Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1. Motivasi Penelitian
Perkembangan penelitian bidang akuntansi di Negara kurang berkembang terus
mengalami peningkatan (Less Developed Country (LDC)). Kompetisi dan globalisasi
menjadi faktor dominan, terlebih adanya program penyesuaian struktural institusi
keuangan, jurnal akuntansi terbaru yang tidak terlalu kebaratan, dan program doktoral
barat yang mendorong perwakilannya melakukan indigenous research. Namun
demikian, penelitian bidang akuntansi manajemen khususnya Management Accounting
System (MAS) belum terlalu berkembang di negara kurang berkembang (LDC) dimana
seharusnya MAS berperan cukup penting dalam perkembangan negara. Untuk itu,
penelitian yang terkait dengan MAS diharapkan dapat memberikan manfaat empiris
terhadap permasalahan yang ada khususnya bagi negara kurang berkembang (LDC).
2. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagi berikut :
1. Mengklasifikasi penelitian terkait MAS berdasarkan negara, tahap
perkembangan, metode, topik, dan dan teori.
2. Merangkum perubahan penerapan MAS dari masa kolonial hingga
sekarang atau kapitalisme terutama di negara Ghana, Srilangka
dan Bangladesh.
3. Menjelaskan temuan penelitian terkait MAS yang telah dilakukan
sebelumnya hingga sekarang.
3. Metode Penelitian
Universitas Indonesia
dipublikasikan
baik
yang
sudah
banyak
dikenal
secara
1. Negara
Topik
Penelitian
29
10
4
6
3
4
2
10
2
Universitas Indonesia
menengah
masih
sangat
sedikit
dimana
sektor
tersebut
negara LDC.
Jumlah
Metode Riset
Studi Kasus (mulai dari observasi dengan wawancara sampai
dengan analisa dokumen)
Studi Lapangan dan Kuesioner
Kuesioner
Studi Literatur dan Analisa Dokumen
Penelitian
47
8
10
10
Jumlah
Penelitian
3
2
11
5
10
4
6
2
1
19
Universitas Indonesia
Tabel
di
atas
menunjukkan
bahwa
sebagian
grounded
dan
besar
preferensi
institutional
data
dimana
politik
ekonomi
(Wickramasinghe
dan
Hopper,2005)
dimensi
kunci
yaitu
karakteristik
produksi
(modes
of
pihak
politik,
hubungan
industrial,
dan
keuangan
internasional.
Berikut ini merupakan tahapan perkembangan MAS pada setiap
rezim.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
kapitalis di
beberapa sektor, dan membangun infrastruktur untuk perolehan bahan baku, tenaga kerja, dan
komoditas pengganti (Brewer, 1984). Beberapa perusahaan internasional dan bank mengatur
arus modal dalam divisi teritorial dagang dengan aturan imperialisme yang menimbulkan
dual economy, yaitu pertanian tradisional, perdagangan, dan domestik dan ekspor modern.
Politik kolonial membagi masyarakat menjadi imperialis kulit putih dan penduduk lokal.
Banyak pekerja lokal berupaya memperoleh kehidupan dari pertanian dimana perusahaan
kolonial menggunakan tenaga kerja kontrak dari area lokal atau koloni lain. Strategi
pembagian dan aturan kerja kolonial didasarkan atas ras dan etnis (Burawoy, 1985). Di
Bangladesh dan Ghana, colonial state membagi kerja berdasarkan agama para pekerjanya.
Pada rezim kolonialisme tidak ada struktur organisasi, promosi, aturan pelatihan dan
pengendalian. Pada rezim ini juga terdapat kekerasan fisik dan pembebanan denda pada
perusahaan besar. Di Sri Lanka, muncul perlawanan terhadap white bossesdan
kolonialisme (Jayawardena, 1972). Perusahaan imperial menggunakan MAS dalam
perencanaan dan penetapan target untuk operasi luar negeri tetapi penekanannya berdasarkan
pada pelaporan keuangan untuk stewardship and tracking remittances.
Negara Kapitalisme
Pada kapitalisasi negara, negara mendominasi atas keuangan dan pasar modal sekaligus
mengendalikan GDP. Negara juga mendanai aktivitas industri dan lebih banyak mendapat
bantuan internasional kemudian dialokasikan perusahaan publik. Pada masa kapitalisasi
Universitas Indonesia
negara perputaran pendanaan melalui pasar modal dianggap tidak penting, pembiayaan
melalui bank yang terkonsentrasi pada bank sentral. Menurut Moss (2003), pasar modal di Sri
Lanka dan Ghana tidak aktif, perusahaan perusahaan besar dinasionalisasi dan dibiayai oleh
negara, sementara perusahaan asing yang tidak dinasionalisasi pembiayaannya biasanya dari
luar. Di Bangladesh, pemerintah menasionalisasi seluruh unit industri tetapi unit pertanian
pedesaan dan industri penginapan tidak disentuh. Di Ghana dan Sri Lanka, BUMN dibentuk
dengan cara menasionalisasi hampir seluruh sektor industri, seperti manfaktur dan
infrastruktur namun tidak untuk sektor pertanian dan industri kecil dalam negri.
Perundang undangan memberikan kekuatan yang lebih terhadap BUMN sehingga akuntansi
memiliki peran yang sangat penting. Diasumsikan bahwa perencanaan yang terpusat akan
memunculkan tindakan sesuai birokrasi dan campur tangan negara dalam manajemen.
Laporan keuangan perusahaan yang telah di audit dilaporkan kepada mentri dalam parlemen
dimana menjadi dasar dari akuntabilitas dan perundangan. Anggaran menjadi koordinasi
antara rencana pusat dengan akitivitas BUMN yang menjadi dasar perencanaan dan kontrol
perusahaan. Dalam penelitian Hoque dan Hopper (1994) serta Uddin dan Hopper (1992),
yang meneliti negara Bangladesh, Killick (1978) di negara Ghana, dan Wickramasinghe dan
Hopper (2005) di negara Sri Lanka, ditemukan bahwa diketiga negara membuat regulasi baru
dalam berbagai kebijakan tekait dengan audit, laporan keuangan, perencanaan dan
membentuk satu regulasi baru dan institusi yang menanganinya seperti membentuk
Kementrian Industri, Keuangan dan Perencanaan, serta membentuk komite audit.
MAS dinilai menunjukkan kepercayaan pada perencanaan yang terpusat, kepemilikan umum,
dan industrialisasi, dan menjadikan akuntansi sebagai peran utama.
Ndzinge & Briston
(1999)
Seiler (1966)
Needles (1976)
Enthoven (1982)
Market Capitalism
Kapitalisme pasar awalnya berasal dari World Bank dan IMF yang menetapkan program
penyesuaian struktural (perdagangan bebas, kompetisi, private capital, terbatasnya intervensi
pemerintah, dan reformasi sektor publik) sebelum pemberian pinjaman pada suatu negara.
Program penyesuaian structural (SAP) mengharuskan negara LDC menciptakan kondisi yang
kondusif bagi modal keuangan dan pasar modal internasional dengan menghilangkan subsidi,
pengendalian harga dan halangan import, reorganisasi dan mengurangi kepemilikan publik
Universitas Indonesia
terhadap bank domestic, mempromosikan private banks dan pasar modal domestic, privatisasi
atau menutup SOE, dan memperkenalkan new public management (NPM) dalam
pemerintahan. Ndzinge and Briston (1999) menunjukkan buruknya hubungan antara akuntan
dan ahli ekonomi, dan transfer teknologi akuntansi yang tidak bisa diadaptasi lokal.
Seringkali, profesi non akuntan berasumsi bahwa akuntansi, terutama yang mengikuti standar
internasional, akan memberikan informasi dan keterbukaan bagi pasar modal untuk secara
optimal berinvestasi dan membuat perusahaan bernilai. Namun, SAP menimbulkan
pengendalian yang sewenang-wenang dalam patron politik suatu negara. SAP memberikan
solusi secara makro-ekonomi terhadap permasalahan fiskal.
Mengapa Market Capitalism ?
Kapitalisme pasar dianggap sebagai bentuk normatif yang ideal. World Bank, IMF dan
bantuan dari Barat seperti USAID seringkali dinilai mengabaikan resistensi masyarakat lokal
atas privatisasi, sistem keuangan yang tidak memadai dalam pasar modal, kebutuhan lokal,
kebijakan yang belum memadai, dan bukti yang tidak konklusif bahwa perusahaan privat
memiliki kinerja yang lebih baik daripada SOE (Commander and Killick,1988; Cook and
Kirkpatrick,1995).Talaga dan Ndubizu (1986) menemukan ketegangan antara paradigma
ortodoks dan ekonomi politik dengan akuntansi normatif dan positif . Hal ini menimbulkan
pertanyaan apakah MAS menghasilkan kapitalisme pasar atau apakah membantu pemaksaan
perkembangan politisi fraksi dan pengendalian?
Universitas Indonesia
Velayutham and Perera (1996) mengungkapkan bahwa mereka menekankan perjanjian antara
agen dan principal yang menggambarkan individualisme sedangkan akuntansi Asia dan
Afrika merasionalkan kebersamaan. Namun, jarang ditemukan bukti apakah MAS lebih peka
secara budaya pada perusahaan swasta yang memperkerjakan MOP kapitalis.
Kepemilikan keluarga merupakan hal biasa di LDC namun berdampak pada pengendalian
manajemen yang informal dan sewenang-wenang, penegasan informasi terbatas hanya untuk
keluarga, dan aturan atau kebijakan digantikan oleh hubungan keluarga atau pertemanan
(Black et al,2000). Pembuat kebijakan menilai pengusaha mikro sebagai sumber daya yang
penting atas pekerjaan baru namun terbatas secara keuangan oleh bank yang menggunakan
metode pemberian pinjaman secara konvensional dimana estimasi resiko yang terlalu tinggi
dalam proposal pinjaman, dan memiliki biaya transaksi yang tinggi. Konsekuensinya,
pembiayaan pengembangan meningkat bagi organisasi mikro melalui provider microfinance
seperti bank, koperasi dan NGO. Institusi pembiayaan finansial biasanya memiliki sistem
yang kreatif, simple dan efektif dengan biaya transaksi minimal dalam menghasilkan,
menaksir dan mengganti kerugian pinjaman menggunakan pengendalian sosial dalam
tradisional kultur. Hal ini menunjukkan bahwa akuntansi harus berbaur dengan struktur
social. Penelitian pada perusahaan swasta juga menyatakan bahwa reformasi pasar
mempengaruhi MAS, walaupun Vernon-Wortzel dan Wortzel (1968) berargumen bahwa
kinerja BUMN dapat tercapai dengan memperbaiki pengendalian perubahan kepemilikan.
Banyaknya bukti adopsi MAS kontemporer oleh perusahaan swasta di negara LDC mengikuti
liberalisasi pasar yang terbatas pada penyesuaian budaya, keluarga dan kondisi politik lokal
dinilai akan menghalangi sasaran pembangunan, yaitu :
1. Kekuatan perusahaan multinasional semakin meningkat. Chand and White (2007)
mengungkapkan
bahwa
perusahaan
multinasional
dan
perusahaan
internasional
Universitas Indonesia
Korupsi
di
pemerintahan
mengakibatkan
banyak
dan
dana
buruknya
dari
program
pemerintah
organisasi-organisasi
eksternal
dengan
organisasi-organisasi
swasta,
adanya
korupsi,
NGO
yang
berbeda
dari
organisasi-organisasi
komersial,
tidak
dapat terpenuhi karena rendahnya kapasitas institusi (Mimba et. al, 2007),
ditambah lagi adanya perubahan isu-isu manajemen seperti yang
dikemukakan oleh beberapa peneliti (Diamond, 2004; Hassan, 2005;
Marwata, 2006; Hassan, 2005; Chu and RASK, 2002; Sharma and
Lawrence, 2005; Alam et. al, 2004; dan Dixon, 2004). Everet et al. (2007)
menemukan bahwa penelitian dibidang akuntansi tidak memperhitungkan
variabel
korupsi.
Ekonom
menyebutkan
bahwa
karakteritik
tingkat
semua
masalah
tetapi
diharapkan
dapat
meningkatkan
5. Kesimpulan
Penelitian terkait Sistem Akuntansi Manajemen di negara LDC dengan
tingkat perekonomian dan letak geografis berbeda semakin berkembang,
akan tetapi isu-isu yang diangkat tidak relevan dengan penelitian di
bidang akuntansi. Karakteristik produksi di negara berkembang yang telah
mengalami perubahan dari tradisional ke rezim sosial-kapitalis kemudian
menjadi kapitalisme pasar, menyebabkan tendensi perubahan dalam
karakteristik produksi karena perbedaan kultur dan etnis budaya masingmasing negara.
Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen dengan kultur budaya
Budaya lokal dapat mempengaruhi pertanggungjawaban
dan
masyarakat,
mempengaruhi
hal
dan
tersebut,
keberadaan
serta
NGO
posisi
yang
Sistem
dapat
Akuntansi
Manajemen.
Pengaruh Institusi Eksternal terhadap penerapan kebijakan Sistem
Akuntansi Manajemen.
Masalah yang timbul karena kebijakan politik tidak hanya
terjadi di negara miskin, tetapi juga di negara kaya, seperti di
Luxemburg, Swiss, UK, USA dimana juga terdapat praktek-praktek
korupsi.
Wallace
(1990)
mengungkapkan
bahwa
penerapan
akuntansi
transnasional,
multinasional
organisasi,
Wickramasinghe
(2007)
menunjukkan
adanya
(2004)
menyebutkan
bawa
dunia
akuntansi
7. Future Research
Pengembangan topik di bidang pertanian (yang merupakan sektor
Universitas Indonesia