Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aspal adalah material yang pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak
padat, dan bersifat termoplastis. Jadi, aspal akan mencair jika dipanaskan sampai temperatur
tertentu, dan kembali membeku jika temperatur turun. Bersama dengan agregat,aspal
merupakan material pembentuk campuran perkerasan jalan. (Sukirman,S., 2003).
Aspal terbuat dari minyak mentah, melalui proses penyulingan atau dapat ditemukan
dalam kandungan alam sebagai bagian dari komponen alam yang ditemukan bersama sama
material lain. Aspal dapat pula diartikan sebagai bahan pengikat pada campuran beraspal
yang terbentuk dari senyawa-senyawa komplek seperti Asphaltenese, Resins dan Oils. Aspal
mempunyai sifat visco-elastis dan tergantung dari waktu pembebanan. ( The Blue Book
Building & Construction, 2009)
Aspal merupakan distilat paling bawah dari minyak bumi, yang memiliki banyak
sekali manfaat dan kegunaan. Aspal dapat digunakan di dalam bermacam produk produk,
termasuk:
a.
Jalan aspal,
Dinding untuk lubang di jalanan, trotoar kakilima, jalan untuk mobil, lereng-lereng,
jembatan-jembatan, dan bidang parkir,
f.
g. Minyak bakar
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui apa definisi aspal ?
Untuk mengetahui apa fungsi aspal ?
Untuk mengetahui apa saja jenis - jenis aspal ?
Untuk mengetahui sepertia apa sifat sifat fisik aspal ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Aspal
Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam
kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen merupakan
bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis
perkerasan lentur. Aspal berasal dari aspal alam (aspal buton} atau aspal minyak (aspal yang
berasal dari minyak bumi). Berdasarkan konsistensinya, aspal dapat diklasifikasikan menjadi
aspal padat, dan aspal cair.
Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa hidrokarbon
dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Aspal sebagai bahan pengikat dalam
perkerasan lentur mempunyai sifat viskoelastis. Aspal akan bersifat padat pada suhu ruang
dan bersifat cair bila dipanaskan. Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan secara
kimia belum dikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon
jenuh dan tak jenuh, alifatik dan aromatic yang mempunyai atom karbon sampai 150 per
molekul.
Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen,
oksigen, belerang, dan beberapa atom lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal
adalah karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah
renik besi, nikel, dan vanadium. Senyawa-senyawa ini sering dikelaskan atas aspalten (yang
massa molekulnya kecil) dan malten (yang massa molekulnya besar). Biasanya aspal
mengandung 5 sampai 25% aspalten. Sebagian besar senyawa di aspal adalah senyawa polar.
a.) Untuk mengikat batuan agar tidak lepas dari permukaan jalan akibat lalu lintas (water
proofing, protect terhadap erosi)
b.) Sebagai bahan pelapis dan perekat agregat.
c.) Lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapisan tipis aspal cair yang diletakan di atas lapis
pondasi sebelum lapis berikutnya.
d.) Lapis pengikat (tack coat) adalah lapis aspal cair yang diletakan di atas jalan yang telah
beraspal sebelum lapis berikutnya dihampar, berfungsi pengikat di antara keduanya.
e.) Sebagai pengisi ruang yang kosong antara agregat kasar, agregat halus, dan filler.
2.3 Jenis Aspal
Aspal yang digunakan sebagai bahan untuk jalan pembuatan terbagi atas dua jenis yaitu:
1.
a.
b.
c.
a.
b.
2.
Aspal Alam
Menurut sifat kekerasannya dapat berupa:
Batuan = asbuton
Plastis = trinidad
Cair = Bermuda
Menurut kemurniannya terdiri dari :
Murni = Bermuda
Tercampur dengan mineral = asbuton + Trinidad
Aspal buatan
Jenis aspal ini dibuat dari proses pengolahan minya bumi, jadi bahan baku yang dibuat
untuk aspal pada umumnya adalah minyak bumi yang banyak mengandung aspal. Jenis dari
jenisnya :
Aspal penetrasi rendah 40 / 55, digunakan untuk kasus: Jalan dengan volume lalu lintas
b.
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam air atau
sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi sehingga diperoleh partikel aspal yang
bermuatan listrik positif (kationik), negatif (anionik) atau tidak bermuatan listrik (nonionik).
Jenis-jenisnya adalah:
6. Aspal emulsi anionic
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam air atau
sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi anionik sehingga partikel-partikel aspal
bermuatan ion-negatif.
Aspal emulsi anionik mengikat cepat (Rapid setting, RS)
Aspal emulsi bermuatan negatif yang aspalnya mengikat agregat secara cepat setelah
dengan agregat.
Aspal emulsi kationik mengikat lambat (CSS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara lambat setelah
dengan aggregat.
Aspal emulsi mantap cepat (cationic rapid setting, CRS)
Aspal emulsi kationik yang partikel aspalnya memisah cepat dari air setelah kontak
dengan aggregate aspal emulsi jenis kationik yang partikel aspalnya memisah dengan cepat
dari air setelah kontak dengan udara.
tidak langsung dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat adesifnes atau daktalitas aspal
keras. Aspal keras dengna nilai daktilitas yang rendah adalah aspal yang memiliki daya adesi
yang kurang baik dibandingkan dengan aspal yang memiliki nilai daktalitas yang tinggi.
Uji penyelimutan aspal terhadap batuan merupakan uji kuantitatif lainnya yang
digunakan untuk mengetahui daya lekat ( kohesi) aspal terhadap batuan.
Pada pengujian ini, agregat yang telah diselimuti oleh film aspal direndam dalam air dan
dibiarkan selama 24 jam dengan atau tanpa pengadukan. Akibat air atau kombinasi air dengan
gaya mekanik yang diberikan, aspal yang menyilimuti pemukaan agregat akan terkelupas
kembali. Aspal dengan gaya kohesi yang kuat akan melekat erat pada permukaan agregat,
oleh sebab itu pengelupasan yang tejadi sebagai akibat dari pengaruh air atau kombinasi air
dengan gaya mekanik sangat kecil atau bahkan tidak terjadi sama sekali
3. Kepekaan aspal terhadap temperatur
Seluruh aspal bersifat termoplastik yaitu menjadi lebih keras bila temperature menurun
dan melunak bila temperature meningkat. Kepekaan aspal untuk berubah sifat akibat
perubahan tempertur ini di kenal sebagai kepekaan aspal terhadap temperatur.
4. Pengerasan dan penuaan aspal
Penuaan aspal adalah suatu parameter yang baik untuk mengetahui durabilitas
campuran beraspal. Penuaan ini disebabkan oleh dua factor utama, yaitu: penguapan fraksi
minyak yang terkandung dalam aspal dan oksidasi penuaan jangka pendek dan oksidasi yang
progresif atau penuaan jangka panjang. Oksidasi merupakan factor yang paling penting yang
menentukan kecepatan penuaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam
kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen merupakan
bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis
perkerasan lentur.
Aspal berasal dari aspal alam (aspal buton} atau aspal minyak (aspal yang berasal dari
minyak bumi). Berdasarkan konsistensinya, aspal dapat diklasifikasikan menjadi aspal padat,
dan aspal cair.
Aspal memiliki banyak jenis seperti aspal alam,aspal buatan yang diuraikan dan
terbagi menjadi aspal keras, aspal cairm dan emulsi
3.2 Saran
penulis menyadari dalam oembuatan makalah ini terdapat banyak sekali kesalahan baik
dalam segi penulisan maupun data yang disajikan. untuk itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sanga penulis harapkan demi terwujudnya makalah yang lebih efektif dalam segi
penyajian data maupun sistematika penulisan. sekian dan terima kasih