Vous êtes sur la page 1sur 9

MAKALAH : ASAS ASAS HUKUM

BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN ASAS-ASAS HUKUM


Menurut terminologi bahasa, yang dimaksud dengan istilah asas ada dua
pengertian. Arti asas yang pertama adalah dasar, alas, pondamen. sedangkan
menurut asas yang kedua adalah sesuatu kebenaran yang menjadi pokok dasar
atau tumpuan berfikir atau berpendapat.
Sedangkan menurut R.H. Soebroto Brotodiredjo, asas adalah suatu sumber atau
sebab yang menjadi pangkal tolak sesuatu, hal yang inherent dalam segala sesuatu,
yang menentukan hakikatnya.

Bellefroid mengatakan bahwa asas hukum umum adalah norma dasar yang
dijabarkan dari hukum positif dan yang boleh ilmu hukum tidak dianggap berasal
dari aturan-aturan yang lebih umum. Asas hukum umum merupakan pengendapan
dari hukum positif.
Menurut Eikima Hommes Asas Hukum itu tidak boleh menganggap sebagai normanorma hukum yang konkrit, akan tetapi perlu dipandang sebagai dasar-dasar umum
atau petunjuk bagi hukum yang berlaku.Pembentukan hukum praktis perlu
berorientasi pada asas-asas hukum tersebut.
Pendapat terakhir dari Sajipto Raharjo. Ia mebgatakan bahwa, asas hukum adalah
unsur yang penting dan pokok dari peraturan hukum. Asas hukum adalah
jantungnya peraturan hukum karena ia merupakan landasan yang paling luas bagi
lahirnya peraturan hukum atau ia adalah sebagai ratio legisnya peraturan hukum.
Dari beberapa pendapat tadi kita dapat menyimpulkan, bahwa yang dinamakan
asas hukum itu adalah dasar-dasar umum yang terkandung dalam peraturan
hukum, dasar-dasar umum tersebut merupakan sesuatu yang mengandung nilainilai etis .
Asas Hukum atau Prinsip Hukum bukanlah peraturan hukum konkrit, melainkan
pikiran dasar yang umum sifatnya. Atau, merupakan latar belakang yang mendasari
peraturan yang konkrit, yang terdapat di dalam dan di belakang setiap sistem
hukum yang terjelma dalam peraturan perundang-undangan dan putusan hakim
yang merupakan hukum positif dan dapat diketemukan dengan mencari sifat-sifat
umum dalam peraturan konkrit tersebut.

Apabila kita membicarakan tentang asas hukum, maka pada saat itu kita
membicarakan unsur yang penting dan pokok dari peraturan hukum. Barangkali
tidak berlebihan apabila dikatakan, bahwa asas hukum ini merupakan jantungnya
peraturan hukum. Ini berarti bahwa peraturan-peraturan hukum itu pada akhirnya
bisa dikembalikan kepada asas-asas tersebut. Kecuali disebut landasan, asas
hukum ini layak disebut sebagai alasan bagi lahirnya peraturan hukum, atau
merupakan ratio legis dari peraturan hukum. Asas hukum ini tidak akan habis
kekuatanya dengan melahirkansuatu peraturan hukum, melainkan akakn tetap saja
ada dan akan melahirkan peraturan-peraturan selanjutnya .
Karena asas hukum mengandung tuntutan etis, maka asas hukum merupakan
jembatan antara peraturan-peraturan hukum dengan cita-cita social dan pandngan
etis masyarakatnya. Dengan singkat dapat dikatakan, bahwa melalui asas hukum
ini, peraturan-peraturan hukum berubah sifatnya menjadi bagian dari suatu tatanan
etis. Bagaimana orang sampai kepada asas-asas hukum itu dapat digambarkan
urutannya.
Pengertian-pengertian yang telah di temukan itu masih bisa ditarik pada peringkat
yang lebih tinggi dan dengan demikian secara terus menerus, sampai kita tiba pada
suatu titik yang keadaanya berbeda dari pengertian-pengertia sebelumnya. Kita
sampai pada suatu penemuan yang bersifat serta merta, artinya ia tidak bisa di
jelaskan oleh pengertian yang lebih tinggi lagi. salah satu contohnye adalah : Di
mana ada kesalahan, disitu ada pengantian kerugian, inilah yang disebut asas
hukum itu. Pengertian hukum atau konsep hukum, standar hukum dan asas hukum
merupakan unsur-unsur dari peraturan hukum ini bisa diberi arti sebagai norma
yang memberikan suatu konsekuensi yang jelas sebagai kelanjutan dilakukanya
suatu perbuatan.
2. BEBERAPA ASAS-ASAS HUKUM
Sebagai ilustrasi bahwa asas hukum merupakan jiwa dari peraturan hukum dapat
dikemukakan contoh sebagai berikut:
ketika seseorang melakukan perbuatan dursila yang merugikan orang lain, ia harus
menganti kerugian itu(asas hukum). Sedangkan norma hukumnya, adalah Pasal
1365 KUH Perdata.
Dalam mempelajari ilmu hukum maupun dalam kehidupan sehari-hari, sering
mendengar istilah-istilah yang apabila diteliti ternyata masukkedalam kriteria asas
hukum. Contoh penyusun kemukakan beberapa asas hukum secara alphabetis,
diantaranya:
a. Audi et alteram atau Audiatur et altera pars, adalah bahwa para pihak harus
didengar. Contohnya apabila persidangan sudah dimulai, maka hakim harus
mendengar dari kedua belah pihak yang bersengketa, bukan hanya dari satu pihak
saja.

b. Bis de eadem re ne sit actio atau Ne bis in idem, mengenai perkara yang sama
dan sejenis tidak boleh disidangkan untuk yang kedua kalinya. Contohnya lihat pada
pasal 76 KUH Pidana.
c. Clausula rebus sic stantibus, atau suatu syarat dalam hukum internasional
bahwa suatu perjanjian antar negara masih tetap berlaku, apabila situasi dan
kondisinya tetap sama.
Asas hukum dengan norma hukum ada beberapa perbedaan diantarnya:
a. Asas merupakan suatu konsep, sedangkan norma merupakan penjabaran dari
konsep tersebut.
b. Asas hukkum tidak mempunyai sanksi, sedangkan norma mempunyai sanksi
yang jelas.
3. FUNGSI DAN PEMBAGIAN ASAS HUKUM
Asas hukum mempunyai dua fungsi, yakni:
1. Asas hukum dalam, asas ini mendasarkan eksistensinya pada rumusan
pembentukan undang-undang dan hakim (yang bersifat mengesahkan)
danmengikat para pihak.
2.

Asas dalam ilmu hukum, asas inihanya bersifat mengatur dan menjelaskan.

Sedangkan asas hukum sendiri dibagi menjadi dua, yaitu:


1. Asas hukum umum, ialah asas yang berhubungan dengan seluruh bidang
hukum, seperti: asas bahwa apa yang lahir tampak benar, untuk sementara harus
dianggap demikian sampai diputuskan yang lain oleh pengadilan.
2. Asas hukum khusus, asas ini berfungsi dalam bidang yang lebih sempit, seperti
dalam hukum pidata, hukum pidana dan sebagainya. Yang mana meerupakan
penjabaran dari asas hukum umum.
4

SISTEM HUKUM

Istilah sistem berasal dari perkataan systema dalam bahasa latin yunani, artinya
keseluruhan yang terdiri bermacam-macam bagian. Secara umum sistem
didefinisikan sekumpulam elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan
tertentu didalam lingkungan yang kompleks .
Menurut Prof. Dr. Sunaryati hartono, S. H. (1991:56) mengatakan bahwa sistem
adalah sesuatu yang terdiri dari sejumlah unsure yang terdiri dari sejumlah unsure
atau komponen yang selalu pengaruh mempengaruhi dan terkait satu sama lain
oleh satu atau beberapa asas. Agar supaya berbagai unsur itu merupakan kesatuan
yang terpadu maka di butuhkan organisasi. Sistem hukum adalah suatu susunan

atau tatanan yang diatur, suatu keseluruhan yng terdiri atas bagian-bagian yang
berkaitan satu sama lain, tersusun menurut suatu rencana atau pola, hasil dari
suatu pemikiran, untuk mencapai suatu tujuan tertentu .
Menurut Sudikno Mertukusumo sistem hukum merupakan tatanan atau kesatuan
yang utuh yang tediri dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berkaitan
erat satu sama lain yaitu kaidah atau pernyataan tentang apa yang seharusnya,
sehingga sistem hukum merupakan sistem normatif. Dengan kata kata lain sistem
hukum adalah suatu kumpulan unsur-unsur yang ada dalam interaksi satu sama lain
yang merupakan satu kesatuan yang terorganisasi dan kerjasama ke arah tujuan
kesatuan.
Dapat disimpulkan Sistem hukum adalah kesatuan utuh dari tatanan-tatanan yang
terdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang satu sama lain saling berhubungan
dan berkaitan secara erat. Untuk mencapai suatu tujuan kesatuan tersebut perlu
kerja sama antara bagian-bagian atau unsur-unsur tersebut menurut rencana dan
pola tertentu. Dalam sistem hukum yang baik tidak boleh terjadi pertentanganpertentangan atau tumpang tindih di antara bagian-bagian yang ada. Jika
pertentangan atau kontradiksi tersebut terjadi, sistem itu sendiri yang
menyelesaikan hingga tidak berlarut.
Struktur hukum merupakan lembaga-lembaga hukum yang saling berkaitan dan
berproses dalam hubungan timbal balik. Lembaga hukum itu antara lain, kepolisian,
kejaksaan, pengadilan, kepengacaraan, lembaga pemasyarakatan.
5.

MACAM-MACAM SISTEM HUKUM

Pada dasarnya sistem hukum di dunia ada dua kelompok besar yaitu sistem hukum
Continental, dan sistem hukum Anglo Saxon. Selain kedua sistem itu terdapat pula
sistem hukum islam, sistem hukum social dan sebagainya. Adapun sistem hukum
yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Sistem Hukum Eropa Kontinental
Berkembang di negara-negara Eropa (istilah lain Civil Law = hukum Romawi).
Dikatakan hukum Romawi karena sistem hukum ini berasal dari kodifikasi hukum
yang berlaku di kekaisaran Romawi pada masa Pemerintahan Kaisar Yustinianus
abad 5 (527-565 M).
Kodifikasi hukum itu merupakan kumpulan dari berbagai kaidah hukum yang ada
sebelum masa Yustinianus yang disebut Corpus Juris Civilis (hukum yg terkodifikasi)
Corpus Juris Civilis dijadikan prinsip dasar dalam perumusan dan kodifikasi hukum
di negara-negara Eropa daratan seperti Jerman, Belanda, Prancis, Italia, Amerika
Latin, Asia (termasuk Indonesia pada masa penjajahan Belanda).

Artinya adalah menurut sistem ini setiap hukum harus dikodifikasikan sebagai
daar berlakunya hukum dalam suatu negara.
Prinsip utama atau prinsip dasar :
Prinsip utama atau prinsip dasar sistem hukum Eropa Kontinental ialah bahwa
hukum itu memperoleh kekuasaan mengikat karena berupa peraturan yang
berbentuk undang-undang yang tersusun secara sistematis dalam kodifikasi.
Kepastian hukumlah yang menjadi tujuan hukum. Kepastian hukum dapat
terwujud apabila segala tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup diatur dengan
peraturan tertulis, misalnya UU.
` Dalam sistem hukum ini, terkenal suatu adagium yang berbunyi tidak ada
hukum selain undang-undang.
Dengan kata lain hukum selalu diidentifikasikan dengan undang-undang (hukum
adalah undang-undang).
`
Peran Hakim :
Hakim dalam hal ini tidak bebas dalam menciptakan hukum baru, karena hakim
hanya berperan menetapkan dan menafsirkan peraturan-peraturan yang ada
berdasarkan wewenang yang ada padanya.
Putusan Hakim :
Putusan hakim tidak mengikat umum tetapi hanya mengikat para pihak yang
berperkara saja (doktrins res ajudicata) sbgmana yurisprudensi sebagai sistem
hukum Anglo Saxon (Mazhab / Aliran Freie Rechtsbegung)
Sumber Hukum :
Sumber hukum sistem ini adalah :
1) Undang-undang dibentuk oleh legislatif (Statutes).
2) Peraturan-peraturan hukum (Regulation = administrasi negara= PP, dll), dan
3) Kebiasaan-kebiasaan (custom) yang hidup dan diterima sebagai hukum oleh
masyarakat selama tidak bertentangan dengan undang-undang.
Penggolongannya :
Berdasarkan sumber hukum diatas maka sistem hukum Eropa Kontinental
penggolongannya ada dua yaitu :

1) Bidang hukum publik dan


2) Bidang hukum privat.
Ad. 1) :
Hukum publik mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur kekuasaan
dan wewenang penguasa/negara serta hubungan-hubungan antara masyarakat dan
negara.
Termasuk dalam hukum publik ini ialah :
1) Hukum Tata Negara
2) Hukum Administrasi Negara
3) Hukum Pidana
Ada. 2) :
Hukum privat mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur tentang
hubungan antara individu-individu dalam memenuhi kebutuhan hidup demi
hidupnya. Yang termasuk dalam hukum privat adalah :
1) Hukum Sipil, dan
2) Hukum Dagang
Sejalan dengan perkembangan peradaban manusia sekarang, batas-batas yang
jelas antara hukum publik dan hukum privat itu semakin sulit ditentukan. Hal itu
disebabkan faktor-faktor berikut :
1) Terjadinya sosialisasi di dalam hukum sebagai akibat dari makin banyaknya
bidang-bidang kehidupan masyarakat. Hal itu pada dasarnya memperlihatkan
adanya unsur kepentingan umum/masyarakat yang perlu dilindungi dan dijamin,
misalnya saja bidang hukum perburuhan dan hukum agraria.
2) Makin banyaknya ikut campur negara di dalam bidang kehidupan yang
sebelumnya hanya menyangkut hubungan perorangan, misalnya saja bidang
perdagangan, bidang perjanjian dan sebagainya.
2. Sistem Hukum Anglo Saxon
Mula-mula berkembang di negara Inggris, dan dikenal dgn istilah Common Law
atau Unwriten Law (hukum tidak tertulis).
Sistem hukum ini dianut di negara-negara anggota persemakmuran Inggris,
Amerika Utara,Kanada, Amerika Serikat.

Sumber Hukum :
1) Putusanputusan hakim/putusan pengadilan atau yurisprudensi (judicial
decisions). Putusan-putusan hakim mewujudkan kepastian hukum, maka melalui
putusan-putusan hakim itu prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah hukum dibentuk dan
mengikat umum.
2) Kebiasaan-kebiasaan dan peraturan hukum tertulis yang berupa undang-undang
dan peraturan administrasi negara diakui juga, kerena pada dasarnya terbentuknya
kebiasaan dan peraturan tertulis tersebut bersumber dari putusan pengadilan.
Putusan pengadilan, kebiasaan dan peraturan hukum tertulis tersebut tidak
tersusun secara sistematis dalam kodifikasi sebagaimana pada sistem hukum Eropa
Kontinental.
Peran Hakim :
Hakim berfungsi tidak hanya sebagai pihak yang bertugas menetapkan dan
menafsirkan peraturan-peraturan hukum saja. Hakim juga berperan besar dalam
menciptakan kaidah-kaidah hukum yang mengatur tata kehidupan masyarakat.
Hakim mempunyai wewenang yang luas untuk menafsirkan peraturan-peraturan
hukum dan menciptakan prinsip-prinsip hukum baru yang berguna sebagai
pegangan bagi hakim hakim lain dalam memutuskan perkara sejenis.
Oleh karena itu, hakim terikat pada prinsip hukum dalam putusan pengadilan
yang sudah ada dari perkara-perkara sejenis (asas doctrine of precedent).
Namun, bila dalam putusan pengadilan terdahulu tidak ditemukan prinsip hukum
yang dicari, hakim berdasarkan prinsip kebenaran dan akal sehat dapat
memutuskan perkara dengan menggunakan metode penafsiran hukum. Sistem
hukum Anglo-Amerika sering disebut juga dengan istilah Case Law.
Penggolongannya :
Dalam perkembangannya, sistem hukum Anglo Amerika itu mengenal pula
pembagian hukum publik dan hukum privat.
Pengertian yang diberikan kepada hukum publik hampir sama dengan pengertian
yang diberikan oleh sistem hukum eropa kontinental.
Sementara bagi hukum privat pengertian yang diberikan oleh sistem hukum Anglo
Amerika (Saxon) agak berbeda dengan pengertian yang diberikan oleh sistem Eropa
kontinental.
Dalam sistem hukum Eropa kontonental hukum privat lebih dimaksudkan sebagai
kaidah-kaidah hukum perdata dan hukum dagang yang dicantumkan dalam
kodifikasi kedua hukum itu.

Berbeda dengan itu bagi sistem hukum Anglo Amerika pengertian hukum privat
lebih ditujukan kepada kaidah-kaidah hukum tentang hak milik (law of property),
hukum tentang orang (law of persons, hukum perjanjian (law of contract) dan
hukum tentang perbuatan melawan hukum (law of tort).
Seluruhnya tersebar di dalam peraturan-peraturan tertulis, putusan-putusan
hakim dan kebiasaan.
Perbedaan yang mendasar antara sistem hukum kontinental dengan sistem hukum
Anglo Saxon adalah, pada sistem hukum yang dasarnya yurisprudensi sangat
penting sebagai sumber hukum. Sedangkan pada sistem hukum continental
dasarnya peraturen perundangan sangat penting sebagai sumber hukum. Dalam
sistem hukum Continental ada pemeo,hakim adalah mulut undang-undang, dalam
sistem Anlo Saxon,hakim adalah mulut precedent yang mewajibkan hakim dalam
perkara-perkara yang identik untuk mengikuti putusan yang terdahulu.
Di Indonesia ada empat sistem hukum yang berlaku, yaitu sistem hukum adat,
sistem hukum agama, sistem hukum Barat(sistem hukum kolonial), dan sistem
hukum nasioanal. Hukum adat adalah hukum tidak tertulis yang terwujud melalui
putusan penguasa adat, sistem hukum adat lebih mirip dekat pada sistem Anglo
Saxon. Sedangkan sistem hukum barat di bawa oleh pnjajah Belanda. Sitem hukum
kontinental adalah sistem hukum barat karena belnda termasuk ke dalam
lingkungan sistem hukum kontinantal.
BAB III
PENUTUP
1.

Kesimpulan

Asas hukum itu adalah dasar-dasar umum yang terkandung dalam peraturan
hukum, dasar-dasar umum tersebut merupakan sesuatu yang mengandung nilainilai etis.sedangkan sistem hukum adalah kesatuan utuh dari tatanan-tatanan yang
terdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang satu sama lain saling berhubungan
dan berkaitan secara erat. Untuk mencapai suatu tujuan kesatuan tersebut perlu
kerja sama antara bagian-bagian atau unsur-unsur tersebut menurut rencana dan
pola tertentu.
2.

Penutup

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak
berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan

makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi


penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Machmudin Dudu Duswara, Pengantar Ilmu Hukum, PT. Refika Aditama, Bandung,
2003
Syarifin Pipin, Pengantar Ilmu Hukum, CV. Pustaka Setia, Bandung, 1999
Raharjo Satjipto, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000

Vous aimerez peut-être aussi