Vous êtes sur la page 1sur 39

APLIKASI METODE PEMROGRAMAN

WILLIAM M. PENA

Oleh :
Hilda Masito Tanjung (130406004)

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UATARA
2016

APLIKASI METODE PEMROGRAMAN WILLIAM M. PENA

Judul Proyek :
Mised-Use Building (Restaurant dan Galeri)

1. Menentukan tujuan
Kawasan Kecamatan Medan Barat merupakan kawasan unik dan berpotensi untuk
menjadi sebuah aset dari Kota Medan, bahkan Sumatera Utara. Posisinya yang berada tepat
ditengah-tengah kota dan selalu dilewati oleh penduduk Medan menjadikan daerah ini
potensial untuk dijadikan sebuah kawasan binaan yang baik. Melalui perencanaan dan
perancangan yang baik, diharapkan kawasan ini dapat menjadi sebuah kota didalam kota,
dengan fasilitas terpadu, dan memberikan kenyamanan baik dari segi visual dan fisik pada
para pengunjung bahkan penghuni sekitarnya.
Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi
dan tujuan bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain
yang tepat antara fungsi, aktifitas yang diwadahi, serta sesuai dengan konteksnya. Hasil
rancangan ini membuat sebuah karya arsitektural disebut hasil rancangan yang berhasil.
Demikian halnya dalam membangun sebuah restoran - galeri, sebuah bangunan mixed
use antara restoran dan galeri juga yang harus saling berintegrasi dan melengkapi. Fokus
utama pada bangunan ini adalah restoran yang didukung dengan adanya galeri yang
bertindak sebagai tempat pertunjukan dan juga sebagai ruang promosi sebagian kecil karya
seni yang terdapat di galeri. Selain itu, terdapat juga area workshop.

GALERI
Klasifikasi galeri : Contemporary Art Gallery
Merupakan galeri yang dimiliki secara privat untuk mewadahi pameran atau suatu obyek seni
para seniman, biasanya galeri ini tidak memungut biaya dan hasil karya seni hanya untuk
dipertunjukan tidak untuk diperjual belikan.
Jenis Koleksi Galeri
2

Yaitu jenis koleksi 2 dimensi yang diantaranya adalah seni lukis dan seni grafis lainya,
sedangkan untuk jenis koleksi 3 dimensi diantaranya adalah patung, seni gerabah atau
keramik, seni ukir, seni kerajinan tangan dan kriya.
Tata Cara Display Koleksi Galeri : On wall or panels
Benda yang akan dipamerkan biasanya merupakan karya seni 2 dimensi dan ditempatkan di
dinding ruangan maupun partisi yang dibentuk untuk membatasi ruang.
Pola Sirkulasi pada Galeri : Linear Bercabang
Sirkulasi pengunjung jelas dan tidak terganggu, pembagian koleksi teratur dan jelas sehingga
pengunjung bebas melihat koleksi yang dipamerkan.

Gambar. Pola jalur linear bercabang

RESTORAN
Dalam perencanaannya restoran yang akan dibangun bertema restoran seafood. Restoran
seafood ini merupakan salah satu restoran yang berada di salah satu kawasan yang telah
direncanakan. Restoran seafood ini menawarkan masakan Indonesia dan masakan yang
berbahan dari laut (sea food). Pengunjung restoran seafood ini beragam mulai dari wisatawan
nusantara sampai wisatawan asing. Salah satu faktor yang membuat restoran ini menjadi
daya tarik pengunjung adalah pelatihan mengolah hasil perikanan sehingga akan menarik
para pengunjung untuk datang ke restoran seafood ini dan membuat pengunjung penasaran.

Sistem pelayanan yang digunakan adalah table service (makanan disajikan dimeja makan
oleh waiter/waitress). Sistem pelayanan table service dapat dirinci pola urutan kegiatan
pelayanannya sebagai berikut :
3

Gambar. Bagan urutan makanan sistem table service

Klasifikasi Restoran : Specialties Indonesian food restaurant


Ciri-ciri specialties restaurant:
a. Menyediakan sistem pemesanan tempat.
b. Menyediakan menu khas Indonesia, populer dan disenangi banyak pelanggan secara
umum.
c. Sistem penyajian disesuaikan dengan budaya Indonesia dan dimodifikasi dengan
d.
e.
f.
g.

budaya internasional.
Hanya dibuka untuk menyediakan makan siang atau makan malam.
Menu ala-carte dipresentasikan oleh pramusaji ke pelanggan.
Biasanya menghadirkan musik / hiburan khas.
Harga makanan relatif tinggi dibanding informal restaurant dan lebih rendah dibaning

formal restaurant.
h. Jumlah tenaga service sedang, dengan standar kebutuhan 1 pramusaji untuk melayani
8-12 pelanggan.
Aktivitas pengunjung di restoran meliputi pemesanan makanan maupun minuman,
menyantap makanan dan minuman yang telah dipesan, mengobrol dan beristirahat setelah
melakukan aktivitas makan minum dan sebagainya. Organisasi ruang desain interior restoran
ini sangat berpengaruh pada aktivitas yang dilakukan oleh pengunjung dan karyawan,
sehingga aktivitas itu akan terasa nyaman tanpa gangguan yang ditimbulkan oleh keadaan
disekitar pelaku aktivitas. Maka diperlukan desain interior yang baik pada restoran ini.

Gambar. Pendekatan Fungsi

2. Mengumpulkan dan menganalisa data (fakta)


2.1 Deskripsi Site

Gambar : Lokasi Site


(Sumber : google maps)
Lokasi

: Site ini terletak di Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Medan,


Sumatera Utara. Disebelah Utara kawasan berbatasan dengan jalan Guru
Patimpus, disebelah timur kawasan berbatasan dengan Jalan Putri Hijau,
disebelah selatan kawasan berbatasan dengan Jalan Kapten Maulana Lubis dan
di sebelah barat kawasan berbatasan dengan Jalan Gatot Subroto.

Luas Site

: 11.000 m2

Konteks

: Pemanfaatan lahan di tengah kota yang digunakan sebagai bangunan mix-used


(Restoran dan Galeri)

Potensi Lahan
6

- Berdekatan dengan sungai Deli, sehingga nantinya konsep perancangan lahan akan
memanfaatkan sungan Deli sebagai waterfront untuk memberikan view terhadap
tapak.
-Dilalui oleh semua jenis kendaraan, baik kendaraan umum maupun pribadi sehigga
sangat mudah untuk diakses.
-Berada di jantung kota, sehingga berdekatan dengan kantor, maupun fasilitas-fasilitas

umum seperti, bank, kantor pos, stasiun kereta api, lapangan merdeka, dan hotel.
Kelemahan Lahan
- Ramainya lalu lintas yang melewati jl. Guru Patimpus dan Jl. Putri Hijau
-

menyebabkan kemacetan pada jalan primer.


Berada di pusat kota Medan sehingga lokasi tapak terbilang memiliki tingkat

kebisingan tinggi.
Berada di pusat kota Medan dan merupakan jalan kolektor primer sehingga
menyebabkan sering terjadinya kemacetan di sekitar sitre.

2.2 Topographi Site


Ketinggian

: Topografi Kota Medan cenderung miring ke Utara dan berada


pada ketinggian 25 37,5 meter diatas permukaan laut.

Letak Astroromis

: Secara geografis, wilayah Kota Medan berada antara 330 343


LU

dan 9835 9844 BT dengan luas wilayah 265,10 km 2.

Adapun batas wilayah Kota Medan

Batas-Batas Site

: Belawan, Selat Malaka (Kabupaten Deli

Batas Utara

o
o
o

Serdang)
Batas Selatan : Pancur Batu (Kabupaten Deli Serdang)
Batas Timur : Kota Binjai (Kabupaten Deli Serdang)
Batas Barat : Tanjung Morawa (Kabupaten Deli Serdang)

: Utara

Jl. Putri Hijau

Selatan

Jl. Balai Kota

Timur

Jl. Perintis Kemerdekaan

Barat

Jl. Guru Patimpus

2.3 Kondisi Fisik


Lokasi

Disebelah Utara kawasan berbatasan dengan jalan Guru Patimpus, disebelah timur
kawasan berbatasan dengan Jalan Putri Hijau, disebelah selatan kawasan berbatasan
dengan Jalan Kapten Maulana Lubis dan di sebelah barat kawasan berbatasan dengan

Jalan Gatot Subroto


Ket: - Jl. raya Guru Patimpus, dalam kondisi baik dan teraspal dengan lebar 12 meter.
- Jl. raya Putri Hijau dalam kondisi baik dan teraspal dengan lebar 12 meter.
- Jl. raya Kapten Muslim dalam kondisi baik dan teraspal dengan lebar 12 meter.
- Jl. raya Gatot Subroto dalam kondisi baik dan teraspal dengan lebar 12 meter.
Bangunan di Sekitar Site
Bangunan di sekitar site berupa perumahan dengan penduduk berkepadatan cukup tinggi
dengan KDB 20-60%
Kontur
: Tapak pada site berkontur landai
KDB
: Sangat Tinggi >75%
KLB
: - Ruang Terbuka Hijau Kota 0,2
- Sempadan Sungai 0,2
- Bangunan Komersil 10
Perpetakan Bangunan : Perpetakan pada penggunaan lahan campuran ditetapkan
minimal 10.000 m
GSB
: Minimum 12 meter
GSS
: 2 meter
Ketinggian lantai maksimal : 20 lantai
Utilitas kawasan
1. Listrik : Lokasi telah memperoleh suplai listrik dari PLN
2. Air
: Sumber memperoleh air bersih diambil dari PDAM
Kontur
: Relatif datar
Kondisi Tanah
Kondisi tanah yang berada pada kawasan merupakan permukiman elit warga.
Karena kawasan ini adalah bekas permukiman warga maka kontur yang terdapat pada
kawasan ini relatif datar. Oleh karena itu tanah yang berada dikawasan ini sudah cukup
keras dan memiliki kepadatan tanah yang cukup untuk pembangunan walaupun letaknya
tidak jauh dari sungai yang berjarak hanya beberapa meter dari kawasan ini. Jika aingin
membangun di daerah bekas permukiman seperti ini biasanya tidak akan mendapati
banyak kesulitan dalam hal kepadatan tanah seperti harus menimbun lagi tanah tersebut
dikarenakan sebelum membangun dilahan ini sudah terdapat bangunan yang telah berdiri

sebelumnya yang menunjukkan tanah dalam kondisi layak untuk dibangun.


Iklim
Berdasarkan klasifikasi iklim Kppen dan Geiger, Kota Medan memiliki iklim hutan
hujan tropis (Af) dengan musim kemarau yang tidak jelas. Kota Medan memiliki bulan8

bulan yang lebih basah dan kering, dengan bulan terkering (Juni) rata-rata mengalami
presipitasi sekitar sepertiga dari bulan terbasah (Oktober). Suhu di kota ini rata-rata
sekitar 27 derajat Celsius sepanjang tahun. Presipitasi tahunan di Medan sekitar 2200
mm.
Grafik Iklim Kota Medan

Sumber : Medan dalam angka

Curah hujan paling sedikit terlihat pada Juni. Rata-rata dalam bulan ini adalah 158 mm.
Hampir semua presipitasi jatuh pada Oktober, dengan rata-rata 431 mm.
Grafik Suhu Kota Medan

Sumber : Medan dalam angka

Suhu adalah tertinggi rata-rata pada April, di sekitar 26.9 C. Di Juli, suhu rata-rata
adalah 26.1 C. Ini adalah suhu rata-rata terendah sepanjang tahun.
Tabel Iklim Kota Medan

Sumber : Medan dalam angka

Variasi dalam presipitasi antara bulan terkering dan bulan terbasah adalah 273 mm. Suhu
ratarata bervariasi sepanjang tahun menurut 0.8 C.
2.4 Kondisi Non Fisik
10

Zonasi Site

Gambar. Zonasi Sekitar Site

Kawasan ini terletak dikawasan Deli Plaza yang di mana dilokasi tersebut terdapat 3 pusat
perbelanjaan yang saling bersebelahan dan ketiga-tiganya mempunyai sebuah perusahaan
manajemen yang sama. Deli Plaza merupakan salah satu tempat utama bagi kalangan muda dulu,
tetapi sejak berdirinya beberapa pusat pembelanjaan baru pada tahun 2004, kemudian dilakukan
proyek baru.
Sehingga Deli Plaza bersama dengan Sinar Plaza dan Menara Plaza sekarang ini sedang
mengalami proses renovasi, di mana nantinya akan dikerjakan Proyek Super Block yang
menggabungkan ketiga pusat perbelanjaan dan mengganti nama menjadi Deli Grand City, yang
di dalamnya terdapat pusat perbelanjaan, convention hall, apartemen, kantor, tempat makan, dan
hotel.
Namun kawasan ini didominasi oleh permukiman warga dan ruko yang tidak ditata dengan
baik sehingga kawasan ini terlihat padat.Pada kawasan ini terdapat juga aliran sungai deli yang
membagi kawasan ini menjadi dua bagian. Dan terdapat juga ruang terbuka hijau, fasilitas
pendidikan, mall, perhotelan, kantor dinas kebakaran dan juga dekat dengan bangunanbangunan
pusat kota di Kota Medan. Sehingga akses lalu lintas kendaraan akan padat pada jamjam kerja
11

sehingga membuat kawasan ini terlihat padat jam-jam tersebut. Akan tetapi kawasan ini terletak
di daerah Kesawan sehingga membuat kawasan ini menarik karena merupakan kawasan yang
dipenuhi bangunan-bangunan bersejarah dan Jalan Ahmad Yani yang berada di kawasan ini
merupakan jalan tertua di Medan.

Gambar. Batas-Batas Sekitar Site

Tata Guna Lahan

12

13

Gambar. Diagram Persentase Komersial Sekitar Site

Bangunan-bangunan komersil ini berada di kawasan jalan arteri yaitu pada Jalan Guru
Patimpus, Jalan Putri Hijau, Jalan Gatot Subroto dan Jalan Balai kota. Fungsi-fungsi dari
bangunan komersil ini berupa:

14

Gambar. Fungsi Bangunan Sekitar Site

15

Keistimewaan Site

16

Aksesibilitas

Akses yang menuju dan melalui tapak cukup tinggi. Hal ini dikarenakan Jl. Guru
Patimpus dan Jl. Putri Hijau merupakan jalan kolektor utama. Sebagai titik persimpangan,
kawasan ini tercatat di Dinas Perhubungan Kota Medan banyaknya jumlah trayek yang menuju
kawasan perencanaan yang berada di daerah Guru Patimpus dan Jl. Putri Hijau adalah sebanyak
58 trayek dari 150 trayek. Hal ini menggambarkan bahwa jalan ini merupakan perlintasan utama
kota. Dengan posisi strategis seperti ini maka tidak mengherankan bila volume kendaraan yang
melalui kawasan ini sangat tinggi.

Gambar : Aksesibilitas di Kawasan Kecamatan Medan Barat


17

Kebisingan

Eksisting Lansekap

Lansekap didalam kawasan merupakan permukiman warga, jika dilihat dari garis
horizontal kontur yang terdapat di kawasan ini datar dan terdapat rumah-rumah warga kelas
menengah keatas.

18

Gambar. Peta Eksisting Lansekap

19

Gambar. Keadaan Eksisting Sekitar Site

20

3. Menentukan Konsep
3.1 Konsep Ruang Dalam
3.1.1 Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan yang terdapat pada galeri gerabah restoran terbagi atas dua
sistem pencahayaan, yaitu :
a. Pencahayaan alami
Pencahayaan alami pada bangunan berasal dari penggunaan material pada fasad
bangunan. Penggunaan fasad yang transparan mampu memasukkan cahaya alami ke dalam
bangunan. Untuk menghindari penyinaran secara langsung, terdapat vegetasi dan tritisan
yang mampu memantulkan cahaya matahari langsung. Konsep pencahayaan alami ini
mampu menghemat penggunaan pencahayaan buatan pada siang hari.

Gambar. Sistem Pencahayaan Alami pada Bangunan Tropis


Sumber: Krisnany, Medy, 2012
b. Pencahayaan buatan
Pencahayaan buatan dominan digunakan pada malam hari, untuk membantu kegiatan
pada restoran galeri tetap beraktifitas. Terdapat tiga jenis pencahayaan yang terdapat pada
galeri - restoran ini, yaitu : general lighting (pada lobby, galeri, restoran, dan ruangan ruangan
yang privat), spot lighting (pada beberapa area gerabah tertentu yang ingin ditonjolkan), dan
decorative lighting (pada entrance dan restoran untuk memberi kesan hangat).
3.1.2 Sistem Penghawaan
Penghawaan pada bangunan didominasi dengan penghawaan buatan yang menggunakan
jenis ac split, yaitu pada ruangan galeri dan indoor restaurant untuk memberikan kenyamanan
pada pengunjung dan karyawan. Penggunaan penghawaan buatan juga sekaligus menjaga agar
tetap pada suhu ruangan yang nyaman.

21

Sedangkan pada semi outdoor restaurant menggunakan penghawaan alami yang berasal
dari luar bangunan, yang melewati pohon pohon rindang sehingga udara panas dapat disaring
sebelum masuk ke dalam area semi outdoor restaurant.
3.2 Konsep Ruang Luar
3.2.1 Material
a. Lantai
Material lantai yang diaplikasikan pada restoran adalah material batok kelapa, cinnamon,
dan keramik. Batok kelapa sendiri memiliki motif alami sehingga tidak menimbulkan kesan
monoton. Penggunaan batok kelapa dan cinnamon itu sendiri bertujuan memperkuat suasana
tropis pada restoran. Material keramik digunakan agar mudah dibersihkan pada daerah seperti
kitchen dan rest room yang sering terkena air, lantai juga menggunakan finishing anti slip agar
tidak licin.

Gambar. Material Lantai Restoran


b. Dinding
Dinding pada The Wicked Parrot Restaurant menggunakan lapisan wallpaper bermotif
kopi dan daun pisang. Penggunaan wallpaper dimaksudkan untuk menonjolkan kesan tropis
melalui tanaman khas tropis seperti kopi dan pisang. Pada sisi dinding fasade menggunakan
acian yang berbentuk motif riak air. Acian digunakan dengan tujuan tidak ingin memberi kesan
yang terlalu berat dikarenakan adanya motif-motif nyiur pada fasade.

22

Gambar. Material Dinding Restoran


c. Plafond
Bahan plafond dan atap yang digunakan adalah bahan gypsum dan temperred laminated
glass pada daerah void. Temperred laminated glass digunakan sebagai bahan atap void karena
mampu menyerap 60-76% cahaya matahari sehingga tidak menimbulkan efek rumah kaca. Hal
lain yang menjadi pertimbangan adalah, suhu ruang tidak menjadi panas dengan menggunakan
bahan tersebut diatas, sehingga para civitas menjadi nyaman beraktivitas. Bahan plafond tidak
terlalu banyak terdapat pola, hal ini untuk menghindari kesan ramai terhadap dinding dan pola
lantai pada ruang

Gambar. Material Plafond dan Atap Restoran


3.2.2 Analisa Elemen Pelengkap Pembentuk Ruang
a. Pintu
Material pintu utama (entrance) menggunakan material tempered coating glass agar sinar
matahari yang dipantulkan lebih sedikit dan tidak menimbulkan efek rumah kaca. Jenis material
ini juga memiliki kelebihan lain yaitu membuat ruang tidak terlalu panas sehingga aktivitas bisa
berjalan dengan nyaman. Pada pintu toilet menggunakan pintu kayu agar nampak selaras dengan
suasana ruang.
23

b. Jendela
Material jendela sama dengan material pintu pada entrance, menggunakan material
tempered coating glass.
c. Tangga
Material tangga menggunakan batok kelapa pada pijakan tangga agar memberi kesatuan
pada suasana ruang. Pada railing digunakan material stainless steel untuk memberi kesan modern
pada ruang.
3.2.3 Sirkulasi Ruang Luar
Pencapaian site harus ditentukan dengan arah jalur yang berada di sekitar site, serta jalur
lalu lintas yang ada di sekitar site. Beberapa cara untuk mencapai bangunan, yaitu :
a. Langsung
Suatu pencapaian yang mengarah langsung ke jalur masuk melalui sebuah jalan yang
merupakan sumbu lurus.

Gambar. Pencapaian Langsung ke Site Bangunan


Sumber: Ching, Francis D. K, 2000
3.2.4 Landscape/Vegetasi
Vegetasi pada site dibutuhkan untuk menyaring udara yang masuk ke dalam bangunan,
meredam suara dari luar bangunan, mereduksi panas matahari yang berlebih, dan memberikan
penghawaan alami ke dalam bangunan.
24

Gambar. Fungsi Vegetasi pada Site


Pada site yang merupakan lahan kosong, banyak terdapat rumput liar dan pohon pohon
peneduh yang cukup rindang untuk memberikan penghawaan pada bangunan. Hanya saja pohon
pohon rindang ini tidak tertata dengan rapi, sehingga butuh penataan lebih lanjut.
3.2.5 Konsep Tata Parkir
Penataan tempat parkir disesuaikan dengan pembagian jenis kendaraan dan dibagi
menurut standar ukurannya masing masing. Berikut adalah beberapa pola parkir yang ada,
yaitu :

Gamba. Tata Parkir


Sumber: Neufert, Ernst, 2000
25

Area parkir merupakan area vital yang harus dimiliki oleh sebuah galeri untuk menunjang
sirkulasi pengunjung dan harus dimiliki oleh sebuah galeri yang berada dalam kawasan wisata.
Standartnya, sebuah restoran dan galeri harus memiliki area parkir untuk bis, mobil, dan juga
motor.
Kebutuhan area parkir terlebih dahulu dihitung dari perkiraan pengunjung yang
mengunjungi Kasongan setiap harinya. Menurut data dari UPT Kasongan (2014) terdapat 400
pengunjung setiap harinya. Area Parkir restoran - galeri diharapkan mampu mewadahi 75% dari
jumlah pengunjung yang datang yaitu 300 pengunjung.
Dari angka tersebut, diasumsikan kendaraan berjenis bis akan membawa 40 penumpang,
mobil akan membawa 6 orang penumpang, dan motor akan membawa 2 orang penumpang. Dari
asumsi tersebut, diperhitungkan bahwa setiap pengunjung menggunakan kendaraan Pengguna bis
menempati 20% x 300 = 60 orang (60 x 1 bis / 40 orang = 1.5 bis ~ dibulatkan menjadi 2 bis),
mobil menempati 30% x 300 = 90 orang (90 x 1 mobil / 6 orang = 15 mobil), dan motor
menempati 50% x 300 = 150 orang (150 x 1 motor / 2 orang = 75 motor).
Tabel. Jenis Kendaraan dan Standar Luas Parkir

Kebutuhan luas area parkir berdasarkan luas per kendaraannya (jumlah kendaraan x
dimensi kendaraan x ruang manufer kendaraan) adalah sebagai berikut :
1. Bis
= 2 bis x 3,4 x 12,50 = 85 m2
2. Mobil
= 15 mobil x 2,5 x 5 x 2,75 = 515,625 m2
3. Motor
= 75 motor x 0,75 x 2,00 x 1 = 112,5 m2 = 713,125 m2 ~ 720 m2

26

Dari hasil analisis di atas, dapat dihasilkan tata parkir yang mengakomodasi area parkir
pengunjung (sebanyak 2 bis, 16 mobil, dan 76 motor), area parkir karyawan (sebanyak 4
mobil dan 20 motor), loading dock galeri (sebanyak 2 truk), dan juga loading dock restoran.
4. Menentukan Kebutuhan
4.1 Kebutuhan Ruang
Dalam restoran - galeri dibutuhkan ruang ruang yang harus mampu
mengakomodasi kegiatan antara pengunjung dan juga pengelola. Adapun ruang ruang
yang harus terdapat di dalam restoran - galeri berikut persyaratan dan sifat sifatnya
seperti ada pada tabel tabel berikut ini adalah :
a. Ruang Kegiatan Utama
Tabel 4. 1 Kebutuhan Ruang Kegiatan Utama
No
1.
2.

Ruang
Entrance
Lobby

3.
4.
5.

Galeri
Pengelol
Restoran

6.
7.

Dapur
Workshop

Persyaratan
Mudah dicapai, terbuka
Mudah dicapai, terbuka,
komunikatif
Terbuka, fleksibel, komunikatif
Tertutup, tenang
Terbuka, fleksibel, nyaman
Bersih, fleksibel
Mudah dicapai, tenang
Tertutup, tenang

Sifat
Publik
Publik
Publik
Private
Publik
Publik
Semi Private

b. Ruang Kegiatan Pengelola


Tabel 4. 2 Kebutuhan Ruang Kegiatan Pengelola
No
1.

Ruang
Ruang Pimpinan

2.
3.
4.

Ruang Administrasi
Ruang Rapat
Ruang Karyawan

5.

Toilet

Persyaratan
Aksesibilitas yang baik dengan
ruangan lain
Fleksibel
Tenang
Tenang, aksesibilitas yang baik
dengan ruangan lain
Mudah dicapai, bersih

c. Ruang Kegiatan Penunjang


Tabel 4. 3 Kebutuhan Ruang Kegiatan Penunjang

27

Sifat
Private
Semi Private
Private
Private
Semi Private

No
1.
2.
3.

Ruang
Gudang
Tempat Ibadah
Toilet

Persyaratan
Aman, tersembunyi, terawat
Mudah dicapai, tenang
Mudah dicapai, bersih

Sifat
Private
Publik
Publik

4.2 Luas Ruang


a. Ruang Kegiatan Galeri

Ruang Kegiatan
Lobby Utama
R. Pameran
R. Pimpinan
R. Administrasi
R. Kurator
R. Karyawan
Toilet Karyawan
R. Rapat
R. Penyimpanan
Workshop

Kapasitas
(Orang)

Standar
(m2/orang)

Unit

Total

10
300
1
1
2
7
10
8
10

5
3
15
9
4
6
2
3
6

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

50 m2
900 m2
15 m2
9 m2
8 m2
42 m2
20 m2
24 m2
100 m2
60 m2

Sirkulasi 20%

246,6 m2

TOTAL

1473,6 m2

28

b. Ruang Kegiatan Restoran

NO
1.

JENIS DAN SIFAT


RUNG
Enterance
(Publik)

CIVITAS

FASILITAS

- Pengunjung
- Karyawan

(Kapasitas 2 orang)

2.

Pintu Barang
(Privat)

- Karyawan

(Kapasitas 2 orang)

29

AKTIVITAS
Pengunjung :
Melakukan akses
masuk untuk menuju
ruang dalam ataupun
sebaliknya
melakukan akses
keluar menuju ruang
luar
Melihat Situasi
Karyawan :
Melakukan akses
masuk untuk menuju
ruang dalam ataupun
sebaliknya
melakukan akses
keluar menuju ruang
luar
Karyawan :
Mengangkut barang ke
dalam storage dan
dapur.
Karyawan bisa
mengakses ruang

PERKIRAAN KEBUTUHAN
RUANG (M2)
Spasial aktivitas (SA) =
6,29 m x 1,38 m = 8,68 m
Sirkulasi : besaran spasial x 20 % =
10 m x 0.2 = 2 m
Total spasial : SA + Sirkulasi =
8,68 m + 1,72 m = 10,4 m

Spasial aktivitas (SA) =


2,45 m x 1,25 m = 3,06 m
Sirkulasi : besaran spasial x 20 % =
10 m x 0.2 =0,61 m
Total spasial : SA + Sirkulasi =
3,06 m + 0,61 m = 3,67 m

luar, ruang karyawan,


storage, dan ruang
dapur.
3.

Area Makan

Meja Makan
Kursi Makan

- Pengunjung
- Karyawan
(Kapasitas 124 orang)

Pengunjung :
Memesan makanan
Makan
Minum
Ngrobrol

Karyawan :
Memperhatikan dan
melayani pengunjung.

4.

Area Stage & Lounge


(publik)

- Pengunjung
- Karyawan

30

Panggung
Lampu spotlight
Sofa
Meja
Magma lamp

Pengunjung :
Menikmati musik
Ngobrol
Makan
Minum
Bernyanyi

Meja makan 2 sitter 13 buah


Spasial aktivitas (SA) =
2,02 x 0,96=1,93 m2 x 13 = 25,09 m2
Sirkulasi = 25,09 x 20%= 5,01m2
Besaran ruang = 25,09+5,01= 30,1 m2
Meja makan 4 sitter 11 buah
Spasial aktivitas (SA) =
2,29 x 2,29 = 5,24 x 11= 57,64 m2
Sirkulasi 57,64 x 20%=11,5m2
Besaran ruang = 57,64 + 11,5 =
69,14m2
Meja makan 6 sitter 9 buah
Spasial aktivitas (SA) =
1,99 x 1,7 = 3,4 m2 x 9 = 30,6m2
Sirkulasi 30,6 x 20% = 6,12m2
Besaran ruang = 30,6 + 6,12 =
36,72m2
Stage
Spasial aktivitas (SA) =
6,68 x 9,03 = 60,32 m2
Sirkulasi 60,32 x 20% = 12,06m2
Besaran ruang = 60,32 +12,06 =
72,38m2

5.

Area Bar
(Publik)

- Pengunjung
-Karyawan

Meja Bar
Kursi Bar
Rak Minuman

Karyawan :
Melayani pengunjung
Menyiapkan panggung

Lounge
Spasial aktivitas (SA) =
4,64 x 85 = 394 m
Sirkulasi 394 x 30 %= 118,2 m
Besaran ruang = 394 + 118,2 =
512,2m2

Pengunjung :
Minum
Makan
Ngobrol

Spasial aktivitas (SA) =


8,13 x 4,2 = 34,2m2
Sirkulasi 34,2 x 20%=6,84m2
Besaran ruang = 34,2 x 6,84 =41,04m2

Karyawan :
Menyiapkan minuman
Melayani pengunjung
6.

7.

Kasir dan
Resepsionis

Service Area

- Pengunjung
- Karyawan

- Pengunjung
- Karyawan

Meja kasir
Komputer
Telepon

Pengunjung :
Memesan tempat
Membayar makanan

Washtafel
Cermin
Tempat tissue

Karyawan :
Melayani transaksi
Pengunjung :
Mencuci tangan
Merapikan diri
Karyawan :
Mencuci tangan
Merapikan diri

31

Spasial aktivitas (SA) =


5,27 x 3,31 = 17,44m2
Sirkulasi 17,44 x 15% = 2,6 m2
Besaran ruang 17,44 + 2,6 = 20m2

Spasial aktivitas (SA) =


1,1 x 0,76 = 0,83m2 x 13 = 10,87 m2
Sirkulasi 9,96 x 15% = 1,63m2
Besaran ruang 9,96 + 1,63 = 12,5m2

8.

Area Penyimpanan

- Karyawan

Rak penyimpanan

Karyawan:
Menyortir stok
Menyusun stok
Menyimpan stok

Spasial aktivitas (SA) =


4,58 x 5,51 = 25,23 m2
Sirkulasi 25,23 x 20% = 5,05m2
Besaran ruang 25,23 x 5,05 = 30,28m2

9.

Rest Room

- Pengunjung
- Karyawan

Washtafel
Cermin
Tempat tissue
Toilet duduk

Pengunjung :
Sanitasi
Mencuci tangan
Merapikan diri

Area buang air besar


Spasial aktivitas (SA) =
1,5 x 1,5 = 2,25m2 x 11 = 24,8m2
Sirkulasi 24,8 x 15% = 3,72 m2
Besaran ruang 24,8 + 3,72 = 28,52 m2

Karyawan:
Sanitasi
Mencuci tangan
Berhias

Area urinal
Spasial aktivitas (SA) =
0,9 x 0,6 = 0,54m2 x 4 = 2,16 m2
Sirkulasi 2,16 x 15%= 0,32 m2
Besaran ruang 2,16 + 0,32 =2,48m2

10.

Ruang Karyawan

Meja
Kursi
Cabinet
Loker

- Karyawan

32

Karyawan :
Menyimpan barang
bawaan
Beristirahat

Area washtafel
Spasial aktivitas (SA) =
1,1 x 0,76 = 0,83m2 x 12 = 9,96 m2
Sirkulasi 9,96 x 15% = 1,5m2
Besaran ruang 9,96 + 1,5 = 11,5m2
Spasial aktivitas (SA)
1,06 x 9,14 = 9,6 m
Sirkulasi : 9,6 x 30 %= 2,88 m
Besaran ruang 9,6 + 2,88 = 12,48 m

11.

Dapur

Meja racik
Basin
Kompor
Oven
Grilled
Machine
Lemari
Pendingin
Rak simpan

- Karyawan

33

Karyawan :
Memasak
Meracik
Menyiapkan hidangan
Mencuci piring

Spasial aktivitas (SA) =


11,2 x 8,1 = 90,88m2
Sirkulasi 90,88 x 15% = 13,6m2
Besaran ruang 90,88 + 13,6 =
104,5 m2

4.3 Hubungan Antar Ruang

Gambar. Hubungan Antar Ruang


4.4 Pengelompokan Ruang
Bangunan mixed use ini memiliki dua fungsi yang berbeda, yaitu sebagai restoran dan
galeri. Keduanya mengakomodasi kegiatan yang berbeda. Berikut ini merupakan
pengelompokan ruang yang dapat dikelompokkan :
a. Area Publik, mencakup area komersial yang menjadi fungsi dari bangunan seperti
restoran dan galeri. Adapun ruangan lain yang terdapat dalam area publik, termasuk
ruang penunjang fungsi, seperti lobby, toilet, dan musholla.
b. Area Semi Publik adalah area tempat terjadinya interaksi antara pengunjung dan
karyawan, seperti ruang administrasi dan workshop.
c. Area Privat, mencakup ruang ruang yang hanya boleh dimasuki oleh karyawan.

34

Gambar. Pengelompokan Ruang Restoran Galeri


4.5 Sirkulasi Ruang Dalam
Sirkulasi yang terdapat pada bangunan adalah sirkulasi vertikal dan horizontal, yang
dibagi dalam fungsi ruangannya masing masing. Penataan sirkulasi ini berdasarkan :
a. Pengunjung, pengalaman ruang yang menarik dan kemudahan menjangkau
ruangan yang ditujukan untuk pengunjung
b. Sistem sirkulasi yang dijangkau dengan hierarki ruangannya masing masing
c. Ruang transisi yang mampu mengikat kedua fungsi ruangan utama dalam satu
bangunan mixed use.
Pada restoran - galeri, pola sirkulasi dibedakan menjadi dua, yaitu: sirkulasi karyawan
dan sirkulasi pengunjung.

Gambar. Sirkulasi dari dalam ke Luar Bangunan


Sirkulasi merupakan sistem yang penting dalam sebuah bangunan komersial untuk dapat
mengarahkan pengunjung pada tujuannya masing masing. Sistem sirkulasi harusnya dapat
35

bersifat efektif, antara sirkulasi horizontal maupun sirkulasi vertikal. Karena itu terdapat
pemisahan antara pola sirkulasi pengunjung dan karyawan. Sirkulasi horizontal pengunjung
dimulai dari bagian selatan, sedangkan karyawan dimulai dari bagian utara. Sirkulasi vertikal
pengunjung dan karyawan menggunakan tangga dengan letak yang berbeda.
a. Pola Sirkulasi Pengunjung

Gambar. Pola Sirkulasi Pengunjung


b. Pola Sirkulasi Direktur

Gambar. Pola Sirkulasi Direktur


c. Pola Sirkulasi Karyawan Galeri

36

Gambar. Pola Sirkulasi Karyawan Galeri


d. Pola Sirkulasi Karyawan Restoran

Gambar. Pola Sirkulasi Karyawan Restoran


e. Pola Sirkulasi Bahan Makanan

37

Gambar. Pola Sirkulasi Bahan Makanan

5. Menyatakan Permasalahan.
Playgroup memiliki karakteristik tersendiri karena pengguna utamanya adalah anak-anak
maka interior dibuat dengan material aman serta eksteriornya juga dibuat secara aman seperti
misalnya pada tangga naik dengan memperhatikan jangkauan anak-anak. Mereka juga harus
tetap dapat berada pada pengawasan guru ataupun orang tua.Selain itu playgroup dibuat
seatraktif mungkin tanpa menghilangkan fungsi bangunan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Ching, Francis D.K., 1980. Bentuk Ruang dan Susunannya. Jakarta, Erlangga.
Ching, Francis D.K., 1996. Ilustrasi Desain Interior. Jakarta, Erlangga.
38

Francis J, Geck., 1997. Interior Design & Decoration. Boque Lowa M.W.C. Brown Co.
Publisher

39

Vous aimerez peut-être aussi