Vous êtes sur la page 1sur 34

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan suatu kebutuhan tiap individu yang
sangat

penting.

Oleh

karena

itu

kesehatan

jiwa

harus

juga

diperhatikan. Selain hal ini merupakan peran petugas kesehatan,


tetapi merupakan hal yang menuntut adanya keselarasan dan kerja
sama dari berbagai pihak selain individu itu sendiri, keluarga maupun
lingkungan.
Dari berbagai masalah kesehatan jiwa, gangguan konsep diri
dengan

harga

diri

rendah banyak mengiringi penyakit penyakit gangguan jiwa. Bila hal in


i terjadi, terkadang dapat menimbulkan dampak yang buruk pada diri
pasien sendiri maupun orang lain di sekitarnya. Oleh karena itu kami
mencoba untuk melakukan Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Kons
ep Diri : Harga Diri Rendah agar mengalami perubahan yang di
harapkan
B.

Tujuan Penulisan
a. Tujuan khusus
Tujuan utama dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi t
ugas kelomp-ok mata kuliah Keperawatan jiwa
b. Tujuan umum
Menerapkan teori dan lebih menekankan dalam memprakt
ekan proses
keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, tin

dakan dan evaluasi


Dapat mengetahui cara merawat klien dengan Harga Diri
Rendah

C.

Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan Tugas ini adalah
a. Perpustakaan

: Catatan medis dan mata kuliah keperawatan jiwa


1

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Defenisi
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap
diri sendiri dan kemampuan diri. Adanya perasaan hilang percaya diri ,
merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginansesuai ideal diri
(keliat. 1998).
Menurut Schult & videbeck (1998) gangguan harga diri rendah
adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang
diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.
B. Tanda dan Gejala :
Menurut Carpenito, L.J (1998 : 352); Keliat, B.A (1994 : 20)
1)

Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit


dan akibat tindakan terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih
karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada
kanker

2)

Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak


akan terjadi jika saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/
mengejek dan mengkritik diri sendiri.

3)

Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa,


saya tidak mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa

4)

Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien


tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.

5)

Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan,


misalnya tentang memilih alternatif tindakan.
2

6)

Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai


harapan yang suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.

C. Etiologi
Tonsen 1998 mengemungkakan bahwa penyebab HDR adalah :
1. Kurangnya umpan balik positif
2. Perasaan ditolak oleh orang terdekat
3. Sejumlah kegagalan dan ketidaknyamanan
4. Ego yang belum berkembang mengakimi super ego
D. Rentang Respon
1. Respon adaftif
Adalah pernyataan dimana klien jika menghadapi suatu masalah
akan dapat memecahkan masalah tersebut.
Aktualisasi diri
Adalah pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan

latar belakang pengalaman yang sukses dan dapat diterima.


Konsep diri positf
Adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam

beraktualisasi

diri

dan

menyadari

hal-hal

positif

maupun yang negative dari dirinya.


2. Respon maladaptif
Adalah keadaan klien dalam menghadapi suatu masalah tidak
dapat memecahkan masalah tersebut.
Harga Diri Rendah
Adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan

merasa lebih rendah dari orang lain.


Identitas Kacau
Adalah kegagalan individu untuk mengintegritas aspek-aspek
idintitas masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek

psikososial keperibadian masa dewasa yang harmonis.


Depersonallisasi
Adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan
serta tidak membedakan dirinya dengan orang lain.
Menurut Suliswati Dkk komponen konsep diri ada lima yaitu
terdiri dari:
Citra tubuh
Adalah sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari
atau tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau
3

sekarang

mengenai

ukuran

dan bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh.


Ideal diri
Adalah persepsi individu tentang bagaimana seharusnya
bertingkah laku berdasarkan standar peribadi.
Harga diri
Adalah penilaian peribadi terhadap hasil yang dicapai de
ngan

menganalisa

berapa

banyak

kesesuaian

tingkah laku dengan ideal dirinya.


Peran
Adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan
yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan
fungsi idividu di dalam kelompok sosialnya.
Identitas diri
Adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat
diperoleh individu dari observasi dan penilaian terhadap
dirinya, menyadari bahawa dirinya berbeda dengan
orang lain.
E. Faktor predisposisi
Faktor- faktor yang mempengaruhi harga diri rendah meliputi :
1. Faktor predisposisi gangguan citra tubuh
Kehilangan atau kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi)
Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh (akibat

pertumbuhan dan perkembangan atau penyakit)


Proses patologik penyakit dan dampaknya terhadap struktur

2. Faktor

maupun fungsi tubuh


Prosedur pengobatan seperti radiasi, kemoterpi, transplantasi
predisposisi gangguan harga diri
Penolakan dari orang lain
Kurang penghargaan
Pola asuh yang salah : terlalu dilarang, terlalu dikontrol, terlalu

3. Faktor

dituruti, terlalu dituntut dan tidak konsisten


Persaingan antar saudara
Kesalahan dan kegagalan yang berulang
Mampu mencapai standar yang ditentukan
predisposisi gangguan peran
Transisi peran yang sering terjadi pada proses perkembangan,
perubahan situasi dan keadaan sehat sakit

Ketegangan peran, ketika individu menghadapi dua harapan


yang

bertentangan

secara

terus

menerus

yang

tidak

terpenuhi
Keraguan peran, ketika individu kurang pengetahuannya
tentang harapan peran yang spesifik dan bingung tentang

4. Faktor

tingkah laku peran yang sesuai


Peran yang terlalu banyak
predisposisi gangguan identitas diri
Ketidak percayaan orang tua pada anak
Tekanan dari teman sebaya
Perubahan dari struktur sosial

F. Faktor Presipitasi
Faktor pencetus terjadinya gangguan konsep diri bisa timbul dari
sumber internal maupun eksternal klien, yaitu :
a. Trauma, seperti penganiayaan seksual

dan

psikologis

atau

menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupannya


b. Ketegangan peran, berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dimana individu mengalaminya sebagai frustasi, ada
tiga jenis transisi peran :
Transisi peran perkembangan adalah perubahan normative
yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk
tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga
dan norma-norma budaya, nilai-nilai dan tekanan penyesuaian

diri.
Transisi peran situasi terjadi dengan bertambahnya atau
berkurangnya

anggota

keluarga

melalui

kelahiran

atau

kematian.
Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari
keadaan

sehat

ke

keadaan

sakit.

Transisi

ini

mungkin

dicetuskan oleh : Kehilangan bagian tubuh. Perubahan bentuk,


ukuran,

panampilan,

dan

fungsi

tubuh.

Perubahan fisik

berhubungan dengan tumbuh kembang normal. Prosedur


medis keperawatan.
G. Mekanisme Koping
1. Jangka pendek

a. Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari


krisis dentitas ( misal : konser musik, bekerja keras, menonton
televisi secara obsesif )
b. Aktivitas yang dapat

memberikan

identitas

pengganti

sementara ( misal : ikut serta dalam aktivitas social, agama,


klub politik, kelompok, atau geng )
c. Aktivitas sementara menguatkan perasan diri ( misal : olah
raga yang kompetitif, pencapaian akademik, kontes untuk
mendapatkan poipularitas )
d. Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat
masalah identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan
individu (misal : penyalahgunaan obat ).
2.
Jangka panjang
a. Punutupan identitas ; adopsi identitas prematur yang diinginkan
oleh orang yang penting bagi individu tanpa memperlihatkan
keinginan, aspirasi, dan potensi diri individu tersebut.
b. Identitas negatif ; asumsi identitas yang tidak wajar untuk
dapat diterima oleh nilai dan harapan masyarakat.
c. Mekanisme pertahanan ego:
Penggunaan fantasi
Disosiasi
Isolasi
Projeks
Pergeseran ( displasement )
Peretakan ( splitting )
Berbalik marah pada diri sendiri
H. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada klien dengan Harga
Diri Rendah adalah mengkritik diri sendiri atau orang lain, penurunan
produktivitas, destruksi pada diri dan orang lain, perasaan tidak
mampu, merasa bersalah, mudah tersinggung, adanya ketegangan
peran yang dirasakan. Tanda lainnya adalah pandangan hidup yang
pesimis, mengurung diri, menarik diri secara sosial, penyalah gunaan
dan perasaan khawatir.
I. Pohon Masalah
Isolasi Sosial = Menarik diri

Masalah Utama

Gangguan konsep diri =


Harga diri rendah
Koping individu tidak
efektif

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Ruang Rawat :
Tanggal dirawat
:
Identitas Pasien
- Nama
:
- Tanggal Pengkajian
:
- Umur
:
- No RM
:
- Informan
:
Alasan Masuk
Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang, atau dirawat
di rumah sakit, apakah sudah tahu penyakit sebelumnya, apa yang
sudah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah ini.
Faktor Predisposisi
Menanyakan apakah keluarga mengalami gangguan
bagaimana

hasil

pengobatan

sebelumnya,

apakah

jiwa,
pernah

melakukan atau mengalami penganiayaan fisik, seksual, penolakan


dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga, dan tindakan criminal.
Menanyakan

kepada

klien

dan

keluarga

apakah

ada

yang
7

mengalami gangguan jiwa, menanyakan kepada klien tentang


pengalaman yang tidak menyenangkan.
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
b. Pengobatan sebelumnya
Pelaku / usia
Korban / usia
Saksi / usia
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dalam
keluarga
Tindakan kriminal
Masalah Keperawatan yang mungkin muncul :
Respon pasca trauma
Sindroma trauma perkosaan
Resiko Prilaku kekerasan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
Gangguan Pertumbuhan dan perkembangan
Gangguan proses keluarga
1. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
Masalah Keperawatan yang mungkin muncul :
Ketidak efektifan koping keluarga: Ketidak mampuan
Ketidak efektifan koping keluarga: Penurunan
Koping keluarga: Potensial pertumbuhan
2. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Masalah Keperawatan yang mungkin muncul :
Gangguan Pertumbuhan dan perkembangan
Gangguan proses keluarga
8

Respon pasca trauma


Sindroma trauma perkosaan
Berduka disfungsional
Fisik
1) TTV
Tekanan darah
Nadi
Suhu
Pernafasan
2) Ukuran
Tinggi badan
Berat badan
3) Keluhan fisik

:
:
:
:
:
:

Masalah Keperawatan yang mungkin muncul :


Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Kerusakan integritas kulit
Perubahan volume cairan
Perubahan eliminasi feses, dll.
Psikososial
1. Genogram
Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat dari
pola komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh
Masalah Keperawatan yang mungkin muncul :

Ketidak efektifan koping keluarga: Ketidak mampuan

Ketidak efektifan koping keluarga: Penurunan

Koping keluarga: Potensial pertumbuhan

2.
a.
b.
c.
d.
e.

Konsep Diri
Citra Tubuh :
Identitas :.
Peran
:
Ideal diri :
Harga diri :

Masalah Keperawatan yang mungkin muncul :


Gangguan citra tubuh.
Gangguan identitas diri
Gangguan Harga diri

Harga diri rendah kronis


Harga diri rendah situasional
3.

Hubungan Sosial
Tanyakan orang yang paling berarti dalam hidup klien, tanyakan
upaya yang biasa dilakukan bila

ada

masalah, tanyakan

kelompok apa saja yang diikuti dalam masyarakat, keterlibatan


atau peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat,
hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, minat dalam
berinteraksi dengan orang lain.
Masalah Keperawatan yang mungkin muncul :
Hambatan komunikasi
Hambatan komunikasi verbal
Hambatan interaksi social
Isolasi social.
4.

Spiritual
Tanyakan orang yang paling berarti dalam hidup klien, tanyakan
upaya yang biasa dilakukan bila

ada

masalah, tanyakan

kelompok apa saja yang diikuti dalam masyarakat, keterlibatan


atau peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat,
hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, minat dalam
berinteraksi dengan orang lain.
Masalah Keperawatan yang mungkin muncul :
Distress spiritual.
Status Menta
-

Penampilan
Melihat penampilan klien dari ujung rambut sampai ujung kaki
apakah ada yang tidak rapih, penggunaan pakaian tidak sesuai,
cara berpakaian tidak seperti biasanya, kemampuan klien dalam
berpakaian, dampak ketidakmampuan berpenampilan baik /
berpakaian terhadap status psikologis klien.
Masalah Keperawatan yang mungkin muncul :

Sindroma Defisit Perawatan diri.


Pembicaraan

10

Amati pembicaraan klien apakah cepat, keras, terburu-buru,


gagap, sering terhenti / bloking, apatis, lambat, membisu,
menghindar, tidak mampu memulai pembicaraan
Masalah Keperawatan yang mungkin muncul :

Hambatan komunikasi

Hambatan komunikasi verbal

Aktivitas Motorik
a. Lesu, tegang, gelisah.
b. Agitasi : gerakan motorik yang menunjukan kegelisahan
c. Tik : gerakan-gerakan kecil otot muka yang tidak terkontrol
d. Grimasem : gerakan otot muka yang berubah-ubah yang
e.
f.

tidak terkontrol klien


Tremor : jari-jari yang bergetar ketika klien menjulurkan
tangan dan merentangkan jari-jari
Kompulsif : kegiatan yang dilakukan berulang-ulang

Masalah Keperawatan yang mungkin muncul :


Resiko tinggi cedera
Intoleransi aktivitas
-

Alam perasaan
a.
Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan
b.
Ketakutan : objek yang ditakuti sudah jelas
c.
Khawatir : objeknya belum jelas
Masalah Keperawatan yang mungkin muncul :

Resiko tinggi cedera

Ansietas / ketakutan / keputusasaan / ketidak berdayaan

Resiko tinggi membahayakan diri / penganiayaan diri /


mutilasi diri.

Afek
a.
Datar : tidak ada perubahan roman muka pada saat ada
b.

stimulus yang menyenangkan atau menyedihkan.


Tumpul : hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang

c.
d.

sangat kuat
Labil : emosi klien cepat berubah-ubah
Tidak sesuai : emosi bertentangan atau berlawanan dengan
stimulus

Masalah Keperawatan yang mungkin muncul :


Resiko cedera
11

Hambatan komunikasi
Hambatan komunikasi verbal
-

Interaksi selama wawancara


a.
Kooperatif : berespon dengan baik terhadap pewawancara
b.
Tidak kooperatif : tidak dapat menjawab pertanyaan
c.
d.

pewawancara dengan spontan


Mudah tersinggung
Bermusuhan : kata-kata atau pandangan yang tidak

e.
f.

bersahabat atau tidak ramah


Kontak kurang : tidak mau menatap lawan bicara
Curiga : menunjukan sikap atau peran tidak percaya

kepada pewawancara atau orang lain.


g.
Persepsi
Jenis-jenis halusinasi dan isi halusinasi, frekuensi gejala yang
tampak pada saat klien berhalusinasi.
Masalah Keperawatan yang mungkin muncul :

Hambatan komunikasi

Hambatan interaksi social.

Resiko membahayakan diri / penganiayaan


diri / mutilasi diri
Resiko Prilaku kekerasan.

Persepsi
Masalah Keperawatan yang mungkin muncul :
Gangguan sensori persepsi : Halusinasi (sesuaikan
dengan jenis halusinasinya).

Proses pikir
a.

Sirkumtansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai

b.

pada tujuan
Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak

sampai pada tujuan


c.
Kehilangan asosiasi : pembicaraan tidak ada hubungan
antara satu kalimat dengan kalimat lainnya
d.
Flight of ideas : pembicaraan yang meloncat dari satu topik
e.

ke topik yang lainnya.


Bloking : pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan

f.
g.

dari luar kemudian dilanjutkan kembali


Perseferasi : kata-kata yang diulang berkali-kali
Perbigerasi : kalimat yang diulang berkali-kali
12

Masalah Keperawatan yang mungkin muncul :


Gangguan proses pikir.
-

Tingkat kesadaran
a.

Bingung : tampak bingung dan kacau ( perilaku yang tidak

b.

mengarah pada tujuan).


Sedasi : mengatakan merasa melayang-layang antara sadar

c.

atau tidak sadar


Stupor : gangguan motorik seperti kekakuan, gerakan yang
diulang-ulang,

anggota

tubuh

klien

dalam

sikap

yang

canggung dan dipertahankan klien tapi klien mengerti semua


d.

yang terjadi dilingkungannya


Orientasi : waktu, tempat dan orang
Masalah Keperawatan yang mungkin muncul :
Gangguan proses pikir
Resiko cedera

Memori
1.

Gangguan mengingat jangka

panjang :

tidak

dapat

tidak

dapat

2.

mengingat kejadian lebih dari 1 bulan.


Gangguan mengingat jangka pendek

3.

mengingat kejadian dalam minggu terakhir.


Gangguan mengingat saat ini : tidak dapat mengingat

kejadian yang baru saja terjadi.


4.
Konfabulasi : pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan
dengan memasukan cerita yang tidak benar untuk menutupi
gangguan daya ingatnya.
Masalah Keperawatan yang mungkin muncul :
Gangguan proses pikir
-

Tingkat konsentrasi dan berhitung


a. Mudah beralih : perhatian mudah berganti dari satu objek ke
objek lainnya.
b. Tidak mampu berkonsentrasi : klien selalu minta agar
pertanyaan diulang karena tidak menangkap apa yang
ditanyakan

atau

tidak

dapat

menjelaskan

kembali

pembicaraan.
c. Tidak mampu berhitung : tidak dapat melakukan penambahan
atau pengurangan pada benda-benda yang nyata
Masalah Keperawatan yang mungkin muncul :
13

Gangguan proses pikir


-

Kemampuan evaluasi
Masalah Keperawatan yang mungkin muncul :
Gangguan proses pikir

Daya tilik diri


1.

Mengingkari penyakit yang diderita : klien tidak menyadari


gejala penyakit (perubahan fisik dan emosi) pada dirinya dan
merasa tidak perlu minta pertolongan / klien menyangkal
keadaan penyakitnya, klien tidak mau bercerita tentang

2.

penyakitnya
Menyalahkan hal-hal diluar dirinya : menyalahkan orang
lain atau lingkungan yang menyebabkan timbulnya penyakit

atau masalah sekarang


Masalah Keperawatan yang mungkin muncul :
Gangguan proses piker
Ketidakefektifan penatalaksanaan Program terapeutik.
Ketidakpatuhan
Kebutuhan persiapan pulang
-

Makan
Tanyakan frekuensi, jumlah, variasi, macam dan cara makan,
observasi kemampuan klien menyiapkan dan membersihkan alat

makan.
- BAB / BAK
Observasi kemampuan klien untuk Buang Air Besar (BAB) dan
Buang

Air

Kecil

(BAK),

pergi

menggunakan

WC

atau

membersihkan WC
- Mandi
Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat
gigi, cuci rambut, gunting kuku, observasi kebersihan tubuh dan
bau badan klien.
- Berpakaian / berhias
Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan
mengenakan pakaian, observasi penampilan dandanan klien.
- Istirahat dan Tidur
Observasi dan tanyakan lama dan waktu tidur siang atau
malam, persiapan sebelum tidur dan aktivitas sesudah tidur.
14

- Penggunaan obat
Observasi penggunaan obat, frekuensi, jenis, dosis, waktu, dan
cara pemberian.
- Pemeliharaan Kesehatan
Tanyakan kepada klien tentang bagaimana, kapan perawatan
lanjut, siapa saja sistem pendukung yang dimiliki.
- Kegiatan di Dalam Rumah
Tanyakan kemampuan klien dalam mengolah dan menyajikan
makanan, merapikan rumah, mencuci pakaian sendiri, mengatur
kebutuhan biaya sehari-hari.
Mekanisme koping
Masalah Psikososial dan Lingkungan
- Masalah berhubungan dengan lingkungan
- Masalah dengan kesehatan (-)
- Masalah dengan perumahan
- Masalah dengan Ekonomi
Kurang pengetahuan tentang
Klien kurang pengetahuan dalam penyakit fisik
Masalah keperawatan : Kurang pengetahuan
Aspek Medik
Tulis diagnosa medis yang telah diterapkan oleh Dokter, tuliskan
obat-obatan klien saat ini, baik obat fisik, psikofarmaka dan terapi
lain.
a. Diagnosa Medis
b. Terapi

B.

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin untuk masalah gangguan konsep
diri : harga diri rendah adalah :
- Harga Diri Rendah
- Koping Individu tidak efektif

C.

Analisa Data
No

Data

Dx Kep

15

1.

Ds :
-

Harga
Klien

mengatakan

sering

diri

Rendah

menunduk,

kurangnya

interaksi

sosial
Do
-

Klien

tampak

menyendiri
2.

Ds :
-

Koping Individu
Klien
reman

mengatakan

Tidak Efektif

berkurang

semenjak sakit
Klien malu dengan
teman

karena

klien

merasa tidak pantas


diantara mereka
Do :
-

Klien

tampak

malu

saat berbicara

D.

Rencana Keperawatan
Nama pasien :
Diagnosa Medis
:
No. RM
:

Tgl
.

No Dx.Keperawa
. Dx
1.

tan
harga
Rendah

Rencana Keperawatan
Tujuan

Diri TUM
Klien

Kriteria Hasil

Intervensi

dapat

berhubungan
dengan orang
lain

secara

optimal.
TUK 1
Klien
dapat
membina

Klien ekspresi
wajah
bersahabat.
Klien

1. Beri

salam

panggil nama
16

hubungan

menunjukan

saling
percaya

rasa senang.
Klien
mau

kontak mata.
Klien
mau
berjabat

tangan.
Klien
mau
membalas

salam.
Klien

mau

berdampinga

perawat.
Klien
mau

mengidentifik
asi
kemampuan
dan
positif
dimiliki

aspek
yang

dan

sopan
5. Tanyakan
dan panggilan
tujuan
6. Jujur

dan

empati

dan

menerima
apa

adanya
8. Lakukan
kontak
singkat tapi

masalah yang

sering

dihadapi.
Klien mampu 1. Diskusikan
mengidentifik

kemampuan

asi

dan

kemampuan

positif

aspek
yang

dimiliki
yang dimiliki
2.
Hindarkan dari
Aspek positif
keluarga
Aspek positif
yang
klien

an diri dengan

mengutaraka

lingkungan

TUK 3

terapeutik
4. Memperkenalk

klien

mau

dapat

komunikasi

menepati janji
7. Tunjukan sikap

n.
dengan

menyebut

TUK 2
Klien

dengan

nama lengkap

duduk

nama

2. yang disukai
3. Jelaskan BHSP

dimilii

penilaian yang
negatif
3. Utamakan
pemberian
pujian

yang

realistik
1.
Diskusikan
Klien mampu
17

Klien

dapat

menilai

kemampuan

menilai

kemampuan

kemampuan

yang dimiliki

yang dimiliki

selama sakit

yang
dapat
digunakan
selama sakit
2. Diskusikan
kemampuan
yang

dapat

ditunjukan
penggunaanny
TUK 4
Klien

dapat

menetapkan
perencanaan

Klien

a
dapat 1. Rencanakan

membuat

bersama klien

rencana

aktifitas yang
dapat

kegiatan

kegiatan

harian

sesuai
dengan
kemampuann

dilakukan
setiap hari
- Kegiatan
-

ya
-

mandiri
Dibantu
sebagian
Dengan
bantuan

total
2. Tingkatkan
kegiatan
sesuai dengan
toleransi
kondisi klien
3. Beri
contoh
cara
pelaksanaan
kegiatan yang
boleh
TUK 5
Klien

dapat

Klien
melakukan

klien

lakukan
1. Berikesempat
an klien untuk
18

melakukan

kegiatan

mencoba

kegiatan

yang

kegiatan yang

sesuai kondisi

dengankondis

sakit

dan

sesuai

sakit

dan

kemampuann

kemampuann

ya

ya

telah
direncanakan
2. Beri
pujian
atas
keberhasilan
klien
3. Diskusikan \
kemungkinan

TUK 6
Klien

dapat

memanfaatka
n

sistem

melaksanakan
dirumah.
dapat 1. Beri

Klien

memanfaatka

pendidikan

kesehatan

system

pendukung

pendukung

dikeluarga

yang ada

secara

cara
perawatan
klien
dengan Harga

optimal
Diri Rendah
Klien
daoat 2. Bantu
memanfaatka
keluarga
n
system
menyiapkan
lingkungan di
pendukung
dilingkungan

rumah.

sekitar.
Koping
2.

Individu
Tidak Efektif

TUM
Klien

dapat

melakukan
keputusan
yang

efektif

untuk
mengendalik
an

situasi

kehidupan
yang

Klien mampu 1. Lakukan


duduk

pendekatan

berdampinga

dengan

baik,
19

demikian

menurunkan
perasaan

rendah diri
TUK 1
Klien
dapat

dengan

perawat
Klien mampu

klien

apa

adanya

dan

berbincang

bersikap

bincang

empati
2. Cepat

dengan

menbina

menerima

perawat
Klien mampu

mengendalika

terapeutik

merespon

dan

dengan

tindakan

perawatan diri

perawat

perawat

sendiri

hubungan

perasaan
reaksi

misalnya rasa
marah
,empati.
3. Sediakan
waktu

untuk

berdiskusi dan
bina
hubungan
yang sopan.
4. Berikan
kesempatan
kepada

klien

untuk
TUK 2
Klien

dapat

mengenali
dan

Klien

merespon.
dapat 1. Tunjukan

mengungkap
kan

emosional
yang sesuai
2. Gunakan

mengekspresi

perasaannya
Klien mampu

kan emosinya

mengenali

komunikasi

emosinya dan

terapeutik

dapat
mengekspresi
kannya

tekhnik

terbuka,
3. Bantu
klien
mengekspresi
20

kan
perasaannya
4. Bantu
klien
mengidentifika
sikan

situasi

kehidupan
yang

tidak

berada dalam
kemampuan
dan
mengontrolny
a
5. Dorong untuk
menyatakan
secara

verbal

perasaan

perasaan yang
berhubungan
dengan
ketidak
mampuannya.

21

TUK 3
Klien

dapat

asi pemikiran

kognitif

yang
negative

dapat 1. Diskusikan

mengidentifik

memodifikasi
pola

Klien

yang negatif
Klien
dpat

masalah
yang dihadapi
klien

dengan

memintanya

menurunkan

untuk

penilaian

menyimpulkan

yang
negatifpada
dirinya.

nya
2. Identifikasi
pemikiran
negatif

klien

dan
bantu untuk
menurunkan
melalui
interupsi dan
substitusi
3. Evaluasi
ketetapan
persepsi
logika

dan

kesimpulan
yang

dibuat

klien
4. Kurangi
penilaian klien
yang

negatif

terhadap
dirinya
5. Bantu klien
menerima
nilai
yang
dimilikinya
atau
perilakunya
atau
22

perubahan
yang
terjadi pada
dirinya.

TUK 4
Klien

dapat

berpartisipasi
dalam
mengambil

menentukan

dalam

kebutuhan

menetapkan

untuk

tujuan

perawatan

keputusan
yang

Klien mampu 1. Libatkan klien

pada dirinya
Klien
dapat

yang

ingin dicapai
2. Motivasi klien
untuk

berkenan

berpartisipasi

membuat

dengan

dalam

perawatan

pengambilan

jadwal
aktivitas

dirinya

keputusan

perawatan
dirinya
3. Berikan privasi
sesuai
kebutuhan
yang
ditentukan
4. Berikan
reinsforcemen
23

t
posotif
tentang
pencapaian
kegiatan yang
telah

sesuai

dengan
keputusan
yang
ditentukannya
E.

F.

Implementasi ( fany )

Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada klien (Keliat, B.A., 1997). Evaluasi dilakukan
sesuai dengan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi
dapat dibagi dua yaitu evaluasi proses dan evaluasi formatif, dilakukan
setiap selesai melaksanakan tindakan evaluasi hasil atau sumatif
dilakukan dengan membandingkan respon klien pada tujuan yang telah
ditentukan. Evaluasi masalah Harga Diri Rendah Kronis diharapkan klien
dapat :
a)

Ancaman integritas fisik atau Harga Diri Rendah klien sudah

berkurang.
b)
Perilaku

klien

menunjukkan

kemajuan

dalam

menerima,

menghargai dan
meyakini diri sendiri.
c)
Sumber koping yang adekuat sudah dimiliki klien dan
digunakannya.
d)
Klien dapat memperluas kesadaran diri, menyelidiki dan
mengevaluasi diri.
e)
Klien menggunakan respon koping yang adaptif.
f)
Klien sudah mempelajari strategi baru untuk beradaptasi, dan
meningkatkan

aktualisasi diri.

24

g)

Klien sudah menggunakan pemahaman yang tinggi tentang diri

sendiri untuk

meningkatkan pertumbuhan kepribadian.

G. SP Harga Diri Rendah ( Mia )


1. Tindakan keperawatan
a) Identifikasi kemampuan dan aspek

SP 1 Pasien : mendiskusihan kemampuan dan aspek positif yang dimilik


pasien, membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat
digunakan, membantu pasien memilih atau menetapkan kemampuan
yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun
jadwal pelaksaan kemapuan yang telah dilatih dalam rencana harian.
ORIENTASI
selamat pagi! Bagaimana keadaan T hari ini? T terlihat segar
bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah
T lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat T
lakukan di rumah sakit. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan
untuk kita latih.
dimana kita duduk? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama?
Bagaimana kalau 20 menit?

KERJA
T, apasaja kemampuan yg T miliki? Bagus. Apa lagi? Saya buat daftarnya
ya! Apapula kegiatan rumah tangga yang biasa T lakukan? Bagaimana
dengan merapikan kamar? Menyapu? Mencuci piring dan seterusnya.
Wah, bagus sekali ada 5 kemampuan dan kegiatan yang T miliki!
T, dari kelima kegiatan dan kemamuan ini, yang masih dapt dilakukan di
rumah sakit? (miasal ada 3 yang masih dapat dilakukan ). Bagu sekali ada
3 kegiatan yang masih bisa di kerjakakn di rumahsakit ini !
25

sekarang, coba T pilihsatu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah


sakit ini. Baik yang nomor 1, merapikan tempat tidur? Kalau begitu,
bagaimana kalau sekarang kita latiha merapikan tempat tidur T. mari kita
lihat tempat tidur T! coba lihat sudah rapikah tempat tidurmnya?
nah, kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dahulu
batal dan seutnya. Bagus! Sekarang kita angkat sepeinya, dan kasurnya
kita blaik. Nah, sekarang kita pasang lagi seprei nya, kita mulai dari arah
atas, ya bagus! Sekran gsebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu di sebalah
pinggir masukkan. Sekarang anil bantal, rapikan, dan letakkan di sebelah
atas kepala. Mari kita lipart selimu! Bagus!
T sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba
perhatikan, bedakan dengan sebelum dirapikan ! bagus!
coba T lakukan dan jangan lupa memberikan tanda di kertas daftar
kegiatan, tulus M (Mandiri) kalau T lakukan tanpa di suruh, tulis B
( Bnatuna) kalau T lakukan dengan dibantu, dan tulis T ( TIdak) kalau T
tidak melakukan (perawat member kertas berisi daftar kegiatan harian ) .

TERMINASI
bagaiman perasaaan T setelah kita bercakap dan latihan merapikan
tempat tidur? Ya, T ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat
dilakukan di rumahs akit ini, salah satunya, merapikan tempat tidur, yang
sudah T praktikkan dengan baiks ekali. Nah, kamapuan ini dapat
diklakukan juga di rumash setelah pulang. Sekarang, mari kita masukka
ada jadwal harian. T ,mau berapa kali sehati merapkan tempat tidur?
Bagus, 2 kali, yaiu pagi jam berapa? Lalu setelah istiahat, jam 4 sore.
besok appgi kit latihan kagi kemampuan yang ke 2. T masih ingat
kegiatan apa lagi yang mampu dikalukan di rumah sakit selain merapikan
tempat tidur? Ya bagus, cuci piring, kalau begitu kita akan latihan mencuci
pitring besomk jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis maka pagi.
Sampai jumpa ya !
26

SP 2 Pasien: melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan


kemampuan pasien. Latihan dapat dilanjutkan untuk kemampuan lain
sampai semua kemampuan dilatih. Setiap kemampuan yang dimiliki akan
meningkatkan harga diri pasien.
ORIENTASI
Selamat pagi. Bagaimana perasaan T pagi ini? Wah, T tampak carah!
Bagaimana T, sudah mencoba merapikan tempat tidur tadi pagi?. Bagus
kalau sudah dilakukan (jika pasien belum mampu melakukannya, ulang
dan bantu kembali) sekarang kita akan latihan kemampuan kedua. Masih
ingat? Apa kegiatan itu T?
ya benar, sekarang kita akan latihan mencuci piring di dapur
Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!
KERJA
T, sebelum mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya,
yaitu sabut/sponge untk membersihkan piring, sabun khusus untuk
mencuci piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air untuk
membilas , T dapat menggunakan air yang mengalir dari keran ini. Oh ya,
jangan lups sediakan tempat sampah untuk membuang sisa makanan.
sekarang

saya

perlihatkan

dulu

ya

caranya.

Setelah

semuanya

perlengkapan tersedia , T ambil satu piring kotor, lalu buang dulu sisa
kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian T
bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/sponge yang sudah
diberikan sabun pencuci piring. Setelah selesai disabuni bilas dengan air
bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun dipiring tersebut. Setelah
itu, T bisa mengeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah
tersedia di dapur. Nah, selesai !
sekarang coba T yang melakukan
Bagus sekali , T dapat mempraktikkan cuci piring dengan baik! Sekarang
dilap tangannya
27

TERMINASI
Bagaimana perasaan T setelah latihan cuci piring?
Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan
sehari-hari
T. mau berapa kali T mencuci piring? Bagus sekali T mencuci piring tiga
kali setelah makan
besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapikan
tempat tidur dan mencuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya,
benar kita akan latihan mengepel
mau jam berapa? Sama seperti sekarang? Sampai jumpa

SP 1 KELUARGA : mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam


merawat pasien dirumah, menjeskan tentang ogertian, tanda dan gejala
harga diri rendah, menjelaskan cara merawat pasien dengan harga diri
renda, mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan harga diri
rendah, dan member kesempatan kepada keluarga untuk mempraktikan
cara merawat.
ORIENTASI
selamat pagi! Bagaimana keaadaan bapak/ibu pagi in?
bagaimana kalau pagi ini ita bercakap-cakap tentan g cara merawat T?
berapa lama? Bagimana 30 menit? Akalu 30 menit? Baik, mari duduk di
ruangan wawancara!
KERJA
Apa yang bapak atau ibu ketahui tntang maalah T?
ya memang, benar sekali pak/bu, T itu memang terlihat tidak percaya diri
dan sering menyalahkan dirinya seniri. T sering mengatakan dirinya
adalah oran gyang paling bodoh sedunia. Dengna kata lain, anak
28

bapak/ibu memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan


munculnya pikiran-pikirang yang selalu negative terhadap drii sendiri jika
keadaannya terusmenerus seperti itu, T dapat mengalami smasalah yang
lebih beratlagi, misalnya T jadi malu bertemu dengan orang lain dan
memilih mengurung diri.
sapiak disini, bapak/ibu mengerti apa yang dimaksud dengan harga diri
rendah?
Bagus sekali bapak/ ibu sudah mengerti!.
setelah kita mengerti bahwa masalah T dapat menjadi masalah serius,
kita perlu memberikan perawatan yang baik untuk T.
bapak/ibu, apasaja emampuan yang dimiliki T? ya, benar, dia juga
mengatakan hal yang sama. (jika sama dengan kemampuan yang
dikatakan T.)
T telah berlatih dua kegiatan, yaitu merapikan tempat tidur dan cuci
piring. T juga telh dibuatkan jadwal untuk kegiatan tersebut. Untuk itu,
bapak/ibu dapat mengingatkan T untuk melakukan kegiatan tersebut
sesuai jadwal. Tolong bantu menyiapkan alat-alatnya, ya pak/bu. Jangan
lupa memberikan pujian agar harga dirinya meningkat. Ajakpula tanda
contreng pada jadwal kegiatannya. Selain itu, jika T sudah tidak lagi
dirawat di rumah sakit, bapak/ibu tetap perlu memantau perkembangan T.
Jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi,
bapak/ibu dapat membawa T ke puskesmas.
nah, bagaimana kalau sekarang kita praktikan cara menberikan pujian
kepada T. temui T dan tanyakan kegiatan yang sudah diaberikan lalu
berikan pujian seperti, bagus sekali T, kamu sudah semakin terampil
mencuci piring!.
coba bapak atau ibu peraktikan sekarang. Bagus!
TERMINASI
bagaimana perasaan bapak/ibu setelah percakapan kita ini?
29

dapatkan bapak/ ibunjelaskan kembali masalah yang dihadapi T dan


bagaimana cara merawatnya?
bagus sekali bapak/ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah, setiap kali
bapak /ibu mengunjungi T lakukan eperti itu. Nanti dirumah juga
demikian.
bagaiman kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara
memberika pujian langsung kepada T.
pukul berapabapakibu datang? Baik akan saya tunggu. Sampai jumpa !

SP 2 KELUARGA :Melatih keluarga mempraktikan cara merawat pasien


harga diri rendah langsung pada pasien.
Peragakan:
ORIENTASI
selamat pagi pak/ibu! Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini?
bapak/ibu masih ingat latihan merawat anak bapak/ibu seperti yang kita
pelajari dua hari yang lalu?
baik, hari ini kita akan mempraktikannya langsung pada T .
bagaimana kalau 20 menit? Sekatrang mari kita temui T!
KERJA
selamat pagi T. bagaimana peraasaan T hari ini? Hari ini saya datang
bersama orang tua T. seperti yang sudah saya katakana sebelumnya,
orang tua T juga ingin merawat T agar T cepat pulih. (kemuadian anca
berbicara kepada keluarga sebagai berikut.
nah, pak/ibuk, sekaran gbapak/ ibuk bisa mempraktikan apa yang sudah
kita latihkan beberapa hari yang lalu, yaitu memberikan pujian terhadap
perkembangan

anak

bapak/ibuk.

(perawat

mengobservasi

keluarga
30

mempraktikan cara merawat pasien seperti yang telah dilakukan pada


pertemuan sebelumnya )
bagaimana perasaan T setelah berbincang-bincang dengan orang tua
T?
baiklah, sekarang suster dan orang tua T ke ruang perawat dulu!
(perawat dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi
dengan keluarga .)
TERMINASI
Bagaimana perasann bapak/ibu setelah kita latihan tadi?
mulai sekarang bapak/ibu sudah dapat melakukan cara perawatan tadi
terhadap T.
tiga hari lagimkita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalamn
bapak/ibuk melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan
tempatnya sama seperti sekarang, ya?

SP 3 KELUARGA: membuat perencanaan pulang bersama keluarga.


Peragakan komunikasi dibawah ini!
ORIENTASI
selamt pagi buk/pak! Karena hari ini T sudah boleh pulang, kita akan
membicarakan jadwal T selama dirumah.
berapa lama bapakibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor!
KERJA
bapak/ibu

ini

jadwal

kegiatan

selama

di

rumah

sakit.

Coba

diperhatikan, apakah semua dapt dilaksanakan di rumah? Pak/buk, jadwal


yang telah dibuat selama T berada dirumah sakit tolong dilanjutkan
dirumah, baik jadwal keiatan maupun jadwal minum obatnya,

31

hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah prilaku yang


tampilkan oleh T selaa drumah. Contohnya kalau T terus menerus
menyalahkan diri sendiri dan berpikiran negative terhadap diri sendiri,
menolak minum oabt atau memperlihatkan perilkau yang membahayakan
orang lain. Jika hal ini terjadi, segera hubungi perawat K dipuskesmas
indrapuri , puskesmas terdekat dari rumah bapak/ibuk, ini nomor telefon
puskesmasnya: (0651) 554xxx.
selanjutnya perawat K terbut yang akan memantau perkembangan T
selam dirumah.
TERMINASI
bagaimana pak/buk? Ada yang belum jelas
ini jadwal kegiatan harian T untuk dibawa pulang. Ini surat rujukan
untukperawat K dipuskesmas indrepuri. Jangan pula control ke puskesmas
sebelum obat habis atau ada gejala yang telihat. Silahkan selesaikan
administrasinya!

32

BAB IV
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Setelah penulis melakukan pengkajian dan perawatan pada Tn. R
dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah di Ruang perkasa
Rumah Sakit Jiwa Daerah Klaten selama 2 minggu penulis dapat
menarik kesimpulan bahwa dalam malakukan perawatan jiwa sangat
penting

sekali

membina

hubungan

saling

percaya

dan

juga

membutuhkan kolaborasi yang baik dengan tenaga medis (dokter dan


perawata), keluarga dan juga lingkungan (tetangga dan masarakat)
terapeutik, agar semua maksud dan tujuan klien dirawat maupun
perawat yang merawat tercapai.
B.

Saran
1.

Klien
-

Libatkan klien dalam aktivitas positif

Minum obat secara rutin dengan prinsip 5B

Memahami

aspek

positif

dan

kemampuan

yang

dimilikinya
Berlatih untuk berinteraksi dengan orang lain

2.

Keluarga
-

Mau dan mampu berperan serta dalam pemusatan kemajuan


klien

Membantu klien dalam pemenuhan aktivitas positif

Menerima klien apa adanya

Hindari pemberian penilaian negatif

3.

Perawat
-

Lebih mengingatkan terapi theraupetik terhadap klien

33

Menyarankan keluarga untuk menyiapkan lingkungan

dirumah

Meningkatkan pemenuhan kebutuhan dan perawatan

klien
-

Memberi reinforcement

DAFTAR PUSTAKA

Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Keliat, Budi Anna dan Akemat. 2010.

Model Praktik Keperawatan

Profesional Jiwa. Jakarta : EGC

34

Vous aimerez peut-être aussi