Vous êtes sur la page 1sur 10

Anggota Kelompok 3 :

1. Ameylia Indah W
2. Damara Gaya K
3. Fitria Dwi S

TERMOKIMIA DAN ENERGETIKA

1.1 AZAS KEKEKALAN ENERGI

1. Sistem dan Lingkungan


Dalam termikimia,kita senantiasa berhadapan dengan reaksi kimia,khususnya tentang energi
yang menyertai reaksi tersebut.Reaksi atau proses yang sedang menjadi pusat perhatian kita
disebut sistem.Segala sesuatu yang berada disekitar system,yaitu dengan apa system tersebut
berinteraksi,disebut lingkungan.(gambar system dan lingkungan)
Interaksi antara system dan lingkunag dapat berupa pertukaran materi dan/atau pertukaran
energi.Berkaitan dengan itu sistem dapat dibedakan menjadi 3 :
a. Sistem Terbuka
Sistem dikatakan terbuka jika diantara sistem dan lingkungan dapat mengalami pertukaran
materi dan energi.Pertukaran materi artinya ada hasil reaksi yang dapat meninggalkan
sistem(wadah reaksi),misalnya gas,atau ada sesuatu dari lingkungan yang dapat memasuki
sistem.Contoh:gelas piala berisi kopi panas mentranfer energi ke sekelilingnya-kopi panas
kehilangan kalor sewaktu mendingin.Materi juga ditransfer dalam bentuk air.
b. Sistem Tertutup
Sistem dikatakan tertutup jika antara sistem dan lingkungan tidak dapat terjadi pertukaran
materi,tetapi dapat terjadi pertukaran energi.Contoh:labu berisi kopi panas mentransfer
energi(kalor) ke sekeliling saat mendingin.Berhubung labu ditutup,maka tidak ada uap air yg
lepas dan tidak ada materi yg ditransfer.
c. Sistem Terisolasi
Pada sistem terisolasi,tidak terjadi pertukaran materi maupun energi dengan lingkungannya.
Contoh:kopi panas dalam termos adalah contoh yg sangat dekat dengan sistem terisolasi
.Tidak ada uap air yg lepas dan dalam waktu pendek, hanya sedikit kalor yh ditransfer ke
sekeliling.(Meskipun pada akhirnya kopi dalam termos bisa mendingin sampai suhu kamar.)

Selanjutnya,transfer(pertukaran) energi antara sistem dan lingkungan dapat berupa kalor (q)
.Energi,sbg kalor,bergerak dari benda yg lebih hangat (dengan suhu lebih tinggi) ke benda yg
lebih dingin(dengan suhu lebih rendah). atau bentuk energi lainnya yang secara kolektif kita
sebut kerja (w).Salah satu bentuk kerja yang sering menyertai reaksi kimia adalah kerja tekananvolume,yaitu kerja yang berkaitan dengan pertambahan atau pengurangan volume sistem.
2. Tanda untuk Kalor dan Kerja
Jika energy(kalor atau kerja) meninggalkan system,diberi tanda (-); sebaliknya,jika energy
memasuki system,di beri tanda (+).
(Gambar tanda untuk kerja dan kalor)
Sistem menerima kalor, q bertanda positif (+)
Sistem membebaskan kalor, q bertanda negative (-)
Sistem melakukan kerja, w bertanda negative(-)
Sistem menerima kerja, w bertanda positif (+)
3. Energi Dalam ( E )
Setiap zat atau sistem mempunyai sejumlah tertentu energi. Minyak tanah,batu baterai,gas
hydrogen,makanan dan zat lainnya,semuanya mempunyai energi.Energi yang dimiliki oleh suatu
zat atau sistem dapat digolongkan ke dalam 2 energi :
a. Energi kinetik
Energi kinetik adalah energi yg berkaitan dengan gerakan molekul-molekul sistem.

b. Energi potensial
Energi potensial adalah bentuk energi lain yg tidak berhubungan dengan gerak.

Jumlah energi yang dimiliki oleh suatu zat atau sistem disebut energi dalam ( internal energy )
dan dinyatakan dengan lambang E.
Nilai energi dalam ( E ) dari suatu zat tidak dapat diukur.Namun, hal itu tidak menjadi masalah
karena dalam termokimia, kita hanya akan berkepentingan dengan perubahan energi dalam ( E
), yaitu selisih antara energi-energi dalam produk ( EP ) dengan energi pereaksi ( ER ).
E = EP - ER
EP = energi dalam produk
ER = energi dalam pereaksi
4. Kalor Reaksi: E dan H
Perubahan energi dalam yg menyertai reaksi adalah E= E1-E2.Perubahan energi dalam tersebut
akan muncul sebagai kalor dan/ atau kerja.

E = q (kalor) + w (kerja)
Dalam hal ini, q kita sebut kalor reaksi (qreaksi).
Sekarang marilah kita perhatikan jika reaksi berlangsung pada sistem tertutup dengan volume
tetap.Jika berlangsung pada volume tetap (V = 0 ),berarti sistem tidak melakukan kerja (w=0).
Hal itu berarti bahwa semua perubahan energi dalam yg menyertai reaksi akan muncul sebagai
kalor.Jika kalor reaksi pada volum tetap dinyatakan dengan qv.
E = qv
Hal itu berarti bahwa semua perubahan energi dalam yg menyertai reaksi akan muncul sebagai
kalor.
Bagaimana jika reaksi berlangsung dalam sistem terbuka dengan tekanan tetap (tekanan
atmosfir) ? Dalam hal seperti itu,maka sistem mungkin melakukan atau menerima kerja tekananvolume. Oleh karena itu,kalor reaksi dapat berbeda dari E. Jika kalor reaksi pada tekana tetap
dinyatakan dengan qp,maka : E = qp + w atau qp = E w
Contoh: Suatu reaksi eksoterm mempunyai
jumlah kalor yg dibebaskan (qreaksi) adalah:
qp = E w
= -100 kJ (-5 kJ )
= -95 kJ

E = -100 kJ.sistem melakukan kerja -5 kJ,maka

Jadi,jelaslah bahwa kalor reaksi yg berlangsung pada tekanan tetap (dimana volum dapat
berubah) dapat berbeda dari kalor reaksi yg berlangsung pada volum tetap.
Kalor reaksi yg berlangsung pada tekanan tetap dikaitkan dengan sifat lain dari sistem,yaitu
entalpi yg dinyatakan dengan lambang H.Entalpi juga menyatakan sejumlah energi yg dimiliki
sistem. Sama halnya dengan energi dalam,nilai absolut dari entalpi tidak dapat diukur,tetapi
perubahan entalpi yg menyertai suatu proses dapat ditentukan. Kalor reaksi yg berlangsung pada
tekanan tetap sama dengan perubahan entalpi (H) sistem.
(H) = qreaksi
Sekarang kita mempunyai besaran untuk menyatakan kalor reaksi yg berlangsung pada tekanan
tetap,yaitu sama dengan perubahan entalpinya.
Reaksi pada tekanan tetap :
Reaksi pada volum tetap

qreaksi = H
qreaksi = E

5. Reaksi Eksoterm dan Endoterm


Reaksi eksoterm sebagai reaksi yg membebaskan kalor,sedangkan reaksi endoterm sebagai
reaksi yg menyerap kalor.
Reaksi eksoterm : kalor mengalir dari sistem ke lingkungan
Reaksi endoterm : kalor mengalir dari lingkungan ke sistem

Pada reaksi endoterm,sistem menyerap energi.Oleh karena itu,entalpi sistem akan bertambah,
artinya entalpi produk (HP) lebih besar daripada entalpi pereaksi (HR).Akibatnya,perubahan
entalpi (H),yaitu selisih antara entalpi produk dengan entalpi pereaksi (HP HR) bertanda (+).
.
Reaksi endoterm:
H = HP HR >
0

( Bertanda positif )

Sebaliknya,pada reaksi eksoterm,sistem membebaskan energi,sehingga entalpi sistem akan


berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi.Oleh karena itu,
perubahab entalpinya bertanda (-).
Reaksi endoterm: H = HP HR <

( Bertanda negatif )
0
(Diagram tingkat energi untuk reaksi eksoterm dan endoterm )
6. Persamaan Termokimia
Persamaan termokimia adalah persamaan reaksi yg mengikutsertakan perubahan entalpinya.
Nilai H yg dituliskan pada persamaan termokimia disesuaikan dengan stoikiometri
reaksi,artinya jumlah mol zat terlibat dalam reaksi sama dengan koefisien reaksinya. Selanjutnya,
karena entalpi reaksi juga bergantung pada wujud zat yg terlibat dalam reaksi,maka wujud atau
keadaan zat harus dinyatakan, yaitu dengan membubuhkan indeks s untuk zat padat, l untuk zat
cair,dan g untuk gas.
1.2 ENTALPI MOLAR
Entalpi molar dikaitkan pula dengan jenis reaksinya,seperti reaksi pembentukan, peruraian dan
pembakaran.Entalpi molar dinyatakan dengan satuan kJ mol -1.Perlu diperhatikan bahwa kalor
reaksi juga dipengaruhi kondisi pengukurannya, yaitu suhu dan tekanan. Umunya data
termokimia di tentukan pada kondisi 25C,1 atm. Kondisi itu selanjutnya dinyatakan sebagai
kondisi standar, dinyatakan sebagai perubahan entalpi standard dan dinyatakan dengan lambang
H atau H298. Perubahan entalpi reaksi yg tidak merujuk kondisi pengukurannya dinyatakan
dengan lambang H saja.
1. Entalpi Pembentukan Standar (Hf = Standard Enthalpy of Formation)
Dikatakan entalpi pembentukan standar(Hf), jika pengukuran dilakukan pada keadaan
standar (298 K, 1 atm) dan semua unsur-unsurnya dalam bentuk standar. Entalpi pembentukan
dinyatakan dalam kilojoule per mol ( kJ mol-1 ). Contoh unsur-unsur yang stabil pada keadaan
standar, yaitu : H2,O2,C,N2,Ag,Cl2,Br2,S,Na,Ca, dan Hg.
Contoh:
H2(g) + 1/2 O2(g)
C (grafit) + O2(g)
K(s) + Mn(s) + 2O2

H2O(l)
CO2(g)
KMnO4(s)

H=-286 kJ mol-1
H=-393 kJ mol-1
H=-813 kJ mol-1

Catatan:

Hf elemen stabil adalah 0

Hf digunakan untuk memperkirakan stabilitas senyawa dibanding penyusunnya

Semakin kecil Hf, semakin stabil energi senyawa itu

Hf tidak mencerminkan laju reaksi (akan dibahas pada bab selanjutnya)


Contoh soal : Pada pembentukan 1 gram NaCl dibebaskan 7,024 kJ.Tentukanlah entalpi
pembentukan dan tulislah persamaan termokimia reaksi pembentuka NaCl(Ar Na= 23;Cl= 35,5)
Jawab: Pada pembentukan 1 gram NaCl dibebaskan 7,024 Kj,berarti entalpi pembentukan
NaCl= -7,024 kJ g-1
Entalpi pembentukan harus dinyatakan dalam satuan kJ mol-1.
Massa molar NaCl = 58,5 g mol-1
Jadi, entalpi pembentukan NaCl:
= -7,024 kJ g-1 x 58,5 g mol-1
= -410,9 kJ mol-1
Bentuk standar dari natrium adalah padatan, sedangkan klorin adalah gas diatomic.Maka
persamaan termokimia pembentuka NaCl adalah :
Na(s) + Cl2 (g)
NaCl(s)
H = -401,9 kJ
2. Entalpi Peruraian Standar (Hd = Standard Enthalpy of Dissociation)

Reaksi peruraian merupakan kebalikan dari reaksi pembentukan.Oleh karena itu, sesuai denag
azas kekekalan energi, nilai entalpi peruraian sama dengan entalpi pembentukannya, tetapi
tandanya berlawanan.
Contoh :
Diketahui Hf H2O (l) = -286 kJ mol-1 ,maka entalpi peruraian H2O (l) menjadi gas hydrogen
dan gas oksigen adalah +286 kJ mol-1.
H2O (l)
H2(g) + O2 (g)
H = +286 kJ
3. Entalpi Pembakaran Standar (Hc = Standard Enthalpy of Combustion )
Reaksi suatu zat dengan oksigen disebut reaksi pembakaran. Zat yg mudah terbakar adalah
unsure karbon,hidrogen,belerang dan berbagai senyawa dari unsur tersebut. Perubahan entalpi
pada pembakaran sempurna 1 mol suatu zat yg diukur pada 298 K, 1 atm disebut entalpi
pembakaran standar.
Pembakaran dikatakan sempurna jika :
- Karbon ( C ) terbakar menjadi CO2
- Hidrogen ( H ) terbakar menjadi H2O
- Belerang ( S ) terbakar menjadi SO2
Contoh soal : Pembakaran bensin adalah suatu proses eksoterm.Apabila bensin dianggap
terdiri atas isooktana,C8H18 (sebenarnya isooktana hanyalah salah satu komponen
bensin),tentukanlah jumlah kalor yg dibebaskan pada pembakaran 1 liter bensin. Diketahui
entalpi pembakaran isooktana = -5.460 kJ mol-1 dan massa jenis isooktana = 0,7 kg L-1.(Ar
H=1;C=12).
Jawab :
Massa 1 liter bensin
= 1 L X 0,7 kg L-1 = 0,7 kg = 700 gr
Jumlah mol isooktana
= 700 g / 114 g mol-1 = 6,14 mol
Jadi,kalor yg dibebaskan pada pembakaran 1 liter bensin adalah :

6,14 mol x 5.460 kJ mol-1 = 33.524,4 kJ


2.3 PENENTUAN ENTALPI REAKSI
1. Kalorimetri
Cara penentuan kalor reaksi dengan menggunakan kalorimeter disebut kalorimetri.Data H
reaksi yg terdapat pada tabel-tabel umumnya ditentukan secara kalorimetris.
Kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi(tidak ada pertukaran di luar kalorimeter).Dengan
mengukur kenaikan suhu didalam kalorimeter,kita dapat menentukan jumlah kalor yg diserap
oleh air serta perangkat kalorimeter berdasarkan rumus :
Menurut azas Black : Kalor yang dilepas = kalor yang diterima
Rumus yang digunakan adalah :
Qair = m x c x T
Qbom = C x T
dengan :
q = jumlah kalor ( J )
m = massa zat ( g )
T = perubahan suhu ( oC atau K )
c = kalor jenis ( J / g.oC ) atau ( J / g. K )
C = kapasitas kalor ( J / oC ) atau ( J / K )
Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka kalor reaksi
= kalor yang diserap / dibebaskan oleh larutan dan kalorimeter, tetapi
tandanya berbeda.
qreaksi = - (qair + qbom)
Kalorimeter disebut juga kalorimeter bom.Kalorimeter bom terdiri dari sebuah bom(wadah
tempat berlansungnya reaksi pembakaran,biasanya terbuat dari bahan stainless steel),dan
sejumlah air atau suatu larutan yg dibatasi dengan wadah kedap panas.
Plastik merupakan bahab nonkonduktor , sehingga jumlah kalor yg diserap atau yg berpindah
kelingkungan dapat diabaikan.Jika suatu reaksi berlangsung secara eksoterm,maka kalor
sepenuhnya akan diserap oleh larutan didalam gelas.Sebaliknya, jika reaksi yg berlangsung
tergolong endoterm,maka kalor itu diserap dari larutan didalam gelas.Jadi kalor reaksi sama
dengan jumlah kalor yg diserap atau yg dilepaskan,sedangkan kalor yg diserap oleh gelas dan
lingkungan diabaikan.(gambar kalorimeter sederhana,disusun dari 2 gelas polistirena) .

qreaksi = -qlarutan
Contoh soal:

2. Hukum Hess

Henry Hess melakukan serangkaian percobaan dan menyimpulkan bahwa perubahan


entalpi suatu reaksi merupakan fungsi keadaan.
Artinya : perubahan entalpi suatu reaksi hanya tergantung pada keadaan awal ( zat-zat
pereaksi ) dan keadaan akhir ( zat-zat hasil reaksi ) dari suatu reaksi dan tidak tergantung
pada jalannya reaksi. Pernyataan ini disebut Hukum Hess, rumus yang dapat dipakai yaitu
Hreaksi = H1 + H2 +.
Hukum Hess disebut juga hukum penjumlahan kalor.
3. Penentuan Kalor Reaksi Berdasarkan Hukum Hess
Berdasarkan Hukum Hess,kalor reaksi dapat ditentukan secara tidak langsung artinya, tidak
melalui suatu percobaan, tetapi dari kalor reaksi-reaksi lain yg berhubungan.Caranya dengan
menyusun reaksi-reaksi yg telah diketahui perubahan entalpinya,sehingga penjumlahannya
sama dengan reaksi yg akan ditentukan perubahan entalpinya. Dalam hal ini, menyusun
dapat berarti mengalikan koefisien atau membalik arah reaksi(produk menjadi pereaksi).
Contoh :
4. Penentuan Kalor Reaksi Berdasarkan Tabel Entalpi Reaksi
Kalor suatu reaksi dapat juga ditentukan berdasarkan data entalpi pembentukan zat pereaksi
dan produknya.Dalam hal ini, zat pereaksi dianggap terlebih dahulu terurai menjadi unsurunsurnya,kemudian unsur-unsur itu bereaksi membentuk zat produk.
Contoh
5. Penentuan Kalor Reaksi Berdasarkan Energi Ikatan
a. Pengertian Energi Ikatan
Energi Ikatan didefinisikan sebagai energi yg diperlukan untuk memutuskan 1 mol ikatan dari
suatu molekul dalam wujud gas.Energi ikatan dinyatakan dalam kilojoule per mol (kJ mol -1 )
dengan lambang D.
b. Energi Ikatan Rata-rata
Molekul biner yg terdiri dari tiga atau lebih atom mempunyai dua atau lebih ikatan.Untuk
molekul seperti itu digunakan pengertian energi ikatan rata-rata.Metana (CH 4 ),sebagai
contoh,mengandung 4 ikatan C H.Pemutusan ikatan C H satu per satu dari molekul CH 4
memerlukan energi yg berbeda.
CH4 (g)
CH3(g) + H (g)
H = p kJ
CH3 (g)
CH2 (g) + H (g)
H = q kJ
CH2 (g)
CH (g) + H (g)
H = r kJ
CH (g)
C (g) + H (g)
H = s kJ
pqrs
Energi ikatan C - H dalam CH4, merupakan rata-rata dari 4 ikatan C H, yaitu sama dengan
(p+q+r+s)/4.Untuk memutuskan keempat ikatan dalam CH4 diperlukan 1.664 kJ,maka energi
ikatan rata-rata C H dalam CH4 adalah 1.664 kJ/4mol kJ mol-1.
6. Menentukan H Reaksi Berdasarkan Data Energi Ikatan
Reaksi kimia antar molekul dapat dianggap berlangsung dalam dua tahap , yaitu :

I.
II.

Pemutusan ikatan pada reaksi


Pembentukan ikatan pada produk

1.4 ENERGI BAHAN BAKAR

Reaksi kimia yg umum digunakan untuk menghasilkan energi adalah pembakaran, yaitu suatu
reaksi cepat antara bahan bakar dengan oksigen yg disertai terjadinya api.Bahan bakar utama
dewasa ini adalah bahan bakar fosil,yaitu gas alam,minyak bumi,dan batu bara.Bahan bakar fosil
itu berasal dari pelapukan sisa organisme,baik tumbuhan ataupun hewan.Pembentukan bahan
bakar fosil ini memerlukan waktu ribuan sampai jutaan tahun.
Bahan bakar fosil terutama terdiri atas senyawa hidrokarbon, yaitu senyawa yg hanya terdiri atas
karbon dan hidrogen.Gas alam terdiri atas alkana suku rendah terutama metana dan sedikit
etana,propana,dan butana.Seluruh senyawa itu merupakan gas yg tidak berbau.Oleh karena itu,ke
dalam gas alam ditambahkan suatu zat yg berbau tidak sedap,yaitu merkaptan,sehingga dapat
diketahui jika ada kebocoran.Gas alam dari beberapa sumber mengandung hidrogen (H 2S),suatu
kontaminan yg harus disingkirkan sebelum gas digunakan sebagai bahan bakar karena dapat
mencemari udara.
Minyak bumi adalah cairan yg mengandung ratusan jenis senyawa,terutama alkana, dari metana
hingga yg memiliki atom karbon mencapai lima puluhan.Dari minyak bumi diperoleh bahan
bakar LPG,bensin,minyah tanah,solar dll. Pemisahan komponen minyak bumi itu dilakukan

denga distilasi bertingkat.Adapun batu bara adalah bahan bakar padat,yg terutama terdiri atas
hirokarbon suku tinggi. Batu bara dan minyak bumi juga mengandung senyawa dari
oksigen,nitrogen dan belerang.
(gambar proses gatifikasi batubara untuk membuat gas sintetis)
Dalam waktu yg tidak terlalu lama lagi bahan bakar fosil akan segera habis.Untuk menghemat
penggunaan minyak bumi dan untuk mempersiapkan bahan bakar pengganti,telah dikembangkan
berbagai bahan bakar lain,misalnya,gas sintetis( sin gas ), dan hidrogen.
Gas sintetis diperoleh dari gasifikasi batu bara.Batu bara sebenarnya adalah bahan bakar fosil yg
melimpah, yaitu sekitar 90% dari cadangan bahan bakar fosil.Tetapi penggunaan batu bara
menimbulkan berbagai masalah yaitu, pembakaran batu bara menimbulkan polusi udara dan ada
keterbatasan dalam penggunaanya karena bentuknya yg padat.
Gasifikasi batu bara dilakukan dengan mereaksikan batu bara panas dengan uap air panas.Hasil
proses berupa campuran gas CO,H2, dan CH4.Dan proses selanjutnya adalah memperbanyak
kadar gas metana (CH4).
Bahan bakar sintetis lain yg juga banyak dipertimbangkan adalah hidrogen.Hidrogen cair
bersama dengan oksigen cair telah digunakan pada pesawat ulang-aliksbg bahan bakar roket
pendorongnya.Pembakarannya tidak memberi dampak negatif pada lingkungan karena hasil
pembakarannya adalah air.Hidrogen dibuat dari air melalui reaksi endoterm berikut :
2H2O(l)
2H2(g) + O2(g)
H = 527 kJ
Matahari adalah sumber energi terbesar bumi,tetapi penggunaan teknologi energi surya belumlah
komersial.Salah satu kemungkinan penggunaan energi surya adalah menggunakan tanaman yg
dapat tumbuh cepat.Energinya kemudian diperoleh dari membakar tanaman itu.
Dewasa ini,penggunaan energi surya yg cukup komersial adalah untuk pemanas air rumah tangga
( solar water heater ).

Vous aimerez peut-être aussi