Vous êtes sur la page 1sur 22

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Proses Kimia dengan Materi Reaktor Ideal Aliran Kontinyu yang disusun
oleh :
Kelompok

11 / Selasa

Anggota

Ayu Munti Nilamsari

(21030114120081)

Dian Remartin Girsang

(21030114120107)

Iqbal Ryan Ramadhan

(21030114130165)

Telah diterima dan disetujui pada :


Hari

Tanggal

Semarang,

Oktober 2016

Asisten Pengampu

Agung Dewantoro
NIM. 21030114130129
1

PRAKATA
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan Reaktor Ideal Aliran
Kontinyu. Laporan ini disusun sebagai kelengkapan tugas mata kuliah Praktikum Proses
Kimia.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan kerja sama dari berbagai
pihak maka laporan ini tidak akan dapat terselesaikan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penyusun mengucapkan terima kasih kepada: Asisten Laboratorium Proses Kimia Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Tahun 2016
Penyusun memohon maaf jika dalam penyusunan laporan ini masih terdapat
kekeliruan. Untuk itu, segenap kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan.
Semoga laporan resmi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Semarang,

Maret 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................i
PRAKATA.............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan.........................................................................................................1
1.3 Manfaat Percobaan.......................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................2
2.1 Reaktor Batch...............................................................................................................2
2.2 Reaktor Ideal Aliran Kontinyu / Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (CSTR)..............2
2.3 Tinjauan Thermodinamika............................................................................................6
2.4 Tinjauan Kinetika.........................................................................................................6
2.5

Sifat Fisis dan Kimia Reagen...................................................................................7

2.6

Faktor Faktor yang mempengaruhi harga K.........................................................8

2.7

Menentukan Orde Reaksi.........................................................................................8

2.8 Menghitung Harga Konstanta Kecepatan Reaksi Penyabunan (k) Etil Asetat dengan
NaOH9
BAB III METODE PRAKTIKUM......................................................................................10
3.1 Rancangan Praktikum.................................................................................................10
3.1.1 Skema Rancangan Percobaan..............................................................................10
3.1.2 Variabel Operasi...................................................................................................10
3.2 Bahan dan Alat Yang Digunakan................................................................................11
3.2.1 Bahan Yang Digunakan........................................................................................11
3.2.2 Alat Yang Digunakan...........................................................................................11
3.3 Gambar Rangkaian Alat.............................................................................................11
3.4 Prosedur Praktikum....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................19

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Neraca Massa Suatu Sistem
Gambar 2.2 Grafik Trial Reaksi Orde 1
Gambar 2.3 Grafik Trial Reaksi Orde 2 (Ca = Cb)
Gambar 2.4 Grafik Trial Orde 2 (Ca = Cb)
Gambar 2.5 Grafik Trial Orde n
Gambar 3.1 Gambar Alat Utama Proses Batch
Gambar 3.2 Gambar Alat Utama Proses Kontinyu

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Reaktor tangki berpengaduk merupakan reaktor yang paling sering dijumpai
dalam industri kimia. Pada industri berskala besar, reaktor alir tangki berpengaduk lebih
sering diaplikasikan karena kemampuan operasinya yang dapat diatur kapasitasnya.
Unjuk kerja reaktor alir berpengaduk perlu dipelajari untuk mengetahui karakteristik
aliran fluida, reaksi yang terjadi secara optimasi pengoperasian reaktor.
Pengoperasian reaktor alir tangki berpengaduk meliputi tiga tahap yaitu
pengisian reaktor tinggi overflow, kondisi kontinyu dan kontinyu steady state. Evaluasi
variabel-variabel operasi sangat mudah dilakukan pada kondisi steady state.
Pemodelan matematik diperlukan untuk mempermudah analisa permasalahan
yang timbul dalam pengoperasian reaktor alir tangki berpengaduk. Model matematika
yang diusulkan diuji keakuratannya dengan membandingkan dengan data-data percobaan.
Model matematika yang diusulkan diselesaikan dengan cara analisis jika persamaan itu
mudah diselesaikan. Namun untuk reaksi yang kompleks akan diperoleh model
matematika yang kompleks juga. Penyelesaian numerik sangat dianjurkan untuk
memperoleh nilai k, tetapan transfer massa, dan orde reaksi yang merupakan adjustable
parameter.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Menentukan harga orde reaksi penyabunan etil asetat dengan NaOH.
2. Menghitung harga konstanta reaksi (k) penyabunan etil asetat dengan NaOH.
3. Mengetahui pengaruh variabel tinggi cairan terhadap konstanta reaksi (k) penyabunan
etil asetat dengan NaOH.
4. Membandingkan hasil percobaan dengan perhitungan model matematis reaksi
penyabunan pada reaktor ideal aliran kontinyu.
1.3 Manfaat Percobaan
1. Mahasiswa dapat menentukan harga orde reaksi penyabunan etil asetat dengan NaOH.
2. Mahasiswa dapat menghitung harga konstanta reaksi (k) penyabunan etil asetat dengan
NaOH.
3. Mahasiswa mampu mengetahui pengaruh variable tinggi cairan terhadap konstanta
reaksi (k) penyabunan etil asetat dengan NaOH.
4. Mahasiswa mampu membandingkan hasil percobaan dengan perhitungan model
matematis reaksi penyabunan pada reaktor ideal aliran kontinyu

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Reaktor Batch
Neraca bahan pada reaktor secara simultan

Gambar 2.1: Bagan Neraca Massa Suatu Sistem


input = 0 output = 0
Reaktan yang bereaksi = (-rA)
Input = output + reaktan yang bereaksi + akumulasi

Pada volume konstan


CA = CAo (1-XA)
dCA = -CAo.dXA
Pers. (6) masuk ke pers. (5)
diperoleh

(6)

2.2 Reaktor Ideal Aliran Kontinyu / Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (CSTR)
Tahapan yang terjadi pada reactor CSTR ini terbagi dalam 3 tahap proses, yaitu :
A. Tahap Pertama
2

Tahap pertama dimulai saat t = 0 sampai terjadi overflow


Dari hukum kekekalan massa
Akumulasi = input-output

karena densiti laju alir dianggap konstan maka volumenya hanya merupakan
fungsi dari waktu.
V = Fo. T
(9)
Sedangkan dari neraca komponen :
Akumulasi = input output laju konsumsi karena reaksi

Dalam hal ini :


V = volume bahan dalam reaktor (l)
C = kondentrasi molar reaktan dalam reaktor (mol/l)
Fo = laju alir reaktan masuk (l/ menit)
Co = konsentrasi molar reaktan dalam feed (mol/l)
t

= waktu reaksi (menit)

-rA = kecepatan reaksi (mol/menit)


Reaksi yang terjadi :
A+BC+D
- rA = k C A CB
- rA = k CA2 = k C2
Pers. (11) pers.(10)

, karena CA = CB maka
(11)

Pers. (9) pers. (12)

Dengan menggunakan boundary condition pada t=0 , C = Co dan substitusi U =


maka pers.14 menjadi :

Pers. (15) diubah menjadi fungsi Bessel dengan substitusi z = t

0,5

, menjadi :

Pers. (16) merupakan modifikasi pers.Bessel yang mempunyai bentuk umum sebagai berikut:

Dari pers.(5) didapatkan :


a=1
r=0

Dari Sherwood halaman 178 pers. (5.83) didapatkan

Dari substitusi semula, diperoleh :

Maka pers. (14) dan (15) diperoleh :

B. Tahap Kedua
Pada tahap ini proses berjalan kontinyu, namun belum tercapai kondisi steady state. Dapat
dinyatakan dengan :

Pada keadaan steady state C = Co


Penyelesaian partikular pers. (25) adalah C Cs, dimana Cs adalah konsentrasi pada
keadaan steady.

Pers. (25) berubah menjadi pers.differential orde 1 yang mana dapat diselesaikan dengan
metode faktor integrasi

C1 adalah konsentrasi awal tiap tahap kedua yaitu pada saat t = yang diperoleh dengan
pengukuran konsentrasi contoh.
C. Tahap Ketiga
Pada tahap ini proses berjalan dalam keadaan steady state dan akumulasi = 0 Dari
neraca komponen , diperoleh :
5

F Co = F.C + Vr

(27)
2

F Co = F.C + V.k.Cs

V
2
Co = Cs + F k. Cs
k. . Cs

+ Cs Co = 0

(28)
(29)
(30)

Apabila k diketahui maka Cs dapat diprediksikan. Sebaliknya apabila Cs


diukur maka nilai k dapat dihitung. Pers. (30) merupakan persamaan aljabar biasa dan
dapat diselesaikan dengan mudah.
2.3 Tinjauan Thermodinamika
Reaksi = CH3COOC2H5 + NaOH CH3COONa + C2H5OH
Untuk menetukan sifat reaksi apakah berjalan eksotermis / endotermis maka
perlu membuktikan dengan menggunakan panas permbentukan standart (Hf) pada 1
atm dan 298 K dari reaktan dan produk
H298 = Hreaktan - Hproduk
Diketahui data sebagai berikut :
H CH3COOC2H5

= -444.500 J/mol

H NaOH

= -425.609 J/mol

H CH3COONa

= -726.100 J/mol

H C2H5OH

= -235 J/mol

Sehingga
H reaksi = (H CH3COONa + H C2H5OH) (H CH3COOC2H5 + H NaOH)
= (-726.100 + -235.609) (-444.500 - 425.609)
= -91600 J/mol
Karena H bernilai negatif maka reaksi yang berlangsung adalah reaksi
eksotermis yang menghasilkan panas.
2.4 Tinjauan Kinetika
Reaksi = CH3COOC2H5 + NaOH CH3COONa + C2H5OH
Untuk menentukan sifat reaksi apakah berjalan searah atau bolak balik dapat
diketahui dari nilai konstanta keseimbangan reaksi. Pada suhu kamar diperoleh data :
G CH3COOC2H5

= -328 000 J/mol

G NaOH

= -379 494 J/mol


6

G CH3COONa

= -631 200 J/mol

G C2H5OH

= -168 490 J/mol

Sehingga,
G reaksi = G produk - G reaktan
= [G CH3COONa + G C2H5OH] [G CH3COOC2H5 + G NaOH]
2.1.

[-631 200 - 168 490] J/mol [-328 000 -379 494] J/mol

2.2.

-92196 J/mol

G = RT ln K
K pada standar 298 K =
Dari data di atas diperoleh nilai konstanta keseimbangan pada temperature 298
K adalah 4,179 x 1067. Karena harga konstanta keseimbangan besar, maka reaksi
berlangsung searah (irreversible).
2.5 Sifat Fisis dan Kimia Reagen
1. NaOH
Sifat fisis :

Berat Molekul = 40 gr/mol

Titik didih = 134 C

Titik lebur = 318, 4 C

Berat jenis = 2, 130 gr/mol

Kelarutan dalam 100 bagian air dingin 10 C = 42


Kelarutan dalam 100 bagian air panas 100C =
Sifat kimia :
- Dengan Pb(NO3)2 membentuk endapan Pb(OH)2 yang larut dalam reagen
excess, merupakan basa kuat, mudah larut dalam air.

2.

Etil Asetat
Sifat fisis : Berat jenis = 1, 356 gr/mol
Titik didih = 85 C
Berat molekul = 88 gr/mol
Titik lebur = -111 C
Sifat kimia:
- Bereaksi dengan Hg+ membentuk endapan Hg2Cl2 putih yang tidak larut dalam
air panas dan asam encer tetapi larut dalam ammonia encer dan KCN tiosulfat,
beraksi dengan Pb2+ membentuk PbCl2 putih, mudah menguap apabila
7

dipanaskan.
2.6 Faktor Faktor yang mempengaruhi harga K
1. Suhu
Untuk reaksi yang dipengaruhi suhu (temperature-dependent), konstanta kecepatan
reaksi dapat ditentukan secara praktis menggunakan hukum Arrhenius:
E / R T

k =k 0 e

Semakin tinggi temperatur, maka semakin tinggi nilai k, begitupula sebaliknya.


2. Energi Aktivasi
Untuk reaksi dengan Energi Aktivasi yang tinggi, reaksi sangat sensitif terhadap
perubahan temperatur. Sedangkan reaksi dengan Energi Aktivasi rendah tidak terlalu
sensitif terhadap perubahan temperatur (Levenspiel, 1991).
2.7 Menentukan Orde Reaksi
Trial orde reaksi pada reaktor batch
1. Diberikan data waktu (t) dan Ca, Cao adalah Ca pada t=0
2. Membuat data -ln(Ca/Cao) dan 1/Ca
3. Pertama menebak orde reaksi pertama dengan membuat grafik -ln(Ca/Cao) vs t,
hasil grafik harus lurus
4. A. Jika hasil grafik tidak lurus, maka menebak orde reaksi kedua dari grafik
antara 1/Ca vs t, hasil grafik harus lurus. (Apabila Cao = Cbo)
B. Jika hasil grafik tidak lurus, maka menebak orde reaksi kedua dari grafik
antara ln Cb/Ca vs t, hasil grafik harus lurus. (Apabila Cao = Cbo)
5. Membentuk persamaan y = a + bx , a = intercept dan b = slope dari grafik log t vs ln
Cao

Gambar 2.2. Grafik Trial Reaksi Orde 1

Gambar 2.3 Grafik Trial Reaksi Orde 2


(Ca = Cb )
8

2.8 Menghitung Harga Konstanta Kecepatan Reaksi Penyabunan (k) Etil Asetat dengan
NaOH
Reaksi : NaOH + CH3COOC2H5 CH3COONa + C2H5OH
A

+ D

Persamaan kecepatan reaksi:

Harga k didapat dari least square. Dimana harga k merupakan nilai dari m.
(Levenspiel. O., 1999, Chemical Reaction Engineering)

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Rancangan Praktikum
3.1.1 Skema Rancangan Percobaan
Siapkan reaktan setiap variabel
Rangkai alat sesuai gambar
Masukkan kedua reaktan dengan perbandingan 1:1
hingga tinggi reaktor mencapai yang diinginkan
Ambil sampel sebanyak saat t0 lalu ditirasi dengan
HCl
Jalankan Stirer
Ambil sampel sebanyak 5ml setiap 1,5 menit untuk
dititrasi dengan HCl
Hentikan sistem setelah volume titran konstan

Gambar 3.1 Skema Proses Batch


Siapkan reaktan setiap variabel
Rangkai alat sesuai gambar
Pompa kedua reaktan ke dalam reaktor dengan
perbandingan 1:1 hingga overflow
Buka kran output reaktor, atur hingga tinggi reaktor
tetap sesuai yang diinginkan
Ambil sampel sebanyak saat t0 lalu ditirasi dengan
HCl
Jalankan Stirer
Ambil sampel sebanyak 5ml setiap 1,5 menit untuk
dititrasi dengan HCl
Hentikan sistem setelah volume titran konstan

Gambar 3.2 Skema Proses Kontinyu


3.1.2 Variabel Operasi
a. Variabel Berubah
Tinggi cairan: 7 cm, 9 cm, 11 cm

b. Variabel Tetap
- Pengadukan Sedang
- Konsentrasi HCl 0,1 N
- Konsentrasi NaOH 0,125 N
- Konsentrasi Etil Asetat 0,125 N
- Pengambilan Sampel 5ml / 1,5 menit
3.2 Bahan dan Alat Yang Digunakan
3.2.1 Bahan Yang Digunakan
1. NaOH
2. Etil asetat
3. HCl
4. Indikator MO
5. Aquadest
3.2.2 Alat Yang Digunakan
1. Pipet
2. Thermometer
3. Magnetic stirer
4. Reaktor Batch
5. Gelas Ukur
6. Buret
7. Statif dan Klem
8. Erlenmeyer
9. Rangkaian alat reaktor aliran kontinyu

3.3 Gambar Rangkaian Alat


a. Proses Batch

Gambar 3.3 Gambar Alat Utama Proses Batch


Keterangan :
1

Reaktor Batch

Stirer

Statif

b. Proses kontinyu

Gambar 3.4 Gambar Alat Utama Proses Kontinyu


Keterangan :
1. Reaktor Kontinyu
2. Stirrer
3. Statif
4. Tangki umpan NaOH
5. Tangki umpan etil asetat
6. Pompa
3.4 Prosedur Praktikum
a.) Percobaan Batch
1. Siapkan reagen yang dibutuhkan: etil asetat 0,0125 N; HCl 0,1N; dan NaOH 0,125N.
2. Masukkan etil asetat dan NaOH sampai ketinggian 7 cm ke dalam reaktor batch.
3. Ambil sampel 5 ml tiap 1,5 menit, kemudian tambahkan indikator MO 3 tetes ke
dalam sampel dan titrasi dengan HCl sampai warna merah orange. Titrasi dihentikan
sampai volume titran yang digunakan 3 kali konstan.
4. Dengan perhitungan dapat diperoleh nilai Ca (konsentrasi NaOH sisa).
5. Lakukan langkah 1 sampai 4 dengan variabel tinggi yang berbeda.
b.) Percobaan Kontinyu
1. Siapkan reagen yang dibutuhkan: etil asetat 0,0125 N; HCl 0,1N; dan NaOH 0,125N
2. Masukkan etil asetat dan NaOH ke dalam tangki umpan masing-masing.
3. Pompa masing-masing reaktan ke dalam CSTR yang kosong dan menjaga konstan laju
alirnya serta mereaksikannya.
4. Ambil sampel 5 ml tiap 1,5 menit, kemudian tambahkan indikator MO 3 tetes ke
dalam sampel dan titrasi dengan HCl sampai warna merah orange. Titrasi dihentikan
sampai volume titran yang digunakan 3 kali konstan.
5. Dengan perhitungan dapat diperoleh nilai Ca (konsentrasi NaOH sisa).

6. Lakukan

langkah

sampai

dengan

variabel

yang

berbeda

DAFTAR PUSTAKA

Abu Khalaf, A.M., 1994, Chemical Engineering Education. Mc. Graw Hill Book Ltd., New York.
Charles, E. R, Harold, SM and Thomas K.S., 1987, Applied Mathematics in Chemical
Engineering 2nd ed., Mc. Graw Hill Book Ltd., New York.
Hill, G.C., 1977, An Introduction to Chemical Engineering Kinetika and Reactor Design 1st ed, John
Willey, New York, N.Y.
Levenspiel. O., 1999, Chemical Reaction Engineering 3rded, Mc. Graw Hill Book
Kogakusha Ltd, Tokyo.

A-2

Vous aimerez peut-être aussi