Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Geologi
Rheza Wahyu Kurniawan
21100116140050
rhezakurniawan69@gmail.com
1
Sari
Definisi bentuklahan denudasional adalah bentuklahan yang terbentuk akibat proses pengelupasan batuan
induk yang telah mengalami proses pelapukan yang diakibatkan oleh beberapa faktor. Termasuk dalam
denudasional adalah longsor.
Hujan berintensitas tinggi di wilayah Jawa Tengah bagian selatan sejak pagi hingga sore telah
menyebabkan longsor, Sabtu 18 Juni 2016. Bencana tanah longsor terjadi di Banjarnegara, tepatnya di Desa
Gumelem Kecamatan Susukan. Longsoran ini menyebabkan korban jiwa meninggal.
Paper ini bertujuan untuk menganalisa penyebab kenapa bisa terjadi longsor di Banjarnegara seperti itu,
sehingga masyarakat bisa mencegah agar kejadian longsor itu tidak terjadi lagi. Dari studi pustaka, didapatkan
beberapa penyebab longsor di Banjarnegara ini, yaitu karena faktor litologi batuan disana, faktor topografi, faktor
cuaca dan faktor vegetasi.
Kata kunci : bentuklahan, denudasional, longsor, Banjarnegara
Pendahuluan
Bencana tanah longsor terjadi pada hari Sabtu
18 Juni 2016di Desa Gumelem, di Kabupaten
Banjarnegara berada di sebuah lembah kecil, dengan
perbukitan di belakangnya.
Longsor yang termasuk ke dalam bentuk
lahan denudasional biasa terjadi didaerah perbukitan
atau tebing. Bentuk lahan ini terjadi akibat erosi tanah
dan juga tidak adanya vegetasi yang menahan tebing
sehingga mudah tererosi. Jenis batuan yang rapuh dan
kemiringan lereng juga menjadi faktor penyebab
terjadinya longsor ini.
Tujuan dibuatnya paper ini adalah untuk
memberikan informasi mengenai penyebab terjadinya
longsor di Banjarnegara dari pandangan Geologi
sehingga untuk kedepan kejadian seperti ini bisa
dicegah.
Tinjauan Pustaka
Denudasi berasal dari kata dasar nude yang
berarti telanjang, sehingga denudasi berarti proses
penelanjangan permukaan bumi. Bentuk lahanasal
Pembahasan
Hujan berintensitas tinggi di wilayah Jawa
Tengah bagian selatan sejak pagi hingga sore telah
menyebabkan longsor di Banjarnegara yang menelan
banyak korban jiwa. Beberapa faktor penyebabnya
adalah faktor litologi, faktor topografi, faktor cuaca
dan faktor vegetasi.
Pada faktor vegetasi, ditemukan pemanfaatan
lahan oleh masyarakat, hampir sebagian besar lahan
dilokasi longsor ditanami pohon salak. Pohon salak
ini memiliki akar serabut yang bisa memperlemah
daya ikat tanah, dengan kata lain tanah di bagian atas
menjadi gembur dan mudah terjadi longsor.
Pada faktor litologi, batuan yang rapuh, tanah
yang gembur. Apabila diguyur hujan, air hujan akan
meresap masuk, batuan tadi rapuh tapi cukup untuk
menahan air tidak langsung masuk sehingga air
tergenang di dalam. Ini yang mendorong tumpukan
tanah gembur itu meluncur dan terjadi longsor.
Kenapa volumenya besar, karena dikontrol oleh
retakan batuan sehingga mengakibatkan pergerakan
yang volumenya menjadi lebih besar. Dan, kadangkadang titiknya tidak hanya satu di sepanjang jalur
patahan tadi.
Dilihat dari faktor topografinya juga,
sepanjang jalur alternatif Banjarnegara-Wonosobo
memiliki kemiringan lereng yang cukup curam. Hal
ini berpotensi mengganggu kestabilan lereng,
sehingga memberi peluang terjadinya gerakaan tanah
atau longsoran.
Dari faktor cuaca, longsor di Banjarnegara
terjadi karena infiltrasi air hujan begitu tinggi,
sementara di sisi lain aliran larian air tidak tertata
dengan baik.
Maka dari itu, perlu dilakukan pencegahan
agar longsor ini tidak terjadi lagi, misalnya dengan
menanam pohon dengan tipe yang mampu menahan
pergeseran tanah, tidak memotong tebing secara
vertical, selalu melakukan pengecekan apabila akan
terjadi longsor misalnya timbul rekahan di tanah,
tidak menambah beban di pinggir lereng misalnya
mendirikan rumah, dan masih banyak cara
pencegahan yang lain
Kesimpulan
Lampiran
Longsoran Banjarnegara