yan lain. a
g Selain rela
tif
ber itu
ma golon am
nfa gan an
at SSRI unt

uk
pasi
en
ini
yan
g
ber
oba
t
jala
n.
Sep
erti
pad
a
pasi
en
ini,
pe
mb
eria
n
fluo
kse
tin
dig
una
kan
pad
a
dosi
s
keci
l
(10
mg)
unt
uk
mel
ihat
pen
gar
uh
dari
dosi
s
ters
ebu
t
terh
ada
p
pen
gen
dali
an
kec
em
asa
n.

Pada pe
pasien mb
ini
eria
J Medula

Unil
a|

n ditam n
SSR bah apr
I
denga azol
Vol e 4|
3|
um Nomor Jan

am
uari 6|18
201

Anityo | Laki-laki 39 Tahun dengan Gangguan Cemas


Menyeluruh

yang
berlebihan
yang
,
seperti
merupakan
pada
benzodiazepin gangguan
potensi tinggi. panik.1,7,20
Hal
ini,21
dikarenakan
Terap
efek
obat
fluoxetin barui
akan munculrestrukturi
setelah
duasasi,
minggu.13,17,18 melalui
Pada
terapi ini
pasien
pasien
seharusnya
dapat
selain
terapimerestruk
psikofarmaka turisasi isi
terapi
yangpikirannya
dengan
dapat
cara
diberikan
mengganti
adalah
semua
pskoterapi.
pikiran

Menurut
panduan APApikiran
negatif
psikoterapi
yang
yang
terpilih
dapat
untuk
mengakib
gangguan
atkan
panik adalah perasaan
Cognitive
tidak
Behavioral
menyenan
Therapy
gkan yang
(CBT).13,17,19,20
Terdapat dapat
memicu
beberapa
metode CBT,serangan
panik
beberapa
diantaranya dengan
yakni metodepemikiranrestrukturisasi pemikiran
,
terapipositif.
Terapi
relaksasi,
relaksasi
terapi
bernapas, dandan
bernapas
terapi
dapat
interocepative
digunakan
.
Inti
dari
untuk
terapi
CBT
membantu
adalah
pasien
membantu
mengontro
pasien dalaml
kadar
memahami
kecemasa
cara
kerjan
dan
pemikiran
mencegah
otomatis danhypocapni
keyakinan
a
ketika
yang
salahserangan
dapat
panik
menimbulkan terjadi.
respon
Semua
emosional

jenis CBT
seperti di
atas dapat
dilakukan
pasien
dengan
atau tanpa
melibatka
n dokter.
1,7,22

Nam
un
salah
satu
metode
CBT
seperti
interocepti
ve
therapy,
dalam
terapi ini
setiap
pasien
mengalam
i
serangan,
serangan
tersebut
diinduksi
dalam
lingkunga
n
yang
terkontrol
untuk
memungki
nkan
pasien
untuk
menghada
pi
rasa
takutnya
dan
belajar
menguasai
nya.
Latihan
seperti ini
berlangsu
ng selama
satu
menit. 23
Inter
oceptive
theraphy
terbukti
berhasil
pada 87%
pasien
harus
dilakukan

dengan
1
bantuan
dokter
di
suatu
lingkungan
yang
terkontrol.
Karena terapi
ini
dilakukan
dengan
memberikan
paparan yang
dapat
menstimulus
serangan
panik pasien 2
dengan
cara
meningkatkan
nya
sedikit
demi
sedikit
hingga pasien
mengalami
desensitasi
terhadap
stimulus
tersebut.
Adapun
beberapa
teknik
yang
dapat 3
dilakukan
untuk
mendesensita
si
gangguan
panik antara
lain22,23:
1 Hiperventila
si disengaja
ini dapat
mengakibat
kan kepala
pusing,
derealisasi, 4
dan
pandangan
menjadi
kabur

Melakuk
an
putaran
pada
kursi
ergono
mis ini
dapat
mengak
ibatkan
rasa
pusing
dan
disorien
tasi
Bernap
as
melalui
pipet
ini
dapat
mengak
ibatkan
sesak
napas
dan
konstrik
si
saluran
napas
Menaha
n napas
ini
dapat
mencipt
akan
sensasi
seperti
pengala
man
menjela
ng ajal
Menega
ngkan
badan
untuk
mencipt
akan
perasaa
n
tegang
dan
waspad
a
Semu
a tindakan
di
atas
dilakukan
tidak
boleh
lebih dari
1
menit.

Kuncinya
dari teknik
di
atas
adalah
menciptak
an
sejumlah
stimulus
yang
menyerup
ai
serangan
panik.
Latihanlatihan
tersebut
diulangi 35
kali
sehari
hingga
pasien
tidak lagi
merasaka
n
kepanikan
terhadap
stimulus
seperti itu.
Biasanya
butuh
waktu
hingga
beberapa
minggu
untuk
dapat
mencapai
hal itu. 1,19
Pema
paran
terhadap
stimulus
tersebut
dilakukan
agar
pasien
dapat
belajar
melalui
pengalam
an bahwa
semua
sensasi
internal
yang
dia
rasakan
seperti
sesak
napas,
pusing
dan
pandanga

n yang kabur ingin


bukanlah hal sembuh
yang
harus )
ditakuti. Ketika 3 Tidak
pasien mulai ada
menyadari hal riwayat
tersebut maka keluarga
(keluarg
secara
a pasien
otomatis,
tidak
hippocampus
dan amygdala, ada
yang
yang
mengala
merupakan
pusat emosi, mi
akan
ikut ganggu
an
mempelajarin
ya sebagai hal yang
yang
tidak sama)
perlu ditakuti,Faktor
yang
sehingga
respon sistemmemperbe
simpatik akanrat:
ikut
1 Kambuh
berkurang.1,7,2
4
kambuh
Ada
an
beberapa
2
Jarak
pertimbangan
rumah
yang
memperngaru
dengan
hi
prognosis RSJ
pasien25.
relatif
Faktor yang
jauh
meringankan :
Dari
1 Dukungan data
keluarga
tersebut
2 Motivasi
dapat
yang kuatterlihat
(keinginan bahwa
kuat yangdaftar
J Medula
Unila|

yang
memperin
gan lebih
banyak
dibanding
yang
memperbe
rat
sehingga
di
prognosis
dubia ad
bonam,
selain itu
kasus ini
tidak
terdapat
gangguan
psikosis
yang
dapat
memperbe
rat
prognosis.
25

Simpulan
Gang
guan
panik
adalah
ditandai
dengan
terjadinya
serangan
panik yang
spontan
dan

Volume 4| Januari
Nomor 3| 2016|19

Anityo | Laki-laki 39 Tahun dengan Gangguan Cemas


Menyeluruh

serangan
tidak
yang
diperkirakan. singkat
Kecemasan
bertenden
berupa
si
untuk
ketakutan
prognosis
atau
yang lebih
kekhawatiran baik.
yang
mendalam
dan
DAFTAR
berkelanjutan PUSTAKA
terus1. Americ
menerus.
an
Faktor
Psychi
psikologis,
atric
peristiwa
Assosi
kehidupan
ation.
menegangkan,
Practic
hidup transisi,
e
lingkungan,
guideli
dan
berpikir
ne for
dengan
cara
the
yang melebihtreatm
lebihkan
ent of
reaksi
tubuh
patient
relatif normal
s with
juga diyakini
panic
berperan
disord
dalam
er
timbulnya
second
gangguan
edition
panik
. New
diagnosis
York:
gangguan
Americ
panik
an
berdasarkan
Psychi
suatu periode
atric
tertentu
Assosi
adanya
rasa
ation;
takut
atau
2010.
rasa
tidak2. Barlow
nyaman.
DH,
Tatalaksana
Craske
untuk
MG.
gangguan
Master
panik dibagi 2
y
of
yaitu
pada
your
saat serangan
anxiet
panik
dan
y and
tidak
pada
panic:
saat serangan
patient
panik.
workb
Penderita
ook.
dengan fungsi
USA:
premorbid
Oxford
yang
baik
Univer
serta
durasi
sity

3.

4.

5.

Press;
2006.
McLea
n PD,
Woody
SR.
Panic
disord
er and
agorap
hobia.
Dalam:
Anxiet
y
disord
ers in
adults.
Vanco
uver:
Oxford
Univer
sity
Press;
2001.
Davies
,
T.
ABC
Keseh
atan
Mental
.
Jakarta
: EGC;
2009.
Atkins
on RL,
Atkins
on
Richar
d,
Smith,
Edwar
d.
Hilgard
's
introdu
ction
to
psycho
logy.
New
York:
Harcou
rt
Colleg
e
Publish
ers;

6.

7.

8.

9.

2002.
Elvira,
S
and
Hadisukan
to, G. Buku
ajar
psikiatri.
Jakarta:
Fakultas
Kedoktera
n
Universita
s
Indonesia;
2013.
Sadock BJ,
Kaplan.
Kaplan &
sadock's
synopsis
of
psychiatry:
behavioral
sciences/cl
inical
psychiatry.
Philladelph
ia:
Lippincott
Williams &
Wilkins;
2007.
Memon
MA. Panic
disorder.
Medscape
[Internet].
2011
March
[diakses
tanggal 20
April
2014].
Tersedia
dari:
http://eme
dicine.med
scape.com
/article/
287913overview.
Chobanian
AV, Bakris
GL, Black
HR,
Crushman
WC.
The
seventh
report
of
the
joint
national

commi
ttee on
preven
tion,

evalua
tion
and
treatm
ent of
high
blood
pressu
re: the
JNC 7
report.
JAMA.
2003;
256072.
10. Greist
JH,
Jeffers
on JW.
Anxiet
y
disord
er.
Revie
w
of
genera
l
psychi
atry.
Baltim
ore:
Vishal
Cp 21;
2000.
11. Maslim
,
R.
Buku
saku
diagno
sis
gangg
uan
jiwa
rujuka
n
ringka
s dari
PPDGJIII.
Jakarta
:
Bagian
Ilmu
Kedokt
eran
Jiwa
FK
Atmaja
ya;
2003.

12. Neale

13.

14.

15.

16.

JM,
Davidson
GC.
Abnormal
psychology
.
New
York: John
Wiley
&
Sons Inc;
2001.
Cloos
JM.
Treatment
of
panic
disorder.
Medscape
[Internet].
2005
[diakses
tanggal 20
April
2014].
Tersedia
dari:
http://www.
medscape.
com/viewar
ticle/4
97207_1.
Swinson
RP,
Anthony
MM, Bleau17.
P. Clinical
practice
guidelines
:
managem
ent
of
anxiety
disorder.
Can
J
Psychiatry.
2006;51(2
):1-10
American 18.
Psychiatric
Associatio
n. Practice
guideline
for
treatment
of patients
with panic
disorder.
USA:
American
Psychiatric
Associatio
n; 2010.
Zadeh FJ.

A
compa
rative
study
of the
efficac
y
of
group
versus
individ
ual
cogniti
ve
behavi
our
therap
y
in
the
treatm
ent of
panic
disord
er.
Wuppe
rtal:
Bergis
che
Univer
sity
Press;
2014.
Maslim
R.
Pengg
unaan
klinis
obat
psikotr
opika.
Jakarta
:
PT
Nuh
Jaya;
2010.
Meca
JS, Ana
RA,
Fulgen
cio
MM.
Psycol
ogical
treatm
ent of
panic
disord
er with
or
withou
t
agorap

hobia:
Clinica
l
Psycho
logy
Review
.
2010;3
0(4):3
7-50.
19. Americ
an
Psyciat
ric
Associ
ation.
Diagno
stic
and
statisti
cal
manua
l
of
mental
disord
er
V.
USA:
Americ
an
Psychi
atric
Publis
hing;
2014.
20. Yoshin
aga N,
Hayas
hi
Y,
Yamaz
aki Y,
Moriuc
hi
K,
Doi M.
Develo
pment
of
nursin
g
guideli
nes for
inpatie
nts
with
obsess
ivecompu
lsive
disord
er
in
line
with

the
progress
of
cognitive 21.
behavioral
therapy: a
practice
report.
J
Depress
Anxiety.
J Medula

2014;3
(2):110.
Ham
P,
Waters
DB.
Treatm
ent of
panic

disord
er.
Americ
an
Family
Physici
an.
2005;7
1(4):118.

Unila|
Januari
Volume 4| 2016|20
Nomor 3|

Anityo | Laki-laki 39 Tahun dengan Gangguan Cemas


Menyeluruh

Australan
M. and New
CognitiveZealand
behaviour College of
therapy for
Psychi
panic
atrists;
attacks.
2009.
The
24. Videbe
Journal of
ck, S
Psychiatry
L.
and Law.
Buku
2008;34(2)
ajar
:12-18.
kepera
23. The Royal
watan
Australan
jiwa.
and
New
Jakarta
Zealand
: EGC;
College of
2008.
Psychiatris 25. Amir,
ts.
Panic
Nurmi
disorder
ati.
and
Luaran
agoraphob
terapi
ia.
pada
Australia:
gangg
The Royal
uan
depres
i
major.
Cermi
n
Dunia

22. Spett,

Kedokteran.

2012;

39(2):3240.

J Medula
Unila|
Volume 4|
Nomor 3|
Januari
2016|21

Vous aimerez peut-être aussi