Vous êtes sur la page 1sur 9

HUBUNGAN KONTROL DIRI TERHADAP PROKRASTINASI DALAM

MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA SEMESTER AKHIR JURUSAN


PSIKOLOGI UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

A. LATAR BELAKANG
Mahasiswa merupakan bagian dari institusi pendidikan yang dituntut untuk selalu
berprestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Sebagai peserta didik yang
jenjangnya paling tinggi, mahasiswa dituntut pula untuk lebih bisa lebih dewasa dalam segala
hal termasuk dalam menyelesaikan tugas tepat waktu. Baik dalam tugas kuliah sehari-hari,
ataupun tugas akhir seperti pengerjaan skripsi bagi mahasiswa tingkat akhir. Skripsi ini
merupakan salah satu tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana dan sebagai prasyarat bagi
kelulusan mahasiswa di perguruan tinggi.
Skripsi adalah suatu karya ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian yang membahas
suatu masalah dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku
dalam bidang ilmu. Penyusunan skripsi merupakan syarat mengikuti ujian tahap akhir.
Skripsi merupakan karya tulis ilmiah hasil penelitian mandiri untuk memenuhi sebagian
persyaratan memperoleh derajat keserjanaan S1. Menurut Darmono dan Hasan (2005) skripsi
merupakan karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa program sarjana pada akhir masa
studinya. Berdasarkan hasil penelitian, atau kajian kepustakaan, atau pengembangan terhadap
suatu masalah yang dilakukan secara seksama (Suryadi, 2008).
Mahasiswa dalam menghadapi tugas-tugas akademik seperti tugas akhir dalam
mengerjakan skripsi seringkali muncul rasa malas dan keengganan untuk mengerjakan tugas
tersebut, sehingga tugas tidak dapat diselesaikan sesuai dengan batas waktu yang ditentukan.
Rasa malas dan keenggenan untuk mengerjakan tugas tersebut membuat mahasiswa untuk
menunda mengerjakan tugas akhir yang seharusnya dikerjakan dengan lebih rajin agar dapat

memenuhi target segera mendapatkan gelar sarjana. Perilaku mahasiswa untuk menunda
mengerjakan tugas ini disebut dengan prokrastinasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Solomon dan Rothblum (1984), diketahui bahwa 50%
sampai 90% terjadi prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Knaus (2002) menemukan
bahwa 95% mahasiswa di AS dengan sengaja menunda mengerjakan atau menyelesaikan
tugas, dan 70% mahasiswa tergolong sering melakukan prokrastinasi. Prokrastinasi juga
terjadi di kalangan mahasiswa di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Sari
(Premadyasari, 2012) menunjukan bahwa 48,5 % dari 66 subjek mahasiswa salah sa
Perguruan Tinggi di Sumatera Utara melaukan prokrastinasi. Penelitian lain yang dilakukan
oleh Kartadinata dan Tjundjing (Mayasari dkk., 2010) di sebuah Perguruan Tinggi di
Surabaya terdapat 95% dari angket yang disebarkan pada 60 subjek mahasiswa mengaku
bahwa mereka pernah melakukan prokrastinasi. Alasan terbesar yang membuat mahasiswa
tersebut melakukan prokrastinasi anatara lain rasa malas mengerjakan tugas (42%) dan
banyak tugas lain yang harus dilakukan (25%), serta sisanya dikarenakan hal-hal lain (28%).
Perilaku prokrastinasi ini juga banyak dilakukan oleh mahasiswa semester akhir
jurusan Psikologi di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Tidak sedikit
dari mereka yang sengaja melakukan perilaku prokrastinasi dalam mengerjakan skripsi,
bahkan sebagian dari mereka mengaku bahwa mereka belum melakukan Ujian Proposal (UP)
yang mana ujian tersebut sebagai salah satu prasyarat dalam melakukan penyusunan skripsi.
Adapun mereka yang telah melakukan UP juga mengaku belum melanjutkan revisi
proposalnya. Ketika dilakukan wawancara pada tanggal 8 April 2016 7 dari 10 mahasiswa
semester 8 mereka mengatakan bahwa salah satu alasan mereka melakukan perilaku
prokrastinasi adalah karena mereka malas.
Aku mah abis UP belum maju-maju... hmm pertama, belum yakin sama judul yang
kemaren di UP-in. Keduanya, aku kebanyakan malesnya haha

Aku teh belum yakin sama judul aku eum, jadi belum UP. Keburu males
bimbingannya...
Alasan aku belum up soalnya masih proses terus apa yaa, akunya nyantai teuing
mereun haha...
Pertama nya sih aku belum kuat di fenomena jadi belum berani di ajuin, kedua nya
males hehe...
Keteteran sih sebenernya soalnya masih ngambil mata kuliah yang ngulang jadi
buat ngerjain proposal teh keburu pusing sama tugas kuliah...
Sebenernya mah pengen UP teh udah dari bulan kemaren-kemaren, cuma karena
pas bimbingan harus di revisi terus fenomenanya kurang kuat jadinya melempem, males
bimbingan lagi.
Aku belum nerusin ngegarap revisian skripsi ya soalnya kemaren-kemaren masih
sibuk sama urusan lain, terus liburan dulu lah pusing mantengin skripsi terus mah hehe..
Perilaku prokrastinasi yang terjadi seperti diatas tentu saja dapat mengakibatkan
hambatan dalam kelulusan mereka untuk segera mendapat gelar sarjana dengan tepat waktu
yaitu 4 tahun masa kuliah yang ideal. Mereka mengatakan bahwa mereka lebih senang
mengerjakan hal lain daripada mengerjakan skripsi, menurut mereka mengerjakan skripsi
adalah hal yang cukup melelahkan dan memusingkan. Pada akhirnya mereka lebih sering
memilih waktu untuk refreshing daripada untuk mengerjakan skripsi. Meskipun mereka tahu
bahwa apa yang dilakukan oleh mereka ini dapat mneghambat kelulusan mereka, namun
mereka tetap merasa bahwa mengahadapi skripsi ini sangat membosankan.
Menurut Burka dkk (dalan Ghufron dan Rini, 2010), menyatakan bahwa
prokrastinator memandang tugas sebagai sesuatu yang berat dan tidak menyenangkan. Oleh
karena itu, seseorang merasa tidak mampu menyelesaikan tugasnya secara memadai sehingga
menunda-nunda menyelesaikan tugas tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian Green (dalan Ghufron dan Rini,2010) menemukan


aspek-aspek pada diri individu yang mempengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu
kecenderungan perilaku prokrastinasi salah satunya rendahnya kontrol diri. Kontrol diri
diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur, dan mengarahkan
bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi positif (Ghufron dan Rini, 2010).
Kontrol diri berkaitan dengan bagaimana seseorang mengendalikan emosinya serta
dorongan-dorongan negatif dalam dirinya ke arah yang lebih positif, bermanfaat, dan dapat
diterima secara sosial. Saat berada di lingkungan sosialnya, ketika berinteraksi dengan orang
lain seseorang akan cenderung berusaha menampilkan perilaku yang dianggap paling tepat
dan benar bagi diri dan lingkungan sekitar.
Arini dan Iranita (2011) menyatakan bahwa secara umum individu yang mempunyai
kontrol diri yang tinggi akan menggunakan waktu yang sesuai dan mengarah pada perilaku
yang lebih utama. Namun individu yang mempunyai kontrol diri yang rendah tidak mampu
mengatur dan mengarahkan perilakunya, sehingga akan lebih mementingkan sesuatu yang
menyenangkan, dan diasumsikan banyak menunda-nunda (prokrastinasi).
Menurut Fasilita (2012) kontrol diri yang lemah pada seseorang mengarahkan pada
konsekuensi negatif, yang merugikan orang lain maupun dirinya sendiri. Dalam diri si pelaku
kurang adanya suatu proses pengolahan diri dengan cara mengontrol dirinya dengan baik.
Seseorang yang kurang bisa mengontrol dirinya atau kalah oleh dorongan-dorongan yang
bersifat negatif, maka mereka dominan akan berperilaku negatif sendiri seperti melakukan
prokrastinasi.
Berdasarkan paparan dalam fenomena yang terjadi, maka peneliti ingin mengetahui
hubungan kontrol diri dengan prokrastinasi pada mahasiwa psikologi tingkat akhir dalam
menyelesaikan skripsi dengan harapan agar peneliti mengetahui seberapa besar hubungan
kontrol diri terhadap perilaku proskrastinasi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan dalam latar belakang, maka dapat
diambil rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran kontrol diri pada mahasiswa semester akhir Fakultas
Psikologi UIN SGD Bandung yang sedang menyusun skripsi?
2. Bagaimana gambaran prokrastinasi pada mahasiswa semester akhir Fakultas
Psikologi UIN SGD Bandung yang sedang menyusun skripsi?
3. Apakah terdapat hubungan antara kontrol diri dengan prokrastinasi dalam
menyelesaikan skripsi pada mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi UIN
SGD Bandung?
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin melihat hubungan antara kontrol diri dengan
prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi
UIN SGD Bandung.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan sumbangan teoritis bagi ilmu psikologi dan khususnya bagi
disiplin ilmu Psikologi Sosial.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini dapat menjadi informasi bagi yang membaca
tentang seperti apa kontrol diri secara mendalam dan juga tentang prokrastinasi,
begitu juga umtuk memberikan informasi mengenai hubungan kontrol diri dengan
prokrastinasi.
E. Kerangka Berfikir
Menjadi seorang mahasiswa merupakan sebuah tantangan sendiri bagi seseorang yang
menyandang gelarnya. Mahasiswa dituntut dengan berbagai macam tanggung jawab yang
harus diembannya.

Menurut Siswoyo (2007: 121) mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang
sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga
lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat
intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak.
Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat
pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi.
Sebagai peserta didik yang jenjangnya paling tinggi, mahasiswa dituntut pula untuk
lebih bisa lebih dewasa dalam segala hal termasuk dalam menyelesaikan tugas tepat waktu.
Baik dalam tugas kuliah sehari-hari, ataupun tugas akhir seperti pengerjaan skripsi bagi
mahasiswa tingkat akhir. Skripsi ini merupakan salah satu tugas akhir untuk memperoleh
gelar sarjana dan sebagai prasyarat bagi kelulusan mahasiswa di perguruan tinggi.
Namun tak dapat dipungkiri, mahasiswa juga seorang manusia biasa tentulah mereka
juga pasti menghadapi situasi dimana mereka merasa malas, dan merasa bosan dengan segala
aktivitas yang mereka kerjakan sehari-hari termasuk dalam mengerjakan tugas akhir seperti
skripsi. Rasa malas dan keenggenan untuk mengerjakan tugas tersebut membuat mahasiswa
untuk menunda mengerjakan tugas akhir yang seharusnya dikerjakan dengan lebih rajin agar
dapat memenuhi target segera mendapatkan gelar sarjana. Perilaku mahasiswa untuk
menunda mengerjakan tugas ini disebut dengan prokrastinasi.
Menurut Solomon dan Rothblum (1984) Prokrastinasi adalah penundaan mulai
mengerjakan atau penyelesaian tugas yang disengaja. Dari definisi tersebut dapat dilihat
bahwa perilaku prokrastinasi adalah perilaku yang disengaja, maksudnya faktor-faktor yang
menunda penyelesaian tugas berasal dari putusan dirinya sendiri. Prokrastinasi sendiri
merupakan perilaku tidak perlu yang menunda kegiatan walaupun orang itu harus atau
berencana menyelesaikan kegiatan tersebut. Perilaku menunda ini akan dapat dikategorikan

sebagai prokrastinasi ketika perilaku tersebut menimbulkan ketidaknyamanan emosi seperti


rasa cemas.
Perilaku prokrastinasi ini dapat terjadi pada siapapun, termasuk pada mahasiswa
Psikologi UIN SGD Bandung yang sedang mengerjakan tugas akhir skripsi. Alasan mereka
melakukan perilaku prokrastinasi ini bermacam-macam, ada yang mengatakan mereka
menunda skripsi mereka karena enggan untuk bolak-balik melakukan bimbingan dengan
pembimbing yang selalu tidak sepaham dengannya, ada yang dikarenakan karena mereka
kurang yakin dengan judulnya sehingga bingung untuk melanjutkan, ada yang dikarenakan
mereka sibuk dengan kegiatan lain di luar kampus, dan ada pula yang dikarenakan karena
meman mereka sendiri yang malas mengerjakan sehingga senagaja menunda mengerjakan
skripsi.
Hal-hal seperti di atas ini tentu saja terjadi berdasarkaan dorongaan dari dalam diri
mereka, yang mana dorongan ini dipengaruhi dengan adanya kontrol diri. Berdasarkan hasil
penelitian Green (dalan Ghufron dan Rini,2010) menemukan aspek-aspek pada diri individu
yang mempengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan perilaku prokrastinasi
salah satunya rendahnya kontrol diri. Kontrol diri diartikan sebagai kemampuan untuk
menyusun, membimbing, mengatur, dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa
ke arah konsekuensi positif (Ghufron dan Rini, 2010).
Menurut Averill terdapat tiga aspek kontrol diri, yaitu kontrol diri perilaku (
behaviour control), kontrol kognitif (cognitive control), dan mengontrol keputusan
(decisional control).
a. Kontrol perilaku (behaviour control) merupakan tersedianya sutau respon yang
dapat secara langsung mempengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak
menyenangkan. Kemampuan mengontrol perilaku ini diperinci lagi menjadi

beberapa komponen, yaitu mengatur pelaksanaan, dan kemampuan memodifikasi


stimulus.
b. Kontrol kognitif (cognitive control) merupakan kemampuan indivisu dalam
mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai,
atau menghubungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai
adaptasi psiklogis satau mengurangi tekanan. Aspek ini terdiri dari dua komponen
yaitu memperoleh informasi dan melakukan penilaian.
c. Mengontrol keputusan (decisional control) merupakan kemampuan seseorang
untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada suatu yang diyakini
atau disetujuinya.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek dari kontrol diri ada tiga
yaitu, kontrol perilaku, kontrol kognitif dan kontrol keputusan. Semua ini berkaitan dengan
bagaimana seorang individu mengendalikan dirinya dan bisa menjadi lebih positif dalam
menghadapi kehidupan.
Karena perilaku prokrastinasi ini terjadi karena adanya dorongan dari kontrol diri
seseorang, maka peneliti ingin mengetahui seberapa besar kah hubungan antara kontrol diri
dengan prokrastinasi pada mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dalam mengerjakan
tuas akhir skripsi. Secara sederhana, uraian kerangka pemikiran diatas tertuang dalam skema
berikut ini:

Bagan 1.1

Enggan melakukan
bimbingan dengan pebimbing
yang selalu berbeda faham

Adanya kegiatan diluar


kampus

Kurang yakin dengan


penelitian yang telah
diajukan

a. Kontrol perilaku (behaviour

control) : tersedianya sutau respon


yang dapat secara langsung
mempengaruhi atau memodifikasi
suatu keadaan yang tidak
menyenangkan.
b. Kontrol kognitif (cognitive
control) merupakan kemampuan
indivisu dalam mengolah
informasi yang tidak diinginkan
dengan cara menginterpretasi,
menilai, atau menghubungkan
suatu kejadian dalam suatu
kerangka kognitif
c. Mengontrol keputusan (decisional
control) merupakan kemampuan
seseorang untuk memilih hasil
atau suatu tindakan berdasarkan
pada suatu yang diyakini atau
disetujuinya.

Perilaku Prokrastinasi
(menunda-nunda suatu pekerjaan
mulai dari mengerjakan atau
penyelesaian tugas yang
disengaja)

Vous aimerez peut-être aussi