Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISIii
BAB I PENDAHULUAN1
I.1 Latar Belakang...1
I.2 Rumusan Masalah.....2
I.3 Tujuan Penulisan...........3
BAB II PEMBAHASAN....4
II.1 Pengertian Analgetik...4
II.2 Analgetik Narkotik..6
II.3 Analgetik Non Narkotik..8
II.4 Antiinflamasi..11
II.5 Gout (Pirai)14
BAB III PENUTUP...17
III.1 Kesimpulan...17
III.2 Saran..17
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Farmakologi Toksikologi II dengan judul Analgetik ini dengan tepat waktu.
Dalam makalah ini, kami mengkaji atau mengulas beberapa hal yaitu
tentang pengertian analgetik, , manfaat herbarium serta cara pengolahan
herbarium.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah
mendukung dalam penyelesaian makalah ini.
Kami selaku penulis menyadari bahwa masih perlu adanya penyempurnaan
dalam makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan saran, kritik, dan masukan yang
bersifat konstruktif dan membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga tugas makalah Farmakognosi dengan tema Pengolahan Herbarium
ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca serta khususnya bagi penulis sebagai
penerapan
dalam kehidupan
wawasan dan
pengetahuan.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Nyeri sebenarnya memberikan tanda adanya penyakit atau kelainan
dalam tubuh dan merupakan bagian dari proses penyembuhan (inflamasi).
Nyeri perlu dihilangkan jika telah mengganggu aktifitas tubuh. Analgetik
merupakan obat yang digunakan untuk menghilangkan nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran.
Nyeri merupakan respon langsung terhadap kejadian peristiwa yang
tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan seperti
luka, inflamasi, atau kanker. Nyeri juga dapat dikatakan sebagai perasaan
sensoris dan emosional yang tidak enak dan yang berkaitan dengan
(ancaman) kerusakan jaringan. Nyeri merupakan suatu perasaan pribadi
dimana ambang toleransi nyeri berbeda-beda bagi setiap orang. Ambang nyeri
didefinisikan sebagai tingkat (level), dimana nyeri dirasakan untuk pertama
kali.
Sangat sulit untuk mengukur rasa nyeri, karena derajat nyeri yang
dialami seseorang tidak hanya bergantung pada stimulus dan persepsinya,
tetapi juga pada interpretasi yang bersangkutan. Penggunaan substansi
analgesik untuk menghilangkan nyeri telah diketahui sekurang-kurangnya
sejak masa Hippocrates. Analgesik adalah obat yang mencegah atau
menghilangkan demam.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Analagetik
Analgetik adalah obat atau senyawa yang dipergunakan untuk
mengurangi rasa sakit atau nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Kesadaran
akan perasaan rasa sakit terdiri dari dua proses, yakni penerimaan rangsangan
sakit di bagian otak besar dan reaksi-reaksi emosional dan individu terhadap
perangsang ini. Obat penghalang nyeri (analgetik) mempengaruhi proses
pertama dengan mempertinggi ambang kesadaran akan perasaan sakit,
sedangkan narkotik menekan reaksi-reaksi psikis yang diakibatkan oleh rasa
sakit.
Nyeri sebenarnya berfungsi sebagai tanda adanya penyakit atau
kelainan dalam tubuh dan merupakan bagian dari proses penyembuhan
(inflamasi). Nyeri perlu dihilangkan jika telah mengganggu aktifitas tubuh.
Analgetik merupakan obat yang digunakan untuk menghilangkan nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran.
Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya merupakan suatu gejala, yang
fungsinya adalah melindungi dan memberikan tanda bahaya tentangadanya
gangguan-gangguan di dalam tubuh, seperti peradangan (rematik, encok),
infeksi-infeksi kuman dan kejang-kejang otot. Penyebab rasa nyeri adalah
rangsangan-rangsangan mekanis, fisik atau kimiawi yang dapat menimbulkan
kerusakan kerusakan pada jaringan dan melepaskan zat-zat tertentu yang
disebut mediator-mediator nyeri yang letaknya pada ujung saraf-saraf bebas
mengakibatkan
toleransi
dan
kebiasaan
(habituasi)
serta
dan nyeri yang bersumber dari organ viseral. Penggunaan berulang dan tidak
sesuai aturan dapat menimbulkan toleransi dan ketergantungan. Toleransi
ialah adanya penurunan efek, sehingga untuk mendapatkan efek seperti
semula perlu peningkatan dosis. Karena dapat menimbulkan ketergantungan,
obat golongan ini penggunaanya diawasi secara ketat dan hanya untuk nyeri
yang tidak dapat diredakan oleh AINS.
Nyeri minimal disebabkan oleh dua hal, yaitu iritasi lokal (menstimuli
saraf perifer) dan adanya persepsi (pengenalan) nyeri oleh SSP. Pengenalan
nyeri bersifat psikologis terhadap adanya nyeri lokal yang disampaikan ke
SSP. Analgetik narkotik mengurangi nyeri dengan menurunkan persepsi nyeri
atau menaikkan nilai ambang rasa sakit. Analgetik narkotik tidak
mempengaruhi saraf perifer, nyeri tetap ada tetapi dapat diabaikan atau pasien
dapat mentolerirnya. Untuk mendapatkan efek yang maksimal analgetik
narkotik harus diberikan sebelum nyeri yang hebat datang, seperti sebelum
tindakan bedah.
Semua analgetik narkotik dapat mengurangi nyeri yang hebat, tetapi
potensi, onzet dan efek sampingnya berbeda-beda secara kualitatif maupun
kuantitatif. Efek samping yang paling sering adalah mual, muntah, konstipasi
dan ngantuk. Dosis yang besar dapat menyebabkan hipotensi serta depresi
pernapasan.
Morfin dan petidin merupakan analgetik narkotik yang paling banyak
dipakai untuk nyeri hebat walaupun menimbulkan mual dan muntah. Obat ini
di Indonesia tersedia dalam bentuk injeksi dan masih merupakan standar yang
Morfin HCl
Kodein (tunggal/kombinasi dengan parasetamol)
Fentanil HCl
Peitidin
Tramadol
Khusus untuk tramadol secara kimiawi memang tergolong narkotika
kecil
aspirin
dapat
menghambat
agregasi
trombosit
Obat
ini
bermanfaat
untuk
analgetik
dan
antipiretik.
Efek
timbulnya
tanda-tanda
inflamasi.
PG
disintesi
dan
sintesis PG di uterus.
COX ada dua macam, yaitu COX1 dan COX2. COX1 terdapat pada semua
jaringan di lambung dan berfungsi melindungi mukosa. COX 2 terdapat
diotak, ginjal serta ditempat yang mengalami peradangan. Kebanyakan
AINS bekerja menghambat keduanya sehingga dapat menimbulkan iritasi
lambung. Tetapi kalau menghambat COX2 saja tidak menimbulkan efek
samping iritasi lambung karena COX 2 tidak berfungsi melindungi mukosa
lambung.
a. AINS Non Selektif
iritasi
lambung.
Contohnya
adalah
celecoxib,
selama 24 jam. Jika asam urat diekkresikan lebih dari 100mg/dl per hari,
berarti over produksi, tetapi jika kurang berarti ada gangguan ekskresi. Ini
perlu diketahui karena terkait dengan strategi terapi.
Inflamasi dapat terjadi karena adanya deposit asam urat yang
merangsang fagositosit. Makrofag (neutrofil) masuk ke area yang banyak
mengandung asam urat berada untuk melakukan fagositosis terhadap asam
urat. Aktivitas fagositosis menyebabkan peningkatan kadar asam laktat
sehingga pH dipersendian turun, penurunan pH ini justru mengakibatkan
pembentukan kristal asam urat.
Strategi terapi ada bermacam-macam tergantung pada penyebabnya.
Pada umumnyadigunakan lebih dari satu dari beberapa strategi berikut.
1. Mengurangi sintesis asam urat dengan pemberian allupurinol.
2. Meningkatkan sekresi asam urat dengan zat urikosurik, seperti
sulfipirazon dan probenesid.
3. Menghambap fagositosit dengan AINS dan kolkisin.
4. Mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung purin.
Obat-obat yang digunakan untuk terapi gout:
1. Allupurinol
Obat ini bekerja menghambat sintesis asam urat dengan mengikat enzim
xantin
oksidase
pada
dua
tahap.
Tahap
pertama
menghambat
menghambat
reabsorbsi
tubulus
asam
urat
sehingga
ekskresinya meningkat.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, analgetik dan
antipiretik
adalah
obat
atau
senyawa
yang
dipergunakan
untuk
menghilangkan rasa sakit atau nyeri dan serentak menurunkan suhu tubuh
yang tinggi.
III.2 Saran
Mengingat masalah yang dibahas diatas adalah obat analgetik dan
antipiretik, maka sebagai calon-calon farmasist yang masih menuntut ilmu
haruslah kita terus belajar untuk lebih memahami tentang obat-obatan, baik
analgetik maupun yang lainnya.