Vous êtes sur la page 1sur 2

Asma bronchial

a. Defenisi
Asma adalah penyakit peradangan saluran nafas dan obstruksi aliran udara yang
ditandai dengan adanya terjadinya tanda mengi, sesak dada, sesak napas (dyspnea)
dan batuk. Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang
menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas
bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma
tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi
mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal
dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan
antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang
terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus
kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut
meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan
menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin,
zat anafilaksis yang bereaksi lambat (Wilson, 2002).

b. Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe,
1. Ekstrinsik (alergik).
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang
spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan
aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu
predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus
spesifik seperti yang disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asma
ekstrinsik.
2. Intrinsik (non alergik).
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang
tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan
oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini menjadi lebih
berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi
bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan.
3. Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk
alergik dan non-alergik.

c. Etiologi
Ada banyak agen provokatif dikenal untuk asma. Ini dapat dikategorikan sebagai (1)
fisiologis atau mediator farmakologis dari respon saluran napas asthematic, (2)
alergen yang dapat menyebabkan inflamasi saluran nafas dan reaktivitas pada
individu peka dan (3) agen fisikokimia eksogen atau rangsangan yang menghasilkan
respon asthmaties saja (misalnya, olahraga, adenosin), sementara yang lain
menghasilkan khas diperbesar tanggapan dalam asthmaties yang dapat digunakan
untuk membedakan mereka dari normals di bawah kondisi pengujian yang
dikendalikan (misalnya, histamin, methacholine). Asthmaties biasanya memiliki
tanggapan awal dan akhir terhadap rangsangan provokatif. Dalam resposen asma
awal, awal penyempitan saluran napas dalam 10-15 menit setelah pajanan dan

peningkatan sebesar 60 menit. Hal ini terkadang bisa diikuti oleh tanggapan
asthematic terlambat, yang muncul 4-8 jam setelah terjadinya stimulus
awal. Meskipun mekanisme memproduksi dua tanggapan yang berbeda, mereka
adalah bagian dari suatu radang saluran napas proces umum (Damgraad, 2000).
.

d. Faktor resiko
1. Asap Rokok.
2. Tungau Debu Rumah.
3. Jenis Kelamin
4. Binatang Peliharaan
8inatang peliharaan yang berbulu seperti anjing, kucing, hamster, burung dapat menjadi
5. Jenis Makanan
6. Perabot Rumah Tangga.
7. Perubahan Cuaca
8. Riwayat Penyakit Keluarga (Genetik)
9. Stress
10. Olah raga atau aktifitas jasmani yang berat
e.

Patofisiologi
Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan
sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap
benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi
dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk
membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini
menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma,
antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang
berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup
alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan
antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan
mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang
bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan
bradikinin.

f. Manifestasi klinik dan gejala


1. Batuk-batuk akibat dari penyempitan saluran napas,
2. Wheezing (nafas yang berbunyi)
3. Dyspnea atau sesak dada
4. Takipnea, takikardia-takipnea dan takikardia umumnya terjadi pada penyakit asma
akut.
5. Pulsus Paradoxus adalah penurunan lebih dari 10 mm / Hg tekanan arteri sistolik
selama inspirasi dan terjadi pada asma akut.
6. Hipoksemia yaitu penurunan tekanan parsial oksigen dalam darah.

Vous aimerez peut-être aussi