Vous êtes sur la page 1sur 14

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PRAKTIK PROFESI NERS


KEPERAWATAN KELUARGA DAN KOMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. S

Disusun Oleh :
Lisa Isdaryanti
SN 151070

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
4

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


PRAKTIK PROFESI NERS
KEPERAWATAN KELUARGA DAN KOMUNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S

A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada
: Senin, 30 Mei 2016
Pukul ; 15.00 WIB
I.
DATA UMUM
1. Nama KK
:
Tn. S
2. Umur
:
52 tahun
3. Alamat
:
Sumber RT 03 / RW 13, Banjarsari
4. Pekerjaan KK :
Buruh
5. Pendidikan KK
:
STM
6. Agama
:
Islam
7. Komposisi Keluarga
No
1.
2.
3.

Nama

Jenis

Hub dgn

Umur

Pekerjaan Pendidikan

Tn. S
Ny. S
An. E

Kelamin
L
P
P

KK
Suami
Istri
Anak

52 th
46 th
10 th

Buruh
Buruh
Murid

STM
SD
SD

8. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki

: Tinggal serumah

: Perempuan

: Garis keturunan

: Meninggal

: Klien

9. Tipe Keluarga
Jenis dan tipe keluarga Tn. S yaitu, jenis keluarga inti yaitu
keluarga yang terdiri dari suami dan istri dengan 1 orang anak
yang masih serumah.
10. Suku bangsa
:

Keluarga Tn. S berasal dari suku

Jawa, di mana di dalam keluarga Tn. S masih menganut adat


Jawa dan masih melakukan ritual-ritual Jawa seperti upacara
tujuh bulanan pada wanita hamil.
11. Agama
:
Tn.S mengatakan dalam keluarganya
beragama islam semua.
12. Status Sosial Ekonomi
Kepala keluarga yaitu Tn. S merupakan kepala punggung
sebagai buruh bangunan. Disamping itu Ny. S juga membantu
pekerjaan suami sebagai pembantu rumahtangga. Penghasilan
keluarga tidak menentu antara Rp 600.000 Rp 1.000.000
yang memiliki anak masih SD. Menurut Ny. S penghasilan
keluarga belum tentu bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Pengelolaan keuangan setiap bulannya dikelola oleh Ny.S.
Menurut Ny.S jenis pengeluaran per bulan tidak menentu,
setiap bulannya Ny.S mengeluarkan uang untuk arisan, jajan
anak, biaya listrik, membeli sayur atau kebutuhan makan.
Barang atau perabot yang dimiliki keluarga Tn.S meliputi TV,
sepeda motor dan perabot rumah tangga lainnya.
13. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga tidak mempunyai jadwal rekreasi yang teratur karena
keterbatasan biaya hidup. Keluarga biasanya memanfaatkan
waktu luang untuk bercengkrama dengan tetangga.
II.

RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Keluarga saat ini berada pada tahap keluarga dengan anak usia
sekolah dengan anggota keluarga suami dan istri dengan 1
orang anak yang sudah usia sekolah.
2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi. Suami sebagai tulang punggung keluarga dan istri
membantu pekerjaan suami dan pekerjaan di rumah.
3. Riwayat Keluarga Inti
Tn. S (52 th) menikah dengan Ny. S (46 th) memiliki 1 orang
anak yaitu An. E yang masih usia 10 tahun. Tn. S mengalami
masalah kesehatan yaitu post TBC dan Asma yang menurun
dari ibu kandungnya.
4. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Tn. S mengatakan ada riwayat penyakit keturunan yaitu Asma
yang menurun dari ibu kandungnya.
III.

LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
a) Tipe rumah tembok semi permanen dengan beberapa papan
kayu, lantai berjenis semen sebagian keramik, atap genting,
ukuran rumah 7x10 m
b) Rumah milik Tn. S berstatus rumah milik sendiri dengan
jenis rumah permanen.
c) Ruangan
Saat observasi tampak ruangan terdiri dari2 kamar tidur, 1
ruang tamu, 1 WC, dan 1 dapur. Status dan jenis
d) Pintu, jendela dan ventilasi
Saat observasi tampak memiliki 1 pintu utama, dan
memiliki jendela setiap kamar, memiliki jendela disetiap
ruangan tetapi jarang dibuka.
e) Sumber air
f) Saat observasi tampak keluarga Tn. S menggunakan air
sumur untuk keperluan mandi dan memasak.
g) Septic tank dan pembuangan sampah
Hasil observasi septic tank terletak >10 meter dari sumur,
area pembuangan sampah berada dibelakang rumah Tn.S.

Ny.S mengatakan sampah biasanya dibakar apabila sudah


terkumpul cukup banyak.
h) Perasaan subjektif terhadap rumah
Tn.S mengatakan bersyukur memiliki rumah yang seperti
itu, walaupun sederhana tetapi memang dirumah itulah
tempat sekeluarga berlindung.
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas
Hidup di lingkungan yang berkebiasaan buang sampah di
tempat sampah kemudian diambil oleh petugas.Bersosialisasi
dengan tetangga cukup baik, dalam lingkungan terdapat
berbagai agama (kristen dan islam). Anggota keluarga juga
masih aktif dalam pertemuan seperti pengajian, PKK,
pertemuan bapak-bapak.
c. Mobilitas Geografi Keluarga
Anggota keluarga sudah menetap dan tidak ada anggota
keluarga yang berpindah selama 1 tahun ini.
d. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat
Perkumpulan dengan keluarga baik begitu juga interaksi
dengan masyarakat dan masih sering mengikuti kegiatan
seperti kumpulan rutin.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Jumlah anggota keluarga yaitu 3 orang dengan Tn. S sebagai
kepala keluarga dan Ny.S sebagai istri dengan 1 orang anak
yang masih SD. Dengan pendukung yaitu saudara dan
tetangga.
IV.

STRUKTUR KOMUNIKASI KELUARGA


a. Pola komunikasi keluarga
Anggota keluarga berkomunikasi langsung dengan bahasa
jawa, dan mendapat informasi kesehatan dari petugas kesehatan
dan informasi lainnya didapat dari televisi dan radio.
b. Struktur kekuatan keluarga
Yang berpengaruh dalam keluarga ini adalah Tn. S yang
berperan sebagai kepala keluarga sekaligus tulang punggung
keluarga.

c. Struktur peran
Tn. S berperan sebagai sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung dan pemberi rasa aman, kepala rumah tangga,
anggota dari kelompok sosialnya dan anggota masyarakat.
sedangkan Ny. S berperan sebagai isteri, ibu dari anaknya,
mengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik dan pelindung
bagi anak-anaknya, anggota kelompok social dan anggota
masyarakat serta berperan sebagai pencari nafkah tambahan
bagi keluarga. Dan An. E berperan sebagai pelaksana peran
psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik,
mental dan spiritual.
d. Nilai dan norma budaya
Keluarga percaya bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur
yaitu Allah SWT. Demikian pula dengan sehat dan sakit.
Keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada obatnya, bila ada
keluarga yang sakit, dibawa ke petugas kesehatan atau membeli
obat sendiri di apotik.
V.

FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Hubungan antara keluarga baik, saling mendukung, bila ada
yang sakit langsung dibawa ke petugas kesehatan atau
dibuatkan ramuan herbal.
b. Fungsi sosialisasi
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan
dalam keluarga baik dan selalu mentaati norma yang ada.
c. Fungsi perawatan kesehatan
1. Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Tn. S dan istrinya mengatakan Tn. S sering mengeluh sesak
nafas terutama pada pagi hari, terkena debu dan setelah ber
aktifitas berat. Tn.S mengatakan tidak

mengetahui

pengertian asma, gejala asma, dan pencegahan kekambuhan


asma, dan Ny. S belum mengetahui cara perawatan yang
harus dilakukan dirumah dan setelah pengobatan TBC nya

sembuh, Tn. S sudah tidak pernah lagi memeriksakan diri


ke Puskesmas, Tn.S hanya beli obat di apotik saja. Tn. S
dan Ny. S mengatakan jika sakit sudah tidak bisa ditahan,
keluarga baru datang ke petugas kesehatan
2. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Bila Tn. S sakit langsung dibawa ke puskesmas atau
membeli obat di apotik. Kartu pengobatan yang dimiliki
yaitu BPJS.
3. Merawat anggota keluarga yang sakit
Dalam merawat Tn. S, ketika Tn. S kambuh sesak nafasnya,
biasanya Ny. S mengantarkan periksa ke puskesmas tetapi
Ny.S jarang untuk periksa, biasanya Ny.S terbiasa
membelikan obat ke apotik.
4. Kemampuan keluarga memelihara dan memodifikasi
lingkungan
Keluarga membersihkan rumahnya setiap hari, tetapi hanya
sekedar menyapu lantai, dan mengepel, memindahkan
tempat tidur ke tempat yang pencahayaannya baik dan tidak
lembab.
5. Kemampuan

keluarga

menggunakan

fasilitas

atau

pelayanan kesehatan
Keluarga memeriksakan diri ke puskesmas tetapi hanya bila
sakit tak tertahankan, tetapi jika sakit yang dirasa masih
ringan, keluarga hanya membeli obat di apotik.
d. Fungsi Reproduksi
Anggota keluarga merupakan tahap keluarga dengan anak usia
sekolah dengan Tn. S sebagai seorang suami dan Ny. S sebagai
istri dengan 1 orang anak perempuan.
e. Fungsi Ekonomi
Tn. S bekerja sebagai buruh bangunan. Dan Ny. S membantu
ekonomi keluarga dengan menjadi pembantu rumah tangga.
VI.

STRESS DAN KOPING KELUARGA


a. Stress jangka panjang dan pendek

10

1. Stress jangka pendek

: Tn. S sampai sekarang hanya

memikirkan bagaimana cara agar penyakit sesak nafas yang


dideritanya bisa sembuh atau berkurang.
2. Stress jangka panjang : Tn. S memikiran bagamana caranya
untuk tidak mempunyai penyakit dan menjaga kesehatan
sampai tua.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor:
Tn. S sabar menghadapi masalah yang di alami.
c. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping Tn. S bagus, bisa diajak musyawarah/adaptif
dengan berdoa.
VII.

HARAPAN KELUARGA
Keluarga hanya berharap di usia tua ini hanya meminta selalu
diberi kesehatan, dan melihat anak satu satunya tumbuh besar dan
sukses tidak seperti orangtuanya.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan
Fisik

Nama Anggota Keluarga


Tn. S
Ny. K

TD
N
RR
BB
TB
Rambut
Konjungtiva
Sklera
Hidung

130/ 80 mmHg
100/ 60 mmHg
100x/ menit
26x/ menit
59 kg
165 cm
Keriting, warna hitam
Tidak anemis
Tampak jernih
Simetris, tidak ada lesi, tidak

Telinga

ada keluaran cairan


Simetris, tidak ada lesi, tidak
ada keluaran cairan
Tidak memakai alat

Mulut
Leher
Dada

bantu

pendengaran
simetris, tidak ada stomatitis,
gigi bersih. Tampak gigi tanggal
di bagian depan.
Tidak ada peningkatan JVP.

11

Tidak ada pembesaran kelenjar


tiroid. Tidak ada nyeri telan.
Pergerakan
dada
tampak
simetris. Tidak tampak lesi.
Abdomen

Tidak

terdapat

nyeri

tekan.

Terdengar suara nafas tambahan


(whezzing) di bronkus sebelah
Ekstremitas

kiri.
Tidak tampak lesi. Tidak ada
nyeri tekan. Palpasi terdengar
timpani. Bising usus 10x /

Kulit

menit.
Eksremitas Atas : kanan kiri

Turgor
Keluhan

lengkap, tidak oedem, dapat

bergerak aktif.
Ekstremitas
Bawah

kanan kiri lengkap, tidak ada


oedem, dapat bergerak aktif.
Kulit berwarna sawo matang.
Tidak

tampak

lesi.

Teraba

hangat.
Turgor kulit elastis.
Sesak nafas sering muncul saat
pagi hari dan saat kerja berat

IX.

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


ANALISA DATA
Data focus

Masalah

DS: Tn. S mengatakan sering sesak

Bersihan

nafas terutama saat pagi hari dan

efektif

jalan

nafas

Skoring
tidak

12

kondisi lingkungan berdebu dan setelah


melakukan pekerjaan berat, keluarga
mengatakan biasanya dibelikan obat di
apotik bila sesak nafasnya kambuh
DO:, Hasil auskultasi paru Tn. S
terdengar suara nafas tambahan
(whezzing di nronkus sebelah kiri)
DS:

Tn.

mengatakan

tidak Resiko

terjadinya

mengetahui pengertian asma, tanda komplikasi Asma


gejala, dan penanganan asma. dan
setelah pengobatan TBC nya sembuh,
Tn.

sudah

tidak

pernah

lagi

memeriksakan diri ke Puskesmas, Tn.S


hanya beli obat di apotik saja. Tn. S dan
Ny. S mengatakan jika sakit sudah tidak
bisa ditahan, keluarga baru datang ke
petugas kesehatan
DO: Tn. S dan Ny. S tampak bingung
saat
Asma

ditanyakan
dan

tentang

pengertian
bagaimana

penanganannannya.
Keterangan skorring :
Baylon & Maglaya (1978)
Prosentasi populasi

Nilai

dalam masalah
kesehatan
25% atau lebih

9 atau 10

13

10% - 24,9%
1% - 1,9%
0,1 0,9%
<0,01%

7 atau 8
5 atau 6
3 atau 4
1atau 2

a. Keseriusan masalah
Kriteria untuk skoring keseriusan masalah
Data focus

Masalah

DS: Tn. S mengatakan sering

Bersihan

sesak nafas terutama saat pagi

tidak efektif

jalan

Skoring
nafas

10

Tingkat
keseriusan
Sangat
serius

hari dan kondisi lingkungan


berdebu dan setelah melakukan
pekerjaan berat, keluarga
mengatakan biasanya dibelikan
obat di apotik bila sesak nafasnya
kambuh
DO:, Hasil auskultasi paru Tn. S
terdengar suara nafas tambahan
(whezzing di nronkus sebelah
kiri)
DS: Tn. S mengatakan tidak Resiko
mengetahui

pengertian

terjadinya

Serius

asma, komplikasi Asma

tanda gejala, dan penanganan


asma. dan setelah pengobatan
TBC nya sembuh, Tn. S sudah
tidak pernah lagi memeriksakan
diri ke Puskesmas, Tn.S hanya
beli obat di apotik saja. Tn. S dan
Ny. S mengatakan jika sakit sudah
tidak bisa ditahan, keluarga baru
datang ke petugas kesehatan

14

DO: Tn. S dan Ny. S tampak


bingung saat ditanyakan tentang
pengertian Asma dan bagaimana
penanganannannya.
Keterangan scoring :
Baylon & Maglaya (1978)
Tingkat keseriusan
Sangat serius
Serius
Cukup serius
Tidak serius

Nilai
9 atau 10
6,7, atau 8
3,4, atau 5
0,1, atau 2

b. Penilaian keefektifan intervensi


Kriteria skoring untuk keefektifan masalah kesehatan
Data focus
Masalah
DS: Tn. S mengatakan tidak Resiko
mengetahui

pengertian

Skoring
5

Keefektifan
Efektif

asma, terjadinya

tanda gejala, dan penanganan komplikasi


asma. dan setelah pengobatan Asma
TBC nya sembuh, Tn. S sudah
tidak pernah lagi memeriksakan
diri ke Puskesmas, Tn.S hanya
beli obat di apotik saja. Tn. S dan
Ny. S mengatakan jika sakit sudah
tidak bisa ditahan, keluarga baru

15

datang ke petugas kesehatan


DO: Tn. S dan Ny. S tampak
bingung saat ditanyakan tentang
pengertian Asma dan bagaimana
penanganannannya.
DS: Tn. S mengatakan tidak Resiko
mengetahui

pengertian

Cukup efektif

asma, terjadinya

tanda gejala, dan penanganan komplikasi


asma. dan setelah pengobatan Asma
TBC nya sembuh, Tn. S sudah
tidak pernah lagi memeriksakan
diri ke Puskesmas, Tn.S hanya
beli obat di apotik saja. Tn. S dan
Ny. S mengatakan jika sakit sudah
tidak bisa ditahan, keluarga baru
datang ke petugas kesehatan
DO: Tn. S dan Ny. S tampak
bingung saat ditanyakan tentang
pengertian Asma dan bagaimana
penanganannannya.
Keterangan Skorring :
Baylon & Maglaya (1978)
Keefektifan
Sangat efektif (80-100%)
Relatif efektif (60-80%)
Efektif (40-60%)
Cukup efektif (20-40%)
Relatif tidak efektif (5-20%)
Hampir tidak efektif

Nilai
9 atau 10
7 atau 8
5 atau 6
3 atau 4
1 atau 2
0

16

PRIORITAS / URUTAN MASALAH


Masalah keperawatan
1. Bershan jalan nafas tidak efektif b.d Ketidakmampuan

A
9

Komponen
B
10

C
5

BPR skor
(A+2B) x C
(9+2.10) x 5= 145

Urutan /
rangking
1

(8+2.8) x 4= 96

keluarga mengatasi masalah sesak nafas pada keluarga yang


menderita Asma
2. Resiko terjadinya komplikasi Asma b.d ketidakmampuan
keluarga merawat anggotanya yang sakit karena kurangnya
pengetahuan keluarga tentang asma dan kurangnya
kesadaran mengunjungi tenaga kesehatan

Keterangan :
A : Presentasi populasi dalam masalah kesehatan/ukuran masalah
B : Keseriusan masalah
C : Penilaian keefektifan intervensi

Vous aimerez peut-être aussi