Vous êtes sur la page 1sur 4

ASAM URAT

Posted by: marhenyantoz on: 01/04/2012

In: Kesehatan
Komentar Dinonaktifkan pada ASAM URAT

Asam urat adalah penyakit dari sisa metabolisme zat purin yang berasal dari sisa makanan yang
kita konsumsi. Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal
dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini,
lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut berpindah ke dalam
tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari
hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu.
Gejala
Indikasi yang pasti -kadar asam urat dalam darah melebihi normal.
Gejala lainya Nampak dari penyakit komplikasi yang timbul, antara lain :
1. Encok yang akut: rasa sakit pada sendi pergelangan kaki, lutut dan tangan atau lengan.
Sendi membengkak hangat, sangat lunak, kulit jadi tegang mengkilat.
2. Batuginjal asam urat.
3. Encok ginjal.
Penyakit asam urat atau sering disebut artritis gout merupakan kelainan metabolik akibat
deposisi kristal natrium urat pada jaringan atau akibat supersaturnasi asam urat di dalam cairan
ekstra seluler. Asam urat adalah senyawa alkaloid turunan purin (xantin). Asam urat
(C5H4N4O3) merupakan kristal putih, tidak berbau dan berasa, mengalami dekomposisi dengan
pemanasan menjadi asam sianida (HCN), sangat sukar larut dalam air, larut dalam gliserin dan
alkali. Asam urat dapat larut pada larutan dengan pH tinggi dan dapat pula dipanaskan untuk
membantu kelarutannya hingga suhu 60C. Natrium urat adalah kristal yang terbentuk akibat
tingginya konsentrasi asam urat dalam darah. Kristal natrium urat terkumpul pada persendian
dan tulang rawan. Natrium urat sama halnya dengan asam urat, sukar larut dalam air. Faktor
yang mempengaruhi pembentukan kristal natrium urat ialah pH, suhu, kekuatan ionik, dan
konsentrasi Na+. Bentuk geometris kristal natrium urat adalah triklin atau berbentuk jarum
(Rinaudo & Boistelle 1982). Penyakit asam urat umumnya menyerang lebih banyak pria
daripada perempuan. Hal ini dikarenakan perempuan memiliki hormon estrogen yang ikut
membuang asam urat melalui urin. Kadar asam urat rata-rata di dalam darah atau serum
bergantung pada usia dan jenis kelamin. Pada laki-laki, sebelum pubertas kadarnya sekitar 3,5
mg/dl. Setelah pubertas, kadarnya meningkat secara bertahap dan dapat mencapai 5,2 mg/dl.
Pada perempuan kadar asam urat biasanya tetap rendah, baru pada usia pramenopause kadarnya
di dalam darah rata-rata sekitar 4 mg/dl. Setelah menopause, kadarnya meningkat lagi sampai 4,7
mg/dl (Dalimartha 2006). Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat serum di atas nilai
normal, yang pada laki-laki di atas 7 mg/dl dan pada perempuan di atas 6 mg/dl. Hiperurisemia
bisa menimbulkan penyakit gout (Dalimartha 2006).
Xantin Oksidase
Xantin oksidase (XO) berperan penting dalam katabolisme purin. XO mempunyai 2 bentuk,

yaitu XO dan xantin dehidrogenase (XDH). XO merupakan enzim yang tersebar luas dalam
beberapa spesies dari bakteri hingga manusia. Di dalam tubuh, XO ditemukan di sel hati dan
otot, tetapi tidak ditemukan di dalam darah. XO merupakan suatu kompleks enzim yang terdiri
atas 1332 residu asam amino, molibdenum (HO2SMo), FAD, dan Fe2S2 sebagai pusat reaksi
redoks, dengan bobot molekul sebesar 275000 Dalton membentuk 2 subunit yang saling
setangkup. Senyawa yang dapat berfungsi sebagai penstabilisasi XO diantaranya adalah salisilat,
sistein, histamin, dan versenat. Sementara senyawa yang dapat menginhibisi XO berupa ion
logam, urea, purin-6-aldehida, dan 2-amino-4-hidroksipteridin-6 aldehida. XO mengkatalis
oksidasi hipoxantin menjadi xantin lalu menjadi asam urat yang berperan penting pada penyakit
gout. Pada saat bereaksi dengan xantin untuk membentuk asam urat, atom oksigen ditransfer dari
molibdenum ke xantin. Perombakan pusat molibdenum yang aktif terjadi dengan penambahan air
(Cos et al. 1998).
Xantin+ 2O2 + H2O asam urat + 2O2-+2H+
Xantin+O2+ H2O asam urat + H2O2
Selama proses oksidasi molekul, oksigen bertindak sebagai akseptor elektron menghasilkan
radikal superoksida (O2) dan hidrogen peroksida. Satu unit XO dapat mengkonversi satu
mikromol substrat (xantin) menjadi asam urat tiap satu menit pada pH optimum (pH 7.5) dan
suhu optimum (25C). Apabila substratnya hipoxantin, aktivitasnya menjadi 50% atau
setengahnya. XO dapat diisolasi dari berbagai macam sumber seperti susu, mikroorganisme, dan
buttermilk. XO memiliki pengaruh antitumor dan berperan aktif dalam timbulnya panas akibat
penyimpanan hepatik ferritin dalam plasma. Selain itu, XO diketahui dapat mengkatalisis reduksi
nitrat dan nitrit menjadi nitrit oksida dan sekaligus menyebabkan pembentukan radikal
superoksida yang dapat menyebabkan peradangan. Produksi asam urat berlebih dapat
menyebabkan hiperurisemia namun ketika asam urat disimpan di dalam persendian akan
menyebabkan peradangan dan penyakit gout (Kadota et al, 2004).
Flavonoid
Flavonoid tersebar luas di alam, terutama dalam tumbuhan tingkat tinggi dan jaringan muda.
Sekitar 510% metabolit sekunder tumbuhan adalah flavonoid. Flavonoid merupakan grup
senyawa alami dengan ragam struktur fenolat yang dapat ditemukan pada buah, sayuran,
gandum, batang, akar, cabang, bunga, teh, dan anggur (Middleton 1998). Flavonoid mempunyai
kerangka dasar yang terdiri atas 15 atom karbon dengan 2 cincin benzena terikat pada suatu
rantai propana membentuk susunan C6-C3-C6 (Gambar 4). Susunan tersebut dapat
menghasilkan 3 struktur, yaitu 1,3-diaril propana (flavonoid), 1,2-diarilpropana (isoflavonoid),
dan 1,1-diarilpropana (neoflavonoid) (Markham 1988).
Flavonoid sebagai derivat benzo--piron mempunyai banyak kegunaan di samping fungsinya
yang pokok sebagai vitamin P untuk meningkatkan resistensi dan menurunkan permeabilitas
kapiler darah. Efek lain flavonoid sangat banyak macamnya terhadap berbagai organisme dan
efek ini dapat menjelaskan mengapa tumbuhan yang mengandung flavonoid dipakai dalam
pengobatan. Flavonoid dapat bekerja sebagai antivirus, antialergi, antimikroorganisme, dan
antioksidan untuk mengendalikan radikal bebas yang dapat menyebabkan tumor (Middleton
1998). Flavonoid dikenal sebagai antioksidan dan memberikan daya tarik sejumlah peneliti untuk
meneliti flavonoid sebagai obat yang berpotensi mengobati penyakit yang disebabkan oleh
radikal bebas. Flavonoid juga penghambat efektif dari beberapa enzim termasuk XO,
siklooksigenase, dan lipooksigenase. Flavonoid berpotensi dapat digunakan sebagai obat untuk
penyakit gout dan ischemia dengan cara menurunkan konsentrasi asam urat dan penangkapan
aktivitas superoksida dalam jaringan manusia. Flavon memiliki aktivitas inhibisi lebih kuat

dibandingkan flavonol. Senyawa krisin, apigenin, luteolin, galangin, kaempferol, dan


quarsetin memiliki aktivitas penghambat XO dan senyawa yang memiliki aktivitas inhibisi
paling kuat adalah senyawa luteolin (Cos et al. 1998).
Pada prinsipnya semua orang mengandung asam urat dengan kadar yang berbeda-beda sesuai
dengan kemam-puan metabolismenya. Kadar normal asam urat di dalam darah berkisar antara 2
7 mg% . Bila melebihi dari 7 mg%, maka kondisi tersebut akan dapat menimbulkan GOUT
akibat kristalisasi dalam persendian. Gout adalah serangan asam urat yang parah sehingga
penderita benar-benar merasa kesakitan. Kondisi ini terjadi akibat ginjal tidak akan sang-gup
mengaturrnya sehingga ke-lebihannya akan menumpuk pada jaringan dan sendi. Tapi jangan
salah, kadar asam urat dalam level rendahpun ternyata berbahaya juga karena dapat
menimbulkan sakit akibat pelepasan kristal dari tempat-nya menempel di persendian. GOUT
yang disebabkan oleh asam urat memang muncul sesekali karena meta-bolisme purin yang tidak
normal. Makin tinggi kadar purin dalam darah akan meningkatkan kadar asam urat.
Makanan yang Dihindari (mengandung banyak purin)
Bagi pembaca yang ingin terhindar atau sembuh dari asam urat, kurangi dan kendalikan Si
BENJOL, siapa itu benjol?
B-ayam
E-mping mlinjo
N-angka
J-eroan
O-tak
L-emak
Obat Herbal
1. Tempuyung
Kandungan flavonoid total dalam daun tempuyung 0,1044%, akar tanaman 0,5% dengan jenis
yang terbesar adalah apigenin-7-O-glikosida (3,4,5). Sementara pustaka lain menyebutkan bahwa
daun tempuyung mengandung senyawa kimia antara lain luteolin, flavon, flavonol dan auron. Di
dalam tumbuhan, flavonoid ada dalam bentuk glikosida dan aglikon flavonoid.
Daun tempuyung di Indonesia digunakan sebagai obat untuk menghancurkan batu ginjal
(Dr.Sardjito).. Kelarutan batu ginjal oleh tempuyung diduga melalui efek diuretiknya. Selain itu
tempuyung juga digunakan sebagai obat memar akibat benturan dengan cara menempelkannya
pada bagian yang bengkak, menghilangkan rasa lesu, dan rasa pegal-pegal ( Rusdeyti, 1985). Di
Cina daun tempuyung digunakan sebaga obat dan Insektisida.
Beberapa senyawa flavonoida bersifat antioksidan yang dapat menghambat kerja enzim ksatin
oksidase dan reaksi superoksida, sehingga pembentukan asam urat jadi terhambat atau
berkurang. Berdasarkan mekanisme di atas, beberapa tumbuhan obat asli Indonesia (OAI)
berdasarkan kandungan kimianya, mempunyai indikasi untuk mengatasi asam urat tersebut.
Tumbuhan OAI itu mempunyai kandungan senyawa flavonoida yang cukup tinggi, aman
digunakan serta mudah diperoleh untuk pencegahan pembentukan asam urat dalam tubuh.
2. Sidagori
Kandungan polifenol dan flavonoid pada akar bersifat diuretik, sehingga asam urat akan luruh

dan terbuang bersama urin. Sidaguri juga dapat menghambat produksi enzim xantin oksidase
(XO), yang merupakan enzim penting yang turut berperan dalam sintesa asam urat. Tanpa
adanya XO, maka asam urat tidak akan terbentuk dan serangan gout tidak dapat terjadi.
Kemampuan ekstrak kasar flavonoid sidaguri sebagai penghambat aktivitas XO mencapai
55.29% melalui mekanisme inhibisi kompetitif

Vous aimerez peut-être aussi