Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN SISTEM PENDENGARAN
Disusun Oleh:
FAJAR IBNU SABIL
(P27820714004)
ANINDYA HIDAYATURROHMA
(P27820714011)
(P27820714018)
FIKA AGUSTINA
(P27820714023)
(P27820714030)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul
Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Pendengaran.
Dalam proses penyusunan makalah ini, kami sebagai penyusun mengalami
banyak permasalahan. Namun berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak
akhirnya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan
ini, dengan segala kerendahan hati, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen
Pembimbing mata kuliah Keperawatan Gerontik yang telah membimbing kami
dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi maupun
sistematika penulisannya, maka dari itu kami berterima kasih apabila ada kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat dapat bermanfaat bagi rekan-rekan
seperjuangan
nantinya.
Penyusun
DAFTAR ISI
i
Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Presbikusis adalah tuli sensorineural pada usia lanjut akibat proses
penuaan organ pendengaran yang terjadi secara berangsur-angsur, dan simetris
pada kedua sisi telinga. Johnson R, menyatakan bahwa penurunan ketajaman
pendengaran yang bersifat progresif lambat ini terbanya pada usia 70-80 tahun,
pada usia 70 tahun biasanya penderita belum merasakan adanya gangguan
pendengaran namun ketika usia mencapai 80 tahun gangguan pendengaran terasa
lebih nyata. Presbikusis dialam sekitar 30-35% pada populasi berusia 65-75 tahun
dan 40-50% pada populasi diatas 75 tahun. Prevalensi pada laki-laki sedikit lebih
tinggi daripada wanita. Perbedaan prevalensi presbikusis antar ras belum
diketahui secara pasti.
Presbikusis merupakan salah satu masalah kesehatan yang terpenting
dalam masyarakat. Hampir 40% penderita usia 65 tahun keatas mengalami
gangguan pendengaran. Akibat gangguan tersebut penderita mengalami berbagai
gangguan. Skrining pendengaran sebaiknya dilakukan secara rutin pada penderita
dengan usia diatas 60 tahun untuk menurunkan morbiditas akibat presbikusis.
Negara-negara barat memiliki pola yang begitu berbeda pada tuli jenis ini.
Laporan National Institute on Aging memberikan informasi sepertiga penduduk
Amerika antara usia 65-74 tahun dan separuh penduduk berusia 85 tahun keatas
memiliki ganggua pendengaran jenis ini. Prevalensi tersebut meningkat pada
tahun 2003 menjadi 70 juta orang. Jumlah penduduk di Indonesia dengan usia
lebih dari 60 tahun pada tahun 2005 diperkirakan mencapai 19,9 juta atau 8,48%
dan tahun 2025 diperkirakan penderita presbikusis akibat usia lanjut tersebut akan
meningkat menjadi 4 kali lipat dan merupakan jumlah tertinggi di dunia.
Dengan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat yang terdiri dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Akan bisa
mendeteksi dini adanya gejala awal dari presbikusis dan diharapkan dengan
adanya perencanaan dan pelaksanaan yang dilakukan oleh perawat dapat
keperawatan
teori
dengan
gangguan
pendengaran presbikusis.
3) Untuk mengetahui asuhan keperawatan dengan gangguan pendengaran
presbikusis pada pasien lansia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Laporan Pendahuluan
1. Definisi
Presbikusis merupakan akibat dari proses degeneratif pada satu
atau beberapa bagian koklea (striae vaskularis, sel rambut dan membran
basilaris) maupun serabut saraf auditori.
Presbikusis ini juga merupakan hasil interaksi antara faktor genetik
individu
dengan
faktor
eksternal.Presbikusis
adalah
hilangnya
hubungan
dengan
faktor-faktor
herediter,metabolisme,
Menarik
dari
Hargadiri
diri
lingkungan
rendah
Lebih banyak
Kurangistirahat
aktifitas
6. Manifestasi klinis
Berkurangnya pendengaran secara perlahan dan progresif perlahan
pada kedua telinga dan tidak didasari oleh penderita.
a. Suara-suara terdengar seperti bergumam, sehingga mereka sulit untuk
mengerti pembicaraan.
b. Sulit mendengar pembicaraan di sekitar, terutama jika berada di tempat
dengan latar belakang suara yang ramai.
c. Suara berfrekuensi rendah, seperti suara laki-laki, lebih mudah di
dengar daripada suara berfrekuensi tinggi.
d. Bila intensitas suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telinga.
Telinga terdengar berdenging ( tinnitus).
7. Penanganan
Jika derajat gangguan pendengaran masih ringan, hal ini dapat
diatasi dengan mudah. Klien cukup meminta tolong untuk mengulangi
kembali pertanyaannya. Akan tetapi, terdapat suatu saat ketika seseorang
memerlukan alat bantu dengar. Alat bantu dengar adalah alat elektroakustik yang dipasang di dalam atau di belakang telinga. Tujuannya adalah
memperkuat dan mengatur gelombang suara untuk si pemakai. Alat bantu
dengar awalnya berbentuk terompet yang diarahkan ke sumber bunyi
untuk didengarkan. Dalam perkembangannya suatu kontak penguat
gelombang suara (amplifier) dihubungkan dengan suatu perangkat yang
berada dalam telinga. Kotak tersebut dapat dimasukkan ke dalam saku atau
digantung
di
pinggang.
Kini,
alat
yang
lebih
canggih
telah
2. Gunakan pelindung telinga (ear plegs atau ear muffs) untuk mencegah
kerusakan lebih lanjut
3. Gunakan alat bantu dengar
4. Lakukan latihan untuk meningkatkan keterampilan membaca gerak
bibir dan latihanmendengar
5. Berbicaralah dengan penderita presbikus dengan nada rendah dan jelas.
Dengan memahami kondisi yang dialami oleh para lansia dan
memberikan terapi yang tepat bagimereka, diharapkan kita dapat
membatu mengatasi masalah sosial yang mungkin mereka alami
akibatadanya keterbatasan fungsi pendengaran mereka.
9. Pemeriksaan penunjang
Untuk memeriksa pendengaran dilakukan dengan :
a. Garputala
1) Uji rinne
2) Uji weber
3) Uji schwabach
b. Uji berbisik
c. Audiometri
B. ASKEP KASUS PRESBIAKUSIS
Nama wisma : Ayah Bunda
1.
IDENTITAS KLIEN
Nama
: Tn.S
Umur
: 70 Tahun
Agama
: Islam
Alamat asal
: Surabaya
Tanggal datang
: 1 April 2016
DATA KELUARGA
Nama
: Ny.A
Hubungan
: Anak
Pekajaan
: TKI
Alamat
: Surabaya
Telp
: 031564xxx
6
3.
4. FUNGSI FISIOLOGIS
a.
Kondisi Umum
Ya
V
V
V
V
V
Kelelahan
Perubahan BB
Perubahan nafsu makan
Masalah tidur
Kemampuan ADL
KETERANGAN
b.
Normal
Integumen
Ya
Lesi / luka
Pruritus
Perubahan pigmen
Memar
Pola penyembuhan lesi
KETERANGAN
c.
d.
Tidak
Tidak
V
V
V
V
V
Normal
Kepala
Sakit kepala
Pusing
Gatal pada kulit kepala
KETERANGAN
Ya
Mata
Perubahan Penglihatan
Pakai kacamata
Ya
V
V
Tidak
V
V
V
Normal
Tidak
Kekeringan mata
Nyeri
Gatal
Photobobia
Diplopia
Riwayat infeksi
KETERANGAN
e.
f.
g.
h.
V
V
V
V
V
V
Tidak Normal
Telinga
Penurunan pendengaran
Discharge
Tinitus
Vertigo
Alat bantu dengar Rwyt infeksi
Kebiasaan membersihkan telinga
Dampak pada ADL
KETERANGAN
Ya
V
V
V
V
Hidung Sinus
Rhinorrhea
Discharge
Epistaksis
Obstruksi
Snoring
Alergi
Riwayat infeksi
KETERANGAN
Ya
V
V
V
V
Mulut, Tenggorokkan
Nyeri telan
Kesulitan menelan
Lesi
Perdarahan gusi
Caries
Perubahan rasa
Gigi palsu
Riwayat Infeksi
Pola sikat gigi
KETERANGAN
Ya
Pernapasan
Batuk
Nafas pendek
Hemoptisis
Wheezing
Ya
Tidak
V
V
V
Tidak Normal
Tidak
V
V
V
Tidak Normal
Tidak
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Normal
Tidak
V
V
V
V
Asma
KETERANGAN
i.
j.
k.
V
Nomal
Kardiovaskuler
Chest pain
Palpitasi
Dipsnoe
Paroximal nocturnal
Orthopnea
Murmur
Edema
KETERANGAN
Ya
Gastrointestinal
Disphagia
Nausea / vomiting
Hemateemesis
Perubahan nafsu makan
Massa
Jaundice
Perubahan pola BAB
KETERANGAN
Ya
Normal
Tidak
V
V
V
V
V
V
V
Perkemihan
Ya
Dysuria
Frekuensi
Hesitancy
Urgency
Hematuria
Poliuria
Oliguria
Nocturia
Inkontinensia
Nyeri berkemih
Pola BAK
KETERANGAN
l.
Tidak
V
V
V
V
V
V
V
Tidak
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Normal
Reproduksi
Ya
Lesi
Disharge
Testiculer pain
Testiculer massa
Perubahan gairah sex
9
Tidak
V
V
V
V
V
Impotensi
m.
n.
Muskuloskeletal
Nyeri Sendi
Bengkak
Kaku sendi
Deformitas
Spasme
Kram
Kelemahan otot
Masalah gaya berjalan
Nyeri punggung
Pola latihan
Dampak ADL
KETERANGAN
Persyarafan
V
V
V
V
V
V
Psikososial
Cemas :
Depresi
:
Ketakutan
:
Insomnia
:
Kesulitan dalam mengambil
Ya
Tidak
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Spiritual
Aktivitas ibadah :
Hambatan
KETERANGAN:
q.
Tidak
V
V
keputusan :
Kesulitan konsentrasi :
Mekanisme koping :
Persepsi tentang kematian:
Dampak pada ADL
p.
V
Tidak
V
V
Ya
V
Headache
Seizures
Syncope
Tic/tremor
Paralysis
Paresis
Masalah memori
KETERANGAN
o.
Ya
V
Ya
V
Tidak
V
Sedang
Lingkungan
Bersih
V
a. Kamar:
10
Tidak
b. Kamar mandi:
c. Dalam rumah, wisma :
V
V
Dengan
Kriteria
Bantuan
1 Makan
Berpindah dari kursi roda ke tempat
2
tidur, atau sebaliknya
Personal toilet (cuci muka, menyisir
3
rambut, gosok gigi)
Keluar masuk toilet (mencuci
4
pakaian, menyeka tubuh, menyiram)
5 Mandi
Beijalan di permukaan datar (jika
6
tidak bisa, dengan kursi roda)
7 Naik turun tangga
8 Mengenakan pakaian
9 Kontrol bowel (BAB)
10 Kontrol Bladder (BAK)
Mandiri
Skor Yang
10
10
5-10
15
10
10
10
10
10
10
10
Jumlah
2. Aspek Kognitif MMSE (Mini Mental Status Exam)
No
Aspek
Nilai
Nilai
Kognitif
maksimal
Klien
Didapat
64
Kriteria
Menyebutkan dengan benar:
Orientasi
Tahun: Hari
Musim:
Bulan:
Tanggal:
Dimana sekarang kita berada ? Negara:
2
Orientasi
Panti:
Propinsi:
Wisma:
Kabupaten/kota:
Registrasi
11
Perhatian dan
kalkulasi
Mengingat
Bahasa
Total nilai
Interpretasi hasil:
30
21
12
Kesimpulan : Dari wawancara dengan Tn.S, didapatkan hasil nilai 21 yaitu Tn.S
mengalami gangguan kognitif sedang.
3. Tes Keseimbangan
Time Up Go Test
No
1
Tanggal Pemeriksaan
2
3
Rata-rata Waktu TUG
Interpretasi hasil
Interpretasi hasil:
Apabila hasil pemeriksaan TUG menunjukan hasil berikut:
>13,5 detik
>24 detik
>30 detik
4. Kecemasan, GDS
Pengkajian Depresi
No
Pertanyaan
Ya
0
Jawaban
Tdk
1
Hasil
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
10.
11.
0
1
biasa
12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda
1
0
Anda merasa diri anda sangat energik /
13.
0
1
bersemangat
14. Anda merasa tidak punya harapan
1
0
Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari
15.
1
0
diri anda
Jumlah
Kesimpulan : Diperoleh hasil 4 dari pengkajian depresi. Hal tersebut tidak
0
0
0
1
0
4
Indikators
Menderita sakit atau kondisi yang mengakibatkan
Score
Pemeriksaan
dikonsumsi
2. Makan kurang dari 2 kali dalam sehari
URAIAN
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
FUNGSI
ADAPTATION
2.
3.
1
PARTNERSHIP
1
GROWTH
1
AFFECTION
sedih/mencintai
Saya puas dengan cara teman-teman saya dan
SKORE
RESOLVE
TOTAL
Intepretasi:
< 3 = Disfungsi berat
4 - 6 = Disfungsi sedang
> 6 = Fungsi baik
Kesimpulan : Dari wawancara dengan Tn.S hasil fungsi sosial lansia adalah 7
dengan interpretasi fungsi baik.
15
ANALISA DATA
Waktu
1 April
2016
Data Subyektif/Objektif
DS :
Interpretasi
Masalah Keperawatan
perawat
Klien hanya diam saja pada saat
diajukan pertanyaan
Klien merasa tidak nyaman saat
dilakukan sesi wawancara
Klien dapat menjawab pertanyaan
dari perawat saat pertanyaan
diulang berkali-kali dengan suara
keras
1 April
2016
DS:
Klien mengatakan terkadang
aktifitas
Adanya masalah dengan gaya
berjalan.
1 April
2016
DS :
Cemas
Klien mengatakan sering melamun
dan memikirkan mengenai
pendengarannya, ia takut tidak akan
16
Cemas
bias sembuh.
Klien sering bertanya alasan ia
menjenguknya.
Klien sering bertanya kapan ia bisa
pulang ke rumah.
Score yang diperoleh pada
pengkajian kecemasan dan GDS
1 April
2016
memperoleh nilai 4
DS:
Risiko
Risiko
ketidakseimbangan ketidakseimbangan nutrisi
Klien mengatakan tidak nafsu makan
nutrisi dari
dari kebutuhan tubuh
DO :
kebutuhan tubuh
dikonsumsi
Makan kurang dari 2 kali
dalam sehari, minimal 4-5
sendok makan.
Mengalami penurunan berat
badan 5 Kg dalam enam bulan
terakhir.
1 April
DS :
Kurangnya
17
Distress spiritual
mobilisasi aktivitas
tempat tidur
Klien pada saat berwudhu
PRIORITAS MASALAH
1. Gangguan persepsi sensorik berhubungan dengan menurunnya sistem
pendengaran ditandai dengan :
a.
b.
c.
d.
18
19
RENCANA TINDAKAN
NO
1.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN/KRITERIA
Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan Tujuan Jangka Panjang :
sistem pendengaran menurun ditandai dengan :
pendengaran
pertanyaan
c. Klien merasa tidak nyaman saat dilakukan sesi
wawancara
d. Klien dapat menjawab pertanyaan dari perawat
INTERVENSI
1. Kaji tingkat kemampuan Tn. S
RASIONAL
1. Mengetahui seberapa tingkat
kemampuan Tn. S dalam
menerima rangsang suara.
2. Mengetahui kondisi telinga
Tn. S, apakah ada serumen
yang menyebabkan
suara keras.
pendengaran Tn. S
terganggu.
3. Melakukan irigasi untuk
melakukan pembersihan
pada telinga
4. Agar Tn. S bisa menerima
menyampaikan pesan.
6. Sarankan dan ajarkan Tn. S
1. Mampu menerima
rangsangan suara dengan baik
melalui metode alternatif.
2. Mampu
mengintreprestasikan suara
20
memahaminya.
5. Mempermudah Tn. S dalam
berkomunikasi.
6. Mempermudah Tn. S dalam
mendengarkan suara atau
menerima rangsang suara.
dengan benar.
3. Menunjukkan peningkatan
kamampuan dalam
kehilangan pendengaran
berkomunikasi.
7. Meminimalkan kerusakan
Setelah dilakukan
resiko, Penilaian
menyebabkan cidera
mengalami cidera.
diketahui lansia.
fraktur situasional
2. Beritahu klien agar lebih
aktivitas
bagaimana caranya
melakuakan pencegahan
pusing
terjadinya cidera.
21
lingkungan
Cemas behubungan dengan penurunan fungsi Tujuan Jangka Panjang:
1. Bantu pasien mengungkapkan
Setelah
dilakukan
pendengaran ditandai dengan:
perasaan yang dirasakan
kunjungan selama 3 kali 2. Ajarkan teknik relaksasi
a. Klien sering bertanya apakah ia bias
3. Anjurkan keluarga mendekati
dalam 1 minggu kecemasan
sembuh.
dan menemani pasien
b. Klien sering bertanya alasan ia tidak dapat
klien menghilang.
Tujuan Jangka Pendek :
mendengar normal.
Setelah dilakukan 2 kali
c. Klien sering bertanya berulang apakah
4. Jelaskan kepada pasien
kunjungan dalam seminggu
pendengarannya bisa kembali normal lagi.
mengenai penyebab menurunnya
d. Klien sering bertanya apakah keluarganya
kecemasan klien berkurang
fungsi pendengaran dan cara
sudah datang untuk menjenguknya.
dengan Kriteria Hasil
mengatasinya.
e. Klien sering bertanya kapan ia bisa pulang
5. Berikan solusi atau pilihan
1.
Pasien
mampu
ke rumah.
kepada
pasien
untuk
mengungkapkan
rasa
f. Score yang diperoleh pada pengkajian
22
1.
Untuk
membantu
keluarga sangat
yang
pasien
4.
setelah
dirasakn
mengtahui
kecemasan
pasien.
5. untuk memberikan solusi
cemas
yang
2. Pasien
sudah
respon
memaksimalkan
pendengarnya
indera
dengan
bantuan
menghilangkan
kecemasan
6. Tanda
tanda
pasien.
6. dengan adanya penjelasan
diharapkan
pasien
mau
kegiatan
dan
memberikannharapan kepada
bertanya mengulang.
menunjukkan
mengurangi
kecemasan
tidak
dapat
cemas pasien.
vital
Intake nutrisi
24
tercukupi.
2.
Asupan makanan
dan cairan tercukupi
3.
4.
Pasien mengalami
peningkatan berat
badan
b.
c.
d.
hubungan terapeutik.
2. Kaji individu tentang rasa kurang
kepercayaan dirinya
3. Memberikan individu kekuatan
spiritual
4. Mendorong Tn S. dalam
berpartisipasi dengan anggota
1. Untuk membangun
pendekatan terapeutik.
2. Untuk mengetahui tingkat
kepercayaan dirinya
3. Untuk selalu lebih dekat
dengan Allah SWT
4. Untuk membangun rasa
kepercayaan diri Tn.S agar
tidak minder
5. Agar Tn S. selalu lebih
dekat dengan Allah SWT
6. Untuk mengurangi beban
stressor yang dipikirkannya
stressor
3. Mampu meneria terhadap
status kesehatan
26
IMPLEMENTASI/ TINDAKAN
NO
1.
DIAGNOSA
WAKTU DAN
KEPERAWATAN
Gangguan komunikasi
TANGGAL
1 April 2016
verbal berhubungan
08.00-09.00
dengan sistem
Wib
Gangguan komunikasi
2 April 2016
verbal berhubungan
08.00-09.00
dengan sistem
WIB
pendengaran menurun.
PETUGAS
pendengaran menurun.
2.
IMPLEMENTASI
Perawat D4 Gawat
Darurat
Perawat D4 Gawat
Darurat
2 April 2016
07.00-08.00 wib
Perawat D4 Gawat
Darurat
lingkungan.
4.
3 April 2016
berhubungan dengan
06.00-08.00
WIB
28
Perawat D4 Gawat
Darurat
CATATAN PERKEMBANGAN
No.
Hari/Tgl/Jam
Diagnosa No.
1
1.
2
1 April 2016
3
Dx no. 1
09.00-10.00 wib
Ttd/ Nama
6
Perawat D4 Gawat
Darurat
2 April 2016
Dx No. 1
09.00-10.00 wib
P : intervensi 3, 7 dilanjutkan
S : klien mengatakan telinga terasa bersih dan mampu
mendengarkan pesan dan rangsangan suara.
O : Klien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
perawat
Klien tidak diam pada saat diajukan pertanyaan
Klien merasa nyaman saat dilakukan sesi wawancara
Perawat D4 Gawat
Darurat
2 April 2016
08.00-08.30 wib
Dx no. 2
P : intervensi dihentikan
S : klien mengatakan terkadang masih mengalami kesulitan
dalam berkomunikasi dengan orang lain.
O : Klien mulai membuka diri dengan orang lain
30
Perawat D4 Gawat
3 April 2016
08.00-08.30 wib
Dx no. 2
Darurat
Perawat D4 Gawat
Darurat
31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Presbikusis merupakan akibat dari proses degeneratif pada satu atau
beberapa bagian koklea (striae vaskularis, sel rambut dan membran basilaris
maupun serabut saraf auditori.
Schuknecht menerangkan bahwa penyebab kurang pendengaran
akibat degenerasi ini dimulai terjadinya atrofi di bagian epitel dan saraf sel
ganglion spiral pada daerah basal hingga ke daerah apeks yang pada
akhirnya terjadi degenerasi sel-sel pada jaras saraf pusat dengan manifestasi
gangguan pemahaman bicara. Prebiskusis dibagi menjadi dua yaitu
prebiskusis internal dan prebiskusis eksternal.
Berkurangnya pendengaran secara perlahan dan progresif perlahan
pada kedua telinga dan tidak didasari oleh penderita.
a. Suara-suara terdengar seperti bergumam, sehingga mereka sulit
untuk mengerti pembicaraan.
b. Sulit mendengar pembicaraan di sekitar, terutama jika berada di
tempat dengan latar belakang suara yang ramai.
c. Suara berfrekuensi rendah, seperti suara laki-laki, lebih mudah di
dengar daripada suara berfrekuensi tinggi.
d. Bila intensitas suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telinga.
Telinga terdengar berdenging ( tinnitus).
B. Saran
Dari asuhan keperawatan pada lansia di atas, dapat diketahui bahwa
pada lansia yang mengalami gangguan pendengaran mempunyai banyak
tanda dan gejala, salah satunya yaitu faktor usia. Semoga asuhan
keperawatan ini dapat memberikan informasi kepada lansia.
32
DAFTAR PUSTAKA
Agoes Azwar, dkk.2009.Penyakit Di Usia Tua.Jakarta:EGC
Darmojo
R.Budhi,dk.1999.GERIATRI
(Ilmu
Kesehatan
Usia
Lanjut).Jakarta:FKUI
Gadipa,Anang.2012.https://muhammadananggadipa.wordpress.com/2012/01/12/g
angguan-pendengaran-pada-lansia/.diakses pada tanggal 8 April 2016
pada pukul 12.00 WIB
Widyadari,nindya.2011.http://nindyawddr3gmailcom.blogspot.co.id/.diakses pada
tanggal 8 April 2016 pada pukul 10.00 WIB